Anda di halaman 1dari 4

BAB 3

Dinamika Pelanggaran Hukum

Dinamika pelanggara hukum meliuti contoh perilaku pelanggaran terhadap hukum dan sanksinya
yang bisa dilihat pada kehidupan sehari-hari serta bagaimana cara berpatisipasi dalam penegakan dan
perlindungan hukum. Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum, yaitu Tindakan
seseorang yang tidak sesusai dan bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku.

Pelanggaran hukum merupakan pengingkaran terhadap kewajiba-kewajiban yang telah ditetapkan


oleh peraturan atau hukum yang berlaku, misalnya kasus pembunuhan merupakan pelanggaran terhadap
kewajina untuk menghormati hak hidup orang lain.

Ketidakpatuhan terhadap hukum disebabkan oleh dua hal, yaitu :

1. Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan


2. Hukum yang berlaku di Masyarakat sudah tidak sesuai dengan tuntutan kehidupan Masyarakat

A. Contoh Pelanggaran Hukum

Berikut contoh pelanggaran hukum yang terjadi di lingkungan kehidupan :

1. Pelangggaran Hukum di Lingkungan Keluarga


Pelanggaran hukum yang terjadi di lingkungan keluarga, di antaranya:
 Tidak mendengarkan nasihat orang tua
 Beribadah tidak tepat waktu
 Menonton tv hingga larut malam
 Mengganggu saudara
2. Pelanggaran Hukum di Lingkungan Sekolah
Pelanggaran hukum di lingkungan sekolah, di antaranya:
 Menyontek saat ujian
 Datang ke sekolah tidak tepat waktu
 Tidak mendengarkan guru yang sedang menjelaskan materi
 Tidak mengikuti upacara bendera
3. Pelanggaran Hukum di Lingkungan Masyarakat dan Negara
Pelanggaran hukum yang terjadi di lingkungan masyarakat dan negara, di antaranya:
 Tidak mengikuti kegiatan kerja bakti
 Melakukan Tindakan kriminal kepada orang lain
 Membuang sampah sembarangan
 Tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas

B. Macam-macam Sanksi atas Pelanggaran Hukum

Perilaku yang bertentangan dengan hukum menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan pribadi
maupun kehidupan bermasyarakat. Ketidaknyamanan dan ketidakteraturan tentu saja akan selalu meliputi
kehidupan kita jika hukum sering dilanggar atau ditaati. Untuk mencegah terjadinya tindakan pelanggaran
terhadap norma atau hukum, dibuatlah sanksi dalam setiap norma atau hukum tersebut Sanksi terhadap
pelanggaran itu amat banyak ragamnya. Sifat dan jenis sanksi dari setiap norma atau hukum berbeda satu
sama lain. Akan tetapi, dari segi tujuannya sama, yaitu untuk mewujudkan ketertiban dalam masyarakat.

 Dalam sanksi norma hukum terdapat istilah tegas dan nyata yang artinya:
- Tegas berarti ada aturan yang telah dibuat secara material dan telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Misalnya, hukum pidana mengenai sanksi diatur dalam Pasal 10 KUHP.
Dalam pasal tersebut, ditegaskan bahwa sanksi pidana berbentuk hukuman yang mencakup:
1. Hukuman pokok, yang terdiri atas:
a. hukuman mati
b. hukuman penjara yang terdiri atas hukuman seumur hidup dan hukuman sementara
waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurangkurangnya 1 tahun).
2. Hukuman tambahan, yang terdiri atas:
a. pencabutan hak-hak tertentu
b. perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu
c. pengumuman keputusan hakim.
- Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar hukuman
berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya. Contoh: Pasal 338 KUHP, menyebutkan “barang
siapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun”.
Berikut sanksi dan norma-norma yang berlaku di masyarakat :

1. Norma Agama
- Petunjuk hidup yang bersumber dari Tuhan yang berisi perintah, larangan atau anjuran. Jika
kita melanggar norma agama maka kita akan mendapatkan sanksi secara tidak langsung,
karena akan diperoleh setelah meninggal dunia (berupa pahala atau dosa).
2. Norma Kesusilaan
- Pedoman pergaulan hidup yang bersumber dari hati nurani manusia tentang baik buruknya
suatu perbuatan. Kita akan merasa bersalah, menyesal, malu, dan lain sebagainya karena
ketika kita melanggar norma kesusilan hanya diri kita sendiri yang akan merasakan
dampaknya.
3. Norma Kesopanan
- Pedoman hidup yang timbul dari hasil pergaulan manusia di dalam masyarakat. Masyarakat
bisa memberikan sanksi dalam bentuk celaan, cemoohan, atau pengucilan dalam pergaulan
jika kita melanggar norma kesopanan.
4. Norma Hukum
- Pedoman hidup yang dibuat oleh badan yang berwenang yang bertujuan untuk mengatur
manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (berisi perintah dan larangan). Sanksi
yang didapatkan ketika melanggar norma hukum sangatlah tegas dan nyata serta mengikat
dan memaksa bagi semua orang tanpa terkecuali.

Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu mencegah orang dari perbuatan
melanggar aturan, ada satu jenis sanksi lain, yakni sanksi psikologis. Sanksi psikologis dirasakan dalam
batin kita sendiri. Jika seseorang melakukan pelanggaran terhadap peraturan, tentu saja di dalam batinnya
ia merasa bersalah. Selama hidupnya, ia akan dibayang-bayangi oleh kesalahannya itu. Hal ini akan
sangat membebani jiwa dan pikiran kita. Sanksi inilah yang merupakan gerbang terakhir yang dapat
mencegah seseorang melakukan pelanggaran terhadap aturan.

C. Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum

Perilaku yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum harus kita tampilkan dalam kehidupan
sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara sebagai bentuk
perwujudan partisipasi dalam proses penegakan dan perlindungan hukum.
Berikut ini contoh perilaku yang mencerminkan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku:

1. Kepatuhan Hukum di Lingkungan Keluarga


Pelanggaran hukum yang terjadi di lingkungan keluarga, di antaranya:
 Mendengarkan nasihat orang tua
 Beribadah tepat waktu
 Melaksanakan aturan yang berlaku dikeluarga
 Menghormati saudara dan anggota keluarga lain
2. Kepatuhan Hukum di Lingkungan Sekolah
Pelanggaran hukum di lingkungan sekolah, di antaranya:
 Mengerjakan tugas dan ujian
 Datang ke sekolah tepat waktu
 Memperhatikan guru yang mengajar
 Mengikuti upacara bendera
3. Kepatuhan Hukum di Lingkungan Masyarakat dan Negara
Pelanggaran hukum yang terjadi di lingkungan masyarakat dan negara, di antaranya:
 Bertugas ronda
 Mebayar pajak
 Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti
 Bersikap tertib ketika berlalu lintas dijalan raya

Anda mungkin juga menyukai