Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Menampilkan Sikap yang Sesuai Dengan Hukum

Disusun Oleh : Kelompok 3

Nama : Ratnawati
Tria Wahyuninggsih
Reza Eni Septiana
Prety Anisya

Mata Pelajaran : PPKN


Guru Pengampu : Wulan Sari S.Pd

SMA NEGERI 10 MUSI RAWAS


JL. LINTAS SUMATERA KM. 30, Terawas, Kec. Stl Ulu Terawas, Kab. Musi
Rawas Prov. Sumatera Selatan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat dan karunia sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Menampilkan Sikap yang Sesuai Dengan Hukum Dan juga saya mengucapkan
terimakasi pada ibu Wulan Sari S.Pd selaku guru pengampu mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan. Keberhasilan makalah ini tidak lain disertai referensi –
referensi dan bantuan dari pihak yang bersangkutan. Namun makalah ini masih
memiliki kekurangan dalam penyusunan makalah. maka dari itu kritik dan saran
sangat kami harapkan demi kesempurnaan Artikel ini. makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan serta memenuhi nilai tugas mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu dan
terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Lubuklinggau, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................…..
DAFTAR ISI ..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah.......................................................................
B. Rumusan Masala .................................................................................
C. tujuan ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum...............................................................................
B. Kepatuhan Hukum Dan Ciri-Ciri Sikap Sesuai Huku.........................
C. Perilaku Yang Sesuai Dengan Hukum.................................................
D. Perilaku Yang Bertentangan Dengan Hukum......................................
A. Untuk Mengetahui Macam-Macam Sanksi ...........................................

BAB III PENUTUP


B. Kesimpulan..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Orang yang memiliki kesadaran hukum mempunyai berbagai ciri dan perilaku
taat hukum dalam kehidupannya. Setiap orang memiliki kebebasan bertindak
di dalam negara demokrasi. Namun, tidak serta merta kebebasan tersebut
dimaknai secara berlebihan. Setiap orang tetap diatur dalam kehidupan
sosialnya melalui tatanan norma-norma yang berlaku. Salah satunya adalah
norma hukum yang menuntut setiap orang yang berada di wilayah hukum
tersebut untuk wajib menaatinya. Walaupun ada orang atau kelompok
memiliki perbedaan kepentingan, mereka tetap diminta taat hukum dan
mendapatkan sanksi jika melanggarnya. Ketaatan pada hukum menciptakan
ketertiban dan keteraturan dalam masyarakat. Sikap taat dan peduli dengan
hukum inilah yang menimbulkan kesadaran hukum. Mengutip buku PPKn
Kelas XI (Kemdikbud 2017), pakar sosiologi Soerjono Soekanto mengatakan,
kesadaran hukum merupakan nilai-nilai atau kesadaran dari dalam diri
manusia mengenai hukum yang ada atau mengenai hukum yang diharapkan.
Sementara itu, dilansir laman Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan,
jika kesadaran hukum rendah akan memicu masyarakat yang tidak patuh pada
peraturan hukum yang berlaku. Lebih berbahaya pula apabila rendahnya
kesadaran hukum sampai dialami aparat penegak hukum dan pembuat
peraturan perundang-undangan. Sebab, hal itu bisa memengaruhi upaya
penegakan hukum dan kondisi sistem maupun tata hukum yang ada.
Kesadaran hukum dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengetahuan
mengenai hukum yang berlaku, pemahaman pada isi hukum yang berlaku,
sikap terhadap hukum yang berlaku, dan pola perilaku menurut hukum yang
berlaku. Ketika faktor-faktor tersebut diterapkan setiap anggota masyarakat,
hukum akan berjalan optimal dalam menciptakan ketertiban dan keteraturan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hukum ?
2. Bagaimana Kepatuhan Hukum Dan Ciri-Ciri Sikap Sesuai Huku?
3. Bagaimana Perilaku Yang Sesuai Dengan Hukum?
4. Bagaimana Perilaku Yang Bertentangan Dengan Hukum?
5. Bagaimana Macam-Macam Sanksi ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Hukum
2. Untuk Mengetahui Kepatuhan Hukum Dan Ciri-Ciri Sikap Sesuai Huku
3. Untuk Mengetahui Perilaku Yang Sesuai Dengan Hukum
4. Untuk Mengetahui Perilaku Yang Bertentangan Dengan Hukum
5. Untuk Mengetahui Macam-Macam Sanksi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum
Hukum dalah peraturan berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan
mengatur tingkah laku manusia untuk menjaga ketertiban, keadilan, dan
mencegah terjadinya kekacauan. Setiap negara mempunyai aturan-aturan hukum
tersendiri yang berbeda dengan negara lain, termasuk Indonesia. Seperti
diketahui, Indonesia merupakan negara hukum, sesuai dengan bunyi pasal 1 ayat
3 UUD 1945. Itu artinya, setiap warga negara wajib untuk mematuhi hukum dan
aturan yang berlaku di Indonesia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hukum adalah peraturan atau
adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau
pemerintah. Undang-undang, peraturan, dan sebagainya untuk mengatur
pergaulan hidup masyarakat. Apabila Warga Negara Indonesia tidak mematuhi
hukum yang ada tentu akan dijatuhi sanki berupa denda hingga dipenjara.
Ketaatan kepada peraturan dan hukum adalah sebuah konsep yang harus
diwujudkan dalam diri setiap warga negara. Semakin seseorang itu taat hukum,
maka bisa disimpulkan kalau tingkat kesadaran hukumnya juga tinggi.

B. Kepatuhan Hukum Dan Ciri-Ciri Sikap Sesuai Hukum


Hukum dibuat untuk dipatuhi, kepatuhan terhadap hukum mengakibatkan
terjadinya ketertiban dalam masyarakat dan sebaliknya ketidak patuhan terhadap
hukum akan mengakibatkan kekacauan. Kita dapat bayangkan jika pengendara
kendaraan bermotot tidak mematuhi peraturan lalu lintas diperempatan jalan,
dimana disana ada lampu lalu lintas yang mengatur, pengendara diharuskan
berhenti jika lampu lalu lintas merah, dan harus menunggu sampai hijau untuk
jalan, tetapi ada juga satu dua pengendara sepeda motor yang nyelonong ketika
lampu berwarna merah, hal ini tentu membahayakan keselamatannya dan
keselamatan pengendara lain jika terjadi tabrakan.
Kepatuhan kepada hukum tidak hanya dilakukan ketika ada petugas melainkan
harus dilakukan dengan kesadaran bahwa hukum diciptakan untuk melindungi
kita. Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep
nyata dalam dri seseorang yang diwujudkan dengan dalam prilaku yang sesuai
dengan sistim hukum yang berlaku, tingkat kepatuhasn terhadap hukum secara
langsung menunjukan kesadaran hukum.

1. Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki kesadaran


untuk :
a) Memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku
b) Mempertahankan tertib hukum yang ada
c) Menegakan kepastian hokum
2. Ciri-ciri orang yang sikap nya sesuai hukum
a) Disenangi masyarakat
b) Tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain
c) Mencerminkan sikap sadar hukum
d) Tidak menyinggung perasaan orang lain
e) Menghormati hak-hak morang lain
C. Perilaku Yang Sesuai Dengan Hukum
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, kita tidak akan dapat
mengabaikan semua aturan atau Sikap Yang Sesuai Dengan Hukum yang
berlaku. Sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya, kita senantiasa akan membentuk suatu komunitas bersama guna
menciptakan lingkungan yang aman, tertib, dan damai. Untuk menuju hal
tersebut, diperlukan suatu kebersamaan dalam hidup dengan menaati peraturan
atau hukum yang tertulis maupun tidak tertulis.
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyata
dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan
sistem hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang diperlihatkan oleh
seorang warga negara secara langsung menunjukkan tingkat kesadaran hukum
yang dimilikinya. Berikut ini sikap sesuai dengan hukum
1. Dalam Lingkungan Keluarga
a) Patuh terhadap orang tua
b) Menghormati anggota keluarga yang lain
c) Mentaati aturan yang disepakati bersama keluarga
d) Melaksanakan ibadah tepat waktu
2. Dalam Lingkungan Sekolah
a) Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya
b) Memakai pakaian seragam
c) Datang dan pulang tepat waktu
d) Belajar dikelas dengan tertib
e) Memperhatikan ketika guru mengajar
f) Mengerjakan tugas-tugas
g) Mematuhi tata tertib yang berlaku
3. Dalam Masyarakat
a) Ikut serta dalam kegiatan masyarakat baik kerja bakti maupun
siskamling
b) Menghormati tetangga sekitanya
c) Membayar iuran warga
d) Tidak melakukan perbuatan yang meresahkan warga seperti mabuk-
mabukan
4. Dalam kehidupan berbangsa
a) memiliki KTP jika telah dewasa
b) Memiliki sim jika mengendarai ketika mengendarai kedaraan bermotor
c) Ikut serta dalam pemilu
d) Membayar pajak
e) Menjaga kelestarian alam
f) Menjaga kebersihan loingkungan dengan membuang sampah pada
tempatnya

D. Perilaku Yang Bertentangan Dengan Hukum


Perilaku yang bertentangan dengan hukum timbul karena kurangnya kesadaran
hukum, ketidak patuhan terhadap hukum dapat timbul karena dua hal :
a. Pelanggaran hukum dianggap biasa
b. Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai dengan kehidupan
Berikut ini contoh perilaku yang bertentangan dengan hukum
1. Lingkungan keluarga
a. Mengabaikan perintah orang tua
b. Nonton TV sampai larut malam
c. Bangun kesiangan
d. Tidak mau bgelajar
e. Tidak mau membantu orang tua
f. Tidak mkau beribadah
2. Dalam lingkungan sekolah
a. Nyontek ketrika ulangan
b. Tidak mengikuti upacara bendera
c. Bolos sekolah
d. Tidak tertib dikelas
e. Berpakaian tidakj rapi
f. Tidak mengurus rambut ( Gondrong)
3. Dalam masyarakat
a. Menggangu ketertiban masyarakat
b. Membuang sampah tidak pada tempatnya
c. Berjudi dan mabuk-mabukan
4. Dalam lingkungan bangsa dan negara
a. Tidak memiliki KTP
b. Tidak memiliki SIM
c. Tidak mematuhi rambu lalulintas
d. Terlibat aksi terorisme
e. Merusak fasilitas umum dan negara
f. Melakukan tindak pidana

E. Macam-Macam Sanksi
Pernahkah kalian melihat tayangan iklan layanan masyarakat di televisi yang
menggambarkan seorang wasit sepak bola ragu untuk memberikan kartu
peringatan kepada pemain yang melakukan pelanggaran. Apakah kartu merah
yang akan diberikan atau kartu kuning. Keragu-raguan wasit itu merupakan satu
bukti penegakan sanksi yang tidak tegas. Peristiwa serupa sering kali kita
saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mengapa sopir angkutan kota
yang tidak sungkan-sungkan berhenti menunggu penumpang pada tempat yang
jelas-jelas dilarang berhenti? Penyebabnya karena petugas tidak tegas
menindaknya. Bila peristiwa seperti itu dibiarkan, tidak ditindak oleh petugas
maka lama-kelamaan dianggap sebagai hal yang biasa. Dengan kata lain, jika
suatu perbuatan dilakukan berulang-ulang, tidak ada sanksi, walaupun melanggar
aturan maka akhirnya perbuatan itu dianggap sebagai norma. Seperti kebiasaan
sopir angkutan kota tadi, karena perbuatannya itu tidak ada yang menindak maka
akhirnya menjadi hal yang biasa saja.
Hal yang sama dapat juga menimpa kalian. Misalnya, jika siswa yang melanggar
tata tertib sekolah dibiarkan begitu saja, tanpa ada sanksi tegas maka esok lusa
pelanggaran akan menjadi hal yang biasa. Perilaku yang bertentangan dengan
hukum menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan pribadi maupun kehidupan
bermasyarakat. Ketidaknyamanan dan ketidakteraturan tentu saja akan selalu
meliputi kehidupan kita jika hukum sering dilanggar atau tidak ditaati. Untuk
mencegah terjadinya tindakan pelanggaran terhadap norma atau hukum maka
dibuatlah sanksi dalam setiap norma atau hukum tersebut.
Sanksi terhadap pelanggaran itu amat banyak ragamnya, misalnya sanksi
hukum, sanksi sosial, dan sanksi psikologis. Sifat dan jenis sanksi dari setiap
norma atau hukum berbeda satu sama lain. Akan tetapi, dari segi tujuannya sama
yaitu untuk mewujudkan ketertiban dalam masyarakat. Hal tersebut mengandung
pengertian sebagai berikut.
1. Tegas
Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material. Misalnya, dalam
hukum pidana mengenai sanksi diatur dalam pasal 10 KUHP. Dalam pasal
tersebut ditegaskan bahwa sanksi pidana berbentuk hukuman yang mencakup:
a. Hukuman Pokok, yang terdiri atas:
1) Hukuman mati
2) Hukuman penjara yang terdiri dari hukuman seumur hidup dan
hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan
sekurangkurangnya 1 tahun)
b. Hukuman Tambahan, yang terdiri:
1) Pencabutan hak-hak tertentu
2) Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu
3) Pengumuman keputusan hakim

2. Nyata
Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar hukuman
berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya. Contoh: pasal 338 KUHP,
menyebutkan “barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena
pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”.
Jika sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-lembaga peradilan,
sanksi sosial diberikan oleh masyarakat. Misalnya dengan menghembuskan
desasdesus, cemoohan, dikucilkan dari pergaulan, bahkan yang paling berat diusir
dari lingkungan masyarakat setempat.
Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu mencegah orang
melakukan perbuatan melanggar aturan, ada satu jenis sanksi lain, yakni sanksi
psikologis. Sanksi psikologis dirasakan dalam batin kita sendiri. Jika seseorang
melakukan pelanggaran terhadap peraturan, tentu saja di dalam batinnya ia akan
merasa bersalah. Selama hidupnya ia akan dibayang-bayangi oleh kesalahannya
itu. Hal ini akan sangat membebani jiwa dan pikiran kita. Sanksi inilah yang
merupakan gerbang terakhir yang dapat mencegah seseorang melakukan
pelanggaran terhadap aturan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum dalah peraturan berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan
mengatur tingkah laku manusia untuk menjaga ketertiban, keadilan, dan
mencegah terjadinya kekacauan. Setiap negara mempunyai aturan-aturan hukum
tersendiri yang berbeda dengan negara lain, termasuk Indonesia.

Hukum dibuat untuk dipatuhi, kepatuhan terhadap hukum mengakibatkan


terjadinya ketertiban dalam masyarakat dan sebaliknya ketidak patuhan terhadap
hukum akan mengakibatkan kekacauan . Ketaatan atau kepatuhan terhadap
hukum yang berlaku merupakan konsep nyata dalam diri seseorang yang
diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem hukum yang berlaku.
Tingkat kepatuhan hukum yang diperlihatkan oleh seorang warga negara secara
langsung menunjukkan tingkat kesadaran hukum yang dimilikinya
Perilaku yang bertentangan dengan hukum timbul karena kurangnya kesadaran
hukum, ketidak patuhan terhadap hukum dapat timbul karena dua hal yaitu
Pelanggaran hukum dianggap biasa dan Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai
dengan kehidupan
DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud 2017. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Https://Ex-School.Com/Artikel/Menampilkan-Sikap-Yang-Sesuai-Dengan-Hukum

Anda mungkin juga menyukai