Revisi 2
2015 - 2019
KATA PENGANTAR
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Kondisi Umum ............................................................................................ 2
C. Potensi dan Permasalahan ........................................................................ 5
D. Isu Strategis .............................................................................................. 14
BAB II
KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN TANTANGAN .......................... 19
A. Kekuatan (Strenght)…………………………………………………………...... 19
B. Kelemahan (Weaknesses)…………………………………………………. ..... 19
C. Peluang (Opportunity)………………………………………………………. ..... 19
D. Tantangan (Threath)……………………………………………………… ........ 19
BAB III………………………………………………………………………………….. 20
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN……………………………………………… 20
A. Visi……………………………………………………………………………… ... 20
B. Misi…………………………………………… ................................................ 20
C. Tujuan………………………………………………………………….. .............. 21
D. Sasaran……………………………………………………………………… ...... 22
E. Tugas …………………………………………………………………………….. 22
F. Fungsi……………………………………………………………………………. . 22
BAB IV
ARAHA KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN…………………………………………………………………. ... 24
A. Arah Kebijakan…………………………………………………………………... 24
B. Strategi…………………………………………………………………………... . 24
C. Kerangka Regulasi……………………………………………………………… 26
D. Kerangka Kelembagaan………………………………………………………… 26
BAB V
PROGRAM, PROGRAM AKSI, INDIKATOR KINERJA UTAMA, INDIKATOR
KINERJA KEGIATAN, TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 28
A. Program………………………………………………………………………….. 28
B. Program Aksi……………………………………………………………………. . 33
C. Indikator Kinerja Utama (IKU)………………………………………………….. 33
D. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)………………………………………………. . 34
E. Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan……………………………………. 35
F. TargetPeserta Pealtihan Berdasakan Jenis Kelamin………………………. . 37
BAB VI. PENUTUP………………………………………………………………… . 38
LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman ii
DAFTAR TABEL
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman iii
DAFTAR GAMBAR
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman iv
DAFTAR LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman v
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arah Pembangunan pertanian pada periode 2015-2019 adalah menciptakan
pertanian Indonesia yang bermartabat, mandiri, maju, adil dan makmur. Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian
bertanggungjawab terhadap pembangunan penyuluhan pertanian dan
pengembangan SDM pertanian. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, tugas
pokok Badan PPSDMP adalah menyelenggarakan penyuluhan dan pengembangan
sumber daya manusia pertanian. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Badan
PPSDMP menetapkan visi “Terwujudnya Sumber Daya Manusia Pertanian yang
Professional, Mandiri dan Berdaya Saing untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan
Kesejahteraan Petani”. Misi Badan PPSDMP adalah: (i) Memantapkan Sistem
Penyuluhan Pertanian yang Terpadu dan Berkelanjutan; (ii) Memperkuat Pendidikan
Pertanian yang Kredibel; (iii) Memantapkan Sistem Pelatihan Pertanian,
Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian yang berbasis kompetensi dan daya
saing; serta (iv) Memantapkan Sistem Administrasi dan Manajemen yang Transparan
dan Akuntabel.
Guna mencapai arah pembangunan pertanian tersebut, Balai Besar Pelatihan
Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara Bogor telah menetapkan Rencana Strategis
Kementerian Pertanian Periode 2015 - 2019. Dalam Renstra tersebut, telah
ditetapkan Visi yaitu “ Menjadi lembaga pelatihan yang kredibel dalam menghasilkan
sumberdaya manusia profesional dibidang kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner serta agribisnis peternakan”. Untuk mewujudkan visi yang telah
ditetapkan tersebut, maka secara operasional dijabarkan dalam misi. Adapun misi
BBPKH CInagara adalah sebagai berikut: (a) Meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia BBPKH Cinagara dalam memberikan pelayanan pelatihan dan konsultasi
agribisnis yang prima. (b) Meningkatkan kualitas program pelatihan di bidang
kesehetan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta kewirausahaan
agribisnis peternakan sesuai Standar Kompetensi Kerja (SKK). (c) Mengembangkan
rancang bangun pelatihan dan Standar Kompetensi Kerja (SKK) paket pembelajaran
di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta
kewirausahaan agribisnis peternakan. (d) Mengembangkan sarana dan prasarana
balai untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pelatihan konsultasi agribisnis
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 1
peternakan. (e) Meningkatkan kerjasama pelatihan dalam negeri dengan Instansi
terkait dan pelaku agribisnis peternakan. (f) Mengembangkan sistem informasi ,
pemantauan, dan evaluasi serta pengendalian internal yang kredibel.
B. Kondisi Umum
Program pencapaian swasembada Daging perlu didukung dengan upaya
meningkatkan produktifitas ternak atau dengan menekan kendala produksi
peternakan. Salah satu kendala produksi ternak adalah faktor penyakit hewan.
Keberadaan penyakit hewan menular selain dapat mengakibatkan penurunan
produktifitas bahkan kematian pada ternak ruminansia, sehingga perlu dilakukan
penanggulangan dan pengendalian penyakit secara cepat, tepat dan berkelanjutan.
Penanggulangan dan Pengendalian penyakit hewan menular menjadi tanggung
jawab utama pemerintah dan diarahkan kepada penyakit-penyakit yang berdampak
kerugian ekonomi secara signifikan dan berdampak luas pada kesehatan
masyarakat. Hal ini dikarenakan selain sifatnya yang menular termasuk zoonosis dan
penyebarannya cepat juga mengakibatkan tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi.
Dewasa ini masalah kesehatan harus dipandang sebagai masalah kesehatan
semesta, yang memerlukan pendekatan paradigma “one word – one health – one
medicine”. Hal ini mengandung implikasi pentingnya penyelesaian masalah
kesehatan hewan secara tuntas dan berkesinambungan dalam suatu sistem
kesehatan hewan nasional.
One World One Health adalah suatu konsep dengan tujuan untuk mewujudkan
kesehatan manusia seutuhnya atas kerjasama semua displin ilmu dan semua profesi.
Saat ini keadaan dunia dihadapi oleh tantangan, seperti perpindahan manusia yang
sangat cepat, perambahan hutan, perubahan iklim global (climate change) yang
merupakan beberapa faktor yang ikut mendukung timbulnya penyakit zoonosis.
Perkembangan bidang kesehatan dan kesmavet saat ini dan akan datang akan
menghadapi tantangan yang lebih berat. Banyak hal yang masih harus dibenahi
dalam sistem kesehatan hewan di Indonesia, antara lain masalah pengembangan
kelembagaan, Sumber Daya Manusia, perkembangan metode diagnosa dan
pengendalian penyakit, sistem informasi dan pelaporan penyakit dan sebagainya.
Menghadapi tantangan tersebut, khususnya dibidang pelayanan kesehatan
hewan telah dikeluarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 64 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pelayanan Pusat Kesehatan Hewan. Dengan terbitnya Permentan tersebut
diharapkan Puskeswan menjadi pusat kegiatan pelayanan kesehatan hewan,
pelayanan gangguan reproduksi, inseminasi buatan, dan penyuluhan, sehingga
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 2
Puskeswan dapat menjadi sentral kegiatan pelayanan kesehatan hewan dan
reproduksi ternak. Disamping pelayanan kesehatan hewan dan reproduksi yang
bersifat individual, Puskeswan juga mengemban amanah yang bersifat publik yakni
pengengandalian dan pemberantasan penyakit hewan. Puskeswan menjadi ujung
tombak dalam menangani kasus penyakit hewan dilapangan sehingga dapat
melakukan deteksi dini, pelaporan dini dan respon dini (early warning system).
Selain itu, peningkatan peran Puskeswan dalam upaya pengamanan produk
ternak diharapkan dapat bekerjasama dengan Rumah Potong Hewan (RPH) yang
ada diwilayah kerjanya. Dengan demikian peran Puskeswan tersebut dapat
menghindarkan manusia dari bahan makanan yang terkontaminasi karena penyebab
penyakit zoonosis atau residu bahan berbahaya. Mengingat pentingnya peran
Puskewan tersebut, maka upaya pengembangan sumberdaya manusia (SDM) perlu
ditingkatkan agar dapat berperan lebih kuat dalam melaksanakan pengamanan
produk ternak, pengawasan biosekuriti dan pelayanan kesehatan hewan. Dukungan
pengembangan SDM dibidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat
veteriner tersebut dapat dilaksanakan melalui Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) baik
bagi aparatur maupun non aparatur.
Mengacu pada uraian di atas, maka sudah saatnya Balai Besar Pelatihan
Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara mempunyai peran sebagai lembaga Pelatihan
dibidang Kesehatan Hewan dan kesehatan masyarakat veteriner yang profesional
dan berdaya saing. Sebagai konsekuensinya, BBPKH Cinagara dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan dan jaminan kualitas penyelenggaraan pelatihan sesuai
kebutuhan, kualitas ketenagaan yang profesional serta standar prasarana dan sarana
yang memadai untuk melaksanakan proses diklat. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 49/Permentan/OT. 140/9/2011 tentang pedoman pendidikan dan
pelatihan pertanian Aparatur dan Non aparatur, penyelenggara diklat aparatur dan
non aparatur pertanian berkewajiban menyediakan prasarana dan sarana yang dapat
menjamin proses diklat berlangsung sesuai dengan kebutuhan standar setiap jenis
dan jenjang diklat. Berdasarkan Permentan tersebut dinyatakan bahwa pola diklat
bagi aparatur terdiri dari teori 30-40% dan praktk 60-70%, sedangkan untuk non
aparatur pertanian 10-20% teori dan praktek 80-90% dengan menghasilkan rencana
implementasi berupa bahan/materi untuk mendukung pelaksanaan tugas dan
pekerjaannya. Sementara menurut pedoman Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
Pertanian berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) No.2
Tahun 2008, bahwa fasilitas diklat yang terdiri dari prasarana dan sarana diklat
merupakan unsur-unsur yang dipersyaratkan dalam akreditasi lembaga diklat dengan
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 3
bobot penilaian 25%, sehingga sarana dan prasarana yang memadai menjadi
penting dalam meningkatkan standar kualitas kelembagaan pelatihan sesuai dengan
Permentan No. 2/Permentan/SM.300/ J/01/12.
Jumlah anggaran Kegiatan Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian selama
periode 2010-2014, sebesar Rp. 87.025.299.000,- (delapan puluh tujuh miliar dua
puluh lima juta du ratus Sembilan puluh sembilan ribu rupiah) dengan capaian kinerja
anggaran Tahun 2010-2014 sebesar Rp 80.984.809.639,- (93,06 %) seperti pada
Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Capaian Kinerja Anggaran Kegiatan Pemantapan Sistem Pelatihan
BBPKH Cinagara Bogor Tahun 2012 – 2014.
Capaian
No Tahun Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.)
Kinerja (%)
1. 2010 7.021.032.000,- 5.993.619.450,- 85,37
2. 2011 16.815.857.000,- 16.100.147.860,- 95,74
3. 2012 23.296.085.000,- 21.895.214.237,- 93,99
4. 2013 24.090.143.000,- 22.390.161.027,- 92,94
5. 2014 15.802.182.000,- 14.605.667.065,- 92,43
Jumalah 87.025.299.000,- 80.984.809.639,- 93,06
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 4
tenaga fungsional dan teknis dibidang kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner yang kompeten serta memahami peran dan fungsinya dalam
pembangunan.
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 5
a. Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara mempunyai tugas
antara lain a) pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di
bidang kesehatan hewan dan masyarakat veteriner; b) pelaksanaan pelatihan
fungsional di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner; c)
pelaksanaan pelatihan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner bagi aparatur dan nonaparatur pertanian dalam dan luar
negeri; d) pelaksanaan pelatihan profesi di bidang kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan nonaparatur; e) pelaksanaan uji
kompetensi bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner; f)
pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan fungsional dan
teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner; g)
pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di
bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner.
b. Lembaga Diklat Profesi (LDP) dan TUK Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan
Masyarakat Veteriner, yang meliputi skema bidang reproduksi (Inseminasi Buatan,
Pemeriksa Kebuntingan pada ternak dan Asisten reproduksi), Medik Reproduksi,
Paramedik Veteriner, Juru Sembelih Halal, Keurmaster, Fasilitator Peternakan
Organik dan Inspektor Peternakan Organik.
Untuk melakukan percepatan pembangunan pertanian diperlukan peningkatan
kemampuan SDM pertanian karena hakikat pembangunan pertanian adalah
membangun masyarakat pertanian agar dapat menghadapi permasalahan dan
tantangan sektor pertanian ke depan. Untuk dapat membangun lebih baik,
masyarakat pertanian harus berpendidikan, bermoral lebih baik, dan mempunyai
orientasi saling bergantung (interdependent).
Berdasarkan peranannya dalam pembangunan sektor pertanian, SDM
pertanian diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1) SDM pertanian non aparatur (pelaku
utama/petani dan pelaku usaha/agribisnis lainnya) yang berperan sebagai pelaku
utama pembangunan pertanian, dan 2) SDM pertanian aparatur (fungsional dan
struktural) yang berperan sebagai pendukung. Kondisi SDM pertanian saat ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Hardware (Sarana prasarana)
Dari sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BBPKH yang ada masih sangat
terbatas. Prasarana dan sarana yang dimiliki masih belum memadai dan belum
sesuai dengan standar minimal Balai Besar Pelatihan yang bertaraf nasional. Dari
perbedaan tersebut agar dapat diupayakan sehingga memenuhi standar Pelatihan
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 6
Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner yang diharapkan.
Mengenai kondisi sarana prasarana Balai Pelatihan, sebagai berikut:
Gambaran kondisi saat ini prasarana dan sarana yang dimiliki BBPKH
Cinagara, dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :
Tabel 2. Prasarana
No Prasarana Volume Kapasitas Jumlah
A Bangunan
1 Asrama 4 unit 30 orang 120 orang
2 Kelas (Ruang Belajar) 2 unit 30 orang 60 orang
3 Lab. Mikrobiologi 1 Unit 30 orang 30 orang
4 Lab Parasit 1 unit 30 orang 30 orang
5 Lab. Kesmavet 1 unit 30 orang 30 orang
6 Lab. Patologi 1 unit 30 orang 30 orang
7 Lab. Klinik 1 unit 30 30 orang
8 Lab. Pakan dan nutrisi 0 0 0
9 Lab. Reproduksi 1 unit 30 orang 30 orang
10 Kandang Ayam (2 unit) 2 unit 500 ekor 1000 ekor
11 Kandang Sapi 4 unit 30 ekor 120 ekor
12 Kandang Kambing 2 unit 20 ekor 40 ekor
13 Kandang Domba 1 unit 20 ekor 20 ekor
Tabel 3. Sarana
No Sarana Volume Jumlah Kondisi
Pelalatan
1 Asrama 4 unit Lengkap Baik
2 Kelas 3 unit Lengkap Baik
3 Kelas Lapang 2 unit Lengkap Baik
4 Sarana Lab. Mikrobiologi 1 Unit Kurang lengkap Perlu penambahan
5 Sarana Lab Parasit 1 unit Kurang lengkap Perlu penambahan
6 Sarana Lab. Kesmavet 1 unit Belum lengkap Perlu pengadaan
7 Sarana Lab. Patologi 1 unit Belum lengkap Perlu pengadaan
8 Sarana Lab. Klinik 1 unit Belum lengkap Perlu pengadaan
9 Sarana Lab. Pakan dan 0 0 0
nutrisi
10 Sarana Lab. Reproduksi 1 unit Belum lengkap Perlu pengadaan
11 Sarana Kandang Ayam 2 unit Kurang lengkap Perlu dilengkapi
dengan Biosecurity
13 Sarana Kandang Sapi 4 unit Kurang lengkap Perlu dilengkapi
dengan Biosecurity
14 Sarana Kandang 2 unit Kurang lengkap Perlu dilengkapi
Kambing dengan Biosecurity
15 Sarana Kandang Domba 1 unit Kurang lengkap Perlu dilengkapi
dengan Biosecurity
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 7
b. Brainware (Widyaiswara)
Widyaiswara merupakan Sumber Daya Manusia yang berfungsi sebagai ujung
tombak Balai Pelatihan. Keberhasilan suatu Balai Pelatihan ditentukan oleh
keberadaan widyaiswara. Namun kondisi widyaiswara pada saat ini masih
terbatas baik dalam kuantitas maupun kualitas. Data kondisi widyaiswara BBPKH
Cinagara saat ini dapat dilihat pada lampiran 2.
Widyaiswara sebagai SDM aparatur mempunyai peran dan kedudukan
yang strategis dalam penyelenggaraan kegiatan pelatihan dituntut untuk memiliki
tingkat kemampuan yang profesional, agar mampu memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat dengan visi jauh kedepan serta berorientasi pada perubahan
sehingga mampu merespon berbagai tuntutan masyarakat yang semakin
bervariasi. Pengembangan profesionalisme widyaiswara merupakan salah satu
kegiatan penguatan kapasitas ketenagaan pelatihan pertanian sangat diperlukan
sekali dalam rangka pemantapan sistem pelatihan pertanian.
Upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas profesionalisme widyaiswara
melalui kegiatan pengembangan kompetensi, spesialisasi, dan profesi
widyaiswara (workhop, kajiwidya, seminar, magang) yang perlu dilakukan dengan
perencanaan yang terstruktur.
Kegiatan perencanaan peningkatan kompetensi dan spesialisasi
widyaiswara merupakan kegiatan pengembangan kualitas SDM aparatur yang
berkaitan dengan penguatan ketenagaan lembaga kediklatan. Pelaksanaan
kegiatan perencanaan peningkatan kompetensi dan spesialisasi widyaiwara akan
menjadi lebih fokus dan terarah jika dilakukan dengan penataan kompetensi
teknis yang mengacu kepada pendekatan komoditas pertanian, dan
spesialisasinya mengacu kepada fungsi agribisnis.
Merujuk kepada Peraturan Kepala LAN No.2 Tahun 2008 tentang
Pedoman Akreditasi Lembaga Diklat Pemerintah, disebutkan bahwa penilaian
terhadap unsur tenaga kediklatan menempati bobot yang paling tinggi, yaitu
sebesar 45%, dibandingkan program diklat (30%) dan fasilitas diklat (25%).
Mengingat dari unsur tenaga kediklatan tersebut, Widyaiswara merupakan
komponen utama, maka Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH)
Cinagara akan secara terus menerus memberi perhatian kepada upaya
peningkatan profesionalisme Widyaiswara melalui kegiatan perencanaan
peningkatan kompetensi dan spesialisasi, antara lain melalui pelatihan dan
magang di balai-balai penelitian, kajiwidya/pengkajian, karya ilmiah diklat.
Kegiatan-kegiatan tersebut difokuskan untuk mewujudkan kualitas Widyaiswara
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 8
yang profesional dalam rangka meningkatkan penguatan ketenagaan yang dapat
menjamin kualitas kegiatan pelatihan yang di selenggarakan di BBPKH Cinagara.
Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) No. 5
tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Widyaiswara, Widyaiswara harus
memiliki; (1) kompetensi pengelolaan pembelajaran; (2) kompetensi kepribadian;
(3) kompetensi sosial dan; (4) kompetensi substantif.
Selain itu, sesuai Peraturan Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian
Nomor 6/PER/SM.140/J/1/10 tentang Tatacara Penetapan Kompetensi Teknis
dan Spesialisasi Widyaiswara Pertanian, Widyaiswara Pertanian dituntut untuk
memiliki kemampuan dasar dibidang (1) metodologi penyuluhan pertanian, (2)
metodologi pelatihan pertanian, dan (3) kewirausahaan dan teknis agribisnis.
c. Software (kurikulum)
Kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan latihan, sehingga dapat
memecahkan permasalahan yang dihadapi. Untuk itu diperlukan penyusunan
kurikulum dengan didukung oleh tenaga pengajar yang profesional sesuai dengan
bidangnya. Jenis-jenis Pelatihan yang pernah dilaksanakan dapat dilihat pada
lampiran 3. Unit-unit kompetensi yang ditempuh oleh setiap peserta diklat
disesuaikan untuk memenuhi persyaratan jabatan tertentu yang meliputi sejumlah
mata diklat teori dan praktek. Sistematika kurikulum diklat meliputi unit-unit
kompetensi dasar, Inti dan Penunjang.
d. Penyelenggaraan Pelatihan
Dalam menyelenggarakan Pelatihan Aparatur dan Non Aparatur diharapkan
dapat mengacu pada pedoman penyelenggaraan Diklat yang dikeluarkan oleh
Pusat Pengembangan Pelatihan Pertanian, Badan Pengembangan SDM
Pertanian. Namun terkadang ada beberapa kegiatan yang tidak dapat
dilaksanakan karena keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
BBPKH Cinagara.
a. Perencanaan pelatihan
Perencanaan pelatihan dilakukan berdasarkan rencana strategis BBPKH
Cinagara. Hal ini diperlukan identifikasi kebutuhan latihan yang sesuai
dengan pedoman penyelenggaraan diklat yang telah ditetapkan.
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 9
b. Peserta
Peserta pelatihan adalah pegawai negeri berasal dari pegawai pemerintah
daerah (UPT Ditjen PKH dan Dinas Peternakan).
c. Pelaksanaan Pelatihan
Pelaksanaan pelatihan memerlukan dukungan kondisi SDM BBPKH
Cinagara, sesuai dengan tingkat pendidikan yang ada.
d. Evaluasi
Evaluasi pelatihan perlu dilaksanakan untuk mengetahui manfaat
penyelenggaraan pelatihan bagi peserta. Dan umpan balik untuk tenaga
pengajar pelatihan.
e. Bimbingan Lanjutan
Bimbingan lanjutan perlu diadakan oleh BBPKH Cinagara, sehingga dapat
mengkondisikan manfaat dari pada pelatihan dan dampak yang dirasakan
oleh masyarakat.
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 10
Quality Assuance
Policy Board
Standar
Widyaiswara Kompetensi
Kerja
Output
Proses
Input Penyelenggaraan Marketable
Peserta Pelatihan Pelatihan Skill Oriented
Kompetensi
Berbasis Kompetensi
Standar
Sarana
Prasarana Modul
Quality Control
Steering Board
(Orang)
Struktural
Widyaiswara
1 1 11 Fungsional Umum
Arsiparis Ahli
Kemumasan Ahli
18
44
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 11
Tabel 4. SDM Penyelenggara Diklat BBPKH Cinagara Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Formal
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 12
tupoksinya berkewajiban menyediakan prasarana dan sarana untuk menjamin
berlangsungnya proses diklat sesuai dengan kebutuhan standar setiap jenis dan
jenjang diklat. Sesuai dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
(LAN) No.2 Tahun 2009, tentang pedoman Akreditasi Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan Pertanian, baik Penyelenggara diklat Fungsional sesuai dengan Peraturan
Kepala LAN No.17 Tahun 2013, maupun Penyelenggara diklat Teknis sesuai dengan
Peraturan Kepala LAN No.18 Tahun 2013. Dalam kaitan ini, prasarana dan sarana
diklat dituntut untuk tersedia secara lengkap dan sesuai dengan kebutuhan untuk
mewujudkan hasil belajar yang optimal. Demikian pula dengan prasarana dituntut
untuk tersedia secara lengkap guna kebutuhan pelaksanaan diklat.
Sebagai konsekuensi dari peraturan tersebut, maka BBPKH Cinagara dituntut
untuk memiliki standar prasarana dan sarana yang memadai untuk melaksanakan
proses diklat. Untuk itu, secara bertahap disusun Roadmap pengembangan
kelembagaan, ketenagaan dan fasilitas sarana dan prasarana diklat di BBPKH
Cinagara tahun 2015-2015 sesuai dengan kebutuhan prioritas.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka kerangka pikir dalam
konsep pengembangan BBPKH Cinagara dapat digambarkan sebagai berkut :
Kondisi yang
Kondisi Saat ini Kesenjangan
diharapkan
Standar BBPKH Cinagara
Hardware
Brainware
Software Strategi Peningkatan
Kemampuan BBPKH Cinagara - Hardware
Penyelenggaraan Diklat
- Brainware
- Software
- Penyelenggaraan Diklat
Masyarakat
Pertanian Profesionalisme
DIKLAT SDM Pertanian
Peningkatan
Produksi Daging
dan Ketahanan
Pangan
Gambar 3. Kerangka Pikir Pengembangan BBPKH Cinagara
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 13
D. Isu Strategis
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 14
pelaku usaha pertanian dapat dilakukan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan
(Diklat).
Tujuan akhir dari serangkaian kegiatan yang terkait dengan peningkatan
kapasitas SDM pertanian adalah menciptakan sumberdaya manusia siap pakai,
professional, inovatif, kreatif dan berwawasan global yang dapat mengantisipasi
tantangan perubahan lingkungan strategis, seiring dengan isu globalisasi,
desentralisasi, demokratisasi, dan pembangunan berkelanjutan, serta perubahan
iklim.
Salah satu isu strategis terkait balai pelatihan adalah perwujudan pelayanan
prima yang berdampak pada peningkatan efektifitas pelatihan, peningkatan
kompetensi alumni pelatihan dan tercapainya standar yang diakui nasional maupun
internasional. Menghadapi pasar bebas, antara lain yaitu Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) yang berlaku mulai tahun 2015, Balai Pelatihan diharapkan mampu menjadi
Balai Pelatihan berkelas internasional bahkan dengan sertifikasi internasional untuk
program, kelembagaan serta alumni pelatihan dengan didukung oleh SDM yang telah
memiliki sertifikat standar kompetensi kerja.
Permasalahan utama dari seluruh balai pelatihan yang ada terletak pada
ketersediaan sarana dan prasarana yang harus dilengkapi meliputi sarana dan
prasarana yang terkait dengan praktek pelatihan yang bersifat teknis serta yang
terkait dengan alat bantu/media pembelajaran. Pengadaan sarana dan prasarana
dilakukan dengan mengacu pada standar minimal, standar dari sertifikasi yang harus
dimiliki dan spesialisasi/core utama balai pelatihan. Kekurangan sarana dan
prasarana tidak harus dipenuhi melalui pengadaan oleh balai pelatihan bersangkutan.
Dengan berbagai pertimbangan, pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dapat
dilakukan melalui kerjasama dengan lembaga/instansi lain internal Badan PPSDMP
maupun eksternal Badan PPSDMP, baik swasta, pemerintah, pemerintah daerah
maupun petani.
Kedua adalah keberadaan ketenagaan fasilitator yang profesional mutlak
diperlukan dalam meningkatkan peran dan akreditasi balai pelatihan. Untuk
meningkatkan kapasitas balai dalam mengajarkan diklat, para pengajar bukan hanya
widyaiswara, tetapi juga narasumber yang kompeten yang berasal dari perguruan
tinggi lainnya, badan litbang serta pakar-pakar lainnya. Kompetensi dan keahlian
widyaiswara harus ditingkatkan agar mempunyai sertifikat yang diakui internasional.
Hal ini menuntut peningkatan kemampuan bahasa Inggris ataupun bahasa asing
lainnya.
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 15
Peningkatan kapasitas widyaiswara ataupun fasilitator serta tenaga
pendukung lainnya dapat dilakukan dengan peningkatan akses terhadap jenjang
pendidikan formal yang lebih tinggi serta berbagai kegiatan yang terkait dengan
capacity building baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam konteks ini, bukan
hanya ditekankan pada peran widyaiswara ataupun fasilitator serta tenaga
pendukung lainnya sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai pemberi manfaat.
Dengan demikian, widyaiswara ataupun fasilitator serta tenaga pendukung lainnya
tidak selalu sebagai peserta berbagai kegiatan ataupun forum, tetapi juga sebagai
narasumber/tenaga ahli. Motivasi widyaiswara ataupun fasilitator dapat dipacu
melalui berbagai kegiatan penelitian maupun pengkajian seperti kaji widya,
perlombaan karya tulis dan fasilitasi berbagai hasil karya tulis/penelitian/ kajian agar
dimuat di berbagai bulletin dan media informasi lainnya.
Ketiga adalah dalam menerapkan manajemen penyelenggaraan diklat yang
kompeten. Setiap balai pelatihan harus memiliki sertifikasi berupa Sistem Manajemen
Analisa Resiko standar ISO 9001: 2015. Selain itu, akreditasi program pelatihan juga
harus terus ditambah dan ditingkatkan nilainya menjadi A, sehingga mampu “dijual” di
masyarakat, terutama berbagai pemangku kepentingan di sektor pertanian.
Manajemen penyelenggaraan pelatihan mencakup tahapan penyelenggaraan
pelatihan mulai dari identifikasi sampai evaluasi pasca pelatihan serta aspek
kurikulum, metode, durasi dan penunjang lainnya seperti pelayanan akomodasi dan
konsumsi. Sistem yang diterapkan adalah Sistem Pelatihan Berbasis Kinerja dan
Daya Saing yang mengarah pada pemenuhan Standar Kompetensi Kerja (SKK) dan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
Sasaran pelatihan meliputi aparatur dan non aparatur pertanian serta anggota
masyarakat lainnya. Sasaran pelatihan ditetapkan melalui identifikasi kebutuhan
latihan yang mencakup persyaratan peserta serta jenis materi yang benar-benar
dibutuhkan. Selanjutnya, selama penyelenggaraan maupun setelah penyelenggaraan
pelatihan perlu dilakukan evaluasi yang mencakup aspek ketenagaan, manajemen,
serta unsur pelatihan lainnya. Selain itu, program dan kegiatan yang dilakukan secara
terintegrasi antar unsur pelatihan, penyuluhan, pendidikan serta sertifikasi dan
standardisasi profesi pertanian perlu dilaksanakan. Kegiatan terintegrasi ini antara
lain dapat diwujudkan dalam konteks pembangunan kawasan pertanian.
Lingkup materi dan kurikulum pelatihan meliputi seluruh subsektor pertanian,
dari budidaya sampai pemasaran serta dukungan lainnya seperti penyuluhan dan
manajemen. Di antara lingkup materi yang cukup luas tersebut, setiap balai pelatihan
memiliki spesialisasi/core masing-masing dengan program pelatihan yang handal dan
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 16
terakreditasi. Kurikulum dan durasi pelatihan disusun dengan mempertimbangkan
tujuan dan jenis pelatihan. Pelatihan fungsional dan teknis mengalokasikan waktu
praktek yang lebih banyak dibanding pelatihan manajemen, (mencapai 70-80%).
Untuk pelatihan dalam bentuk magang, memerlukan waktu yang lebih lama dan
sebagian besar bentuk pembelajaran adalah praktek/di lapangan.
Tempat penyelenggaraan pelatihan dapat dilakukan diluar balai pelatihan
dengan pertimbangan kesesuaian dengan tujuan dan materi pelatihan serta efisiensi.
Di tingkat petani, balai pelatihan membina Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan
Swadaya (P4S) yang merupakan lembaga pelatihan yang dikelola oleh petani yang
membagikan ilmu dan pengalaman kepada petani lainnya. Peserta pelatihan P4S
antara lain petani, penyuluh ataupun guru. Pelatihan di P4S umumnya lebih banyak
praktek. Mengingat fungsi P4S yang potensial sebagai tempat pelatihan petani dan
dapat memperluas kapasitas balai pelatihan, maka Badan PPSDMP terus membina
dan berusaha menumbuhkembangkan P4S melalui berbagai kegiatan fasilitasi yang
disesuaikan dengan kelas P4S, yaitu pemula, madya dan pratama. Selain
memberikan pelayanan masyarakat dalam bentuk pelatihan dan permagangan, balai
pelatihan juga harus mampu memberikan jasa konsultasi dan pembinaan melalui
fasilitasi dan penyelenggaraan Pusat Inkubator Agribisnis (PIA), yang secara periodik
membina petani/tenant agar usahatani yang dijalankan dapat maju dan berkembang.
Menjalin kerjasama dengan lembaga/instansi lain baik instansi pemerintah
maupun swasta, dari dalam negeri maupun luar negeri menjadi salah satu tugas
utama balai sekarang ini, mengingat keterbatasan anggaran dan SDM berkualitas.
Kerjasama tersebut meliputi kerjasama penyelenggaraan, sarana prasarana serta
ketenagaan sesuai dengan tugas fungsinya. Manfaat kerjasama yang diharapkan
bukan hanya akan dirasakan oleh balai pelatihan, tetapi lebih luas ditujukan untuk
kemajuan usaha agribisnis yang dijalankan petani.
Kerjasama dalam negeri diarahkan untuk mendukung pencapaian target
nasional dan ketahanan pangan serta memperluas jaringan. Beberapa instansi yang
potensial sebagai mitra kerjasama selain unit kerja di bawah Badan PPSDMP antara
lain berbagai badan pengkajian, penelitian, dan pengembangan, lembaga pelatihan,
serta swasta dan instansi lainnya yang bermaksud memanfaatkan sumberdaya yang
ada. Sedangkan kerjasama luar negeri dilakukan sebagai sarana transfer
pengetahuan, keterampilan dan teknologi antar negara dalam kerangka kerjasama
bilateral, regional maupun multilateral. Dampak kerjasama tersebut diharapkan dapat
mengangkat citra balai pelatihan beserta widyaiswara ataupun fasilitator di dunia
internasional. Dengan demikian diharapkan balai pelatihan dipercaya dan menjadi
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 17
referensi tempat pelatihan dengan lulusan yang mampu bersaing di tingkat
internasional.
Proses
Pelaksanaan
Diklat
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 18
BAB II
B. Kelemahan ( Weakness )
1. Sarana dan prasarana yang tersedia belum optimal dan belum seluruhnya
representative.
2. Kompetensi Widyaiswara masih beragam.
3. Spesialisasi pengajar dan tenaga pendukung belum memadai.
C. Peluang ( Opportunities )
1. Dukungan Jejaring kerjasama yang luas dari instansi terkait dalam dan luar negeri
2. Program pengembangan peternakan di daerah meningkat
3. Kebijakan pemerintah untuk Pembinaan SDM di bidang keswan dan kesmavet
sangat mendukung.
4. Sebagai Lembaga Diklat Keswan dan kesmavet dengan cakupan wilayah Nasional
5. Sebagai TUK Sertifikasi Profesi bidan kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner
6. Berpotensi sebagai Taman Teknologi Pertanian (Agro Techno Park)
D. Ancaman/Tantangan ( Threats )
1. Adanya Instansi lain yang menyelenggarakan diklat sejenis di luar TUPOKSI.
2. Persaingan kompetensi SDM bersertifikat
3. Perkembangan IPTEK yang dinamis.
4. Persaingan Instansi diklat lainnya yang memiliki fasilitas lebih baik.
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 19
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN SETRATEGIS
BBPKH CINAGARA
A. VISI
Dalam mendukung visi Badan PPSDMP yaitu “Terwujudnya Sumber Daya Manusia
Pertanian yang Profesional, Mandiri dan Berdaya Saing untuk mewujudkan
Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”, memperhatikan potensi, capaian
hasil pada periode sebelumnya, serta tantangan dan permasalahan yang ada, sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi, BBPKH Cinagara menetapkan visi : “Menjadi lembaga
pelatihan yang kredibel dalam menghasilkan sumberdaya manusia profesional
dibidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta agribisnis
peternakan”.
B. MISI
Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan tersebut, maka secara operasional
dijabarkan dalam misi.Adapun misi BBPKH CInagara adalah sebagai berikut:
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 20
a. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia BBPKH Cinagara dalam memberikan
pelayanan pelatihan dan konsultasi agribisnis yang prima.
b. Meningkatkan kualitas program pelatihan di bidang kesehetan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner serta kewirausahaan agribisnis peternakan sesuai
Standar Kompetensi Kerja (SKK).
c. Mengembangkan rancang bangun pelatihan dan Standar Kompetensi Kerja (SKK)
paket pembelajaran di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat
veteriner serta kewirausahaan agribisnis peternakan.
d. Mengembangkan sarana dan prasarana balai untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan pelatihan konsultasi agribisnis peternakan.
e. Meningkatkan kerjasama pelatihan dalam negeri dengan Instansi terkait dan
pelaku agribisnis peternakan.
f. Mengembangkan sistem informasi , pemantauan, dan evaluasi serta pengendalian
internal yang kredibel.
C. Tujuan
Sejalan dengan tujuan Renstra Badan PPSDMP pada point ketiga (3) yaitu:
peningkatan kompetensi aparatur pertanian dan non aparatur pertanian melalui
pelatihan pertanian, maka tujuan yang hendak dicapai oleh BBPKH adalah:
1. Meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia BBPKH Cinagara dalam
memberikan pelayanan pelatihan dan konsultasi agribisnis yang prima.
2. Meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pelatihan teknis, fungsional dan
kewirausahaan untuk menghasilkan aparatur dan non aparatur yang profesional
di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta
kewirausahaan agribisnis peternakan sesuai standar kompetensi kerja (SKK).
3. Mengembangkan rancang bangun pelatihan dan standar kompetensi kerja (SKK)
serta paket pembelajaran di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat
veteriner serta kewirausahaan agribisnis peternakan.
4. Mengembangkan sarana dan prasarana pelatihan dan mengoptimalkan
pendayagunaan dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan pelatihan dan
pelayanan konsultasi usaha agribisnis peternakan.
5. Meningkatkan kerjasama pelatihan dalam negeri dan jejaring kerja dengan
Instansi terkait dan pelaku agribisnis peternakan.
6. Mengembangkan sistem informasi, pemantauan, dan evaluasi, serta
pengendalian internal yang kredibel.
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 21
D. Sasaran
Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam dalam kurun waktu tahun 2015-2019
adalah sebagai berikut:
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 22
2. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
3. Pelaksanaan pelatihan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner bagi aparatur pertanian.
4. Pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner bagi aparatur pertanian.
5. Pelaksanaan pengembangan teknik pelatihan di bidang kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur pertanian.
6. Penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) pelatihan teknis dan
fungsional di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner.
7. Pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan teknis dan
fungsional di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner.
8. Pelaksanaan pemberian konsultasi di bidang kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner.
9. Pemberian pelayanan pelaksanaan dan pengembangan teknik pelatihan teknis
dan fungsional di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner
bagi aparatur dan non aparatur pertanian.
10. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga BBPKH Cinagara.
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 23
BAB IV
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN
A. ARAH KEBIJAKAN
Arah kebijakan umum Badan PPSDMP dalam pengembangan sumberdaya
manusia pertanian, adalah: (i) pemberdayaan peran dan fungsi Balai Penyuluhan
Pertanian Kecamatan (BPP/BP3K) sebagai pusat koordinasi program dan kegiatan di
wilayah; (ii) peningkatan daya saing dan kinerja Balai Pelatihan; (iii) revitalisasi STPP
dan SMK-PP serta sertifikasi profesi pertanian; dan (iv) pemantapan sistem
administrasi dan manajemen yang transparan dan akuntabel. Adapun fokus Badan
PPSDMP dalam upaya pencapaian tujuan tersebut dilakukan melalui peningkatan
efektifitas penyuluhan dalam mendukung pencapaian target pembangunan pertanian
yang mencakup pelaku utama dan pelaku usaha; penyuluh dan petugas teknis; dan
aparatur pemerintah terkait pertanian lainnya, serta pemenuhan unsur daya saing
tenaga kerja sektor pertanian
Sejalan dengan arah kebijakan Badan PPSDMP, kegiatan Pelatihan Pertanian
difokuskan pada Peningkatan Daya saing dan kinerja kelembagaan Pelatihan
Pertanian, yaitu:
1. Peningkatan dayasaing lembaga Diklat Pertanian melalui; (i) Pengembangan sistem
manajemen mutu, (ii) pengembangan Prasarana-sarana kelembagaan Pelatihan
2. Peningkatan kompetensi Widyaiswara dan Tenaga Kediklatan lainnya;
3. Pengembangan Diklat Berbasis Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang berdaya
saing;
4. Pengembangan model dan pola diklat yang berorientasi pasar, bio-industri
berkelanjutan, berbasis kawasan;
5. Peningkatan peran dalam penguatan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian (BP3K);
6. Fasilitasi P4S sebagai lembaga diklat swadaya yang mandiri dalam berusaha tani
dan mampu menyelenggarakan pelatihan/ permagangan berbasis IPTEK;
7. Pengembangan Jejaring Kerjasama dan Kemitraan dalam dan luar negeri yang
saling menguntungkan.
B. STRATEGI
Strategi kebijakan pelatihan pertanian adalah meningkatkan Daya Saing dan
Kinerja Balai Pelatihan, dengan rincian sebagai berikut:
1. Standarisasi mutu layanan kediklatan;
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 24
a. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP);
b. Peningkatan ISO 9001:2008 menjadi ISO 9001:2015.
2. Peningkatan prasarana dan sarana kelembagaan Pelatihan Pertanian;
a. Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana pelatihan pertanian;
b. Pengadaan prasarana dan sarana pelatihan pertanian.
3. Pemberdayaan P4S sebagai penyelenggara Pelatihan non aparatur;
a. Klasifikasi P4S;
b. Penguatan kelembagaan P4S;
c. Kerjasama pelatihan/magang bagi pengelola P4S;
d. Pendayagunaan pengelola P4S menjadi Penyuluh Swadaya;
e. Jejaring bisnis/temu usaha;
f. Fasilitas kerjasama P4S dengan lintas eslon I Kementerian Pertanian, lintas
kementerian dan swasta.
4. Peningkatan kapasitas Widyaiswara dan Tenaga Kediklatan;
a. Peningkatan profesionalisme Widyaiswara dan tenaga pelatihan lainnya melalui
pelatihan, magang, seminar dan workshop, studi banding di dalam/luar negeri.
b. Pelaksanaan workshop dan seminar di UPT Pelatihan dengan mengundang
peneliti, dosen, penyuluh pertanian dan praktisi.
c. Pelaksanaan Management of Training (MOT), Training Officer Course.
d. (TOC), Training of Facilitator (TOF) dan studi banding.
e. Koordinasi dalam rangka sertifikasi jabatan Widyaiswara.
5. Pemantapan sistem pelatihan pertanian berbasis kompetensi dan daya saing;
a. Penyelenggaraan pelatihan mendukung peningkatan produksi komoditas
strategis antara lain padi, jagung, kedelai, aneka cabe, bawang, sapi serta alat
mesin pertanian bagi aparatur dan non aparatur
b. Pengembangan penyelenggaraan pelatihan berbasis teknologi
informasi
c. Sinergitas penyelenggaraan pelatihan dengan UPT Daerah/P4S dan
pendayagunaan fasilitator.
d. Pelaksanaan MoU lintas sektor dalam penyelenggaraan pelatihan
e. Pengembangan sistem pelatihan pertanian berbasis kompetensi (vokasi).
6. Pengembangan program dan jejaring kerjasama pelatihan.
a. Pembinaan dan koordinasi program pemantapan sistem pelatihan pertanian
b. Kerjasama pelatihan (kerjasama penyelenggaraan pelatihan, pendayagunaan
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 25
tenaga pelatihan, pemanfaatan sarana dan prasarana pelatihan) dilaksanakan
dalam rangka optimalisasi penggunaan sarana prasarana dan ketenagaan UPT
pelatihan pertanian
c. Pengembangan kerjasama pelatihan meliputi kerjasama dalam negeri dan luar
negeri.
Pelatihan dalam negeri antara lain bekerjasama dengan kementerian lain,
asosiasi/penguasaha pertanian dan stakeholder, sedangkan kerjasama luar
negeri antara lain kerjasama selatan selatan, kerjasama bilateral, regional,
multilateral dan kerjasama dengan Organisasi Internasional
C. KERANGKA REGULASI
Kerangka regulasi selain sebagai alat untuk mencapai tujuan/sasaran
pengembangan kapasitas aparatur dan non aparatur pertanian, kerangka regulasi juga
disusun sebagai instrumen untuk memecahkan permasalahan yang penting,
mendesak, dan memiliki dampak besar terhadap pencapaian sasaran pengembangan
sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur pertanian. Regulasi yang akan
disusun meliputi:
1. Penerapan Pedoman dan Petunjuk Pelaksanaan diklat berbasis kompetensi dengan
pemanfaatan IT.
2. Penerapan aturan tentang pengembangan kelembagaan dan ketenagaan BBPKH
Cinagara
3. Peningkatan mutu pelayanan melalui penerapan sistem manjemen analisa resiko
(ISO 9001:2015)
D. KERANGKA KELEMBAGAAN
Tugas dan fungsi BBPKH Cinagara disesuaikan dengan kondisi lingkungan
strategis untuk mendukung pencapaian kinerja organisasi yang lebih profesional.
Kerangka Pengembangan Kelembagaan BBPKH Cinagara dapat terlaksana dan
sesuai dengan harapan, jika setiap komponen dan fungsi organisasi di Kementerian
Pertanian memandang upaya pengembangan BBPKH Cinagara merupakan bagian
intergral dari fungsi organisasi untuk menunjang pelaksanaan TUPOKSI organisasi secara
profesional.
BBPKH Cinagara yang diberi mandat oleh pemerintah untuk mengembangkan
sumberdaya manusia bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner
tersebut telah menyiapkan kebijakan yang dituangkan dalam rencana strategi
berdasarkan Target dan sasaran.
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 26
Rencana strategi yang telah disiapkan diharapkan mampu mengantisipasi
perubahan, tantangan, kebutuhan perkembangan teknologi agribisnis peternakan dan
kesehatan hewan, dan isu global yang menjadi tantangan bagi negara Indonesia. Dengan
adanya rencana strategi BBPKH Cinagara yang bersifat menyeluruh dan terintegrasi,
diharapkan tercapainya harmonisasi, koordinasi, sinergi dan efisiensi. Pengembangan
BBPKH Cinagara sebagai balai terkemuka dan handal, tidaklah mungkin akan tercapai
apabila paradigma lama masih menjadi acuan. Oleh karena itu, perubahan paradigma
secara mendasar diperlukan, antara lain berupa pergeseran orientasi yang sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan stakeholder bidang peternakan dan kesehatan hewan.
Berpedoman kepada rencana pengembangan BBPKH Cinagara sebagai lembaga
diklat yang terkemuka dan handal, diperlukan landasan yang dijadikan sebagai kebijakan
strategis.
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 27
BAB. V
PROGRAM, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU), INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN (IKK), KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN, TARGET
KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 28
5. Peningkatan penyelenggaraan pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan
agribisnis diarahkan untuk menghasilkan aparatur pertanian yang profesional dan
penumbuhan serta pengembangan minat wirausaha muda bagi non aparatur;
6. Peningkatan mutu penyelenggaraan pelatihan kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner, serta kewirausahaan agribisnis peternakan bagi aparatur
dan non aparatur;
7. Peningkatan kualitas jenis, pola dan metoda pelatihan dibidang kesehatan hewan
dan kesehatan masyarakat veteriner, serta kewirausahaan agribisnis;
8. Pengembangan metodologi dan alat bantu / multimedia berlatih serta SKK
diarahkan untuk meningkatkan kualitas pelatihan dibidang kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner;
9. Peningkatan penyelenggaraan pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan
agribisnis diarahkan untuk menghasilkan aparatur pertanian yang profesional dan
penumbuhan serta pengembangan minat wirausaha muda bagi non aparatur;
10. Peningkatan mutu penyelenggaraan pelatihan kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner, serta kewirausahaan agribisnis peternakan bagi aparatur
dan non aparatur;
11. Peningkatan kualitas jenis, pola dan metoda pelatihan dibidang kesehatan hewan
dan kesehatan masyarakat veteriner, serta kewirausahaan agribisnis;
ii. Pengembangan Kelembagaan BBPKH Cinagara
Kebijakan strategis pengembangan BBPKH Cinagara sebagai lembaga diklat yang
terkemuka dan handal merupakan kebijakan umum pengembangan BBPKH Cinagara,
yang dirumuskan di dalam rencana strategis dengan berpedoman kepada Program
pembangunan pertanian dengan target dan sasaran pembangunan peternakan dan
kesehatan hewan secara keseluruhan. Dalam rangka mendukung swasembada daging
sapi /kerbau pada tahun mendatang, maka pengembangan kelembagaan diharapkan
dapat mewujudkan :
1. Perencanaan BBPKH Cinagara sebagai lembaga diklat terkemuka dan handal di
bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner.
2. Penerapan sistem manajemen mutu (SMM-ISO 9001:2008) dan Akreditasi
kelembagaan BBPKH Cinagara (LAN) secara konsisten dalam rangka
pengembangan sumberdaya manusia peternakan dan kesehatan hewan;
3. Lingkungan kerja yang kondusif yang mampu melakukan pelayanan secara prima.
Guna mewujudkan tercapainya hal tersebut diatas, maka kebijakan strategis
Pengembangan Kelembagaan BBPKH Cinagara sebagai lembaga diklat terkemuka dan
handal dirumuskan peta jalan pengembangan sebagai berikut :
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 29
a. Mengoptimalkan peran dan fungsi kelembagaan BBPKH Cinagara; dengan
penerapan sistem manajemen mutu (ISO 9001:2008) dan akreditasi kelembagaan
penyelenggara pelatihan Teknis dan Fungsional (LAN) secara konsisten
b. Membangun sistem pengembangan sumberdaya manusia dibidang kesehatan
hewan dan kesehatan masyarakat veteriner dengan penerapan uji kompetensi dan
sertifikasi; dengan membentuk Lembaga Diklat Profesi (LDP) dan Tempat Uji
Kompetensi (TUK) yang dilengkapi dengan sarana sesuai dengan skema sertifikasi
yang akan dilaksanakan
c. Melakukan Pembinaan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian (BP3K) di seluruh
wilayah binaan BBPKH Cinagara.
d. Ikut serta memotivasi dan mengoptimalkan kegiatan usaha peternak rakyat dengan
melakukan pembinaan dan klasifikasi P4S di wlayah binaan BBPKH Cinagara.
iii. Pengembangan Ketenagaan
Untuk mendukung penyelenggaan kegiatan diklat di BBPKH Cinagara, selain
tenaga fasilitator/widyaiswara yang masih perlu dikembangkan juga tenaga kediklatan
lainnya. Tenaga kediklatan lainnya yang dimaksud adalah tenaga-tenaga yang
membantu penyelenggaraan kegiatan administrasi perkantoran dan keuangan, kegiatan
pengelolaan penyelenggaraan diklat, kegiatan pengelolaan laboratorium, serta kegiatan
pengelolaan unit-unit teknis dan instalasi. Tenaga kediklatan tersebut merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program pengembangan ketenagaan BBPKH
Cinagara. Berdasarkan kuantitas, jumlah Tenaga Kediklatan BBPKH Cinagara
pengembangannya diproyeksikan seperti pada Gambar dibawah ini
Jumlah Struktural
(orang)
Widyaiswara
100 91 92 92
Fungsional Umum
90 81
Arsiparis/kehumasan/
75
80 pranata komputer
Jumlah
70
60
50 50
50
50 44 45
40
30 22 23 23
18 19
20
11 11 11 11 11
10 6 8 8 8
2
0
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
:
Gambar 5. Proyeksi Jumlah Tenaga Kediklatan BBPKH Cinagara 2015-2019
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 30
Untuk mendukung penyelenggaraan diklat di BBPKH Cinagara, ketenagaan
tersebut perlu dikembangkan berdasarkan standar kompetensi yang harus dipenuhinya.
Berdasarkan kondisi saat ini, pengembangan ketenagaan BBPKH Cinagara dirumuskan
melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
d. Mendorong pemanfaatan piranti lunak (software) dan piranti keras (Hardware) yang
dimiliki BBPKH Cinagara secara efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan
kompetensi petugas, tenaga fungsional peternakan dan kesehatan hewan;
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 31
Prioritas pengembangan prasarana dan sarana tersebut dirancang dengan
mengacu pada renstra BBPKH Cinagara 2015-2019 dengan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 32
prasarana bagi berbagai kegiatan produktif dan bernilai tinggi; serta berperan aktif
dalam mendukung program penguatan pelayanan veteriner dari segi kapasitan SDM
melalui kegiatan diklat di BBPKH Cinagara Pengembangan kerjasama pelatihan
tersebut diarahkan untuk meningkatkan peran dan citra eksistensi BBPKH Cinagara
sebagai lembaga yang pelatihan yang terpercaya ;
5. Pengembangan Jejaring Kerjasama dan Kemitraan dalam dan luar negeri dengan
instansi terkait dan pelaku agribisnis/ pihak swasta dalam penerapan ilmu dan
teknolog dibidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan. Dalam kaitan ini,
kegiatan dirancang dengan memperkuat koordinasi dan jejaring kerjasama dan
informasi (information network) antar institusi penyelenggara diklat dan kerjasama
kemitraan dengan stakeholder dan user BBPKH Cinagara. Memperkuat mekanisme
keterkaitan sistem kelembagaan dengan seluruh instansi terkait, perguruan tinggi,
lembaga profesi dan asosiasi-asosiasi di bidang kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner;
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 33
7. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan administrasi, penata-usahaan dan
rumah tangga balai sesuai peraturan yang berlaku diarahkan untuk pemantapan
sistem administrasi dan manajemen dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik dan bersih.
B. PROGRAM AKSI
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara mendukung pencapaian program
aksi BPPSDMP yaitu program gerakan Pemberdayaan Petani terpadu dan Regenerasi
Petani, dengan melaksanakan pelatihan teknis, pellatihan tematik, pelatihan bagi
penyuluh dan pemberdayaan P4S. Untuk mendukung regenerasi petani, Balai Besar
Pelatihan Kesehatan HHewan Cinagara menyelenggarakan Agri Training Camp (ATC)
dan pelatihan kewirausahaan.
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 34
3. Standarisasi pelayanan melalui Sistem Manajemen Analisa Resiko (ISO 9001:2015)
(dokumen);
4. Jumlah kelembagaan pelatihan petani (P4S) yang diklasifikasi (Unit);
5. Jumlah ketenagaan pelatihan pertanian (widyaiswara, Assesor, Fasilitator, dan
tenaga teknis kediklatan, serta instruktur P4S dan pengelola P4S) yang ditingkatkan
kompetensinya (orang);
6. Dukungan pemantapan sistem pelatihan pertanian (Kegiatan).
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 35
Tabel 6. Target Kinerja BBPKH Tahun 2015 - 2017
Kegiatan/ Sasaran Kegiatan/ Target Alokasi (ribu Rupiah)
No Indikator Kinerja Sasaran
2015 2016 2017 2015 2016 2017
Kegiatan
1 Kegiatan Pemantapan Sistem 23.738.001 21.729.221 16.891.264
Pelatihan Pertanian
Meningkatnya Kompetensi 2.160 1.282 2.418
Aparatur
dan Non Aparatur Pertanian
Jumlah aparatur pertanian 750 652 1.548
yang
meningkat kompetensinya
(orang)
Jumlah non aparatur pertanian 1.410 630 870
yang
meningkat kompetensinya
(orang)
Sertifikasi Profesi 0 120 90
Terfasilitasinya ketenagaan 40 95 17
pelatihan
pertanian untuk
meningkatkan
kompetensi
Jumlah Widyaiswara yang 17 17 17
meningkat
profesionalismenya
Jumlah ketenagaan teknis 33 78 0
kediklatan
yang meningkat
kompetensinya
Terfasilitasinya Kelembagaan 15 0 4
Pelatihan Pertanian
Jumlah kelembagaan pelatihan 1 0 0
pertanian yang meningkat
kompetensinya
Jumlah kelembagaan pelatihan 14 0 4
milik
petani (P4S) yang meningkat
profesionalismenya
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 36
F. Target Peserta Pelatihan Berdasarkan Jenis Kelamin
Target peserta pelatihan berdasarkan jenis kelamin BBPKH Cinagara Tahun 2015 -
2019 sebagai berikut :
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 37
BAB VI
PENUTUP
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 38
Lampiran 1. Prasarana dan Sarana pendukung BBPKH Cinagara.
1. Prasarana.
No Prasarana Volume Kapasitas Jumlah
A Bangunan
1 Asrama 4 unit 30 orang 120 orang
2 Kelas (Ruang Belajar) 2 unit 30 orang 60 orang
3 Lab. Mikrobiologi 1 Unit 30 orang 30 orang
4 Lab Parasit 1 unit 30 orang 30 orang
5 Lab. Kesmavet 1 unit 30 orang 30 orang
6 Lab. Patologi 1 unit 30 orang 30 orang
7 Lab. Klinik 1 unit 30 orang 30 orang
8 Lab. Pakan dan nutrisi 0 0 0
9 Lab. Reproduksi 1 unit 30 orang 30 orang
10 Kandang Ayam (2 unit) 2 unit 500 ekor 1000 ekor
11 Kandang Sapi 4 unit 30 ekor 120 ekor
12 Kandang Kambing 2 unit 20 ekor 40 ekor
13 Kandang Domba 1 unit 20 ekor 20 ekor
2. Sarana.
No Sarana Volume Jumlah Kondisi
Pelalatan
1 Asrama 4 unit Lengkap Baik
2 Kelas 3 unit Lengkap Baik
3 Kelas Lapang 2 unit Kurang Baik
lengkap
4 Sarana Lab. Mikrobiologi 1 Unit Kurang Perlu penambahan
lengkap
5 Sarana Lab Parasit 1 unit Kurang Perlu penambahan
lengkap
6 Sarana Lab. Kesmavet 1 unit Belum Perlu pengadaan
lengkap
7 Sarana Lab. Patologi 1 unit Belum Perlu pengadaan
lengkap
8 Sarana Lab. Klinik 1 unit Belum Perlu pengadaan
lengkap
9 Sarana Lab. Pakan dan 0 0 0
nutrisi
10 Sarana Lab. Reproduksi 1 unit Belum Perlu pengadaan
lengkap
11 Sarana Kandang Ayam 2 unit Kurang Perlu dilengkapi dengan
Kampung lengkap Biosecurity
12 Sarana Kandang Sapi 4 unit Kurang Perlu dilengkapi dengan
lengkap Biosecurity
13 Sarana Kandang Kambing 2 unit Kurang Perlu dilengkapi dengan
lengkap Biosecurity
14 Sarana Kandang Domba 1 unit Kurang Perlu dilengkapi dengan
lengkap Biosecurity
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 39
Lampiran 2. Data Ketenagaan Pelatihan BBPKH Cinagara
1. 0 18 20 6 0 4 0 0 14 2 5 69
B. Berdasarkan Golongan.
1. 5 12 39 13 69
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 40
Lampiran 3. Data Widyaiswara BBPKH Cinagara
No S1 S2 S3 Jumlah
1. 1 16 0 17
1. 2 6 7 2 17
No Spesialisasi Jumlah
Kesehatan Hewan dan Kesehatan
1. 9
Masyarakat Veteriner
2. Pengolahan Hasil Peternakan 1
3. Penyuluh Pertanian 3
4. Produksi Ternak 2
5. Pakan dan Nutrisi Ternak 2
Total 17
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 41
Lampiran 4. Daftar Judul Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) BBPKH Cinagara.
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 42
Lampiran 5. Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Pertanian.
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 43
No. Nama UPT Jenis Pelatihan Wilayah Kerja
(11) Banten, (12) DKI Jakarta,
(13) Jawa Barat, (14) Jawa
Tengah, (15) DI Yogyakarta, (16)
Jawa Timur, (17) Kalimantan
Barat, (18) Kalimantan Selatan,
(19) Kalimantan Tengah, (20)
Kalimantan Timur. (21)
Kalimantan Utara, (22) Papua
Barat, (23) Papua.
10. Balai Besar Pelatihan Peternakan Provinsi : (1) Nusa Tenggara Timur
Peternakan Kupang (NTT), (2) Nusa Tenggara Barat
(NTB), (3) Bali, (4) Sulawesi
Selatan, (5) Sulawesi Tengah, (6)
Sulawesi Utara, (7) Sulawesi
Tenggara, (8) Sulawesi Barat, (9)
Gorontalo, (10) Maluku, (11)
Maluku Utara
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 44
Lampiran 6. Berdasarkan Pelatihan Unggulan.
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 45
Lampiran 7. Daftar Lembaga Diklat Profesi (LDP) bidang Pertanian.
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 46
5. BBPP BINUANG Jl. A. Yani (0517) 36007 1. Penyuluhan Pertanian
KM.85, 0813-49719828 Asisten Kebun Kelapa
Binuang, 2.
Sawit
Kalimantan Asisten Kepala Kebun
Selatan 3.
Kelapa Sawit
Produksi Benih
4.
Tanaman
Fasilitator Tanaman
5
. Organik
Inspektor Tanaman
6
Organik
.
Mandor Kebun Kelapa
7
. Sawit
6. BBPP Jl. Raya Malino (0411) 866570, 1 Penyuluhan Pertanian
BATANGKALUKU KM.03, 866396 .
Sungguminasa, Produksi Benih
2
Kab. Gowa, Tanaman
.
Sulawesi Budidaya Kedelai
Selatan 3 dan Pertanian
. Organik
Tanaman
7. BBPP KUPANG Jl. Timor Raya (0380) 8551166 1 Penyuluhan Pertanian
KM.17, .
Noelbaki, 0812-4672 2558 Inseminasi Buatan
Kupang, NTT 2
. dan Juru Sembelih
Halal
8. BPP JAMBI Jl. Jambi- (0741) 24088
1 Penyuluhan Pertanian
Palembang 0813-7511 7889 .
KM.16, Kec. 2 Produksi Benih
Mestong, Kab. .
Muaro Jambi, 3 Budidaya Kedelai
Jambi .
Fasilitator Organik
4
. Tanaman
Asisten Kebun Kelapa
5
. Sawit
Asisten Kepala Kebun
5
. Kelapa Sawit
9. BPP LAMPUNG Jl. Rd. (0721) 703570 1 Penyuluhan Pertanian
Gunawan 0813-6966 1112 .
Hajimena, 2 Produksi Benih
.
Lampung
3 Budidaya Kedelai
.
Fasilitator Organik
4
Tanaman
.
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 47
Lampiran 8. Daftar Nama Tempat Uji Kompetensi (TUK) bidang Pertanian
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 48
Kalimantan 3. Asisten Kepala Kebun
Selatan Kelapa Sawit
4. Produksi Benih
Tanaman
5. Fasilitator Tanaman
Organik
6. Inspektor Tanaman
Organik
7. Mandor Kebun Kelapa
Sawit
6. BBPP Jl. Raya Malino (0411) 866570, 1. Penyuluhan Pertanian
BATANGKALUKU KM.03, 866396
Sungguminas 2. Produksi Benih
a, Kab. Gowa, Tanaman
Sulawesi 3. Budidaya Kedelai
Selatan dan Pertanian
Organik
Tanaman
7. BBPP KUPANG Jl. Timor (0380) 8551166 1. Penyuluhan Pertanian
Raya KM.17, 0812-4672 2558 2. Inseminasi Buatan
Noelbaki, dan Juru Sembelih
Kupang, NTT
Halal
8. BPP JAMBI Jl. Jambi- (0741) 24088 1. Penyuluhan Pertanian
Palembang
0813-7511 7889 2. Produksi Benih
KM.16,
3. Budidaya Kedelai
Kec.
4. Fasilitator Organik
Mestong,
Tanaman
Kab. Muaro
5. Asisten Kebun Kelapa
Jambi, Jambi
Sawit
5. Asisten Kepala Kebun
Kelapa Sawit
9. BPP LAMPUNG Jl. Rd. (0721) 703570 1. Penyuluhan Pertanian
Gunawan 0813-6966 1112 2. Produksi Benih
Hajimena, 3. Budidaya Kedelai
Lampung 4. Fasilitator Organik
Tanaman
10. STPP MEDAN Jl. Binjai 0812-2781 2057 1. Penyuluh Pertanian
KM.10 Tromol 2. Asisten Kebun Kelapa
Pos 18, Sawit
Medan, 3. Asisten Kepala Kebun
Sumatera Kelapa Sawit
Utara 20002 4. Produksi
Benih
Tanaman
dan
Tanaman Organik
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 49
RENCANA STRATEGIS Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2015-2019 Rev.II Halaman 50