Anda di halaman 1dari 8

Peraturan Tertip Hukum

Di
S
U
S
U
N
Oleh
Nama:Muhammad Al Fajar Pohan
Kelas:VIII-7

UPT:SMP Negeri 16 Medan


TP:2023/2024

Kata Pengantar: Puji syukur diucapkan kehadirat Allah


Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi.Penulis sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan
dalam kehidupan sehari-hari.Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
Penulis

Medan,February,2024
Penulis
Daftar isi:Kata Pengantar:............ II
Daftar Isi:....................... III
Bab I:pendahuluan...... I
A.Latar Belakang... I

Bab II:Pembahasan...... I
A.Pengertian Hukum
B.Pengertian Tertip Hukum........................... 2
C.Contoh Perilaku Tertip Hukum........................... 2
Bab III:Penutup............... 6
A.Kesimpulan........ 6
B.Saran................... 6
Daftar Pusaka:................ 7

A.Latar Belakang Masalah:


Kepatuhan hukum masyarakat merupakan salah satu
bagian dari budaya hukum, dalam
Budaya hukum dapat dilihat dari tradisi perilaku
masyarakat kesehariannya yang sejalan
Dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum
yang berlaku bagi semua subyek
Hukum, timbulnya kepatuhan hukum diawali dari
kesadaran hukum masyarakat.
Kesadaran hukum dapat tumbuh karena adanya
rasa takut dengan sanksi yang dijatuhkan.
Kesadaran hukum masyarakat ini berpengaruh
terhadap kepatuhan hukum baik secara
Langsung maupun tidak langsung. Dalam masyarakat
modern (maju), faktor kesadaran
Hukum berpengaruh langsung pada kepatuhan hukum
masyarakat, karena pada dasarnya
Mereka berkeyakinan bahwa mereka membutuhkan
hukum dan hukum itu bertujuan baik
Dan telah mengatur masyarakat secara baik, benar dan
adil. Sebaliknya dalam masyarakat
Tradisional, kesadaran hukum masyarakat berpengaruh
secara tidak langsung pada
Kepatuhannya, karena kepatuhan hukum mereka lebih
karena diminta, bahkan dipaksa
Atau karena perintah agama. Artinya, semakin lemah
tingkat kesadaran hukum
Masyarakat, semakin lemah pula kepatuhan hukumnya
dan begitu pula sebaliknya.
Apabila kesadaran hukum telah terbentuk, maka
diharapkan kepatuhan hukum akan
Terwujud. Hal ini disebabkan hukum tersebut telah
diketahui, dipahami dan dihayati oleh
Masyarakat dan diharapkan telah meresap kedalam diri
masing-masing anggota
Masyarakat. Dengan demikian, masalah kepatuhan
hukum pada dasarnya menyangkut
Proses internalisasi dari hukum yaitu telah meresapnya
hukum pada diri masing-masing
Anggota masyarakat.

Pengertian Hukum: Secara leksikal, hukum adalah


peraturan atau adat yang secara resmi dianggap
mengikat yang dikukuhkan oleh penguasa atau
pemerintah. Hukum juga meliputi aturan berupa
undang-undang serta peraturan terkait, kaidah dalam
masyarakat, dan keputusan yang ditetapkan oleh
penegak hukum

Pengertian Tertip Hukum: Tertib hukum adalah sebuah


peraturan yang disepakati oleh suatu lembaga dan harus
ditaati oleh seluruh masyarakat. Berbicara soal tertib
hukum, ini sifatnya menyasar wilayah dan tempat pada
seluruh masyarakat. Dan ini juga sudah diperhitungkan
agar lebih strategis.

Contoh Sikap Patuh Terhadap Hukum: Contoh Sikap


Patuh Terhadap Hukum
●Ikut serta dalam kegiatan di masyarakat, misalnya
kerja bakti, siskamling, dan lain-lain.
●Menghormati tetangga sekitar.
●Membayar iuran yang telah disepakati.
●Tidak atau menghindari perbuatan yang bisa membuat
warga resah, misalnya mabuk dan berjudi.

Kesimpulan: Kesimpulan:Hukum merupakan peraturan


di dalam negara yang bersifat mengikat dan memaksa
setiap warganegara untuk menaatinya yang tidak akan
dapat berjalan dengan salah satu unsurnya yang tidak
terpenuhi. Sistem hukum adalah keseluruhan aturan
tentang apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang
seharusnya tidak dilakukan oleh manusia yang mengikat
dan terpadu dari satuan kegiatan satu sama lain untuk
mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
makadi bentuklah kekuasaan kehakiman dan alat – alat
penegak hukum untuk mengawasi dan mengatur
jalannya hukum serta diperlukan partisipasi dan
kesadaran oleh seluruh warga negara dalam
pelaksanaan hukum.

Saran:Agar sistem hukum nasional benar-benar terarah


untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
dan pembangunan yang berkelanjutan maka perlu
adanya kesatuan sistem hukum yang memadai dalam
masing-masing sistem dan adanya pengawasan
independen yang berkualitas dan berintegritas dalam
menciptakan kekuasaan kehakiman yang bebas dan
mandiri demi keadilan dan kesejahteraan Indonesia.
Penegakan hukum di Indonesia harusnya lebih jujur dan
adil pada setiap warga negara tanpa memandang siapa
pelanggar hukum tersebut. Dan diperlukan lebih banyak
sosialisasi mengenai aturan- aturan yang berlaku dan
sanksi yang jelas serta proses peradilan yang lebih
terbuka sehingga masyarakat mengerti dengan aturan-
aturan yang berlaku dan membangun kesadaran diri
untuk menaati dan melaksanakan hukum yang berlaku

Daftar Pusaka: Ardini, P. puspa. (2015). “Perilaku Tertip


Hukum”, Bias antara upaya menanamkan disiplin
dengan melakukan kekerasan terhadap anak.
Pendidikan Usia Dini, Volume 9 E(2), 251–266.
Ariananda, E. S., Hasan, S., & Rakhman, M. (2016).
Pengaruh Kedisiplinan Siswa Di
Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Teknik
Pendingin. Journal of
Mechanical Engineering Education, 1(2), 233–238.
https://doi.org/10.17509/jmee.v1i2.3805
Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian : Suatu
pendekatan Praktik (Edisi Revisi)
(Edisi Revi). Rineka Cipta.
Elly, R. (2019). Hubungan kedisiplinan terhadap hasil
belajar siswa kelas v di SD
Negeri 10 Banda Aceh. Jurnal Pesona Dasar, 3(4), 43–53.
Gunarsa. (2009). Psikologi untuk pembimbing. PT BPK
Gunung Mulya.
Hadianti, L. S. (2008). Pengaruh pelaksanaan tata tertib
sekolah terhadap kedisiplinan
belajar siswa (penelitian deskriftif analisis di SDN
sukakarya II Kecamatan
samarang kabupaten Garut). Jurnal Pendidikan
Universitas Garut, 02(1), 1–8.
Khafid, M., & Suroso. (2007). Pengaruh disiplin belajar
dan lingkungan keluarga
terhadap hasil belajar Ekonomi. Jurnal Pendidikan
Ekonomi, 2(2), 191.
https://doi.org/10.15294/dp.v2i2.447
Kuncoro, M. (2009). metode riset untuk bisnis dan
ekonomi. erlangga.
Kurniasih, T., & Sumaryati. (2014). Tingkat kepatuhan
tata tertib Sekolah oleh siswa
kelas VIII SMP Negeri 16 Medan. Jurnal Citizenship,
3(2), 165–178
https://doi.org/10.12928/
citizenship.v3i2.10672Muhibbinsyah. (2006). Psikologi
Belajar. PT RajaGrafindo persada.Nawawi, H. (2001).
Manajemen sumber daya manusia untuk bisnis yang
kompetitif

Anda mungkin juga menyukai