DISUSUN OLEH:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HARAPAN MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Penulis panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Inovasi
Makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya oleh seluruh anggota kelompok serta
mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
Terlepas dari segala hal tersebut, Penulis sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya penulis
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
Akhir kata penulis berharap semoga makalah dapat memberikan manfaat maupun
Mona Tarisa
214020014
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
yang bertugas untuk menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat di seluruh Indonesia. Polri
awalnya merupakan bagian dari ABRI atau Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada era
orde baru, namun saat ini Polri menjadi suatu institusi sipil di bawah perintah Presiden
Republik Indonesia.
Aparat kepolisian di Indonesia memiliki tugas dan peran yang secara umum sama
seperti kepolisian pada negara lain, tentunya untuk menjamin keamanan dan ketertiban
suatu tindak pidana seperti hal yang mengganggu ketertiban, kekerasan, kriminalitas,
demonstran, hingga mafia. Bahkan kepolisian memiliki akses khusus seluruh data keamanan
hingga banyak kasus besar yang telah ditangani oleh Polri. Banyak pula tokoh-tokoh penting
dari institusi Polri yang menjadi nama besar dan dikenang oleh masyarakat karena citranya
yang sangat terkenal seperti Jenderal Hoegeng dan Komjen Moh. Jasin pada masa lampau.
Sekarang ini terdapat banyak aparat dari Polri yang dikenal oleh masyarakat seperti
Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Jenderal Idham Azis, Kombes Krishna Murti, dan lain
sebagainya. Namun, banyak pula aparat Polri yang memiliki citra buruk karena melakukan
tindak kriminal dan melanggar peraturan yang telah dibuat oleh Polri, sebut saja kasus Ferdy
Sambo yang sangat luar biasa karena melibatkan internal institusi Polri dan kasus narkoba oleh
Indonesia, ternyata tidak sedikit kasus pidana yang dilakukan oleh aparat Polri itu sendiri.
Pihak-pihak yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik, melakukan kriminalitas, hingga
tindak pidana sepatutnya mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatan yang
dilakukannya. Namun hal ini tentu menyebabkan citra Polri di masyarakat menurun, hal ini
senada seperti yang telah diucapkan oleh Presiden Joko Widodo yang mengatakan bahwa
Untuk itu kedudukan Polri sebagai instansi keamanan masih diragukan, sebab
kriminalitas masih tinggi. Tentu masyarakat sangat menginginkan Polri yang memiliki wibawa
yang tinggi dan loyal terhadap negara tanpa melakukan kejahatan seperti pelaku kriminal.
Institusi Polri sendiri saat ini sedang berbenah untuk memperbaiki fundamental internalnya
agar senantiasa mengayomi masyarakat dan dapat mengembalikan rasa kepercayaan yang
Dari latar belakang yang dijelaskan, maka disusunlah rumusan masalah sebagai berikut:
Dari rumusan masalah di atas, maka disusunlah tujuan makalah sebagai berikut:
Indonesia.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Indonesia yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden. Polri didirikan sejak awal
Jepang yang pada saat itu telah menyerah. Pada awalnya kepolisian berada dalam lingkungan
Kementerian Dalam Negeri dengan nama Djawatan Kepolisian Negara yang hanya
Jaksa Agung.
Sejak tanggal 1 Juli 1946 kepolisian ditetapkan oleh pemerintah untuk bertanggung
jawab langsung kepada Perdana Menteri. Kemudian tanggal 1 Juli diperingati sebagai Hari
Februari 1948 dikeluarkan Tap Pemerintah No. 1 tanggal 4 Februari 1948 yang menetapkan
bahwa Polri dipimpin langsung oleh presiden dan wakil presiden dalam kedudukan sebagai
Sejak awal kemerdekaan hingga awal era 1950an, Polri belum memiliki kantor utama
sehingga pada masa itu kantor Polri di Jakarta memakai kantor bekas masa Belanda yaitu
Hoofd van de Dienst der Algemene Politie di gedung Departemen Dalam Negeri. Kemudian
pemerintah merencanakan pendirian kantor sendiri di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang
3
2.1.2. Dasar Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia
Polisi merupakan alat negara yang mempunyai tugas utama menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat. Dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
(POLRI) merupakan lembaga eksekutif dalam hal menjaga keamanan Negara, serta alat negara
yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum,
serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu tugas Polisi dalam
menjalankan perannya dalam masyarakat adalah sebagai penyidik. Hal ini berdasarkan
Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Kepolisian diberi wewenang dalam hal melaksanakan tugas sebagai penyelidik dan penyidik.
Dalam melaksanakan tugas di lapangan, aparat kepolisian sering kali harus berhadapan
dengan situasi, kondisi, atau permasalahan yang mendesak, sehingga perlu menunggunakan
kekuatan. Hal tersebut telah diatur dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia No. 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan Kepolisian.
Peraturan tersebut dikeluarkan sebagai pedoman bagi anggota Kepolisian dalam penggunaan
kekuatan di lapangan, sehingga pelaksanaan tugas tersebut dapat dilakukan dengan standar
Pasal 3 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 1 Tahun 2009 meliputi:
1. Prinsip legalitas, yang berarti bahwa semua tindakan kepolisian harus sesuai dengan
4
2. Prinsip nesesitas, yang berarti bahwa penggunaan kekuatan dapat dilakukan bila
memang diperlukan dan tidak dapat dihindarkan berdasarkan situasi yang dihadapi.
secara seimbang antara ancaman yang dihadapi dan tingkat kekuatan atau respon
berlebihan.
4. Prinsip kewajiban umum, yang berarti bahwa anggota Polri diberi kewenangan untuk
bertindak atau tidak bertindak menurut penilaian sendiri, untuk menjaga, memelihara
6. Prinsip masuk akal (reasonable), yang berarti bahwa tindakan kepolisian diambil
dengan mempertimbangkan secara logis situasi dan kondisi dari ancaman atau
Dalam menjalankan tugas sebagai seorang penyidik maupun penyelidik, Polisi yang
telah mendapatkan izin dapat pula diperlengkapi dengan penggunaan senjata api. Namun
dalam tindakan kepolisian harus dilakukan dengan cara yang tidak bertentangan dengan
aturan hukum, selaras dengan kewajiban hukum dan tetap menghormati atau
Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 13:
5
1. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.
2. Menegakkan hukum.
Tugas pokok kepolisian dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Pasal 13 tersebut
dapat diperinci dalam Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dalam Pasal 14 ayat (1) merupakan tugas kepolisian
tugas kepolisian ini dapat mengantisipasi era globalisasi yang berkembang dan tentunya
kejahatan yang kian marak. Sehingga kepolisian dituntut harus lebih profesional dalam
melaksanakan tugasnya, salah satunya yakni dalam menangani kejahatan dibidang minuman
Polri dalam upaya memenuhi kebutuhan personel, khususnya yang berpangkat Bintara,
maka dilaksanakan proses seleksi Bintara Polri bertahap oleh Kapolri. Pada pelaksanaan
seleksi tersebut, Kapolri mendeligasikan kewenangan kepada Kapolda dan jajaran melalui
seleksi penerimaan Bintara Polri yang dilaksanakan masing - masing Kepolisian Daerah. Hal
ini dilakukan untuk memenuhi standar rasio jumlah personel Polri sesuai dengan DSP (Daftar
Syarat penerimaan calon anggota Polri telah diatur dalam Pasal 21 (1) Undang-Undang
No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berbunyi “Untuk
diangkat menjadi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia seorang calon harus
6
c. Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD
berdasarkan anggaran yang ada. Dimana kegiatan rekrutmen ini di desain terintegrasi melalui
mekanisme rangkaian tahapan seleksi yang terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
Sosialisasi dan kampanye dilaksanakan pada Tingkat Daerah (Polda) maupun pada
yang dilaksanakan secara terus menerus sepanjang tahun tentang proses kegiatan
rekrutmen anggota Polri disertai dengan penjelasan tata cara pendaftaran, persyaratan
maupun tahapan seleksi guna menarik minat dan meningkatkan animo masyarakat,
dengan sasaran kegiatan sosialisasi dan kampanye adalah seluruh lapisan masyarakat
baik diperkotaan dan pedesaan, pemuda pemudi putra daerah setempat yang sudah
berkumpulnya masyarakat.
7
2. Pendaftaran
Proses pendaftaran dilaksanakan secara langsung oleh pendaftar dengan alamat website
3. Tahapan Seleksi
Tahapan seleksi rekrutmen Bintara Polri di Polda Kalteng dilaksanakan pada Tingkat
Polres selaku Panitia Pembantu Penerimaan (Panbanrim) dan pada Tingkat Polda
selaku Panitia Daerah (Panda), tahapan seleksi yang dilaksanakan dengan mendasari
ketentuan yang telah ditetapkan dari Panitia Pusat/Mabes Polri dengan menggunakan
Berikutnya, terdapat peraturan yang dibuat untuk mengatur tentang penerimaan calon
anggota Polri yaitu Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2016 tentang Penerimaan Calon Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Salah satu
pasal yang menjelaskan tentang bagaimana perekrutan dijelaskan pada Pasal 2 yang berbunyi,
a. Bersih, yaitu Penerimaan Calon Anggota Polri dilakukan secara obyektif, jujur, adil
b. Transparan, yaitu Penerimaan Calon Anggota Polri dilakukan secara terbuka dengan
c. Akuntabel, yaitu proses dan hasil Penerimaan Calon Anggota Polri dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Humanis, yaitu Penerimaan Calon Anggota Polri dilakukan dengan sikap ramah,
8
2.3. Kedudukan Kepolisian Negara Republik Indonesia Sebagai Lembaga Independen
penting dalam negara hukum. Kehidupan hukum sangat ditentukan oleh faktor struktur atau
lembaga hukum, disamping faktor-faktor lain, seperti faktor substansi hukum dan faktor kultur
hukum.
Di dalam Keputusan Presiden Nomor 70 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam pasar 3 disebutkan, bahwa organisasi Polri
disusun secara berjenjang dari tingkat pusat sampai ke kewilayahan. Jenjang di tingkat pusat
disebut Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia disingkat Mabes Polri dan
ditingkat kewilayahan disebut Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah disingkat Polda.
memiliki unsur-unsur.
Dalam beberapat peraturan perundang-undangan, yakni pasal 30 ayat (4) UUD 1945,
pasal 6 ayat (1) Ketetapan MPR RI No.VII/MPR/2000, dan pasal 5 ayat (1) UU No. 2 Tahun
2002, bahwa kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjalankan
salah satu fungsi pemerintahan terutama di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban
bagi eksistensi Kepolisian Negara Republik Indonesia dan sekaligus menegaskan perbedaan
peran kepolisian dengan tentara, disamping itu memisahkan secara tegas eksistensi lembaga
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri),
sehingga tidak ada lagi lembaga Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sebagai
9
wadah untuk mengintegrasikan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara
Selain itu, dalam Keputusan Presiden No. 89 Tahun 2000 dirumuskan dalam pasal 1,
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai lembaga pemerintahan, yang dapat dimaknai
Salah satu fungsi pemerintahaan yang dimaksud dalam pasal 2 dikaitkan dengan
rumusan pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 yang mengandung makna yang sama
dengan tugas pokok kepolisian, sehingga fungsi kepolisian juga sebagai tugas pokok
kepolisian.
Dengan demikian, tugas pokok Kepolisian dapat dimaknai sebagai fungsi utama
kepolisian yang merupakan salah satu fungsi pemerintahan. Istilah pemerintah disini
yang salah satu tugas dan wewenangnya adalah memelihara keamanan dan ketertiban
Rumusan fungsi kepolisian dalam UUD 1945 ini memiliki dua makna, yakni fungsi
yang melekat sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, dan
tugas yang dijalankan, yakni melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan
hukum. Di dalam undang-undang dimaksud fungsi kepolisian diartikan sebagai tugas dan
wewenang, sehingga fungsi kepolisian yang dimaksud dalam pasal 2 Undang-undang No. 2
Tahun 2002 yang menyebutkan “Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan
10
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat”, adalah merupakan tugas dan
Menurut Keppres No. 89 Tahun 2000, tugas pokok kepolisian dirumuskan sebagai
berikut:
b. Menegakkan hukum.
Sedangkan tugas pokok kepolisian yang dirumuskan dalam Keputusan Presiden No. 89
Tahun 2000 meliputi: menegakkan hukum; ketertiban umum dan memelihara keamanan dalam
negeri. Luasnya lingkup tugas dan wewenang menyelenggarakan pemerintahan ini sejalan
dengan semakin luasnya tugas-tugas dan wewenang negara, yang dapat dikelompokkan, antara
lain:
b. Menyelenggarakan tata usaha pemerintahan mulai dari surat menyurat sampai kepada
e. Dan lain-lain.
11
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Indonesia yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden. Pada awalnya kepolisian
berada dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri dengan nama Djawatan Kepolisian
bertanggung jawab kepada Jaksa Agung. Sejak tanggal 1 Juli 1946 kepolisian ditetapkan oleh
pemerintah untuk bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri. Kemudian tanggal 1
Polisi merupakan alat negara yang mempunyai tugas utama menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat. Dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
(POLRI) merupakan lembaga eksekutif dalam hal menjaga keamanan Negara, serta alat negara
yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum,
serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
Polri dalam upaya memenuhi kebutuhan personel, khususnya yang berpangkat Bintara,
maka dilaksanakan proses seleksi Bintara Polri bertahap oleh Kapolri. Pada pelaksanaan
seleksi tersebut, Kapolri mendeligasikan kewenangan kepada Kapolda dan jajaran melalui
seleksi penerimaan Bintara Polri yang dilaksanakan masing - masing Kepolisian Daerah.
Syarat penerimaan calon anggota Polri telah diatur dalam Pasal 21 (1) Undang-Undang No. 2
12
Di dalam Keputusan Presiden Nomor 70 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam pasar 3 disebutkan, bahwa organisasi Polri
disusun secara berjenjang dari tingkat pusat sampai ke kewilayahan. Jenjang di tingkat pusat
disebut Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia disingkat Mabes Polri dan
ditingkat kewilayahan disebut Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah disingkat Polda.
memiliki unsur-unsur.
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu tugas Polisi dalam
Mencermati hukum positif di Indonesia minimal ada empat instrumen hukum yang
mengatur tentang kedudukan Polri, yakni Ketetapan MPR RI No. VII/MPR/ 2000, Keputusan
Presiden No. 89 Tahun 2000, Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, dan Keputusan Presiden No. 70 Tahun 2002 tentang Organisasi Tata Kerja
13
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairul. 1999. Konstitusi dan Kelembagaan Negara. Jakarta: CV. Novindo Pustaka
Mandiri.
Jannah, Sinta M., Chasanah, Uswatun., Hastuti, Yuni T. 2016. Lembaga-Lembaga Independen.
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Sadijono, 2010. Memahami Hukum Kepolisian. Cetakan I. Yogyakarta: PT. Laksbang Presindo
Indonesia Sebagai Pelindung Pengayom dan Penegak Hukum. Jurnal Inovatif. 7(3).
hal. 59-78.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan
14