Anda di halaman 1dari 9

FAWWAZ JAVIERE AL HAJ NINNO FATHAN ASYDDIQ

FIZAR NALAR GEMILANG RUSTY RIVALDY JULIANDA


MUHAMAD SAEFUL HARIZ RIZAQ IMANULLOH
MUHAMMAD FARHAN DWI PUTRA RYAN ABDUL MALIK
MUHAMMAD YUSUF FIRDAUS
Setiap anggota masyarakat mempunyai
berbagai kepentingan, baik kepentingan
yang sama maupun berbeda.
Tidak jarang di masyarakat perbedaan
kepentingan sering menimbulkan
pertentangan yang menyebabkan
timbulnya suasana yang tidak tertib dan
tidak teratur.
Dengan demikian untuk mencegah
timbulnya ketidaktertiban dan
ketidakteraturan dalam masyarakat
diperlukan sikap positif untuk menaati 2

setiap norma atau hukum yang berlaku


di masyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, kita tidak akan
dapat mengabaikan semua aturan atau Sikap Yang Sesuai Dengan
Hukum yang berlaku.
Sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya, kita senantiasa akan membentuk suatu komunitas bersama guna
menciptakan lingkungan yang aman, tertib, dan damai. Untuk menuju hal
tersebut, diperlukan suatu kebersamaan dalam hidup dengan menaati
peraturan atau hukum yang tertulis maupun tidak tertulis.
Menurut Soerjono Soekanto, kesadaran hukum sebenarnya merupakan
kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat di dalam diri manusia tentang hukum
yang ada atau tentang hukum yang diharapkan ada yang dipengaruhi oleh :
1. pengetahuan tentang hukum yang berlaku;
2. pemahaman terhadap isi hukum yang berlaku; 3

3. sikap terhadap hukum yang berlaku; dan


4. pola perilaku menurut hukum yang berlaku.
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku
merupakan konsep nyata dalam diri seseorang yang
diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem
hukum yang berlaku.
Tingkat kepatuhan hukum yang diperlihatkan oleh seorang
warga negara secara langsung menunjukkan tingkat
kesadaran hukum yang dimilikinya.
Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang
memiliki kesadaran:
a. memahami dan menggunakan peraturan perundangan
yang berlaku;
b. mempertahankan tertib hukum yang ada; dan
c. menegakkan kepastian hukum. 4
ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan
hukum yang berlaku dapat dilihat dari perilaku
yang diperbuatnya seperti :

• disenangi oleh masyarakat pada umumnya;


• tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri
dan orang lain;
• tidak menyinggung perasaan orang lain;
• menciptakan keselarasan;
• mencerminkan sikap sadar hukum; dan
• mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.

5
Perilaku yang bertentangan dengan hukum timbul sebagai akibat dari rendahnya kesadaran hukum.
Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal yaitu:

• Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan bahkan kebutuhan dan
• Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.

Saat ini kita sering melihat berbagai pelanggaran hukum banyak terjadi di negara ini. Hampir setiap hari kita
mendapatkan informasi mengenai terjadinya tindakan melawan hukum, baik yang dilakukan oleh masyarakat
maupun oleh aparat penegak hukum itu sendiri.

6
Pernahkah kalian melihat sopir angkutan kota yang tidak sungkan-
sungkan berhenti menunggu penumpang pada tempat yang jelas-jelas
dilarang berhenti? Penyebabnya karena petugas tidak tegas
menindaknya.
Bila peristiwa seperti itu dibiarkan, tidak ditindak oleh petugas maka
lama-kelamaan dianggap sebagai hal yang biasa. Dengan kata lain, jika
suatu perbuatan dilakukan berulang-ulang, tidak ada sanksi, walaupun
melanggar aturan maka akhirnya perbuatan itu dianggap sebagai norma.
Seperti kebiasaan sopir angkutan kota tadi, karena perbuatannya itu tidak
ada yang menindak maka akhirnya menjadi hal yang biasa saja.
Sanksi terhadap pelanggaran itu amat banyak ragamnya, misalnya sanksi
hukum, sanksi sosial, dan sanksi psikologis. Sifat dan jenis sanksi dari 7

setiap norma atau hukum berbeda satu sama lain. Akan tetapi, dari segi
tujuannya sama yaitu untuk mewujudkan ketertiban dalam masyarakat.
TEGAS NYATA
adanya aturan yang telah dibuat secara material. adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar
Misalnya, dalam hukum pidana mengenai sanksi hukuman berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya.
diatur dalam pasal 10 KUHP. Dalam pasal tersebut Contoh: pasal 338 KUHP, menyebutkan “barang siapa sengaja
ditegaskan bahwa sanksi pidana berbentuk hukuman merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan,
yang mencakup: dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”.
a). Hukuman Pokok, yang terdiri atas: Jika sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-
lembaga peradilan, sanksi sosial diberikan oleh masyarakat.
• hukuman mati
Misalnya dengan menghembuskan desasdesus, cemoohan,
• hukuman penjara yang terdiri dari hukuman
dikucilkan dari pergaulan, bahkan yang paling berat diusir dari
seumur hidup dan hukuman sementara waktu lingkungan masyarakat setempat.
(setinggi-tingginya 20 tahun dan
sekurangkurangnya 1 tahun) Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu
mencegah orang melakukan perbuatan melanggar aturan, ada
b). Hukuman Tambahan, yang terdiri: satu jenis sanksi lain, yakni sanksi psikologis.
• pencabutan hak-hak tertentu Sanksi psikologis dirasakan dalam batin kita sendiri. Jika 8

• perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu seseorang melakukan pelanggaran terhadap peraturan, tentu
saja di dalam batinnya ia akan merasa bersalah. Selama
• pengumuman keputusan hakim hidupnya ia akan dibayang-bayangi oleh kesalahannya itu.

Anda mungkin juga menyukai