XII IPS 1
SMAN 1 KATAPANG
KAB. BANDUNG
2023-2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang "Dinamika
Pelanggaran Hukum”
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, sayai
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
Rizki Surya
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB 1..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................1
D. Manfaat................................................................................................................................2
BAB 2..............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami membatasi rumusan masalahnya yaitu :
1. Berbagai kasus pelanggaran hukum
2. Macam-macam sanksi atas pelanggaran hukum
3. Partisipasi dalam perlindungan dan penegakan hukum
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kasus pelanggaran hukum
2. Untuk mengetahui macam-macam sanksi atas pelanggaran hukum
3. Untuk mengetahui partisipasi dalam perlindungan dan penegakan hukum
1
D. Manfaat
1. Diketahuinya kasus pelanggaran hokum
2. Diketahuinya macam-macam sanksi atas pelanggaran hokum
3. Diketahuinya partisipasi dalam perlindungan dan penegakan hukum
2
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Berbagai Kasus Pelanggaran Hukum
Tindakan-tindakan seperti pencurian, penculikan, pemukulan yang disebut dengan
pelanggaran hukum. Jadi pelanggaran hukum adalah berupa perbuatan yang tidak
sesuai atau melanggar larangan- larangan yang ditentukan oleh aturan hukum.
Pelanggaran dan kejahatan dua kata yang berhubungan dengan hukum. Kejahatan
adalah perbuatan melanggar hukum yang dikategorikan berat dan sedang. Sedangkan
pelanggaran adalah perbuatan melanggar hukum yang dikategorikan ringan. Sanksi
tindakan kejahatan adalah hukuman dan denda , sedangkan sanksi tindak pelanggaran
umumnya berupa denda. Misalnya, pelanggaran lalu lintas biasanya didenda dengan
sejumlah nominal sesuai UU.
Pelanggaran hukum adalah perbuatan yang bertentang dengan hukum. Perbuatan
melawan hukum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) Pasal
1365, berbunyi: “Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian
kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena
kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.”
Pelanggaran hukum sangat sering terjadi, bahkan hampir setiap hari kita
menjumpai berbagai informasi terjadinya tindakan melawan hukum baik itu yang
dilakukan oleh masyarakat bahkan oleh aparat penegak hukum sendiri. Pelanggaran
hukum selalu saja terjadi dan terulang di masyarakat, hal ini disebabkan berbagai faktor
diantaranya ;
a. Sistem peradilan yang dipandang kurang independen dan imparsial,
b. Belum memadainya perangkat hukum yang mencerminkan keadilan
sosial,
c. Lemahnya perlindungan hukum terhadap masyarakat,
d. Masih adanya intervensi terhadap hukum,
e. Inkonsistensi dalam penegakan hukum,
3
f. Rendahnya kontrol secara komprehensif terhadap penegakan
hukum,
g. Belum meratanya tingkat keprofesionalan para penegak hukum,
Contoh sikap sesuai dengan ketentuan hukum:
a) Sikap Terbuka
Contoh : Mau mengatakan benar atau salah, dan berupaya selalu
jujur dalam memahami ketentuan hukum.
b) Sikap Obyektif/Rasional
Contoh : sanggup menyatakan ya atau tidak dalam ketentuan
hukum dengan segala konsekuensinya.
c) Sikap Mengutamakan Kepentingan Umum
Contoh : Merelakan tanah atau bangunan diambil pemerintah untuk kepentingan
sarana jalan atau jembatan.
Cara mengatasi permasalahan implementasi hukum dan peradilan di Indonesia
adalah dengan cara memperbaiki penegakkan hukum itu sendiri yang meliputi
beberapa faktor, yaitu substansi hukum, struktur hukum, sarana dan prasarana,
dan budaya hukum masyarakat.
Dengan kata lain, pelanggaran hakikatnya merupakan pelanggaran
terhadap kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan:
1) Aturan agama; oleh peraturan atau hukum yang berlaku,
2) Dasar negara; misalnya kasus pembunuhan merupakan
3) Konstitusi negara; dan pengingkaran terhadap kewajiban
untuk norma-norma sosial menghormati hak hidup orang
lain.
Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidak patuhan terhadap hukum.
Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:
a. Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap Sebagai kebiasaan;
b. Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.
Saat ini, kita sering melihat berbagai pelanggaran hukum terjadi di negara ini.
Hampir setiap hari, kita mendapatkan informasi mengenai terjadinya tindakan
melawan hukum baik yang dilakukan oleh masyarakat ataupun oleh aparat penegak
4
hukum sendiri. Berikut ini contoh perilaku yang bertentangan dengan aturan yang
dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.
1) Dalam lingkungan keluarga, di antaranya:
Mengabaikan perintah orang tua;
Mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar;
Ibadah tidak tepat waktu;
Menonton tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak-anak;
Nonton tv sampai larut malam; dan
Bangun kesiangan.
2) Dalam lingkungan sekolah, di antaranya
Menyontek ketika ulangan;
Datang ke sekolah terlambat
Bolos mengikuti pelajaran;
Tidak memperhatikan penjelasan guru; dan
Berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan
sekolah.
3) Dalam lingkungan masyarakat, diantaranya :
Mangkir dari tugas ronda malam;
Tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas;
Main hakim sendiri;
Mengonsumsi obat-obat terlarang;
Melakukan tindakan diskriminasi kepada orang lain;
Melakukan perjudian; dan
Membuang sampah sembarangan.
4) Dalam lingkungan bangsa dan negara, di antaranya:
Tidak memiliki KTP;
Tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas;
Melakukan tindak pidana seperti pembunuhan, perampokan,
penggelapan, pengedaran uang palsu, pembajakan karya orang lain
5
dan sebagainya; d) melakukan aksi teror terhadap alat-alat
kelengkapan negara;
Tidak berpartisipasi pada kegiatan pemilihan umum; dan
Merusak fasilitas negara dengan sengaja.
2. Macam-Macam Sanksi atas Pelanggaran Hukum
Sanksi terhadap pelanggaran itu amat banyak ragamnya. Sifat dan jenis sanksi
dari setiap norma atau hukum berbeda satu sama lain. Akan tetapi, dari segi tujuannya
sama, yaitu untuk mewujudkan ketertiban dalam masyarakat. Sanksi norma hukum
adalah tegas dan nyata. Hal tersebut mengandung pengertian sebagai berikut.
1) Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material telah diatur Dalam
peraturan perundang-undangan. Misalnya, hukum pidana mengenai sanksi diatur
dalam Pasal 10 KUHP. Dalam pasal tersebut, ditegaskan bahwa sanksi pidana
berbentuk hukuman yang mencakup:
a) Hukuman pokok, yang terdiri atas:
Hukuman mati; dan
Hukuman penjara yang terdiri atas hukuman seumur hidup dan hukuman
sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1
tahun).
b) Hukuman tambahan, yang terdiri atas:
Pencabutan hak-hak tertentu;
Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu; dan
Pengumuman keputusan hakim.
2) Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar
Hukuman berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya. Contoh: Pasal 338 KUHP,
menyebutkan “barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam,
karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”.
Sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-lembaga peradilan, Sanksi
sosial diberikan oleh masyarakat, misalnya dengan cemoohan, dikucilkan dari
pergaulan, bahkan yang paling berat diusir dari lingkungan masyarakat setempat.
Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu mencegah orang dari
perbuatan melanggar aturan, ada satu jenis sanksi lain, yakni sanksi psikologis. Sanksi
6
psikologis dirasakan dalam batin kita sendiri. Jika seseorang melakukan pelanggaran
terhadap peraturan, tentu saja di dalam batinnya ia merasa bersalah. Selama hidupnya, ia
akan dibayang-bayangi oleh kesalahannya itu. Hal ini akan sangat membebani jiwa dan
pikiran kita. Sanksi inilah yang merupakan gerbang terakhir yang dapat mencegah
seseorang melakukan pelanggaran terhadap aturan.
3. Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyata
dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem
hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang diperlihatkan oleh seorang warga
negara, secara langsung menunjukkan tingkat kesadaran hukum yang dimilikinya.
Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk:
Memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku
Mempertahankan tertib hukum yang ada; dan
Menegakkan kepastian hukum.
Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku dapat
dilihat dari perilaku yang diperbuatnya:
Disenangi oleh masyarakat pada umumnya;
Didak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;
Tidak menyinggung perasaan orang lain;
Menciptakan keselarasan;
Mencerminkan sikap sadar hukum;
Mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.
Perilaku yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum harus kita tampilkan dalam
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan
negara sebagai bentuk perwujudan partisipasi Anda dalam proses penegakan
dan perlindungan hukum. Berikut ini contoh perilaku yang mencerminkan kepatuhan
terhadap hukum yang berlaku
1) Dalam Kehidupan di Lingkungan Keluarga
a) Mematuhi perintah orang tua.
b) Ibadah tepat waktu.
7
c) Menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu, kakak, adik
dan sebagainya.
d) Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga.
2) Dalam kehidupan di Lingkungan Sekolah
a) Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya.
b) Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan.
c) Tidak menyontek ketika ulangan.
d) Memperhatikan penjelasan guru.
e) Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku.
3) Dalam Kehidupan di Lingkungan Masyarakat
a) Melaksanakan setiap norma yang berlaku di masyarakat;
b) Bertugas ronda.
c) Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti.
d) Menghormati keberadaan tetangga disekitar rumah.
e) Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di masyarakat
seperti tawuran, judi, mabuk-mabukkan dan sebagainya;
f) Membayar iuran warga.
4) Dalam kehidupan di Lingkungan Bangsa dan Negara.
a) Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya.
b) Memiliki KTP.
c) Memiliki SIM.
d) Ikut serta dalam kegiatan pemilihan umum.
e) Membayar pajak.
f) Membayar retribusi parkir.
BAB 3
PENUTUP
8
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
9
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balibang, Kemendikbud. Yusnawan Lubis, Mohamad Sodeli.
2018. Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas XII
10