FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BUNG
KARNO JAKARTA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
NIM 2101190211
Proposal Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing pada tanggal...
BAB I PENDAHULUAN
B. Pokok Permasalahan........................................................11
D. Metode Penelitian............................................................12
E. Sistematika Penulisan......................................................14
DAFTAR PUSTAKA
iii
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
ketertiban di wilayah dan terwujudnya ketentraman dan ketertiban wilayah itu dipengaruhi
Oleh karena itu diperlukan adanya penanganan secara berkesinambungan dan terpadu serta
Ketentraman dan ketertiban umum adalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkan
pemerintah daerah dan masyarakat melakukan kegiatannya dengan tentram, tertib dan
Sesuai dengan isi dan jiwa Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah dan pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2004 tentang Pedoman Satuan
Polisi Pamong Praja. Pelaksanaan Otonomi Daerah membawa perubahan dalam pola
hubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Pergeseran tersebut juga membawa
perubahan dan dampak terhadap ketentraman dan ketertiban umum. Di samping perubahan
pergeseran yang sejumlah hanya sebagai bagian proses administrasi untuk mencapai tujuan
organisasi publik secara internal bergeser menjadi bagian pokok dan penting dari proses
Dalam rangka mewujudkan kondisi daerah yang aman, tentram, dan tertib serta
yang kondusif perlu meningkatkan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan
tugasnya.
Belakang ini gerak langkah Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol-PP) tidak pernah luput dari
perhatian publik, mengingat segala aktivitasnya dengan mudah di ketahui melalui mass
media, baik
Satuan Polisi Pamong Praja sangat jauh dari sosok ideal sejatinya yang menggambarkan
aparatur Pemerintah Daerah dalam tugasnya menjunjung tinggi norma hukum, norma
agama, hak asasi manusia dan norma-norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang
dalam masyarakat.
Munculnya gambaran miring terhadap sosok aparat Polisi Pamong Praja tidak lain dan tidak
bukan karena seringnya masyarakat disuguhi aksi-aksi represif dan arogan dari aparat
Pembongkaran bangunan liar, penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL), razia Pekerja Seks
Komersial (PSK), penertiban miras dan gelandangan sering disuguhkan oleh aparat Pol-PP.
sekalipun tindakan-tindakan represif tersebut hanyalah sebagian dari fungsi dan peran Pol-
PP sebagai pengemban dan penegak hukum non yudisial di daerah. Karena itu tidak
berlebihan apabila kemudian masyarakat mencap aparat Pol-PP sebagai aparat kasar,
arogan, penindas rakyat kecil dan sebutan-sebutan lain yang tidak enak di dengar di tambah
dengan peran media massa yang sering membubuhinya dengan berita-berita sensasional,
maka makin miringlah penggambaran masyarakat tentang Satuan Polisi Pamong Praja di
Terlepas dari benar tidaknya gambaran masyarakat tentang Satuan Polisi Pamong
Praja, dalam tulisan ini saya mencoba untuk menyegarkan kembali ingatan kita tentang
bagaimana sejatinya fungsi dan peran Satuan Polisi Pamong Praja dalam rangka pembinaan
keamanan dan penegak hukum. Gambaran ini penting untuk dikemukakan guna
diperolehnya kesamaan pandangan baik dari masyarakat, Sat Pol-PP maupun pemangku
Harus diakui pada awal berdirinya di Yogyakarta pada tanggal 3 Maret 1950, Satuan
Polisi Pamong Praja telah memberikan kontribusi yang sangat berharga bagi konsolidasi
dan stabilitas territorial pada daerah-daerah yang berada di luar bidang kepolisian Negara
merupakan masalah spesifikasi yang ditangani oleh Polisi Pamong Praja, salah satunya
ketertiban di daerah. Karena itu tidaklah bijaksana apabila kita memandang bahwa peran
dan fungsi Polisi Pamong Praja dalam menyelenggarakan keamanan dan ketertiban seakan-
akan hendak mengambil peran Polri, tetapi sebaliknya dalam upaya menjaga dan
memelihara Kantibmas, sebagaimana dengan jelas dinyatakan dalam pasal 4 ayat (1) huruf
yang menyatakan Polri bertugas melakukan koordinasi, pengawasan dan pembinaan tekhnis
ter dihadap Kepolisian Khusus, Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan bentuk-bentuk
pengamanan Swakarsa.
keamanan dan ketertiban masyarakat bukanlah tanpa alasan, namun didukung dasar pijakan
yuridis yang jelas sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah Khususnya Pasal 13 dan 14. Dalam pasal Undang-undang
tersebut, pada huruf c tersebut disebutkan urusan wajib yang menjadi kewenangan
Masyarakat. Demikian pula dengan pasal 148 dan 149 Undang-undang Nomor 32 tahun
Pamong Praja untuk membantu Kepala Daerah dalam menegakan Peraturan Daerah dan
Dengan melihat kewenangan yang diberikan kepada Satuan Polisi Pamong Praja sangat
penting dan strategis dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan lingkup
Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai misi strategis dalam membantu Kepala Daerah
untuk menciptakan suatu kondisi daerah yang tentram, tertib, teratur sehingga
penyelenggaraan roda pemerintahan dapat berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat
melakukan kegiatannya dengan aman. Oleh karena itu, disamping menegakan Peraturan
Daerah, Pol-PP juga dituntut untuk menegakkan kebijakan pemerintah daerah lainnya yaitu
kelembagaan yang handal, sehingga tujuan terwujudnya kondisi daerah yang tentram dan
tertib dapat direalisasikan. Munculnya gangguan Ketentraman dan Ketertiban Umum dan
timbulnya Pelanggaran Peraturan Daerah identik dengan kepadatan jumlah penduduk suatu
daerah.
Kabupaten Merangin yang berada di jalur strategis lintas Sumatera yang merupakan
kawasan transit orang dan barang, sehingga tidak menutup kemungkinan timbulnya
Merangin terdiri dari beberapa Suku, Ras, Agama dan Adat istiadat yang berbeda satu
dengan yang lain. Dari perbedaan tersebut membawa akan pengaruh terhadap
perkembangan wilayah khususnya di segi keamanan, sosial, budaya, politik dan ekonomi.
Selain itu latar belakang penulis memilih judul skripsi ini dilatar belakangi dengan belum
relatif stabil.
2. Dalam penelitian ini penulis sangat terbantu di dalam memperoleh dan menghimpun
3. Belum adanya karya ilmiah/skripsi yang mengangkat dan membahas fungsi Polisi
Berdasarkan uraian di atas dan dilandasi dengan keinginan yang kuat untuk mengetahui
lebih dalam mengenai fungsi Polisi Pamong Praja dalam memelihara Ketentraman dan
Ketertiban Umum, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menuangkan
dalam suatu Karya Ilmiah yang berbentuk Skripsi dengan judul “Fungsi Polisi Pamong
● Pasal 148 dan Pasal 149 UU No.32 Tahun 2004, Tugas Pokok dan Fungsi Polisi
Pamong Praja
Berdasarkan judul dan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
2004.
2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
3. Upaya apa saja yang dilakukan satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Merangin
Merangin.
Dari penelitian ini penulis berharap bisa mencapai tujuan yang diharapkan yaitu :
1. Penelitian yang dituangkan dalam bentuk Proposal Skripsi Mini ini dapat memenuhi
sebagian syarat guna memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Sekolah Tinggi Ilmu Hukum
2. Dari penelitian ini dapat memberi manfaat dan sumbangan pikiran serta menambah
wawasan ilmu pengetahuan bagi pembaca dan penulis sendiri tentang fungsi Polisi Pamong
3. Penelitian ini dapat sebagai tolak ukur dalam memberi solusi terhadap kendala yang
dihadapi Satuan Polisi Pamong Praja dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
D. METODOLOGI PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian dalam penulisan judul skripsi “Fungsi Polisi Pamong Praja dalam
2004” adalah pada Kantor satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Merangin.
2. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian adalah yuridis empiris yaitu melihat bagaimana ketentuan yang berlaku
berdasarkan pada Peraturan Perundang-undangan dengan membanding pada fakta yang ada
Tatacara penarikan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling yaitu para
umum.
Sebagai informan adalah para Camat dan Lurah selaku perpanjangan tangan Pemerintah
Anggoro Kusnanto.2008____Peran dan fungsi Polisi Pamong Praja dalam pembinaan Keamanan
dan Penegak Hukum, makalah pada seminar Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Departemen
Dalam Negeri Jakarta
Pembinaan dan Kemitraan Kepolisian RI dengan Sat Pol-PP dalam rangka Pemeliharaan dan
Penyelenggaraan Ketentraman, Ketertiban di Daerah bahan Kapolri pada Rakornas satPol-PP, April
2006
Penegakan dan Kesadaran Hukum Soerjono Soekanto Makalah pada seminar Hukum Nasional Ke-
IV, Jakarta 1979
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2004 Pedoman Prosedur Tetap Operasional
satuan Polisi Pamong Praja
Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
satuan Polisi Pamong Praja
Syafiie Inu Kencana, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia. PT. Bumi Aksara. Jakarta