Anda di halaman 1dari 13

PERLINDUNGAN &

PENEGAKAN HUKUM di
INDONESIA
Anggota Kelompok:
ᵜ Abraham Heven P. S (01) ᵜ Atarik Tanuwijaya (04)
ᵜ Agnes Witanti R (02) ᵜ Catherine (05)
ᵜ Allexzander Vagga (03) ᵜ Darell Maranatha R (06)
DEFINISI
PERLINDUNGAN & PENEGAKAN
HUKUM
• Perlindungan Hukum

Segala upaya pemenuhan dan pemberian perlindungan kepada masyarakat untuk


menjamin hak setiap orang dan memberikan rasa aman kepada korban atau saksi
dengan memberikan sanksi bagi yang melanggar sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

• Penegakan Hukum

Pelaksanaan ketentuan-ketentuan hukum secaara konkret dalam kehidupan


masyarakat sehari-hari.
BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM
PREVENTIF
• Bertujuan mencegah terjadinya pelanggaran.
• Terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berisi rambu-rambu dan
batasan-batasan dalam melakukan kewajiban.

REPRESIF
• Merupakan sikap tegas pemerintah atas pelanggaran yang telah terjadi.
• Bertujuan untuk menyelesaikan suatu pelanggaran atau sengketa yang
terjadi.
• Dapat berupa hukuman penjara, denda, dan hukum tambahan lainnya.
TUJUAN
PERLINDUNGAN
HUKUM
Menjamin hak-hak warga negara agar agar dapat
mendorong terwujudnya pemerintahan yang baik.
PERAN APARAT PENEGAK HUKUM
01 02 03
KEJAKSAAN
POLRI HAKIM
Penyidik utama yang menangani RI
Melaksanakan kekuasaan negara, Pejabat peradilan negara yang diberi
setiap kejahatan untuk menciptakan khususnya di bidang penuntutan. wewenang oleh UU untuk mengadili.
keamanan dalam negeri.

04 05 06
LEMBAGA
ADVOKAT KPK
PEMASYARAKATAN
Memberi jasa hukum, baik di Meningkatkan daya guna & hasil Pemasyarakat yang mengubah sistem
dalam maupun diluar pengadilan. guna terhadap upaya pemberantasan kepenjaraan menjadi sistem
tindak pidana korupsi. pemasyarakat (suatu rangkaian kesatuan
penegak hukum).
PERILAKU PELANGGAR HUKUM
Pelanggaran hukum merupakan pengingkaran terhadap kewajiban yang telah ditetapkan oleh
peraturan atau hukum yang berlaku. Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan
terhadap hukum. Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:
a. Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan.
b. Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.

Suatu tindakan dikatakan sebagai pelanggaran hukum apabila memenuhi 4 unsur berikut:
1. Adanya perbuatan melawan hukum
2. Adanya kerugian
3. Adanya kesalahan
4. Adanya sebab akibat
AKIBAT PELANGGARAN HUKUM
A. Sanksi Pelanggaran Hukum
Sanksi Hukum Pidana
Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia diterapkan bagi setiap orang yang melakukan tindak pidana Sanksi
hukum pidana sesuai pasal 10 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sebagai berikut:

a. Pidana Pokok b. Pidana Tambahan


1) Pidana mati 4) Pidana denda 1)Pencabutan hak-hak tertentu
2) Pidana penjara 5) Pidana tutupan 2) Perampasan barang-barang tertentu
3) Pidana kurungan 3) Pengumuman putusan hakim

2. Sanksi Hukum Perdata


Dalam hukum perdata, putusan yang dijatuhkan oleh hakim dapat berupa:
a. Putusan condemnatoir, yakni putusan yang bersifat menghukum pihak yang dikalahkan untuk memenuhi prestasi
(kewajibannya). Sebagai contoh, salah satu pihak dihukum untuk membayar biaya perkara atau kerugian.
b. Putusan declaratoir, yakni putusan yang bersifat menerangkan dan menegaskan suatu keadaan hukum semata-mata.
Sebagai contoh, putusan yang menyatakan bahwa penggugat sebagai pemilik sah atas tanah sengketa.
c. Putusan constitutif, yakni putusan yang menghilangkan suatu keadaan hukum dan menciptakan keadaan hukum baru.
Sebagai contoh, putusan yang memutuskan suatu ikatan perkawinan.

3. Sanksi Hukum AdministratifSanksi administratif adalah sanksi yang dikenakan terhadap pelanggaran administrasi.
Sanksi administratif dapat berupa denda, pembelian hingga pencabutan sertifikat dan/atau izin, penghentian sementara
pelayanan administrasi, serta tindakan administratif lainnya.
AKIBAT PELANGGARAN HUKUM
B. Akibat pelanggaran hukum menurut norma

1. Norma Agama
Norma Agama adalah petunjuk hidup yang bersumber dari Tuhan yang disampaikan melalui utusan-utusan-Nya
(Rasul/Nabi) yang berisi perintah, larangan atau anjuran-anjuran.
Pelanggaran : Tidak langsung karena alan diperoleh setelah meninggal di dunia (pahala atau dosa)
2. Norma Kesusilaan
Norma Kesusilaan adalah pedoman pergaulan hidup yang bersumber dari hati nurani manusia tentang baik buruknya
suatu perbuatan.
Pelanggaran : Tidak tegas, karena hanya diri sendiri yang merasakan (merasa bersalah, menyesal, malu, dan
sebagainya)
3. Norma Kesopanan
Norma Kesopanan adalah pedoman hidup yang timbul dari hasil pergaulan manusia di dalam masyarakat.
Pelanggaran : Tidak tegas, tetapi dapat diberikan oleh masyarakat dalam bentuk celaan, cemoohan atau pengucilan
dalam pergaulan
4. Norma Hukum
Norma Hukum adalah pedoman hidup yang dibuat oleh badan yang berwenang yang bertujuan untuk mengatur
manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (berisi perintah dan larangan).
Pelanggaran : Tegas dan nyata serta mengikat dan memaksa bagi setiap orang tanpa kecuali
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PENEGAKAN HUKUM
Menampilkan perilaku yang mencerminkan ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum

 Dalam Kehidupan di Lingkungan Keluarga  Dalam Kehidupan di Lingkungan Masyarakat


1) Mematuhi perintah orang tua. 1) Melaksanakan setiap norma yang berlaku di
2) lbadah tepat waktu. masyarakat.
3) Menghormati anggota keluarga yang lain seperti 2) Bertugas ronda.
ayah, ibu, kakak adik dan sebagainya. 3) Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti.
4) Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati 4) Menghormati keberadaan tetangga disekitar rumah.
keluarga. 5) Membayar iuran warga.
 Dalam kehidupan di Lingkungan Sekolah  Dalam kehidupan di Lingkungan Bangsa dan
1) Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan Negara.
lainnya. 1) Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya.
2) Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan. 2) Memiliki KTP. SIM.
3) Tidak menyontek ketika ulangan. 3) Ikut serta dalam kegiatan pemilihan umum.
4) Memperhatikan penjelasan guru. 4) Membayar pajak.
5) Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang 5) Membayar retribusi parkir.
berlaku.
UPAYA PENINGKATAN HUKUM
Pemberian
Peningkatan Kualitas Bantuan Hukum
Pendidikan Karakter
Apresiasi Bagi
Aparat Penegak Hukum
Seleksi Aparat 
Penegak Hukum Praktik Penegakan
Hukum Yang Tidak
Memihak
CONTOH
KASUS
ANALISIS KASUS
1 Peran masyarakat dalam kasus ini
sebagai mata,yang menilai diantara dua sisi antara FPI dengan polisi. Peran masyarakat sendiripun juga bisa sebagai saksi.
karna kesaksian seorang pengamat dari suatu kejadian tentu dapat mengubah arah kronologis diantara kedua sisi karna
posisi masyarakat yang netral. Selain itu suara masyarakat juga sangat berdampak bagi berjalannya penanganan kasus ini.

2 Dampak dalam kasus ini


Mulainya rasa kurang percaya pada aparat keamanan negara. Karena kasus ini, banyak orang mulai menjadi khawatir
dengan aparat keamanan karna mereka menyadari bahwa seseorang yang memiliki wewenang tertentu terutama seperti
pada kepolisian mampu menutupi ataupun merekayasa suatu kejadian agar suatu korban bisa disudutkan dan yang
menjadi korban menjadi tersangka sedangkan yang menjadi tersangka dapat berkeliaran bebas
3 Upaya preventif & represif
• Upaya preventif
Upaya yang paling jelas agar kasus ini tidak terjadi adalah memang kembali lagi dari kesadaran manusia itu sendiri. Keragaman
antara sesama memang pisau bermata dua, karna keragaman corak dari pemikiran agama maupun suku bisa menjadi awal
suatu hubungan terpecah belah, hal ini pun yang membuat masalah kasus ini pecah.
• Upaya represif
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan “membersihkan” citra publik. Tanggapan yang diberikan oleh masyarakat menjadi
pengaruh penting terhadap muka suatu sesorang ataupun instasi, seperti kasus KM 50 yang dikarenakan penembakan polisi
opini public sangat bermacam-macam ada yang mengatakan rekayasa dan sebagainya, karena opini publik ini citra polisi pun
menjadi turun dikarenakan orang mulai menjadi kurang percaya dengan aparat hukum.
4 Hukuman yang diberikan
Dua polisi yang menjadi terdakwa di kasus itu, Briptu Fikri Ramadhan dan Ipda M Yusmin Ohorella, dijatuhi vonis lepas. Pasal
tersebut berbunyi, “Jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi
perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana, maka terdakwa diputus lepas dari segala tuntutan hukum.”( Pasal 191
Ayat 2 KUHAP). Alasan yang dijatuhi vonis lepas ini karna anggapan bahwa dua polisi ini melakukan bentuk perlindungan diri.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai