Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL OBSERVASI

Tupoksi POLRI
POLRI,, Kompetensi dan Pelaksanaan Kode Etik

DI POLISI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Dosen pengampu : 1. Lena Satlita, M.Si

2. LutfiaSeptiningrum, M.Stat

Disusun oleh Kelompok 5 :

DeaKhanza Sabrina / 22417141114

DevitaBerlianaKurniasari / 22417144060

Refi Yuangga ArzaSena / 22417144066

Muhammad RifadiHutama / 22417144068

Dani Egita W / 22417144082

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala petunjuk-Nya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan hingga selesai. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah menyumbangkan baik ide maupun materi atas bantuannya.

Penulis sangat berharap artikel ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman pembaca.
Kami berharap lebih banyak lagi agar pembaca dapat mempraktekkan artikel ini dalam
kehidupan sehari-hari.

Penulis yakin karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, maka masih banyak
kekurangan dalam penyusunan artikel ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan artikel ini.

Yogyakarta, 19 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..ii
BAB I………………………………………………………………………………………… 1
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 2
1.4 Metode observasi………………………………………………………………………2

1.5 waktu observasi………………………………………………………………………..2

BAB II ........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
2.1 Idenfikasi organisasi……………………………………………………………………3

2.2 sejarah singkat…………………………………………………………………………3

2.3 tujuan,tugas dan fungsi polri………………………………………………………….4

2.4 kualitas esensial seorang kepala biro logistik yang baik ................................................ 6
2.5 Peran seorang kepala biro logistik dan divisi terhadap jalannya birokrasi kepolisian............... 6
2.6 Cara memotivasi anggota tim agar bekerja dengan baik ............................................... 6
2.7 Peran kepolisian menjaga masyarakat dalam bermedia sosial ....................................... 6
2.8 Fungsi dalam pembinaan masyarakat ............................................................................. 7
2.9 Tiga kompetensi penting ................................................................................................ 7
3.0 Perbedaan doktrin etika diantara hierarki dalam kepolisian ........................................... 8
3.1 Etika seorang polisi ketika rekan kerjanya melakukan pelanggaran .............................. 8
3.2 Kompetensi teknis yang harus dikuasai dan dimiliki oleh setiap anggota..................... 8
3.3 Kompas menyebutkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap polri anjlok .............. 8
BAB III ...................................................................................................................................... 9
PENUTUP.................................................................................................................................. 9
Daftar pustaka……………………………………………………………………………...…10

Lampiran……………………………………………………………………………………..10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBerlakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah sebutan untuk sekelompok personel profesional yang
bertugas di instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pegawai ASN dibagi menjadi dua
bagian, pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai negeri sipil kontrak (PPPK),tapi selain itu
ada juga non ASN tapi tapi mengunakan sistem kerja ASN seperti POLRI dan TNI. yang
diangkat oleh pejabat pembina pegawai negeri sipil dan ditugaskan untuk tugas di kantor
pemerintah atau tugas pemerintah lainnya dan dibayar sesuai dengan undang-undang.
peraturan ASN yang kami maksud dalam laporan ini adalah Kepala Biro Logistik Polda DIY.

Terwujudnya kantor logistik untuk mendukung satker dalam melakukan operasi kepolisian
guna menciptakan keamanan dan ketertiban serta memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat.

Kantor Urusan Logistik (Rolog) merupakan komponen kontrol dan kedeputian administrasi
di tingkat Polda di bawah Kapolda. Tugas kantor logistik adalah membina dan
menyelenggarakan pengelolaan logistik yang meliputi pengadaan, perbekalan umum,
peralatan, sarana dan jasa konstruksi, pengangkutan, P-BMN, pemeliharaan dan perbaikan,
inventarisasi dan penyimpanan.

1.2 RumusanMasalah

1. Apakah kualitas esensial seorang kepala biro logistik yang baik ?


2. Apa peran seorang kepala biro logistik dan divisi terhadap jalannya birokrasi
kepolisian?
3. Bagaimana cara seorang kepala biro logistik memotivasi anggota atau tim agar bisa
melaksanakan tugasnya dengan baik?
4. Apa fungsi pembinaan dan apa tantangan yang di hadapi dalam pelaksanaan
pembinaan ?
5. Bagaimana cara seorang kepala biro logistik memastikan tigaaspek (leadership,
teknis, dan etika) berjalan dengan baik?
6. Apakah ada perbedaan doktrin etika di antara herarki dalam kepolisian dari
tamtama, bintara, hingga perwira tinggi?
7. Etika kerja seperti apa yang dilakukan seorang polisi ketika rekankerjanya berbuat
pelanggaran dalam bekerja?
8. Kompetensi seperti apa yang harus dikuasai dan dimiliki oleh setiap anggota polri
terutama polisi manajerial seperti perwira untuk menghadapi revolusi industry 4.0?
9. Apa tanggapan kepala biro logistik terhadap kepercayaan masyarakat kepada polri
yang anjlok di angka 45% pada bulanAgustus 2022

1
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu biro logistik dalam unsur pembantu di polda
2. Untuk mengetahui sistem kerja dan hirarki di kepolisian khusunya di biro lohistik
3. Untuk mengerahui terkait tugas,fungsi dan pokok polri khusunya di biro logistik
4. Untuk mengetahui kompetensi, kerja yang harus dimiliki anggota polri
5. Untuk mengetahui pelaksanaan kode etik dalam etika kerja di linkup polda DIY

1.4 Metode observasi

Pada observasi di Polda DIY ini kami mengunakan 2 (dua) pendekatan metode yaitu
metode wawancara dan metode observasi.

1.5 Waktu observasi

Observasi di Otoritas Jasa Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta ini dilakukan pada:

 Hari, tanggal : Senin, 14 November 2022


 Waktu : 08.30 – 10.00 WIB
 Tempat : Polda DIY
 Alamat : Jl.Ring Road utara,Condong catur,Depok,Yogyakarta
 Narasumber : kepala biro logistik.Bapak,Kurdi S.IK

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Idefnfikasi organisasi

1. Nama Organisasi : Polda DIY


2. Alamat organisasi : Jl. Ring Road Utara
3. Kelurahan : Condongcatur
4. Kecamatan : Depok
5. Kode Pos : 55283
6. Kota : Kota Yogyakarta
7. Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta
8. Telepon : (0274) 8844444
9. Faxsimile : (0274) 642-9890
10. Website : www.jogja.polri.go.id

2.2 Sejarah singkat polri


Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) adalah kepolisian nasional Indonesia,
melapor langsung kepada presiden. Polri menjalankan tugas kepolisian di seluruh Indonesia.
Polisi dipimpin oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri).

1.) waktu kerajaan

Benih awal terbentuknya kepolisian sudah ada pada zaman Kerajaan Majapahit. Saat itu Patih
Gajah Mada membentuk pasukan keamanan yang disebut Bhayangkara untuk melindungi
raja dan kerajaan. Oleh karena itu, sosok Gajah Mada sampai saat ini menjadi lambang Polri
dan sebagai penghormatan, Polri mendirikan patung Gajah Mada di depan Mabes Polri dan
nama Bhayangkara digunakan sebagai nama polisi. POLISI. melakukan

2.) era kolonial Belanda

Pada masa penjajahan Belanda, pembentukan pasukan keamanan dimulai dengan


pembentukan pengawal penduduk pribumi untuk menjaga harta benda dan kekayaan orang
Eropa di Hindia Belanda saat itu. Pada tahun 1867, sekelompok warga Eropa di Semarang
merekrut 78 orang pribumi untuk menjamin keselamatan mereka.
Kekuasaan polisi ada pada residen yang dibantu oleh seorang asisten. Rechts Politie
bertanggung jawab kepada Jaksa Agung. Berbagai bentuk patroli ada di seluruh Hindia
Belanda, seperti Veld Politie (Polisi Lapangan), Stands Politie (Polisi Perkotaan), Cultur
Politie (Polri Pertanian), Bestuurs Politie (Polri Perwira), dan lain-lain.
Sesuai dengan ketatanegaraan saat itu, polisi juga menerapkan perbedaan status antara orang
Belanda dan orang pribumi. Pada dasarnya pribumi tidak diperbolehkan bekerja sebagai
Hood Agents (petugas bintara), Inspector van Politie dan Commisioner van Politie. Selama
mereka adalah polisi, pos-pos seperti polisi, camat dan polisi diciptakan untuk pribumi.
Berdiri antara tahun 1897 hingga 1920, Kepolisian Hindia Belanda modern merupakan cikal
bakal Kepolisian Negara Republik Indonesia saat ini. masa pendudukan Jepang

Saat itu, Jepang membagi wilayah polri Indonesia di Jawa dan Polda Madura di Jakarta,
Polda Sumatera di Bukittinggi, Polda Indonesia Timur di Makassar, dan Polda Kalimantan di
Banjarmasin.

3
Setiap Polres di daerah, sekalipun dipimpin oleh Polri, selalu didampingi oleh seorang
perwira Jepang bernama Sidaka, yang memiliki kewenangan hampir melebihi Kapolri.

3.) Awal kemerdekaan Indonesia

Periode 1945-1950

Tak lama setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, pemerintah militer Jepang
membubarkan Peta dan Gyu-Gun sementara polisi terus beroperasi, bahkan ketika Soekarno-
Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Secara resmi, polisi
menjadi Polisi Indonesia Merdeka. .
Pada tanggal 21 Agustus 1945, Perwira Polisi Kelas I (Letnan Senior), Mochammad Jassin,
Panglima Polisi di Surabaya, mendeklarasikan Kepolisian Republik Indonesia sebagai
langkah awal seiring dengan pembersihan dan perlucutan senjata pasukan Jepang yang kalah
perang. . . sebagai pendidik moral dan jiwa patriotik, semua orang, serta unit bersenjata,
menderita depresi dan kekalahan perang yang panjang. Sebelumnya, pada 19 Agustus 1945,
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mendirikan Badan Kepolisian Nasional
(BKN). Pada tanggal 29 September 1945, Presiden Soekarno R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo
menjadi Kepala Kepolisian Negara (KKN).
Awalnya, polisi melapor ke Kementerian Dalam Negeri atas nama Direktur Kepolisian
Negara yang hanya bertanggung jawab atas urusan administrasi, sedangkan urusan
operasional berada di bawah Kejaksaan Agung.
Kemudian sejak tanggal 1 Juli 1946, dengan Surat Keputusan Pemerintah Tahun 1946 No.
11/S.D. Kepolisian Negara melapor langsung kepada Ketua Menteri dan 1 Juli diperingati
sebagai Hari Bhayangkara setiap tahun hingga saat ini.

2.3 Tujuan,tugas dan fungsi polri

Tujuan polri Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan
dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan
tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat, serta terbinanya ketenteraman masyarakat dengan menjunjung tinggi ...

1. Fungsi Kepolisian

Pasal 2 :” Fungsi Kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan Negara di bidang
pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum, perlindungan,
pengayoman dan pelayanan masyarakat”. Sedangkan Pasal 3: “(1) Pengemban fungsi
Kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh : a.
kepolisian khusus, b. pegawai negri sipil dan/atau c. bentuk-bentuk pengamanan
swakarsa. (2) Pengemban fungsi Kepolisian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
huruf a,b, dan c, melaksanakan fungsi Kepolisian sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang menjadi dasar hukum masing-masing.

2. Tugas pokok Kepolisian

4
Pasal 13: Tugas Pokok Kepolisian Negara Rrepublik Indonesia dalam UU No.2 tahun
20002 adalah sebagai berikut:
a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
b. Menegakkan hukum
c. Memberikan perlindungan,pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. “,
penjabaran tugas Kepolisian di jelaskan lagi apada Pasal 14 UU Kepolisian RI.

3. Kewenangan Kepolisian
Pada Pasal 15 dan 16 UU Kepolisian RI adalah perincian mengenai tugas dan
wewenang Kepolisian RI, sedangkan Pasal 18 berisi tentang diskresi Kepolisian yang
didasarkan kepada Kode Etik Kepolisian.
Sesuai dengan rumusan fungsi, tugas pokok, tugas dan weweang Polri sebagaimana
diatur dalam UU No. 2 tahun 2002, maka dapat dikatakan fungsi utama kepolisian
meliputi :

1. Tugas Pembinaan masyarakat (Pre-emtif)

Segala usaha dan kegiatan pembinaan masyarakat untuk meningkatkan partisipasi


masyarakat, kesadaran hukum dan peraturan perundang-undangan. Tugas Polri dalam
bidang ini adalah Community Policing, dengan melakukan pendekatan kepada
masyarakat secara sosial dan hubungan mutualisme, maka akan tercapai tujuan dari
community policing tersebut. Namun, konsep dari Community Policing itu sendiri
saat ini sudah bias dengan pelaksanaannya di Polres-polres. Sebenarnya seperti yang
disebutkan diatas, dalam mengadakan perbandingan sistem kepolisian Negara luar,
selain harus dilihat dari administrasi pemerintahannya, sistem kepolisian juga terkait
dengan karakter sosial masyarakatnya.
Konsep Community Policing sudah ada sesuai karakter dan budaya Indonesia ( Jawa)
dengan melakukan sistem keamanan lingkungan ( siskamling) dalam komunitas-
komunitas desa dan kampong, secara bergantian masyarakat merasa bertangggung
jawab atas keamanan wilayahnya masing-masing. Hal ini juga ditunjang oleh
Kegiatan babinkamtibmas yang setiap saat harus selalu mengawasi daerahnya untuk
melaksanakan kegiata-kegiatan khusus.

2. Tugas di bidang Preventif

Segala usaha dan kegiatan di bidang kepolisian preventif untuk memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat, memelihara keselematan orang, benda dan barang
termasuk memberikan perlindungan dan pertolongan , khususnya mencegah
terjadinya pelanggaran hukum. Dalam melaksanakan tugas ini diperlukan kemampuan
professional tekhnik tersendiri seperti patrolil, penjagaan pengawalan dan pengaturan.

3. Tugas di bidang Represif

Di bidang represif terdapat 2 (dua) jenis Peran dan Fungsi Kepolisian Negara
Republik Indonesia yaitu represif justisiil dan non justisiil. UU No. 2 tahun 2002
memberi peran Polri untuk melakukan tindakan-tindakan represif non Justisiil terkait
dengan Pasal 18 ayat 1(1) , yaitu wewenang ” diskresi kepolisian” yang umumnya
menyangkut kasus ringan.
KUHAP memberi peran Polri dalam melaksanakan tugas represif justisil dengan
menggunakan azas legalitas bersama unsur Criminal Justice sistem lainnya. Tugas ini

5
memuat substansi tentang cara penyidikan dan penyelidikan sesuai dengan hukum
acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya. Bila terjadi tindak pidana,
penyidik melakukan kegiatan berupa:
1. Mencari dan menemukan suatu peristiwa Yang dianggap sebagai tindak pidana;
2. Menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan;
3. Mencari serta mengumpulkan bukti;
4. Membuat terang tindak pidana yang terjadi;
5. Menemukan tersangka pelaku tindak pidana.

2.4 kualitas esensial seorang kepala biro logistik yang baik

Sebagai seorang pemimpin, harus memiliki visi atau tujuan, dan sebagai seorang pemimpin,
juga dapat mengikuti langkah atau jalan untuk mencapai tujuan tersebut melalui proses
kepemimpinan, perencanaan yang baik dan organisasi yang baik, sehingga Anda memiliki
kepastian atau keyakinan. organisasi mencapai tujuannya.

2.5 Peran seorang kepala biro logistik dan divisi terhadap jalannya birokrasi kepolisian

Untuk mencapai tujuan, birokrasi harus diikuti, birokrasi yang harus memikirkan efisiensi
dan efektifitas, birokrasi jangka panjang harus dipangkas agar proses lebih cepat dan biaya
lebih sedikit dan lebih cepat juga untuk mencapai hasil.

2.6 Cara memotivasi anggota tim agar bisa melaksanakan tugas dan pelayanan dengan
baik

Memotivasi tersebut dapat dibentuk setidaknya melalui dua pilihan, yang pertama tidak
membingungkan anggota tentang cara kerjanya masing-masing anggota dengan mengadakan
pelatihan dan membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.
Kedua, tentu saja masalah kesejahteraan, bahwa kesejahteraan harus diperhatikan tidak hanya
dalam masalah gaji, tetapi juga dalam bentuk jaminan lain baik bagi anggota maupun
keluarganya agar anggota tersebut siap untuk menunaikan tugasnya. tepat

2.7 Peran kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dalam
bermedia sosial

Polisi ada karena dibutuhkan, ketika tidak ada lagi kasus maka polisi tidak dibutuhkan lagi.
Namun,kejahatan akan selalu ada dan akan meningkat seiring dengan perkembangan
teknologi dan budaya yang berkembang di masyarakat. Semakin terorganisir suatu
masyarakat, semakin banyak kejahatan yang dapat ditekan. Dan sebaliknya, jika masyarakat
tidak terorganisir atau jika keadaan sulit secara sosial atau ekonomi, maka kejahatan akan
terjadi. Oleh karena itu, keberhasilan polisi tidak hanya diukur dari mengunkap kejahatan
yang dilakukan. Polisi tidak hanya sebagai lembaga penegak hukum, tetapi juga memberikan
pengamanan, yang dapat mengarah pada tugas preventif dan represif dalam fungsi utama
kepolisian. Pendeteksian kejahatan dilakukan tidak hanya melalui akses hukum, tetapi juga
melalui represi atau penyadaran masyarakat terhadap perlindungan lingkungan. Atau secara

6
preventif, dengan adanya patroli yang dilakukan oleh anggota di lapangan dapat menekan
atau memperkecil kemungkinan seseorang melakukan kejahatan.

2.8 Fungsi pembinaan masyarakat dan tantangan yang dihadapi polri dalam
pembinaan masyarakat

Tugas polri yang sasarannya adalah untuk melakukan pembinaan masyarakat menghadapi
situasi yang sifatnya faktor korelatif kriminogen. Jadi pembinaan masyarakat itu bagaimana
masyarakat itu lebih peka terhadap hukum dan peduli terhadap lingkungan untuk menjaga
lingkungannya sehingga mengurangi kesempatan untuk melakukan kejahatan. Yang Intinya
adalah untuk mengajak masyarakat agar sadar hukum.

2.9 Tiga kompetensi penting yaitu leadership teknis dan etika jadi bagaimana bapak
memastikan tiga aspek tersebut berjalan dengan semestinya di tingkat bawahan

Hal ini tidak hanya terlihat oleh bawahan, tetapi seluruh tenaga kerja harus memperhatikan
ketiga aspek tersebut. Dari sisi manajemen, lebih berorientasi pada bagaimana sebuah
organisasi dikelola oleh seseorang yang memiliki kemampuan. Setiap manajer harus melalui
pelatihan atau pembinaan untuk sudah memiliki aspek kepemimpinan ini. Kemudian ada
pengalaman kerja yang cukup dalam hal keterampilan. Kode etik sudah ada sejak lama.
Sebagai seorang anggota Polri tidak dapat diragukan lagi akan hal tersebut, namun pada
kenyataannya media sering mempertanyakan etika seorang perwira atau polisi sehingga
menjadi sorotan dan menimbulkan dilema. Berbeda dengan pekerjaan seorang guru atau PNS
yang jarang berusaha memaksa masyarakat, jarang mendapat sorotan.

3.0 perbedaan doktrin etika diantara hierarki dalam kepolisian dari tamtama Bintara
hingga perwira tinggi

Tidak ada ,karena kode etik hanya ada satu yaitu kodeetik polri. Tidak ada yang namanya
kode etik Bintara maupun kode etik tamtama atau bahkan kode etik perwira. Semua sama
saja tidak ada perbedaan dalam kode etik.

3.1 Etika seorang polisi ketika melihat rekankerjanya berbuat pelanggaran etik
dalam pekerjaannya

Karena kode etiknya sama, berlaku untuk semua anggota. Namun, jika kita berbicara tentang
pelanggaran kode etik oleh rekan kerja, hal ini sudah disebutkan dalam petunjuk pelaksanaan
atau pengawasan yang terdiri dari pengawasan lintas bahkan atasan. Ketika bawahan
mendapati atasan melakukan sebuah pelanggran maka memiliki caranya tersendiri,seperti
melaporkan ke propam atau irwasum.hal ini agar tidak melemahkan kredibilitas organisasi
polri Bukan dalam arti mengaburkan publik, tapi kredibilitas harus dijaga karena berpengaruh
pada kepatuhan masyarakat terhadap Polri.

7
3.2 Kompetensi teknis yang harus dikuasai dan dimiliki oleh setiap anggota untuk
menyambut revolusi industri 4.0

Dari yang paling sederhanayaitu handphone, kita sudah memanfaatkan keberadaan


handphone untuk mengikuti perkembangan era digital saat ini.

Setidaknya sistem pembinaan personil,misalnya mutasi itu sudah ada sistemasi yang dibuat
sehingga dapat mengetahui kapan akan naik pangkat hingga kenaikan gaji. Jadi mengenai
masalah digital polri sudah dapat menyesuaikan.

3.4 Dari Kompas menyebutkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap polri


anjlok di angka 45% pada bulanAgustus 2022 bagaimana bapak menghadapi hal
ini?

Adapun peran kantor logistik untuk mendukung pekerjaan anggota polisi lainnya, agen pasti
membutuhkan peran logistik. Jika logistik tidak mendukung, tidak mungkin mendapatkan
skor yang tinggi, apalagi skor yang tinggi akan tetap turun, karena tanpa peran logistik tidak
mungkin dapat berfungsi dengan baik. Nilai tersebut selalu mengikuti dan menanggapi
kritik dari pihak kepolisian, nilai Polri yang baik menandakan pekerjaan logistiknya baik.
Begitu pula sebaliknya, karena industri logistik memiliki tugas mendukung pimpinan dan
mendukung kapolri. Juga mendukung tugas dan tanggung jawab Kapolda. Kembali ke poin
why, skornya sendiri bisa naik atau turun secara otomatis. Tentu saja mereka yang terlibat
dalam penelitian ini juga punya alasan, seperti kasus Ferdy Sambo yang begitu terjerumus
pada tindak pidana yang dilakukan oleh polisi hingga muncul antipati terhadap polisi di
masyarakat, untuk poin-poin Polri. jatuh atau jatuh. brutal Ketika sebuah organisasi
mengalami penurunan poin, apa yang dilakukan pemimpin atau pemimpin organisasi untuk
menghadapinya?

8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan POLRI khususnya Polda DIY adalah suatu
lembaga Penegak hukum sipil yang menjaga ketertiban dan kemanan negara yang
keberadaannya sangatlah di butuhkan untuk menjaga agar negara selalu aman,nyaman
kondusif dari segala kemungkinan yang terjadi.sebagai unsur lembanga yang melayanani
kepentingan publik,maka polri di tuntut untuk menjadi organisasi yang transparan,kredibel
dan beretika dalam menjalankan tugasnya yang selain mengamankan,dan mengayomi juga
public servis.untuk melaksakan tugas dengan baik maka di perlukan sebuah sistem organisasi
yang baik pula,yang di dalamnya ada unsur SDM yang berperan penting,dengan itu maka
SDM polri,harus siap akan perubahan yang terus terjadi,misalnya dengan upgrade skil
menghadapi revolusi industri 4.0 dan web 5.0,yang tentunya dalam waktu ini kejahatan siber
dan dunia maya akan semakin tinggi,sehingga di perlukan sumber daya yang berkompenten
dan beretika profesi dalam menghadapi kondisi sekarang dan yang akan datang.

Keritik dan saran

saran yang dapat diberikan utuk polri khusunya polda DIY antara lain:

1. Lebih diperluas lagi dalam hal sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat karena masih
banyaknya dan belum meratanya masyarakat yang tahu tentang pelangaran hukum dan
konsekuensi jika melanggar,
2. memanfaatkan aggaran dengan seminimal mungkin dengan hasil yang semaksimal
mungkin,tanpa membuang aggaran negara dengan hal yang tidak perlu,misalnya pengadaan
mobil dinas mewah.
3. Lebih meningkatan keramahtamahan dalam melayani kepentingan publik
4. Selain membuat catatan kejahatan seseorang,mungkin kedepanya juga harus membuat catatan
kebaikan orang,seperti orang yang menemukan dompet lalu mengembalikanya dengan
menitipkan ke kantor polisi,yang nantinya orang itu bisa di beri sebuah penghargaan

9
Daftar pustaka

https://sumbawa.ntb.polri.go.id/profil/tugas-fungsi-kewenangan-polri/

lampiran

10

Anda mungkin juga menyukai