MENU KEGIATAN:
1. REHABILITASI RUANG KELAS
2. RUANG PRAKTIK SISWA (RPS)
3. RUANG KELAS BARU
4. RUANG PERPUSTAKAAN
5. LABORATORIUM KOMPUTER
6. TOILET
MENU KEGIATAN:
1. REHABILITASI RUANG KELAS
2. RUANG PRAKTIK SISWA (RPS)
3. RUANG KELAS BARU
4. RUANG PERPUSTAKAAN
5. LABORATORIUM KOMPUTER
6. TOILET
A. Latar Belakang
D. Prinsip Pelaksanaan
Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan DAK Fisik Tahun Anggaran 2022 meliputi:
1. efektif yaitu terlaksananya kegiatan sesuai dengan kebutuhan spesifikasi, standar dan
kriteria bangunan yang telah ditetapkan;
2. efisien yaitu pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan dana dan sumber daya yang
tersedia;
3. transparan yaitu pelaksanaan harus dilakukan secara terbuka dan mengakomodasi
aspirasi pemangku kepentingan sesuai dengan kebutuhan sekolah;
4. akuntabel yaitu pelaksanaan dapat dipertanggungjawabkan secara keseluruhan
berdasarkan pertimbangan yang logis;
5. kepatuhan yaitu pelaksanaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
6. kearifan yaitu pelaksanaan menerapkan ciri khas daerah pada arsitektur bangunan
dan diperkenankan melaksanakan rehabilitasi dan pembangunan sesuai dengan
kearifan lokal;
7. kesamaan kesempatan yaitu pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan pembangunan
yang memperhatikan hakhak semua siswa atau warga sekolah termasuk kemudahan
akses bagi penyandang disabilitas; dan
8. keamanan dan kenyamanan yaitu pelaksanaan harus menjamin keselamatan dan
kenyamanan warga sekolah dalam pembangunannya
F. Indikator Keberhasilan
DAK Fisik Reguler Sub Bidang Sekolah Menengah Kejuruan ditujukan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran SMK melalui pembangunan dan pengembangan
sarana dan prasarana pendidikan, untuk mampu menghasilkan lulusan SMK yang
berkualitas dan berkeahlian dalam mendukung pembangunan prioritas nasional.
A. Persiapan
Dalam rangka persiapan pembangunan yang dilakukan secara swakelola oleh
satuan pendidikan, Dinas Pendidikan menunjuk tim yang terdiri dari tim teknis, tim
persiapan dan tim pengawasan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Tim Teknis
a. Mereviu rencana pelaksanaan kegiatan DAK Fisik Bidang Pendidikan SMK sesuai
dengan bidang garapan masing-masing;
b. Memberikan masukan terhadap rencana dan hasil kegiatan yang tidak sesuai
dengan standar mutu yang telah ditetapkan;
c. Menjamin bahwa kegiatan DAK Fisik Bidang Pendidikan SMK telah sesuai dengan
dokumen yang telah disahkan;
d. Membantu/memfasilitasi Dinas Pendidikan Provinsi dalam pekerjaan teknis antara
lain menghitung/menganalisa tingkat kerusakan, menghitung biaya rehabilitasi
prasarana belajar beserta perabot/sanitasinya, dan pekerjaan teknis lainnya;
e. Membantu Dinas Pendidikan Provinsi mempersiapkan dokumen untuk mendukung
pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan DAK Fisik Bidang Pendidikan SMK;
f. Membantu Dinas Pendidikan Provinsi dalam pelaksanaan verifikasi dan monitoring
kegiatan DAK Fisik Bidang Pendidikan SMK;
g. Mereviu laporan pertanggungjawaban teknis, administrasi dan keuangan yang dibuat
oleh Tim Persiapan/Pengawasan dan oleh Sekolah;
h. Memberikan konstribusi dalam penulisan laporan pelaksanaan kegiatan;
i. Membantu mengevaluasi kualitas, dampak, efektivitas dan efisiensi program secara
professional;
j. Membantu/memfasilitasi Panitia Pembangunan di Sekolah (P2S) dalam rangka
menunjang kelancaran kegiatan dan kualitas hasil pekerjaan teknis rehabilitasi/
pembangunan prasarana belajar di tingkat satuan pendidikan.
2. Tim Persiapan dan Pengawasan
a. Persyaratan
1) Minimal berijazah S1/D IV Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta Program Studi
Arsitektur atau Teknik Sipil;
2) Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) dalam bidang Perencanaan dan Pengawasan
minimal SKA Muda;
3) Lebih diutamakan berpengalaman kerja minimal 1 (satu) tahun dalam pekerjaan
rehabilitasi/pembangunan prasarana belajar Satuan Pendidikan.
4) Tidak terikat dalam tugas-tugas yang mengakibatkan Tim Persiapan/
Pengawasan tidak mampu memberikan layanan terbaik terhadap pelaksanaan
kegiatan DAK Fisik Bidang Pendidikan SMK.
Gambar 1.
Contoh plakat rehabilitasi
RUANG................................INI
DIREHABILITASI MENGGUNAKAN 20 cm
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
TAHUN ANGGARAN 2022
30 cm
Gambar 2.
Contoh plakat pembangunan
RUANG................................INI
DIBANGUN MENGGUNAKAN
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
20 cm
TAHUN ANGGARAN 2022
30 cm
Menu kegiatan DAK Fisik Subbidang SMK yaitu Revitalisasi SMK melalui
pembangunan dan pengembangan sarana prasarana bagi SMK dengan rincian menu
kegiatan sebagai berikut:
c. dalam hal RPS dibangun dalam 2 (dua) unit terpisah atau lebih dengan ketentuan
minimal memenuhi luasan sebagaimana luasan area kerja pada masing-masing
Kompetensi Keahlian. Luas minimal RPS dapat dipenuhi dengan ukuran volume
luasan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi tapak dan peletakan massa
bangunan.
d. pembangunan ruangan dilengkapi perabot yang memenuhi aspek ergonomis.
e. ketentuan teknis pembangunan RPS untuk setiap kompetensi keahlian sesuai
dengan ketentuan jenis, rasio dan deskripsi ruang praktek siswa dan peralatan
praktik utama berdasarkan kompetensi keahlian.
3. Pembangunan ruang laboratorium komputer beserta perabotnya;
a. Ketentuan penghitungan ukuran dan luas ruang laboratorium minimal sebagai
berikut:
No. Jenis Luas Satuan
1 Ruang Laboratorium 96 m2
2 Selasar 24 m2
Total luas bangunan 120 m2
Luas yang diperhitungkan = 96 + (24 x 0,5) = 108 m 2
b. Luas minimal ruang laboratorium dapat dipenuhi dengan ukuran volume luasan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi tapak dan peletakan massa bangunan.
c. Pembangunan ruangan dilengkapi perabot yang memenuhi aspek ergonomis.
b. Luas minimal RKB dapat dipenuhi dengan ukuran volume luasan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi tapak dan peletakan massa bangunan;
c. Pembangunan ruangan dilengkapi perabot yang memenuhi aspek ergonomis.
5. Pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya;
a. Ketentuan penghitungan ukuran dan luas ruang perpustakaan minimal sebagai
berikut:
No. Jenis Luas Satuan
1 Ruang Perpustakaan 108 m2
2 Selasar 24 m2
Total luas bangunan 132 m2
Luas yang diperhitungkan = 108 + (24 x 0,5) = 120 m2
b. Luas minimal Ruang Perpustakaan dapat dipenuhi dengan ukuran volume luasan
yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi tapak dan peletakan massa bangunan;
c. Pembangunan ruangan dilengkapi perabot yang memenuhi aspek ergonomis.
6. Pembangunan toilet (jamban) beserta sanitasinya sesuai ketentuan sebagai berikut:
a. Prasyarat Utilitas Ruang
1) Jamban pria dan jamban wanita dibangun terpisah;
2) Jarak antara septic tank minimal 10 m horizontal dari titik sumber air tanah;
3) Jamban ramah Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) yang dilengkapi
dengan tempat sampah tertutup, lemari P3K yang tersedia pembalut, kantong
plastik, serta tersedia cukup air;
4) Jika di sekolah terdapat siswa berkebutuhan khusus, toilet harus dilengkapi
fasilitas untuk memudahkan siswa berkebutuhan khusus tersebut;
5) Kelengkapan utilitas jamban terdiri dari:
a) pompa penarik dan pendorong ke tangki air bersih;
b) tangki air kapasitas 2 x 1.000 liter;
c) instalasi listrik dan lampu penerangan;
d) 2 kloset jongkok untuk toilet pria, 1 janitor, 3 urinoir, 2 unit tempat cuci tangan
dilengkapi cermin;
e) 4 kloset jongkok untuk toilet wanita, 1 janitor, dan 2 unit cuci tangan dilengkapi
dengan cermin; dan
f) 2 unit tempat cuci tangan (wastafel) dilengkapi tempat sabun, tempat sampah,
dan cermin; dan
g) beberapa utilitas yang dapat digunakan bersama antara toilet pria dan wanita
adalah sumber air bersih, menara air, dan septic tank.
b. Tinjauan Keselamatan, Kesehatan, dan Kenyamanan Ruang
1) bukaan pintu depan toilet ke arah luar (selasar), dimaksudkan untuk
mempermudah proses evakuasi;
A. Pembukuan Keuangan
2. PPh Pasal 22
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah di
ubah dengan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1991 dan diubah dengan Undang-
Undang Nomor 10 tahun 1994 serta perubahan terakhir Undang-Undang Nomor 36
tahun 2008 pasal 22 adalah pajak terhutang atas pembelanjaan pembayaran barang
kena pajak dengan nilai transaksi lebih besar dari Rp. 2.000.000,- dan bukan
merupakan jumlah yang dipecah-pecah. Tarif PPh Pasal 22 adalah 1,5% dari nilai
pembelian setelah dikurangi PPN.
3. PPh PASAL 21
Bendaharawan sebagai badan hukum pemilik NPWP berkewajiban memotong PPh
pasal 21 kepada tenaga kerja yang digunakan jasanya sepanjang tenaga kerja
memenuhi syarat untuk dikenakan pph pasal 21 yaitu jumlah penghasilan yang melebihi
Rp 300.000,00 / hari (Peraturan Menteri Keuangan RI No. 152/PMK.010/2015)
Dengan format yang disediakan, Panitia dapat menyusun perkiraan biaya dalam format
RAB untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan.
F. Pemahaman Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Penjadwalan merupakan penerjemahan tahapan-tahapan pekerjaan konstruksi yang
digambarkan dalam skala waktu. Dalam penyusunan jadwal perlu ditentukan kapan
masing-masing kegiatan dimulai dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan
pemakaian sumber daya dapat diatur waktunya sesuai keperluannya. Selain itu
penjadwalan ini dapat digunakan untuk pengendalian atau pengawasan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
Dari beberapa cara yang biasa digunakan untuk mengontrol dan memonitor kemajuan
pekerjaan di lapangan, salah satu cara yang sederhana dan cukup dikenal adalah
diagram balok (Bar Chart) seperti dicontohkan berikut:
BULAN Ke...
No. Uraian Pekerjaan I II III s.d. ...
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pekerjaan Persiapan
a. Administrasi
b. Teknis
2 Pekerjaan Galian dan
Urugan
Dalam Tabel 3. Di atas bisa dilihat bahwa ada beberapa pekerjaan yang dilaksanakan
dalam waktu bersamaan. Misalnya, pekerjaan pondasi dapat dilakukan setelah
pekerjaan galian tanah mencapai hasil tertentu dan tidak harus menunggu sampai
pekerjaan galian tanah selesai seluruhnya. Pekerjaan dinding misalnya, dapat
dilakukan pada saat pekerjaan pondasi mencapai hasil tertentu, tidak harus menunggu
perkerjaan pondasi selesai seluruhnya. Contoh lain; pembuatan/fabrikasi kusen
pintu/jendela dapat dilakukan lebih awal sehingga pada saat harus dipasang sudah
siap. Demikian pula pekerjaan-pekerjaan yang lain dapat dilakukan dengan cara yang
sama sehingga tidak saling ketergantungan satu sama lainnya sehingga waktu
penyelesaian pekerjaan lebih efisien.
G. Pemahaman Implementasi Rencana Kerja dan Rencana Teknis
Implementasi rencana kerja dan rencana teknis rehabilitasi dan/atau pembangunan
prasarana pendidikan dilakukan dengan pemahaman sebagai berikut.
1. Pekerjaan pembangunan prasarana belajar dilakukan oleh P2S yang dilaksanakan
secara swakelola.
2. Acuan yang menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan adalah dokumen perencanaan
yang disiapkan oleh P2S dan Tim persiapan.
3. Tim persiapan membantu menyiapkan dokumen perencanaan bagi sekolah
penerima bantuan, berdasarkan pemetaan kebutuhan sekolah, kondisi lingkungan
sekolah dan ketersediaan alokasi biaya satuan per kegiatan yang telah ditetapkan.
4. Lokasi dan arena pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada di dalamnya
diserahkan sebagai tanggung jawab P2S.
5. Gambar yang disertakan dalam petunjuk operasional ini merupakan bentuk
contoh/model dari standar bangunan yang dikembangkan oleh pusat. Prinsip yang
harus dipahami oleh P2S dalam merencanakan bangunan sekolah mencakup
pemahaman atas fungsi, estetika, keselamatan, kesehatan dan kemudahan dalam
pemakaian dan perawatan serta harus mengutamakan kualitas.
6. Ukuran dalam gambar harus sesuai dengan standar bangunan yang ditetapkan
petunjuk operasional.
7. Tim Persiapan dan P2S dapat mengadopsi prototipe yang disertakan dalam petunjuk
tersebut apa adanya ataupun mengembangkan prototipe yang ada sesuai dengan
A. Kondisi Tanah
1. Kondisi Tanah untuk pembangunan adalah tanah siap bangun.
2. Apabila Tanah untuk Pembangunan adalah tanah sawah, maka perlu dilakukan
pematangan terlebih dahulu dengan pemadatan.
3. Dilarang melaksanakan pembangunan di atas tanah urugan harus di tanah asli
4. Apabila kondisi tanahnya berbentuk terasering maka sudut kemiringan tanah asli yang
diperkenankan maksimum 450 kecuali tanah cadas.
5. Apabila kondisi tanah campuran tanah urugan dan tanah asli tidak bisa dicegah maka
perlu dilaksanakan pengamanan tanah dengan dinding penahan tanah “keermuur”
dengan ukuran sesuai ketentuan yang berlaku.
A. Pengenalan Bahan
1. Pondasi
a. Untuk bangunan yang memiliki peluang bertingkat dan/atau memiliki
kelabilan tanah yang diragukan disarankan untuk menggunakan pondasi
plat pada setiap sudut bangunan dan penghubung antar dinding, ketentuan
fondasi plat sebagai berikut:
- Luas bidang pelat beton sebagai telapak kaki pondasi berupa bujur
sangkar atau persegi panjang berukuran minimal 75 cm x 75 cm.
- Kedalaman pondasi + 1/3 x tinggi bangunan.
b. Untuk bangunan yang tidak memiliki beban besar dan keadaan tanah cikup
keras dapat menggunakan pondasi batu kali, dengan ukuran minimal:
- Lebar atas pondasi 30 cm
- Lebar bawah pondasi 60 cm
- Tinggi/kedalaman 60 cm
2. Balok Pengikat/Sloof
Spesifikasi:
Ukuran balok pengikat/sloof : 15 x 20 cm
Tulangan utama Ǿ 10 mm
Tulangan begel Ǿ 5 mm
Jarak tulangan beton 15 cm
Tebal selimut beton 15 mm
1. Pengecoran Kolom
- Pastikan cetakan/bekisting rapat dan kuat/kokoh.
- Pengecoran kolom dilakukan secara bertahap setiap 1m.
- Pada saat pengecoran beton kolom dirojok dengan besi tulangan atau
Bambu agara tidak ada yang keropos.
- Pelepasan cetakan/bekisting minimal 3 hari setelah pengecoran.
Oleh karena itu, dengan adanya Panduan Teknis ini diharapkan dapat membantu
kelancaran kegiatan di lapangan serta menghasilkan pekerjaan yang maksimal, bagi sekolah
penerima bantuan maupun tim kerja dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Bidang
Pembinaan SMK.
Terima kasih semoga bermanfaat dan memberi pencerahan bagi semua pengguna
panduan teknis ini. Akhirul kalam wassalamu alaikum wr.wb.