Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(Menampilkan sikap yang sesuai dengan hukum)

Anggota kelompok :
1. Agastyan Zulfintoris
2. David Suwandi
3. Fakhri Taufiiqulhakim
4. Miftha Shalsabilla
5. Nabila Rameyza
6. Tya Aprillia

XI MIPA 5

SMA NEGERI 4 CIBINONG


Jl.Bojong Koneng, Rt 01 Rw 01, Kel.Cibinong, Kec. Cibinong, Kab. Bogor,Prov.
Jawa Barat 16911
Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya atas berkat rahmat dan hidayat-
Nya.Serta berbagai upaya,tugas makalah matapelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang membahas sikap yang sesuai dengan
hukum.Dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.Dalam
penyusunan makalah ini,ditulis berdasarkan buku yang berkaitan
dengan. Pancasila,dan serta informasi dari media massa yang
berhubungan dengan Pancasila.Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih kurang sempurna.Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang
bersifat membangun demi kesempurnaannya. Akhir kata,semoga
makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Bogor,25 Oktober 2022


DAFTAR ISI

I. BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
D. Manfaat Pembuatan Makalah

II. BAB 2 PEMBAHASAN


A. Contoh Sikap Taat Terhadap Hukum
B. Contoh Sikap Tidak Taat Terhadap Hukum
C. Macam-Macam Sanksi

III. BAB 3 PENUTUP


A. Kesimpulan.
B. Saran-Saran.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum yang berlaku pada suatu negara hendaknya disesuaikan
dengan kepribadian Bangsa dan cara pandang masyarakat terhadap hukum
itu sendiri. Hukum adalah bagian penting dalam upaya pengaturan
kepribadian Bangsa.
Upaya menegakkan hukum pada suatu Negara tidak dapat terlepas
dari peran masyarakat sebagai penyusun hukum itu sendiri. Hukum bersifat
mengikat, maka setiap warga Negara wajib mematuhi hukum yang telah
dibuat dan diberlakukan.
Hukum juga mempunyai sanksi hukum bagi pelanggarnya yang melanggar
peraturan hukum. Sanksi hukum disesuaikan dengan beratnya pelanggaran
dan keputusan penegak hukum.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan kami bahas pada kesempatan ini yaitu
bagaimanakah sikap yang menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku, khususnya berlaku di negara kita, Republik Indonesia.
C. Tujuan Makalah
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah agar kami, khususnya para
siswa dan pada umumnya masyarakat, lebih mengetahui bagaimanakah
sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, dan dapat
mengamalkannya dalam kehidupan sehari – hari.
D. Manfaat Makalah
Manfaat yang dapat diperoleh, antara lain meliputi :
1) Manfaat Teoritis
Dapat menambah wawasan pendidikan tentang bagaimanakah sikap
yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
2) Manfaat Praktis
Dapat menumbuhkan kebiasaan baik, yaitu sikap patuh hukum
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Contoh perwujudan sikap taat terhadap hukum
Dalam kegiatan sehari-hari banyak diperlihatkan fenomena yang
menunjukkan ketaatan terhadap hukum. Beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Mematuhi peraturan lalu lintas, misalnya berkendara di lajur yang
benar, tidak menerobos lampu merah, dan memakai atribut
keselamatan berkendara
2. Mematuhi peraturan yang berkaitan dengan interaksi masyarakat,
misalnya tidak mencuri, menganiaya dan melakukan pemerasan
kepada orang lain.
3. Mematuhi peraturan yang berkaitan dengan kewarganegaraan,
misalnya membuat KTP bagi yang telah berusia 17 tahun,
membayar pajak dan membuat kartu keluarga

1) Perilaku yang Sesuai dengan Hukum


Setelah kalian mengetahui makna hukum dan peranan dari lembaga
peradilan, sudah saatnya kalian mengaktualisasikan pengetahuan kalian
tentang hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sambil kalian
mengaktualisasikan pengetahuan kalian tersebut, melalui ini kalian
dibimbing dan diajak untuk mengidentifikasikan perbuatan-perbuatan
yang sesuai dengan hukum yang berlaku.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, kita
tidak akan dapat mengabaikan semua aturan atau hukum yang berlaku.
Sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya,
kita senantiasa akan membentuk suatu komunitas bersama guna
menciptakan lingkungan yang aman, tertib, dan damai. Untuk menuju hal
tersebut, diperlukan suatu kebersamaan dalam hidup dengan menaati
peraturan atau hukum yang tertulis maupun tidak tertulis.
Ketaatan atau kepatuhan hukum yang berlaku merupakan konsep
nyata dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai
dengan sistem hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang
diperlihatkan oleh seseorang warga negara secara langsung menunjukkan
tingkat kesadaran hukum yang dimilikinya.
Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang
berlaku dapat dilihat dari perilaku yang diperbuatnya seperti;
a. Disenangi oleh masyarakat pada umumnya;
b. Tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;
c. Tidak menyinggung perasaan orang lain;
d. Menciptakan keselarasan;
e. Mencerminkan sikap sadar hukum; dan
f. Mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.

Perilaku yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum harus kita


tampilkan dalam kehidupan sehari di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, bangsa, dan negara. Berkaitan dengan hal tersebut,
lakukanlah identifikasi contoh perilaku yang dapat kalian tampilkan yang
mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.
Dalam kehidupan di lingkungan keluarga, di antaranya:
1) Mematuhi perintah orang tua.
2) Melaksanakan ibadah tepat waktu.
3) Menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu, kakak,
adik, dan sebagainya.
4) Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga.
Dalam kehidupan di lingkungan sekolah, di antaranya:
1) Tidak mencontek ketika sedang ulangan.
2) Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya.
3) Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan.
4) Memperhatikan penjelasan guru.
5) Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku.
Dalam kehidupan di lingkungan masyarakat, di antaranya:
1) Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti.
2) Melaksanakan setiap norma yang berlaku di masyarakat.
3) Menghormati keberadaan tetannga di sekitar rumah.
4) Tidak Main Hakim Sendiri
5) Saling menghormati sesama manusia
6) Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di
masyarakat seperti tawuran, judi, mabuk-mabukan dan sebagainya.
Dalam kehidupan di lingkungan bangsa dan negara, di antaranya:
1) Membayar pajak.
2) Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya.
3) Menjaga dan memelihara fasilitas negara.
4) Membayar retribusi parkir.
5) Membuang sampah pada tempatnya.

B. Contoh perwujudan sikap tidak taat terhadap hukum


Selain mengetahui perilaku yang sesuai dengan hukum yang berlaku,
kalian juga mesti mengetahui perilaku yang bertentangan dengan hukum
yang berlaku, agar kalian tidak melakukan perilaku tersebut. Oleh karena
itu, pada bagian ini kalian akan diajak mengidentifikasi perilaku yang
bertentangan dengan hukum.
Perilaku yang bertentangan dengan hukum timbul sebagai akibat dari
rendahnya kesadaran hukum. Ketidakpatuhan hukum dapat disebabkan oleh
dua hal yaitu:
1) Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai
kebiasaan bahkan kebutuhan; dan
2) Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.
Saat ini kita sering melihat berbagai pelanggaran hukum banyak terjadi
di negara ini. Hampir setiap hari kita mendapatkan informasi mengenai
terjadinya tindakan melawan hukum, baik yang dilakukan oleh
masyarakat maupun oleh aparat penegak hukum itu sendiri. Berkaitan
dengan hal tersebut, lakukan identifikasi contoh perilaku melawan
hukum yang harus kalian hindari dalam kehidupan di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.
1) Dalam lingkungan keluarga, di antaranya:
a) Mengabaikan perintah orang tua
b) Tidak menghormati orang tua
2) Dalam lingkungan sekolah, di antaranya
a) Mencontek ketika ulangan
b) Datang terlambat disekolah
3) Dalam lingkungan masyarakat, di antaranya:
a) Mengkomsumsi obat-obat terlarang
b) Seks pranikah
4) Dalam lingkungan bangsa dan negara, di antaranya:
a) Tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas
b) Tidak membayar pajak tepat waktu

C. Macam-Macam Sanksi
Pernahkah kalian melihat tayangan iklan layanan masyarakat di televisi
yang menggambarkan seorang wasit sepak bola ragu untuk memberikan kartu
peringatan kepada pemain yang melakukan pelanggaran. Apakah kartu merah
yang akan diberikan atau kartu kuning. Keragu-raguan wasit itu merupakan
satu bukti penegakan sanksi yang tidak tegas.
Misalnya, mengapa sopir angkutan kota yang tidak sungkan-sungkan
berhenti menunggu penumpang pada tempat yang jelas-jelas dilarang berhenti?
Penyebabnya karena petugas tidak tegas menindaknya. Bila peristiwa seperti
itu dibiarkan, tidak ditindak oleh petugas maka lama-kelamaan dianggap
sebagai hal yang biasa. Dengan kata lain, jika suatu perbuatan dilakukan
berulang-ulang, tidak ada sanksi, walaupun melanggar aturan maka akhirnya
perbuatan itu dianggap sebagai norma. Seperti kebiasaan sopir angkutan kota
tadi, karena perbuatannya itu tidak ada yang menindak maka akhirnya menjadi
hal yang biasa saja.
Hal yang sama dapat juga menimpa kalian. Misalnya, jika siswa yang
melanggar tata tertib sekolah dibiarkan begitu saja, tanpa ada sanksi tegas maka
esok lusa pelanggaran akan menjadi hal yang biasa. Perilaku yang bertentangan
dengan hukum menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan pribadi maupun
kehidupan hukum menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan pribadi
maupun kehidupan bermasyarakat. Ketidaknyamanan dan ketidakteraturan
tentu daja akan selalu meliputi kehidupan kita jika hukum sering dilanggar atau
tidak ditaati. Untuk mencegah terjadinya tindakan pelanggaran terhadap norma
atau hukum maka dibutlah sanksi dalam setiap norma atau hukum
tersebut.Berikut norma,contoh,beserta sanksi :

Norma Pengertian Contoh-Contoh Sanksi

Agama Petunjuk hidup a. Beribadah Tidak langsung,


yang bersumber b. Tidak berjudi karena akan
dati Tuhan yang di c. Suka beramal diperoleh setelah
sampaikan melalui meninggal dunia
utusan-utusan-Nya (pahala atau
(Rasul/Nabi) yang dosa)
berisi perintah,
larangan atau
anjuran-anjuran

Kesusilaan Pedoman pergaulan a. Berlaku jujur Tidak tegas,


hidup yang b. Menghargai karena hanya
bersumber dari hati orang lain sendiri yang
nurani manusia merasakan
tentang baik (merasa bersalah,
buruknya suatu menyesal, malu,
perbuatan dan sebagainya)
Pedoman hidup a. Menghormati Tidak tegas, tapi
Kesopanan yang timbul dari orang yang dapat diberikan
pergaulan manusia lebih tua oleh masyarakat
di dalam b. Tidak berkata dalam bentuk
masyarakat kasar celaan,
c. Menerima cemoohan atau
dengan tangan pengucilan dalam
kanan pergaulan

Pedoman hidup a. Harus tertib Tidak dan nyata


Hukum yang dibuat oleh b. Harus serta mengikat
badan yang prosedur dan memaksa
berwenang c. Dilarang bagi setiap orang
mengatur manusia mencuri tanpa kecuali
dalam kehidupan
berbangsa dan
bernegara (berisi
perintah dan
larangan)

Dalam tabel di atas diberikan bahwa sanksi norma hukum adalah tegas dan nyata.
Hal tersebut mengandung pengertian sebagai berikut.
1. Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material. Misalnya,
dalam hukum pidana mengenai sanksi diatur dalam pasal 10 KUHP. Pasal
tersebut ditegaskan bahwa sanksi pidana berbentuk hukuman berupa :
Hukuman Pokok, yang terdiri atas:
a. hukuman mati
b. hukuman penjara yang terdiri dari hukuman seumur hidup dan hukuman
sementara waktu.
Hukuman Tambahan, yang terdiri
a. pencabutan hak-hak tertentu
b. perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu
c. pengumuman keputusan hakim

2. Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan seumur
hidup dan hukuman berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya. Contoh :
pasal 338 KUHP, menyebutkan “barang siapa sengaja merampas nyawa
orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling
lama lima belas tahun”.
Jika sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-lembaga
perdilan, sanksi sosial diberikan oleh masyarakat. Misalnya dengan
menghembuskan desas-desus, cemoohan, dikucilkan dari pergaulan, bahkan
yang paling berat diusir dari lingkungan masyarakat setempat.
Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu mencegah
orang melakukan perbuatan melanggar aturan, ada satu jenis sanksi lain,
yakni sanksi psikologis. Sanksi psikologis dirasakan dalam batin kita sendiri.
Jika seseorang melakukan pelanggaran terhadap peraturan, tentu saja di
dalam batinnya ia akan merasa bersalah. Selama hidupnya ia akan dibayang-
bayangi oleh kesalahannya itu. Hal ini akan sangat membebani jiwa dan
pikiran kita. Sanksi inilah yang merupakan gerbang terakhir yang dapat
mencegah seeorang melakukan pelanggaran terhadap aturan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah ini menguraikan sikap-sikap yang berlandaskan dengan
hukum dan menjelaskan kepatuhan hukum mengandung arti bahwa
seseorang memiliki kesadaran yakni: memahami dan menggunakan
peraturan dan aturan yang berlaku, mempertahankan tertib hukum yang
ada, dan menegakkan kepastian hukum.Dalam hal ini pun dijelaskan
beserta sanksi-sanksi yang sesuai dengan hukum yang ada di Indonesia.

B. Saran
Kita sebagai rakyat Indonesia sudah sepatutnya untuk mematuhi
segala yang sudah ditetapkan oleh hukum dan megakkan keadilan serta
menjauhi segala sikap-sikap yang melanggar hukum yang sudah
ditetapkan.Serta menanamkan sikap yang sesuai dengan hukum sejak
dini.

Anda mungkin juga menyukai