Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas berkat Rahmat dan Karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, makalah yang berjudul “ Pancasila
Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia Sejalan dengan historis perjuangan
bangsa Indonesia”. Penyusunan Makalah ini dibuat dengan studi literature dari
berbagai sumber.

Penulisan makalah ini semoga dapat memberikan manfaat kepada para


pembaca mengenai arti penting Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa
Indonesia. Terutama agar masyarakat turut kritis memahami kebijakan pemerintah
agar tidak melenceng dari nilai-nilai pancasila.

Penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, agar dapat menjadi
bahan pertimbangan dan perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3

A. Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia.............................3


B. Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Terhadap Pancasila Sebagai
Dasar Bangsa Indonesia............................................................................7
C. Upaya-Upaya Aktualisasi Dalam Menjaga Nilai Luhur Pancasila............9

BAB III PENUTUP...............................................................................................11

A. Kesimpulan................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila merupakan suatu kesepakatan yang mempunyai makna dan nilai yang
sangat tinggi karena senantiasa dijunjung tinggi dan dihormati, tidak boleh
dikesampingkan dan bersifat imperative. Pancasila yang tercantum dari alinea ke-IV
pembukaan UUD 1945 merupakan hasil kesepakatan PPKI yang mewakili seluruh
bangsa Indonesia, merupakan hasil consensus nasional sehingga pancasila merupakan
perjanjian luhur bangsa Indonesia.

Perjanjian luhur artinya nilai-nilai pancasila sebagai jiwa bangsa dan


kepribadian bangsa disepakati oleh para pendiri Negara (political consensus) sebagai
dasar Negara Indonesia (Bakry, 1994: 161). Kesepakatan para pendiri Negara tentang
pancasila sebagai dasar Negara merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada
waktu itu merupakan sesuatu yang tepat.
Perjanjian luhur rakyat Indonesia adalah suatu perjanjian yang telah disepakati
bersama oleh rakyat Indonesia dan harus diamalkan dan dilestarikan pada saat
bangsa Indonesia bangkit untuk hidup sendiri sebagai bangsa yang merdeka, bangsa
Indonesia sepakat untuk menjadikan pancasila sebagai dasar Negara. Kesepakatan itu
terwujud pada tanggal 18 agustus 1945 dengan di sahkannya pancasila sebagai dasar
Negara oleh Panitia Persiapan Kemedekaan Indonesia (PPKI).
Istilah pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia muncul dalam
pidato kenegaraan Presiden Soekarno didepan siding Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong Royong (DPR-GR) pada tanggal 16 agustus 1967, yang merupakan
kesepakatan bulat-bulat wakil-wakil bangsa Indonesia (PPKI) menjelang dan sesudah
Proklamasi dan Kemerdekaan RI 17 agustus 1945.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penulisan


makalah ini yakni :

1. Apa maksud dari Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia ?


2. Bagaimana pandangan hidup bangsa Indonesia terhadap pancasila sebagai
perjanjian luhur bangsa indonesia ?
3. Apa saja Upaya-Upaya Aktualisasi Dalam Menjaga Nilai Luhur Pancasila ?

C. Tujuan Penulisan

Merujuk dari rumusan masalah yang ada, maka tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai :

1. Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia


2. Pandangan hidup bangsa Indonesia terhadap pancasila sebagai perjanjian luhur
bangsa indonesia
3. Upaya-Upaya Aktualisasi Dalam Menjaga Nilai Luhur Pancasila

D. Manfaat Penulisan

Berdasarkan tujuan yang tertera diatas, maka manfaat dari penulisan makalah
ini adalah :

1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penyusun dan pembaca tentang alasan
pancasila dijadikan sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia
2. Memberikan informasi kepada masyarakat dan pembaca bahwa pancasila
merupakan symbol dari suatu perjanjian luhur bangsa Indonesia yang tidak hanya
sebagai simbolis yang terpanjang tanpa arti
3. Memberikan informasi yang relevan kepada kepenulisan selanjutnya mengenai
pembahasan yang bersangkutan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia


a. Sejarah Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia

Istilah pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia ini muncul dalam
pidato kenegaraan Presiden Soekarno di depan siding Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong Royong (DPR-GR) pada tanggal 16 agustus 1967. Pancasila dinyatakan
sebagai perjanjian seluruh rakyat Indonesia yang berarti pancasila harus di bela untuk
selama-lamanya. Perjanjian luhur yang dimaksud telah dilakukan pada 18 agustus
1945, yakni pada saat Panitia Pelaksana Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai
wakil seluruh rakyat Indonesia menetapkan dasar Negara pancasila secara
konstutional dalam pembukaan UUD 1945.

Pada tanggal 9 Agustus 1945 dibentuk dokuritsu junbi inkai atau Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) seteleh bubarnya BPUPKI, dimana PPKI
menerima rumusan dan sistematika pancasila. Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada awal pembentukannya beranggotakan 21 orang. Izin
pembentukan PPKI diberikan oleh hisaichi terauchi seorang marsekal jepang yang
berada di Saigon. Fungsi panitia menentukan dan menyelesaikan bentuk Negara dan
menuntaskan rancangan hokum dasar selanjutnya disamping itu juga harus
mempersiapkan kemerdekaan Republik Indonesia serta menyelenggarakan Negara
Indonesia merdeka diatas hokum Negara yang sedang disusun. PPKI yang pada
awalnya hanya bertugas memeriksa hasil-hasil Badan Penyelidik, berubah kedudukan
dan fungsinya, seperti :

a. Mewakili seluruh bangsa Indonesia


b. Sebagai pembentuk Negara (yang menyusun pemerintahan Negara Republik
Indonesia setelah proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945)

3
c. Menurut teori hokum, badan seperti ini mempunyai wewenang untuk
meletakan dasar Negara (pokok kaidah negara yang fundamental)

Tanggal 18 Agustus 1945 ini merupakan perjalanan sejarah paling menentukan


bagi rumusan Pancasila, yaitu disahkannya Undang-Undang Dasar untuk negara
Indonesia merdeka. Sementara rumusan Pancasila menjadi bagian dari preambul
(pembukaan) Undang-Undang Dasar negara tersebut. Sebelum perumusan Pancasila
menjadi dasar negara, pada tanggal 18 Agustus 1945 Pukul 11.30, PPKI mengadakan
Sidang Pleno dengan acara pokok membahas Rancangan Hukum Dasar (termasuk
Rancangan Preambule Hukum Dasar) untuk ditetapkan menjadi Undang-Undang
Dasar (termasuk Pembukaan Undang-undang Dasar) suatu Negara yang telah
merdeka ada tanggal 17 Agustus 1945.

Namun, sebelum melaksanakan rapat tersebut, Drs.Moh. Hatta selaku wakil


ketua PPKI mengajak Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Mohammad Hasjim, Mr. Kasman
Singodimedjo, dan Mr. Teuku Mohamad Hasan untuk mengadakan rapat
pendahuluan guna membicarakan masalah yang sangat penting. Rapat tersebut
berlangsung secara singkat dan dalam waktu 15 menit sudah menghasilkan suatu
mufakat di antara kelima tokoh pemimpin bangsa Indonesia tersebut, yaitu bagian
kelima dan baris kedelapan yang berbunyi “Ketuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihilangkan diganti dengan
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Manakala suatu masalah yang begitu serius dan yang
dapat membahayakan keutuhan negara dan bangsa dapat diatasi daam sidang kecil
terbatas dalam waktu yang singkat cukup lima belas menit maka itu adalah suatu
suatu kenyataan dan bukti bahwa pemimpin-pemimpin tersebut pada waktu itu benar-
benar menempatkan kepentingan keutuhan negara dan persatuan bangsa diatas
kepentingan apapun yang lain. (Hatta, 1970:98) Dari sidang pertama PPKI
menghasilkan beberapa keputusan:

4
1. Mengesahkan UUD Negara Republik Indonesia dengan jalan.
a. Menetapkan Pigam Jakarta dengan beberapa perubahan menjadi pembukaan
UUD Negara Republik Indonesia.
b. Menetapkan Rancangan HUkum Dasar dengan beberapa perubahan menjadi
UUD Negara Republik Indonesia, yang kemudian dikenal sebagai UUD
1945.
2. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagi Wakil
Presiden Republik Indonesia.
3. Sebelum terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), kekuasaan
dijalankan oleh Presiden dengan bantuan Komite Nasional Indonesia yang
dikemudian dikenal sebagai Badan Musyawarah Darurat.

Pancasila akhirnya ditetapkan sebagai dasar negara Republik Indonesia pada


sidang pertama PPKI (18 Agustus 1945) yang didahului dengan penetapan
Rancangan Mukadimah (Pembukaan) dan rancangan UUD menjadi Pembukaan dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, secara sah dan resmi
menurut ketentuan yuridis konstitusional.

Pengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia didahului


dengan pengesahan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
yang yang dipimpin langsung oleh Ketua PPKI, Ir. Soekarno. Sebagaimana
disebutkan diatas, bahwa Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan ditetapkan
menjadi Pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia, maka untuk
mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dapat diikuti proses pengesahannya
(sekretariat Negara RI, 1995:413) sebagai berikut:

1. Kata “Pembukaan yang lama” diganti dengan “Pembukaan”


2. Menghilangkan kata “Pernyataan Indonesia Merdeka”
3. Kalimat “Ketuhanan, denagn kewajiban menjalankan syari‟at islam bagi
pemeluk-pemeluknya” diganti dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”

5
Bunyi kelima butir sila Pancasila yang telah ditetapkan secara sah dan resmi
pada sidang pertama PPKI (18 Agustus 1945) adalah sebagai berikut:

Satu : Ketuhanan yang Maha Esa

Dua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Tiga : Persatuan Indonesia

Empat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijak-sanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan

Lima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

b. Arti Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia

Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai pancasila sebagai jiwa bangsa dan


kepribadian bangsa disepakati oleh pendiri Negara (political consensus) sebagai dasar
negara Indonesia (Bakry, 2010:157). Kesepakatan para pendiri Negara tentang
pancasila sebagai dasar Negara merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada
saat itu merupakan suatu hal yang tepat.

Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia artinya sudah menjadi


keputusan bersama dan merupakan keputusan terakhir yang di ambil bangsa
Indonesia yang tidak boleh di ganggu gugat dan diperjuangkan sampai akhir hayat
bangsa Indonesia. Perjanjian tersebut harus dilestarikan dan dijaga keutuhannya
hingga akhir hayat Bangsa Indonesia.

Kadang kala nilai-nilai luhur yang ada dalam pancasila yang merupakan
penjelmaan dari seluruh bangsa Indonesia tidak dipraktekan dalam kehidupan sehari-
hari tetapi diabaikan sehingga akibat dari itu nilai-nilai luhur tersebut dengan
sendirinya akan hilang. Menyadari bahwa untuk kelestarian nilai-nilai pancasila itu
perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamatan nilai-

6
nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu setiap warga Negara
Indonesia, penyelenggara Negara, serta kelembagaan kenegaraan, lembaga
masyarakat baik dipusat maupun didaerah harus sama-sama mengamalkan nilai-nilai
pancasila demi kelestariannya.

B. Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Terhadap Pancasila Sebagai Dasar


Negara

Dalam pandangan hidup terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang


dicita-citakan oleh sesuatu bangsa, terkandung pikiran yang dianggap baik. Oleh
karena itu pandangan hidup suatu bangsa merupakan masalah yang sangat asasi bagi
kekokohan dan kelestarian suatu bangsa. Negara Republik Indonesia memang
tergolong muda dalam barisan Negara-negara lain di dunia. Tetapi bangsa Indonesia
lahir dari sejarah dan kebudayaan yang tua, melalui gemilangnya Kerajaan Sriwijaya,
Majapahit dan Mataram.  Kemudian mengalami penderitaan penjajahan sepanjang
tiga setengah abad, sampai akhirnya bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia
untuk merebut kembali kemerdekaan nasionalnya sama tuanya dengan sejarah
penjajahan itu sendiri.

Bangsa Indonesia lahir menurut cara dan jalan yang ditempuhnya sendiri yang
merupakan hasil antara proses sejarah di masa lampau, tantangan perjuangan dan
cita-cita hidup di masa yang akan datang, yang secara keseluruhan membentuk
kepribadianya sendiri. Oleh karena itu bangsa Indonesia lahir dengan kepribadianya
sendiri, yang bersamaan dengan lahirnya bangsa dan Negara itu, kepribadian itu
ditekankan sebagai pandangan hidup dan dasar Negara Pancasila. Bangsa Indonesia
lahir dengan kekuatan sendiri, maka percaya pada diri sendiri juga merupakan salah
satu ciri kepribadian bangsa Indonesia. Karena itulah, Pancasila bukan lahir secara
mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui proses yang panjang,
dimatangkan oleh sejarah perjungan bangsa kita sendiri, dengan melihat pengalaman

7
bangsa-bangsa lain, dengan diilhami oleh bangsa kita dan gagasan-gagasan besar
bangsa kita sendiri.

Karena Pancasila sudah merupakan pandangan hidup yang berakar dalam


kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai Dasar Negara yang mengatur hidup
ketatanegaraan. Hal ini tampak dalam sejarah bahwa meskipun dituangkan dalam
rumusan yang agak berbeda, namun dalam tiga buah UUD yang pernah kita miliki 
yaitu dalam pembukaan UUD 1945, Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia
Serikat dan UUD sementara Republik Indonesia tahun 1950 Pancasila itu tetap
tercantum di dalamnya.

Pancasila yang selalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional kita,


Pancasila selalu menjadi pegangan bersama pada saat terjadi krisis nasional dan
ancaman terhadap eksistensi bangsa kita, merupakan bukti sejarah bahwa Pancasila
memang selalu dikehendaki oleh bangsa Indonesia sebagai dasar kerohanian bangsa,
dikehendaki sebagai Dasar Negara.

Manusia yang diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa, dikodratkan hidup
secara berkelompok. Kelompok manusia itu akan selalu mengalami perubahan dan
perkembangan. Perkembangan manusia dari yang mengelompok sampai pada suatu
keadaan dimana mereka itu terjalin ikatan hubungan yang kuat dan serasi. Ini adalah
pertanda adanya kelompok manusia dengan ciri-ciri kelompok tertentu, yang
membedakan mereka dengan kelompok-kelompok manusia lainya. Kelopmok ini
membesar dan menjadi suku-suku bangsa. Tiap suku bangsa dibedakan oleh
perbedaan nilai-nilai dan moral yang mereka patuhi bersama. Berdasarkan hal ini kita
dapat menyebutkan adanya kelompok suku bangsa Minangkabau, Batak, Jawa,
Flores, Sunda, Madura, dan lain sebagainya. Semua suku itu adalah modal dasar
terbentuknya kesadaran berbangsa dan adanya bangsa Indonesia yang kita miliki
adalah bagian dari bangsa itu sekarang ini.

8
Kelompok-kelompok manusia tersebut dikatakan suku bangsa, karena
mempunyai tujuan hidup. Tujuan hidup kelompok ini akan membedakan mereka
dengan kelompok suku bangsa lain di Nusantara. Jadi kita kenal dengan pandangan
hidup suku Jawa, Sunda, Batak, Flores, Madura, dan lain-lain sebagainya.

Pandangan hidup merupakan wawasan atau cara pandang mereka untuk


memenuhi kehidupan di dunia dan bekal di hari akhir. Bangsa Indonesia yang terdiri
dari suku bangsa tersebut, meyakini adanya kehidupan di dunia dan hari akhir.
Berdasarkan hal tersebut kita menemukan persamaan pandangan hidup di antara
suku-suku bangsa di tanah air ini, ialah keyakinan mereka adanya dua dunia
kehidupan.

Inilah yang menyatukan pandangan hidup bangsa Indonesia, walaupun mereka


terdiri atas berbagai suku yang berbeda. Bangsa Indonesia yang terikat oleh
keyakinan Kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan kuatnya tradisi sebagai norma dan
nilai kehidupan dalam masyarakat adalah tali persamaan pandangan hidup antara
berbagai suku bangsa di Nusantara ini. Pandangan hidup kita berbangsa dan
bernegara tersimpul dalam falsafah kita Pancasila.

Pancasila memberikan pancaran dan arah untuk setiap orang Indonesia tentang
masa depan yang  ditempuhnya. Inilah pandangan hidup bangsa Indonesia
sebagaimana tertuang dalam kelima Sila Pancasila.

C. Upaya – Upaya Aktualisasi Dalam Menjaga Nilai Luhur Pancasila

Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari


kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi
penerus bangsa harus mampu menjaga nilai-nilai tersebut. Untuk itu perlu adanya
berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam menjaga
nilai luhur pancasila. Upaya-upaya tersebut antara lain:

9
1. Melalui pendidikan dengan menambahkan mata pelajaran khusus pancasila pada
setiap satuan pendidikan bahkan sampai keperguruan tinggi.
2. Lebih memasyarakatkan pancasila.
3. Menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
pancasila.
5. Menolak dengan tegas paham-paham yang betentangan dengan pancasila.

Melihat besarnya fungsi dan nilai pancasila maka sebagai generasi muda yang
meneruskan perjuagan bangsa Indonesia kelak, perlu memelihara dan melestarikan
dengan menghayati sert mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Istilah pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia ini muncul dalam
pidato kenegaraan Presiden Soekarno di depan siding Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong Royong (DPR-GR) pada tanggal 16 agustus 1967. Pancasila dinyatakan
sebagai perjanjian seluruh rakyat Indonesia yang berarti pancasila harus di bela untuk
selama-lamanya. Perjanjian luhur yang dimaksud telah dilakukan pada 18 agustus
1945, yakni pada saat Panitia Pelaksana Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai
wakil seluruh rakyat Indonesia menetapkan dasar Negara pancasila secara
konstutional dalam pembukaan UUD 1945.

Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia artinya sudah menjadi


keputusan bersama dan merupakan keputusan terakhir yang di ambil bangsa
Indonesia yang tidak boleh di ganggu gugat dan diperjuangkan sampai akhir hayat
bangsa Indonesia. Perjanjian tersebut harus dilestarikan dan dijaga keutuhannya
hingga akhir hayat Bangsa Indonesia.

Kadang kala nilai-nilai luhur yang ada dalam pancasila yang merupakan
penjelmaan dari seluruh bangsa Indonesia tidak dipraktekan dalam kehidupan sehari-
hari tetapi diabaikan sehingga akibat dari itu nilai-nilai luhur tersebut dengan
sendirinya akan hilang. Menyadari bahwa untuk kelestarian nilai-nilai pancasila itu
perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamatan nilai-
nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu setiap warga Negara
Indonesia, penyelenggara Negara, serta kelembagaan kenegaraan, lembaga
masyarakat baik dipusat maupun didaerah harus sama-sama mengamalkan nilai-nilai
pancasila demi kelestariannya. . Untuk itu perlu adanya berbagai upaya yang

11
didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam menjaga nilai luhur pancasila.
Upaya-upaya tersebut antara lain:

1. Melalui pendidikan dengan menambahkan mata pelajaran khusus pancasila


pada setiap satuan pendidikan bahkan sampai keperguruan tinggi.
2. Lebih memasyarakatkan pancasila.
3. Menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
pancasila.
5. Menolak dengan tegas paham-paham yang betentangan dengan pancasila.

12
DAFTAR PUSTAKA

A.M.W. Pranaka. 1985. Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta:Centre of


strategic and international studies

A.T. Soegito. 2016. Pendidikan Pancasila. Semarang:UNNES Press

Bakry, Noor Ms. 2010. Pendidikan Pancasila. Pustaka Belajar : Yogyakarta

Safrudin Bahar. 1991. Perjuangan Menuju Persatuan dan Kesatuan Bangsa.


Semarang: Mandira Jaya Abadi

Sunoto. 1985. Mengenal Filsafat Pancasila II. Yogyakarta: Hanindita

Sarinah, dkk. 2016. Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN di


Perguruan Tinggi). Yogyakarta: Deepublish.

Setijo, Pandji. 2006. Pendidikan pancasila. Jakarta: Grasindo.

Soegito, Ari Tri, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.

Wahyu Widodo. 2015. Pendidikan Pancasila, Hakekat, Penghayatan,dan Nilai-Nilai


dalam Pancasila. Yogyakarta: Andi Offset

13

Anda mungkin juga menyukai