Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PPKN

“UPAYA PENANGANAN PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN


KEWAJIBAN WARGA NEGARA”

DISUSUN OLEH :

1. Achmad Rachman Ramadhani [ 01 ]


2. Aulia Adeline [ 03 ]
3. Rr. Dewi Februanti Sekar Taji [ 25 ]
4. Syahrani Suroya [ 31 ]

KELAS : XII OTKP 1


GURU PEMBIMBING : Yahya Zakaria M., S.Pd

SMK NEGERI 1 PASURUAN


TAHUN AJARAN
2021/2022
MAKALAH PPKN

“UPAYA PENANGANAN PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN


KEWAJIBAN WARGA NEGARA”

DISUSUN OLEH :

1. Achmad Rachman Ramadhani [ 01 ]

2. Aulia Adeline [ 03 ]

3. Rr. Dewi Februanti Sekar Taji [ 25 ]

4. Syahrani Suroya [ 31 ]

KELAS : XII OTKP 1

GURU PEMBIMBING : Yahya Zakaria M., S.Pd

SMK NEGERI 1 PASURUAN

TAHUN AJARAN

2021/2021

i
KATA PENGANTAR

Segala ucapan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Upaya Penanganan Pelanggaran Hak Dan Pengingkaran
Kewajiban Warga Negara” ini bisa selesai. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran PPKN. Kami ucapkan
terima kasih kepada Bapak Yahya Zakaria M., S.Pd, selaku guru pengajar PPKN, yang telah
membimbing dan memberikan tugas kepada kami, sehingga kami mendapatkan tambahan
pengetahuan tentang Upaya Penanganan Pelanggararan Hak Dan Pengingkaran Kewajiban
Warga Negara. Dan makalah ini disusun berdasarkan data-data yang kami dapat dari berbagai
sumber. Pendekatan dan penyajian makalah ini pada dasarnya membahas mengenai upaya-
upaya untuk menangani pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban yang ada di Indonesia.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat di buat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, sehingga
semua kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini akan kami sambut dengan senang
hati.

Akhir kata, kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

   Pasuruan, September 2021

                                                                                                Penulis

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1

C. Tujuan ................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Upaya Penanganan Pelanggaran Hak Dan Pengingkaran Kewajian Warga


Negara ........................................................................................................... 2

1. Upaya Pemerintah dalam Penanganan Kasus Pelanggaran Hak dan Upaya


Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
.................................................................................. 3
2. Membangun Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Terjadinya Pelanggaran
Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara ............................................ 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 15

B. Saran .................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 16

iii

 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

           Secara garis besar, Hak merupakan semua hal yang harus diperoleh atau di
dapatkan. Hak baru bisa diperoleh apabila sudah dilakukan. Sedangkan kewajiban
merupakan segala sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Hak
seseorang dibatasi oleh hak orang lain sehingga, seseorang tidak bisa semena-mena dalam
menggunakan hak nya.

           Pelanggaran Hak adalah perbuatan yang baik disengaja atau lalai melawan hukum,
mengurangi, menghalangi atau mencabut hak seseorang sebagai warga negara, dan akan
dihukum secara adil berdasarkan hukum yang berlaku. Sedangkan Pengingkaran
Kewajiban adalah pola tindakan warga negara yang tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana memiliki kewajibannya sendiri sebagai warga negara sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Ada kalanya terjadi pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban yang tentunya
merugikan orang lain seperti pembunuhan dan tidak membayar pajak. Kasus-kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban disebabkan  oleh faktor-faktor tertentu dan
tidak jarang kasus-kasus tersebut tidak dapat terselesaikan oleh hukum di
Indonesia. Maka diperlukan upaya-upaya tertentu agar pelanggaran tersebut dapat
terselesaikan.

B. Rumusan  Masalah

Kami dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1.) Apa saja upaya yang dilakukan pemerintah untuk penanganan kasus pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban warga negara?
2.) Apa saja yang membangun partisipasi masyarakat dalam pencegahan terjadinya
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara?

C. Tujuan

Adapun tujuan kami dalam membuat makalah ini diantaranya :

1) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan pemerintah untuk penanganan kasus


pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
2) Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam pencegahan terjadinya pelanggaran
hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara


Pelanggaran terhadap hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara biasanya
disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1) Sikap egois dan mementingkan diri sendiri
Egoisme merupakan motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan
yang hanya menguntungkan diri sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah
satu tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang
dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat.
Dia terus berusaha mendapatkan haknya hingga sengaja melanggar hak orang lain.
Perilaku seperti ini bisa terjadi dilingkungan rumah, sekolah dan masyarakat.
2) Kesadaran berbangsa dan bernegara yang rendah
Di era globalisasi ini banyak tantangan memang bagi negeri kita, hal ini bisa kita lihat
dari berbagai daerah sering bergejolak diantaranya tawuran antar warga, perkelaian
pelajar, ketidakpuasan terhadap hasil pilkada, perebutan lahan pertanian maupun
tambang, dan lain-lain.
Kesadaran Berbangsa dan Bernegara mempunyai makna bahwa individu yang hidup
dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus
mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasi
keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.
3) Tidak toleran
Sikap tidak toleran berarti suatu sikap yang tidak memperlihatkan adanya saling
menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu (perseorang-an) baik
itu dalam masyarakat ataupun dalam lingkup yang lain. Diskriminasi muncul ketika
sikap toleransi tidak terjadi.
4) Penyalahgunaan kekuasaan
Penyimpangan dalam jabatan adalah salah satu tindakan yang melanggar hukum,
Penyalahgunaan kekuasaan juga bisa berarti seseorang menggunakan kekuatan yang
mereka miliki untuk keuntungan pribadi mereka.
2
Berikut ini beberapa contoh pelanggaran hak warga negara menurut UU, yaitu sebagai
berikut :
1) Penangkapan dan penahanan seseorang demi menjaga stabilitas, tanpa
berdasarkan hukum.
2) Penerapan budaya kekerasan untuk menindak warga masyarakat yang dianggap
ekstrem dan dinilai oleh pemerintah mengganggu stabilitas keamanan yang akan
membahayakan kelangsungan pembangunan.
3) Pembungkaman kebebasan pers dengan cara pencabutan SIUPP (Surat Izin Usaha
Penerbitan Pers), khususnya terhadap pers yang dinilai mengkritisi kebijakan
pemerintah, dengan alasan mengganggu stabilitas keamanan.
4) Menimbulkan rasa ketakutan dimasyarakat luas terhadap pemerintah karena takut
dicurigai sebagai oknum penganggu stabilitas atau oposan pemerintah (ekstrem).
Hilangnya rasa aman ini merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak asasi
warga negara.
Selain contoh pelanggaran terhadap hak warga negara, berikut akan diberikan salah
satu contoh pengingkaran kewajiban. Pengingkaran kewajiban terjadi ketika seseorang
yang telah diberi kewajiban tidak menjalankan kewajibannya sebagai mana mestinya.
Contoh yang sering terjadi di Indonesia adalah mengingkari kewajiban membayar
pajak,padahal pajak dipungut pemerintah berdasarkan norma-norma hukum untuk
menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif demi mencapai kesejahteraan
umum, contoh lainnya lagi adalah tidak menaati peraturan lalu lintas, merusak fasilitas
umum, membuang sampah sembarangan, dan lain-lain.
Upaya Pemerintah dalam Penanganan Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran
Kewajiban Warga Negara

Menurut pasal 1 angka 6 UU Nomor 39 tahun 1999 pelanggaran hak asasi


manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang, termasuk aparat
negara, baik disengaja maupun tidak disengaja, atau kelalaian yang secara hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia
seseorang atau

kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

Upaya pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara yang


dilakukan oleh pemerintah tidak akan berhasil tanpa didukung oleh sikap dan perilaku
warga negaranya, yang mencerminkan penegakan hak dan kewajiban warga negara.
Sebagai warga negara dari bangsa dan negara yang beradab sudah sepantasnya sikap
dan perilaku kita mencerminkan sosok manusia beradab yang selalu menghormati
keberadaan orang lain secara kaffah. Sikap tersebut dapat kalian tampilkan dalam
perilaku di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.

Berbagai upaya telah dilakukan bangsa Indonesia untuk mengatasi pelanggaran


hak asasi manusia (HAM). Upaya tersebut antara lain terlihat dengan meratifikasi
instrument-instrumen penting PBB tentang hak asasi manusia. Instrumen-instrumen
itu antara lain sebagai berikut.

a. Konvensi Melawan Penyiksaan dan Perlakuan Kejam Lainnya termasuk


Perlakuan Merendahkan dan Hukuman
b. Kovenan Internasional untuk Hak Politik dan Hak Sipil
c. Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita (Convention
on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women/CEDAW).
Dengan ratifikasi ini, negara wajib memastikan pemenuhan dan perlindungan HAM
warga negaranya. Terkait dengan hal ini, ada tiga kewajiban besar negara. Ketiga
kewajiban itu adalah sebagai berikut.

a. Kewajiban untuk melindungi HAM dengan memberikan jaminan perlindungan


dan mencegah segala bentuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
b. Kewajiban untuk menghormati kebijakan dan memajukan HAM dengan regulasi,
atau peraturan yang tidak bertentangan dengan nilai, norma, dan aturan hukum
HAM.
c. Kewajiban untuk memenuhi HAM dengan mengalokasikan anggaran, menyusun
program, dan membuat kebijakan dalam suatu konteks, yaitu menjamin
pemenuhan
hak asasi manusia setiap warga negara dapat berjalan dengan baik tanpa gangguan
dan ancaman dari pihak manapun.

Selain itu, di tingkat regional, sebagai salah satu negara anggota ASEAN, Indonesia
ikut serta dalam Komisi Antar Pemerintahan Negara-negara ASEAN untuk Hak Asasi
Manusia (ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights/ AICHR).
Dengan keikutsertaan ini, Indonesia memiliki kewajiban menjunjung tinggi HAM di
wilayahnya.

Keseriusan Negara Indonesia untuk meningkatkan standar perlindungan atas hak


asasi manusia kemudian terlihat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Nomor MPR/1998 mengenai Hak Asasi Manusia, pada 13 November 1998. Sesudah
itu, amandemen terhadap Undang-Undang Dar NRI Tahun 1945 dilakukan. Dengan
amendemen ini, ketentuan mengenai hak asasi manusia dirumuskan secara lebih jelas
secara menyeluruh. Upaya penanganan masalah hak asasi manusia semakin terlihat
antara lain dengan diterbitkannya Hal-hal berikut.

a. UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM.


b. UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang
bertujuan menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi
terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga yang bertujuan mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah
tangga, melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga, menindak pelaku
kekerasan dalam rumah tangga, dan memelihara keutuhan rumah tangga yang
harmonis dan sejahtera.
e. UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban untuk
memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau Korban dalam memberikan setiap
proses peradilan pidana.
f. Peraturan Pemerintah (PP) No. 44 Tahun 2008 tentang Pemberian Kompensasi,
Restitusi, dan Bantuan Kepada Saksi dan Korban. Kompensasi adalah ganti
kerugian yang diberikan oleh negara karena pelaku tidak mampu memberikan
ganti rugi sepenuhnya yang menjadi tanggungan. Restitusi adalah ganti kerugian
yang diberikan oleh para pelaku atau pihak ketiga, dapat berupa harta milik,
pembayaran ganti kerugian untuk kehilangan atau penderitaan, atau penggantian
biaya untuk tindakan tertentu.
5
Bantuan adalah layanan yang diberikan kepada korban dan/atau saksi oleh
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dalam bentuk bantuan medis
dan bantuan rehabilitasi psikosial.

Tindakan terbaik dalam penegakan hak dan kewajiban warga adalah dengan
mencegah timbulnya semua faktor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga negara. Apabila faktor penyebabnya tidak muncul, pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban warga negara dapat diminimalisir atau bahkan
dihilangkan.

Berikut ini upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.

1) Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan


pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak
hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan pelayanan yang baik dan
adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap orang dari
perbuatan melawan hukum, dan menghindari tindakan kekerasan yang melawan
hukum dalam rangka menegakkan hukum.
Dalam mencapai upaya pencegahan pelanggaran atas HAM lembaga-lembaga
pemerintah juga diharuskan tegas menjalankan supremasi hukum, sistem
peradilan harus berjalan dengan baik dan adil, para pejabat penegak hukum harus
memenuhi kewajiban tugas yang dibebankan kepadanya dengan memberikan
pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat pencari keadilan, memberikan
perlindungan kepada semua orang menghindari tindakan kekerasan yang melawan
hukum dalam rangka menegakkan hukum. Perlunya social control dan lembaga
politik terhadap dalam upaya penegakan hak asasi manusia yang dilakukan oleh
pemerintah.
2) Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang
berwenang dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia,
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI), dan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
(Komnas Perempuan).

6
3) Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai
bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara oleh
pemerintah.
4) Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik
terhadap setiap upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.
5) Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada
masyarakat melalui lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi)
maupun non-formal (kegiatan-kegiatan keagamaan dan kursus-kursus).
6) Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
7) Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam
masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan
pendapat masing-masing.

Selain melakukan upaya pencegahan, pemerintah juga menangani berbagai kasus


yang sudah terjadi. Tindakan penanganan dilakukan oleh lembaga-lembaga negara
yang mempunyai fungsi utama untuk menegakkan hukum, seperti berikut:

1) Kepolisian melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan


pelanggaran terhadap hak warga negara untuk mendapatkan rasa aman, seperti
penangkapan pelaku tindak pidana umum (pembunuhan, perampokan,
penganiayaan dan sebagainya) dan tindak pidana terorisme. Selain itu kepolisian
juga menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran peraturan lalu
lintas.
2) Tentara Nasional Indonesia melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang
berkaitan dengan gerakan separatisme, ancaman keamanan dari luar dan
sebagainya.
3) Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penanganan terhadap kasus-kasus
korupsi dan penyalahgunaan keuangan negara.
4) Lembaga peradilan melakukan perannya untuk menjatuhkan vonis atas kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.

7
Dalam hubungannya dengan penegakan hak dan kewajiban warga negara, Pancasila
mengajarkan :

1. Sesungguhnya Tuhan Yang Maha Esa adalah pencipta alam semesta.


2. Manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang mendapat anugerah – Nya
berupa kehidupan, kebebasan dan harta milik.
3. Sebagai makhluk yang memiliki martabat luhur, manusia mengemban kewajiban
hidupnya, seperti :
 Berterima kasih, berbakti dan bertaqwa kepada – Nya.
 Mencintai sesama manusia.
 Memelihara dan menghargai hak hidup, hak kemerdekaan dan hak milik
sesuatu.
 Menyadari pelaksanaan hukum yang berlaku.

Upaya pemerintah dalam mengatasi pelanggaaran hak dan pengingkaran


kewajiban warga negara dengan metode penelitian hukum normatif dan mutlak untuk
didapatkan oleh individu sebagai warga negara saat masih berada dalam kandungan,
sedangkan kewajiban merupakan suatu kewajiban atau kewajiban bagi individu dalam
melaksanakan tugas sebagai warga negara untuk mendapatkan pengakuan akan hak
yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.

Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terkait satu sama lain, sehingga
dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang. Pelanggaran hak warga negara
terjadi ketika warga negara tidak dapat menikmati atau memperoleh haknya
sebagaimana yang ditetapkan oleh Undang-undang. Akibat dari adanya
ketidakseimbangan antara pelaksanaan hak dan kewajiban negara akan
mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban negara.
Penyebab terjadinya pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
disebabkan oleh pemerintah negara itu sendiri maupun oleh masyarakat. Negara akan
berjalan dengan baik bila warga negaranya mendukung dan pemerintah lebih aktif
lagi dalam memperhatikan masyarakatnya. Penjaminan hak dan kewajiban antara
negara dan warga negara terdapat dalam konstitusi, dalam hal ini UUD 1945 sebagai
konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Di Indonesia kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewjiban warga negara


banyak terjadi, mulai pelanggaran ringan hingga pelanggaran berat. Untuk mengatasi
pelanggaran hak dan pengigkaran kewajiban warga negara tersebut pemerintah
melakukan upaya-upaya dengan mengoptimalkan peran lembaga-lembaga
perlindungan HAM.

Tetapi meskipun demikian pada kenyataannya saat ini permasalahan-


permasalahan tersebut belum dapat diselesaikan secara tuntas. Sebagai warga negara
yang baik kita harus mengetahui dan memahami hak dan kewajiban warga negara
agar tidak terjadi pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban. Negara juga harus
mengetahui hak dan kewajibannya agar sesuai dengan pelaksanaan yang dilakukan
warga negara. Meskipun begitu, tetap saja pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban terjadi, hal ini karena adanya faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi. Oleh karena itu perlu kerjasama dari semua pihak untuk mengatasi
dan menanganinya.

1. Membangun Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Terjadinya Pelanggaran Hak


dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengingkaran kewajiban warga
negara, yaitu cara preventif dan represif.

a. Cara pencegahan preventif adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah


terjadinya pengingkaran kewajiban sebelum pengingkaran kewajiban itu terjadi.
Hal ini dapat dilakukan antara lain melalui proses sosialisasi kewajiban-kewajiban
yang harus dilakukan oleh warga negara. Hal ini antara lain dapat dilakukan
melalui proses pendidikan, tulisan, spanduk, dan iklan layanan masyarakat.
b. Cara represif adalah suatu tindakan aktif yang dilakukan pihak berwajib pada saat
pengingkaran kewajiban terjadi agar pengingkaran itu tidak terulang kembali.
Contohnya dengan pemberlakuan denda bagi mereka yang parkir di jalan umum,
tidak pada tempat parkir yang ditentukan. Penerapan cara preventif dan represif
diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara pelaksanaan-pelaksanaan hak
dan kewajiban. Keseimbangan yang terjadi akan menciptakan situasi yang
harmonis dalam masyarakat. Hal tersebut sangat mendukung tercapainya cita-cita
Negara Indonesia. Penerapan cara preventif dan represif diharapkan mampu
menjaga keseimbangan antara pelaksanaan hak dan kewajiban. Keseimbangan
yang terjadi akan menciptakan situasi yang harmonis dalam masyarakat. Hal
tersebut sangat mendukung tercapainya cita-cita Negara Indonesia.
9
Berikut ini partisipasi dukungan masyarakat dalam pencegahan terjadinya
pelanggararan hak dan pengingkaran kewajiban warga negara :

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Hak ini mutlak dan selalu melekat dalam pribadi tiap manusia. Tidak ada pihak yang
berhak mengambil, merebut, bahkan menghapuskan hak asasi manusia yang dimiliki
seseorang.

Permasalahan tentang penegakan HAM, bukan hanya menjadi tanggung jawab


pemerintah atau pihak terkait saja. Sudah seharusnya masyarakat ikut ambil bagian
dalam hal penegakan HAM di lingkungannya.

Bisa dikatakan jika penegakan HAM dilakukan untuk menciptakan lingkungan


masyarakat yang adil dan beradab, sesuai nilai yang dikandung Pancasila. Dalam hal
ini, peran pemerintah, Komnas HAM, masyarakat, dan pihak lainnya sangat
dibutuhkan untuk mendukung penegakan HAM di Indonesia.
Menurut Heri Herdiawanto dan kawan-kawan dalam buku Kewarganegaraan &
Masyarakat Madani (2019), ada beberapa bentuk dukungan yang dapat dilakukan
warga masyarakat dalam upaya penegakan HAM. Dukungan masyarakat tersebut
adalah :

 Menolak dengan tegas segala bentuk pelanggaran HAM

Pada dasarnya, pelanggaran HAM sama saja dengan melanggar harkat dan
martabat manusia. Masyarakat harus tegas menolak segala bentuk pelanggaran
HAM, dengan cara menghormati hak orang lain, menghargai keputusan atau
pendapat orang lain, tidak melakukan perbuatan yang dapat melanggar harkat
serta martabat manusia, dan lain sebagainya.

 Bersikap kritis terhadap upaya penegakan HAM

Selain menolak segala bentuk pelanggaran hak asasi manusia, masyarakat juga
harus bersikap kritis terhadap upaya penegakan HAM. Misalnya memberi bantuan
kemanusiaan, mendukung langkah-langkah yang dilakukan pemerintah dan aparat
dalam proses peradilan HAM, bersikap tegas kepada pelaku pelanggaran HAM,
dan lain sebagainya.

10

Contoh bentuk dukungan masyarakat :

Jika dirangkum, setidaknya ada empat contoh bentuk dukungan masyarakat yang bisa
dilakukan dalam penegakan HAM, yaitu:

 Menghormati orang lain

Sikap saling menghormati dan menghargai merupakan bentuk dukungan yang


paling dasar. Karena dengan kedua sikap ini, manusia bisa hidup rukun, aman,
tentram, dan damai. Khususnya ketika masyarakat saling memahami hak apa saja
yang dimiliki sebagai hak asasi manusia.

 Memberi kepercayaan kepada pemerintah dan lembaga penegakan HAM

Masyarakat juga bisa memberi dukungan berupa kepercayaan kepada pemerintah


dan lembaga terkait, dalam upaya penegakan HAM. Masyarakat harus percaya
jika pemerintah akan melakukan berbagai upaya dalam melindungi dan
menegakkan HAM.
 Melaporkan tiap pelanggaran HAM

Bentuk dukungan lainnya ialah masyarakat bisa melaporkan tiap pelanggaran


HAM yang diketahui, pernah dilihat, atau bahkan dialaminya, ke pihak yang
berwenang. Setelah melaporkan, masyarakat bisa tetap mengawasi jalannya proses
peradilan HAM, agar pelaku dihukum seadil mungkin.

 Menyebarluaskan informasi mengenai penegakan HAM

Masyarakat juga bisa turut membantu menyebarluaskan informasi ke publik,


khususnya yang berkaitan dengan penegakan HAM dan apa saja yang bisa
dilakukan untuk mencegah pelanggaran HAM terjadi.

 Hambatan-hambatan dalam Upaya Penanganan Hak Asasi Manusia

Hambatan dalam upaya penanganan Hak Asasi Manusia yang antara lain adalah:

1) Kondisi poleksosbud hankam;


2) Faktor komunikasi dan informasi yang belum digunakan secara maksimal dan benar;
3) Faktor kebijakan pemerintah;
4) Faktor perangkat perundangan;
5) Faktor aparat dan penindakannya.

11

Dalam kondisi poleksosbudhankam, kondisi perpolitikan di Indonesia yang masih belum


menuju ke arah demokratis yang sebenarnya mempunyai andil yang besar terhadap
pelanggaran hak-hak asasi manusia. Perekonomian yang belum mendukung dan belum
sampai pada tingkat masyarakat yang sejahtera, pengangguran dari yang terdidik sampai
pengangguran yang tidak terdidik, perbedaan peta berfikir yang ekstrim yang berdasarkan
pada suku, agama, ras dan antar golongan, serta faktor keamanan dianggap sebagai
pemicu atau penyebab terjadinya pelanggaran hak asasi manusia atau sebagai penghambat
utama upaya penegakkan hak asasi manusia.

Dalam faktor komunikasi dan informasi yang belum digunakan secara maksimal dan
secara benar, komunikasi dan informasi yang akurat sangat penting, untuk mengambil
dan menghasilkan suatu kebijakan yang berkaitan dengan permasalahan hak-hak warga
negara termasuk hak asasi manusia. Sementara itu, dalam faktor kebijakan pemerintah,
tidak semua penguasa mempunyai kebijakan yang sama tentang pentingnya hak asasi
manusia. Sering kali mereka lupa atau bahkan tidak menghiraukan masalah tentang hak-
hak masyarakatdalam menentukan kebijakan.

Dalam faktor perangkat perundangan, peraturan perundang-undangan tentang hak asasi


manusia di indonesia sudah banyak, namun dirasa masih belum cukup, termasuk yang
tercantum di dalam Undang-Undang Dasar 1945 dengan amandemen. Sebagai contoh
adalah masalah interpretasi antara pasal 28 J dengan pasal 28 I tentang hak hidup yang
tidak boleh dikurangi. Dalam faktor aparat dan penindakannya (law enforcement), masih
banyaknya permasalahan pada birokrasi pemerintahan Indonesia, tingkat pendidikan dan
kesejahteraan sebagian aparat yang dinilai masih belum layak, aparat penegak hukum
yang mengabaikan prosedur kerja sering membuka peluang terjadinya pelanggaran Hak
Asasi Manusia.

 Hak Asasi Manusia harus berdampingan dengan Kewajiban Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia harus senantiasa berdampingan dengan Kewajiban Asasi Manusia,
keduanya seperti dua sisi dari mata uang yang sama. Kewajiban Asasi manusia adalah
kewajiban-kewajiban dasar yang pokok yang harus dijalankan oleh manusia dalam
kehidupan bermasyarakat, seperti kewajiban untuk tunduk pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku, kewajiban untuk membangun dan mengembangkan kehidupan,
kewajiban untuk saling membantu, kewajiban untuk hidup rukun, kewajiban untuk
bekerja sehubungan dengan kelangsungan hidupnya.

12

Dalam pasal 28 J disebutkan: Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (ayat 1). Dalam menjalankan
hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan
dengan undang-undang semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas
hak dan kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis (ayat 2).

Dari pasal 28 J tersebut jelas bahwa disamping hak asasi manusia, juga setiap orang wajib
menghormati hak asasi orang lain, yang mengandung arti bahwa setiap orang wajib
memenuhi kewajiban asasinya. Karena setiap hak asasi melekat kewajiban asasi.

 Membangun Harmonisasi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia

Hak dan kewajiban asasi manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Seseorang tidak dapat menikmati hak yang dimilikinya, sebelum memenuhi
apa yang yang menjadi kewajibannya. Misalnya, dalam proses pembelajaran di sekolah,
kalian tidak akan mendapatkan pemahaman yang baik dalam sebuah pelajaran apabila
tugas-tugas dalam mata pelajaran tersebut tidak kalian kerjakan. Kemudian, seorang
pekerja tidak akan mendapatkan kenaikan upah apabila tidak menampilkan kinerja yang
baik. Dengan demikian, dapat dipastikan antara hak asasi dan kewajiban asasi dalam
perwujudannya harus diharmonisasikan atau diseimbangkan oleh setiap orang.

Salah satu cara untuk mengharmonisasikan hak dan kewajiban asasi manusia dalam
kehidupan sehari-hari adalah dengan menghindarkan diri kita dari sikap egois atau terlalu
mementingkan diri sendiri. Sikap egois dapat menyebabkan seseorang untuk selalu
menuntut haknya, sementara kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai
sikap egois akan menghalalkan segala cara agar haknya dapat terpenuhi, meskipun
caranya dapat melanggar hak orang lain.

Upaya untuk mengharmonisasikan hak dan kewajiban asasi manusia merupakan salah
satu bentuk dukungan terhadap penegakan HAM yang dilakukan oleh pemerintah.
Sebagai warga negara dari bangsa dan negara yang beradab sudah sepantasnya sikap dan
perilaku kita mencerminkan sosok manusia beradab yang selalu menghormati keberadaan
orang lain secara kaffah. Sikap tersebut dapat kalian tampilkan dalam perilaku di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.

13

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:

1) Pelanggaran terhadap hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara


biasanya disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut sikap egois dan mementingkan
diri sendiri, kesadaran berbangsa dan bernegara yang rendah, tidak toleran dan
penyalahgunaan kekuasaan.
2) Pengingkaran kewajiban terjadi ketika seseorang yang telah diberi kewajiban tidak
menjalankan kewajibannya sebagai mana mestinya.
3) Banyak sekali orang yang tidak memperhatikan kewajibannya. Padahal ini harus
ditunaikan, sebelum seseorang menerima dan mempertanyakan haknya.
14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

      Penetapan hak warga negara adalah hal mutlak yang harus mendapat perhatian khusus
dari negara sebagai jaminan dijunjung tingginya sila ke-5. Pengakuan hak sebagai warga
negara indonesia dalam konsepnya mendorong terciptanya suatu masyarakat yang tertata
baik. Namun dalam praktik atau hak warga negara justru hanya dijadikan slogan
pemerinah untuk pemerintah untuk manarik simpati warga negara justru hanya bermimpi
bisa mendapatkan pengakuan akan hak-hak tersebut secara utuh.

      Negara akan dapat berjalan dengan baik bila warga negaranya mendukung. Ada
beberapa hal yang merupakan kewajiban dari warga negara dan sebaliknya ada beberapa
hal yang menjadi kewajiban dari negara. Demikian pula dengan hak, ada beberapa hal
yang menjadi hak dari negara dan demikian pula ada beberapa hak yang menjadi hak dari
warga negara.

      Masyarakat harus saling mendukung satu sama lain, apabila ada yang melanggar hak
dan kewajiban maka terjadi keributan jika kita tidak saling bekerja sama dengan
pemerintah dalam menanganinya. Agar tidak terjadi pelanggaran maka diperlukan upaya
untuk mengatasi pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban. Dengan cara yang utama
yaitu  lembaga pemerintahan dan masyarakat harus bekerja sama dalam mengatasinya.

B. Saran

Hak dan kewajiban merupakan suatu instrumen yang saling terkait, sehingga
pelaksanaan hal tersebut harus dilakukan secara seimbang agar tidak terjadi ketimpangan
agar tidak terjadi ketimpangan yang akan menyebabkan tibulnya gejolak masyarakat yang
tidak diinginkan.

Jika ada yang melanggar harus mendapatkan hukuman atau penanganan yang pantas.
Agar orang tersebut tidak mengulangi peanggaran tersebut. Lembaga pemerintahan harus
mengajak masyarakat untuk bekerjasama mengatasi pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga Negara.

15

DAFTAR PUSTAKA

http://www.bantubelajar.com/2015/08/pelanggaran-hak-dan-pengingkaran-
kewajiban.html

http://pkn-ips.blogspot.co.id/2015/11/upaya-penanganan-pelanggaran-hak-dan-
pengingkaran-kewajiban-warga-negara.html

buku paket bse PPKN kelas XII semester 1


16

Anda mungkin juga menyukai