Anda di halaman 1dari 75

SUB BIDANG PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MENU KEGIATAN:
1. REHABILITASI RUANG KELAS
2. RUANG PRAKTIK SISWA (RPS)
3. RUANG KELAS BARU
4. RUANG PERPUSTAKAAN
5. LABORATORIUM KOMPUTER
6. TOILET

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
JALAN DR. RADJIMAN NO. 6 BANDUNG
PANDUAN DAK FISIK 2022_SMK 1
SUB BIDANG PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MENU KEGIATAN:
1. REHABILITASI RUANG KELAS
2. RUANG PRAKTIK SISWA (RPS)
3. RUANG KELAS BARU
4. RUANG PERPUSTAKAAN
5. LABORATORIUM KOMPUTER
6. TOILET

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
JALAN DR. RADJIMAN NO. 6 BANDUNG
PANDUAN DAK FISIK 2022_SMK 2
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh…


Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadlirat Illahi Rabi, karena atas
segala rahmat, taufik, hidayah maupun inayah-Nya kita selalu berada dalam keadaan sehat
wal afiat sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang senantiasa diamanahkan
kepada kita semua.
Panduan ini merupakan penjelasan secara teknis dari peraturan-peraturan yang
terkait dengan Bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) Reguler Bidang Pendidikan pada
Sekolah Menengah Kejuruan di Jawa Barat agar dapat digunakan oleh sekolah penerima
bantuan, tim teknis, tim persiapan/perencana, maupun pengawas serta pihak-pihak yang
berkepentingan dalam pelaksanaan di lapangan. Diharapkan dengan dikeluarkan panduan
teknis ini dapat membantu kelancaran kegiatan baik rehabilitasi maupun pembangunan ruang
yang dilakukan secara swakelola oleh Panitia Pembangunan di Sekolah (P2S).
Dengan pekerjaan yang dilakukan secara swakelola, diharapkan hasil pekerjaan
lebih optimal serta administrasi pelaporan baik teknis maupun keuangan dapat diselesaikan
tepat waktu. Panduan teknis ini juga dilengkapi dengan lampiran-lampiran yang diharapkan
dapat membantu kelancaran pekerjaan baik teknis maupun administrasi. Adapun lampiran-
lampiran tersebut adalah:
a. Lampiran 1 tentang Teknis Rehabilitasi Ruang Kelas;
b. Lampiran 2 tentang Teknis Pembangunan Ruang Praktik Siswa (RPS);
c. Lampiran 3 tentang Teknis Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB);
d. Lampiran 4 tentang Teknis Pembangunan Ruang Perpustakaan;
e. Lampiran 5 tentang Teknis Pembangunan Laboratorium Komputer;
f. Lampiran 6 tentang Teknis Pembangunan Toilet/Jamban; dan
g. Lampiran 7 tentang Administrasi Pelaporan.
Akhirnya, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu tersusunnya panduan ini semoga amal baiknya mendapat balasan yang setimpal
dari Allah swt.
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabakatuh….
Bandung, Maret 2022
Kepala Bidang PSMK,

Drs. Edy Purwanto, M.M.


NIP. 19690409 199402 1 001

PANDUAN DAK FISIK i


DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………. 1
A Latar Belakang …………………………………………………………... 1
B Dasar Hukum ……………………………………………………………. 2
C Tujuan dan Sasaran …………………………………………………….. 3
D Prinsip Pelaksanaan ……………………………………………………. 4
E Kriteria Penerima Bantuan ……………………………………………... 4
F Indikator Keberhasilan ………..………………………………………… 4
BAB II PENGELOLAAN KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS 6
A Persiapan ………………………………………………………………… 6
B Tata Cara Pelaksanaan ………………………………………………… 9
C Kelengkapan Prasarana dan Sarana Pemanfaatan Gedung ………. 10
D Pelaporan ………………………………………………………………… 13
E Pemantauan dan Evaluasi ……………………………………………... 13
BAB III MENU KEGIATAN ……………………………………………………………. 15
A Kegiatan Prasarana SMK ………………………………………………. 15
B Kegiatan Sarana SMK ………………………………………………….. 18
BAB IV PEMBUKUAN KEUANGAN DENGAN MEKANISME SWAKELOLA …… 20
A Pembukuan Keuangan …………………………………………………. 20
B Cara Pencatatan Pembukuan …………………………………………. 20
C Penataan Arsip ………………………………………………………….. 21
D Perpajakan ……………………………………………………………….. 21
BAB V PEMAHAMAN TEKNIS PEMBANGUNAN PRASARANA PENDIDIKAN.. 23

A Pemahaman Teknis Bangunan ......................................................... 23

B Pemahaman Bahan Bangunan ………………………………………... 25


C Pemahaman Item Pekerjaan …………………………………………... 30

D Pemahaman Perbaikan Perabot Lama dan Pengadaan Baru .......... 33

E Pemahaman Rencana Anggaran Biaya (RAB) .................................. 33

F Pemahaman Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ................................... 34

G Pemahaman Implementasi Rencana Kerja dan Rencana Teknis….. 35


H Pemahaman Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ……………... 36

PANDUAN DAK FISIK i


BAB VI TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ………………………………. 38
A Kondisi Tanah …………………………………………………………… 38
B Tata Letak Bangunan …………………………………………………… 38
C Lingkup Pekerjaan ………………………………………………………. 38
D Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Bangunan ………………………. 39
BAB VII PENJELASAN TEKNIS ……………………………………………………… 49
A Pengenalan Bahan ……………………………………………………… 49
B Struktur Utama …………………………………………………………... 51
C Hubungan Antar Elemen Struktur ……………………………………... 56
D Pengecoran Beton ………………………………………………………. 59
E Pelaksanaan Pekerjaan ………………………………………………… 62
BAB VIII PENUTUP …………………………………………………………………..… 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 01 Rehabilitasi Ruang Kelas ………………………………………………. 66-123
Lampiran 02 Pembangunan Ruang Praktik Siswa (RPS) ………………………….. 124-288
Lampiran 03 Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) …………………………….. 289-324
Lampiran 04 Pembangunan Ruang Perpustakaan …………………………………. 325-360
Lampiran 05 Pembangunan Ruang Laboratorium Komputer ……………………… 361-400
Lampiran 06 Pembangunan Toilet / Jamban ………………………………………… 401-432
Lampiran 07 Format-format Administrasi Pelaporan ……………………………….. 433-482

PANDUAN DAK FISIK i


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional Pasal 45 ayat (1) dijelaskan bahwa setiap satuan pendidikan formal dan
nonformal wajib menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan
pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan
intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
Selain itu terdapat beberapa pasal dalam undang-undang tersebut yang memberikan
tugas dan tanggung jawab pemerintah dalam memberikan layanan pendidikan kepada
masyarakat, diantaranya:
1) Pasal 11 ayat (1)
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan,
serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga
negara tanpa diskriminasi;
2) Pasal 46 ayat (1)
Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat;
3) Pasal 46 ayat (2)
Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab menyediakan anggaran
pendidikan sebagaimana diatur dalam Pasal 31 ayat (4) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Penjelasan lain dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Pasal 25 dinyatakan bahwa : (1) Standar sarana dan
prasarana merupakan kriteria minimal sarana dan prasarana yang harus tersedia pada
Satuan Pendidikan dalam penyelenggaraan Pendidikan, (2) Sarana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan
perlengkapan dalam mencapai tujuan pembelajaran, (3) Prasarana sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) merupakan fasilitas dasar yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi Satuan
Pendidikan.
Sedangkan dalam pasal 42 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Pemerintah No 13 Tahun 2015 mewajibkan setiap satuan pendidikan memiliki
sarana dan prasarana pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Selanjutnya dalam
penjelasan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan pula bahwa
pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Dalam Lampiran VI Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34
Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan disebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan
amanat tujuan pendidikan dalam bidang pendidikan kejuruan diperlukan sarana dan
prasarana yang memadai untuk mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran
bermutu. Sarana dan prasarana tersebut harus memenuhi kriteria minimum yang
meliputi:
1. sarana terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber

PANDUAN DAK FISIK 1


belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lainnya, dan

PANDUAN DAK FISIK 2


2. prasarana terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, serta instalasi daya dan jasa.
Salah satu upaya peningkatan akses dan penjaminan mutu layanan pendidikan
dilakukan dengan pemenuhan sarana dan prasarana belajar pada setiap satuan
pendidikan secara bertahap untuk memenuhi standar nasional pendidikan yaitu melalui
bantuan DAK Fisik Bidang Pendidikan. DAK Fisik Bidang Pendidikan Tahun Anggaran
2022 diarahkan untuk pemenuhan dan penuntasan sarana dan prasarana satuan
pendidikan yang masih belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Sehubungan
dengan itu Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang telah menetapkan visi
pembangunan jangka menengah di Jawa Barat Tahun 2018 – 2023 yaitu Terwujudnya
Jawa Barat Juara Lahir dan Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi, dengan salah satu
terjemahan misinya yaitu Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan
Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif, memprioritaskan
pemenuhan dan penuntasan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada satuan
pendidikan dalam rangka mencapai Standar Nasional Pendidikan.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 44286);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4496) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4575);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

PANDUAN DAK FISIK 3


Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5157);
9. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 63);
10. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi
Khusus Fisik Tahun Anggaran 2022 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2022 Nomor 11);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang
Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 3 Tahun
2022 tentang Petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan
Tahun Anggaran 2022 (Berita Negara Republik Indonesia Tahuin 2022 Nomor 113);
13. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 3
Tahun 2021 tentang Swakelola;
14 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 48).
15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Provinsi Jawa BaratTahun 2017
Nomor 5).
16. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 68 Tahun 2019 tentang Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan di Daerah Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Nomor 68 Tahun
2019);
17. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas
Peraturan Gubernur Nomor 185 Tahun 2021 Tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2022 Tanggal 18 Maret 2022;
18. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun
Anggaran 2022 Nomor DPA/A.1/1.0.00.0.00.01.0000/001/2022 Tanggal 3 Januari
2002;
C. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Secara umum tujuan kegiatan DAK Fisik Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2022
bertujuan:
a. Meningkatkan ketersediaan/ keterjaminan akses, dan mutu layanan pendidikan dalam
rangka percepatan Wajib Belajar 12 (dua belas) tahun yang berkualitas, dengan
memberikan perhatian lebih besar pada kebutuhan daerah afirmasi dan daerah
dengan kinerja pendidikan rendah;
b. Memberikan bantuan kepada Pemerintah Daerah melalui penuntasan pemenuhan
sarana dan prasarana pendidikan untuk penyelenggaraan layanan pendidikan
berkualitas dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan; dan
c. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dalam mendukung
pembelajaran berkualitas untuk mampu menghasilkan lulusan yang berketerampilan
dan berkeahlian terutama dalam mendukung pembangunan kawasan prioritas, Major
Project, dan sektor prioritas nasional
Secara khusus untuk bidang pendidikan SMK diutamakan menyediakan sarana
dan prasarana kegiatan praktik realisasi produk dalam rangka mendukung pembelajaran
berbasis teaching factory.

PANDUAN DAK FISIK 4


2. Sasaran
Sasaran DAK Fisik Bidang Pendidikan yaitu satuan pendidikan formal dan non formal
yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat salah satunya adalah : Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) baik yang berstatus negeri atau swasta.

D. Prinsip Pelaksanaan
Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan DAK Fisik Tahun Anggaran 2022 meliputi:
1. efektif yaitu terlaksananya kegiatan sesuai dengan kebutuhan spesifikasi, standar dan
kriteria bangunan yang telah ditetapkan;
2. efisien yaitu pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan dana dan sumber daya yang
tersedia;
3. transparan yaitu pelaksanaan harus dilakukan secara terbuka dan mengakomodasi
aspirasi pemangku kepentingan sesuai dengan kebutuhan sekolah;
4. akuntabel yaitu pelaksanaan dapat dipertanggungjawabkan secara keseluruhan
berdasarkan pertimbangan yang logis;
5. kepatuhan yaitu pelaksanaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
6. kearifan yaitu pelaksanaan menerapkan ciri khas daerah pada arsitektur bangunan
dan diperkenankan melaksanakan rehabilitasi dan pembangunan sesuai dengan
kearifan lokal;
7. kesamaan kesempatan yaitu pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan pembangunan
yang memperhatikan hakhak semua siswa atau warga sekolah termasuk kemudahan
akses bagi penyandang disabilitas; dan
8. keamanan dan kenyamanan yaitu pelaksanaan harus menjamin keselamatan dan
kenyamanan warga sekolah dalam pembangunannya

E. Kriteria Penerima Bantuan


1. satuan pendidikan (SMK) masih beroperasi;
2. memiliki peserta didik paling sedikit 60 (enam puluh orang;
3. memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN);
4. mengisi dan melakukan pemutakhiran Dapodik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
5. menerima bantuan operasional sekolah atau bantuan operasional pendidikan;
6. tidak menerima bantuan untuk prasarana dan sarana yang sama yang bersumber dari
anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja
daerah pada tahun anggaran yang sama;
7. diusulkan melalui aplikasi Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran
(KRISNA) DAK Fisik;
8. memiliki bangunan yang berada di atas tanah yang tidak dalam sengketa;
9. memiliki bangunan yang berada di atas tanah dengan hak atas tanahnya:
a) atas nama pemerintah daerah/unit pelaksana teknis daerah untuk satuan
pendidikan negeri;
b) atas nama yayasan atau badan hukum yang bersifat nirlaba untuk satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.
10. belum memiliki sarana dan/atau prasarana yang memenuhi standar sarana dan/atau
prasarana belajar sesuai dengan standar nasional pendidikan; dan
11. sudah dilakukan verifikasi penilaian kondisi bangunan oleh Dinas bekerjasama dengan
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atau nama lain dinas yang
memiliki fungsi keciptakaryaan untuk satuan pendidikan yang diusulkan untuk
program rehabilitasi

F. Indikator Keberhasilan

PANDUAN DAK FISIK 5


Indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan DAK Fisik Tahun Anggaran 2022, yaitu:
1. Setiap ruang kelas yang dilakukan rehabilitasi harus dilakukan rehabilitasi perabotnya;
2. Pembangunan ruang praktik siswa, ruang kelas baru, ruang perpustakaan dan ruang
laboratorium harus dilengkapi dengan perabotnya;
3. Setiap ruang praktik siswa yang dibangun harus ditetapkan fungsinya baik sebagai
ruang pembelajaran maupun ruang penunjang, disertai dengan pemenuhan
persyaratan utilitas dan tinjauan keselamatan, kesehatan dan kenyamanan untuk
masing-masing ruang, serta pemenuhan peralatan praktik utama;
4. Setiap toilet/jamban yang dibangun harus dilengkapi dengan sanitasinya;
5. Pengadaan sarana pembelajaran berupa peralatan praktik utama dan peralatan
teknologi, informasi dan komunikasi memenuhi ketentuan perundangan-undangan
yang berlaku.
6. Laporan kegiatan setiap tahapan baik laporan fisik maupun laporan
pertanggungjawaban keuangan dan pelaksanaan pembangunan dilaksanakan tepat
waktu.

PANDUAN DAK FISIK 6


BAB II
PENGELOLAAN KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS

Kegiatan peningkatan prasarana pendidikan merupakan salah satu prioritas


pembangunan nasional, sehingga Pemerintah Pusat berupaya mendorong Pemerintah
Daerah melakukan tindakan nyata dalam mewujudkan peningkatan akses bagi
masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas dengan mengalokasikan Dana
Alokasi Khusus (DAK).

DAK Fisik Reguler Sub Bidang Sekolah Menengah Kejuruan ditujukan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran SMK melalui pembangunan dan pengembangan
sarana dan prasarana pendidikan, untuk mampu menghasilkan lulusan SMK yang
berkualitas dan berkeahlian dalam mendukung pembangunan prioritas nasional.

A. Persiapan
Dalam rangka persiapan pembangunan yang dilakukan secara swakelola oleh
satuan pendidikan, Dinas Pendidikan menunjuk tim yang terdiri dari tim teknis, tim
persiapan dan tim pengawasan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Tim Teknis
a. Mereviu rencana pelaksanaan kegiatan DAK Fisik Bidang Pendidikan SMK sesuai
dengan bidang garapan masing-masing;
b. Memberikan masukan terhadap rencana dan hasil kegiatan yang tidak sesuai
dengan standar mutu yang telah ditetapkan;
c. Menjamin bahwa kegiatan DAK Fisik Bidang Pendidikan SMK telah sesuai dengan
dokumen yang telah disahkan;
d. Membantu/memfasilitasi Dinas Pendidikan Provinsi dalam pekerjaan teknis antara
lain menghitung/menganalisa tingkat kerusakan, menghitung biaya rehabilitasi
prasarana belajar beserta perabot/sanitasinya, dan pekerjaan teknis lainnya;
e. Membantu Dinas Pendidikan Provinsi mempersiapkan dokumen untuk mendukung
pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan DAK Fisik Bidang Pendidikan SMK;
f. Membantu Dinas Pendidikan Provinsi dalam pelaksanaan verifikasi dan monitoring
kegiatan DAK Fisik Bidang Pendidikan SMK;
g. Mereviu laporan pertanggungjawaban teknis, administrasi dan keuangan yang dibuat
oleh Tim Persiapan/Pengawasan dan oleh Sekolah;
h. Memberikan konstribusi dalam penulisan laporan pelaksanaan kegiatan;
i. Membantu mengevaluasi kualitas, dampak, efektivitas dan efisiensi program secara
professional;
j. Membantu/memfasilitasi Panitia Pembangunan di Sekolah (P2S) dalam rangka
menunjang kelancaran kegiatan dan kualitas hasil pekerjaan teknis rehabilitasi/
pembangunan prasarana belajar di tingkat satuan pendidikan.
2. Tim Persiapan dan Pengawasan
a. Persyaratan
1) Minimal berijazah S1/D IV Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta Program Studi
Arsitektur atau Teknik Sipil;
2) Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) dalam bidang Perencanaan dan Pengawasan
minimal SKA Muda;
3) Lebih diutamakan berpengalaman kerja minimal 1 (satu) tahun dalam pekerjaan
rehabilitasi/pembangunan prasarana belajar Satuan Pendidikan.
4) Tidak terikat dalam tugas-tugas yang mengakibatkan Tim Persiapan/
Pengawasan tidak mampu memberikan layanan terbaik terhadap pelaksanaan
kegiatan DAK Fisik Bidang Pendidikan SMK.

PANDUAN DAK FISIK 7


5) Tidak pernah terlibat KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), dan praktek-praktek
kesalahan lainnya (mencakup kasus penyuapan) seperti yang digariskan oleh
pemerintah;
6) Mampu bekerja secara individual dan secara berkelompok dalam satu tim
sesuai dengan ruang lingkup tugasnya;
7) Bukan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)/Aparatur Sipil Negara (ASN) aktif
baik di tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota;
8) Bersedia melakukan perjalanan ke sekolah penerima DAK Fisik Bidang
Pendidikan SMK untuk melaksanakan pembinaan dan pengawasan kegiatan
rehabilitasi, pembangunan sarana dan prasarana.
b. Tugas Pokok dan Fungsi
1) Tim Persiapan/Perencana:
a) Melaksanakan kunjungan awal dan koordinasi ke tingkat satuan pendidikan
penerima DAK Fisik Bidang Pendidikan SMK dalam rangka persiapan
perencanaan teknis kegiatan.
b) Membuat dokumen perencanaan rehabilitasi/pembangunan prasarana belajar
yang terdiri dari atas:
 Gambar Teknis;
 Rencana Anggaran Biaya (RAB);
 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan; dan
 Jadwal Rencana Pelaksanaan.
c) Apabila terjadi perubahan dokumen perencaan, maka Tim Persiapan harus
membantu pihak sekolah membuat revisi dokumen perencaan tersebut.
d) Membantu sekolah penerima DAK Fisik Bidang Pendidikan SMK dalam
memilih kualifikasi pekerja, menetapkan jumlah dan pembagian pekerjaan
sesuai dengan kualifikasi dan bidang keahlian masing-masing.
e) Membantu dan memberikan bimbingan teknis kepada sekolah penerima DAK
Fisik Bidang Pendidikan SMK dalam pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi/
pembangunan prasarana belajar.
2) Hasil Pekerjaan Tim Perencana/Persiapan:
Hasil pekerjaan berupa dokumen perencanaan yang meliputi:
a) Site plan;
b) Denah masing-masing bangunan ;
c) Gambar tampak depan, belakang dan samping;
d) Gambar potongan memanjang dan melintang;
e) Gambar rangka dan penutup atap;
f) Gambar rangka dan penutup plafon;
g) Gambar penutup lantai;
h) Gambar jaringan kelistrikan ruangan;
i) Gambar jaringan perpipaan air bersih;
j) Gambar struktur penulangan pada pondasi, kolom, balok, dan plat lantai;
k) Gambar detail kusen;
l) Rencana Anggaran Biaya berbasis Bill of Quantity dari masing-masing volume
pekerjaan;
m) Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang disertai Kurva-S.
n) Rencana Anggaran Biaya;
o) Rekapituliasi RAB;
p) Rencana Kerja dan Syarat-syarat;
q) Jadwal Kegiatan.
3) Tim Pengawasan:
a) Membantu Dinas Pendidikan Provinsi dalam pengawasan pelaksanaan
pekerjaan rehabilitasi/pembangunan prasarana belajar, yang bersumber dari

PANDUAN DAK FISIK 8


DAK Fisik Bidang Pendidikan SMK Tahun Anggaran 2022 meliputi verifikasi dan
pengawasan, administrasi, dokumentasi, serta pelaporan;
b) Melakukan pengawasan teknis pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi/
pembangunan prasarana belajar untuk mengetahui realisasi fisik meliputi:
 pengawasan kemajuan pelaksanaan kegiatan;
 pengawasan penggunaan tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil atau
tenaga pendukung) dan material/bahan;
 pengawasan pengadaan Barang/Jasa (jika ada);
 melakukan pengawasan tertib administrasi.
c) Identifikasi masalah (apabila ada) dan langkah perbaikan atau antsisipasinya
khususnya dari aspek teknis dan non teknis (misalnya: tenaga kerja,
ketersediaan bahan , metode konstruksi, kondisi cuaca, dll.) untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi/ pembangunan prasarana
belajar;
d) Memeriksa hasil pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi/pembangunan prasarana
belajar, sebelum diserahkan kepada Kepala Sekolah oleh Panitia
Pembangunan Sekolah (P2S), melalui Berita Acara Hasil Pemeriksaan
Pekerjaan;
e) Memantau dan melaporkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan
rehabilitasi/pembangunan prasarana belajar kepada Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat;
f) Membantu Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) dalam membuat dokumentasi
(berupa foto progress fisik: 0%, 30%, 60%, dan 100%) hasil pekerjaan beserta
titik koordinat (tagging lokasi, sesuai dengan besaran kemajuan pekerjaan
pada bulan pelaporan);
g) Membantu Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) membuat Laporan Progress
Fisik Mingguan, Bulanan, Berita Acara Kemajuan Pekerjaan dan penyusunan
Laporan Akhir pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi/pembangunan prasarana
belajar satuan pendidikan.
4) Hasil Pekerjaan Tim Pengawasan:
Hasil pekerjaan pengawasan adalah dokumen pengawasan, mencakup:
a) Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi/pembangunan
prasarana belajar;
b) Dokumentasi (berupa foto progress fisik: 0%, 30%, 60%, dan 100%);
c) Identifikasi masalah (apabila ada) dan langkah perbaikan atau antsisipasinya
khususnya dari aspek teknis dan non teknis.
3. Tata Cara Pengajuan Tim Persiapan/Tim Pengawasan
a. Pelamar dilakukan secara perorangan (bukan atas nama lembaga/perusahaan);
b. Setiap lamaran harus melampirkan:
 Curriculum Vitae;
 Copy Ijazah terakhir yang dilegalisir oleh lembaga berwenang;
 Copy NPWP;
 Copy KTP;
 Sertifikat Keahlian (SKA)
 Bukti fisik pengalaman kerja yang tercantum dalam Curriculum Vitae (mis: surat
keterangan, surat tugas, SK Pengangkatan, dll.)
c. Surat lamaran ditujukan kepada:
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
melalui Kepala Bidang PSMK
Jl. Dr. Radjiman No. 6
Bandung

PANDUAN DAK FISIK 9


B. Tata Cara Pelaksanaan
1. Dalam melaksanakan kegiatan DAK Fisik Bidang Pendidikan sesuai dengan penetapan
target keluaran, rincian, dan lokasi kegiatan DAK Fisik Bidang Pendidikan berdasarkan
rencana kegiatan bidang/subbidang kegiatan yang telah disetujui Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi;
2. DAK Fisik Bidang Pendidikan sebagaimana dimaksud pada point (1) dilakukan oleh
Dinas melalui mekanisme pengadaan barang/jasa dengan cara:
a. swakelola; dan/atau
b. penyedia, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.
3. Pelaksanaan kegiatan di tingkat sekolah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan pembangunan dilakukan secara swakelola oleh Panitia Pembangunan
yang diangkat oleh Kepala Sekolah;
b. Panitia terdiri dari unsur sekolah dan masyarakat sekitar sekolah, yang dipilih dan
dibentuk secara musyawarah dalam forum rapat sekolah;
c. Susunan panitia meliputi :
1) Penanggung Jawab yaitu Kepala Sekolah di sekolah bersangkutan;
2) Ketua yaitu salah seorang guru tetap (bukan kepala sekolah) di sekolah
bersangkutan;
3) Sekretaris yaitu wakil wali murid sekolah yang bersangkutan;
4) Bendahara yaitu guru/staf di sekolah bersangkutan; dan
5) Penanggungjawab Teknis yaitu wakil wali murid atau masyarakat setempat yang
memahami masalah bangunan.
d. Proses Pembentukan Panitia Pembangunan/Rehabilitasi:
1) Kepala Sekolah bersama komite sekolah melaksanakan rapat dengan agenda :
a) Penjelasan tentang DAK;
b) Penjelasan tentang Pembentukan Panitia Pembangunan/Rehabilitasi;
c) Penjelasan tentang kriteria dan mekanisme pemilihan ketua, sekretaris,
bendahara, serta penanggung jawab teknis; dan
d) Penjelasan tentang tugas dan tanggung jawab Panitia Pembangunan/
Rehabilitasi.
2) Susunan dan nama-nama panitia dipilih secara musyawarah dan mufakat;
a) Apabila tidak tercapai mufakat dapat dilakukan dengan voting;
b) Hasil rapat pembentukan panitia pembangunan/rehabilitasi dituangkan dalam
Berita Acara Pembentukan;dan
c) Berdasarkan hasil rapat dan Berita Acara pembentukan panitia, Kepala
Sekolah menerbitkan Surat Keputusan tentang Panitia
Pembangunan/Rehabilitasi.
3) Panitia yang bersangkutan memiliki tugas dan tanggungjawab :
a) Mempelajari dan memahami rencana pelaksanaan kegiatan rehabilitasi/
pembangunan yang telah disusun oleh tim persiapan, terdiri dari :
(1) gambar rencana/kerja,
(2) rencana anggaran biaya,
(3) rencana kerja dan syarat-syarat
(4) jadwal pelaksanaan, sesuai standar teknis prasarana pendidikan
b) Melaksanakan kegiatan peningkatan prasarana pendidikan secara swakelola;
c) Memilih dan menetapkan pekerja sesuai dengan keahliannya;
d) Membuat Informasi/papan nama kegiatan;
e) Membuat informasi tentang pelaksanaan di papan pengumuman;
f) Melakukan dokumentasi penerimaan, pengeluaran dana dan kegiatan terkait,

PANDUAN DAK FISIK 1


dan dokumen tersebut harus berada disekolah;

PANDUAN DAK FISIK 1


g) Menyusun laporan teknis dan mempertanggungjawabkan realisasi
penggunaan dana dan pelaksanaan kegiatan peningkatan prasarana
pendidikan berikut realisasi penggunaan dananya kepada Kepala Sekolah;
dan
h) Melakukan Serah Terima Hasil Pekerjaan peningkatan prasarana pendidikan
dengan Kepala Sekolah
4. Tanggungjawab Kepala Sekolah
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program DAK di tingkat sekolah;
b. Membentuk panitia pelaksana program DAK di tingkat sekolah (Panitia
Pembangunan/Rehabilitasi), terdiri dari unsur sekolah, komite sekolah dan
masyarakat;
c. Melaporkan keadaan keuangan dan penggunaannya secara periodik kepada Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat; dan
d. Mencatat dan melaporkan aset yang diperoleh dari DAK kepada Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat
Dalam Pelaksanaan pekerjaan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Melibatkan Unsur Sekolah dan Komite Sekolah mulai perencanaan hingga
penyelesaian pekerjaan serta melibatkan masyarakat sebagai bagian integral
Manajemen Berbasis Sekolah;
b. Dalam mengelola DAK Tahun Anggaran 2022 ini harus sesuai dengan Petunjuk
Teknis DAK Bidang Pendidikan dan peraturan pelaksanaannya, serta peraturan
perundang-undangan yang terkait;
c. Diwajibkan menyusun rencana kegiatan dan membuat daftar kebutuhan yang
diperlukan beserta spesifikasinya, jumlah dan perkiraan harga mengacu kepada
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK dan peraturan pelaksanaannya sebagai acuan
minimal;
d. Melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran dalam Buku Kas serta
pelaporan keuangan dan hasil kerja sesuai dengan pedoman pelaksanaan, baik
kemajuan maupun hambatan dalam pelaksanaan tugasnya dan disampaikan kepada
Dinas Pendidikan Provinsi;
e. Menyimpan dan memelihara seluruh dokumen pelaksanaan penggunaan DAK
Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2022;
f. Berkewajiban memungut dan sekaligus menyetorkan pajak-pajak yang terkait serta
menyimpan bukti-bukti setoran dan faktur pajak sesuai dengan peraturan
perundang- undangan;
g. Berkewajiban melaksanakan serah terima hasil pekerjaan/pengadaan prasarana
kepada Gubernur melalui Dinas Pendidikan Provinsi bagi SMK Negeri dan kepada
Yayasan Penyelenggara bagi SMK Swasta yang dituangkan dalam Berita Acara
Serah Terima yang dilampiri dengan Daftar Hasil Pekerjaan DAK Tahun Anggaran
2022;
h. Bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan seluruh dana bantuan DAK Tahun
Anggaran 2022 yang diterimanya.
i. Kegiatan pembangunan/rehabilitasi ruang dilakukan oleh Panitia Pembangunan
yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah penerima alokasi DAK Fisik secara swakelola
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

C. Kelengkapan Prasarana dan Sarana Pemanfaatan Gedung


Dalam melaksanakan pembangunan/rehabilitasi bangunan harus diperhatikan:
1. Kelengkapan prasarana dan sarana pemanfaatan gedung merupakan bagian dari
pekerjaan rehabilitasi dan pembangunan yang harus dilakukan.

PANDUAN DAK FISIK 1


2. Dalam melaksanakan rehabilitasi/pembangunan mengacu pada peraturan perundang-
undangan dan bangunan gedung sekolah harus aman dan nyaman, serta dapat diakses
dan dimanfaatkan oleh semua orang;
3. Kelengkapan prasarana dan sarana pemanfaatan bangunan gedung terdiri atas:
a. pekerjaan aksesibilitas bangunan;
b. penyediaan fasilitas kebersihan ruangan di sekolah;
c. penyediaan rambu aman bencana; dan
d. penyediaan informasi ruang yang direhabilitasi/dibangun.
4. Ketentuan pelaksanaan rehabilitasi/pembangunan, berupa:
a. Pelaksanaan Pekerjaan Aksesibilitas Bangunan
1) untuk memudahkan pengguna penyandang disabilitas di sekolah, fasilitas yang
perlu disediakan pada setiap sekolah yang direhabilitasi/dibangun sesuai dengan
keperluannya dengan ketentuan sebagai berikut:
a) pemasangan jalur pemandu berupa ubin pengarah (guiding block) dan ubin
peringatan (warning block) pada setiap selasar/koridor ruang yang
direhabilitasi/dibangun;
b) tangga landai (ramp) apabila ada perbedaan tinggi lantai pada bangunan
sekolah di lantai dasar/bawah, bagi pengguna penyandang disabilitas yang
menggunakan kursi roda; dan
c) pegangan rambat (handrail) bagi pengguna penyandang disabilitas.
2) persyaratan teknis pekerjaan aksesibilitas untuk kemudahan pengguna
penyandang disabilitas sebagaimana dimaksud pada point 1) sesuai dengan
ketentuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengenai
persyaratan kemudahan bangunan gedung.
b. Pelaksanaan Penyediaan Fasilitas Kebersihan Ruangan di Sekolah
1) penyediaan fasilitas kebersihan ruangan di sekolah terdiri atas:
a) tempat cuci tangan dengan air yang mengalir beserta saluran pembuangan air
kotor; dan
b) tempat sampah tertutup yang dikelompokkan berdasarkan jenis sampah
(organik, anorganik dan kaleng/pecah belah).
2) penyediaan fasilitas kebersihan ruangan di sekolah dilakukan sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) masing-masing harus disediakan sesuai dengan jumlah ruang yang
direhabilitasi/dibangun;
b) penyediaan fasilitas kebersihan tidak perlu dilakukan untuk ruangan yang
sudah memiliki fasilitas kebersihan;
c) dalam hal fasilitas kebersihan yang ada pada ruangan existing dianggap tidak
layak maka dapat disediakan dengan fasilitas baru;
d) fasilitas kebersihan diletakkan di luar selasar dan mudah dijangkau oleh siswa;
dan
e) dalam hal ruangan atau bangunan memiliki lantai dua atau lebih maka fasilitas
kebersihan diletakkan pada selasar ruangan dan mudah dijangkau oleh siswa.
c. Pelaksanaan penyediaan Rambu Aman Bencana
1) penyediaan rambu aman bencana merupakan penyediaan tanda/simbol yang
memberikan informasi terkait dengan tanggap bencana.
2) tanda atau simbol sebagaimana dimaksud pada point 1) berupa:
a) tanda atau simbol petunjuk arah keluar ruangan dengan jumlah sesuai dengan
ruangan yang direhabilitasi/ dibangun;
b) tanda atau simbol yang menunjukkan jalur evakuasi dengan jumlah sesuai
dengan kebutuhan luas lokasi sekolah dan dapat memberikan informasi
evakuasi;

PANDUAN DAK FISIK 1


c) tanda atau simbol tempat berkumpul dengan jumlah sesuai lokasi titik
berkumpul yang ada pada sekolah; dan
d) tanda atau simbol lainnya yang dapat memberikan informasi terkait dengan
tanggap bencana.
3) pembiayaan penyediaan rambu aman bencana sebagaimana dimaksud pada point
1) dialokasikan dari salah satu rincian menu kegiatan DAK Fisik.
4) persyaratan teknis penyediaan rambu aman bencana sebagaimana dimaksud
pada point 1) sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat mengenai persyaratan kemudahan bangunan gedung.
d. Pelaksanaan Penyediaan Informasi Ruang yang Direhabilitasi/ Dibangun
1) Penyediaan Informasi Ruang yang direhabilitasi/dibangun merupakan sarana
untuk menyediakan informasi tentang bangunan yang direhabilitasi/dibangun.
2) Sarana informasi tentang bangunan yang direhabilitasi/dibangun berupa plakat
yang terbuat dari batu marmer/granit/logam/cetakan semen/kayu atau sejenisnya.
Plakat dipasang/ditempatkan di samping pintu masuk pada setiap ruang yang
direhabilitasi/dibangun.
3) Plakat berisi informasi sebagaimana contoh gambar dibawah ini:

Gambar 1.
Contoh plakat rehabilitasi

RUANG................................INI
DIREHABILITASI MENGGUNAKAN 20 cm
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
TAHUN ANGGARAN 2022

30 cm

Gambar 2.
Contoh plakat pembangunan

RUANG................................INI
DIBANGUN MENGGUNAKAN
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
20 cm
TAHUN ANGGARAN 2022

30 cm

5. Ketentuan Lain yang Perlu Diperhatikan


a. Perlindungan Warga Sekolah Upaya untuk memastikan perlindungan warga sekolah
dalam kegiatan rehabilitasi/pembangunan di lingkungan sekolah yaitu:
1) pemasangan pagar pembatas pada area kerja;
2) memastikan bahwa pekerja menjaga peralatan mereka dan bahan-bahan hanya
terbatas pada area kerja mereka termasuk barang-barang dari pemasok;
3) memastikan penggunaan material bahan bangunan yang tidak membahayakan
kesehatan dan merusak lingkungan, antara lain: penggunaan bahan yang
mengandung asbes, cat yang mengandung timbal dan lain-lain; dan
4) penggunaan listrik, air dan sanitasi pada saat pengerjaan rehabilitasi/
pembangunan harus memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan.

PANDUAN DAK FISIK 1


b. Perapihan Kembali
Pelaksana kegiatan konstruksi harus memastikan bahwa area kerja dan lingkungan
sekolah kembali dalam keadaan rapi dan tidak meninggalkan sisa-sisa material hasil
pekerjaan.
D. Pelaporan
Satuan pendidikan penerima bantuan DAK Fisik harus melakukan pelaporan secara
berkala pada saat kemajuan pekerjaan 0 % (awal kegiatan), pencapaian pekerjaan 30 %,
pencapaian pekerjaan 60 % dan serta pelaksanaan pekerjaan mencapai 100 %. Laporan
tersebut berupa:
1. Realisasi penyerapan dana;
2. Capaian keluaran (output) kegiatan;
3. Kendala dan permasalahan pelaksanaan kegiatan.
Pelaporan oleh satuan pendidikan ke Dinas Pendidikan sedangkan Dinas Pendidikan
melaporkan kegiatan melalui aplikasi pelaporan secara online kepada kementerian terkait.
E. Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan adalah kegiatan pemantauan perkembangan pelaksanaan rencana
kegiatan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan atau akan
timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin.
Pemantauan DAK Fisik dilakukan terhadap :
a. Aspek Teknis kegiatan
Pemantauan aspek teknis kegiatan dilakukan terhadap:
1) Pelaksanaan kegiatan DAK Fisik sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen;
2) Hasil pelaksanaan kegiatan DAK Fisik sesuai dengan dokumen dan spesifikasi
teknis yang telah ditetapkan; dan
3) Permasalahan yang dihadapi dan tindak lanjut yang dilakukan.
b. Aspek Keuangan kegiatan
Pemantauan aspek Keuangan kegiatan dilakukan terhadap:
1) Realisasi penyerapan anggaran;
2) Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan penyerapan dana dan capaian output;
dan
3) Permasalahan yang dihadapi dan tindak lanjut yang dilakukan.
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran
(output) dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar yang telah ditetapkan.
Evaluasi DAK Fisik dilakukan terhadap :
a. Pencapaian output sesuai dengan tahapan dan target/sasaran output yang telah
ditetapkan pada masing-masing kegiatan; dan
b. Dampak dan manfaat pelaksanaan kegiatan
Pemantauan dan evaluasi DAK Fisik dilakukan secara berkala dalam setiap tahapan
anggaran dan target/sasaran output.
Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk :
a. Memastikan kesesuaian antara realisasi dana dan capaian output kegiatan setiap
bidang kegiatan pada satuan pendidikan; dan
b. Memperbaiki pelaksanaan kegiatan setiap bidang guna mencapai target/sasaran output
yang telah ditetapkan.
Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan DAK Fisik yang dilakukan oleh Bidang Pembinaan
SMK, dikoordinasikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi.

PANDUAN DAK FISIK 1


Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan setiap bidang DAK Fisik
dilakukan dengan memperhatikan :
a. Capaian output kegiatan terhadap target/sasaran output kegiatan yang direncanakan;
b. Realisasi Penyerapan dana;
c. Ketepatan waktu penyelesaian kegiatan;
d. Kesesuaian lokasi pelaksanaan kegiatan dengan dokumen rencana kegiatan; dan
e. Metode pelaksanaan kegiatan DAK Fisik.

PANDUAN DAK FISIK 1


BAB III
MENU KEGIATAN

Menu kegiatan DAK Fisik Subbidang SMK yaitu Revitalisasi SMK melalui
pembangunan dan pengembangan sarana prasarana bagi SMK dengan rincian menu
kegiatan sebagai berikut:

A. Kegiatan Prasarana SMK


1. Rehabilitasi Ruang Kelas
a. Rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan minimal sedang beserta
perabotnya, kerusakan sedang dengan nilai tingkat kerusakan bangunan di atas
30% sampai dengan 45%; dan
b. Perhitungan tingkat kerusakan sebagaimana dimaksud pada point a sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pembangunan bangunan
gedung negara.
2. Pembangunan Ruang Praktik Siswa (RPS) beserta perabotnya
DAK Fisik 2022 submenu Ruang Praktik Siswa SMK diutamakan untuk kompetensi
keahlian sebagai berikut:
Bidang
Program Keahlian Kompetensi Keahlian
Keahlian
Teknologi dan 1. Teknologi
Rekayasa Konstruksi dan 1.1 Bisnis Konstruksi dan Properti
Properti
2. Teknik 2.1 Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Ketenagalistrikan 2.2 Teknik Otomasi Industri
2.3 Teknik Pendingin dan Tata Udara
3. Teknik Mesin 3.1 Teknik Pemesinan
3.2 Teknik Pengelasan
3.3 Teknik Mekanik Industri
4.4 Teknik Fabrikasi Logam dan
Manufaktur
4. Teknik Grafika 4.1 Desain Grafika
5. Teknik Industri 5.1 Teknik Pengendalian Produksi
6. Teknik Otomotif 6.1 Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
7. Teknik Elektronika 7.1 Teknik Audio Video
7.2 Teknik Elektronika Industri
8. Kimia Analisis 8.1 Analisis Pengujian Laboratorium
9. Teknik Kimia 9.1 Kimia Industri
Industri
Teknik 10.1 Rekayasa Perangkat Lunak
10. Teknik Komputer
Informasi dan 10.2 Multimedia
dan Informatika
Komunikasi
Agribisnis dan 11. Agribisnis Ternak 11.1 Agribisnis Ternak Ruminansia
Agroteknologi 11.2 Agribisnis Ternak Unggas
11. Agribisnis
12.1 Agribisnis Pengolahan Hasil
Pengolahan Hasil
Pertanian
Pertanian
12.2 Agroindustri
Kemaritiman 13. Pelayaran dan 13.1 Nautika KapalPenangkap Ikan
Kapal Penangkap
13.2 Nautika Kapal Niaga
Ikan
14. Perikanan 14.1 Agribisnis Perikanan Air Tawar
15. Pengolahan Hasil 15.1 Agribisnis Pengolahan Hasil
Perikanan Perikanan

PANDUAN DAK FISIK 1


Pariwisata 16. Perhotelan dan 16.1 Usaha Perjalanan Wisata
Jasa Pariwisata 16.2 Perhotelan
17. Kuliner 17.1 Tata Boga
18. Tata Busana 18.1 Tata Busana
Seni dan 19. Seni Rupa 19.1 Animasi
Industri Kreatif 20. Seni Karawitan 20.1 Seni Karawitan
21. Seni Broadcasting 21.1 Produksi dan Siaran Program
dan Film Televisi
21.2 Produksi Film dan Program
Televisi
21.3 Produksi Film

Ketentuan penghitungan ukuran dan luas RPS minimal sebagai berikut:


a. apabila dibangun dalam 1 unit dengan ketentuan sebagai berikut:
No. Jenis Luas Satuan
1 Ruang Praktik 270 m2
2 Selasar 60 m2
Total luas bangunan 330 m2
Luas yang diperhitungkan = 270 + (60 x 0,5) = 300 m2

b. khusus pembangunan RPS Kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan


Otomotif, Nautika Kapal Penangkap Ikan, dan Nautika Kapal Niaga dibangun
dengan ketentuan sebagai berikut:
No. Jenis Luas Satuan
1 Ruang Praktik 378 m2
2 Selasar 84 m2
Total luas bangunan 462 m2
Luas yang diperhitungkan = 378 + (84 x 0,5) = 420 m2

c. dalam hal RPS dibangun dalam 2 (dua) unit terpisah atau lebih dengan ketentuan
minimal memenuhi luasan sebagaimana luasan area kerja pada masing-masing
Kompetensi Keahlian. Luas minimal RPS dapat dipenuhi dengan ukuran volume
luasan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi tapak dan peletakan massa
bangunan.
d. pembangunan ruangan dilengkapi perabot yang memenuhi aspek ergonomis.
e. ketentuan teknis pembangunan RPS untuk setiap kompetensi keahlian sesuai
dengan ketentuan jenis, rasio dan deskripsi ruang praktek siswa dan peralatan
praktik utama berdasarkan kompetensi keahlian.
3. Pembangunan ruang laboratorium komputer beserta perabotnya;
a. Ketentuan penghitungan ukuran dan luas ruang laboratorium minimal sebagai
berikut:
No. Jenis Luas Satuan
1 Ruang Laboratorium 96 m2
2 Selasar 24 m2
Total luas bangunan 120 m2
Luas yang diperhitungkan = 96 + (24 x 0,5) = 108 m 2

b. Luas minimal ruang laboratorium dapat dipenuhi dengan ukuran volume luasan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi tapak dan peletakan massa bangunan.
c. Pembangunan ruangan dilengkapi perabot yang memenuhi aspek ergonomis.

PANDUAN DAK FISIK 1


4. Pembangunan ruang kelas baru (RKB) beserta perabotnya
a. Ketentuan penghitungan ukuran dan luas RKB minimal sebagai berikut:
No. Jenis Luas Satuan
1 Ruang Kelas Baru (RKB) 72 m2
2 Selasar 18 m2
Total luas bangunan 90 m2
Luas yang diperhitungkan = 72 + (18 x 0,5) = 81 m2

b. Luas minimal RKB dapat dipenuhi dengan ukuran volume luasan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi tapak dan peletakan massa bangunan;
c. Pembangunan ruangan dilengkapi perabot yang memenuhi aspek ergonomis.
5. Pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya;
a. Ketentuan penghitungan ukuran dan luas ruang perpustakaan minimal sebagai
berikut:
No. Jenis Luas Satuan
1 Ruang Perpustakaan 108 m2
2 Selasar 24 m2
Total luas bangunan 132 m2
Luas yang diperhitungkan = 108 + (24 x 0,5) = 120 m2

b. Luas minimal Ruang Perpustakaan dapat dipenuhi dengan ukuran volume luasan
yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi tapak dan peletakan massa bangunan;
c. Pembangunan ruangan dilengkapi perabot yang memenuhi aspek ergonomis.
6. Pembangunan toilet (jamban) beserta sanitasinya sesuai ketentuan sebagai berikut:
a. Prasyarat Utilitas Ruang
1) Jamban pria dan jamban wanita dibangun terpisah;
2) Jarak antara septic tank minimal 10 m horizontal dari titik sumber air tanah;
3) Jamban ramah Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) yang dilengkapi
dengan tempat sampah tertutup, lemari P3K yang tersedia pembalut, kantong
plastik, serta tersedia cukup air;
4) Jika di sekolah terdapat siswa berkebutuhan khusus, toilet harus dilengkapi
fasilitas untuk memudahkan siswa berkebutuhan khusus tersebut;
5) Kelengkapan utilitas jamban terdiri dari:
a) pompa penarik dan pendorong ke tangki air bersih;
b) tangki air kapasitas 2 x 1.000 liter;
c) instalasi listrik dan lampu penerangan;
d) 2 kloset jongkok untuk toilet pria, 1 janitor, 3 urinoir, 2 unit tempat cuci tangan
dilengkapi cermin;
e) 4 kloset jongkok untuk toilet wanita, 1 janitor, dan 2 unit cuci tangan dilengkapi
dengan cermin; dan
f) 2 unit tempat cuci tangan (wastafel) dilengkapi tempat sabun, tempat sampah,
dan cermin; dan
g) beberapa utilitas yang dapat digunakan bersama antara toilet pria dan wanita
adalah sumber air bersih, menara air, dan septic tank.
b. Tinjauan Keselamatan, Kesehatan, dan Kenyamanan Ruang
1) bukaan pintu depan toilet ke arah luar (selasar), dimaksudkan untuk
mempermudah proses evakuasi;

PANDUAN DAK FISIK 1


2) setiap bilik toilet dilengkapi pintu, yang dapat dikunci dari dalam dan membuka
keluar;
3) tersedia sumber air bersih melalui PDAM maupun air tanah;
4) dilengkapi instalasi air bersih, instalasi air kotor/limbah dan kotoran, septic tank,
dan sumur resapan;
5) bukaan cahaya minimal 10% dan bukaan ventilasi udara minimal 5% dari luas
ruang jamban, untuk sehatnya kondisi ruang dengan penerangan alami, sirkulasi
udara, dan kelembaban normal; dan
6) dilengkapi floor drain, sehingga tidak terjadi genangan air di lantai toilet.
c. Ketentuan penghitungan ukuran dan luas jamban minimal sebagai berikut:
No. Jenis Luas Satuan
1 Ruang Toilet/Jamban 18 m2
2 Selasar 12 m2
Total luas bangunan 30 m2
Luas yang diperhitungkan = 18 + (12 x 0,5) = 24 m2

Ketentuan Pembiayaan Rehabilitasi dan Pembangunan


Alokasi biaya satuan rehabilitasi dan pembangunan prasarana pendidikan untuk
masing- masing kabupaten/kota dihitung sesuai dengan harga satuan bangunan
gedung negara yang direkomendasikan oleh Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dibidang pekerjaan umum.

B. Kegiatan Sarana SMK


1. Pengadaan peralatan praktik utama;
Spesifikasi peralatan praktik utama SMK diharapkan memenuhi kebutuhan kurikulum
dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penyediaan peralatan praktik utama SMK dapat disertai dengan peralatan pendukung
dan/atau alat untuk melakukan pengukuran.
Aspek utama peralatan meliputi aspek umum dan aspek khusus dengan
mempertimbangkan nilai edukatif, keamanan penggunaan, dan bahan/material.
a. Aspek umum yang harus dipenuhi dalam setiap pengadaan peralatan praktik utama
sebagai berikut:
1) sekolah penerima bantuan sarana harus sudah terverifikasi kebutuhan sarana
beserta infrastruktur pendukungnya;
2) sekolah harus memiliki daya listrik yang cukup untuk peralatan praktik yang
diadakan;
3) kondisi alat merupakan alat baru dan berstandar standar nasional
indonesia/internasional;
4) tanpa kerusakan atau cacat;
5) setiap alat terdapat identitas permanen (lambang/merek) dari produsen kecuali
yang secara teknis sulit misalnya bendanya terlalu kecil;
6) alat yang diadakan harus dilengkapi dengan program pelatihan beserta modul
(jobsheet/handout) apabila diperlukan, buku petunjuk pemakaian dan perawatan,
dan perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang melekat pada
peralatan.
b. Aspek khusus yang harus dipenuhi dalam setiap pengadaan peralatan praktik utama
sebagai berikut:
1) Ketentuan jenis, rasio, dan deskripsi peralatan praktik utama untuk setiap
kompetensi keahlian sesuai dengan ketentuan jenis, rasio dan deskripsi ruang
praktek siswa dan peralatan praktik utama berdasarkan kompetensi keahlian
sebagaimana Peraturan Mendikbudristek Nomor 3 Tahun 2022.

PANDUAN DAK FISIK 2


2) Peralatan yang diadakan harus dilengkapi:
a) Jaminan/garansi peralatan
i. Peralatan tertentu, penyedia barang harus dapat memberikan surat
jaminan/garansi peralatan dan ketersediaan suku cadang.
ii. Kurun waktu (masa) jaminan/garansi peralatan sekurang-kurangnya selama
1 tahun dari pabrikan/produsen atas kerusakan alat yang bukan disebabkan
oleh kelalaian pemakaian, dan jaminan ketersediaan suku cadang peralatan
selama 3 tahun ke depan.
iii. Surat jaminan pemakaian peralatan dan ketersediaan suku cadang
diterbitkan oleh pabrikan/produsen.
iv. Surat jaminan/garansi dari pabrikan/produsen berlaku sejak barang
diserahterimakan.
b) Jaminan keaslian barang dan kualitas Untuk peralatan yang perlu dilengkapi
jaminan keaslian barang dan kualitas, penyedia wajib menyertakan surat
jaminan keaslian barang dan kualitas yang diterbitkan oleh produsen/pabrikan.
c) Instalasi, uji coba, dan pelatihan operasional peralatan Penyedia
barang/produsen memberikan jaminan tentang:
i. instalasi/pemasangan, dan uji coba operasional peralatan dengan dan atau
tanpa beban penuh;
ii. pelatihan penggunaan, pemanfaatan dan pemeliharaan kepada minimal 2
(dua) orang guru kejuruan dari setiap sekolah penerima barang/alat bagi
alat yang diperlukan pelatihan penggunaannya;
iii. semua biaya bahan dan operasional sesuai butir 1) dan 2) dibebankan pada
penyedia peralatan; dan
iv. sebelum melaksanakan butir i) dan ii), antara penyedia dengan
pembeli/Dinas Pendidikan Provinsi perlu menyepakati dan membuat rincian
dari kegiatan dimaksud, dan dituangkan dalam surat perjanjian.
Dalam rangka pemberdayaan produk dalam negeri, khusus untuk trainer/media latih
dapat menggunakan barang/alat rekondisi.
2. Ketentuan pembiayaan peralatan praktik
Alokasi biaya pengadaan peralatan praktik utama disesuaikan dengan kebutuhan pada
masing-masing kompetensi keahlian sesuai prioritas.
3. Pengadaan peralatan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK)
Ketentuan mengenai spesifikasi Peralatan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK)
secara rinci tercantum pada Permendikbudristek Nomor 3 Tahun 2022.

PANDUAN DAK FISIK 2


BAB IV
PEMBUKUAN KEUANGAN
DENGAN MEKANISME SWAKELOLA

A. Pembukuan Keuangan

Pembukuan keuangan dalam rangka peningkatan prasarana sekolah dilakukan oleh


Panitia Pembangunan di sekolah dengan mekanisme swakelola meliputi:
1. Buku bank (BB) adalah buku yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi bank
baik penerimaan maupun pengeluaran. Setiap transaksi bank harus dicatat setiap
saat sesuai dengan tanggal kejadiannya. Setiap akhir bulan saldo buku bank harus
dicocokkan dengan rekening koran;
2. Buku kas umum (BKU) adalah buku yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi
secara detail baik transaksi bank maupun transaksi tunai. Buku kas umum harus
ditutup setiap akhir bulan dimana saldo buku kas umum harus sama dengan saldo
uang tunai di kas kecil ditambah dengan saldo bank/rekening koran; dan
3. Buku pembantu kas tunai (BKT) adalah buku yang digunakan untuk mencatat seluruh
transaksi tunai. Setiap transaksi tunai harus dicatat sesuai dengan tanggal
kejadiannya. Saldo kas tunai harus sama dengan fisik uang tunai yang ada di kas
kecil.
4. Buku Pembantu Pajak adalah buku yang digunakan untuk mencatat pajak yang di
pungut dan di setorkan. Setiap pajak yang dipungut harus sesuai dengan buku kas
umum dan buku kas tunai.
B. Cara Pencatatan Pembukuan
Cara pencatatan pembukuan dilakukan dengan memperhatikan prinsip tertib administrasi,
akuntabilitas, transparansi, efisiensi, efektifitas dan terhindar dari penyimpangan.
Pencatatan dapat dilakukan dengan cara manual atau komputerisasi sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Pengelolaan DAK menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah. Kegiatan pengelolaan dana
bantuan dilakukan oleh bendahara yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah mencakup
pencatatan penerimaan dan pengeluaran dana, meliputi :
1. Pembukuan
a. Setiap transaksi harus didukung dengan bukti yang sah;
b. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai yang
cukup, sesuai dengan ketentuan tentang bea materai;
c. Bukti pengeluaran harus disertai uraian yang jelas tentang barang/jasa yang
dibayar, tanggal, dan nomor bukti;
d. Nilai barang dan jasa yang dibayar tidak boleh lebih kecil dari uang yang
dikeluarkan;
e. Seluruh penerimaan dan pengeluaran uang agar dicatat/dibukukan dalam Buku
Kas Umum (BKU);
f. BKU ditulis dengan rapih, lengkap dan bersih (tidak boleh ada penghapusan/ditip-
ex). Kalau ada kesalahan penulisan, kesalahan tersebut di coret namun masih
terbaca, pembetulan ditulis rapih di atas/di bawahnya kemudian di paraf;
g. Semua transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran dibukukan dicatat sesuai
urutan kegiatannya;
h. Setiap akhir bulan, BKU ditutup, dihitung saldonya, dicocokkan dengan saldo
yang ada di Kas dan di Bank;

PANDUAN DAK FISIK 2


i. Pajak-pajak yang timbul sebagai akibat dari transaksi pembayaran barang dan
jasa ditanggung oleh sekolah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Buku Kas Umum (BKU), bukti-bukti pengeluaran dana, pembelian materai, alat dan
tenaga kerja serta laporan pekerjaan hendaknya disimpan sebaik-baiknya di tempat
yang aman.
2. Transaksi Keuangan
a. Setiap transaksi keuangan baik upah pekerja maupun pembelanjaan bahan
bangunan dilakukan secara transfer (non tunai);
b. Bukti transfer merupakan bukti transaksi keuangan.
3. Dokumen Pendukung Pembukuan
a. Kuitansi/tanda bukti pembayaran/nota/bon asli dari pihak yang menerima
pembayaran;
b. Bukti transaksi lainnya;
c. Semua dokumen ditandatangani ketua dan bendahara diketahui kepala sekolah
dan dibubuhi stempel sekolah.
C. Penataan Arsip
Penataan Arsip yang baik adalah mudah didapatkan/diketemukan apabila sewaktu-waktu
diperlukan berdasarkan tanggal dan kelompok transaksi. Penataan arsip dibagi 3 (tiga)
kelompok yaitu:
1. upah, yaitu kumpulan bukti pengeluaran yang berkaitan dengan upah tukang;
2. bahan, yaitu kumpulan bukti pengeluaran yang berkaitan dengan pembelian bahan;
dan
3. alat, yaitu kumpulan bukti pengeluaran yang berkaitan dengan pembelian alat.
Masing-masing kelompok arsip agar dimasukkan/disusun dengan rapih dan sistematis
ke dalam ordner.
D. Perpajakan
1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana
telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2000 dan perubahan
terakhir Undang-Undang Nomor 42 tahun 2009 pasal 4 jo pasal 1 angka 13, 14, 15
dinyatakan bahwa “Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas Penyerahan Barang
Kena Pajak (BKP)/Jasa Kena Pajak (JKP) didalam daerah pabean yang dilakukan
oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP)”;
 Pasal 13 ayat (1) menyebutkan bahwa “Setiap Pengusaha Kena Pajak Wajib
membuat Faktur Pajak pada saat penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena
Pajak”;
 Pasal 14 ayat (1), menyebutkan bahwa “Orang atau Badan yang tidak dikukuhkan
menjadi Pengusaha Kena Pajak dilarang membuat Faktur Pajak”. Sedangkan pada
ayat (2)menyebutkan bahwa “Dalam hal Faktur Pajak telah dibuat, maka orang
atau badan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus menyetorkan jumlah
pajak yang tercantum dalam Faktur Pajak kepada Kas Negara dan dikenakan
sanksi berupa denda administrasi sebesar 2% (dua persen) dari Dasar Pengenaan
Pajak”;
 Pemungut pajak pertambahan nilai adalah Bendaharawan Pemerintah, Badan,
atau Instansi Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk memungut,

PANDUAN DAK FISIK 2


menyetor, dan melaporkan pajak yang terhutang oleh pengusaha kena pajak atas
penyerahan barang kena pajak.

2. PPh Pasal 22
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah di
ubah dengan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1991 dan diubah dengan Undang-
Undang Nomor 10 tahun 1994 serta perubahan terakhir Undang-Undang Nomor 36
tahun 2008 pasal 22 adalah pajak terhutang atas pembelanjaan pembayaran barang
kena pajak dengan nilai transaksi lebih besar dari Rp. 2.000.000,- dan bukan
merupakan jumlah yang dipecah-pecah. Tarif PPh Pasal 22 adalah 1,5% dari nilai
pembelian setelah dikurangi PPN.
3. PPh PASAL 21
Bendaharawan sebagai badan hukum pemilik NPWP berkewajiban memotong PPh
pasal 21 kepada tenaga kerja yang digunakan jasanya sepanjang tenaga kerja
memenuhi syarat untuk dikenakan pph pasal 21 yaitu jumlah penghasilan yang melebihi
Rp 300.000,00 / hari (Peraturan Menteri Keuangan RI No. 152/PMK.010/2015)

PANDUAN DAK FISIK 2


BAB IV
PEMAHAMAN TEKNIS PEMBANGUNAN PRASARANA PENDIDIKAN

Peningkatan Prasarana Pendidikan yaitu pekerjaan untuk melakukan pembangunan


prasarana belajar, yang dibiayai dari dalam DAK Fisik Bidang Pendidikan.
A. Pemahaman Teknis Bangunan
Pemahaman teknis bangunan merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh
Panitia Pembangunan di Sekolah (P2S) sebagai pelaksana kegiatan pembangunan
prasarana belajar yang dilaksanakan sacara swakelola. Hal-hal yang harus dipahami
oleh P2S antara lain adalah gambar teknis, Rencana Anggaran Biaya (RAB), jadwal
pelaksanaan pekerjaan, dan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) serta ketentuan dalam
petunjuk teknis dan petunjuk operasional DAK Fisik Bidang Pendidikan. Dengan
menguasai pemahaman teknis diharapkan P2S mampu melaksanakan seluruh
pekerjaan dengan baik dan benar.
Persyaratan teknis pembangunan prasarana pendidikan mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai teknis rumah dan bangunan
gedung tahan gempa dan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Standar
Sarana dan Prasaran Pendidikan, yaitu: Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang
Standar Nasional Pendidikan SMK/MAK;. Selain itu juga harus mengacu kepada
Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa, dilengkapi dengan
persyaratan teknis bangunan sesuai Permen PU Nomor 29/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
Bangunan sekolah adalah salah satu fasilitas umum yang harus memiliki tingkat
keamanan yang cukup tinggi dan memiliki usia pemakaian yang cukup lama. Untuk
memenuhi persyaratan tersebut, dalam pelaksanaan rehabilitasi dan/atau pembangunan
prasarana pendidikan, pelaksana pekerjaan dan pihak terkait lainnya perlu memahamami
beberaoa hal sebagai berikut:
1. Peran Panitia Pembangunan di Satuan Pendidikan (P2S)
Panitia Pembangunan di Satuan Pendidikan (P2S) dibentuk oleh kepala satuan
pendidikan sebagai pelaksanaan rehabilitasi dan/atau pembangunan prasarana
pendidikan. P2S harus memahami dengan baik isi dokumen perencanaan yang telah
disusun oleh Tim Teknis atau Fasilitator. Dalam melaksanakan tugas pekerjaan
rehabilitasi dan/atau pembangunan prasarana belajar, P2S harus mengacu kepada
dokumen perencanaan serta menggunakan anggaran yang disediakan oleh Dinas
Pendidikan dengan efisien dan akuntabel.
2. Pemenuhan Persyaratan Tim Persiapan/Perencana dan Pengawas
Tim Persiapan/Perencana dan Pengawas ditunjuk oleh Dinas Pendidikan yang
bertanggung jawab untuk menyusun dokumen perencanaan, dan melakukan
monitoring pelaksanaan kegiatan pada setiap satuan pendidikan. Dokumen
perencanaan yang disusun oleh Tim Persiapan/Perencana isinya meliputi gambar
teknis, rencana anggaran biaya (RAB), jadwal pelaksanaan pekerjaan dan rencana
kerja dan syarat (RKS) sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Tim
Persiapan/Perencana harus memastikan bahwa dokumen perencanaan yang disusun
dapat dipahami dengan mudah oleh Panitia Pembangunan di Sekolah (P2S).
Tim Pengawas harus memiliki pemahaman terhadap gambar kerja yang akan
dilaksanakan, rencana anggaran biaya dan rencana kerja dan syarat-syarat serta
memahami teknis penyusunan laporan kemajuan pekerjaan dan keuangan.

PANDUAN DAK FISIK 2


3. Pemenuhan Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis terkait dengan rehabilitasi dan pembangunan prasarana
pendidikan disiapkan dan disusun oleh Tim Teknis yang ditunjuk oleh Dinas
Pendidikan. Tim Teknis bertugas untuk mengidentifikasi dan menganalisis tingkat
kerusakan bangunan termasuk kebutuhan anggarannya, menyusun gambar teknis
serta tugas lain yang dimaksudkan guna memperlancar pelaksanaan program DAK
Fisik Bidang Pendidikan. Tim Teknis harus memastikan bahwa gambar teknis yang
disusun Tim Persiapan/Perencana dapat dipahami dengan mudah oleh Panitia
Pembangunan di Sekolah (P2S).
4. Pemahaman Tentang Gambar Teknis
Pemahaman mengenai “Gambar Teknis atau Gambar Kerja” mencakup komponen
bangunan apa saja yang akan dikonstruksikan dan bahan apa saja yang perlu
dipersiapkan untuk setiap komponen bangunan. Dengan demikian selain bisa
membaca gambar teknis, P2S harus mampu pula melakukan kontrol terhadap
realisasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan termasuk kontrol pemakaian bahan
maupun penggunaan biayanya. Dalam membuat gambar teknis, P2S mengacu pada
contoh gambar prototipe yang ada pada Petunjuk Teknis ini. P2S dapat
menyelesaikan bentuk bangunan sesuai dengan karakteristik daerah dengan tetap
mengutamakan unsur kualitas, keamanan, kenyamanan, dan kemudahan sesuai
dengan standar pembakuan bangunan dan perabot sekolah yang telah ditetapkan.
Tabel 1. Pemahaman Terhadap Gambar Teknis

No. Keterangan Gambar Penjelasan


1 Situasi (Block Plan) Gambar massa bangunan dengan bentuk rencana
atapnya dalam lokasi bidang tanah/lahan sekolah
terhadap lingkungan sekitar.
2 Rencana Tapak Gambar denah bangunan-bangunan yang ada
(Site Plan) dalam lokasi bidang tanah/lahan sekolah terhadap
lingkungan sekitar.
3 Denah Gambar yang menunjukkan bagian-bagian ruangan
pada bangunan yang akan dikerjakan dilengkapi
dengan berbagai keterangan antara lain ukuran
ruang, ketinggian lantai, tata letak pintu dan jendela
dll.
4 Tampak Gambar yang menunjukkan bentuk bangunan dilihat
Depan/Belakang dari arah depan dan belakang.
Tampak Samping Gambar yang menunjukkan bentuk bangunan dilihat
5
(Kiri/Kanan) dari arah sebelah kiri dan kanan denah bangunan.
6 Potongan Gambar yang menunjukkan bentuk dan bagian-
bagian bangunan pada posisi potongan, pada
gambar denah umumnya ditunjukkan dengan tanda:
A

Arah panah menunjukkan arah pandang bidang


potongan.

PANDUAN DAK FISIK 2


7 Petunjuk Arah Gambar/simbol yang menunjukkan posisi bangunan
terhadap arah mata angin. Huruf U = menunjukkan
arah Utara, misalnya:

Gambar 1 : Bagian Bangunan Secara Umum

B. Pemahaman Bahan Bangunan


Pemahaman tentang bahan bangunan meliputi bagaimana mengetahui dan memahami
jenis bahan, sifat, kualitas, kegunaan dan manfaat dari setiap bahan bangunan. Dengan
demikian P2S dapat memilih dan menentukan bahan bangunan yang paling tepat untuk
setiap unsur bangunan guna menghasilkan prasarana pendidikan yang bekualitas tinggi.
Penjelasan untuk setiap jenis bahan secara ringkas disajikan pada tabel berikut:

PANDUAN DAK FISIK 2


Tabel 2. Pemahaman Terhadap Bahan Bangunan
No. Jenis Bahan Penjelasan
1 Pasir Urug dan Kegunaan:
Timbunan  untuk bahan pengisi dan dudukan suatu komponen
struktur bangunan, antara lain: pasangan pondasi
batu kali, bahan penutup lantai, dan buis beton
untuk saluran air
 untuk bahan pengering/pematus (drainase)
 untuk bahan penambah kestabilan konstruksi
Jenis pasir yang digunakan:
 pasir berkualitas sedang atau pasir oplosan
2 Pasir Pasang Kegunaan:
 untuk bahan campuran spesi/adukan pasangan,
baik pasangan pondasi batu kali maupun dinding
bata, dan plesteran dinding
Jenis pasir yang digunakan:
 pasir sungai, yaitu pasir yang diambil dari dasar
sungai. Memiliki ciri-ciri butiran keras dan bersisi
tajam. Jenis pasir ini sangat baik terutama untuk
bahan campuran spesi/adukan untuk pekerjaan
pasangan
 pasir gunung, yang diperoleh dari hasil galian.
Memiliki ciri-ciri butiran kasar dan tidak terlalu keras,
sisi-sisinya tidak terlalu tajam. Jenis pasir ini sangat
baik terutama untuk pekerjaan plesteran
 untuk dipergunakan pasir pasang harus diayak
dahulu
Pasir harus bersih dari lumpur atau butiran tanah liat
maupun kotor an organik lain yang dapat menurunkan
kualitas pekerjaan.
3 Pasir Cor Kegunaan:
 untuk bahan campuran pembuatan struktur beton.
Jenis pasir yang digunakan:
 pasir yang memiliki butiran keras dan bersisi tajam.
Butirannya lebih besar dari butiran pasir pasang
 apabila digenggam dalam keadaan basah tidak
lengket di tangan karena jenis pasir ini memiliki
kadar lumpur sangat kecil
 umumnya berwarna lebih hitam dibandingkan jenis
pasir yang lainnya
4 Batu Belah Kegunaan:
 untuk bahan utama pondasi, baik aanstamping
(pasangan batu kosong) maupun pasangan pondasi
batu dengan pengikat spesi
Jenis batu yang digunakan:
 batu kali yang dibelah dengan ukuran sesuai
kebutuhan (berdiamater + 25 cm)
 jenis batu ini paling baik digunakan untuk pekerjaan
pondasi karena apabila tertanam dalam tanah
kekuatannya relative tidak berubah

PANDUAN DAK FISIK 2


 dipersyaratkan batu yang akan digunakan tidak
berbentuk bundar (bersisi tumpul). Oleh karena itu
harus dibelah
 batu kali yang akan digunakan harus bersih dari
kotoran yang dapat menurunkan kualitas pekerjaan
5 Kerikil/split Kegunaan:
 untuk bahan campuran pembuatan struktur beton
 untuk membantu meningkatkan kekuatan tanah
Jenis kerikil/split yang digunakan:
 kerikil/split berasal dari batu alam dipecah
(manual/masinal)
 untuk bahan campuran pekerjaan beton (sloof,
kolom, dan balok) digunakan kerikil Ø 0,5 cm s/d 2
cm
 untuk pekerjaan beton yang lain (plat, rabat) dapat
digunakan kerikil/split dengan butiran lebih besar,
yaitu Ø 3 cm s/d 5 cm
Dipersyaratkan kandungan lumpur sesedikit mungkin.
6 Batu Bata dan/atau Kegunaan:
sejenis untuk bahan utama pasangan dinding
Jenis bata yang digunakan meliputi:
A. bata merah;
B. batako;
C. hebel/bata ringan; dan/atau
D. bataton.
7 Semen Portland Kegunaan:
(PC)  untuk bahan perekat spesi maupun adonan beton
Jenis semen yang digunakan:
 Semen produksi pabrik dengan tipe sesuai
kebutuhan
 Jika menggunakan semen curah, harus memiliki
tempat dan alat penyimpan standar sehingga
semen tidak mengeras sebelum digunakan
8 Air Kegunaan:
 untuk bahan utama pelarut campuran/adukan spesi
dan beton
Jenis air yang digunakan:
 air bersih, tidak mengandung kotoran organik
ataupun kimia
Jenis air yang tidak diperkenankan:
 air laut, air terkena limbah industri, dan air got kotor
dan sejenisnya.
9 Kayu Kegunaan:
 untuk bahan konstruksi atap (Kap: kuda-kuda, nok,
gording, usuk/kaso dan reng, balok tembok)
 untuk bahan kusen dan daun pintu/jendela
 untuk bahan perabot
 untuk pondasi tiang pancang
 untuk struktur dan dinding bangunan kayu
 untuk lantai bangunan kayu

PANDUAN DAK FISIK 2


 untuk cetakan/acuan atau bekisting beton
Jenis kayu yang digunakan:
 untuk pondasi tiang pancang, minimal jenis kayu
besi atau yang setara (kelas kuat I, kelas awet I)
 untuk struktur bangunan atau struktur kap, minimal
kayu kelas kuat II, seperti kamper, keruing yang
berasal dari Kalimantan atau kayu lokal dengan
kualitas setara. Memiliki tingkat kekeringan yang
cukup sehingga tidak mudah berubah bentuk yang
dapat mengakibatkan menurunnya kualitas
pekerjaan
 seyogyanya digunakan kayu mutu A (lurus, tidak
banyak memiliki cacat kayu seperti: mata kayu,
retak, dan sebagainya)
 untuk pekerjaan bekisting dapat digunakan kayu
papan lunak (kayu kelas III) atau multiplek
10 Baja Ringan Kegunaan:
 untuk bahan konstruksi atap (Kap: kuda-kuda, nok,
gording, usuk dan reng, balok tembok)
Jenis baja ringan yang digunakan:
 terbuat dari baja ringan mutu tinggi sebagai bahan
dasar kekuatan struktur
 dilapisi bahan tahan karat dan diproduksi dengan
mesin khusus dengan tingkat presisi yang tinggi
 bersertifikat SNI dan bergaransi minimal 10 tahun
untuk produk baja ringan terpasang
11 Aluminium Kegunaan:
 untuk bahan kusen dan rangka daun pintu/jendela
Jenis aluminium yang digunakan:
 persyaratan bahan yang digunakan harus
memenuhi uraian dan syarat dari pekerjaan
aluminium serta memenuhi ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan
 kusen aluminium khususnya pintu harus mampu
untuk menahan engsel pintu panel yang cukup
berat
 memiliki ketahanan terhadap air, angin dan udara
untuk setiap tipe yang digunakan
12 Besi beton Kegunaan:
 untuk tulangan pada pekerjaan beton bertulang
(untuk sloof, kolom, balok)
 untuk angkur pada pemasangan kusen
Jenis besi yang digunakan:
 besi standar untuk beton bertulang memiliki Standar
Nasional Indonesia (SNI).
13 Amplas Kegunaan:
 Untuk memenuhi kebutuhan finishing bangunan dan
perabot.

PANDUAN DAK FISIK 3


 Jenis-jenis amplas akan membantu mempermudah
dalam proses finishing untuk membantu
menghasilkan hasil finishing sesuai yang
diinginkan.
Jenis besi yang digunakan:
 Aluminium oxide, bahan keras amplas ini digunakan
khusus untuk material kayu, metal dan cat;
 Ceramic, bahan ini cukup mahal karena dapat
mengamplas dengan kuat dan tahan lama.
 Alumina zirconia, kertas amplas ini sangat keras dan
tahan lama. Apabila Anda akan mengamplas
menggunakan alat maka Anda bisa menggunakan
kertas amplas ini.
 Penggunaan amplas dibedakan tingkat gritnya
(tingkat kekasaran) disesuaikan dengan kualitas
finishing yang dikehendaki.
14 Cat Dinding Jenis cat yang digunakan:
 untuk bagian dalam warna tidak mudah pudar dan
tidak luntur apabila terkena air (dapat dilap dengan
lap basah). Sebelum pengecatan, dinding dilapisi
plamir dengan kualitas baik sehingga cat tidak
mudah mengelupas atau luntur.
 untuk bagian luar yang langsung berhubungan
dengan cuaca (matahari dan hujan), digunakan
jenis cat yang tahan terhadap perubahan cuaca
(weather shield).
15 Cat Kayu/Besi Jenis cat yang digunakan:
 halus, rata dan berwarna cerah (tidak kusam)
 tahan terhadap perubahan cuaca (tidak mudah
mengelupas akibat perubahan cuaca)
 cepat kering dan tidak luntur
Permukaan bidang yang akan dicat dilapisi plamir
berkualitas baik sehingga cat tidak mudah mengelupas
atau kusam.
16 Politur Kayu Jenis politur yang digunakan:
 halus, rata, cepat kering dan tidak mudah luntur atau
warna pudar
 sebelum dipolitur, permukaan kayu harus diratakan
dengan menggunakan dempul kayu dan diamplas
17 Vernis Untuk bahan finishing setelah dipolitur sehingga lebih
mengkilat dan tahan terhadap cuaca ataupun goresan.
18 Penutup Atap Jenis penutup atap yang digunakan:
 genteng, seng gelombang, atau jenis penutup atap
yang lain
 masing-masing jenis penutup atap harus memiliki
ukuran yang sama, tidak retak yang menyebabkan
bocor atau rembesan air, tidak mudah pecah dan
cukup kuat menahan injakan kaki pada saat
dikerjakan/dipasang, dan tidak mudah
berjamur/lumut
19 Penutup Lantai Jenis penutup lantai yang digunakan:

PANDUAN DAK FISIK 3


 granit, keramik, tegel, atau jenis penutup lantai
lainnya yang memiliki kualitas setara
 papan kayu dipakai kualitas No. 1/kw-1/kw-A
(memiliki ukuran yang seragam/sama,
sudutsudutnya siku/presisi, permukaan bidang
datar/tidak baling)
20 Kaca Jenis kaca yang digunakan:
 kaca dengan ketebalan 5 mm, berwarna bening atau
jenis rayban (maks 40%) satu sisi, permukaan
bidang rata/tidak bergelombang)
21 Kualitas Beton Jenis kaca yang digunakan:
 untuk beton struktur (sloof, kolom, balok, dan
ringbalk) digunakan perbandingan campuran 1
bagian semen : 2 bagian pasir : 3 bagian kerikil
dengan mutu beton minimal K.175 untuk 1 lantai
dan minimal K.200 untuk 2 lantai
 untuk beton non struktur atau beton rabat,
digunakan perbandingan campuran 1 bagian
semen: 3 bagian pasir: 5 bagian kerikil.
 untuk mempercepat proses dan meningkatkan
kualitas pekerjaan, dimungkinkan pemakaian bahan
aditif.

C. Pemahaman Item Pekerjaan


Dalam pembangunan konstruksi gedung/ruang termasuk pekerjaan rehabilitasi
dikenal istilah item pekerjaan pembangunan, item pekerjaan pembangunan ini adalah
pengelompokan kegiatan yang diklasifikasikan sesuai komponen-komponen yang ada di
dalam konstruksi bangunan. Pemahaman terhadap item pekerjaan akan mempermudah
Tim Teknis dan P2S dalam menyusun RAB dan rencana kerja. Item-item pekerjaan
tersebut antara lain.
1. Pekerjaan Persiapan Pada tahap persiapan ini kegiatan yang dilaksanakan antara
lain yaitu:
a. mempersiapkan gambar dan jadwal kerja;
b. pembersihan lokasi (site clearing);
c. pembuatan bedeng kerja (direksi keet) untuk gudang bahan dan los kerja untuk
melakukan pembuatan dan perakitan komponen-komponen bangunan;
d. membuat papan informasi untuk penempelan informasi proses pelaksanaan
rehabilitasi/pembangunan yang dipasang di area depan sekolah dan terlindung
dari hujan; dan
e. pengukuran bagian-bagian rencana bangunan (setting out).
2. Pekerjaan Galian dan Urugan Tanah
Pekerjaan galian dan urugan (untuk pemasangan pondasi) dilaksanakan setelah
pengukuran dan pemasangan bouwplank atau patok (tanda) selesai dilakukan.
Kedalaman galian tanah untuk pondasi tergantung struktur kekerasan tanah.
Pekerjaan galian dan urugan tanah ini biasanya dilakukan dengan tenaga manusia
dan dilaksanakan mengikuti tanda/bouwplank yang sudah dipasang. Pelaksanaan
pekerjaan ini harus hati-hati, terutama apabila ada dinding atau lantai yang tetap
dipertahankan, untuk itu perlu disiapkan perancah atau penopang untuk
pengamanan konstruksi. Detail pekerjaan galian dan urugan tanah dapat dilihat
pada bagian Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

PANDUAN DAK FISIK 3


3. Pekerjaan Pondasi
Setelah pekerjaan galian selesai pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan
pondasi. Pekerjaan pondasi memakan biaya yang cukup besar, bila bangunan baru
maka volume pekerjaan pondasi ini berkisar antara 8-12% dari total biaya
pembangunan, namun setelah selesai tidak terlihat karena tertimbun di dalam tanah.
Jenis pondasi bermacam-macam tergantung dari kondisi tanah dimana pondasi
tersebut akan dibuat. Jenis pondasi yang paling umum dipakai adalah pondasi batu
kali atau tiang pancang kayu atau tongkat untuk daerah-daerah tertentu yang kondisi
tanahnya berlumpur atau berair. Detail pekerjaan pondasi dapat dilihat dalam RKS.
4. Pekerjaan Beton
Bagian-bagian bangunan/ruang yang akan dibangun yang merupakan pekerjaan
beton terutama adalah sloof, kolom, balok dan balok ring harus dilaksanakan secara
hati-hati sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku. Campuran yang dipakai
untuk pembuatan beton yaitu Semen, Pasir dan kerikil dengan perbandingan 1:2:3.
Ukuran besi tulangan sesuai dengan gambar pelaksanaan. Detail pekerjaan beton
dapat dilihat pada RKS.
5. Pekerjaan Pemasangan Dinding
Dinding pada umumnya terbuat dari pasangan batu bata/batako/hebel, namun pada
daerah-daerah tertentu dinding bangunan dapat dibuat dari bahan lain yang terdapat
di sekitar lokasi proyek, misalnya papan kayu, ferosemen/dinding simpai, dinding
sandwich fiber semen, atau bahan yang lainnya. Pada dasarnya apapun bahan
material yang digunakan untuk pembuatan dinding, semaksimal mungkin harus
dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna ruangan tersebut.
Apabila dinding bangunan terbuat dari papan kayu, maka hendaknya papan-papan
kayu tersebut tersusun dengan rapi, rapat dan kuat sehingga dapat menciptakan
rasa aman dan nyaman bagi pemakai ruangan tersebut serta dapat mengurangi
kebisingan atau gangguan suara sehingga aktivitas pada masingmasing ruangan
tidak saling mengganggu.
6. Pekerjaan Kusen,
Pintu dan Jendela Pekerjaan kusen dan daun pintu/jendela merupakan bagian
bangunan yang dipasang bersama-sama atau parallel dengan pemasangan dinding,
namun demikian karena sifatnya yang peka terhadap gores dan air, maka dalam
pemasangannya memerlukan alat-alat bantu dan alat-alat pelindung. Pada saat
pekerjaan pondasi dimulai, sebaiknya kusen pintu dan jendela sudah mulai dipesan
atau diproduksi. Dengan demikian pada saat dinding mulai dikerjakan, kusen pintu
dan jendela sudah siap untuk dipasang. Semua pekerjaan kayu yang dicat, harus
dimeni dan diplamir terlebih dahulu. Pengecatan dilakukan dengan pelapisan lebih
dari satu kali sehingga diperoleh hasil yang baik, rapi, halus dan rata.
7. Pekerjaan Atap
Pada pekerjaan atap terdiri dari rangka atap dan penutup atap. Rangka atap harus
sesuai dengan ketentuan konstruksi yang memenuhi kekuatan dalam hal menopang
penutup atap yang akan digunakan. Penutup atap yang biasa dipakai adalah
genteng tanah (liat), dipasang di atas reng, sedangkan atap metal (seng gelombang,
corrugated sheet, atap multiroof dll) dipasang di atas rangka atap (biasanya di atas
gording). Bentuk atap jika masyarakat menghendaki, dapat disesuaikan dengan
budaya daerah masingmasing lokasi sekolah.
8. Pekerjaan Langit-Langit/Plafond
Plafond atau langit-langit adalah bidang penutup konstruksi atap, sehingga ruang
akan terlihat rapih dan terasa lebih segar karena plafond juga berfungsi sebagai
isolator radiasi panas matahari dari penutup atap. Ketinggian plafond minimum
adalah 3,5 m - 18 - jdih.kemdikbud.go.id atau menyesuaikan dengan fungsi ruangan
agar memenuhi kecukupan penghawaan bagi pengguna ruang yang

PANDUAN DAK FISIK 3


bersangkutan dan

PANDUAN DAK FISIK 3


disarankan untuk dicat dengan warna terang. Pemasangan plafond hendaknya
dilakukan setelah pekerjaan atap selesai dipasang.
9. Pekerjaan Lantai
Lantai pada umumnya berupa permukaan tanah yang diratakan dan diberi
perkuatan, kemudian dilapisi dengan penutup lantai, lantai bisa berupa beton rabat
(beton tanpa tulangan), plester semen PC/acian, tegel abu-abu, keramik, granit,
lantai papan kayu, atau bahan lainnya. Beberapa catatan penting dalam urutan
pelaksanaan pekerjaan lantai antara lain: pekerjaan lantai dilaksanakan setelah
pekerjaan atap, plafon, plesteran dan acian dinding selesai.
10. Pekerjaan Penggantung dan Pengunci
Pekerjaan penggantung berupa engsel-engsel pintu dan jendela, sedangkan
pengunci adalah grendel, pengunci untuk pintu, serta hak angin untuk jendela.
Semua bahan yang digunakan minimal harus memenuhi syarat kekuatan dan awet
sehingga dapat menahan beban dan berfungsi dalam waktu cukup lama. Setiap
daun pintu/jendela minimal dipasang 2 (dua) buah engsel dan untuk daun pintu
dipasang 3 (tiga) buah engsel. Pada daun pintu dipasang pengunci lengkap dengan
handelnya (lock case, back plate, handle), sedangkan pada daun jendela dipasang
grendel dan hak angin. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan rapi sehingga
pintu dan jendela dapat berfungsi dengan sempurna.
11. Pekerjaan Instalasi Listrik
Pekerjaan instalasi listrik adalah seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan
pemasangan kabel-kabel, lampu-lampu, switch/saklar dan stop kontak serta sistem
pemutus arus termasuk pentanahannya. Pada prinsipnya pemasangan instalasi
listrik harus benar-benar memenuhi persyaratan teknis, dan semua bahan yang
digunakan hendaknya berkualitas cukup sehingga dapat berfungsi dengan baik
dalam waktu cukup lama.
12. Pekerjaan Plumbing dan Drainasi
Pekerjaan plumbing dan drainasi di sini dimaksudkan adalah seluruh pekerjaan
pemasangan pipa air bersih, air kotor/air limbah dan kotoran dari kamar mandi/WC,
wastafel atau zink/bak cuci yang ada, termasuk dalam hal ini adalah penyaluran air
hujan secara sistematis dan gravitasi sehingga tidak mengganggu kenyamanan
pemakai atau merusak konstruksi bangunan.
Untuk septictank bisa membuat baru atau menggunakan septictank yang sudah ada
dengan mengikuti standar minimal sebagai berikut:
a. ukuran 1 x 1 x 1,25 m (atau disesuaikan jumlah pengguna);
b. kedap air;
c. letak WC/kloset lebih tinggi dari septictank;
d. kemiringan pipa minimal 2% dimana semakin ke depan semakin rendah;
e. jarak septictank:
1) 1,5 m dari bangunan;
2) 10 m dari sumber air bersih; dan
3) 5 m dari resapan air.
f. ukuran sumur resapan minimal dia 1 m;
g. kotoran dari kloset dan urinoir di salurkan terlebih dahulu ke septictank kemudian
ke sumur resapan; dan
h. air kotor berupa air sabun atau air mandi di salurkan langsung ke sumur resapan.
13. Pekerjaan Finishing dan Perapihan
Pekerjaan finishing meliputi pekerjaan antara lain: pengecatan Dinding, pengecatan
Plafon, pengecatan pintu dan Jendela, pengecatan Listplang, sedangkan pekerjaan
perapihan pada dasarnya merupakan penyempurnaan atau perapihan pekerjaan
yang pada hakikatnya telah selesai namun masih diperlukan penyempurnaan.
Sebagai contoh, misalnya terdapat pintu yang tidak dapat dibuka/tutup dengan

PANDUAN DAK FISIK 3


sempurna, cat yang masih kurang rata, plesteran retak-retak, Plafon melendut dan
sebagainya.
D. Pemahaman Perbaikan Perabot Lama dan Pengadaan Baru
Pekerjaan rehabilitasi adalah termasuk perbaikan perabot lama atau pembelian perabot
baru. Bahan-bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan perabot sekolah antara lain
meliputi.
1. Kayu solid
Kayu solid adalah bahan baku pembuatan perabot yang terkuat dibandingkan dengan
bahan kayu olahan lainnya, tapi dikarenakan volume tanam dan waktu yang relatif
lama dan penebangan pohon yang tidak seimbang menyebabkan persediaan kayu
solid terbatas dan harganya lebih mahal dibanding kayu olahan.
2. Plywood
Plywood merupakan bahan dari kayu olahan dan relatif lebih kuat dibandingkan
dengan jenis kayu olahan lainnya. Plywood berbahan dasar dari lapisan-lapisan kayu
yang ditumpuk berlapis-lapis dan dipress baik itu dari kayu jati, sungkai, nyatoh atau
kayu lainnya.
3. Blockboard
Barang ini terbuat dari kumpulan kayu berbentuk kotak kecil yang disatukan dan
dipadatkan oleh mesin diberi lapisan di kedua sisinya, dimana lapisannya bisa kayu
jati ataupun kayu yang lainnya.
4. HDF (High Density Fibreboard)
HDF terbuat dari serbuk kayu halus dan bahan kimia resin yang direkatkan dan
dipadatkan. Kayu yang dipakai biasanya diambil dari kayu sisa perkebunan ataupun
bambu, sehingga membuat HDF lebih ramah lingkungan.
5. Jenis Bahan Lain
Seiring dengan perkembangan teknologi dan keterbatasan persediaan kayu, maka
aplikasi penerapan jenis bahan tidak terbatas pada bahan yang berasal dari unsur
kayu saja, tetapi juga dimungkinkan berasal dari beraneka ragam seperti rotan,
stainless steel, aluminium dan lain sebagainya.
Penggunaan bahan baik yang berasal dari kayu ataupun bahan lain baik secara sendiri
ataupun bersama-sama dalam pembuatan perabot sekolah dapat bersifat sebagai bahan
baku ataupun bahan pembantu. Persyaratan utama dalam hal pengadaan perabot
sekolah harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. kualitas;
b. keamanan penggunaan;
c. kenyamanan dalam penggunaan;
d. kemudahan dalam pemakaian;
e. kemudahan dalam pemeliharaan; dan
f. kemudahan dalam perbaikan.
E. Pemahaman Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Untuk menghitung perkiraan biaya rehabilitasi atau bangunan baru harus disesuaikan
Rencana Anggaran Biaya (RAB), Panitia Pembangunan di Sekolah harus mempunyai
perkiraan volume pekerjaan yang dirinci tiap item pekerjaan. Berdasarkan perkiraan
volume setiap item pekerjaan panitia bisa membuat penyesuaian perhitungan
berdasarkan kondisi maupun bahan-bahan yang dipakai. Tahap pekerjaan yang
ditempuh untuk mendapatkan volume pekerjaan yang sesuai dengan dokumen
perencanaan adalah sebagai berikut.
a. Merinci seluruh jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan, hasil survai
lapangan, gambar dan spesifikasi teknis/RKS.

PANDUAN DAK FISIK 3


b. Mengelompokkan jenis pekerjaan berdasarkan kelompok pekerjaan sejenis, dimulai
dari pekerjaan persiapan, pekerjaan bongkaran, pekerjaan tanah dan galian pondasi,
pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur (lantai, dinding, kusen dan plafon), pekerjaan
atap, pekerjaan M/E, pekerjaan finishing, dan lain-lain;
c. Memulai perhitungan jenis pekerjaan di atas dengan satuan m1, m2, m3, kg, buah, unit
dan lumpsum yang didasarkan jenis pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.
d. Daftar harga bahan/material yang dipakai dalam setiap item pekerjaan yang berlaku di
sekitar wilayah dimana pekerjaan dilaksanakan.
e. Rumus perhitungan harga satuan item pekerjaan, disajikan pada Tabel “Analisa Harga
Satuan Pekerjaan”.
Analisa harga satuan pekerjaan adalah perhitungan harga satuan setiap jenis pekerjaan
dalam satuan tertentu (m1, m2, m3, kg, buah Analisis harga satuan ini terdiri dari analisis
harga bahan bangunan, harga upah dan harga alat bantu yang disesuaikan dengan
banyaknya kebutuhan dalam satu satuan pekerjaan tersebut. Banyaknya keperluan
bahan, upah dan alat dihitung berdasarkan pada formula SNI yaitu indeks atau faktor
pengali pada masing-masing jenis satuan pekerjaan. Panitia bisa menambahkan item
analisa disesuaikan dengan kondisi dan bahan-bahan yang dipakai pada masing-masing
lokasi pembangunan. Perhitungan anggaran biaya adalah hasil perkalian antara volume
pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan dari masing-masing jenis pekerjaan. Untuk
lebih jelas, pengertian di atas dapat dijabarkan dalam rumus berikut:

RAB = Volume Pekerjaan x Harga Satuan

Dengan format yang disediakan, Panitia dapat menyusun perkiraan biaya dalam format
RAB untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan.
F. Pemahaman Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Penjadwalan merupakan penerjemahan tahapan-tahapan pekerjaan konstruksi yang
digambarkan dalam skala waktu. Dalam penyusunan jadwal perlu ditentukan kapan
masing-masing kegiatan dimulai dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan
pemakaian sumber daya dapat diatur waktunya sesuai keperluannya. Selain itu
penjadwalan ini dapat digunakan untuk pengendalian atau pengawasan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
Dari beberapa cara yang biasa digunakan untuk mengontrol dan memonitor kemajuan
pekerjaan di lapangan, salah satu cara yang sederhana dan cukup dikenal adalah
diagram balok (Bar Chart) seperti dicontohkan berikut:

Tabel 3. Contoh Jadwal Pelaksanaan Pembangunan Ruang ……

Nama Sekolah : ........................


Alamat : ........................
Kabupaten/Kota : .........................

BULAN Ke...
No. Uraian Pekerjaan I II III s.d. ...
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pekerjaan Persiapan
a. Administrasi
b. Teknis
2 Pekerjaan Galian dan
Urugan

PANDUAN DAK FISIK 3


3 Pekerjaan Pondasi

PANDUAN DAK FISIK 3


BULAN Ke...
No. Uraian Pekerjaan I II III s.d. ...
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
4 Pekerjaan Dinding
5 Pekerjaan Kusen, Pintu
dan Jendela
6 Pekerjaan Atap
7 Pekerjaan Plafond
8 Pekerjaan Lantai
9 Pekerjaan Penggantung
dan Pengunci
10 Pekerjaan Instalasi
Listrik
11 Pekerjaan Instalasi
Plumbing dan Drainasi
12 Pekerjaan Finishing dan
Perapihan
a. Administrasi
b. Teknis

Dalam Tabel 3. Di atas bisa dilihat bahwa ada beberapa pekerjaan yang dilaksanakan
dalam waktu bersamaan. Misalnya, pekerjaan pondasi dapat dilakukan setelah
pekerjaan galian tanah mencapai hasil tertentu dan tidak harus menunggu sampai
pekerjaan galian tanah selesai seluruhnya. Pekerjaan dinding misalnya, dapat
dilakukan pada saat pekerjaan pondasi mencapai hasil tertentu, tidak harus menunggu
perkerjaan pondasi selesai seluruhnya. Contoh lain; pembuatan/fabrikasi kusen
pintu/jendela dapat dilakukan lebih awal sehingga pada saat harus dipasang sudah
siap. Demikian pula pekerjaan-pekerjaan yang lain dapat dilakukan dengan cara yang
sama sehingga tidak saling ketergantungan satu sama lainnya sehingga waktu
penyelesaian pekerjaan lebih efisien.
G. Pemahaman Implementasi Rencana Kerja dan Rencana Teknis
Implementasi rencana kerja dan rencana teknis rehabilitasi dan/atau pembangunan
prasarana pendidikan dilakukan dengan pemahaman sebagai berikut.
1. Pekerjaan pembangunan prasarana belajar dilakukan oleh P2S yang dilaksanakan
secara swakelola.
2. Acuan yang menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan adalah dokumen perencanaan
yang disiapkan oleh P2S dan Tim persiapan.
3. Tim persiapan membantu menyiapkan dokumen perencanaan bagi sekolah
penerima bantuan, berdasarkan pemetaan kebutuhan sekolah, kondisi lingkungan
sekolah dan ketersediaan alokasi biaya satuan per kegiatan yang telah ditetapkan.
4. Lokasi dan arena pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada di dalamnya
diserahkan sebagai tanggung jawab P2S.
5. Gambar yang disertakan dalam petunjuk operasional ini merupakan bentuk
contoh/model dari standar bangunan yang dikembangkan oleh pusat. Prinsip yang
harus dipahami oleh P2S dalam merencanakan bangunan sekolah mencakup
pemahaman atas fungsi, estetika, keselamatan, kesehatan dan kemudahan dalam
pemakaian dan perawatan serta harus mengutamakan kualitas.
6. Ukuran dalam gambar harus sesuai dengan standar bangunan yang ditetapkan
petunjuk operasional.
7. Tim Persiapan dan P2S dapat mengadopsi prototipe yang disertakan dalam petunjuk
tersebut apa adanya ataupun mengembangkan prototipe yang ada sesuai dengan

PANDUAN DAK FISIK 3


kondisi lahan, karakteristik lokal dan tetap memperhatikan kesesuaian dengan
bangunan yang sudah. Namun demikian harus tetap mengutamakan unsur fungsi,
estetika, keselamatan, kesehatan dan kemudahan dalam pemakaian dan perawatan
sesuai dengan standar pembakuan bangunan dan perabot sekolah yang telah
ditetapkan serta tidak mengubah ukuran dan peruntukan bangunan.
8. Penempatan rencana bangunan/ruang baru diusahakan memperhatikan
pendaerahan tapak (zoning plan) sehingga tata letak bangunan menjadi efisien
sesuai master plan yang ditentukan oleh sekolah. Pendaerahan tapak yang
dianjurkan mencakup antara lain:
a. zona privat merupakan daerah yang terbatas akses publik dan minimal adanya
gangguan tehadap proses belajar mengajar;
b. zona semi privat merupakan daerah transisi dimana akses publik dan gangguan
dalam batas tertentu diijinkan;
c. zona publik merupakan daerah umum yang tidak mensyaratkan batasan akses
dan gangguan terhadap proses belajar mengajar.
9. Penempatan rencana bangunan/ruang baru juga diusahakan memperhatikan
orientasi terhadap matahari dan angin sehingga memberikan dampak positif
terhadap penerangan dan penghawaan alami bangunan/ruang baru tersebut.
10. P2S dibantu Tim Pengawas menyusun laporan kemajuan pekerjaan (progress) 30
%, 60 % dan 100% untuk disampaikan kepada kepala satuan pendidikan.
11. P2S menyerahkan hasil pekerjaan dalam bentuk siap guna termasuk pembersihan
lokasi pekerjaan kepada kepala satuan pendidikan yang dituangkan dalam berita
acara serah terima hasil pekerjaan.
H. Pemahaman Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
1. Persyaratan Umum dan Lingkup Pekerjaan
Persyaratan umum rehabilitasi dan/atau pembangunan ruang baru guna memenuhi
kebutuhan ruang belajar dan ruang lainnya pada satuan pendidikan. Perencanaan
rehabilitasi dan/atau pembangunan ruang baru sebagai berikut:
a. Pekerjaan Rehabilitasi dan/atau pembangunan ruang baru meliputi:
1) Pekerjaan Persiapan
2) Pekerjaan Galian dan Urugan
3) Pekerjaan Pondasi
4) Pekerjaan Beton
5) Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran
6) Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
7) Pekerjaan Rangka Atap dan Penutup Atap
8) Pekerjaan Penggantung, Pengunci dan Kaca
9) Pekerjaan Langit-langit/Plafon
10) Pekerjaan Lantai
11) Pekerjaan Pengecatan/Politur
12) Pekerjaan Instalasi Listrik
13) Pekerjaan Plumbing
14) Pekerjaan Finishing, pembersihan lokasi
b. Penyediaan Perabot Setiap Rehabilitasi/pembangunan ruang baru harus disertai
dengan perabot dan/atau sanitasinya, agar hasil pekerjaan segera difungsikan
setelah pekerjaan selesai dilakukan.
2. Persyaratan Teknis
Bangunan sekolah adalah salah satu fasilitas umum yang harus memiliki tingkat
keamanan yang cukup tinggi dan memiliki usia pemakaian minimum 20 tahun. Untuk

PANDUAN DAK FISIK 4


memenuhi persyaratan tersebut, dalam pelaksanaan rehabilitasi/pembangunan
ruang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Acuan pedoman rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung Persyaratan teknis
rehabilitasi/pembangunan mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai:
1) Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK, SDLB, SMPLB, SMALB, PAUD dan SKB; dan
2) Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa dilengkapi
dengan Metode dan Cara Perbaikan Konstruksi yang dikeluarkan oleh Ditjen
Cipta Karya tahun 2006.
Dalam pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas, sekolah yang memiliki ukuran ruang
kelas yang belum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
diperbolehkan untuk menyesuaikan ruang kelas tersebut sesuai yang terdapat
dalam petunjuk pelaksanaan.
b. Acuan pedoman pekerjaan dan pemakaian bahan Peraturan teknis bangunan
yang digunakan dalam pembangunan ruang kelas baru adalah peraturan-
peraturan tersebut di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya:
1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
2) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA
3) Standar Nasional Pendidikan (SNP) Sarana dan Prasarana pendidikan
4) Tatacara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SNI-03-1727-
1989
5) Petunjuk Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990
6) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225- 2000
7) Pedoman Plumbing Indonesia (PPI), SNI 03-6481-2000
8) Tatacara-perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung, SNI 03-
1726-2003
9) Tatacara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-
2002
10) Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-
2002
11) Tatacara Perencanaan Kayu Struktur SNI-T-02-2003
12) Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Kementerian Tenaga Kerja
13) Peraturan dan ketentuan

PANDUAN DAK FISIK 4


BAB VI
TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI

A. Kondisi Tanah
1. Kondisi Tanah untuk pembangunan adalah tanah siap bangun.
2. Apabila Tanah untuk Pembangunan adalah tanah sawah, maka perlu dilakukan
pematangan terlebih dahulu dengan pemadatan.
3. Dilarang melaksanakan pembangunan di atas tanah urugan harus di tanah asli
4. Apabila kondisi tanahnya berbentuk terasering maka sudut kemiringan tanah asli yang
diperkenankan maksimum 450 kecuali tanah cadas.
5. Apabila kondisi tanah campuran tanah urugan dan tanah asli tidak bisa dicegah maka
perlu dilaksanakan pengamanan tanah dengan dinding penahan tanah “keermuur”
dengan ukuran sesuai ketentuan yang berlaku.

B. Tata Letak Bangunan


1. Pembangunan diutamakan pada lahan kosong siap bangun yang berada di kompleks
lingkungan sekolah dan wajib menunjukkan surat status kepemilikan lahan. Bagi
sekolah swasta, lahan harus milik yayasan pengelola yang dibuktikan dengan sertifikat
kepemilikan atau surat kepemilikan lain yang disahkan oleh lembaga dan pejabat yang
berwenang;
2. Apabila pembangunan ruang di atas plat beton yang telah ada, disyaratkan bangunan
struktur bawah memenuhi peraturan tercantum dalam PBI (Peraturan Beton Indonesia).
3. Apabila pembangunan ruang sampai Plat beton (lebih dari satu lantai), disyaratkan
bangunan struktur bawah memenuhi peraturan tercantum dalam PBI (Peraturan Beton
Indonesia).
4. Apabila sekolah tidak memiliki lahan yang cukup, maka ruang dapat dibangun
bertingkat dengan konstruksi bangunan 2 (dua) lantai dengan telah memenuhi
persyaratan ketentuan dalam PBI (Peraturan Beton Indonesia) serta mengacu pada
Gambar Prototipe Perencanaan tercantum dalam Petunjuk Pelaksanaan Pembangunan
Ruang. Apabila sekolah menginginkan ukuran maupun penulangan yang berbeda maka
harus dibuat perhitungan beton yang dibuat oleh orang yang berwenang membenarkan
hal itu.
C. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan Pembangunan Ruang antara lain meliputi:
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Galian dan Urugan
c. Pekerjaan Pondasi
d. Pekerjaan Beton
e. Pekerjaan Rangka Atap dan Penutup Atap
f. Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran
g. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
h. Pekerjaan Penggantung, Pengunci dan Kaca
i. Pekerjaan Langit-langit/Plafon
j. Pekerjaan Lantai
k. Pekerjaan Pengecatan/Politur
l. Pekerjaan Instalasi Listrik
m. Pekerjaan Finishing

PANDUAN DAK FISIK 4


D. Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Bangunan
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi bangunan menentukan kualitas bangunan, oleh
karenanya harus mengikuti dan memperhatikan tahapan pelaksanaan dalam membuat
konstruksi bangunan.
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan pada intinya adalah kegiatan mengkoordinasikan dan menyiapkan
segala sesuatu yang berkaitan dengan keseluruhan pekerjaan pembangunan ruang.
Pekerjaan persiapan antara lain adalah :
a. Pembersihan lahan, meliputi penebangan pohon, pembuangan sampah dan hal-hal
yang tidak diperlukan untuk pekerjaan;
b. Pengukuran lahan, meliputi penentuan batas lokasi, kemiringan tanah;
c. Penyediaan air kerja dilakukan untuk menyediakan air untuk pelaksanaan pekerjaan;
d. Mempersiapkan los/area kerja untuk fabrikasi komponen (mis : kusen, pintu, rangka
besi/baja, dll);
e. Membuat atau membentuk ruang untuk gudang sebagai tempat penyimpanan bahan
material dan peralatan kerja;
f. Melakukan pengukuran dan pemasangan bouwplank (rambu-rambu);
g. Mempersiapkan format-format untuk mengendalikan, mengevaluasi, dan melaporkan
pelaksanaan pekerjaan;
h. Mempersiapkan gambar kerja, RAB, dan jadwal kerja;
i. Membuat dokumentasi pekerjaan mulai tahap awal sampai akhir, baik keseluruhan
hasil pelaksanaan pekerjaan maupun setiap jenis/masing-masing bagian pekerjaan.
2. Pekerjaan Galian/Urugan
Pekerjaan galian/urugan, meliputi penggalian tanah untuk pondasi batu kali/batu belah
dan atau pondasi beton dan pekerjaan lain yang memerlukan penggalian tanah, dan
pengurugan kembali galian di sisi pondasi.
Penggalian untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman mencapai lapisan tanah
cadas/keras atau sekurang-kurangnya sesuai dengan gambar rencana kerja yang
dibuat.
Pengurugan kembali galian yang tebalnya lebih dari 20 cm harus dilaksanakan selapis
demi selapis (setiap ± 10 cm) dan setiap lapisan harus di padatkan menggunakan
mesin pemadat (Compactor) atau dikerjakan secara manual sehingga tidak terjadi
penurunan tanah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pondasi, seperti pondasi
patah/putus, pondasi menggantung ataupun kerusakan pada lantai bangunan. Jika ada
pengurugan lain selain pengurugan pada pondasi, seperti pengurugan lantai, dilakukan
seperti halnya pengurugan untuk pondasi (adanya proses pemadatan).
3. Pekerjaan Pondasi
Sebelum memulai pekerjaan pondasi, yang perlu mendapat perhatian yaitu apakah
tanah tempat pondasi tersebut merupakan tanah keras, tanah basah, atau tanah
berawa.
Apabila tanah akan digunakan untuk pasangan batu kali, maka tanah yang kurang baik
setelah digali pada kedalaman tertentu perlu dilakukan perbaikan dengan cara
mengurug dengan sirtu (pasir batu) hingga cukup memenuhi kekerasan
a. Pondasi Batu Kali
Pondasi batu kali dipasang untuk mendukung struktur bangunan maupun dinding.
Pondasi harus kedap air, artinya tidak dapat ditembus resapan air dan tidak
meneruskan uap lembab ke bagian bangunan yang terletak di atasnya serta tahan
terhadap unsur tanah agresip
1) Bahan yang digunakan adalah batu kali atau batu belah ukuran antara 10 cm s.d
12 cm, pasir pasang/cor dan semen/PC

PANDUAN DAK FISIK 4


2) Penjelasan pekerjaan :
 Menyiapkan lantai kerja dari pasir dengan tebal ± 5-10 cm, kemudian
menyemprotkan anti rayap (jika diperlukan)
 Menghamparkan atau meletakkan batu kosong (aanstamping) dengan
poisisi berdiri bagian meruncing berada dibawah, dan berdiameter antara 20-
25 cm
 Membuat pasangan batu kali di atas aanstamping dengan menggunakan
adukan spesi 1 PC : 4 Ps
 Pada lokasi yang tidak ditemukan tanah keras, maka dapat
dibantu/diperkuat dengan cara memasang cerucuk kayu atau bamboo yang
dipasang/ dimasukan sampai mencapai tanah keras
b. Pondasi Beton Bertulang “(foot plate)”
Pondasi beton yang dimaksud adalah pondasi dari bahan dasar beton yang dibuat
untuk memperbaiki/meningkatkan kekuatan pondasi, terutama jika aka nada ruang
yang dibangun di atas bangunan yang sudah ada sebelumnya tetapi pondasi
sebelumnya tidak dipersiapkan untuk bangunan bertingkat. Pondasi beton biasanya
dibuat pada bagian-bagian tertentu yang diperlukan untuk penguatan, seperti pada
bagian struktur kolom.
Pondasi beton tidak harus dibuat jika keadaan pondasi dari bangunan yang ada
sudah baik, kuat, stabil dan atau bangunan tidak digunakan untuk ditingkatkan
(untuk menumpu lantai 2)
Pondasi beton yang dibuat harus memenuhi ketentuan mutu beton K 175 atau
dengan campuran 1 PC : 2 Ps : 3 Kr dengan syarat dan ketentuan pelaksanaan
seperti pada pekerjaan beton.
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian dan urugan tanah, pekerjaan anti rayap (untuk daerah yang
banyak rayap) dan pembuatan pondasi;
b. Bahan yang digunakan, PC/Semen, pasir beton (Ps), kerikil/split (Kr), besi beton
dan kawat bendrat;
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Menyiapkan lantai kerja dari spesi 1 PC : 5 Ps setebal ± 5 cm
2) Meletakkan rangkaian besi beton dengan ukuran baja tulangan minimal 12 mm
untuk tulangan utama dan 8 mm untuk begel
3) Cor rangkaian besi untuk pondasi dengan campuran 1 PC : 2 Ps : 3 Kr
4) Pada pondasi yang tidak ditemukan tanah keras, maka dapat dibantu/diperkuat
dengan cara memasang cerucuk kayu atau bamboo yang dipasang/dimasukan
sampai mencapai tanah keras
4. Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton meliputi sloof, balok, ringbalk dan plat lantai (jika ada pekerjaan plat),
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku dengan mempertimbangkan
factor kemanan terhadap gempa. Untuk beton structural maupun non structural seperti
kolom praktis setidak-tidaknya dibuat dengan mutu beton minimal K 175 atau dengan
camouran 1 PC : 3 Ps : 3 Kr dan baja tulangan U 24, dengan ukuran besi tulangan,
jumlah dan jarak pasang sesuai ketentuan yang diatur dalam SK SNI T-15.1991.03 dan
PBI 1971.
Untuk beton rabat dapat menggunakan campuran 1 PC : 3 Ps : 5 Kr.
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bekisting, pembesian, pengecoran.
b. Bahan yang digunakan kayu bekisting, PC/semen, pasir beton, besi beton dan kawat
“(bindraad)”. Bekisting dibuat dari kayu kelas III dengan ketebalan papan minimal 2

PANDUAN DAK FISIK 4


cm atau multiplek 9 mm, dengan balok-balok penahan dari kayu ukuran 4/6 cm atau
5/7 cm dan tiang penyangga dari kayu.
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan papan bekisting
a) Bekisting dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran sloof, balok dan kolom
sesuai gambar perencanaan. Bekisting dibuat secara kokoh agar bentuk sloof,
balok dan kolom tidak berubah dan tetap pada kedudukannya pada saat di cor;
b) Sebelum pengecoran, permukaan bekisting harus bebas dari kotoran (misalnya
: serbuk gergaji, potongan kayu, tanah dsb). Permukaan bekisting sebaiknya
dilapisi pelumas agar bekisting mudah dibongkar tanpa merusak permukaan
beton;
c) Setelah pengecoran, proses pengerasan beton tidak boleh terganggu dari
benturan benda keras selama minimal 3 x 24 jam;
d) Pembongkaran bekisting hanya dapat dilakukan setelah beton mencapai
kekerasan tertentu. Pembongkaran bekisting kolom dapat dilakukan setelah
beton mencappai waktu 3 sampai 7 hari. Sedangkan untk pembongkaran
bekisting balok dan plat lantai dapat dilakukan setelah beton mencapai waktu
21 sampai 28 hari.
2) Pekerjaan Pembesian
a) Perakitan besi tulangan sesuai dengan gambar
b) Diameter tulangan, jumlah dan jarak pasang sesuai ketentuan yang diatur
dalam SK SNI T-15.1991.03 dan PBI 1971;
c) Tulangan beton harus diikat dengan kawat beton kawat “(bindraad)” untuk
menjaga ketebalan selimut beton maka antara tulangan dan bekisting
dipasang beton tahu “(beton decking)” tebal ± 2 cm;
d) Setiap sambungan konstruksi (stek) yang direncanakan untuk dilanjutkan,
maka pembesian-nya harus dilebihkan minimal 40 x d (bentangan).
3) Pekerjaan Pengecoran
a) Pengecoran beton structural minimal menggunakan mesin pengaduk “(beton
molen)” atau beton “readymix” sedangkan beton non structural dapat dilakukan
secara manual. Dengan mutu beton sesuai ketentuan.
b) Jika secara manual, harus dilakukan dalam wadah pengadukan, tidak boleh
langsung di atas tanah
c) Sebelum pengecoran, bekisting harus dibersihkan dan disiram air bersih
terlebih dahulu. Kekentalan beton harus diawasi
d) Pengecoran harus merata dan cukup padat dengan cara menggunakan
penggetar “(vibrator)” atau memukul bagian luar bekisting 5 s.d 10 kali agar
beton dapat mengisi setiap bagian dari rangka
e) Jika terjadi pemberhentian pengecoran pada balok dan lantai maka harus
berhenti pada jarak 1/5 bentang dan dapat dilanjutkan jika sudah diberi pasta
semen (air semen dengan “admixture” “Calbond”) pada bagian permukaan
yang akan dilanjutkan
Untuk pekerjaan yang akan dijadikan bertingkat, maka pekerjaan konstruksi beton
ruang kelas di lantai 1 yang dibangun, yang meliputi pondasi, sloof, kolom, balok, plat
dan dak beton dan tangga harus memenuhi persyaratan dan ketentuan konstruksi
untuk bangunan bertingkat sebagaimana diatur dalam SK SNI T-15.1991.03 dan PBI
1971. Perencanaan struktur beton untuk bangunan tersebut harus disertai bukti tertulis
penghitungan struktur yang ditandatangani oleh ahli struktur.

PANDUAN DAK FISIK 4


Demikian juga untuk rencana pembangunan Ruang Praktik pada lantai 2, kondisi ruang
kelas pada lantai 1 harus sudah memenuhi persyaratan dan ketentuan konstruksi untuk
bangunan bertingkat. Diameter tulangan, jumlah dan jarak pasangnya harus sesuai
ketentuan pekerjaan beton bangunan bertingkat sebagaimana yang diatur dalam SK
SNI T-15.1991.03 dan PBI 1971.
Untuk mendukung kestabilan bangunan terhadap gempa, perlu dibuat pondasi
setempat dari beton “(foot plate)” dengan dimensi dan ketebalan sesuai dengan
kebutuhan, selain itu menggunakan pengaku sendi “(stek)”yang diletakkan pada
pertemuan sloof dan kolom, antara kolom dan ring balk, dan pengikat antar sloof.
Pengaku sendi menggunakan besi panjang siku-siku minimal 1 meter.
5. Pekerjaan Rangka Atap dan Penutup Atap
Pekerjaan atap meliputi pembuatan dan pemasangan rangka atap (kuda-kuda, nok,
gording, usuk dan reng, balok tembok dan listplank) dan penutup atap
a. Pekerjaan rangka atap kuda-kuda kayu
1) Lingkup pekerjaan, pekerjaan rangka atap kuda-kuda kayu, dan pekerjaan lapisan
anti rayap/perusak hama
2) Bahan yang digunakan
3) Kayu dengan kelas kuat II dan diberi lapisan anti rayap/perusak hama kayu, paku,
dan begel. Ukuran kayu yang digunakan untuk kuda-kuda umumnya 8/12 cm atau
8/15 cm yang disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk usuk umumnya digunakan
kayu berukuran 5/7 cm dan untuk reng dapat digunakan kayu ukuran 2/3 cm atau
3/4 cm
4) Penjelasan pekerjaan
a) Kayu yang digunakan untuk rangka atap sebelumnya harus diawetkan terlebih
dahulu, dengan cara diberi obat anti rayap
b) Karena lebar ruangan 30 x 11 m untuk SMK sedangkan kayu yang ada
dipasaran pada umumnya ukuran panjang 4 m , maka diperlukan sambungan
pada rangka kuda-kuda, balok bubungan/nok, maupun gording
c) Untuk penyambungan rangka kuda-kuda kayu, yang harus diperhatikan adalah
arah gaya yang terjadi pada masing-masing batang rangka tersebut. Gaya
yang terjadi berupa gaya tekan dan gaya tarik. Pada batang yang menerima
gaya tekan, dapat dibuat sambungan lubang dan pen sedangkan batang yang
menerima gaya tarik, sambungan dapat berbentuk sambungan bibir miring
berkait. Untuk perkuatan pada sambungan kayu dipasang plat besi “(beugel)”
dan dibaut.
d) Pemasangan usuk dan reng hendaknya pada jarak yang sesuai dengan
kebutuhan. Masing-masing jenis penutup atap memiliki ukuran yang berbeda
sehingga penggunaan ukuran kayu, baik kuda-kuda, nok dan gording serta
jarak usuk dan reng harus menyesuaikan.
b. Pekerjaan Rangka Atap Kuda-kuda Baja Ringan .
1) Lingkup pekerjaan, perakitan kuda-kuda baja.
2) Bahan yang digunakan, baja dengan mutu baja BJ37 yang diberi lapisan
pelindung anti karat, atau baja ringan dengan mutu baja yang sesuai dengan
ketentuan persyaratan konstruksi yang berlaku dan dijamin oleh produsen.
3) Penjelasan pekerjaan
a) Sambungan kuda-kuda baja dapat menggunakan las atau baut. Khusus untuk
baja ringan bahan sambungan seperti yang sudah disyaratkan oleh produsen;

PANDUAN DAK FISIK 4


b) Jika menggunakan kuda-kuda baja harus dilakukan pengecatan anti karat dulu
pada seluruh permukaan baja yang digunakan untuk melindungi dari
karat/korosi;
c) Jika menggunakan baja ringan “(truss)”, maka baja yang digunakan harus
berasal dan dikerjakan oleh pabrikan yang telah memiliki lisensi dan garansi
yang pasti dan jelas.
c. Pekerjaan Penutup atap
1) Lingkup pekerjaan, pemasangan atap
2) Bahan yang digunakan : bahan penutup menggunakan bahan yang tersedia dan
mudah diperoleh antara lain genteng tanah liat, seng, genteng metal dan bahan
lain yang setara.
3) Penjelasan pekerjaan
a) Pemasangan penutup atap genteng tanah liat disusun dengan rapi dan
bertumpu pada reng
b) Bubungan dipasang dengan bahan yang sama dan tersusun rapi.
c) Apabila menggunakan bahan penutup atap selain genting tanah liat maka
pemasangan dilakukan sesuai dengan spesifikasi pabrik atau bahan.
d) Bubungan dipasang dengan bahan yang sama dengan jenis penutup atap.
e) Untuk penutup atap dari genteng kemiringan dibuat ≥ 30° - 45° sedang atap
seng atau kemiringan ≥ 20°-30°.
f) Pemasangan penutup atap harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga
tidak berakibat bocor, Jika terjadi kebocoran setelah pemasangan maka
bagian yang bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang/diganti baru.
6. Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran
Dinding pada umumnya terbuat dari pasangan batu bata, namun pada daerah tertentu
dimungkinkan dapat dibuat dari bahan lain yang terdapat disekitar lokasi pelaksanaan,
misalnya dari papan kayu atau bahan yang lainnya (misalnya batako, “hollow block”,
dll). Pada dasarnya apapun bahan/material yang digunakan untuk pembuatan dinding
semaksimal mungkin dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna ruang
tersebut. Disamping itu karena bangunan tersebut digunakan untuk kegiatan belajar,
maka hendaknya diupayakan dinding dapat meredam suara sehingga tidak
menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu aktifitas pada masing-masing ruang
kelas.
a. Lingkup Pekerjaan; pemasangan dinding, plesteran dinding dan acian.
b. Bahan yang digunakan: batu bata atau bahan dinding lainnya yang banyak terdapat
di sekitar lokasi; papan, batako dll, pasir pasang dan PC/semen.
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan pemasangan batu bata untuk dinding disesuaikan dengan kebutuhan.
Dimulai dari sloof sampai dengan setinggi 30 cm dari permukaan lantai, pasangan
dinding ruang kelas dan dinding lain yang berhubungan langsung dengan air
harus mengguna-kan spesi kedap air (trasraam) campuran spesi 1 PC : 3 ps.
2) Pasangan dinding biasa menggunakan spesi 1 PC : 6 Ps atau campuran 1 PC : 3
Kp : 10 Ps.
3) Batu bata sebelum dipasang harus dibasahi sampai jenuh sehingga dapat
melekat dengan sempurna.
4) Batu bata pecah terpasang tidak lebih dari 20% dari jumlah batu utuh terpasang.
5) Pasangan dinding bata dilaksanakan dengan hubungan (verbandsiar/”naad”)
masing-masing lapisan tidak saling bertemu, tegak lurus, siku dan rata.
6) Ktinggian per hari dalam pemasangan dinding bata adalah 1,5 m, untuk menjaga
kekuatan.

PANDUAN DAK FISIK 4


7) Bidang dinding yang luasnya lebih besar dari 12 m2 harus ditambahkan kolom
praktis.
8) Bagian dinding yang berhubungan dengan pekerjaan beton kolom diberi
penguat stek besi beton Ø 10 mm jarak 50 cm, yang ditanam lebih dahulu pada
bagian pekerjaan beton.
9) Pekerjaan plesteran trasram (kedap air) dengan campuran 1 pc : 3 ps harus
dilakukan pada dinding ruangan setinggi 30 cm dari permukaan lantai, pada kaki
bangunan atau dinding lainnya yang berhubungan langsung dengan air,
benangan sudut tembok dan sudut beton.
10) Komposisi campuran spesi untuk pasangan dan plesteran biasa digunakan
spesi dengan campuran 1 PC : 6 Ps atau campuran 1 PC : 3 Kp : 10 Ps.
11) Seluruh permukaan yang akan diplester harus dibasahi dengan air bersih, baru
kemudian di plester dengan rata, halus dan merupakan satu bidang tegak lurus
dan siku.
12) Pada bagian luar diberi lapisan acian dengan rata dan halus sehingga bebas
dari keretakan ataupun cacat-cacat lainnya.
7. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela
Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela meliputi membuat dan memasang dengan
bentuk dan ukuran sesuai gambar rencana. Jumlah dan tata letak pintu, jendela dan
ventilasi disesuaikan dengan kebutuhan cahaya dan aliran udara yang baik, yaitu
dengan memasang ventilasi silang.
Terkait dengan penerangan dan penghawaan alami bangunan yang harus digunakan
secara optimal maka desain dan peletakan kusen pintu dan jendela serta ventilasi
harus sedemikian sehingga cahaya dapat masuk secara optimal dan merata ke seluruh
ruang kelas dan proses penggantian udara dalam ruangan terjafi secara silang (sitem
penghawaan silang/”cross ventilation”).
Desain jendela dan ventilasi hendaknya dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah
dibersihkan, menggunakan (material bening).
Untuk memperoleh penerangan alami bangunan yang cukup baik disyaratkan luas
jendela minimal 20% dari luas lantai, sedangkan luas ventilasi disyaratkan 6% sampai
sengan 10% dari luas lantai agar dapat diperoleh sirkulasi udara yang cukup baik.
Desain jendela, ketinggian ambang bawah jendela pada sisi selasar bangunan harus
dibuat/dipasang pada ketinggian tertentu dari muka lantai ruang kelas agar siswa tidak
kehilangan konsentrasi (siswa tidak dapat melihat keluar ruang ketika duduk dibangku),
contoh 1,20m dari lantai. Sedangkan ketinggian ambang bawah jendela pada sisi
dinding yang tidak berbatasan dengan selasar dibuat/dipasang untuk memung-kinkan
ruang kelas mendapatkan intensitas cahaya lebih banyak, contoh : 0,90m dari lantai.
Tata letak pintu harus mempertimbangkan arah intensitas cahaya yang paling tinggi
yang masuk ke dalam ruang kelas
Daun pintu dibuat panil dengan tebal 4 cm (bahan dasar kayu 4/12 atau 4/15 sebelum
diketam/dihaluskan) dan isian panil tebal 3 cm ( bahan dasar kayu 3/10, 3/15, 3/20 atau
3/30 sebelum diketam/dihaluskan) dengan lebar minimal 90 cm untuk pintu berdaun
tunggal (satu) dan minimal 75 cm untuk pintu berdaun ganda (dua), tinggi minimal 200
cm.
a. Lingkup pekerjaan; pembuatan dan pemasangan kusen, daun pintu, daun jendela.
b. Bahan yang digunakan kayu dengan kelas kuat dan kelas awet II dan tidak cacat
serta kering dan cukup tua, kaca.
c. Lingkup Pekerjaan.
1) Kusen

PANDUAN DAK FISIK 4


a) Kayu harus utuh dan tidak cacat, dilindungi/ dihindari dari hujan dan pekerjaan
lain yang akan menyebabkan cacat.
b) Sambungan-sambungan kayu, baik untuk kusen maupun untuk daun pintu dan
jendela dibuat sambungan lubang dari pen dan dikunci dengan nagel
(pantek/pen).
c) Bekas pemakuan harus ditutup dengan bahan penutup (dempul kayu) agar
rapi dan hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu.
d) Ambang batas bawah jendela pada dinding dibagian sisi selasar harus
dipasang pada ketinggian yang tidak memungkinkan konesntrasi belajar dalam
ruangan terganggu karena dapat melihat keluar.
e) Pada sisi lain ambang batas bawah jendela dpasang pada ketinggian yang
memungkinkan pencahayaan yang lebih besar.
f) Untuk memperileh ikatan yang kuat terhadap dinding, kusen pintu harus diberi
angkur dari besi 10 mm sebanyak yang diperlukan (minimal 6 angkur, 3
dipasang pada tiang kusen di sekitar engsel pintu dan 3 lagi di tiang kusen
seberangnya).
2) Pekerjaan daun pintu dan jendela
a) Sebelum pemasangan, daun pintu dan jendela harus disimpan pada ruang
dengan sirkulasi udara baik, tidak terkena cahaya langsung dan terlindung
dari kerusakan dan kelembaban.
b) Semua kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku sudutnya.
c) Harus memperhatikan sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan
penguat lainnya sehingga kekuatannya terjamin.
d) Seluruh daun pintu dibuka keluar dengan pemasangan engsel dibagian
ambang atas.
e) Sambungan-sambungan kayu, baik untuk kusen maupun untuk daun pintu
dan jendela dibuat sambungan lubang dan pen dan dikunci dengan “nagel”
(pantek/pen) sehingga diperoleh sambungan yang kuat.
f) Semua pekerjaan kayu yang dicat, harus dimeni dan diplamir terlebih
dahulu. Pengecatan dilakukan dengan pelapisan lebih dari satu kali
sehingga diperoleh hasil yang baik, rapi, halus dan rata.
8. Pekerjaan Penggantung, Pengunci dan Kaca
Pekerjaan ini meliputi pemasangan engsel, grendel, pengunci untuk pintu dan jendela,
serta “haak” angin untuk jendela, pemasangan kaca pada daun jendela serta
penyetelan daun pintu dan jendela
a. Lingkup pekerjaan, pemasangan engsel ,handle, grendel, hak angin,
pengunci,penggantung, pemasangan kaca
b. Bahan yang digunakan: engsel, “handle”, “haak” angin, pengunci, kaca.
Semua bahan yang digunakan minimal harus memenuhi syarat kekuatan dan awet
sehingga dapat menahan beban dan berfungsi dalam waktu cukup lama
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Setiap daun pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel, dipasang 30 cm dari tepi atas
dan bawah, dan 1 buah dipasang di tengah.
2) Daun jendela dipasang 2 (dua) buah engsel di ambang atas membuka keluar
3) Pada daun pintu dipasang pengunci lengkap dengan handelnya (kunci tanam)
dipasang setinggi 90 – 100 cm dari lantai atau sesuai gambar
4) Pada daun jendela dipasang grendel dan hak angin
5) Kaca yang digunakan/dipasang harus memiliki permukaan yang halus dan rata
dengan tebal 5 mm. Dipasang dengan rapi

PANDUAN DAK FISIK 4


6) Pemasangan engsel, “handle”, kunci, “haak” angin dan kaca setelah pengecatan
dilakukan
7) Sekrup,sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, tidak boleh memukul
sekrup, cara memasang harus dengan diputar. Sekrup yang rusak harus diganti.
9. Pekerjaan Langit-langit “(Plafond)”
a. Pekerjaan langit-langit meliputi pemasangan rangka dan penutup plafon. Tinggi
langit- langit/penutup “plafond” ruang kelas minimal 3,5 m dari permukaan lantai,
agar dicapai kenyamanan dalam ruangan.
b. Lingkup Pekerjaan: pemasangan plafond an penutup plafon.
c. Bahan yang digunakan, kayu minimal kelas kuat III dengan ukuran 6/10, 5/7,
eternity/ GRC data, kayu lapis/tripleks/multipleks minimal 3 mm atau bahan lain yang
tersedia dilokasi dengan kualitas baik sehingga keawetannya cukup lama.
d. Penjelasan Pekerjaan :
1) Saat memasang rangka kayu harus memperhatikan rencana tata letak lampu dan
bentuk rumah lampu
2) Rangka kayu menggunakan kayu kelas kuat III, yang diberi pelindung hama
perusak kayu dan diketam halus pada bagian bawah
3) Jika menggunakan rangka alumunium, dipasang dengan bahan-bahan penunjang
yang sesuai dengan rangka alumunium
4) Rangka plafon kayu menggunakan ukuran 5/7 cm dan setiap mencapai luasan 9
m2 dipasang balok penggantung plafon ukuran 6/10 cm untuk menahan beban
pekerja instalasi dan perawatan atap maupun plafon, serta mencegah penurunan
plafon akibat berat sendiri plafon
5) Penutup plafon dapat menggunakan eternity datar, kayu lapis dengan ketebnalan,
atau bahan lain yang tersedia di sekitar lokasi pembangunan Ruang
Praktikdilaksanakan.
10. Pekerjaan Lantai
Lantai bangunan pada umumnya berada pada permukaan tanah yang dilapisi penutup
lantai, dengan bahan penutup berupa beton rabat (beton tanpa tulangan), plester
semen/PC, tegel, keramik atau bahan lainnya seperti papan kayu.
Jika menggunakan keramik, bagian dalam dapat berupa keramik putih polos yang
tidak terlalu memantulkan cahaya, tidak licin dan tidak berkesan licin, sedangkan
untuk bagian luarnya dapat menggunakan keramik dof dengan warna lebih gelap,
tidak licin dan tidak berkesan licin. Pemilihan warna keramik sebaiknya diserasikan
dengan warna dinding atau warna cat/politer sehingga secara keseluruhan dapat
menampilkan sebuah bangunan yang serasi, indah dan menarik.
Sekililing ruangan/bangunan dipasang minimal rabat beton, atau sesuai gambar, pada
bagian tanah yang bersebelahan dengan dinding ruangan dan teras untuk
memberikan penguatan permukaan tanah dari kikisan air dan untuk memberikan
kebersihan serta keindahan lingkungan sekitar bangunan
a. Lingkup pekerjaan: pemadatan tanah, pembuatan lantai kerja, pemasangan lantai
dan plint.
b. Bahan yang digunakan : keramik lantai, PC/semen,Pasir pasang, pasir beton,
semen warna/”grouting”, atau lantai papan kayu kelas kuat II dengan tebal minimal
2 cm.
c. Penjelasan pekerjaan :
1) Lantai bukan kayu :
a) Jika penutup lantai akan dipasang langsung di atas tanah maka tanah harus
dipadatkan sehingga permukaan menjadi rata dan memiliki daya dukung
tanah yang merata. Pemadatan tanah dengan menggunakan alat penumbuk.

PANDUAN DAK FISIK 5


b) Memberi/menaburkan pasir urugan yang bersih, bebas dari bahan organic
dengan tebal minimal 10 cm atau sesuai gambar kemudian disiram air dan
dipadatkan.
 Di atas pasir diberi adukan rabat beton setebal 5 cm dengan campuran 1
PC : 3 Ps : 5 Kr.
 Jika akan dipasang di atas penutup lantai yang lama atau permukaan
beton (lantai 2) maka cukup diberi urugan pasir setebal 10cm kemudian
pasangan penutup lantai.
 Pemasangan keramik menggunkan adukan PC yang cukup padat agar
tidak terjadi rongga udara, dengan terlebih dahulu merendam keramik
dalam air.
 Bidang lantai keramik harus benar-benar rata, dan harus dihindari dari
injakan selama 3 x 24 jam setelah pemasangan.
 Lebar nat keramik maksimal 5 mm membentuk garis lurus. Naad diisi oleh
bahan pengisi/grouting semen warna. Pengisian nat minimal setelah 3x24
jam setelah pemasangan keramik.
 Pada pertemuan dinding dan lantai keramik dibuat plint.
 Jika penutup lantai berupa plesteran semen PC, maka pada bagian bawah
lantai diberi pasangan bata patahan setelah pemadatan tanah dan setelah
diberi lapisan pasir setebal 10 cm. Apabila menggunakan penutup lantai
pada lantai dasar, pekerjaan plester semen PC penutup lantai dilakukan
dengan baik shingga diperoleh permukaan yang halus dan rata.
2) Lantai Papan Kayu :
a) Jika lantai terbuat dari papan kayu, maka pada bagian bawah lantai harus
diberi balok melintang sebagai bahan penyangga dengan jarak yang
diperhitungkan cukup kuat menyangga beban lantai dan beban-beban lain
yang ada di atasnya.
b) Pemasangan papan lantai menggunakan sambungan alur dan lidah sehingga
diperoleh permukaan lantai yang rata (permukaan lantai diketam halus) dan
papan-papan lantai tersebut tidak baling atau melengkung.
c) Kayu yang digunakan adalah kelas kuat 2 dengan ketebalan minimal 2 cm.

11. Pekerjaan Pengecatan/politur


Pemilihan warna cat harus mempertimbangkan keserasian dengan lingkungan
sekolah yang ada dan factor kelelahan mata akibat pantulan cahaya yang terang dari
permukaan yang dicat, terutama untuk pebggunaan cat di dalam ruangan kelas.
a. Lingkup pekerjaan: pengecatan dinding, plafon, lisplank, Pengecatan/politer kusen,
daun pintu dan jendela, ventilasi
b. Bahan yang digunakan : Plamur tembok, plamur kayu, cat tembok, cat kayu/besi,
atau politur kayu dengan kualitas baik dan memiliki tingkat keawetan yang cukup
c. Penjelasan pekerjaan :
1) Pengecatan dinding/plafon
a) Sebelum dilakukan pengecatan, permukan dinding diplamur secara rata dan
halus. Diplamur sampai pori-pori permukaan tertutup rapat.
b) Pengecatan dinding dilakukan setelah penutup plafon terpasang.
c) Pengecatan dinding harus merata, berwarna sama dan tidak mengelupas
ketika sudah kering.
d) Pengecatan pada plafon dimulai dengan membersihkan permukaan plafond
an member plamur secara merata. Setelah diplamur plafon dicat secara
merata dengan warna sama dan tidak boleh mengelupas setelah kering.

PANDUAN DAK FISIK 5


2) Pengecatan Kayu dan besi
a) Sebelum di cat, kayu harus di meni terlebih dahulu dengan pengecatan
minimal 2 (dua) kali dan dengan warna sama
b) Urutan pengecatan kusen baru adalah pertama 2 (dua) kali pengecatan meni
kayu/cat dasar, kedua 1 (satu) kali mengisi pori-pori kayu dengan plamur
kayu, ketiga menghaluskan dengan kertas gosok/amplas secara merata,
terakhir mengecat kayu secara merata minimal 2 (dua) kali
c) Jika pekerjaan menggunakan politur maka urutan pelaksanaan adalah
pertama menutupi lubang-lubang pada permukaan kayu dengan dempul,
kedua menghaluskan dengan amplas, ketiga pengelapan dengan kain
kompon “(compound)”, terakhir pemolesan dengan politur secara merata,
halus dan tidak kusam atau luntur.
12. Pekerjaan Instalasi Listrik
Pekerjaan instalasi listrik dalam ruangan terkait dengan aspek penerangan atau tata
cahaya khususnya penerangan buatan. Secara umum pencahayaan harus memiliki
intensitas yang merata sehingga penempatan titik lampu harus mempertimbangkan
penyebaran cahaya lampu pada bidang kerja, kemudahan pemeliharaan dan
penggantian elemen yang rusak.
Untuk pekerjaan instalasi listrik harus dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian
tentang instalasi listruik. Pada prinsipnya pemasangan instalasi listrik harus memnuhi
persyaratan teknis dan semua bahan yang digunakan hendaknya berkualitas baik
sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam waktu yang cukup lama.
a. Lingkup Pekerjaan : adalah seluruh system kelistrikan secara lengkap sehingga
instalasi dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
b. Bahan yang digunakan : “(Main panel)” daya tegangan rendah, stop kontak,
skalar, lampu, bahan isolasi, “armature” dan “junction box” (jika pemasangan baru).
“(Main panel)” yang digunakan memiliki Standar Industry Indonesia (SII) atau
standar PLN.
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Semua “(Main panel)” distribusi ditanam dalam tembok dan berada dalam pipa
conduit PVC yang disesuaikan dengan ukuran.
2) Tidak diperkenankan ada pencabangan atau sambungan kecuali pencabangan
“connector”nya menggunakan konduktor dan pada outlet/kontak penghubung.
3) Stop kontak yang dipakai adalah stop kontak satu phasa rating 250 volt , yang
dipasang rata dinding dan pada ketinggian kurang lebih 150 cm dari permukaan
lantai atau pada posisi yang tidak mudah dijangkau siswa. Sangat disarankan
menggunakan stop kontak yang berpengaman.
13. Pekerjaan Finishing
Pekerjaan finishing meliputi pekerjaan antara lain : pengecatan dinding, pengecatan
plafon, pengecatan pintu dan jendela, pengecatan lisplank. Sedangkan pekerjaan
perapihan pada dasarnya merupakan penyempurnaan atau perapihan pekerjaan yang
telah selesai namun masih diperlukan penyempurnaan. Sebagai contoh, misalnya
terdapat pintu yang tidak dapat dibuka/tutup dengan sempurna; jika terdapat cat yang
masih kurang rata, plesteran retak-retak, dan sebagainya.

PANDUAN DAK FISIK 5


BAB VII
PENJELASAN TEKNIS

PERSYARATAN POKOK BANGUNAN AMAN GEMPA


(RISET JICA DAN PU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN TAHAN GEMPA)

A. Pengenalan Bahan

PANDUAN DAK FISIK 5


PANDUAN DAK FISIK 5
B. Struktur Utama

1. Pondasi
a. Untuk bangunan yang memiliki peluang bertingkat dan/atau memiliki
kelabilan tanah yang diragukan disarankan untuk menggunakan pondasi
plat pada setiap sudut bangunan dan penghubung antar dinding, ketentuan
fondasi plat sebagai berikut:
- Luas bidang pelat beton sebagai telapak kaki pondasi berupa bujur
sangkar atau persegi panjang berukuran minimal 75 cm x 75 cm.
- Kedalaman pondasi + 1/3 x tinggi bangunan.

b. Untuk bangunan yang tidak memiliki beban besar dan keadaan tanah cikup
keras dapat menggunakan pondasi batu kali, dengan ukuran minimal:
- Lebar atas pondasi 30 cm
- Lebar bawah pondasi 60 cm
- Tinggi/kedalaman 60 cm

2. Balok Pengikat/Sloof

Spesifikasi:
Ukuran balok pengikat/sloof : 15 x 20 cm
Tulangan utama Ǿ 10 mm
Tulangan begel Ǿ 5 mm
Jarak tulangan beton 15 cm
Tebal selimut beton 15 mm

PANDUAN DAK FISIK 5


PANDUAN DAK FISIK 5
PANDUAN DAK FISIK 5
PANDUAN DAK FISIK 5
PANDUAN DAK FISIK 5
C. Hubungan Antar Elemen Struktur.

PANDUAN DAK FISIK 6


PANDUAN DAK FISIK 6
PANDUAN DAK FISIK 6
D. Pengecoran Beton

1. Pengecoran Kolom
- Pastikan cetakan/bekisting rapat dan kuat/kokoh.
- Pengecoran kolom dilakukan secara bertahap setiap 1m.
- Pada saat pengecoran beton kolom dirojok dengan besi tulangan atau
Bambu agara tidak ada yang keropos.
- Pelepasan cetakan/bekisting minimal 3 hari setelah pengecoran.

PANDUAN DAK FISIK 6


PANDUAN DAK FISIK 6
PANDUAN DAK FISIK 6
E. Pelaksanaan Pekerjaan

Tahapan Pemasangan PASANGAN BATA:


• Pemasangan bata tidak boleh melebihi <m1 setiap hari
• Pemasangan angkur Ø10 mm panjang ≥40 cm setiap 6 lapis bata
• Plesteran dipasang sesudah atap genteng dipasang

PANDUAN DAK FISIK 6


• Sebelum plesteran dilakukan dinding harus disiram air sampai jenuh agar air
campuran plestiran tidak terserap dinding bata, untuk menghindari retak-retak
setelah mengering
• Pembuatan kepala plesteran setiap jarak 1.0 agar plesteran rata

Tahapan Pelaksanaan PENGECATAN


• Semua dinding yang akan di cat harus di plamur atau di dempul dengan merek
sama dengan cat tembok
• Penghalusan permukaan dilakukan dengan amplas hingga licin dan rata
• Pengecatan dilakukan 3X dengan rollaag

Tahapan Pemasangan Lantai

PANDUAN DAK FISIK 6


Tahapan Pelaksanaan
• Pengurugan dan pemadatan tanah dengan tujuan Peil Lantai keramik ± 0.00
• Lapisan pasir yang dipadatkan setebal 5 cm
• Kepala pasangan untuk lantai kerja campuran 1:3:5 tebal 5 cm

PANDUAN DAK FISIK 6


BAB VIII
PENUTUP

Berdasarkan Peratutan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Nomor 3 Tahun 2022 Pasal 3 disebutkan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan Dana Alokasi
Khusus (DAK) Fisik Bidang Pendidikan harus dilaksanakan dengan prinsip efektif, efisien,
transparan, akuntabel, kepatuhan, kearifan, kesamaan dan kesempatan serta keamanan dan
kenyamanan artinya bahwa pelaksanaan kegiatan DAK Fisik dengan sistem swakelola harus
memperhatikan aspek teknis dan administratif. Aspek teknis dan administratif tersebut
dimulai dari perencanaan, proses pembangunan/rehabilitasi maupun pelaporan dilaksanakan
secara tepat waktu.

Oleh karena itu, dengan adanya Panduan Teknis ini diharapkan dapat membantu
kelancaran kegiatan di lapangan serta menghasilkan pekerjaan yang maksimal, bagi sekolah
penerima bantuan maupun tim kerja dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Bidang
Pembinaan SMK.

Terima kasih semoga bermanfaat dan memberi pencerahan bagi semua pengguna
panduan teknis ini. Akhirul kalam wassalamu alaikum wr.wb.

PANDUAN DAK FISIK 6


LAMPIRAN-LAMPIRAN :

Lampiran 01 : Rehabilitasi Ruang Kelas


Lampiran 02 : Pembangunan Ruang Praktik Siswa (RPS)
Lampiran 03 : Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB)
Lampiran 04 : Pembangunan Ruang Perpustakaan
Lampiran 05 : Pembangunan Ruang Laboratorium Komputer
Lampiran 06 : Pembangunan Toilet / Jamban
Lampiran 07 : Format-format Administrasi Pelaporan

PANDUAN DAK FISIK 7

Anda mungkin juga menyukai