D
engan mengucap Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas rahmat dan karunia-Nya Bahan Ajar (Hanjar)
Pelatihan administrasi penyidikan tindak pidana kejahatan
lalu lintas bagi Bintara Polri dapat diselesaikan sesuai waktu yang
telah ditentukan.
KOMJEN POL Prof. Dr. H. RYCKO AMELZA
DAHNIEL, M.Si.
KALEMDIKLAT POLRI
. Kepolisian Neghara Republik Indonesia (Polri) memiliki tugas
pokok melakukan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
serta penegakan hukum. Di bidang Lalu Lintas Polri memiliki tugas melakukan
penegakan hukum tindak pidana lalu lintas yang diemban oleh Polisi Lalu lintas.
Sebagai aparat penegak hukum di bidang lalu lintas, Polisi lalu lintas dituntut mampu
melakukan penegakan hukum, melaksanakan kegiatan penyidikan secara
profesional yang didukung penyelenggaraan administrasi penyidikan yang baik. Hal
tersebut karena administrasi merupakan bentuk pertanggungjawaban secara tertulis
atas semua tindakan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. Mengingat
pentingnya administrasi penyidikan maka perlu dilakukan upaya peningkatan
kemampuan penyidik melalui program pendidikan dan latihan.
Paraf:
1. Konseptor/Ksbg Kurhanjarlat:.........
2. Kabag Kurhanjarlat :……..
3. Kaurtu Biro Kurikulum : …….
Paraf :
4. Karo Kurikulum :.........
1. 5. Kataud LemdiklatKurhanjarlat
Konseptor/Kabag Polri : ……. : …….
2. 6. Waka
Kaurtu Lemdiklat Polri
Rokurlum :…….. : …….
3. Karo Kurikulum : ........
4. Kataud : ........
5. Wakalemdiklat Polri : ........
iii
MARKAS BESAR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
HANJAR
PELATIHAN ADMINISTRASI PENYIDIKAN TP KEJAHATAN LALU LINTAS
BAGI BINTARA POLRI FUNGSI TEKNIS LANTAS
MEMUTUSKAN.....
2 KEPUTUSAN KALEMDIKLAT POLRI
NOMOR : KEP/ 317 /VI/2021
TANGGAL : 10 JUNI 2021
MEMUTUSKAN
IDENTITAS BUKU
Penyusun :
Editor :
Diterbitkan oleh:
Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi Bahan Ajar (Hanjar) Pelatihan
Polri ini, tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................. i
Sambutan Kalemdiklat........................................................................................ ii
Keputusan Kalemdiklat....................................................................................... iv
Lembar Identitas ................................................................................................ vi
Daftar isi............................................................................................................. vii
MODUL 01 PENYIDIKAN TINDAK PIDANA (TP) KEJAHATAN LALU
LINTAS (JATANLIN)
Pengantar....................................................................................... 1
Standar Kompetensi...................................................................... 1
Kompetensi Dasar ......................................................................... 1
Materi Pelajaran ............................................................................. 2
Metode Pembelajaran ................................................................... 2
Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ......................................... 2
Kegiatan Pembelajaran ................................................................. 3
Tagihan / Tugas ............................................................................ 4
Lembar Kegiatan ........................................................................... 4
Bahan Bacaan ............................................................................... 5
POKOK BAHASAN
KONSEP JATANLIN
1. Pengertian TP Jatanlin............................................................. ................
5
2. Jenis-jenis TP Jatanlin ............................................................ 5
3. Proses penyidikan TP Jatanlin ................................................ 6
4. Administrasi penyidikan TP Jatanlin............................ 71
Rangkuman .................................................................................. 71
Soal Latihan ................................................................................. 72
PENGANTAR
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
MATERI PELAJARAN
1. Pokok Bahasan:
Konsep TP Jatanlin
METODE PEMBELAJARAN
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan konsep TP Jatanlin.
2. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang telah
disampaikan.
1. Alat/Media
a. Laptop;
b. LCD;
c. Flip chart;
d. Whiteboard.
2. Bahan
a. Kertas;
b. Spidol/Alat Tulis lain.
3. Sumber Belajar
a. UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
b. UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri;
c. UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ;
d. Perkap Nomor 06 tahun 2019 tentang penyidikan tindak
pidana;
e. Perkap Nomor 15 Tahun 2013 tentang tatacara penanganan
Laka Lantas;
f. Keputusan Kepala Korps Lalu Lintas Polri No:
KEP/55/VIII/2014 tentang SOP Penyidikan Laka Lantas;
g. Skep Kabareskrim Polri Nomor 82/XII/2006 tentang pedoman
penyelenggaraan administrasi penyidikan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAGIHAN/TUGAS
LEMBAR KEGIATAN
--------------------------------------------------------------------------------------------
BAHAN BACAAN
POKOK BAHASAN
KONSEP JATANLIN
1 Pengertian TP Jatanlin
2 Jenis-jenis TP Jatanlin
Tindak pidana kejahatan lalu lintas diatur dalam pasal 316 ayat
(2) Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan. Ketentuan mengenai jenis tindak pidana
kejahatan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 273,
Pasal 275 ayat (2), Pasal 277, Pasal 310, Pasal 311, dan Pasal
312 Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan.
Keterangan :
Untuk pasal 273, 275 ayat 2 dan pasal 277 belum ada
petunjuk teknis pelaksanaan penyidikan.
b. Upaya Paksa.
Upaya paksa meliputi:
1) pemanggilan
a) Persiapan
(1) Kelengkapan formal:
(a) laporan polisi;
(b) surat perintah tugas;
(c) surat perintah penyidikan.
(2) Kelengkapan materiil
Rencana kegiatan penyidikan yang di peroleh
dari gelar perkara.
b) Pelaksanaan Pemanggilan
(1) Pemanggilan dapat dilakukan untuk : saksi,
tersangka dan ahli
(2) Pemanggilan yang dilakukan di dalam negeri
Pemanggilan harus dilakukan dengan cara:
(a) surat panggilan ditujukan kepada
seseorang melalui surat panggilan
kepada yang bersangkutan;
(b) penentuan waktu dan tempat
pemeriksaan serta keterangan singkat
b) Urutan Tindakan
(1) Tindakan Penangkapan:
(a) Ketua Tim memberikan arahan tentang
teknis dan taktis penangkapan;
(b) penyidik/penyidik pembantu memastikan
identitas tersangka yang akan ditangkap
sesuai dengan surat perintah penangkapan;
(c) koordinasi dengan Kepolisian setempat dan
atau aparat pemerintah lingkungan
setempat tentang pelaksanaan
penangkapan yang akan dilaksanakan;
(d) hal-hal yang wajib dilakukan oleh penyidik
dalam melakukan penangkapan:
(1)) menjelaskan dan menunjukkan surat
perintah tugas dan memberikan surat
perintah penangkapan yang sah serta
alasan penangkapan kepada tersangka;
(2)) menghindari penggunaan kata-kata
kasar dan bernada tinggi yang akan
menarik perhatian orang-orang yang
berada di sekitar tersangka;
(3)) memperlakukan tersangka dengan
humanis, manusiawi, menghormati HAM;
(4)) setelah dilakukan penangkapan untuk
menjaga keamanan dan keselamatan
tersangka diborgol tangannya
(5)) sebelum membawa tersangka lakukan
penggeledahan badan untuk
memastikan bahwa tersangka tidak
membawa barang yang berbahaya dan
memastikan adanya barang yang terkait
dengan alat bukti terkait dengan
kejahatan yang dituduhkan;
(6)) apabila tersangka mengalami gejala
penyakit, agar segera dilakukan
pemeriksaan kesehatan di dokter
kepolisian atau pelayanan kesehatan
yang terdekat untuk memperoleh
pemeriksaan kesehatan fisik dan psikis
sesegera mungkin dan berkas
pemeriksaan medis maupun pengobatan
akan menjadi catatan bagi penyidik yang
menangani kasusnya;
(7)) kepada pihak keluarga tersangka atau
Mekanisme Penangkapan
a) Petugas Melakukan Penangkapan Terhadap
Tersangka Yang Namanya Tercantum Dalam Surat
Perintah Penangkapan Dengan Membawa Surat
Perintah Penangkapan Dan Surat Perintah Tugas
b) Petugas Menunjukkan Springas Dan Memberikan
Satu Lembar Surat Perintah Penangkapan Satu
Lembar Surat Perintah Penangkapan Diberikan
Kepada Keluarga Tersangka
c) Memberitahukan Kepada Kepala Desa/Lingkungan
Dimana Tersangka Tinggal Tentang Penangkapan
Yang Terjadi Penyidik/Penyidik Pembantu
Membuat Berita Acara Penangkapan Yang Ditanda
Tangani Oleh Yang Melakukan Penangkapan,
Tersangka Yang Ditangkap Dan Saksi
d) Jika Tidak Cukup Bukti Terhadap Tersangka Yang
Diduga Keras Melakukan Tindak Pidana
Berdasarkan Buktipermulaan Yang Cukup
e) Setelah Dilakukan Pemeriksaan Jika Terdapat Bukti
Yang Cukup Penyidik/ Penyidik Pembantu
Membuat Sprin Pelepasan Dan Berita Acara
Pelepasan Dikembalikan Kepada Keluarga
f) Proses Sidik Dilanjutkan
g) Dilakukan Upaya Diversi
h) Penahanan Dilakukan Sebagai Upaya Terakhir
Masa Penangkapan Dilaksanakan Sesuai Dengan
Peraturan Perundang- Undangan Yang Berlaku.
3) penahanan
a) Persiapan
(1) Kelengkapan Formil:
(a) Laporan Polisi;
(b) Surat Perintah Tugas;
(c) Surat Perintah Penyidikan;
(d) Surat Perintah Dimulainya Penyidikan;
(e) Surat perintah penangkapan;
(f) Surat Perintah Penahanan;
(g) Berita acara penahanan;
(h) Berita acara saksi;
(i) Berita acara tersangka;
(j) Surat Perintah Pengalihan Jenis
Penahanan;
(k) Surat Perintah Pemindahan Tempat
Penahanan;
a) Persiapan
(1) Kelengkapan Formil:
(a) Laporan Polisi;
(b) Surat Perintah Penyidikan;
(c) Izin/persetujuan Penggeledahan dari
pengadilan negeri;
(d) Surat Perintah Penggeledahan;
(e) Surat Perintah Penyitaan;
(f) Surat Perintah Tugas;
(g) Surat perintah penangkapan;
(h) Rencana penggeledahan.
(2) Kelengkapan Materil
(a) LHP (laporan hasil penyelidikan);
(b) Laporan kemajuan penanganan perkara;
(c) Laporan hasil gelar perkara.
(3) Perlengkapan dan peralatan
(a) Alut/alsus sesuai kebutuhan
(b) Identitas diri
b) Urutan Tindakan
a) Persiapan
b) Urutan Tindakan
d. Penetapan Tersangka.
Penetapan tersangka berdasarkan paling sedikit 2 (dua)
alat bukti yang didukung barang bukti.
e. Pemberkasan.
Setelah selesai dilaksanakan penyidikan, dibuat resume
sebagai ikhtisar dan kesimpulan hasil penyidikan tindak
pidana.
2) Pembuatan Resume.
b) Syarat materiil.
(1) Dasar: Laporan Polisi
(2) Fakta-fakta.
(a) Membuat tindakan penyidikan yang
telah dilakukan;
(b) Barang bukti yang disita;
(c) Keterangan-keterangan saksi dan/atau
ahli.
(3) Pembahasan.
(4) Memuat gambaran kontruksi tindak
pidananya didasarkan pada hubungan yang
logis antara fakta-fakta dengan keterangan-
keterangan yang diperoleh, untuk dilakukan
analisa meliputi :
(a) analisa kasus.
(1)) Hubungan yang logis antara
fakta-fakta yang ada dengan
keterangan yang diperoleh
baik dari tersangka maupun
saksi/ahli;
(2)) Hubungan keterangan yang
satu dengan keterangan
lainnya;
(3)) Hubungan yang logis antara
barang bukti yang ada dengan
fakta maupun keterangan-
keterangan yang diperoleh;
(4)) Terjadinya
hubungan/persentuhan antara
tersangka, korban/saksi,
barang bukti dan saksi-saksi di
TKP;
(5)) Atas dasar kontruksi unsur-
unsur pasal yang
dipersangkakan berdasarkan
fakta-fakta yang dibahas
dalam analsia kasus.
(b) analisa yuridis
Memuat gambaran konstruksi unsur-
unsur pasal yang dipersangkakan
berdasarkan fakta-fakta yang dibahas
dalam analisa kasus.
(5) Kesimpulan:
Memuat pendapat penyidik berdasarkan
pembahasan yang telah dilakukan tentang
sangkaan perbuatan pidana yang dilakukan
oleh tersangka dan apakah perbuatan yang
c) syarat penulisan
(1) Diketik diatas kertas folio warna putih,
dengan jarak 1 ½ spasi;
(2) Diantara spasi tidak boleh dituliskan apapun;
(3) Kata-kata harus ditulis lengkap, jangan
menggunakan singkatan kecuali singkatan
kata-kata resmi dan dikenal umum;
(4) Penulisan angka yang menyebutkan jumlah
harus diulangi dengan huruf;
(5) Nama orang ditulis dengan huruf besar (huruf
balok dan digaris bawah).
d) Bentuk Resume.
b. Pembahasan.
Memuat gambaran konstruksi tindak pidana yang
didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh dengan cara
melakukan analisa kasus dan analisa yuridis.
1) Analisa kasus, memuat uraian acara kronologis
tindak pidana yang disangkakan dengan didasarkan
pada:
a) Adanya persesuaian antara keterangan para
saksi.
b) Adanya persesuaian antara keterangan saksi
dengan alat-alat bukti yang lain.
c) Adanya dukungan barang bukti terhadap alat
bukti yang ada sehingga terbentuk konstruksi
tindak pidana yang disangkakan.
d) Dalam analisa tersebut terurai secara lengkap
fakta perbuatan yang mendukung unsur-unsur
setiap pasal yang disangkakan baik yang
bersifat sangkaan tunggal,komulatif, dan
subsider atau alternative, sehingga
memudahkan dalam menyimpulkan sangkaan
terhadap tersangka.
2) Analisa Yuridis.
Analisa Yuridis memuat rumusan unsur-unsur pasal
c. Kesimpulan.
1) Memuat pendapat Penyidik/Penyidik Pembantu
setelah melakukan pembahasan tentang tindak pidana
yang telah terjadi apakah memenuhi unsur-unsur pasal
dalam undang-undang yang dipersangkakan atau
tidak.
2) Kesimpulan pasal yang disangkakan tergantung dari
Hasil Analisa Yuridis antara lain:
a) Apabila tindak pidana yang dilakukan hanya satu
jenis/macam perbuatan maka pasal yang
b) disangkakan adalah pasal tunggal. Contoh pasal
265 ayat (4) KUHP.
c) Apabila tindak pidana yang dilakukan terdiri dari
beberapa tindak pidana yang berdiri sendiri-sendiri
atau dianggap berdiri sendiri-sendiri maka pasal
yang disangkakan bersifat komulatif, contoh :
tersangka dapat dipersalahkan melanggar Pasal
365 ayat (4) KUHP dan Pasal 2 ayat (1) UU No.
12/DRT/1955.
d) Apabila Penyidik/Penyidik Pembantu tidak ada
keraguan terhadap tindak pidana yang dilakukan
oleh tersangka namun terdapat beberapa
kwalifikasi atas berat ringannya tindak pidana
tersebut maka sangkaan dapat menggunakan
sangkaan subsider, dengan mengutamakan
sangkaan primer yang kwalitasnya paling berat
secara bersusun/berlapis kearah kwalitas yang
lebih rendah. Contoh: Tersangka dapat
dipersalahkan melanggar Pasal 340 KUHP
Subsider; Pasal 338 KUHP lebih subsider, Pasal
355 ayat (1) KUHP, lebih subsider, Pasal 354 ayat
(2) KUHP, lebih-lebih subsider lagi Pasal 353 ayat
(3) KUHP, lebih-lebih subsider lagi Pasal 351 ayat
(3) KUHP.
e) Apabila Penyidik/Penyidik pembantu mengalami
keraguan terhadap tindak pidana yang dilakukan
oleh tersangka, maka sangkaan dapat
menggunakan sangkaan alternative. Contoh :
Tersangka dapat disangka melanggar Pasal 378
KUHP atau Pasal 372 KUHP.
f) Disamping keempat bentuk pokok sangkaan
terhadap tersangka masih ada pula sangkaan
dalam bentuk kombinasi antara lain: Komulatif
subsider dan subsider komulatif, namun sangkaan
seperti ini tidak lazim digunakan termasuk
Jaksa/PU dalam membuat Surat Dakwaan.
2) Pelaksanaan.
a) Penyusunan isi berkas perkara.
(1) Setiap lembaran kelengkapan
administrasi penyidikan yang
merupakan isi berkas perkara disusun
sesuai dengan urutan sebagai berikut:
(a) sampul berkas perkara.
(b) daftar isi Berkas Perkara.
(c) Berita Acara resume.
(d) Laporan Polisi/Pengaduan.
(e) Surat Perintah Penyidikan.
(f) Berita Acara Pemeriksaan
di Tempat kejadian Perkara (TKP).
(g) Berita Acara Pemeriksaan
Saksi/Ahli;
(h) Berita Acara Pemeriksaan
Tersangka;
(i) Berita Acara Penolakan
Menandatangani Berita Acara
pemeriksaan (saksi/Ahli/
Tersangka).
(j) Surat Kuasa Penasehat
Hukum/Surat Penunjukan
Penasehat Hukum.
(k) Surat Pemberitahuan dimulainya
Penyidikan.
(l) Berita Acara Konfrontasi.
(m) Berita Acara Rekontruksi.
(n) Surat Panggilan.
(o) Surat Perintah Membawa
Tersangka/ Saksi.
(p) Berita Acara Membawa
Tersangka/ Saksi.
(q) Surat Perintah Tugas.
(r) Surat Perintah Penangkapan.
(s) Berita Acara Penagkapan.
(t) Berita Acara Penggeledahan
Badan/ Pakaian.
(u) Surat Perintah Membawa dan
Menghadapkan Tersangka.
(v) Berita Acara Membawa dan
Menghadapkan Tersangka.
(w) Surat Perintah Penahanan.
(x) Berita acara Penahanan.
(y) Surat Permintaan Perpanjangan
Penahanan kepada Kepala
Kejaksaan Negeri/Tinggi
setempat.
b) Pemberkasan.
Setelah semua lembaran kelengkapan administrasi
penyidikan yang merupakan isi berkas perkara
tersusun, maka dilakukan pemberkasan sebagai
berikut:
(1) Setiap lembaran kertas berkas perkara
disusun rapih dan pada bagian kirinya (pada
marge) dilubangi dengan perforator (alat
pembuat lubang pada kertas) pada tiga
tempat yaitu ditengah, atas dan bawah.
(2) Dengan jarum dan tali/benang tanpa
sambungan, kertas jilid sedemikian rupa
h. Penghentian Penyidikan.
Penghentian penyidikan dilakukan melalui Gelar
Perkara.
Penghentian penyidikan dapat dilakukan untuk
memenuhi kepastian hukum, rasa keadilan dan
kemanfaatan hukum.
Penghentian penyidikan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
1) Persiapan Penghentian Penyidikan.
RANGKUMAN
a. Pasal 273
b. Pasal 275
c. Pasal 277
d. Pasal 310
e. Pasal 311
f. Pasal 312
a. Penyelidikan
b. Dimulainya penyidikan
c. Upaya paksa
d. Pemeriksaan
e. Penetapan tersangka
f. Pemberkasan
g. Penyerahan berkas perkara
h. Penyerahan tersangka dan barang bukti
i. Penghentian penyidikan
SOAL LATIHAN
PENGANTAR
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
MATERI PELAJARAN
1. Pokok Bahasan:
konsep administrasi penyidikan TP Jatanlin
Sub Pokok Bahasan:
a. pengertian administrasi penyidikan TP Jatanlin;
b. dasar hukum yang terkait dengan penyidikan TP Jatanlin;
c. azas-azas penyelenggaraan administrasi penyidikan TP
Jatanlin;
d. kesalahan dalam penyelenggaraan administrasi penyidikan TP
Jatanlin.
2. Pokok Bahasan:
Administrasi penyidikan yang merupakan isi berkas perkara
3. Pokok Bahasan:
Administrasi penyidikan yang bukan merupakan isi berkas perkara
METODE PEMBELAJARAN
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan administrasi penyidikan TP
Jatanlin.
2. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang telah
disampaikan.
3. Metode Praktik
Metode ini digunakan untuk mempraktikkan :
a. pembuatan sampul berkas perkara;
b. pembuatan daftar isi berkas perkara;
c. pembuatan Isi berkas perkara;
d. pembuatan daftar barang bukt;
e. pembuatan daftar saksi;
f. pembuatan daftar tersangka;
g. pembuatan petikan surat keputusan pemidanaan terdahulu;
h. administrasi berupa surat-surat yang bukan merupakan isi berkas
perkara.
1. Alat/Media
a. Laptop;
b. LCD;
c. Flip chart;
d. Whiteboard.
2. Bahan
a. Kertas;
b. Spidol/Alat Tulis lain.
3. Sumber Belajar
a. UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
b. UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri;
c. UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ;
d. Perkap Nomor 06 tahun 2019 tentang penyidikan tindak
pidana;
e. Perkap Nomor 15 Tahun 2013 tentang tatacara penanganan
Laka Lantas;
f. Keputusan Kepala Korps Lalu Lintas Polri No:
KEP/55/VIII/2014 tentang SOP Penyidikan Laka Lantas;
g. Skep Kabareskrim Polri Nomor 82/XII/2006 tentang pedoman
penyelenggaraan administrasi penyidikan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAGIHAN/TUGAS
LEMBAR KEGIATAN
GAMBARAN PERISTIWA 1
Pada hari Minggu tanggal 23 Agustus tahun 2020 sekira jam 14.15 wib,
di Jalan Tol Cipali (Cikopo-Palimanan), tepatnya di KM 150.300 Jalur A
Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka. Kendaraan Bus Widia
No.Pol.: Z 7519 AA yang dikemudikan Sdr. Juli dengan Kenek Sdr.
Darsim membawa 15 orang penumpang dari Cikopo menuju Palimanan.
Di tempat kejadian menabrak Kendaraan Hino Truck Fuso No.Pol.:H
1577 PY bagiian belakang sebelah kanan yang sedang parkir di bahu
jalan sebelah kiri (menghadap ke arah Palimanan). Yang sebelumnya di
kemudikan oleh Sdr. Surapto kemudian Kendaraan Bus Widia No.Pol.: Z
7519 AA hilang kendali ke kanan dan terguling selanjutnya tertabrak
Kendaraan Isuzu Elf No.Pol .: B 7169 YH yang dikemudikan Sdr. RIZKI
ANGGUN STYO PRABOWO yang datang dari arah Cikopo menuju
Palimanan (arang yang sama). Akibat dari Kecelakaan lalu lintas
GAMBARAN PERISTIWA 2
Hari Kamis tanggal 15 Oktober 2020 sekitar pukul 15.00 WIB, truck Isuzu
No Pol B 9978 UDF yang dikemudiakan oleh DEDE REZA berangkat
dari PT. Marina Trans Pasific di daerah Cipanas Cianjur menuju galian
pasir untuk menjemput EMAK HIDAYAT yang sudah berada di pool
galian pasir. Pada pukul 16.00 WIB kendaraan truck Isuzu dikemudikan
oleh DEDE REZA menuju pool pengisian batu split di CV Gunung Jati di
daerah Kp. Gunung Jati Cilaku Cianjur, sampai di tempat tujuan sekitar
pukul 19.00 WIB, kendaraan Truck Isuzu langsung di isi 7 (tujuh) kubik
batu split (setara dengan 12 ton, keterangan Dishub Kab. Bogor). Pukul
19.20 WIB kendaraan Truck Isuzu No Pol B 9978 UDF keluar dari pool
CV. Gunung Jati. Muatan batu split tersebut akan diantar ke pemesan
atas nama BOS MUKTIH di daerah Cibeureum Puncak Bogor. Namun,
sebelum mengantar pesanan tersebut DEDE REZA sempat pulang ke
kontrakan di daerah Cikaret Joglo Cianjur bersama dengan EMAK
HIDAYAT membawa Truck Isuzu yang bermuatan batu split. Sekitar
pukul 19.45 WIB rekan DEDE REZA atas nama RENDI berkunjung ke
kediaman DEDE REZA. Pukul 20.00 WIB DEDE REZA berangkat
menuju daerah Cibeureum Puncak Bogor dengan membawa dua orang
penumpang atas nama EMAK HIDAYAT dan RENDI, sekitar pukul 22.00
WIB sempat berhenti di sekitar pasar Cipanas Cianjur (selama 1 jam) .
Ketika berisitirahat EMAK HIDAYAT menawarkan diri untuk
mengemudikan truck Isuzu, karena DEDE REZA dalam keadaan kurang
fit (tidak sehat). Pukul 23.00 WIB mereka melanjutkan perjalanan
menuju daerah puncak dan truck Isuzu dikemudikan oleh EMAK
HIDAYAT.
Hari Jumat tanggal 16 Oktober 2020 sekitar pukul 08.00 WIB truck Isuzu
sampai di Jalan Raya Umum Puncak Ds. Tugu Utara Kec. Cisarua Kab.
Bogor, truck Isuzu tiba-tiba oleng dan menabrak kendaraan Honda Vario
No Pol A 3220 ZV yang dikendarai oleh HENDRY kemudian truck Isuzu
menabrak kendaraan Yamaha N Max No Pol A 2425 VD dikendarai oleh
JHONY, kemudian kendaraan truck Isuzu yang pada saat kejadian
sudah miring ke kiri menabrak kendaraan Daihatsu Gran Max No Pol B
1959 ZKH yang dikemudikan oleh DJOKO.
GAMBARAN PERSITIWA 3
Hari Jum’at tanggal 2 April 2019 jam 16.00 WIB terjadi kecelakaan truk
Mitsubishi No Pol Z8229DW yang dikemudikan oleh Suhanda (50)
menabrak madrasah salawiyah di Kampung Harendong, Desa
Sindanggalih-Garut. Sebelum terjadi kecelakaan truk sedang melaju dari
arah Kampung Nangoh menuju Kampung Harendong. Ketika sampai
Kampung Harendang pada jalan lurus menurun terjal truk Mitsubishi No
Pol Z8229DW menabrak bangunan madrasah salawiyah dan menabrak
5 (lima) orang warga kampung Kecamatan Sukawening yang sedang
duduk di halaman madrasah salawiyah, karena pengemudi truk tidak
dapat mengendalikan kecepatan kendaraan diduga akibat rem truk tidak
berfungsi.
GAMBARAN PERISTIWA 4
Pada hari Kamis tanggal 8 Oktober 2020 sekira jam 12.30 WIB, Nuraini
Asrini (40) seorang pejalan kaki asal Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri
tewas tertabrak mobil Toyota Kijang Innova Innova L 1992 AZ yang
dikemudikan Rino (52) warga Kediri yang melaju dari arah selatan
menuju utara. Sebelum terjadi kecelakaan Rino berusaha menyalip
kendaraan di depannya dari lajur kiri, karena lalu lintas di dua arah
padat. Pada saat bersamaan dari arah berlawanan datang sepeda motor
AG 5276 SN yang dikendarai Suprapto, sehingga Mobil Innova Innova L
1992 AZ tersebut menabrak sepeda motor AG 5276 SN. Kemudian
Rino tidak dapat mengendalikan Toyota Kijang Innova Innova L 1992 AZ
sehingga oleng dan menabrak dua pejalan kaki warga Kecamatan Kras,
Kabupaten Kediri an. Nuraini Asrini dan Bairul Arifin.
BAHAN BACAAN
POKOK BAHASAN 1
KONSEP ADMINISTRASI PENYIDIKAN TP JATANLIN
b. ASAS KEPASTIAN :
Kelengkapan mindik merupakan persyaratan mutlak wujud
pertanggung jawaban penyidik dalam pelaksanaan sidik,
maka harus dibuat secara pasti tentang dasar hukumnya,
identitas, tempat, waktu, keadaan, jumlah, pasal yang
POKOK BAHASAN 2
ADMINISTRASI PENYIDIKAN YANG MERUPAKAN
ISI BERKAS PERKARA
5. Daftar saksi
6. Daftar tersangka
POKOK BAHASAN 3
ADMINISTRASI PENYIDIKAN YANG BUKAN MERUPAKAN ISI
BERKAS PERKARA
RANGKUMAN
SOAL LATIHAN
Catatan :
Untuk Format-format lampiran ada dalam CD