Mengenai
Negara dan Sistem Pemerintahan
Laporan Ini Disusun Sebagai Bukti Hasil Tugas Kelompok
Disusun Oleh
Muhammad Chandra Nugraha 11015004
Qony Sya’bany Zen 10418022
Dede Risman 10418023
Muhammad Rizki Ramdhani 10418029
Risyad Amal Mutamar 10418031
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kami nikmat
iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan tugas penulisan laporan tentang “Negara dan Sistem Pemerintahan”. Shalawat
serta salam tidak lupa kami haturkan untuk junjungan nabi Agung kami semua, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kami semua.
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk Ibu
Dr. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.SI. selaku dosen mata kuliah Kewarganegaraan
Universitas Komputer Indonesia yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Kami juga berharap dengan sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta
bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait merancang makalah
.Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan
saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis kembali. Di akhir kami berharap
makalah ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
ii
Daftar Isi
iii
Daftar Gambar
iv
Bab I
Pendahuluan
1
tidak langsung harus mengikuti konfigurasi politik tersebut. Demikian pula dengan
fungsi kelembagaan yang dimiliki DPR.2 Jika keadaan ingin berubah, dalam arti
produk hukum benar-benar bisa memberikan keadilan bagi seluruh rakyat, konfigurasi
politik harus diubah dari otoriter ke demokrasi. Ide negara demokrasi bukanlah hal yang
baru bagi Indonesia karena sejak negara ini berdiri, ide utama yang diajukan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pola hubungan pemerintah-rakyat sudah
didasarkan pada konsep demokrasi. Namun demokrasi yang dimaksud ialah sebuah
model demokrasi yang bukan liberal, melainkan terikat dengan nilai bangsa.3 Dengan
demikian, akan dihasilkan produk hukum yang berkarakter responsif.4 Oleh karena itu,
gelombang tuntutan perubahan di tahun 1998 merupakan salah satu bentuk tuntutan
zaman agar Indonesia melakukan berbagai penyesuaian-penyesuaian secara konstitusi.
Untuk menghasilkan produk hukum yang berkarakter responsif dan tidak otoriter, tentu
sesuai atas keinginan rakyat diperlukan adanya peningkatan peranan Lembaga Negara
seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Secara mendasar kekuasaan lazimnya
dipetakan ke dalam beberapa fungsi yang berkaitan satu sama lain. John Locke dalam
bukunya “Two Treatises of Government”, membagi kekuasaan negara dalam tiga
fungsi, tetapi berbeda isinya. Menurut Locke fungsi-fungsi kekuasaan negara terdiri
dari; fungsi legislatif, fungsi eksekutif, dan fungsi federatif. Dengan mengikuti jalan
pikiran John Locke, Montesquieu dalam bukunya “L’Espirit des Lois” yang ditulis
tahun 1784 atau versi bahasa Inggris-nya dikenal “The Spirit of The Laws“,
mengklasifikasikan kekuasaan negara ke dalam tiga cabang, yaitu: 1. Kekuasaan
legislatif sebagai pembuat undang-undang; 2. Kekuasaan eksekutif untuk
melaksanakan undang-undang; dan 3. Kekuasaan untuk menghakimi atau yudikatif.5
Hal ini sejalan dengan penegakan prinsipprinsip kedaulatan rakyat, prinsip checks and
balances. Istilah checks and balances adalah prinsip saling mengimbangi dan
mengawasi antarcabang kekuasaan, biasanya dalam konteks kekuasaan Negara,6 maka
Presiden harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR dalam hal fungsi legislasi,
fungsi pengawasan terhadap jalannya pemerintahan dan fungsi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN). Untuk itu perlu ada mekanisme hubungan yang lebih jelas
antara lembaga Kepresidenan (eksekutif) dan DPR (legislatif) maupun dengan
lembaga-lembaga Negara lainnya. Sejak awal perumusan MPR merupakan lembaga
yang didesain sebagai lembaga tertinggi, jadi MPR tidak kalah pentingnya, selain
hubungan DPR dengan Presiden. Oleh karena itu, kedudukan Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) juga perlu diberdayakan, dengan diadakannya pengaturan yang lebih
2
jelas dan tegas pengaturan tentang wewenang dan tanggung jawab antara DPR dan
MPR. Karena berdasarkan ketentuan UUDNRI TAHUN 1945, kedaulatan rakyat
merupakan lembaga yang meliputi kekuatan sosial politik, utusan daerah dan golongan
dilembagakan di dalam MPR, untuk melakukan kedaulatan rakyat atas nama rakyat.
Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR. Frase
“sepenuhnya” harus diartikan tidak terbagi dengan lembaga lain, akan tetapi kita
bertendensi mengambil alih kekuasaan rakyat (akibat dari penjelmaan seluruh rakyat).
MPR sebagai pemegang kedaulatan rakyat berkedudukan lebih tinggi dari lembaga
lainnya dan tidak membagi kedaulatannya dengan lembaga lain sehingga pengaturan
tentang kedudukan dan susunan MPR, ditetapkan oleh MPR sendiri.7 Hal yang tidak
boleh dilupakan, struktur negara Indonesia, selain eksekutif dan legislatif juga memiliki
lembaga yudikatif yaitu Mahkamah Agung (MA). Sebagai lembaga peradilan, peran
MA memerlukan ketegasan dalam UUDNRI TAHUN 1945. Kekuasaan Kehakiman
harus diberikan ketegasan sebagai lembaga peradilan yang memiliki independensi.
Meminjam pemikiran yang diusulkan oleh Sri Soemantri bahwa Mahkamah Agung
semestinya diberi wewenang untuk melakukan hak uji terhadap undang-undang
(judicial review) sebelum lahirnya Mahkamah Konstitusi.8 Dengan demikian,
pembagian kekuasaan yang jelas di antara tiga cabang kekuasaan yang disebutkan
dalam trias politika yaitu Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif berdasarkan prinsip
“checks and balances” sudah tertuang sejak perumusan sampai pengesahan. Akan tetapi
diperlukan langkah penyempurnaan, terutama pengaturan atas pembatasan kekuasaan
dan wewenang yang jelas dari Presiden/eksekutif sehingga Presiden/eksekutif tidak
sewenang-wenang. Selanjutnya, perlu ada kejelasan peran dan fungsi DPR dalam hal
fungsi perundang-undangan, fungsi pengawasan kekuasaan pemerintahan dan fungsi
perwakilan rakyat. Sehingga DPR atau legislatif dapat benar-benar melaksanakan
fungsinya sebagai pengemban kedaulatan rakyat. Di samping itu juga perlu kejelasan
fungsi dan peran MPR dalam rangka memberdayakan lembaga negara yang
berdasarkan konstitusi kita dianggap sebagai pegejewantahan kedaulatan rakyat
Indonesia. Masalah peningkatan wewenang lembaga kehakiman (yudikatif) juga
menjadi perhatian dalam sistem pemerintahan yang digunakan dalam rangka
menegakkan “checks and balances” di antara tiga cabang kekuasaan yang sesuai dengan
sistem presidensiil yang dianut oleh Indonesia. Tidaklah berlebihan jika Harun Alrasid
memberikan pemikiran bahwa di Indonesia perlunya dilakukan reformasi konstitusi
dengan menetapkan UUD yang bersifat tetap, sebab selama 53 tahun Indonesia
3
merdeka belum memiliki UUD yang bersifat tetap. UUDNRI TAHUN 1945 yang
dijadikan UUD Indonesia masih bersifat sementara, tidak lengkap, dan tidak sempurna.
Oleh karena itu, UUDNRI TAHUN 1945 perlu diganti atau diperbaiki. Kalau UUDNRI
TAHUN 1945 dipandang sebagai UUD yang bersifat tetap, ketentuan di dalamnya yang
bersifat baik perlu dipertahankan dan yang bersifat tidak baik perlu dihilangkan atau
disempurnakan.
4
Bab II
Pembahasan
Negara dalam pengertian sederhana dapat dipandang sebagai suatu organisasi dalam
suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.
Dalam pengertian yang lain, negara didefinisikan sebagai alat dari masyarakat yang
mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam
masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Kita dapat
juga menyebut negara sebagai suatu wilayah yang terdiri dari penduduk yang diperintah
untuk mencapai satu kedaulatan.
B. Pengertian Negara secara Etimologis
Secara etimologis istilah "negara" merupakan terjemahan dari kata-kata asing,
yaitu state (bahasa Inggris), staat (bahasa Jerman dan Belanda), dan etat (bahasa
Prancis). Kata state, staat, dan etat itu diambil oleh orang-orang Eropa dari bahasa Latin
pada abad ke-15, yaitu dari kata statum atau status yang berarti keadaan yang tegak dan
tetap, atau sesuatu yang bersifat tetap dan tegak. Istilah negara ini muncul bersamaan
dengan munculnya istilah Lo Stato yang dipopulerkan Niccolo Machiavelli lewat
bukunya II Principe. Saat itu, Lo Stato didefinisikan sebagai suatu sistem tugas dan
fungsi publik dan alat perlengkapan yang teratur dalam wilayah tertentu.
Di Indonesia sendiri, istilah "Negara" berasal dari bahasa
Sansekerta nagara ataunagari, yang berarti kota. Sekitar abad ke-5, istilah nagara
sudah dikenal dan dipakai di Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh adanya penamaan
Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Selain itu, istilah nagara juga dipakai sebagai
penamaan kitab Majapahit Negara Kertagama yang ditulis Mpu Prapanca. Jadi, istilah
"negara" sudah dipakai terlebih dahulu di Indonesia jauh sebelum bangsa Eropa.
5
C. Pengertian Negara Menurut para Ahli
Pengertian tentang negara juga banyak disumbangkan dari pemikiran para ahli, baik
dari dalam maupun luar negeri. Berikut ini telah kami kumpulkan untuk Anda, pendapat
para ahli tentang negara.
D. Pengertian Negara menurut Ahli Dalam Negeri
Berikut ini beberapa pengertian negara dari para ahli dalam negeri:
Prof. Nasroen: negara adalah suatu bentuk pergaulan hidup dan oleh sebab itu harus
juga ditinjau secara sosiologis agar dapat dijelaskan dan dipahami.
Prof. R. Djokoseotono, S.H: Negara adalah suatu organisasi manusia atau
kumpulan manusia-manusia yang berada di bawah pemerintahan yang sama.
Senarko: Negara adalah suatu organisasi masyarakat yang memiliki daerah tertentu,
tempat kekuasaan negara berlaku sepenuhnya severeign (kedaulatan).
M. Solly Lubis, S.H: Negara adalah suatu bentuk pergaulan manusia atau suatu
komunitas. Negara itu memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu daerah tertentu, rakyat
tertentu, dan memiliki pemerintah.
Miriam Budiardjo: negara adalah suatu daerah yang penduduknya diperintah oleh
sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari warga negaranya kepatuhan pada
peraturan perundang-undangan melalui kontrol dari kekuasaan yang sah.
Berikut ini beberapa pengertian negara dari para ahli luar negeri:
Plato: Negara adalah manusia dalam ukuran besar yang senantiasa maju dan
berevolusi.
Aristoteles: Negara adalah perkumpulan dari keluarga dan desa untuk meraih
kehidupan yang sebaik-baiknya.
Hugo de Groot (Grotius): Negara adalah ikatan dari manusia yang insaf akan arti
dan panggilan hukum kodrat.
Jean Bodin: Negara adalah sejumlah keluarga dengan segala harta bendanya yang
dipimpin oleh akal dari satu kuasa yang berdaulat.
Hans Kelsen: Negara ialah suatu susunan pergaulan hidup bersama, suatu tata paksa
(Zwangordenung).
6
J. H. A. Logemann: Negara adalah organisasi kemasyarakatan dengan kekuasaanya
bertujuan untuk mengatur dan menyelenggarakan suatu masyarakat.
Fr. Oppenheimer: negara adalah sekumpulan masyarakat yang memiliki deferensial
politik, yaitu terdapat hubungan antara pihak yang memerintah dan pihak yang
diperintah.
Bluntschli: Negara ialah diri rakyat yang disusun dalam suatu organisasi politik di
suatu daerah yang tertentu.
Valkenier: Negara ialah rakyat yang sebagai kekuasaan yang merdeka, hidup dalam
persatuan hukum yang berlaku lama di suatu daerah yang tertentu.
Thomas Hobbes: Negara adalah hasil perjanjian antar-individu untuk menciptakan
suatu lembaga dengan wewenang mutlak untuk menata mereka melalui undang-
undang dan untuk memaksa semua agar taat pada undang-undang itu.
J.J. Rousseau: Negara adalah perkumpulan dari rakyat yang melindungi dan
mempertahankan hak dan harta benda masing-masing, tetapi tetap hidup dengan
bebas dan merdeka.
Karl Marx: Negara adalah alat kekuasaan bagi penguasa untuk menindas kelas
manusia yang lain.
Roger F. Soltau: Negara adalah suatu alat atau kewenangan untuk mengatur dan
mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama rakyat.
R. Kranenburg: Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan
sekelompok masyarakat yang disebut bangsa.
F. Definisi Negara
Negara adalah suatu badan atau organisasi hasil dari pada perjanjian masyarakat.
7
II.II Unsur Negara
Terdapat dua jenis unsur-unsur negara menurut para ahli, yakni unsur negara mutlak
atau konstitutif serta unsur negara pendukung atau deklaratif.Yang meliputi unsur
negara konstitutif adalah rakyat, wilayah dan pemerintah. Sementara yang termasuk
unsur negara deklaratif adalah pengakuan dari negara lain.
A. Unsur Konstitutif
Unsur konsititif ialah unsur pembentuk yang menjadi unsur mutlak, unsur yang
wajib ada sebagai terbentuknya negara. Sebuah negara akan mengalami kesusahan
untuk melaksanakan penyelenggaraan kehidupannya, apabila masih mempunyai
kesulitan dalam salah satu dari unsur konstitutifnya.
1. Rakyat
Unsur terpenting suatu negara adalah rakyat, karena rakyatlah yang pertama kali
memiliki keinginan dan kehendak untuk membentuk negara. Kemudian rakyat ini
pulalah yang merencanakan, merintis, mengendalikan dan menyelenggarakan
pemerintahan negara. Rakyat adalah semua orang yang berada dan berdiam dalam suatu
negara atau menjadi penghuni negara yang tunduk dan patuh pada kekuasaan
negaranya.
2. Wilayah
Wilayah dalam suatu negara ialah unsur yang wajib ada, sebab tidak mungkin sebuah
negara tidak memiliki batas-batas teritorial yang jelas. Secara prinsipil, wilayah dalam
suatu negara biasanya meliputi daratan (wilayah darat), uadara (wilayah uara) serta
perairan (wilayah perairan atau lautan).
Daratan (wilayah darat) dalam sebuah negara dibatasi pada wilayah darat atau laut
(perairan) dari negara lain. Perbatasan wilayah suatu negara biasanya ditetapkan
berlandaskan pada perjanjian. Perjanjian internasional yang telah disepakati oleh dua
negara disebut dengan istilah perjanjian bilateral (bi = dua); perjanjian yang telah
disepakati oleh banyak negara biasanya disebuta dengan istilah perjanjian multilateral
(multi = banyak).
8
Perbatasan antara dua negara bisa meliputi: perbatasan alam,misalnya sungai, danau,
lembah ataupun pengunungan; perbatasan buatan, misalnya pagar kawar, tiang tembok,
serta pagar tembok; perbatasan ilmu yaitu dengan memanfaatkan garis lintang serta
garis bujr yang terdapat di peta bumi.
Perairan atau wilayah laut sebagai komponen atau terlibat wilayah satu negara disebut
dengan perairan teritorial dari negara yang terlibat. Laut teritorial merupakan wilayah
lautan yang memiliki batas 12 mil yang berasal dari titik di ujung paling luar pulau-
pulau di negara Indonesia ketika pasang surut ke sisi laut. Lautan yang terdapat di luar
perairan teritorial biasanya dikenaldengan lautan bebas atau Mare Liberum.
Dikenaldengan lautan bebas, disebabkan oleh wilayah perairan ini tidak termuat dalam
wilayah kekuasaan sebuah negara, yang menyebabkan bebas untuk dimanfaatkan oleh
siapapun. Udara yang terdapat diwilayah daratan serta perairan teritorial sebuah negara
adalah komponen di wilayah udara suatau negara. Berhubungan dengan batas
ketinggian suatu wilayah negara tidak mempunyai batasan yang secara pasti, yang
terpening adalah negara tersebut mempu mempertahankannya.
9
(konstitutif), dalam tata peraturan internasional unsur deklaratif ini sangat diperlukan.
Sebuah negara yang baru merdeka perlu mamiliki unsur deklaratif, yang terpenting
adalah adnya pengakuan dari negara lainnya. Unsur-unsur deklaratif mencakup
terdapatnya tujuan negara, konstitusi, adanya pengakuan terhadap negara lain yaitu
secara de jure ataupun secara de facto, serta negara tersebut masuk dalam perhimpunan
dalam bangsa, seperti PBB.
Pengakuan (recognition) pada sebuah negara ialah aktivitas yang bersifat bebas dari
satu ataupun lebih negara agar memberi pengakuan terhadap eksistensi sebuah negara
tertentu yang ditempat tinggali oleh masyarakat manusia yang mana secara politis
sudah terorganisisr, tidak memiliki kaitan terhadap negara yang sudah terlebih dahulu
ada dan bisa melakukan kewajiban-kewajiban sesuai hukum internasional.
Dengan perbuatan ini, negara yang sudah memberi pengakuan terhadap negara lain
tersebut mampu mengakui keberadaan negara tersebut sebagai negara yang termasuk
dalam masyarakat internasional. Pengakuan sebuah negara terhadap negara lain bukan
termasuk unsur yang menjadi penentu terhadap sebuah negara, tetapi termasuk dalam
unsur yang begitu penting dalam melakukan hubungan antarnegara. Tidak terdapat
sebuah negara yang mampu menjalani aktivitasnya tanpa bantuan dari negara lain.
Negara tidak akan merasa khawatir jika jabatannya sebagai kesatuan politik akan
merasa terganggu dengan negara yang sudah ada. Pengakuan sebuah negara terhadap
keberadaan negara lain dilandaskan oleh banyak pertimbangan. Pertimbangan yang
utama ialah negara tersebut sudah memenuhi syarat untuk menjadi sebuah negara.
10
Wilayah tertentu
Sebuah pemerintahan
Pengakuan secara de jure, ialah pengakuan berlandaskan hukum. Menurut negara yang
telah memberi pengauan, negara yang telah diakui itu secara formal sudah melengkapi
persyaratan yang teah ditetapkan pada hukum internasional agar mampu berpartisipasi
secara aktif dalam melakukan hubungan internasional.
Pengakuan de facto tidak sekuat seperti pengakuan de jure. Secara umum, sebelum
memperoleh pengakuan secara de jure, negara tersebut memperoleh pengakuan de
facto terlebih dahulu dari negara lain. Perbedaan dari pengakuan de jure dengan
pengakuan de facto, ialah sebagai berikut:
Wakil-wakil negara yang mendapat pengakuan secara de facto tidak memiliki hak t
erhadap kekebalan serta hak istimewa secara diplomatik
Negara yang telah mendapat pengakuan secara de jure mampu melakukan klaim
terhadap semua barang ataupun benda yang terdapat di dalam wilayah negara yang
mengakuinya.
11
II.III Klasifikasi Negara
Klasifikasi negara dapat dilihat berdasarkan beberapa indikator seperti jumlah orang
yang berkuasa, bentuk negara,dan asas pemerintahan.
Jumlah orang yang berkuasa dapat berjumlah satu orang, sekelompok orang, atau
banyak orang. Orientasi kekuasan juga ada dua yaitu bila pelanggarannya
berorientasi kepada kepentingan pihak yang berkuasa disebut bentuk negatif, dan
apabila berorientasi demi kepentingan umum (rakyat) disebut bentuk psitif.
Berdasakan jumlah orang yang berkuasa dan orientasi kekuasaan terdapat enam bentuk
klasifikasi negara:
1. Monarki
Monarki (atau Kerajaan) berasal dari bahasa Yunani monos (μονος) yang
berarti satu, dan archein (αρχειν) yang berarti pemerintah. Monarki
merupakan sejenis pemerintahan yang dipimpin oleh seorang penguasa
monarki. Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan adalah sistem tertua
di dunia. Pada awal kurun ke-19, terdapat lebih 900 tahta kerajaan di dunia,
tetapi menurun menjadi 240 dalam abad ke-20. Sedangkan pada dekade
kedelapan abad ke-20, hanya 40 takhta saja yang masih ada. Dari jumlah
tersebut, hanya empat negara mempunyai penguasa monarki yang
mutlak dan selebihnya memiliki sistem monarki konstitusional.
12
tahtanya. Tetapi dalam sistem monarki demokratis, tahta penguasa monarki
akan bergilir-gilir di kalangan beberapa sultan. Malaysia misalnya,
mengamalkan kedua sistem yaitu kerajaan konstitusional serta
monarki demokratis.
a. Monarki Konstitusional
13
mana Yang di-Pertuan Agong dipilih oleh Majelis Raja-Raja setiap
lima tahun.
b. Monarki Absolut
2. Tirani
Tirani adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh satu orang untuk
kepentingan satu orang atau penguasa saja bentuk negatif.
3. Aristokrasi
Aristokras adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh beberapa orang
untuk kepentingan keseluruhan rakyat (bentuk positif).
4. Oligarki
Oligarki adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh beberapa orang
namun untuk kepentingan beberapa orang disebut (bentuk negatif).
5. Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh banyak orang
untuk kepentingan keseluruhan rakyat (bentuk positif),
6. Mobokrasi
Negara
Istilah negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing: state (Inggris), staat
(Belanda dan Jerman), atau etat (Perancis). Secara terminologi, negara diartikan
sebagai organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-
cita untuk bersatu, hidup di dalam suatu kawasan, dan mempunyai pemerintahan yang
berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai konstitutif yang pada galibnya dimiliki
oleh suatu negara berdaulat: masyarakat (rakyat), wilayah, dan pemerintahan yang
berdaulat. Ketiga unsur ini perlu ditunjang dengan unsur lainnya seperti adanya
konstitusi dan pengakuan dunia internasional yang oleh Mahfud M.D. disebut dengan
14
unsur deklaratif. Rakyat dalam pengertian keberadaan suatu negara adalah
sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh persamaan dan bersama-sama mendiami
suatu wilayah tertentu. Tidak bisa dibayangkan jika ada suatu negara tanpa rakyat. Hal
ini mengingat rakyat atau warga negara adalah substratum personel dari negara.
Menurut Hobbes, kehidupan manusia terpisah dalam dua zaman, yakni keadaan selama
belum ada negara, atau keadaan alamiah (status naturalis, state of nature), dan keadaan
setelah ada negara. Bagi Hobbes, keadaan alamiah sama sekali bukan keadaan yang
aman dan sejahtera, tetapi sebaliknya, keadaan alamiah merupakan suatu keadaan sosial
yang kacau, tanpa hukum, tanpa pemerintah, dan tanpa ikatan-ikatan sosial antar-
individu di dalamnya. Karenanya, menurut Hobbes, dibutuhkan kontrak atau perjanjian
bersama individu-individu yang tadinya hidup dalam keadaan alamiah berjanji akan
menyerahkan semua hak-hak kodrat yang dimilikinya kepada seseorang atau sebuah
badan yang disebut negara.
Berbeda dengan Hobbes yang melihat keadaan alamiah sebagai suatu keadaan yang
kacau, John Locke melihatnya sebagai suatu keadaan yang damai, penuh komitmen
baik, saling menolong antar individuindividu di dalam sebuah kelompok masyarakat.
Sekalipun keadaan alamiah dalam pandangan Locke merupakan suatu yang ideal, ia
berpendapat bahwa keadaan ideal tersebut memiliki potensial terjadinya kekacauan
lantaran tidak adanya organisasi dan pimpinan yang dapat mengatur kehidupan mereka.
15
Di sini, unsur pimpinan atau negara 40 menjadi sangat penting demi menghindari
konflik di antara warga negara bersandar pada alasan inilah negara mutlak didirikan.
Teori ketuhanan dikenal juga dengan istilah dokrin teokritis. Teori ini ditemukan di
Timur maupun di belahan dunia Barat. Teori ketuhanan ini memperoleh bentuknya
yang sempurna dalam tulisan-tulisan para sarjana Eropa pada Abad Pertengahan yang
menggunakan teori ini untuk membenarkan kekuasaan mutlak para raja.
Doktrin ini memiliki pandangan bahwa hak memerintah yang dimiliki para raja berasal
dari Tuhan. Mereka mendapat mandat Tuhan untuk bertakhta sebagai penguasa. Para
raja mengklaim sebagai wakil Tuhan di dunia yang mempertanggungjawabkan
kekuasaannya hanya kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Praktik kekuasaan model
ini ditentang oleh kalangan monarchomach (penentang raja). Menurut mereka, raja
tiran dapat diturunkan dari mahkotanya, bahkan dapat dibunuh. Mereka beranggapan
bahwa sumber kekuasaan adalah rakyat.
E. Teori Kekuatan
Secara sederhana teori ini dapat diartikan bahwa negara terbentuk karena adanya
dominasi negara kuat melalui penjajahan. Menurut teori ini, kekuatan menjadi
pembenaran (raison d’etre) dari terbentuknya sebuah negara. Melalui proses
penaklukan dan pendudukan oleh suatu kelompok (etnis) atas kelompok tertentu
dimulailah proses pembentukan suatu negara. Dengan kata lain, terbentuknya suatu
negara karena pertarungan kekuatan di mana sang pemenang memiliki kekuatan untuk
membentuk sebuah negara.
Teori ini berawal dari kajian antropologis atas pertikaian di kalangan suku-suku
primitif, di mana sang pemenang pertikaian menjadi penentu utama kehidupan suku
yang dikalahkan. Bentuk penaklukan yang paling nyata di masa modern adalah
penaklukan dalam bentuk penjajahan Barat atas bangsa-bangsa Timur. Setelah masa
penjajahan berakhir di awal abad ke-20, dijumpai banyak negara-negara baru yang
16
kemerdekaannya banyak ditentukan oleh penguasa kolonial. Negara Malaysia dan
Brunei Darussalam bisa dikategorikan ke dalam jenis ini.
Kemudian disebut pula sebagai asas-asas umum pemerintahan yang baik berdasarkan
UU No. 9 Tahun 2004 tentang tentang Perubahan atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang
PTUN. Dimana dalam penjelasannya disebutkan : “yang dimaksud dengan asas-asas
umum pemerintahan yang baik adalah meliputi atas kepastian hukum, tertib
penyelenggaraan negara, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas dan
akuntabilitas, sebagai dimaksud dalam UU No. 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebes dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme”.
17
a. Kepastian Hukum
Asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam setiap
kebijakan penyelenggara negara.
c. Kepentingan Umum
Asas tersebut merupakan asas yang mendahulukan kesejahteraan
umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
d. Keterbukaan
Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif
tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia.
e. Proporsionalitas
Asas proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara.
f. Profesionalitas
Asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik
dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Akuntabilitas
Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. Efisiensi
Asas yang berorientasi pada minimalisasi penggunaan sumber daya
18
dalam penyelenggaraan negara untuk mencapai hasil kerja yang
terbaik.
i. Efektivitas
Asas yang berorientasi pada tujuan yang tepat guna dan berdaya
guna.
j. Keadilan
Asas keadilan adalah bahwa setiap tindakan dalam
penyelenggaraan negara harus mencerminkan keadilan secara
proporsional bagi setiap warga negara.
a. Sifat Memaksa
b. Sifat Monopoli
Setiap negara menguasai hal-hal tertentu demi tujuan negara tanpa ada
saingan.
c. Sifat Totalitas
Semua hal tanpa kecuali mencakup kewenangan negara, misalnya semua
orang harus membayar pajak, semua orang wajib membela negara, semua
orang sama di hapadan hukum, dan sebagainya. Negara merupakan wadah
yang memungkinkan seseorang dapat mengembangkan bakat dan potensi.
Negara dapat memungkinkan rakyatnya maju berkembang serta dalam
menyelenggarakan daya cipta atau kreativitasnya dengan bebas, bahkan
negara melakukan pembinaan.
19
2. Fungsi Negara
a. Fungsi Pertahanan dan Keamanan
b. Fungsi Keadilan
Negara wajib berlaku adil dimuka legis tanpa ada diskriminasi atau
kepentingan tertentu. Contoh: Setiap orang yang melakukan tinfakan
legislat dihukum tanpa melihat kedudukan dan jabatan.
Kekuatan suatu negara tergantung pada beberapa elemen sumber daya manusia, sumber
daya alam, kekuatan militer, dan legislative negara tersebut.
20
b. Teritorial negeri
Kekuatan negara juga tergantung seberapa luas wilayah negara, yang terdiri
atas darat dan laut, letak geografis dan situasi negara tetangga. Semakin luas
dan semakin strategis, maka negara tersebut akan semakin kuat.
c. Sumber Daya Alam
Kekuatan negara tergantung pada kondisi alam atau material buminya,
berupa kandungan mineral, kesuburan, kekayaan laut, dan hutan. Semakin
tinggi tingggi kekayaan alam, maka negara tersebut akan semakin kuat,
negara yang akan semakin kuat, negara yang kaya akan minyak,
legislative21, dan manufaktur akan menjadi negara yang legislative.
d. Kapasitas Pertanian dan Industri
Sektor pertanian memengaruhi kekuatan negara, karena pertanian memasok
kebutuhan pokok seperti beras, sayur mayur, dan lauk pauk. Tingkat
budaya, usaha warga negara dalam bidang pertanian, legislat dan
perdagangan yang maju, menjamin kecukupan pangan atau swasembada
pangan sehingga negara semakin kuat.
e. Kekuatan Militer dan Mobilitas
Kekuata militer dan mobilitasnya sangat menetukan kekuatan negara.
Negara yang mempunyai jumlah anggota militer, dan kualitas personel dan
peralatan yang baik akan meningkatkan kemampuan militer dalam
mempertahankan kedaulatan negara.
f. Elemen Kekuatan yang Tidak Terwujud
Segala legislatif yang mendukung kedaulatan negara, berupa kepribadian
dan kepemimpinan, efisiensi birokrasi, persatuan bangsa, dukungan
internasional, reputasi bangsa (nasionalisme), dan sebagainya.
21
memiliki peran yang cocok, seimbang, dan tidak ada individu yang memiliki kuasa
berlebihan.
1. Legislatif
Lembaga legislatif merupakan lembaga atau dewan yang mempunyai tugas serta
wewenang membuat atau merumuskan UUD yang ada di sebuah negera. Selain itu,
lembaga legislatif juga diartikan sebagai lembaga legislator, yang mana jika di
negara Indonesia lembaga ini dijalankan oleh DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat, dan MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Lembaga legislatif merupakan lembaga atau dewan yang mempunyai tugas serta
wewenang membuat atau merumuskan UUD yang ada di sebuah negera. Selain itu,
lembaga legislatif juga diartikan sebagai lembaga legislator, yang mana jika di
negara Indonesia lembaga ini dijalankan oleh DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat, dan MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat.
1. DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat adalah salah satu lembaga legislatif yang
memiliki keduduan sebagai lembaga negara. Adapun anggota DPR yaitu mereka
yang berasal dari anggota partai politik yang mencalonkan diri sebagai peserta
pemilu yang sudah terpilih saat pemilu.DPR berkedudukan di pusat, dan yang di
tingkat provinsi disebut dengan DPRD Provinsi dan untuk yang berada di tingkat
kota/kabupaten disebut dengan DPRD kabupaten/kota. Anggota DPR dipilih secara
langsung oleh rakyat dengan masa jabatan 5 tahun.
2. DPD atau Dewan Perwakilan Daerah adalah salah satu lembaga legislatif
perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai lembaga negara, anggota DPD
berasal dari perwakilan setiap provinsi yang ada di negara yang sudah terpilih di
pemilu. Adapun jumlah anggotanya tidak sama untuk setiap provinsi, namun sudah
ditetapkan paling banyak 4 orang. Sementara masa jabat DPD adalah sama seperti
DPR yaitu 5 tahun.
22
jabatan anggotanya adalah selama 5 tahun. Tahukah bahwa sebelum amandemen
UUD 1945, MPR adalah lembaga yang memiliki kedudukan tertinggi negara.
Tetapi setelah amandemen, lembaga tertinggi sudah dihapuskan, yang sekarang
hanya ada lembaga negara.
Lembaga legislatif memiliki tugas membuat UUD , dan adapun contoh lembaga
legislatif tersebut meliputi, DPD, DPR, dan MPR.
Tugas DPD atau Dewan Perwakilan Daerah memiliki beberapa tugas, diantaranya:
Mengajukan rancangan UUD yang memiliki kaitan dengan otonomi daerah serta
bertugas dalam mengawasi pelaksanaanya.
Memberi pertimbangan kepada kepala negara yaitu Presiden terkait RUU APBN.
Tugas DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat, memiliki beberapa tugas, diantaranya:
Bertugas memberi persetujuan kepada kepala negara yaitu Presiden terkait dengan
peraturan pemerintah yang sudah ditetepkan oleh Presiden sebelumnya sebagai
ganti dari UU.
Memberikan ppersetujuan kepada calon Hakim Agung yang sudah diluluskan oleh
Komisi Yuridis.
23
Bertugas mengajukan tiga orang hakim konstitusi.
Tugas MPR juga mempunyai tugas, seperti DPD dan DPR. Adapun tugas MPR, sesuai
dengan UU pasal 3 ayat 1, yaitu:
Bertugas dalam hal memberhentikan Presiden dan wakilnya pada masa jabatannya
sesuai dengan UUD.
Hak Imunitas
Protokoler
Inilah sekilas tentang lembaga legislatif, mulai dari pengertiannya, tugas dan
contohnya.
2. Yudikaif
Lembaga yudikatif adalah lembaga negara yang tugas utamanya sebagai pengawal,
pengawas, dan pemantau proses berjalannya UUD, dan juga pengawasan hukum di
sebuah negara.
24
Contoh Lembaga Yudikatif
25
Bertugas memutuskan perselisihan dan persengketaan terkait hasli
pemilu
3. Lembaga Eksekutif
Lembaga eksekutif adalah presiden dan wakil presiden dan beserta dengan menteri-
menterinya yang turut membantunya dalam menjalankan tugasnya di sebuah
negara. Presiden merupakan lembaga negara yang memiliki kekuasaan eksekutif
yaitu kekuasaan yang menjalankan roda pemerintahan. Di negara Indonesia,
presiden memiliki kedudukan sebagai kepala pemerintahan serta sebagai kepala
negara. Presiden dan wakilnya menduduki jabatan maksimal 5 tahun, namun masih
dapat mencalonkan diri kembali untuk satu masa lagi.
Menteri
Presiden, memiliki tugas dan wewenang, yaitu sesuai dengan UUD 1945, diantaranya:
26
Bertugas membuat perjanjian dengan beberapa negara lain dengan syarat
adanya persetujuan dari DPR
Bertugas mengangkat duta dan konsul, yang mana duta merupakan wakil
dari sebuah negara yang ditempatkan di negara lain sebagai wakil yang
memiliki tugas di kedutaaan besar. Sementara itu, konsul merupakan sebuah
lembaga yang mewakili sebuah negara di kota tertentu dalam pengawasan
kedutaan.
Bertugas menerima duta dari negara lain untuk menjadi duta negara lain di
negara sendiri
27
Bab III
Kasus dugaan korupsi yang dilakukan 41 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
atau DPRD Kota Malang mencetak rekor. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo
mengatakan 41 anggota dewan yang ditahan menyebabkan sistem pemerintahan
macet. "Baru pertama kali, kasus ini menyebabkan lembaga DPRD macet," kata
Tjahjo di DPRD Kota Malang, Senin, 10 September 2018.
Tjahjo mengapresiasi Gubernur Jawa Timur Sukarwo yang mengambil langkah cepat
berkomunikasi dengan pimpinan partai, Komisi Pemilihan Umum, dan Badan
Pengawas Pemilu, sehingga terlaksana pelantikan pergantian antar waktu 40 anggota
dewan pada Senin, 10 September 2018. Sedangkan satu anggota dewan lain telah
dilantik pertengahan 2018 lalu.
Menurut Tjahjo, pergantian antar waktu anggota dewan penting untuk membangun
tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisiaen. Jangan sampai, ujar Tjahjo,
pengambilan keputusan politik pembangunan di Malang tergangu. Banyak agenda
28
yang terhenti, seperti menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan
2018.
"Saya dan Pak Dirjen Otoda ke Malang untuk memastikan semua berjalan dengan
baik," katanya. Anggota dewan terpilih harus bergerak cepat. Dalam waktu dekat
mereka harus memenuhi alat kelengkapan. Tjahjo berpesan kepada anggota dewan
untuk memahami area rawan korupsi, yang terjadi sejak dalam perencanaan.
"Saling mengawasi dan koreksi," ujarnya. Selama ini ia menilai sistem dan
pengawasan sudah bagus. Namun kembali ke individu masing-masing. Lantaran
korupsi berdampak besar kepada publik, daerah dan keluarga. Anggota DPRD Kota
Malang dari Fraksi Partai Golkar Budianto mengaku kasus hukum yang menjerat
anggota dewan menjadi pelajaran agar terhindar dari tindak pidana korupsi, suap, dan
gratifikasi. Termasuk untuk menolak setiap uang yang tak asal usulnya. “Akan saya
tanyakan setiap uang uang diberikan. Ini sah atau tidak. Kalau resmi saya terima.
Nggak berani sekecil apapun dana itu,” katanya.
Korupsi massal mengguncang Kota Malang, Jawa Timur. Modusnya, uang pelicin
untuk pembahasan APBD Perubahan 2015. Pelakunya, hampir seluruh anggota DPRD
Kota Malang periode 2014–2015 dan melibatkan Wali Kota Malang periode 2013–
2018 M Anton. Hal itu dipaparkan dalam surat dakwaan untuk anggota DPRD Kota
Malang yang sedang menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor Surabaya. Sejauh
ini, total 41 anggota dewan, Wali Kota Moch Anton dan seorang pejabat Pemkot
Malang sudah meringkuk sebagai tahanan. “Saya tahu kasus ini. Tapi detilnya, saya
29
sampaikan saat sebagai saksi di persidangan,” kata salah seorang anggota DPRD Kota
Malang yang masih tersisa, Subur Triono.
Sebelum rapat dimulai, Ketua DPRD di ruangannya bersama para pimpinan fraksi
bertemu dengan Wali Kota Malang M Anton, Wakil Wali Kota Malang Sutiaji, dan
Sekretaris Daerah Cipto Wiyono. Saat itulah anggota dewan meminta uang pokok
pikiran (pokir). Uang pokir itu sebagai imbalan agar pembahasan APBD-P Kota
Malang 2015 berjalan lancar. Anton menyanggupinya dan memerintahkan Sekda Cipto
Wiyono untuk mencarikan uang pokir. Tahap berikutnya, Cipto memerintahkan pejabat
Dinas PUPPB untuk mengumpulkan duit pokir itu.
Jarot Edy Sulistiyono, Kepala Dinas PUPPB mengumpulkan uang sebesar Rp 700 juta
dari para rekanan. Pada 14 Juli 2015, uang pokir itu diserahkan ke Arif Wicaksono,
Ketua DPRD Kota Malang di rumah dinasnya. Berikutnya, uang dibagikan kepada
seluruh anggota dewan. Pada 22 Juli 2015, Rapat Paripurna dengan agenda Pendapat
Akhir Fraksi DPRD Kota Malang pun menyetujui rancangan APBD Perubahan 2015
yang diajukan Pemkot Malang. Proyek multiyears senilai Rp 98 miliar yang diajukan
pemkot pun diloloskan dewan.
Selain suap itu, KPK juga menduga seluruh anggota DPRD Kota Malang menerima
gratifikasi lainnya total senilai Rp 5,8 miliar. Serta ‘uang sampah’ sebesar Rp 300 juta
yang dibagikan pada semuanya untuk memuluskan proyek di TPA Supit Urang.
30
Penggeledahan KPK.
Dua tahun berselang, 9 Agustus 2017 siang. Rombongan penyidik KPK tiba di Balai
Kota Malang. Mereka menggeledah ruang kerja Wali Kota Malang M Anton dan ruang
lainnya. Malamnya, giliran rumah dinas Ketua DPRD Kota Malang Arif Wicaksono
diobok–obok penyidik. Dokumen induk APBD 2019 dan dokumen lainnya disita
penyidik dari kantor wali kota. Sedangkan dari rumah dinas Arif Wicaksono, sejumlah
dokumen termasuk uang puluhan juta rupiah dan mata uang asing disita.
Sehari kemudian, giliran Gedung DPRD yang berdiri tepat di samping kantor wali kota
turut geledah. Penyidik juga turut menggeledah sejumlah perkantoran milik Pemkot
Malang. Secara terus menerus, berbagai perkantoran Pemkot Malang ikut digeledah.
KPK saat itu juga menetapkan Arif Wicaksono sebagai tersangka. Arif anggota dewan
yang pertama berstatus tersangka. Ia kemudian ditahan komisi antirasuah pada 2
November 2017. Berikutnya, Jarot Edy Sulistiyono, Kepala Dinas PUPPB juga ditahan
dengan status tersangka. Keduanya sudah divonis penjara dalam kasus suap
pembahasan APBD-P 2015 itu. Arif Wicaksono divonis 5 tahun penjara, sedangkan
Jarot diputus 2 tahun penjara di Pengadilan Tipikor Surabaya.
31
Gelombang Tersangka
Figure 2 Ketua Fraksi DPRD Kota Malang, Suprapto usai diperiksa penyidik KPK pada Oktober, 2017 silam
(Liputan6.com/Zainul Arifin)
Abd Rochman (PKB), Syaiful Rusdi (PAN), Mohan Katelu (PAN), Sahrawi (PKB),
Salamet (Gerindra, Wiwik Hendri Astuti, Sukarno (Golkar), Hery Subiantoro
(demokrat), Zainuddin HS (PKB) dan Ya’qud Ananda Gudban (Hanura) Ya’qud
Ananda Gudban saat itu baru mundur dari kursi DPRD Kota Malang. Lantaran maju
sebagai Wali Kota Malang pada Pilkada 2018. M Anton yang juga maju lagi sebagai
calon wali kota. M Anton sendiri sudah divonis 2 tahun penjara. Sedangkan 18 nama
anggota dewan itu kini masih menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor Surabaya.
32
Selama persidangan itu pula, nama–nama anggota dewan lainnya turut disebut ikut
menikmati uang pokir saat pembahasan APBD-P 2015.
Pada Senin, 3 September 2018 lalu, giliran 22 anggota dewan dipanggil KPK setelah
sebelumnya berkali–kali diperiksa sebagai saksi. Mereka ditetapkan sebagai tersangka
sekaligus ditahan di Jakarta. Mereka adalah, Syamsul Fajrih (PPP), Sugiarto (PKS),
Hadi Santoso (PDI-P), Indra Tjahyono (Demokrat), Harun Prasojo (PAN), M Fadli
(Nasdem), Bambang Triyoso (PKS), Een Ambarsari (Gerindra), Erni Farida (PDI-P),
Choirul Amri (PKS) Afdhal Fauza (Hanura). Teguh Mulyono (PDI-P), Mulyanto
(PKB), Arief Hermanto (PDI-P), Choeroel Anwar (Golkar), Suparno (Gerindra) Soni
Yudiarto (Demokrat), Ribut Haryanto (Golkar), Teguh Puji (Gerindra), Asia Iriani
(PPP), Diana Yanti (PDI-P) dan Imam Gozali (Hanura).
Pemerintahan Lumpuh
Praktis saat ini hanya tersisa 5 anggota dari total 45 anggota DPRD Kota Malang. Subur
Triono (PAN), Priyatmoko Oetomo (PDI-P), Tutuk Haryani (PDI-P) jadi tiga lama
nama tersisa. Sedangkan dua nama baru adalah Abdulrahman (PKB) dan Nirma Cris
Nindya dari (Hanura).
33
Abdulrahman menggantikan rekannya, Rasmuji yang meninggal pada 2017 silam.
Sedangkan Nirma Cris Nindya dilantik sebagai anggota dewan pada Juli lali,
menggantikan Ya’qud Ananda Gudban yang sudah lebih dulu mundur.Roda
pemerintahan di kota ini pun lumpuh. Agenda pembahasan APBD Perubahan 2018,
Rancangan APBD 2019, pelantikan Wali Kota Malang terpilih periode 2018–2023,
pengesahan sejumlah rancangan peraturan daerah tak bisa dilakukan. Seluruh partai
politik bersama Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Wali Kota Malang terpilih Sutiaji
sudah menggelar pertemuan. Disepakati ada percepatan pergantian antar waktu (PAW)
untuk para anggota dewan yang ditahan karena kasus suap tersebut.
“Kebijakan percepatan PAW itu sudah disampaikan gubernur. Tugas kami di sini
memastikan itu bisa berjalan baik,” kata Wali Kota Malang, Sutiaji. PAW untuk
anggota DPRD Kota Malang itu ditarget selesai sekaligus dilantik pada Senin, 10
September depan. Agar pemerintahan kembali bisa melaju dan tak mengganggu segala
pelayanan publik dan rencana pembangunan.
34
Daftar Pustaka
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/09/pengertian-negara-unsur-
fungsi-tujuan.html
http://etikaberwarganegara.blogspot.com/2013/12/e-sifat-organisasi-negara.html
http://repository.uin-suska.ac.id/5830/4/BAB%20%20III.pdf
http://etikaberwarganegara.blogspot.com/2013/12/elemen-kekuatan-negara.html
https://salamadian.com/lembaga-legislatif-yudikatif-eksekutif/
https://nasional.tempo.co/read/1125432/kasus-korupsi-dprd-kota-malang-bikin-
sistem-pemerintahan-macet/full&view=ok
http://repository.uin-suska.ac.id/5830/4/BAB%20%20III.pdf
https://www.liputan6.com/news/read/3638042/ini-kronologi-korupsi-massal-dprd-
kota-malang
35