Anda di halaman 1dari 10

DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM

Disusun Oleh :
Kelompok 5 (Kelas XII MIPA 3)

1. NURMAYILA ALFINNI M.
2. NURUL HIJRAH ZAKIR
3. NUR ISMA NASRIANA
4. ESTY SHALESTI SYARIF
5. NURZALZABILA
6. NUR ANNISA PUTRI ANANDAR
7. DEDI ARDIANTO

MAN JENEPONTO
2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat, serta karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
sederhana ini.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pelajaran PPKn. Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya
makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat
dijadikan acuan untuk membuat makalah lebih baik lagi kedepannya.

Jeneponto,12 oktober 2023

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelanggaran adalah perilaku yang menyimpang untuk melakukan tindakan
menurut kehendak sendiri tanpa memperhatikan peraturan yang telah
dibuat.Sedangkan pelanggaran menurut Tarmizi adalah ”tidak terlaksananya
peraturan atau tata tertib secara konsisten akan menjadi salah satu penyebab
utama terjadinya berbagai bentuk dan kenakalan yang dilakukan siswa, baik di
didalam mauipun di luar sekolah”.Berdasarkan pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa pelanggaran adalah bentuk kenakalan siswa yang dilakukan
menurut kehendaknya sendiri tanpa menghiraukan peraturan yang telah dibuat.
Peranan hukum di dalam masyarakat khususnya dalam menghadapi
perubahan masyarakat perlu dikaji dalam rangka mendorong terjadinya
perubahan sosial. Pengaruh peranan hukum ini bisa bersifat langsung dan tidak
langsung atau signifikan atau tidak. Hukum memiliki pengaruh yang tidak
langsung dalam mendorong munculnya perubahan sosial pada pembentukan
lembaga kemasyarakatan tertentu yang berpengaruh langsung terhadap
masyarakat. Di sisi lain, hukum membentuk atau mengubah institusi pokok atau
lembaga kemasyarakatan yang penting, maka terjadi pengaruh langsung, yang
kemudian sering disebut hukum digunakan sebagai alat untuk mengubah perilaku
masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1) Berbagai kasus pelanggaran hukum
2) Macam-macam sanksi atas pelanggaran hukum
3) Partisipasi dalam perlindungan dan penegakan hokum

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui kasus pelanggaran hukum
2) Untuk mengetahui macam-macam sanksi atas pelanggaran hukum
3) Untuk mengetahui partisipasi dalam perlindungan dan penegakan hukum

1.4 Manfaat
1) Diketahuinya kasus pelanggaran hokum
2) Diketahuinya macam-macam sanksi atas pelanggaran hokum
3) Diketahuinya partisipasi dalam perlindungan dan penegakan hukum

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Berbagai Kasus Pelanggaran Hukum


Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum, yaitu tindakan
seseorang yang tidak sesuai atau bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku.
Dengan kata lain, pelanggaran hukum merupakan pengingkaran
terhadap kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh peraturan atau hukum
yang berlaku, misalnya kasus pembunuhan merupakan pengingkaran terhadap
kewajiban untuk menghormati hak hidup orang lain.
Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap
hukum.Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:
a) Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan;
b) Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.
Berikut ini contoh perilaku yang bertentangan dengan aturan yang dilakukan
di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.

A. Dalam lingkungan keluarga, di antaranya:


1) Mengabaikan perintah orang tua
2) Mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar
3) Ibadah tidak tepat waktu
4) Menonton tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak-anak
5) Nonton tv sampai larut malam dan
6) Bangun kesiangan.
B. Dalam lingkungan sekolah, di antaranya:
1) Menyontek ketika ulangan
2) Datang ke sekolah terlambat
3) Bolos mengikuti pelajaran
4) Tidak memperhatikan penjelasan guru dan
5) Berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan sekolah.
C. Dalam lingkungan masyarakat, di antaranya:
1) Mangkir dari tugas ronda malam
2) Tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas
3) Main hakim sendiri
4) Mengonsumsi obat-obat terlarang
5) Melakukan tindakan diskriminasi kepada orang lain

2
D. Dalam lingkungan bangsa dan negara, di antaranya:
1) Tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas
2) Melakukan tindak pidana seperti pembunuhan,
perampokan, penggelapan, pengedaran uang palsu, pembajakan karya
orang lain dan sebagainya
3) Melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara
4) Tidak berpartisipasi pada kegiatan pemilihan umum dan
5) Merusak fasilitas negara dengan sengaja.
Beberapa contoh pelanggaran hukum di Indonesia :
1. Aksi Anarkisme
2. Korupsi
3. Pembunuhan
4. Perjudian

2.2 Macam-macam Sanksi Atas Pelanggaran Hukum


Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) sanksi adalah tanggungan
(tindakan, hukuman, dan sebagainya) untuk memaksa orang menaati perjanjian
atau menaati ketentuan 1022 undang-undang (anggaran dasar, perkumpulan, dan
sebagainya).
Macam-Macam Sanksi Hukum di Indonesia yaitu :
1. Sanksi Hukum Pidana
Sanksi Hukum Pidana diatur dalam Pasal 10 KUHP (Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana), yaitu sebagai berikut :
a) Hukuman Pokok terdiri dari :
Hukuman Mati : yang terdiri dari hukuman seumur hidup, dan hukuman
sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1
tahun) Hukuman Kurungan (setinggi-tingginya 1 tahun dan sekurang-
kurangnya 1 hari).
b) Hukuman Tambahan Terdiri dari :
a. Pencabutan hak-hak tertentu
b. Perampasan/Penyitaan barang-barang tertentu
c. Pengumuman keputusan hakim
2. Sanksi Hukum Perdata
Dalam hukum perdata, ada 3 macam putusan yang dapat dijatuhkan oleh
hakim, yaitu :
a. Putusan Condemnatoir : Merupakan putusan yang memiliki sifat
membuat pihak yang dikalahkan melaksanakan prestasi (kewajiban).
Contoh : Pihak yang kalah harus membayar kerugian.

3
b. Putusan Declatoir : Merupakan putusan yang perintahnya menciptakan
suatu keadaan yang sah menurut hukum. Putusan ini hanya bersifat
menerangkan dan menegaskan suatu keadaan hukum semata-mata.
Contoh : Putusan yang menyatakan bahwa penggugat merupakan
pemilik sah tanah sengketa.
c. Putusan Constitutif : Merupakan putusan yang menghilangkan suatu
keadaan hukum dan menimbulkan keadaan hukum yang baru. Contoh :
Putusan yang memutuskan ikatan perkawinan
3. Sanksi Administratif
Sanksi administratif merupakan sanksi yang diberikan untuk pelanggaran
terhadap administrasi ataupun undang-undang yang bersifat administratif.
Sanksi yang diberikan dapat berupa :
a. Denda
b. Pembekuan hingga pencabutan sertifikat/izin
c. Penghentian sementara pelayanan administrasi hingga pengurangan jatah
produksi
d. Tindakan administrative

2.1 Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum


Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada
subyek hukum ke dalam bentuk perangkat baik yang bersifat preventif maupun
yang bersifat represif, baik yang lisan maupun yang tertulis.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perlindungan hukum sebagai suatu
gambaran tersendiri dari fungsi hukum itu sendiri, yang memiliki konsep bahwa
hukum memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan
kedamaian.
Penegakan hukum dilakukan dengan latar belakang pemikiran bahwa
teknologi dapat berperan untuk hal-hal positif, dalam arti dapat didayagunakan
untuk kepentingan manusia, maupun secara negatif. Dampak negatif yang
dimaksud adalah seperti yang dinyatakan oleh para kriminolog bahwa kejahatan
erat kaitannya dengan perkembangan masyarakat sebab kejahatan merupakan
produk dari masyarakat itu sendiri. Semakin tinggi tingkat intelektualitas suatu
masyarakat, semangkin canggih pula kejahatan yang mungkin terjadi dalam
masyarakat itu. Salah satunya adalah perkembangan teknologi komputer telah
mengalami konvergensi dengan teknologi-teknologi lain terutama teknologi
komunikasi, informasi, dan media, sedemikian rupa sehingga melahirkan semua
konsep baru yaitu telematika.

4
Penegakan hukum adalah upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-
norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalulintas atau
hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, untuk
menjamin dan memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan, aparatur
penegak hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep
nyata dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan
sistem hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang diperlihatkan oleh
seorang warga negara, secara langsung menunjukkan tingkat kesadaran hukum
yang dimilikinya. Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki
kesadaran untuk:
a. Memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku;
b. Mempertahankan tertib hukum yang ada; dan
c. Menegakkan kepastian hukum.

Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang


berlaku dapat dilihat dari perilaku yang diperbuatnya:
a. Disenangi oleh masyarakat pada umumnya;
b. Tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;
c. Tidak menyinggung perasaan orang lain;
d. Menciptakan keselarasan;
e. Mencerminkan sikap sadar hukum;
f. Mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.

Perilaku yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum harus kita


tampilkan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, bangsa dan negara sebagai bentuk perwujudan partisipasi Anda
dalam proses penegakan dan perlindungan hukum. Berikut ini contoh perilaku
yang mencerminkan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku
A. Dalam Kehidupan di Lingkungan Keluarga
1) Mematuhi perintah orang tua.
2) Ibadah tepat waktu.
3) Menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu, kakak,
adik dan sebagainya.
4) Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga.

5
B. Dalam kehidupan di Lingkungan Sekolah
1) Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya.
2) Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan.
3) Tidak menyontek ketika ulangan.
4) Memperhatikan penjelasan guru.
5) Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku.

C. Dalam Kehidupan di Lingkungan Masyarakat


1) Melaksanakan setiap norma yang berlaku di masyarakat;
2) Bertugas ronda.
3) Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti.
4) Menghormati keberadaan tetangga disekitar rumah.
5) Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di
masyarakat seperti tawuran, judi, mabuk-mabukkan dan sebagainya;
6) Membayar iuran warga.

D. Dalam kehidupan di Lingkungan Bangsa dan Negara.


1) Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya.
2) Memiliki KTP.
3) Memiliki SIM.
4) Ikut serta dalam kegiatan pemilihan umum.
5) Membayar pajak.
6) Membayar retribusi parkir.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ilmu Hukum pada hakekatnya adalah preskriptif atau mengharuskan. Karena
mengharuskan maka sifat hukum adalah normatif. Sifat normatifitas dari tidak
bergantung pada bentuk formal, kekuasaan dan sanksi, akan tetapi dari
koherensinya dengan kaidah dan prinsip yang bersumber dari moral yaitu
Keadilan dan Kebenaran. Hukum adalah Norma, dalam tindakan reason for
action. Sanction not constitutif law.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Sanksi bukan unsur utama dari
hukum.Sanksi ada akibat tuntutan kepastian hukum dalam paradigma
positivisme hukum, yang memandang ilmu hukum sebagai ilmu empirik
aturanaturan tingkahlaku yang mengatur perbuatan manusia secara lahiriah
belaka. Dimana hukum dituntut untuk berkorespondensi dengan fakta. Dalam
penerapan hukum agar hukum dapat diterapkan hukum harus dipaksakan.
Dengan demikian kedudukan sanksi dalam hukum adalah sanksi ada pada
penerapan hukum.
3.2 SARAN
Diharapkan kritik dan saran bagi para pembaca agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.

7
DAFTAR PUSTAKA
http://thekingslau.blogspot.com/2017/04/macam-macam-sanksi-hukum.html
http://www.artikelmateri.com/2015/09/contoh-pelanggaran-hukum-di-indonesia-
gambar.html
https://www.suduthukum.com/2016/10/pengertian-penegakan-hukum.html
http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli/
http://sarwono-supeno.blogspot.com/2012/04/pengertian-pelanggaran.html
http://agustleoprince.blogspot.com/2017/03/makalah-pelanggaran-hukum.html

Anda mungkin juga menyukai