Anda di halaman 1dari 7

DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM

Kristina Kewalisa, S. Pd
19240715410308

1. Berbagai Kasus Pelanggaran Hukum


Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum, yaitu tindakan seseorang yang
tidak sesuai atau bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku. Dengan kata lain,
pelanggaran hukum merupakan pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban yang telah
ditetapkan oleh peraturan atau hukum yang berlaku, misalnya kasus pembunuhan
merupakan pengingkaran terhadap kewajiban untuk menghormati hak hidup orang lain.
Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap hukum. Ketidakpatuhan
terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:
a. Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan;
b. Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.
Saat ini, kita sering melihat berbagai pelanggaran hokum yang terjadi dinegara ini. Hamper
setiap hari, kita mendapatkan informasi mengenai terjadinya tindakan melawan hukum baik
yang dilakukan oleh masyarakat ataupun oleh aparat penegakan hukum.
Berikut ini contoh perilaku yang bertentangan dengan aturan yang dilakukan di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.
a. Dalam lingkungan keluarga, di antaranya:
 Mengabaikan perintah orang tua;
 Mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar;
 Ibadah tidak tepat waktu;
 Menonton tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak-anak;
 Nonton tv sampai larut malam; dan
 Bangun kesiangan.
b. Dalam lingkungan sekolah, di antaranya
 Menyontek ketika ulangan;
 Datang ke sekolah terlambat;
 Bolos mengikuti pelajaran;
 Tidak memperhatikan penjelasan guru; dan
 Berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan sekolah.
c. Dalam lingkungan masyarakat, di antaranya:
 Mangkir dari tugas ronda malam;
 Tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas;
 Main hakim sendiri;
 Mengonsumsi obat-obat terlarang;
 Melakukan tindakan diskriminasi kepada orang lain;
 Melakukan perjudian; dan
 Membuang sampah sembarangan.
d. Dalam lingkungan bangsa dan negara, di antaranya:
 Tidak memiliki KTP;
 Tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas;
 Melakukan tindak pidana seperti pembunuhan, perampokan, penggelapan, pengedaran
uang palsu, pembajakan karya orang lain dan sebagainya;
 Melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara;
 Tidak berpartisipasi pada kegiatan pemilihan umum; dan
 Merusak fasilitas negara dengan sengaja.

Beberapa contoh pelanggaran hukum di Indonesia :


1. Aksi Anarkisme
Aksi anarkisme yang marak terjadi di masyarakat adalah salah satunya yaitu aksi
anarkisme dalam unjuk rasa yang sering dilakukan oleh masyarakat. Aksi anarkisme
tersebut dapat berupa tindakan melakukan kekerasan dalam berunjuk rasa,membawa
air keras,memblokade jalan sehingga terjadi kemacetan,merusak fasilitas umum,dan
lain-lain.Sehin gga hal tersebut mengganggu masyarakat sekitar dan telah melanggar
undang-undang tentang tentang cara berunjuk rasa yang benar.
Maka dari itu sebaiknya pemerintah mulai melakukan sosialisasi kepada
masyarakat mengenai pentingnya dalam melakukan unjuk rasa yang benar sehingga
tercipta lingkungan yang kondusif setiap saat.
Di Indonesia memiliki tingkat anarkisme yang sangat tinggi dan perlu dibenahi
dan ditegaskan dalam masyarakat,masyarakat Indonesia perlu membenahi cara
berpikir dan sistem pemerintahannya agar Indonesia dapat dipandang sebagai negara
yang kondusif dan tertib hukum.
Jika masyarakat menghilangkan sikap anarkisme dalam setiap tindakan yang
dilakukan maka kita semua dapat berpikir dingin dalam menghadapi setiap
masalah tanpa perlu membawa emosi kita.
2. Korupsi
Pelanggaran hukum di indonesia korupsi Salah satu masalah terbesar di
pemerintahan Indonesia adalah masalah korupsi. Dan masalah korupsi ini pula tidak
hanya mencakup bidang pemerintahan saja tetapi dalam berbagai bidang pelayanan
puplik seperti sekolah,rumah sakit,dan lain-lain.
Di Indonesia masalah korusi ini sangat memprihatinkan terutama di kalangan
pejabat Indonesia. Korupsi sangat merugikan masyarakat dan sangat menguntungkan
bagi pihak yang melakukan tindak korupsi.
Orang-orang yang melakukan tindak korupsi umumnya melakukan hal tersebut
karena dorongan ingin memuaskan diri sendiri, jadi yang kaya semakin kaya dan yang
miskin semakin miskin. Sehingga malah yang dirugikan adalah masyarakat.
Untuk itu sangat perlu untuk membenahi peraturan tentang tindakan korupsi yang
dilakukan diberbagai instansi yang bersangkutan maka dengan ditegakkannya dan
diperkuatnya undang-undang tentang tindakan pidana korupsi maka diharakan agar
pelaku korupsi dapat jerah dan tidak lagi melakukan tindakan korupsi dan orang-orang
tidak akan berani melakukan pengkorupsian.
Sehingga kesejahteraan dapat dirasakan oleh semua orang dan keadilan dapat
tercipta di dalam masyarakat, dan dibangun sejak dini sikap anti korusi. Karena dari
hal-hal yang kecil dapat menjadi besar, jadi perlu ditangani sedini mungkin kepada
semua lapisan masyarakat.
3. Pembunuhan
Pembunuhan menjadi salah satu masalah sosial di dalam masyarakat dan di
seluruh dunia. Pembunuhan merupakan salah satu masalah HAM yang sangat berat
dan merupakan tindakan yang sangat keji.
Pembunuhan dapat terjadi karena berbagai faktor seperti dilatar belakangi
dendam, masalah kejiwaan,terdesak dan keterbatasan. Maraknya tindakan
pembunuhan dalam masyarakat seperti mutilasi,pencurian jenajah untuk diambil
organnya atau untuk dijual bagian tubuh seperti rambut. Di dalam agama membunuh
adalah sesuatu yang sangat haram untuk dilakukan dan merupakan tindakan yang
sangat diharamkan untuk dilakukan.
Orang yang membunuh sepantasnya harus dihukum sesuai dengan undang-
undang yang berlaku dalam masyarakat. Untuk itu masyarakat perlu duhimbau untuk
tidak melakukan pembunuhan. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk masyarakat agar
tidak terjadi tindakan pembunuhan adalah dengan memperdalam iman dan ketakwaan
kepada Tuhan, mengikuti kegiatan-kegiatan sosial,dan memperluas serta
meningkatkan kominikasi dalam bersosialisasi.
Masyarakat dan pemerintah juga dapat berpartisipasi dengan melakukan berbagai
kegitan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya untuk mencintai sesama
manusia. Perubahan sikap pada masyarakat tentang cara hidup yang benar dengan
mulai mencintai diri sendiri lalu mencintai orang lain.
4. Perjudian
Masyarakat perlu dihimbau untuk memerangi perjudian yang kini marak di
Indonesia. Pasalnya,perjudian selain merupakan pelanggaran pidana, keberadaannya
juga sangat menyusahkan dan menyengsarakan rakyat.
Perjudian dinilai dapat membuat orang nekat melakukan pelbagai tindakan
pelanggaran hukum seperti pencurian dan sebagainya. “Kita bisa bayangkan saja,
kalau orang yang ekonominya pas-pasan, lalu orang tersebut biasanya berjudi togel
kemudian tidak pernah berhasil, maka sendirinya muncul pikran-pikiran kriminal
untuk bagaimana memperoleh uang. Nah, dengan begitu akhirnya muncul niat buruk
untuk melakukan aksi-aksi pencurian dan pelangaran hukum lainnya
Karena itu, perlu polisi dan jajarannya yang harus serius memerangi dan
memberantas berbagai tindak judi. Bahkan, para bandar maupun penjual harus
ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku. Polisi juga harus secara intensif
melakukan operasi maupun razia terhadap aktivitas judi . Polisi harus mengambil
sikap tegas terhadap kegiatan perjudian. Siapapun dia, yang melakukan pelanggaran
pidana harus diproses hukum. Jangan tebang pilih dalam hal melakukan proses hukum
terhadap mereka yang melanggar hukum. Kami siap mendukung dan mengawal polisi
dalam memberantas perjudian.
Terhadap Bandar, agen dan penjudi yang perkaranya disidangkan di Pengadilan
Negeri, mereka harus dihukum seberat-beratnya sesuai aturan hukum yang berlaku,
tanpa mempertimbangkan aspek-aspek pendekatan apapun. Karena perjudian
merupakan tindakan melanggar hukum, hakim maupun jaksa harus memberikan
hukuman maksimal, sehingga dapat memberikan efek jera terhadap pelaku lainnya
yang belum ditangkap.
Elemen masyarakat perlu mendukung aparat penegak hukum memberantas bisnis
haram perjudian. Kalau tidak ada sinergitas antara masyarakat dan penegak hukum,
kita jangan mudah berharap judi dapat diberantas.
2. Macam-macam Sanksi Atas Pelanggaran Hukum
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) sanksi adalah tanggungan (tindakan,
hukuman, dan sebagainya) untuk memaksa orang menaati perjanjian atau menaati ketentuan
1022 undang-undang (anggaran dasar, perkumpulan, dan sebagainya).
Macam-Macam Sanksi Hukum di Indonesia yaitu :
1. Sanksi Hukum Pidana
Sanksi Hukum Pidana diatur dalam Pasal 10 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana), yaitu sebagai berikut :
a. Hukuman Pokok terdiri dari :
Hukuman Mati : yang terdiri dari hukuman seumur hidup, dan hukuman sementara
waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1 tahun)
Hukuman Kurungan (setinggi-tingginya 1 tahun dan sekurang-kurangnya 1 hari)
b. Hukuman Tambahan
Terdiri dari :
 Pencabutan hak-hak tertentu
 Perampasan/Penyitaan barang-barang tertentu
 Pengumuman keputusan hakim
2. Sanksi Hukum Perdata
Dalam hukum perdata, ada 3 macam putusan yang dapat dijatuhkan oleh hakim, yaitu :
 Putusan Condemnatoir : Merupakan putusan yang memiliki sifat membuat pihak yang
dikalahkan melaksanakan prestasi (kewajiban). Contoh : Pihak yang kalah harus
membayar kerugian
 Putusan Declatoir : Merupakan putusan yang perintahnya menciptakan suatu keadaan
yang sah menurut hukum. Putusan ini hanya bersifat menerangkan dan menegaskan
suatu keadaan hukum semata-mata. Contoh : Putusan yang menyatakan bahwa
penggugat merupakan pemilik sah tanah sengketa.
 Putusan Constitutif : Merupakan putusan yang menghilangkan suatu keadaan hukum
dan menimbulkan keadaan hukum yang baru. Contoh : Putusan yang memutuskan
ikatan perkawinan
Jadi, dalam hukum perdata sanksi yang diberikan dapat berupa :
 Pihak yang kalah harus melakukan prestasi/kewajiban
 Menghilangkan suatu keadaan hukum diikuti dengan timbulnya keadaan hukum yang
baru.
3. Sanksi Administratif
Sanksi administratif merupakan sanksi yang diberikan untuk pelanggaran terhadap
administrasi ataupun undang-undang yang bersifat administratif. Sanksi yang diberikan
dapat berupa :
 Denda
 Pembekuan hingga pencabutan sertifikat/izin
 Penghentian sementara pelayanan administrasi hingga pengurangan jatah produksi
 Tindakan administrative
Hal tersebut mengandung pengertian sebagai berikut.
1. Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Misalnya, hukum pidana mengenai sanksi diatur dalam Pasal 10
KUHP. Dalam pasal tersebut, ditegaskan bahwa sanksi pidana berbentuk hukuman yang
mencakup:
Hukuman pokok, yang terdiri atas:
a) Hukuman mati; dan
b) Hukuman penjara yang terdiri atas hukuman seumur hidup dan hukuman sementara
waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1 tahun).
Hukuman tambahan, yang terdiri atas:
a) Pencabutan hak-hak tertentu;
b) Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu; dan
c) Pengumuman keputusan hakim.

2. Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar hukuman
berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya. Contoh: Pasal 338 KUHP, menyebutkan “barang
siapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun”.

Sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-lembaga peradilan, Sanksi sosial
diberikan oleh masyarakat, misalnya dengan cemoohan, dikucilkan dari pergaulan, bahkan
yang paling berat diusir dari lingkungan masyarakat setempat.
Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu mencegah orang dari perbuatan
melanggar aturan, ada satu jenis sanksi lain, yakni sanksi psikologis. Sanksi psikologis
dirasakan dalam batin kita sendiri. Jika seseorang melakukan pelanggaran terhadap
peraturan, tentu saja di dalam batinnya ia merasa bersalah. Selama hidupnya, ia akan
dibayang-bayangi oleh kesalahannya itu. Hal ini akan sangat membebani jiwa dan pikiran
kita. Sanksi inilah yang merupakan gerbang terakhir yang dapat mencegah seseorang
melakukan pelanggaran terhadap aturan.
3. Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum
Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum ke
dalam bentuk perangkat baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang
lisan maupun yang tertulis.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perlindungan hukum sebagai suatu gambaran
tersendiri dari fungsi hukum itu sendiri, yang memiliki konsep bahwa hukum memberikan
suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian.
Penegakan hukum dilakukan dengan latar belakang pemikiran bahwa teknologi dapat
berperan untuk hal-hal positif, dalam arti dapat didayagunakan untuk kepentingan manusia,
maupun secara negatif. Dampak negatif yang dimaksud adalah seperti yang dinyatakan oleh
para kriminolog bahwa kejahatan erat kaitannya dengan perkembangan masyarakat sebab
kejahatan merupakan produk dari masyarakat itu sendiri. Semakin tinggi tingkat
intelektualitas suatu masyarakat, semangkin canggih pula kejahatan yang mungkin terjadi
dalam masyarakat itu. Salah satunya adalah perkembangan teknologi komputer telah
mengalami konvergensi dengan teknologi-teknologi lain terutama teknologi komunikasi,
informasi, dan media, sedemikian rupa sehingga melahirkan semua konsep baru yaitu
telematika.
Penegakan hukum adalah upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum
secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalulintas atau hubungan hukum dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara, untuk menjamin dan memastikan tegaknya hukum
itu, apabila diperlukan, aparatur penegak hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya
paksa.
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyata dalam
diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem hukum yang
berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang diperlihatkan oleh seorang warga negara, secara
langsung menunjukkan tingkat kesadaran hukum yang dimilikinya. Kepatuhan hukum
mengandung arti bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk:
a. Memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku;
b. Mempertahankan tertib hukum yang ada; dan
c. Menegakkan kepastian hukum.
Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku dapat dilihat
dari perilaku yang diperbuatnya:
a. Disenangi oleh masyarakat pada umumnya;
b. Tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;
c. Tidak menyinggung perasaan orang lain;
d. Menciptakan keselarasan;
e. Mencerminkan sikap sadar hukum;
f. Mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.
Perilaku yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum harus kita tampilkan dalam
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara
sebagai bentuk perwujudan partisipasi Anda dalam proses penegakan dan perlindungan
hukum. Berikut ini contoh perilaku yang mencerminkan kepatuhan terhadap hukum yang
berlaku
a. Dalam Kehidupan di Lingkungan Keluarga
 Mematuhi perintah orang tua.
 Ibadah tepat waktu.
 Menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu, kakak, adik dan
sebagainya.
 Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga.
b. Dalam kehidupan di Lingkungan Sekolah
 Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya.
 Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan.
 Tidak menyontek ketika ulangan.
 Memperhatikan penjelasan guru.
 Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku.
c. Dalam Kehidupan di Lingkungan Masyarakat
 Melaksanakan setiap norma yang berlaku di masyarakat;
 Bertugas ronda.
 Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti.
 Menghormati keberadaan tetangga disekitar rumah.
 Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di masyarakat seperti
tawuran, judi, mabuk-mabukkan dan sebagainya;
 Membayar iuran warga.
d. Dalam kehidupan di Lingkungan Bangsa dan Negara.
 Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya.
 Memiliki KTP.
 Memiliki SIM.
 Ikut serta dalam kegiatan pemilihan umum.
 Membayar pajak.
 Membayar retribusi parkir.

Anda mungkin juga menyukai