Anda di halaman 1dari 20

MATERI KD 3.

10
LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan merupakan laporan yang menginformasikan posisi keuangan perusahaan yang
tersusun secara rinci dan lengkap yang meliputi Neraca, Laba Rugi, Neraca Saldo, dan
sebagainya. Laporan ini digunakan bagi pihak internal dan eksternal untuk dapat menilai suatu
perusahaan, seperti menilai keberhasilan perusahaan dalam usahanya atau menilai perkembangan
perusahaan tersebut.

Pengertian Analisis Laporan Keuangan


Menurut Prastowo (2008), analisis laporan keuangan adalah penguraian suatu pokok atas
berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta menghubungkan antar bagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti secara keseluruhan.

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan
ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan
tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh kenangan dari kejadian di
masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. Laporan keuangan
juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship). Atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna
yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat
demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup,
misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau
keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Keputusan ekonomi yang diambil oleh pengguna laporan keuangan memerlukan evaluasi atas
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas, dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut.
Kemampuan ini akhirnya menentukan, misalnya, kemampuan pembayaran kepada para
karyawan dan para pemasok. Kemampuan pembayaran bunga, pembayaran kembali pinjaman
dan pembagian penghasilan kepada para pemilik para pengguna dapat mengevaluasi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dengan lebih baik kalau mereka mendapat informasi yang
difokuskan pada posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan.

Analisis laporan keuangan dilakukan dengan menganalisa masing-masing pos yang terdapat di
dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan agar dapat
memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang. Bisa dipastikan analisis
laporan keuangan sangat penting bagi perusahaan. Umumnya dijadikan bahan evaluasi
perusahaan untuk memutuskan kedepannya perusahaan akan melakukan langkah apa yang akan
diambil untuk memajukan perusahaan.

Tujuan Analisis Laporan Keuangan


Tentunya analisis laporan keuangan di perusahaan memiliki tujuan yang menguntungkan
perusahaan. Tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

– Menilai kinerja manajemen pada tahun berjalan.


– Mengetahui perubahan posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu.
– Mengetahui kelemahan dan kelebihan apa saja yang dimiliki perusahaan.
– Mengetahui langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan
posisi keuangan dan kinerja perusahaan.

Metode Analisis Laporan Keuangan


Untuk memperoleh ukuran-ukuran, hubungan, ataupun informasi lainnya yang dapat digunakan
untuk menilai posisi keuangan perusahaan dan membantu proses pengambilan keputusan maka
Anda perlu melakukan analisa laporan keuangan. Dalam melakukan analisa laporan keuangan
terdapat beberapa teknik, berikut ini 4 metode yang dapat Anda pilih.

Metode Komparatif
Metode komparatif atau perbandingan digunakan dengan cara menggunakan angka-angka di
laporan keuangan dan membandingkan dengan angka-angka yang ada di laporan keuangan tahun
sebelumnya. Dengan cara lain, Anda dapat membandingkan masing-masing pos laporan
keuangan yang relevan atau data yang signifikan. Sehingga metode ini juga dikenal dengan
istilah metode analisis rasio.

Metode Analisis
Metode menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahun, dan kemudian
menggambarkan tren/grafiknya. Oleh karena itu, pada metode ini di butuh kan bantuan
pengetahuan statistik. Misalnya, seperti menggunakan rumus program linier y = a + bx. Teknik
tren dapat digunakan untuk memproyeksikan laporan keuangan di masa depan dengan
menggunakan data historis.

Metode Common Size Financial Statement


Metode ini merupakan metode analisis yang menjadikan laporan keuangan dalam bentuk
presentasi. Adapun presentasi yang dibuat biasanya berkaitan dengan jumlah yang bernilai
penting. Misalnya aset pada neraca, penjualan pada laporan laba/rugi.

Metode Index Time Series


Metode ini dihitung dengan cara menggunakan laporan keuangan dijadikan sebagai indeks dan
dipilih sebagai tahun dasar. Biasanya tahun dasar yang dipilih/ditetapkan diberi indeks 100.
Untuk menghitungnya, dapat digunakan rumus berikut:

Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan


Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan seperti apa saja? Di bawah ini akan dijelaskan
secara mendetail apa-apa saja jenis rasio analisis laporan keuangan. Berikut ini informasinya!
Rasio Likuiditas
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan finansialnya dalam
jangka pendek. Ada beberapa jenis rasio likuiditas antara lain :

Current Ratio
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka
pendek dengan mengunakan aktiva lancar.

Rumus menghitung Current Ratio:

Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%

Cash Ratio
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka
pendek dengan mengunakan kas yang tersedia dan berikut surat berharga atau efek jangka
pendek.

Rumus menghitung Cash Ratio:

Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar X 100%

Quick Ratio atau Acid Test Ratio


Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka
pendek dengan mengunakan aktiva lancar yang lebih likuid (Liquid Assets).

Rumus menghitung Quick Ratio:

Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar X 100%

Catatan : Nilai ideal dari ketiga analisa rasio likuiditas ini ini adalah minimum sebesar 150%,
semakin besar adalah semakin baik dan perusahaan dalam kondisi sehat.

Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas


Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal sendiri. Ada beberapa jenis rasio
profitabilitas antara lain :

Gross Profit Margin


Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kotor dari penjualan.

Rumus menghitung Gross Profit Margin:

Gross Profit Margin = Penjualan Netto – HPP / Penjualan Netto X 100%

Operating Income Ratio


Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba operasi sebelum bunga
dan pajak dari penjualan.

Rumus menghitung Operating Income Ratio:

Operating Income Ratio = Penjualan Netto – HPP – Biaya Administrasi & Umum (EBIT) /
Penjualan Netto X 100%

Net Profit Margin


Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih dari penjualan.

Rumus menghitung Net Profit Margin:

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto X 100%

Earning Power of Total Investment


Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor dan
pemegang saham.

Rumus menghitung Earning Power of Total Investment:

Earning Power of Total Investment = EBIT / Jumlah Aktiva X 100%

Rate of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio


Rasio untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan pendapatan bersih.

Rumus menghitung Rate of Return Investment (ROI):

Rate of Return Investment (ROI) = EAT / Jumlah Aktiva X 100%

Return on Equity (ROE)


Rasio untuk mengukur kemampuan equity untuk menghasilkan pendapatan bersih.

Rumus menghitung Return on Equity (ROE):

Return on Equity (ROE) = EAT / Jumlah Equity X 100%

Rate of Return on Net Worth atau Rate of Return for the Owners
Rasio untuk mengukur kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam menghasilkan
pendapatan bagi pemegang saham.

Rumus menghitung Rate of Return on Net Worth:

Rate of Return on Net Worth = EAT / Jumlah Modal Sendiri X 100%


Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Profitabilitas ini adalah adalah semakin baik,
sebaiknya Anda bisa membandingkannya dengan nilai rata-rata dari industri sejenis di pasar.

Rasio Solvabilitas atau Leverage Ratio


Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban
finansial jangka panjang. Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :

Total Debt to Assets Ratio


Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya dengan
sejumlah aktiva yang dimilikinya.

Rumus menghitung Total Debt to Assets Ratio:

Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Total Aktiva X 100%

Total Debt to Equity Ratio


Rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh pihak kreditur dibandingkan
dengan equity.

Rumus menghitung Total Debt to Equity Ratio:

Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Modal Sendiri X 100%

Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Solvabilitas ini adalah semakin buruk
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya, maksimal nilainya
adalah 200%.

Rasio Aktifitas atau Activity Ratio


Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya. Ada beberapa jenis rasio Aktivitas antara lain :

Total Assets Turn Over


Rasio untuk mengukur tingkat perputaran total aktiva terhadap penjualan.

Rumus menghitung Total Assets Turn Over Ratio:

Total Assets Turn Over Ratio = Penjualan / Total Aktiva X 100%

Working Capital Turn Over


Rasio untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih (Aktiva Lancar-Hutang Lancar)
terhadap penjualan selama suatu periode siklus kas dari perusahaan.

Rumus menghitung Working Capital Turn Over Ratio:

Working Capital Turn Over Ratio = Penjualan / Modal Kerja Bersih X 100%
Fixed Assets Turn Over
Rasio untuk mengukur perbandingan antara aktiva tetap yang dimiliki terhadap penjualan. Rasio
ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aktivatetap yang dimiliki secara efisien dalam rangka meningkatkan pendapatan.

Rumus menghitung Fixed Assets Turn Over Ratio:

Fixed Assets Turn Over Ratio = Penjualan / Aktiva Tetap X 100%

Inventory Turn Over


Rasio untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan perputaran persediaan yang dimiliki
terhadap penjualan.

Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukkan pengelolaan persediaan yang
efisien.

Rumus menghitung Inventory Turn Over Ratio:

Inventory Turn Over Ratio = Penjualan / Persediaan X 100%

Average Collection Period Ratio


Rasio untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menerima
seluruh tagihan dari konsumen.

Rumus menghitung Average Collection Period Ratio:

Average Collection Period Ratio = Piutang X 365 / Penjualan X 100%

Receivable Turn Over


Rasio untuk mengukur tingkat perputaran piutang dengan membagi nilai penjualan kredit
terhadap piutang rata-rata. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukan modal
kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah.

Rumus menghitung Receivable Turn Over Ratio:

Receivable Turn Over Ratio = Penjualan / Piutang Rata-Rata X 100%

Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Activity ini adalah semakin baik, Anda bisa
membandingkannya dengan nilai rata-rata dari industri sejenis di pasar agar dapat menilai
seberapa efisien Anda mengelola sumber daya yang dimiliki.
JENIS DAN BENTUK LAPORAN KEUANGAN

Akhir dari sebuah siklus akuntansi adalah sebuah laporan keuangan. Untuk sebuah perusahaan
perseorangan, biasanya laporan keuangan terdiri dari tiga jenis yaitu: (1) Neraca, (2) Laporan
Laba-Rugi, dan (3) Laporan Perubahan/Modal Laporan Laba Ditahan. Namun ada pula sumber
yang menyebutkan bahwa laporan keuangan terdiri dari empat jenis, yaitu (1) Neraca, (2)
Laporan Laba-Rugi, (3) Laporan Perubahan Modal/Laporan Laba Ditahan, dan (4) Laporan Arus
Kas. Laporan keuangan dapat disusun dengan menggunakan Neraca Lajur sebagai dasar.

NERACA

Dalam literatur akuntansi neraca berasal dari istilah balance sheet, statement of financial
position, statement of financial conditions atau statement of resources and liabilities. Neraca
adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets), kewajiban (liabilities), dan modal
sendiri (equity) dari suatu perusahaan pada tanggal/waktu tertentu. Atau dengan kata lain neraca
berisi mengenai data-data informatif mengenai kondisi perusahaan pada waktu tertentu.

Pada bagian awal setiap pelajaran akuntansi, neraca ditempatkan pada posisi pertama yang
dinyatakan dalam pernyataan akuntansi:

“AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL”

Aktiva terdiri dari bagian-bagian kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan, baik kekayaan
yang berwujud maupun kekayaan yang tidak berwujud.

Kewajiban terdiri dari kewajiban-kewajiban yang menjadi tanggungan perusahaan baik berupa
hutang maupun kewajiban-kewajiban lainnya.

Modal merupakan sumber dana yang berasal dari pemilik perusahaan. Kewajiban dan modal
adalah sumber dana yang digunakan perusahaan untuk membeli/ membiayai seluruh aktiva yang
digunakan untuk aktivitas usaha.

LAPORAN LABA-RUGI

Disamping ingin mengetahui posisi keuangan perusahaannya, pihak pengelola/pemilik


perusahaan pasti juga ingin tahu sejauh mana perusahaannya memperoleh untung selama masa
atau periode tertentu. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah laporan laba/rugi.

Dalam literatur akuntansi, laporan laba-rugi diturunkan dari istilah profit and lost statement,
operation statement atau income statement.

Jadi, laporan laba-rugi adalah sebuah laporan singkat tentang jenis dan jumlah pendapatan atau
hasil penjualan yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama rentang periode tertentu, biaya
selama periode tersebut, dan keuntungan atau kerugian yang diderita selama periode tersebut.
Periode yang dimaksud adalah disesuaikan dengan kebijakan pencatatan keuangan perusahaan
tersebut, bisa dalam jangka waktu satu bulan, per kuartal, per tahun, per semester, dsb.

Laporan laba-rugi terdiri dari penghasilan utama (operating revenue/sales), harga pokok
penjualan (cost of goods sold), biaya usaha (operating expenses), penghasilan atau biaya diluar
operasi pokok (other income and expenses atau nonoperating), dan pos-pos insidental atau pos
luar biasa (extraordinary items).

Penghasilan Utama (Revenue)

Penghasilan utama dari perusahaan dagang, jasa atau industri adalah berupa hasil penjualan
barang atau jasa kepada pembeli atau hasil produksi perusahaan

Harga pokok penjualan (Cost of Goods Sold)

Perkiraan ini terdapat pada perusahaan dagang, yaitu harga pokok barang dagangan yang dibeli
dan kemudian berhasil dijual selama satu periode akuntansi. Untuk perusahaan industri, harga
pokok penjualan meliputi ongkos-ongkos dasar bahan baku, tenaga kerja dan ongkos pabrik yang
telah dikeluarkan dalam proses pembuatan barang yang kemudian berhasil dijual selama satu
periode akuntansi.

Biaya Usaha (Operating Expenses)

Biaya yang timbul sehubungan dengan penjualan atau pemasaran barang dan jasa serta biaya
yang timbul sebagai akibat dari fungsi administrasi dan umum dari perusahaan yang
bersangkutan. Biaya usaha ini umumnya dibagi 2, yaitu:

Biaya Penjualan/Pemasaran (selling expenses)

Biaya Umum dan Administrasi (general and administration expenses)

Penghasilan dan Biaya diluar Operasi Pokok (Other Income and Expenses)

Biaya atau penghasilan yang tidak ada hubungannya dengan operasi utama perusahaan atau tidak
bersifat berkelanjutan.

Pos-Pos Insidentil (Extraordinary Items)

Adalah transaksi-transaksi yang jarang sekali dilakukan oleh perusahaan dan biasanya bersifat
mendadak atau insidental.

Data laporan laba-rugi dapat disajikan dalam bentuk rekening (account form) atau dalam bentuk
laporan (report form). Dalam laporan bentuk rekening, biaya-biaya atau kerugian ditempatkan di
sebelah kiri sedangkan penghasilan-penghasilan ditempatkan di sebelah kanan sedangkan
saldonya menunjukkan laba atau rugi
LAPORAN PERUBAHAN MODAL/LAPORAN LABA DITAHAN

Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan, disamping neraca dan laporan laba rugi, disajikan
pula mengenai laporan laba ditahan atau laporan perubahan modal. Laba ditahan atau perubahan
modal adalah bagian laba yang ditanamkan kembali dalam perusahaan dan diakumulasikan
sepanjang umur perusahaan. Laba yang diperoleh dari perusahaan biasanya tidak dibagikan
seluruhnya kepada pemegang saham sebagai dividen, tapi akan ditahan juga oleh perusahaan
untuk berbagai keperluan.

Dividen Saham

Dividen saham adalah penerbitan saham tambahan kepada pemegang saham yang ada sebanding
dengan presentase kepemilikannya. Apabila dividen saham diumumkan, maka perkiraan laba
ditahan menjadi berkurang.

Laporan Modal Sendiri

Untuk mengetahui perubahan besarnya modal sendiri selama suatu periode akuntansi perlu
disusun laporan modal sendiri. Laporan ini terdapat pada perusahaan perseorangan, umumnya
berbentuk PD (perusahaan dagang) dengan cara memperhitungkan pendapatan bersih yang
diterima atau kerugian bersih yang diderita, pemakaian prive, dan penambahan modal oleh
pemilik bilamana ada

LAPORAN ARUS KAS

Salah satu tujuan kegiatan sebuah perusahaan bisnis adalah memperoleh dana dalam bentuk uang
kas dari hasil penjualan produknya, yang dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan-
kegiatan, baik modal kerja maupun dalam perluasan investasi. Pada banyak perusahaan,
pembiayaan modal kerja dan investasi ini menggunakan sumber dana yang berasal dari luar
perusahaan, misalnya pinjaman bank. Penggunaan sumber dana external ini menimbulkan
kewajiban bagi perusahaan untuk membayar bunga dan angsuran pinjaman. Disamping itu,
perusahaan juga harus membagikan dividen bagi pemegang sahamnya karena menggunakan
dana internal.

Dengan kata lain, perusahaan harus mampu menyeimbangkan kinerja likuiditas dan
profitabilitas. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi tapi tidak memiliki likuiditas
khususnya kas yang rendah dapat mengganggu operasi perusahaan seperti tidak dapat membayar
piutang usaha yang jatuh tempo, membayar kewajiban finansial seperti biaya bunga atau
angsuran pinjaman.

Bagi seorang analis keuangan, menganalisa kesehatan keuangan adalah sebuah hal penting untuk
mengetahui apakah perusahaan tersebut mampu menghasilkan uang kas yang cukup untuk
membayar kewajibannya, membiayai modal kerja dan membiayai perluasan investasinya.
Analisa arus kas tersebut dapat dilakukan dengan melakukan analisa pada laporan arus kas
perusahaan, yang menunjukkan aliran dana ketika perusahaan tersebut melakukan kegiatannya.
Perusahaan dengan aktiva yang jauh melebihi utang masih tetap dapat jatuh bangkrut, jika
mereka tidak dapat menghasilkan cukup kas untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Para investor
memusatkan perhatian pada arus kas hasil operasi karena untuk memusatkan perhatian mengenai
kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

Sebaliknya, perusahaan yang memiliki kas dalam jumlah besar menunjukkan perusahaan tidak
dapat mengelola kas secara maksimal karena kas tersebut dapat digunakan untuk memanfaatkan
cash discount pembelian bahan baku/persediaan, atau melakukan investasi.

Analisa laporan arus kas memperlihatkan kemampuan manajemen mengatur kas perusahaan
yang menunjukkan sumber dana kas dan penggunaan dana kas dalam suatu periode tertentu.

Laporan arus kas menghubungkan antara dua neraca dengan laporan laba/rugi periode terakhir
yang dapat mengevaluasi berapa banyak uang kas yang dihasilkan perusahaan dan untuk apa saja
uang kas tersebut telah dipergunakan.

PENGERTIAN ANALISIS RASIO KEUANGAN

Analisis rasio keuangan merupakan teknik yang dilakukan untuk mengetahui secara cepat
mengenai kinerja keuangan perusahaan. Analisis rasio menggambarkan hubungan di antara
unsur dalam laporan keuangan. Rasio juga menggambarkan hubungan matematis antara
kuantitas yang satu dengan kuantitas yang lain. Hubungan tersebut dapat berupa suatu
presentase, tarif, atau proporsi. Analisis terhadap laporan keuangan dapat diklasifikasi menjadi
tiga rasio. Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi mengenai likuiditas,
profitabilitas, dan solvabilitas keuangan suatu perusahaan.

MACAM ANALISIS RASIO KEUANGAN BESERTA CARA PERHITUNGAN


ANALISISNYA

Jika diringkas dalam sebuah tabel, maka beberapa rasio keuangan yang menggambarkan
likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas keuangan sebuah perusahaan dapat digambarkan
sebagai berikut:

Rasio Likuiditas. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin
kewajiban-kewajiban lancarnya. Rasio ini antara lain Rasio Kas (cash ratio), Rasio Cepat (quick
ratio), Rasio Lancar (current ratio)

Rasio Profitabilitas/ Rentabilitas. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan


perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio ini antara lain: GPM (Gross
Profit Margin), OPM(Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return to Total
Asset), ROE (Return On Equity).

Rasio Pengungkit/ Leverage/ Solvabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa rasio ini antara lain Rasio Total Hutang terhadap
Modal sendiri, Total Hutang terhadap Total Asset, TIE Time Interest Earned.
Rasio Aktivitas. Rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam
menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. ada
dua penilaian rasio aktivitas yaitu:

Rasio Nilai Pasar. Rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku perusahaan.
Rasio ini antara lain: PER (Price Earning Ratio), Devidend Yield,Devideng Payout Ratio, PBV
(Price to Book Value)

Rasio Efesiensi/ Perputaran. Rasio perputaran digunakan untuk mengukur kemampuan


perusahaan dalam mengelola asset-assetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi
perusahaan. Rasio ini antara lain Rasio Perputaran Persediaan, Perputaran Aktiva Tetap, dan
Total Asset Turnover.

PENGGUNAAN DAN KETERBATASAN ANALISIS RASIO

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan atau mendengar kata rasio. Rasio dapat
diartikan sebagai perbandingan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan melakukan kerja sama
dengan pembagian rasio keuntungan 60:40. Artinya, jika kerjasama tersebut menghasilkan laba,
maka labanya akan dibagi dengan perbandingan 60% dan 40%. Rasio keuangan secara sederhana
dapat diartikan sebagai perbandingan data dalam laporan keuangan. Data yang diperbandingkan
bersumber dari neraca dan laporan laba rugi.

Analisis rasio keuangan terhadap suatu perusahaan digunakan untuk mengetahui keadaan dan
perkembangan keuangan perusahaan terutama bagi pihak manajemen. Hasil analisis dapat
digunakan untuk melihat kelemahan perusahaan selama periode waktu berjalan. Kelemahan yang
terdapat diperusahaan dapat segera diperbaiki, sedangkan hasil yang baik harus dipertahankan
pada waktu mendatang. Selanjutnya analisis historis tersebut dapat digunakan untuk penyusunan
rencana dan kebijakan di tahun mendatang.

Setidaknya, ada tiga manfaat analisis rasio bagi tiga pihak berbeda yaitu sebagai berikut:
Manajer: berfungsi sebagai peralatan analisis perencanaan dan pengendalian keuangan.

Analis Kredit Perbankan: berguna untuk menilai kemampuan pemohon kredit dalam membayar
utangnya.
Analis Sekuritas: berguna untuk menilai kewajaran dan prospek harga sekuritas, termasuk untuk
menentukan peringkat utang jangka panjang.
Walaupun memiliki manfaat yang besar, namun analisis rasio juga memiliki keterbatasan,
diantaranya:
Sulit diterapkan pada perusahaan dengan banyak divisi
Perusahaan besar dengan banyak divisi yang berbeda-beda industrinya mungkin akan sulit
menentukan perusahaan pembanding yang tepat. Pada kenyataannya, analisis rasio keuangan
lebih mudah diterapkan untuk perusahaan kecil bidang usaha yang terbatas.
Inflasi dan metode akuntansi

Dengan adanya inflasi, nilai buku yang tercatat di neraca dapat sangat menyimpang dari nilai
yang terjadi di pasar. Demikian pula perbedaan metode akuntansi (misalnya, dalam pencatatan
persediaan) dapat memberikan nilai berbeda bagi suatu perkiraan yang termuat dalam neraca.
Dua hal itu perlu dicermati meskipun sering agak susah mengatasinya apabila harus dilakukan
analisis rasio dalam waktu singkat.
Teknik merekayasa laporan keuangan/palsuan indah

Jika tidak berhati-hati, pengguna laporan keuangan bisa saja terkecoh dengan angka-angka pada
laporan keuangan. Menjelang tutup buku, perusahaan bisa saja meminjam uang tunai untuk
disimpan beberapa hari sehingga akan menambah kas pada neraca dan menjadikan tingkat
likuiditas perusahaan tampak baik.

SUMBER

Arifin, Johan. 2008. Menyusun Laporan Keuangan Keuangan untuk UKM dengan Ms. Excel.
Bandung: Elex Media Komputindo

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Mardiyanto, Handono. 2009. Inti Sari Manajemen Keuangan : Teori, Soal, dan Jawaban. Jakarta:
Grasindo

Priyatno, Duwi. 2009. 3 Jam Selesaikan Laporan Keuangan MYOB & Peachtree. Yogyakarta :
Best Publisher.

Sugiono, Arif; Dkk. 2008. PANDUAN PRAKTIS DASAR ANALISA LAPORAN


KEUANGAN, Pengetahuan Dasar bagi Mahasiswa dan Praktisi Perbankan. Jakarta: Grasindo.

Wibowo; Dkk. 2002. Akuntansi Keuangan Dasar 1 (Ed.3). Jakarta: Cikal Sakti.

Seci Harpian School

Laporan Laba-Rugi Januari- Desember

Pendapatan
1. SPP 1000 x 500.000 x 12 6.000.000.000
2. Osis 1000 x 200.000 x12 200.000.000 +
6.200.000.000
Biaya-Biaya
1.Gaji guru + pegawai 145.000.000 x 12 1.740.000.000
2.Kurikulum 30.000.000 x 2 60.000.000
3.Pembelajaran 6.000.000 x 10 60.000.000
4.Osis + Ekskul 5.000.000 x 12 60.000.000
5.ATK 1.000.000 x 12 12.000.000
6.Penyusutan Bangunan 317.500.000
7.Penyusutan Sekolah 330.000.000
8.Biaya Promosi 50.000.000
9.TAL 10.000.000 x 12 120.000.000
10.BLL 5.000.000 x 12 60.000.000 +
Total Biaya 2.824.500.000 _
EBIT 3.375.500.000
Bunga 12% x 3.000.000.000 360.000.000 _
EBT 3.015.000.000

Tax/pph
5% x 50.000.000 2.500.000
15% x 200.000.000 30.000.000
25% x 250.000.000 62.500.000
35% x 2.515.000.000 880.425.000
Tax 975.425.000
EAT 2.039.575.000

Laporan Perusahaan Modal Tahun 2012


Modal 1 Januari 16.450.000.000
Pembagian laba/SHU 750.000.000

Laba tahun 2012 2.039.575.000


Modal 31 des 18.239.575.000

Neraca per 31/1/2013


Aktiva Lancar
- Kas 42.750.000 Utang Lancar 5.500.000
- Bank 155.500.000 Utang JP 3.000.000.000 +
- Perlengkapan 75.000.000 Total Utang 3.005.500.000
- Piutang SPP 125.000.000 + Modal 18.239.575.000 +
Total aktiva lancar 523.000.000 Total Utang + Modal 21.245.075.000

Aktiva tetap
- Gedung 9.525.000.000
- Penyusutan gedung 317.500.000 _
9.207.500.000
Peralatan 5.000.000.000
Penyusutan Peralatan 330.000.000 _
4.670.000.000
ATT W 2.844.325.000
Total Aktiva 21.245.075.000
ANALISIS RASIO KEUANGAN

Rasio Likuiditas
Rasio Lancar = Aktiva Lancar = 523.250.000
Utang Lancar 5.500.000
= 9153,64%
Kesimpulan : Setiap Rp.1 utang yang dimiliki sekolah, ditanggung pembayarannya oleh Rp.
9153,64 aktiva.
Rasio Profitabilitas
Dividen kas = 750.000.000 = 4,62 %
Laba Bersih 16.000.000.000

Kesimpulan : Dalam 1 tahun, sekolah mendapat laba sebesar 4,62 %

Rasio Solvabilitas
Total Utang = 3.005.500.000 = 14,15 %
Total Harta 21.245.075.000

Kesimpulan : Dari total harta yang dimiliki sekolah, sebesar 14,15% diperoleh melalui utang

Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana Udin Mahmudin 24 November 2014

laporan keuangan sederhana

Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana

Ketika memulai suatu usaha, orang sering lupa menyiapkan pembukuan alias laporan, meskipun
namanya adalah laporan keuangan sederhana , padahal fungsi pembukuan ini sangat vital bagi
kelangsungan sebuah bisnis. Setiap akhir tahun selalu dikejar deadline laporan keuangan dan
biasanya yang sering anda alami menjelang akhir tahun adalah dengan lembur berhari-hari, stres
laporan keuangan tidak kunjung selesai, kerja tergesa-gesa dan, sering ditanya kapan laporan
selesai oleh manajemen. Lihatlah apa dampaknya bagi sebuah perusahaan. Perusahaan akan
mengalami laporan keuangan akhir tahunnya terlambat disajikan dan mengevaluasi kinerja
perusahaan serta terlambat jugalah dalam mengambil keputusan strategi bisnis. Maka hasilnya
akan ‘LACK OF COMPETITIVE’ dan Perusahaan tidak bisa bersaing.

Berbicara tentang laporan keuangan, maka bagi orang awam tentu akan tergambar tentang
laporan penerimaan dan pengeluaran dana. Begitu sangat pentingnya laporan keuangan bagi
sebuah perusahaan karena selain sebagai salah satu proses pengambilan keputusan bisnis juga
merupakan salah satu nyawa suatu perusahaan tentang sukses atau tidaknya perusahaan tersebut.
Laporan keuangan adalah suatu laporan yang berguna untuk menyampaikan informasi keuangan
yang dapat dipercaya kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan memuat beberapa
hal, diantaranya harta, utang, modal, dan semua pendapatan yang diperoleh serta beban-beban
yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu dalam rangka untuk mendapatkan laba atau
keuntungan. Sebelum membahas lebih jauh tentang cara membuat laporan keuangan sederhana ,
diharapkan lebih dulu untuk mengetahui tujuan pembuatan laporan keuangan suatu perusahaan :

Memberikan informasi keuangan mengenai aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan yang
dapat dipercaya.
Memberikan informasi yang bisa dipercaya tentang perubahan aktiva bersih atau neto (aktiva
yang telah dikurangi kewajiban) suatu perusahaan.
Memberikan informasi keuangan yang digunakan oleh pemakai laporan untuk menaksirkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
Setelah mengetahui pentingya laporan keuangan, tentu anda harus mengerti bagaimana
melakukan cara membuat laporan keuangan tersebut, setidaknya taraf yang sederhana. Intinya
sih, 3M singkatan dari ‘Mari Mulai Mencatat’. Jadi, apapun pemasukan dan pengeluaran
perusahaan Anda, mulai sekarang harus dicatat. Itulah yang paling sederhana. Konon, pebisnis
sekelas Bob Sadino pun dulu melakukan cara ini pada masa awal bisnisnya. Nah, bila mau
belajar lebih serius dari disiplin akuntansi, ada tiga hal yang harus anda pelajari. Paling tidak
anda punya cash-flow (aliran kas), profit and lost (rugi laba), serta neraca sederhana. Mari kita
pelajari satu per satu!

Arus Kas

Gampangnya, arus kas adalah catatan harian mengenai pengeluaran dan pemasukan keuangan
dari usaha yang anda jalankan. Pokoknya, setiap ada pengeluaran dan pemasukan itu harus
dicatat. Catatan mengenai arus kas ini sangat penting. Pasalnya, catatan arus kas ini merupakan
bahan dasar untuk membuat laporan keuangan yang lain. Jadi, dari catatan sederhana inilah suatu
usaha bisa dianalisis. Sebaiknya, dibedakan buku untuk pos pengeluaran dan pendapatan. Dari
catatan harian ini Anda bisa membuat rekapitulasi per bulan. Inilah yang disebut laporan arus kas
(cash-flow). Sebelum memulai usaha, anda juga bisa membuat proyeksi aliran kas ini, yaitu
perkiraan aliran kas berdasarkan asumsi-asumsi pengeluaran dan pemasukan dari usaha yang
hendak anda tekuni. Proyeksi aliran kas ini berguna untuk mengetahui berapa banyak modal
yang harus anda setor di awal dan anda cadangkan selama usaha anda berjalan. Juga berapa lama
waktu yang anda perlukan untuk bisa balik modal.
Berikut contoh laporan arus kas
Laporan Rugi Laba

Berdasarkan catatan aliran kas tadi, anda bisa membuat laporan rugi laba. Intinya, laporan rugi
laba ini berisi pendapatan dikurangi dengan biaya-biaya sehingga diketahui apakah usaha
tersebut mengalami untung atau malah rugi. Tapi ingat, anda harus mengeluarkan faktor asset,
modal, barang, dan utang dari laporan keuangan ini. Dalam menyusun laporan rugi laba, anda
sebaiknya memasukkan unsur depresiasi. Caranya gampang. Untuk pembukuan sederhana kita
bisa memakai metode garis lurus (lihat tip). Asumsi metode ini: kita menganggap sebuah barang
mempunyai masa pakai tertentu dan nilai penyusutannya adalah pembagian antara harga
pembeliannya dengan masa pakainya.
Berikut contoh dari laporan rugi laba
Neraca

Neraca penting dibuat setidaknya setahun sekali, untuk mengetahui nilai perusahaan Anda dari
waktu ke waktu. Saat awal perusahaan, neraca perusahaan biasanya hanya terdiri dari modal
awal dan utang serta aset yang diperoleh dari belanja modal tersebut. Aset termasuk sebagai
aktiva, sementara utang dan modal masuk sebagai pasiva. Seiring waktu, aset perusahaan bisa
bertambah, bisa pula terjadi utang-piutang, atau cadangan kas menjadi berkurang atau
bertambah, dan lain-lain. Intinya, nilai perusahaan bisa saja bertambah atau berkurang karena
perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian.

Berikut contoh dari laporan neraca


laporan neraca

Betapa pentingnya sebuah laporan keuangan dalam suatu perusahaan dalam membantu para
pebisnis dan pengusaha menentukan keputusan bisnisnya. Apalagi dengan adanya zaman
teknologi yng sudah canggih seperti saat ini dan perkembangan zaman yang sudah tersedia
system akuntansi, dimana seluruh jurnal dibuat secara otomatis dan laporan keuangan dilengkapi
dengan berbagai analisa perusahaan seperti analisa rasio, break event, point analysis, berbagai
grafik dan laporan interaktif dan menarik dan terintegrasi tanpa perlu mengerti akuntansi terlebih
dahulu. Menyadari tantangan dunia usaha dalam masalah laporan keuangan cukup banyak
penyedia layanan yang menawarkan software akuntansi yang mudah digunakan dan tidak
memerlukan latar belakang akuntan agar bisa mengoperasikannya .

Anda mungkin juga menyukai