Anda di halaman 1dari 12

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN

Topik
KRISTALISASI NILAI- NILAI ETOS KERJA (KEBHAYANGKARAAN)
TERHADAP BUDAYA KORUPSI NEPOTISTIK
Judul
OPTIMALISASI PENANAMAN NILAI KEDISIPLINAN PADA FUNGSI SATINTELKAM
POLRES BALERANG GUNA MENCEGAH TINDAKAN DISKRIMINATIF PADA
PELAYANAN SKCK DALAM RANGKA TERWUJUDNYA POSTUR POLRI
PROMOTER

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu program prioritas Kapolri Jendral Polisi Tito karnavian didalam
Promoter adalah dengan melakukan pemantapan reformasi internal Polri dengan
sasaran utamanya adalah membangun budaya kerja anti korupsi dilingkungan
Polri. Program tersebut sangat perlu diterapkan mengingat berdasarkan hasil
penelitian, hingga kurun waktu 2016, lembaga Kepolisian merupakan lembaga
Negara yang paling korup di negeri ini. Adapun Praktek korupsi di lingkungan
Polri terjadi dari mulai tingkat pusat, hingga ke tingkat wilayah. Kasus-kasus
seperti korupsi simulator SIM, penyelewengan anggaran, penyalahgunaan
kekuasaan, hingga praktek Pungli marak terjadi di lingkungan Polri. Oleh karena
itu dalam rangka mewujudkan postur Polri Promoter, salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan memberantas praktek Korupsi di internal Polri hingga
keakarnya.
Pada dasarnya Praktek Korupsi, Kolusi, dan nepotisme tidak sebatas
pada praktek yang bersifat transaktif semata, tetapi juga pemberian jasa, serta
penyalahan prosedur pelayanan, dikategorikan sebagai bentuk korupsi yang
bersifat nepotistik. Sebagai contoh, pemberian pelayanan yang bersifat
diskriminatif, seperti mendahulukan rekan, kerabat dan saudara serta
memberikan perlakuan khusus, merupakan indikasi dari praktek korupsi
nepostisik. Budaya Pelayanan yang diskriminatif tersebut seringkali ditemui pada
pada proses pelayanan penerbitan SKCK oleh oknum anggota Satintelkam
Polres Balerang, hal tersebut diketahui berdasarkan keluhan-keluhan
masyarakat terkait pelayanan SKCK di Polres Balerang.
Penyebab dari masih adanya budaya pelayanan yang bersikap
diskriminatif tersebut adalah karena rendahnya integritas dan kedisiplinan
anggota dalam mengikuti prosedur pemberian pelayanan publik. Oleh karena itu,
guna mencegah tindakan diskriminatif pada proses pelayanan SKCK Satintelkam
Polres Balerang, perlu upaya untuk meningkatkan kedisiplinan dan intergritas
anggota sehingga dapat terwujudnya budaya pelayanan yang adil, dan
prosedural, yang mana hal tersebut akan membantu upaya untuk mewujudkan
Postur Polri Promoter.

B. Permasalahan
Permasalahan yang diangkat dalam penulisan NKP ini adalah
bagaimana mengoptimalkan penanaman nilai-nilai kedisiplinan pada fungsi
satintelkam Polres Balerang guna mencegah tindakan diskriminatif pada
pelayanan SKCK dalam rangka terwujudnya Postur polri promoter?

C. Persoalan
1. Bagaimana penanaman disiplin waktu pada fungsi intelkam Polres
Balerang guna mencegah tindakan diskriminatif pada pelayanan SKCK?
2. Bagaimana penerapan disiplin aturan pada fungsi intelkam Polres
Balerang guna mencegah tindakan diskriminatif pada pelayanan SKCK?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisa judul
Judul dalam penulisan NKP ini adalah Optimalisasi Penanaman Nilai
Kedisiplinan Pada Fungsi Satintelkam Polres Balerang Guna Mencegah
Tindakan Diskriminatif Pada Pelayanan SKCK Dalam Rangka Terwujudnya
Postur Polri Promoter
1. Variabel judul
a. Variabel 1: Optimalisasi Penanaman Nilai Kedisiplinan Pada
Fungsi Satintelkam Polres Balerang
b. Variabel 2: Mencegah Tindakan Diskriminatif Pada Pelayanan
SKCK
c. Variabel 3: Dalam Rangka Terwujudnya Postur Polri Promoter
2. Kata Kunci Variabel
a. Kata kunci variabel - 1 : Nilai Kedisiplinan
b. Kata kunci variabel - 2 : Mencegah
c. Kata kunci variabel - 3 : Promoter
3. Kriteria Kata Kunci
a. Kata kunci nilai kedisiplinan diuraikan melalui konsep Siswanto
(2001) yang mengatakan bahwa disiplin ialah suatu sikap
menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-
peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis
serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk
menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan
wewenang yang diberikan kepadanya. Adapun jenis-jenis disiplin
diantaranya adalah ; disiplin waktu, disiplin mentaati dan
menegakkan peraturan, serta disiplin dalam bersikap.
b. Kata kunci mencegah dijelaskan melalui pengertian atau makna
sesuai dengan kamus umum besar bahasa Indonesia yang
menyatakan bahwa mencegah merupakan asal kata dari cegah
yang berarti yang berarti menahan, sehingga mencegah adalah
upaya menahan agar sesuatu tidak terjadi.
c. Kata kunci Promoter diuraikan melalui konsep program prioritas
Kapolri dimana program Promoter Kapolri bertujuan untuk
membangun Polri menjadi lebih professional, modern, dan
terpercaya. salah satu program dari sebelas prioritas kerjanya
adalah pemantapan reformasi internal Polri dengan cara
membudayakan perilaku anti korupsi.

B. KONDISI POKOK BAHASAN


Penanaman nilai-nilai kedisplinan pada perilaku kerja anggota Satintelkam
Polres Balerang pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan dan
ketaatan anggota terhadap aturan serta prosedur kerja sehingga apabila anggota
telah menerapkan nilai-nilai kedisiplinan dalam bekerja, maka tindakan yang
terindikasi sebagai perilaku koruptif nepotistik seperti diskriminatif dalam
melayani dapat dicegah. Namun kondisi lapangan menunjukkan sisi yang
berbeda, dimana pelayanan SKCK oleh anggota Satintelkam Polres Balerang
masih belum menunjukkan kedisiplinan yang baik. Hal tersebut dapat terlihat dari
uraian sebagai berikut:
1. Kondisi Faktual
a. Penerapan disiplin waktu pada fungsi intelkam Polres Balerang
guna mencegah tindakan diskriminatif pada pelayanan SKCK
1) Masih banyak anggota yang terlambat datang ke mako
Polres Balerang
2) Meskipun datang tepat waktu, namun anggota seringkali
kedapatan membuang-buang waktu seperti nongkrong
terlebih dahulu di kantin, merokok,
3) Anggota masih sering terlihat mencuri-curi waktu luang
untuk bersantai seperti terkesan melambatkan pelayanan,
istirahat sebelum waktunya, dan terlambat masuk kantor
setelah istirahat.
b. Penerapan disiplin aturan pada fungsi intelkam Polres Balerang
guna mencegah tindakan diskriminatif pada pelayanan SKCK
1) Proses pelayanan seringkali tidak sesuai prosedur yang
berlaku seperti melayani tidak sesuai nomor antrian.
2) Dalam melakukan pencatatan terhadap masyarakat
pemohon SKCK, anggota kedapatan mendahulukan nama-
nama yang dikenal.
3) Proses penerbitan SKCK kepada pemohon seringkali
mengalami keterlambatan, hingga berminggu-minggu,
padahal aturan menyebutkan bahwa paling lambat
penerbitan SKCK adalah 1x24 jam.
c. Dengan belum tertanamnya nilai-nilai kedisiplinan ditubuh anggota
Satintelkam Polres Balerang, kondisi tersebut tentunya akan
berimplikasi kepada masih adanya anggota yang memberikan
pelayanan SKCK secara diskriminatif, yang mana hal tersebut
tentunya tidak sesuai dengan azas profesionalitas yang berarti
Postur Polri Promoter belum terwujud.

2. Kondisi Ideal
a. Penerapan disiplin waktu pada fungsi intelkam Polres Balerang
guna mencegah tindakan diskriminatif pada pelayanan SKCK
1) Anggota menujukan kedisiplinan waktu, seperti datang ke
kantor, dan loket pelayanan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
2) anggota Satintelkam diharapkan memaksimalkan waktu
pelayanan demi memenuhi permintaan masyarakat
pemohon SKCK.
3) Anggota masih sering terlihat mencuri-curi waktu luang
untuk bersantai, melambatkan pelayanan, istirahat sebelum
waktunya, dan terlambat setelah istirahat.
b. Penerapan disiplin aturan pada fungsi intelkam Polres Balerang
guna mencegah tindakan diskriminatif pada pelayanan SKCK
1) Proses pelayanan SKCK dilakukan sesuai prosedur yang
berlaku seperti dengan melayani satu persatu pemohon
sesuai nomor antrian.
2) Anggota Satintelkam bertindak professional dalam
memberikan pelayanan SKCK seperti tetap mendahulukan
pemohon pertama sesuai urutan.
3) Proses penerbitan SKCK kepada pemohon sesuai dengan
batas waktu minimal yang telah diatur, yang mana
penerbitan SKCK tidak boleh lebih dari 1x24 jam.
c. Adanya peningkatan kedisiplinan pada diri anggota Satintelkam
Polres Balerang akan berkontribusi kepada terciptanya prroses
pelayanan SKCK yang bebas korupsi dan anti diskriminatif,
sehingga program Postur Polri Promoter dapat terwujud

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


1. Faktor Internal
a. Kekuatan
1) Adanya peraturan Kapolri nomor 18 tahun 2014 tentang tata
cara penerbitan surat keterangan catatan Kepolisian sebagai
pedoman anggota dalam memberikan pelayanan
2) Program Promoter oleh Kapolri, dimana salah satunya
adalah untuk membangun budaya kerja anti korupsi
3) Pimpinan memiliki komitmen untuk mewujudkan kualitas
pelayanan yang maksimal bagi masyarakat
4) Kepatuhan dan ketaatan anggota kepada pimpinan sebagai
modal untuk tingkatkan kedisiplinan anggota.
5) Kemauan serta tekad anggota yang siap dan bersedia untuk
melakukan perubahan untuk menjadi lebih baik.
b. Kelemahan
1) Perbedaan karakter dan perilaku tiap-tiap anggota, membuat
ada anggota enggan untuk meningkatkan kedisiplinannya
2) Masih kurangnya upaya pembinaan guna meningkatkan
kedisiplinan anggota
3) Penerapan reward & punishment pada aspek kedisiplinan
kerja anggota belum diterapkan.
4) Perubahan sifat dan perilaku anggota dapat menghambat
upaya peningkatan kedisiplinan anggota
5) Sebagian anggota merasa nyaman dengan kondisi yang
tidak disiplin, membuat anggota tersebut enggan berubah
2. Faktor Eksternal
a. Peluang
1) Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan Prima
dari Polres Balerang, dapat menambah semangat anggota
2) Adanya lembaga-lembaga pendidikan yang fokus terkait
pengembangan karakter
3) Perkembangan teknologi yang ada saat ini, dapat
mendukung upaya peningkatan kedisiplinan anggota.
4) Banyaknya artikel-artikel dan jurnal internet yang membahas
tentang peningkatan kedisplinan
5) Keberadaan LSM/ormas dan masyarakat yang menjadi
pengawas kinerja Polres balerang.
b. Kendala
1) Masih berkembangnya pandangan negatif dari masyarakat
terhadap anggota Polisi yang dicap korup
2) Tingginya intervensi dari luar dapat menghambat proses
peningkatan kedisiplinan dan pelayanan yang diberikan.
3) Rendahnya kesadaran masyarakat untuk mentaati aturan,
seringkali memaksa anggota untuk melanggar aturan.
4) Melekatnya budaya masyarakat yang ingin serba instan,
dapat memicu perilaku menyimpang dari anggota Polri
5) system sosial dan budaya yang berkembang di tengah
masyarakat saat ini sangat mempengaruhi kedisiplinan
D. UPAYA PEMECAHAN MASALAH
Adapun langkah-langkah strategis terkait upaya mengoptimalkan nilai
kedisiplinan guna mencegah pelayanan SKCK yang diskriminatif, akan disusun
langkah pemecahan masalah meliputi uraian formulasi strategi sebagai berikut:
1. Visi
Tertanamnya nilai-nilai kedisiplinan pada fungsi satintelkam Polres
Balerang dalam mencegah tindakan diskriminatif pada pelayanan SKCK
sehingga postur Polri promoter terwujud
2. Misi
a. Menanamkan nilai disiplin waktu pada anggota fungsi intelkam
Polres Barelang,
b. Menanamkan nilai disiplin aturan pada anggota fungsi intelkam
Polres Barelang,

3. Tujuan
a. Tertanamnya nilai-nilai disiplin waktu pada anggota fungsi intelkam
Polres Barelang
b. Tertanamnya nilai-nilai disiplin aturan pada anggota fungsi intelkam
Polres Barelang
4. Sasaran
a. Meningkatkan kedisiplinan anggota Satintelkam Polres Barelang
b. membangun budaya pelayanan SKCK yang tidak diskriminatif
c. Mewujudkan Polri yang profesional, modern, dan terpercaya
5. Kebijakan
Menerapkan serta membangun suasana dan budaya kerja di
lingkungan Satintelkam Polres balerang yang positif serta disiplin, dan adil
dalam melayani.
6. Strategi
Penentuan Strategi dilakukan dengan menggunakan analisa
matriks TOWS sebagai berikut:
Strenght (S) Weakness (W)
1. Perkap no 18 th 2014 ttg tata 1. perbedaan karakter&perilaku
cara penerbitan SKCK masing-masing anggota
Faktor Internal 2. Program promoter Kapolri 2. pembinaan thdp kedisiplinan
3. Komitmen pimpinan dlm anggota masih kurang
bangun budaya anti korupsi 3. reward & punish blm optimal
4. Kepatuhan anggota thdp 4. sikap aggota yg berubah-
perintah pimpinan ubah
Faktor Eksternal 5. anggota siap utk berubah 5. sebagian anggota nyaman
dgn kondisi yg tidak disiplin
Opportunities (O) Strategi (S-O) Strategi (W-O)
1. tuntutan masy thdp Polres 1. menampung saran & kritik 1. melakukan pencatatan
balerang masyarakat (S1: O2); terhadap perilaku kerja
2. adanya lembaga pendidikan 2. memanfaatkan teknologi dlm anggota (W1, W2)
karakter membangun disiplin kerja 2. meningkatkan pelatihan
3. perkembangan IPTEK (S1,S2 ,S3: O1, O3); kedisiplinan kerja scr
4. banyaknya artikel & jurnal ttg individual (W5 : O1);
peningkatan kedisiplina
5. adanya pengawas eksternal
Threats (T) Strategi (S-T) Strategi (W-T)
1. Masy pandang negatif Polri 1. Meningkatkan sosialisasi 1. Mengoptimalkan kebijakan
2. Ada intervensi dari luar prosedur pelayanan SKCK (S1 reward and punishment (W5:
3. Rendahnya kesadaran masy utk : T1) T1);
patuhi aturan 2. Meningkatkan keteladanan 2. Meningkatkan pengawasan
4. Ada paksaan masy kpd aggta pimpinan (S4;T2) terhadap kinerja anggota (W3
5. Budaya masyarakat yang 3. Meningkatkan pembinaan : T5)
memilih jalan pintas disiplin kerja anggota (S3;T3)
4. memanfaatkan teknologi dlm
membangun disiplin kerja
(S2:T1)
5. meningkatkan penyuluhan
kepada masyarakat (S5;T5)

7. Action plan
a. Jangka pendek (1 tahun)
1) Meningkatkan sosialisasi prosedur pelayanan SKCK
a) Mensosialisasikan peraturan Kapolri nomor 18 tahun
2014 tentang tata cara penerbitan SKCK
b) Menekankan kepada anggotanya untuk disiplin
terhadap aturan seperti mengikuti setiap langkah-
langkah yang diatur didalam peraturan tersebut.
2) Meningkatkan keteladanan pimpinan
a) Menjadi teladan anggotanya untuk lebih disiplin
dalam memberikan pelayanan SKCK
b) melakukan pendampingan kepada anggota guna
memberikan contoh yang baik dalam melayani
masyarakat
b. Jangka sedang (2 tahun)
1) Meningkatkan pembinaan disiplin kerja anggota
a) Meningkatkan pelatihan kedisiplinan kerja khususnya
ketika melayani pemohon SKCK
b) Menyusun kebijakan internal dalam meningkatkan
kedisiplinan anggota, seperti mewajibkan anggota
untuk hadir 30 menit sebelum loket pelayanan dibuka
c) membangun budaya atau kebiasaan beristirahat
bersama di ruangan Satintelkam, kebiasaan
beribadah tepat waktu, yang bertujuan untuk
meningkatkan kedisiplinan.
2) Memanfaatkan teknologi dalam membangun disiplin kerja
a) Membenahi proses absensi anggota dengan
memasang absensi finger scan guna menghindari
budaya titip absen.
b) Memasang CCTV di ruang kerja Satintelkam
khususnya bagian loket pelayanan SKCK
c) mewajibkan anggota untuk mencari artikel internet
tentang kiat meningkatkan kedisiplinan kerja
d) memasang pemanggilan nomor antrian digital di
ruang tunggu pelayanan
c. Jangka Panjang (3 tahun)
1) Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat
a) Meningkatkan penyuluhan tentang tata cara
pelayanan SKCK kepada masyarakat
b) Meningkatkan penyuluhan terkait registrasi online
dalam memohon penerbitan SKCK

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Nilai-nilai kedisiplinan di tubuh anggota Satintelkam Polres Balerang yang
belum optimal dapat menimbulkan perilaku koruptif dan diskriminatif
dalam melayani pemohon SKCK. Perlu upaya untuk menanamkan
kembali nilai-nilai kedisiplinan waktu melalui pemanfaatan teknologi dalam
membangun disiplin kerja dengan memasang alat absen finger scan,
memasang CCTV, menyediakan nomor antrian digital, serta
meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat.
2. Kondisi faktual pelayanan SKCK oleh satintelkam Polres Balerang
menunjukan bahwa pelayanan yang diberikan seringkali menyalahi
aturan, seperti melayani tidak sesuai nomor antrian, penerbitan SKCK
mengalami keterlambatan, kemudian mendahulukan kenalan, serta
tindakan-tindakan diskriminatif lainnya. Perlu upaya untuk meningkatkan
kedisiplinan anggota terhadap aturan dengan cara, meningkatkan
sosialisasi prosedur kerja, meningkatkan pembinaan kedisiplinan, serta
meningkatkan pengawasan.

B. SARAN/REKOMENDASI
1. Mengajukan kepada Kapolda UP Ro Sarpras terkait penambahan sarana
CCTV diruang pelayanan SKCK Polres Balerang sebagai sarana
pengawasan guna mencegah pelayanan yang diskriminatif.
2. Mengajukan kepada Kapolda UP Karo SDM untuk menyusun mekanisme
pemberian penghargaan kepada anggota yang ditinjau dari aspek
kedisiplinan anggota.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU & LITERATUR
Azis, Abdul. Jurnal pendidikan. Pengaruh disiplin kerja dan pofesionalisme terhadap
Kinerja pegawai pada kantor dinas pendidikan dan Kebudayaan kabupaten
konawe utara

Muhlisin riadi. (2013). Pengertian, model, dan bentuk-bentuk korupsi.

Pope, Jeremy, (2003), Strategi Memberantas Korupsi; Elemen Sistem Integritas


Nasional, (terj.) Masri Maris, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Purwanto,Iwan.(2007), Manajemen Strategi, CV. Yrama Widya, Bandung

Rangkuti, Freedy.(1997) Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis.CV.Rajawali.


bandung

PERATURAN DAN UNDANG-UNDANG

Undang-undang Negara republik Indonesia nomor 2 tahun 2002 tentang kepolisian


Negara Republik Indonesia

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang


Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan
Nepotisme

Peraturan kepala kepolisian Negara republik Indonesia nomor 23 tahun 2010 tentang
susunan organisasi dan tata kerja tingkat Polres dan Polsek

Peraturan kepala kepolisian Negara republik Indonesia nomor 18 tahun 2014 tentang
Tata Cara Penerbitan Surat Catatan Keterangan Kepolisian

Anda mungkin juga menyukai