Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas berkat Rahmat dan Karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, makalah yang berjudul “ Pancasila
Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia Sejalan dengan historis perjuangan
bangsa Indonesia”. Penyusunan Makalah ini dibuat dengan studi literature dari
berbagai sumber.
Penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, agar dapat menjadi
bahan pertimbangan dan perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Kesimpulan................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan suatu kesepakatan yang mempunyai makna dan nilai yang
sangat tinggi karena senantiasa dijunjung tinggi dan dihormati, tidak boleh
dikesampingkan dan bersifat imperative. Pancasila yang tercantum dari alinea ke-IV
pembukaan UUD 1945 merupakan hasil kesepakatan PPKI yang mewakili seluruh
bangsa Indonesia, merupakan hasil consensus nasional sehingga pancasila merupakan
perjanjian luhur bangsa Indonesia.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Merujuk dari rumusan masalah yang ada, maka tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai :
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan yang tertera diatas, maka manfaat dari penulisan makalah
ini adalah :
1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penyusun dan pembaca tentang alasan
pancasila dijadikan sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia
2. Memberikan informasi kepada masyarakat dan pembaca bahwa pancasila
merupakan symbol dari suatu perjanjian luhur bangsa Indonesia yang tidak hanya
sebagai simbolis yang terpanjang tanpa arti
3. Memberikan informasi yang relevan kepada kepenulisan selanjutnya mengenai
pembahasan yang bersangkutan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia ini muncul dalam
pidato kenegaraan Presiden Soekarno di depan siding Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong Royong (DPR-GR) pada tanggal 16 agustus 1967. Pancasila dinyatakan
sebagai perjanjian seluruh rakyat Indonesia yang berarti pancasila harus di bela untuk
selama-lamanya. Perjanjian luhur yang dimaksud telah dilakukan pada 18 agustus
1945, yakni pada saat Panitia Pelaksana Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai
wakil seluruh rakyat Indonesia menetapkan dasar Negara pancasila secara
konstutional dalam pembukaan UUD 1945.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 dibentuk dokuritsu junbi inkai atau Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) seteleh bubarnya BPUPKI, dimana PPKI
menerima rumusan dan sistematika pancasila. Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada awal pembentukannya beranggotakan 21 orang. Izin
pembentukan PPKI diberikan oleh hisaichi terauchi seorang marsekal jepang yang
berada di Saigon. Fungsi panitia menentukan dan menyelesaikan bentuk Negara dan
menuntaskan rancangan hokum dasar selanjutnya disamping itu juga harus
mempersiapkan kemerdekaan Republik Indonesia serta menyelenggarakan Negara
Indonesia merdeka diatas hokum Negara yang sedang disusun. PPKI yang pada
awalnya hanya bertugas memeriksa hasil-hasil Badan Penyelidik, berubah kedudukan
dan fungsinya, seperti :
3
c. Menurut teori hokum, badan seperti ini mempunyai wewenang untuk
meletakan dasar Negara (pokok kaidah negara yang fundamental)
4
1. Mengesahkan UUD Negara Republik Indonesia dengan jalan.
a. Menetapkan Pigam Jakarta dengan beberapa perubahan menjadi pembukaan
UUD Negara Republik Indonesia.
b. Menetapkan Rancangan HUkum Dasar dengan beberapa perubahan menjadi
UUD Negara Republik Indonesia, yang kemudian dikenal sebagai UUD
1945.
2. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagi Wakil
Presiden Republik Indonesia.
3. Sebelum terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), kekuasaan
dijalankan oleh Presiden dengan bantuan Komite Nasional Indonesia yang
dikemudian dikenal sebagai Badan Musyawarah Darurat.
5
Bunyi kelima butir sila Pancasila yang telah ditetapkan secara sah dan resmi
pada sidang pertama PPKI (18 Agustus 1945) adalah sebagai berikut:
Kadang kala nilai-nilai luhur yang ada dalam pancasila yang merupakan
penjelmaan dari seluruh bangsa Indonesia tidak dipraktekan dalam kehidupan sehari-
hari tetapi diabaikan sehingga akibat dari itu nilai-nilai luhur tersebut dengan
sendirinya akan hilang. Menyadari bahwa untuk kelestarian nilai-nilai pancasila itu
perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamatan nilai-
6
nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu setiap warga Negara
Indonesia, penyelenggara Negara, serta kelembagaan kenegaraan, lembaga
masyarakat baik dipusat maupun didaerah harus sama-sama mengamalkan nilai-nilai
pancasila demi kelestariannya.
Bangsa Indonesia lahir menurut cara dan jalan yang ditempuhnya sendiri yang
merupakan hasil antara proses sejarah di masa lampau, tantangan perjuangan dan
cita-cita hidup di masa yang akan datang, yang secara keseluruhan membentuk
kepribadianya sendiri. Oleh karena itu bangsa Indonesia lahir dengan kepribadianya
sendiri, yang bersamaan dengan lahirnya bangsa dan Negara itu, kepribadian itu
ditekankan sebagai pandangan hidup dan dasar Negara Pancasila. Bangsa Indonesia
lahir dengan kekuatan sendiri, maka percaya pada diri sendiri juga merupakan salah
satu ciri kepribadian bangsa Indonesia. Karena itulah, Pancasila bukan lahir secara
mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui proses yang panjang,
dimatangkan oleh sejarah perjungan bangsa kita sendiri, dengan melihat pengalaman
7
bangsa-bangsa lain, dengan diilhami oleh bangsa kita dan gagasan-gagasan besar
bangsa kita sendiri.
Manusia yang diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa, dikodratkan hidup
secara berkelompok. Kelompok manusia itu akan selalu mengalami perubahan dan
perkembangan. Perkembangan manusia dari yang mengelompok sampai pada suatu
keadaan dimana mereka itu terjalin ikatan hubungan yang kuat dan serasi. Ini adalah
pertanda adanya kelompok manusia dengan ciri-ciri kelompok tertentu, yang
membedakan mereka dengan kelompok-kelompok manusia lainya. Kelopmok ini
membesar dan menjadi suku-suku bangsa. Tiap suku bangsa dibedakan oleh
perbedaan nilai-nilai dan moral yang mereka patuhi bersama. Berdasarkan hal ini kita
dapat menyebutkan adanya kelompok suku bangsa Minangkabau, Batak, Jawa,
Flores, Sunda, Madura, dan lain sebagainya. Semua suku itu adalah modal dasar
terbentuknya kesadaran berbangsa dan adanya bangsa Indonesia yang kita miliki
adalah bagian dari bangsa itu sekarang ini.
8
Kelompok-kelompok manusia tersebut dikatakan suku bangsa, karena
mempunyai tujuan hidup. Tujuan hidup kelompok ini akan membedakan mereka
dengan kelompok suku bangsa lain di Nusantara. Jadi kita kenal dengan pandangan
hidup suku Jawa, Sunda, Batak, Flores, Madura, dan lain-lain sebagainya.
Pancasila memberikan pancaran dan arah untuk setiap orang Indonesia tentang
masa depan yang ditempuhnya. Inilah pandangan hidup bangsa Indonesia
sebagaimana tertuang dalam kelima Sila Pancasila.
9
1. Melalui pendidikan dengan menambahkan mata pelajaran khusus pancasila pada
setiap satuan pendidikan bahkan sampai keperguruan tinggi.
2. Lebih memasyarakatkan pancasila.
3. Menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
pancasila.
5. Menolak dengan tegas paham-paham yang betentangan dengan pancasila.
Melihat besarnya fungsi dan nilai pancasila maka sebagai generasi muda yang
meneruskan perjuagan bangsa Indonesia kelak, perlu memelihara dan melestarikan
dengan menghayati sert mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istilah pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia ini muncul dalam
pidato kenegaraan Presiden Soekarno di depan siding Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong Royong (DPR-GR) pada tanggal 16 agustus 1967. Pancasila dinyatakan
sebagai perjanjian seluruh rakyat Indonesia yang berarti pancasila harus di bela untuk
selama-lamanya. Perjanjian luhur yang dimaksud telah dilakukan pada 18 agustus
1945, yakni pada saat Panitia Pelaksana Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai
wakil seluruh rakyat Indonesia menetapkan dasar Negara pancasila secara
konstutional dalam pembukaan UUD 1945.
Kadang kala nilai-nilai luhur yang ada dalam pancasila yang merupakan
penjelmaan dari seluruh bangsa Indonesia tidak dipraktekan dalam kehidupan sehari-
hari tetapi diabaikan sehingga akibat dari itu nilai-nilai luhur tersebut dengan
sendirinya akan hilang. Menyadari bahwa untuk kelestarian nilai-nilai pancasila itu
perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamatan nilai-
nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu setiap warga Negara
Indonesia, penyelenggara Negara, serta kelembagaan kenegaraan, lembaga
masyarakat baik dipusat maupun didaerah harus sama-sama mengamalkan nilai-nilai
pancasila demi kelestariannya. . Untuk itu perlu adanya berbagai upaya yang
11
didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam menjaga nilai luhur pancasila.
Upaya-upaya tersebut antara lain:
12
DAFTAR PUSTAKA
Soegito, Ari Tri, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
13