Jenis Kompetensi
GAMBARAN UMUM PENGADAAN DALAM KERJASAMA
PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA
Disusun oleh:
Firmansyah
Budi Bowo Laksono
2
DAFTAR ISI
4
DAFTAR TABEL
5
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal bagi peserta, maka modul
ini digunakan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Peserta membaca dan memahami dengan seksama uraian-uraian
materi dalam modul ini. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat
bertanya pada Widyaiswara/Fasilitator yang mengampu kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) yang ada dalam modul ini,
untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki
terhadap materi yang akan dibahas dalam kegiatan belajar.
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
9
konfirmasi minat pasar. Lebih lanjut didalam pelaksanaannya, terdapat
mekanisme Request for Proposal yang tidak ditemukan pada Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah konvensional. Di sisi pelaku pengadaan, skema
KPBU mengenal 3 pelaku pengadaan yakni PJPK, Tim KPBU dan Panitia
Pengadaan yang berbeda dengan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
konvensional. Oleh karena itu, modul ini akan memberikan informasi,
gambaran dan edukasi terkait dengan gambaran umum pengadaan
barang/jasa dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Proses Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dimulai dengan
tahapan perencanaan yang mencakup prastudi kelayakan, rencana dukungan
pemerintah dan jaminan pemerintah, penetapan tata cara pengembalian
investasi badan usaha pelaksana dan pengadaan tanah untuk KPBU hingga
selanjutnya dilanjutkan pada tahapan pengadaan badan usaha pelaksana
proyek KPBU tersebut. Dengan melihat beberapa tahapan di dalam skema
KPBU tersebut, modul ini akan memberikan gambaran pengadaan di dalam
skema KPBU tersebut. Diharapkan modul ini akan memberikan gambaran
terkait dengan peranan pengadaan dalam tahapan KPBU yang terdiri dari
pengadaan badan penyiapan KPBU, pengadaan badan usaha pelaksana dan
pengadaan badan usaha pelaksana KPBU melalui panel badan usaha.
Selanjutnya mejelaskan regulasi yang mengatur proses pengadaan dalam
KPBU, gambaran terkait dengan pihak yang ada di dalam KPBU (PJPK, Tim
KPBU, Panitia Pengadaan), pertentangan kepentingan serta gambaran
umum proses penyiapan KPBU Prakarsa Pemerintah (solicited) dan Prakarsa
Badan Usaha (unsolicited).
2. Indikator Keberhasilan
10
a) Menjelaskan Peran Pengadaaan Dalam Tahap Pengadaan Badan
Penyiapan KPBU, Pengadaan Badan Usaha Pelaksana dan
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Melalui Panel Badan Usaha.
b) Menjelaskan Regulasi Yang Mengatur Proses Pengadaan Dalam
KPBU.
c) Menjelaskan Peran Para Pihak KPBU (PJPK, Tim KPBU, Panitia
Pengadaan) Dalam Proses Pengadaan.
d) Menjelaskan Pertentangan Kepentingan Dalam Proses Pengadaan
Dalam KPBU.
e) Menjelaskan Secara Umum Penyiapan KPBU Prakarsa Pemerintah
Dan Prakarsa Badan Usaha.
11
BAB II
A. Uraian Materi
1. Peran Pengadaan dalam tahap Pengadaan Badan Penyiapan
Seperti yang telah dijelaskan di dalam Modul Gambaran Umum KPBU,
proses pengadaan Badan Usaha di dalam KPBU dibagi menjadi 2 tahapan
yakni, pengadaan badan Penyiapan proyek KPBU, dan badan usaha
Pelaksana. Di dalam Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015, dijelaskan
bahwa Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah melakukan penyiapan KPBU,
yang menghasilkan paling kurang:
a) Prastudi kelayakan
b) Rencana Dukungan Pemerintah dan Jaminan Pemerintah
c) Penetapan tata cara pengembalian investasi Badan Usaha Pelaksana;
dan
d) Pengadaan tanah untuk KPBU
12
yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk
mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum.
b. Efektif, berarti Pengadaan harus sesuai dengan kebutuhan harus sesuai
dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya.
c. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai
Pengadaan diungkapkan secara lengkap, jelas dan dapat diketahui
secara luas oleh Peserta yang berminat serta oleh masyakarakat pada
umumnya.
d. Terbuka berarti Pengadaan dapat diikuti oleh semua Peserta yang
memenuhi persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan
prosedur yang jelas.
e. Bersaing, berarti Pengadaan harus dilakukan melalui persaingan yang
sehat diantara sebanyak mungkin Peserta yang setara dan memenuhi
persyaratan, sehingga dapat diperoleh infrastruktur/layanan yang
ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi yang mengganggu
terciptanya mekanisme pasar dalam Pengadaan
f. Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama kepada
semua Peserta dan tidak memberi keuntungan kepada pihak tertentu,
dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional; dan
g. Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait
dengan Pengadaan sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
13
2. Peran Pengadaan dalam tahap Pengadaan Badan Usaha Pelaksana
14
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana dilakukan setelah dilakukan
Konsultasi Pasar dan Penetapan lokasi KPBU serta setelah terpenuhinya
syarat dan ketentuan untuk memanfaatkan Barang Milik Negara dan/atau
Barang Milik Daerah untuk pelaksanaan KPBU. PJPK melaksanakan
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana dengan dibantu oleh Panitia Pengadaan
yang ditetapkan oeh PJPK. Tujuan Pengadaan Badan Usaha Pelaksana
adalah dalam rangka mendapatkan mitra kerja sama bagi PJPK dalam
melaksanakan proyek KPBU. Pengadaan Badan Usaha dilaksanakan setelah
diperolehnya penetapan lokasi atas tanah yang diperlukan untuk pelaksanaan
KPBU, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana meliputi kegiatan:
a. persiapan; dan
b. pelaksanaan.
Metode pemilihan yang digunakan dalam Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana yaitu melaui Pelelangan atau Penunjukan Langsung. Kedua
metode tersebut dilakukan melalui prakualifikasi. Dilakukannya prakualifikasi
adalah untuk menilai kompetensi dan kemampuan usaha termasuk
pemenuhan persyaratan sebelum badan usaha tersebut dapat mengikuti
proses pemilihan Badan Usaha Pelaksana.
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana melalui Penunjukan Langsung
dapat dilakukan apabila:
a. proyek KPBU yang akan dilaksanakan memenuhi kriteria kondisi
tertentu; atau
b. prakualifikasi Badan Usaha Pelaksana hanya menghasilkan satu
peserta.
15
Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a, yaitu:
a. Pengembangan atas Infrastruktur yang telah dibangun dan/atau
dioperasikan sebelumnya oleh Badan Usaha Pelaksana yang
sama;
b. Pekerjaan yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan
teknologi baru dan penyedia jasa yang mampu
mengaplikasikannya hanya satu satunya; atau
c. Badan Usaha Pelaksana telah menguasai Sebagian besar atau
seluruh lahan yang diperlukan untuk melaksanakan KPBU.
17
5. pembukaan Dokumen Penawaran sampul I (Dokumen Penawaran
administrasi dan Dokumen Penawaran teknis);
6. evaluasi Dokumen Penawaran sampul I;
7. pemberitahuan hasil evaluasi Dokumen Penawaran sampul I;
8. pembukaan Dokumen Penawaran sampul II (Dokumen Penawaran
finansial);
9. evaluasi Dokumen Penawaran sampul II;
10. penerbitan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP);
11. penetapan pemenang;
12. pengumuman hasil Pelelangan;
13. sanggah terhadap hasil Pelelangan;
14. penerbitan Surat Penunjukan Pemenang Lelang (letter of award);
15. persiapan penandatanganan Perjanjian KPBU; dan
16. persiapan pemenuhan pembiayaan.
18
a. melakukan Prakualifikasi terhadap Badan Usaha di luar Panel Badan
Usaha; dan
b. menyampaikan undangan permintaan penawaran kepada Badan
Usaha yang lulus Prakualifikasi dan anggota Panel Badan Usaha
yang menyampaikan minat.
B. Latihan
Untuk dapat memahami materi mengenai peran pengadaan dalam tahap
pengadaan badan penyiapan KPBU, pengadaan badan usaha pelaksana dan
pengadaan badan usaha pelaksana melalui panel badan usaha, anda di minta
untuk menjelaskan garis besar dari peran pengadaan di dalam setiap tahapan
tersebut!
C. Rangkuman
Seperti yang telah dijelaskan di dalam Modul Gambaran Umum KPBU,
proses KPBU dibagi menjadi 2 tahapan yakni, pengadaan badan Penyiapan
proyek KPBU, dan badan usaha Pelaksana. Di dalam Peraturan Presiden
Nomor 38 Tahun 2015, dijelaskan bahwa Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah melakukan penyiapan KPBU, yang menghasilkan paling kurang:
a) Prastudi kelayakan
b) Rencana Dukungan Pemerintah dan Jaminan Pemerintah
c) Penetapan tata cara pengembalian investasi Badan Usaha Pelaksana;
dan
d) Pengadaan tanah untuk KPBU
Setelah dokumen pra studi kelayakan dilakukan, tahapan selanjutnya
adalah merumuskan rencana dukungan pemerintah dan jaminan pemerintah.
Dukungan Pemerintah di setujui oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang keuangan dan kekayaan Negara dalam bentuk
Dukungan Kelayakan dan/atau insentif perpajakan, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan berdasarkan usulan PJPK. Menteri/Kepala
19
Lembaga/Kepala Daerah dapat memberikan Dukungan Pemerintah dalam
bentuk lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kegiatan perencanaan dan penyiapan proyek KPBU yang dijelaskan
diatas dapat dibantu oleh Badan Penyiapan. Badan Penyiapan adalah Badan
Usaha/Institusi/Organisasi yang melakukan pendampindan dan/atau
pembiayaan kepada PJPK dalam tahap penyiapan hingga tahap transaksi
KPBU. Transaksi KPBU terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
20
b. Pekerjaan yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan teknologi
baru dan penyedia jasa yang mampu mengaplikasikannya hanya satu
satunya; atau
c. Badan Usaha Pelaksana telah menguasai Sebagian besar atau seluruh
lahan yang diperlukan untuk melaksanakan KPBU.
21
persyaratan dalam penilaian penawaran teknis dan finansial berdasarkan
kriteria evaluasi yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan.
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap
materi pokok.
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
23
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti Anda telah
memahami materi pokok 2. Tetapi bila tingkat penguasaan anda anda masih di bawah
80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 1 terutama bagian yang belum anda
kuasai.
24
BAB III
A. Uraian Materi
Proyek KPBU merupakan proyek stategis yang banyak diatur di dalam
regulasi dari berbagai macam instansi. Setiap aspek di dalam KPBU
mempunyai regulasi tersediri, dimulai dari persiapan, pembayaran
ketersediaan layanan, dukungan kelayakan, dana penyiapan proyek,
penjaminan pemerintah, tata cara pengadaan badan usaha pelaksana KPBU
serta panduan umum tata cara pelaksanaan proyek KPBU tesebut. Selain itu,
dalam pelaksanaan proyek KPBU tersebut, tetap memperhatikan regulasi
terkait dengan sektor infrastruktur yang di-KPBU-kan.
1. Regulasi terkait dengan tata cara pengadaan Badan Usaha KPBU
Proses KPBU mempunyai regulasi yang mengatur mengenai
mekanisme teknis pengadaan Badan Usaha KPBU. LKPP selaku instansi
yang merumuskan regulasi terkait dengan Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah telah meluncurkan beberapa regulasi teknis dari
mekanisme pengadaan Badan Usaha KPBU, yakni:
a. Peraturan Kepala Nomor 19 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
dalam Penyediaan Infrastruktur.
b. Peraturan Lembaga Nomor 29 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pengadaan
Badan Usaha Pelaksana Penyedia Infrastruktur Melalui Kerjasama
Pemerintah Dengan Badan Usaha Atas Prakarsa Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah.
c. Peraturan Lembaga Nomor 8 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pemilihan
Panel Badan Usaha dan pemilihan Badan Usaha Pelaksana Pada Proyek
Strategis Nasional.
25
1.1 Perbandingan pelaku pengadaan antara Regulasi tata cara
pengadaan dengan skema KPBU dengan PBJP
Didalam menjalanan proses pengadaan dengan skema KPBU,
prinsip yang wajib diterapkan menurut peraturan lembaga ini terdiri dari
efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif serta
akuntanbel. Organisasi Pengadaan di dalam KPBU beserta tugas dan
tanggung jawabnya ini terlampir di dalam tabel berikut:
Tugas dan Tugas dan Tugas dan tanggung (1) Badan Usaha
yang ikut dalam
tanggung jawab tanggung jawab dari Panitia
Pemilihan Panel
dari PJPK adalah: jawab dari tim Pengadaan adalah:
Badan Usaha
● Menganggark KPBU adalah: ● Menetapkan dapat berbentuk
an biaya ● Berkoordin Dokumen Badan Usaha
pelaksanaan asi dengan Pengadaan dan tunggal atau
konsorsium/kerja
Pengadaan Panitia perubahannya
sama
dan Pengadaan ● Mengelola data
operasi/kemitraan/
pelaksanaan selama dan informasi bentuk kerja sama
Perjanjian proses pada Ruangan lain.
KPBU Pengadaan Data dan (2) Badan Usaha
dapat berupa
● Menetapkan ● Menyusun Informasi
entitas:
tim KPBU dan Kerangka ● Mengumumkan
a. badan
Panitia Acuan pelaksanaan usaha
Pengadaan kerja (KAK) pengadaan milik
● Menyediakan untuk ● Menilai kualifikasi negara;
b. badan
Ruangan Pengadaan peserta melalui
usaha
Data dan Badan Prakualifikasi
milik
Informasi Penyiapan ● Memberikan daerah;
(Data Room) penjelasan
26
PJPK Tim KPBU Panitia Pengadaan Badan Usaha
● Menerbitkan proses
surat Pengadaan
penunjukan ● Melaporkan
Badan Usaha proses
Pelaksana pelaksanaan
dan badan Pengadaan
Penyiapan secara berkala
● Menetapkan keapda PJPK
hasil ● Menyerahkan
penunjukan dokumen asli
langsung proses
● Menjawab Pengadaan
sanggah kepada simpul
● Menyatakan KPBU setelah
proses proses
prakualifikasi Pengadaan
atau selesai
pemilihan ● Menyerahkan
gagal salinan dokumen
● Menandatang proses
ani perjanjian Pengadaan
penyiapan; keapda PJPK
dan
PJPK dibantu Ketentuan terkait Persyaratan badan
● Menandatang
oleh Tim KPBU Panitia Pengadaan Usaha yang ikut
ani perjanjian Pemilihan Panel Badan
dalam adalah sebagai
KPBU Usaha antara lain adalah:
melaksanakan: berikut: memenuhi ketentuan
● Kegiatan ● Berjumlah gasal peraturan perundang-
pada tahap minimal 5 (lima) undangan untuk
28
PJPK Tim KPBU Panitia Pengadaan Badan Usaha
Pengadaan terdiri
dari anggota yang
29
PJPK Tim KPBU Panitia Pengadaan Badan Usaha
memahami e. menandatangan
tentang: i pakta
integritas; dan
o Prosedur
Badan Usaha berbentuk
pengadaan
konsorsium/kerja sama
o Prosedur operasi/kemitraan/bentuk
KPBU kerjasama lain harus
perjanjian dan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan
yang berlaku
di bidang
infrastruktur
sektor
bersangkutan
o Aspek teknis
terkait dengan
proyek
kerjasama
o Aspek bisnis
dan finansial
terkait dengan
proyek
kerjasama.
30
PJPK Tim KPBU Panitia Pengadaan Badan Usaha
● Anggota Panitia
Pengadaan
dilarang memiliki
hubungan afiliasi
dengan anggota
Panitia
Pengadaan
lainnya dan/atau
dengan PJPK
dan/atau Peserta
dalam
Pengadaan
Proyek KPBU
yang sama; dan
● Menandatangani
Pakta Integritas
31
No Tugas tanggung jawab KPBU PBJP
4 Penjajakan minat pasar PJPK -
5 Persetujuan perubahan dokumen PJPK Pokja
pengadaan Pemilihan/PPK/PA/KPA/PP
6 Penetapan HPS pada pemilihan PJPK PPK
7 Penetepan pemenang pengadaan PJPK PA/KPA; Pokja Pemilihan
(Pelelangan/sekeksi;
tender/seleksi/pengadaan langsung)
8 Penerbitan surat pemenang PJPK PPK
pengadaan (pelelangan/seleksi;
SPPBJ)
9 Penetapan Hasil penunjukan langsung PJPK PA/KPA
10 Menyawab Sanggah PJPK Pokja Pemilihan; KPA
(Sanggah Banding)
11 Menyatakan proses prakualifikasi PJPK Pokja Pemilihan
gagal
12 Menandatangani perjanjian PJPK PA/KPA/PPK
13 Berkoordinasi dengan Panita Tim KPBU -
pengadaan selama proses pengadaan
14 Menyusun KAK (termasuk untuk Tim KPBU PPK
Pengadaan Badan Penyiapan)
15 Membntu PJPK dalam memonitor Tim KPBU -
pelaksanaan pengadaan
16 Menetapkan dokumen pengadaan dan Panitia Pokja Pemilihan
perubahannya Pengadaan
17 Mengelola data dan informasi pada Panitia -
Ruangan Data dan Informasi Pengadaan
18 Pengumuman pelaksanaan Panitia Pokja Pemilihan
pengadaan Pengadaan
19 Menilai kualifikasi peserta melalui Panitia Pokja Pemilihan
prakualifikasi Pengadaan
32
No Tugas tanggung jawab KPBU PBJP
20 Memberikan penjelasan dokumen Panitia Pokja Pemilihan
pengadaan Pengadaan
21 Melakukan evaluasi administrasi, Panitia Pokja Pemilihan
teknis dan finansial Pengadaan
22 Melakukan diskusi optimalisasi pada Panitia -
metode pelelangan dua tahun Pengadaan
23 Melakukan negosiasi Panitia Pokja Pemilihan
Pengadaan
24 Mengusulkan pemenang seleksi atau Panitia Pokja Pemilihan
pelelangan Pengadaan
25 Mengusulkan penetapan Badan Usaha Panitia Pokja Pemilihan
Pelaksana melalui Penunjukan Pengadaan
Langsung
26 Berkoordinasi dengan Tim KPBU Panitia -
selama proses Pengadaan Pengadaan
27 Melaporkan proses pelaksanaan Panitia -
Pengadaan secara berkala keapda Pengadaan
PJPK
28 Menyerahkan dokumen asli proses Panitia -
Pengadaan kepada simpul KPBU Pengadaan
setelah proses Pengadaan selesai
29 Menyerahkan salinan dokumen proses Panitia -
Pengadaan keapda PJPK Pengadaan
33
mekansime yang diatur oleh Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018
beserta perubahannya tentang Pengadaan Barang/Jasa.
Terkait dengan mekanisme KPBU yang diatur, mempunyai konsep
yang tidak jauh berbeda dengan pertentangan kepentingan di dalam
Pasal 7 ayat (5) Peraturan presiden nomor 12 tahun 2021 tentang
pertentangan kepentingan. Perbandingan antara pertentangan
kepentingan antara pengadaan secara umum dan pertentangan dalam
KPBU terlampir di dalam tabel berikut:
Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 Regulasi KPBU terkait dengan pertentangan
pasal 7 ayat (5) kepentingan
a. Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti a. Pihak yang terlibat pada tahapan Penyiapan
pada suatu badan usaha, merangkap dan/atau Transaksi sebagai konsultan atau
sebagai Direksi, Dewan Komisaris, atau Badan Penyiapan:
personel inti pada badan usaha lain yang o Menjadi Peserta atau anggota
mengikuti Tender/ Seleksi yang sama; konsorsium Peserta Pengadaan
b. konsultan perencana/pengawas dalam Badan Usaha Pelaksana pada
Pekerjaan Konstruksi bertindak sebagai Proyek KPBU yang sama;
pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang o Sebagai pemegang saham dan/atau
direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam pengurus pada perusahaan yang
pelaksanaan pengadaan pekerjaan menjadi Peserta atau perusahaan
terintegrasi; pada anggota konsorsium dalam
c. konsultan manajemen konstruksi berperan Pengadaan Badan Usaha pelaksana
sebagai konsultan perencana; pada Proyek KPBU yang sama;
d. pengurus/manajer koperasi merangkap o Memberikan
sebagai PPK/ Pokja Pemilihan/ Pejabat pembiayaan/pendanaan atau
Pengadaan pada pelaksanaan Pengadaan memberikan penjaminan pada
Barang/Jasa di Kementerian/ Lembaga/ Proyek KPBU yang sama; dan/atau
Perangkat Daerah; o Menjadi konsultan bagi peserta
e. PPK/ Pokja Pemilihan/ Pejabat Pengadaan Badan Usaha Pelaksana pada
baik langsung maupun tidak langsung Proyek KPBU yang sama
34
Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 Regulasi KPBU terkait dengan pertentangan
pasal 7 ayat (5) kepentingan
mengendalikan atau menjalankan badan b. Pihak yang betindak selaku konsultan pada
usaha Penyedia; dan/ atau lebih dari 1 (satu) Peserta dalam Proyek
f. beberapa badan usaha yang mengikuti KPBU yang sama;
Tender/ Seleksi yang sama, dikendalikan c. Anggota direksi atau dewan komisaris suatu
baik langsung maupun tidak langsung oleh Badan Usaha yang menjadi Peserta
pihak yang sama, dan/atau kepemilikan merangkap sebagai anggota direksi atau
sahamnya lebih dari 50% (lima puluh persen) dewan komisaris pada Badan Usaha lain
dikuasai oleh pemegang saham yang sama yang menjadi Peserta pada Proyek KPBU
yang sama
d. Anggota panitia Pengadaan/Tim
KPBU/PJPK memiliki hubungan afiliasi
dengan Peserta pada Proyek KPBY yang
sama;
e. Hubungan antara 2 (dua) atau lebih Badan
Usaha yang menjadi Peserta pada
Pengadaan yang sama dikendalikan oleh
pihak yang sama, baik langsung maupun
tidak langsung.dan/atau
f. Kegiatan atau tindakan yang berpotensi
menimbulkan persaingan usaha tidak sehat
sebagaimana tercantum pada ketentuan
perundangan mengenai larangan praktek
monopoli dan persaingan usaha yang tidak
sehat.
Tidak diatur mengenai hubungan afliasi sebagai Hubungan afiliasi yang dimaksud adalah:
pertentangan kepentingan a. Hubungan keluarga karena perkawinan
dan keturunan sampai derajat kedua,
baik secara horizontal maupun vertikal,
dan/atau
b. Memiliki kendali pada perusahaan
Peserta baik langsung maupun tidak
langsung
35
Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 Regulasi KPBU terkait dengan pertentangan
pasal 7 ayat (5) kepentingan
Tidak ada kalimat bahwa dilarang terlibat terkait Para pihak yang memiliki pertentangan
dengan para pihak yang memiliki pertentangan kepentingan dalam proyek KPBU yang sama
kepentingan dilarang terlibat dalam proses Pengadaan
37
1.4 Perbandingan proses pelaksanaan pengadaan antara Regulasi tata
cara pengadaan dengan skema KPBU dengan PBJP
38
Tabel 3.4 Perbandingan tahapan Prakualifikasi antara PBJP dan KPBU
39
● Badan Usaha Permrakarsa bersedia membeli kembali prakarsa sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundangan apabila
memenangkan lelang.
.
Di dalam Peraturan lembaga ini, proses pemilihan badan usaha
pelaksana dilakukan melalui pelelangan atau penunjukan langsung.
Pelelangan sendiri terdiri atas pelelangan satu tahap atau pelelangan
dua tahap. Perbandingan antara proses pemilihan Badan Usaha serta
Tender/Seleksi antara KPBU dan PBJP terlampir di dalam tabel berikut:
KPBU PBJP
Pelelangan Satu Pelelangan Dua Tahap Metode Metode Prakualifikasi
Tahap Prakualifikasi Penyampaian 2 file
Penyampaian 2
tahap
Pemilihan Badan Pemilihan Badan Usaha ⮚ Undangan ⮚ Undangan kepada
Usaha melalui melalui Pelelangan dua kepada peserta peserta yang lulus
Pelelangan satu tahap, tahap, paling sedikit yang lulus prakualifikasi
paling sedikit meliputi meliputi kegiatan: prakualifikasi ⮚ Pengunduhan
kegiatan: ⮚ Pengiriman ⮚ Pengunduhan dokumen pemilihan
⮚ Pengiriman undangan kepada dokumen ⮚ Pemberian penjelasan
undangan peserta yang lulus pemilihan ⮚ Penyampaian
kepada tahap ⮚ Pemberian Dokumen Penawaran
peserta yang prakualifikasi penjelasan ⮚ Pembukaan Dokumen
lulus tahap dengan ⮚ Penyampaian Penawaran
prakualifikasi melampirkan Dokumen administrasi dan
dengan formulir Surat penawaran teknis (file I)
melampirkan Kerahasiaan; administrasi dan ⮚ Evaluasi administrasi
formulir Surat ⮚ Penyampaian teknis (tahap I) ⮚ Evaluasi teknis bagi
Kerahasiaan; Surat ⮚ Pembukaan yang lulus evaluasi
⮚ Penyampaian Kerahasiaan dan Dokumen administrasi
Surat Penyampaian Penawaran
40
KPBU PBJP
Pelelangan Satu Pelelangan Dua Tahap Metode Metode Prakualifikasi
Tahap Prakualifikasi Penyampaian 2 file
Penyampaian 2
tahap
Kerahasiaan Dokumen administrasi dan ⮚ Pengumuman peserta
oleh Peserta permintaan teknis yang lulus evaluasi
dan Proposal (RfP) ⮚ Evaluasi administrasi dan
Penyampaian oleh Panitia dokumen teknis (file I)
Dokumen Pengadaan; penawaran ⮚ Pembukaan Dokumen
permintaan ⮚ Pemberian administrasi Penawaran (file II)
Proposal (RfP) penjelasan ⮚ Evaluasi teknis bagi yang lulus
oleh Panitia (termasuk dan negosiasi evaluasi teknis
Pengadaan; tinjauan lokasi, teknis bagi yang ⮚ Evaluasi harga
⮚ Pemberian jika diperlukan); lulus evaluasi ⮚ Penetapan dan
penjelasan ⮚ Pemasukan teknis pengumuman
(termasuk Dokumen ⮚ Pengumuman pemenang
tinjauan lokasi, Penawaran; peserta yang ⮚ Masa Sanggah
jika ⮚ Pembukaan lulus evaluasi ⮚ Laporan Pokja
diperlukan); Dokumen administrasi dan Pemilihan kepada
⮚ Pemasukan penawaran; teknis (tahap I) PPK
Dokumen ⮚ Evaluasi ⮚ Penyampaian
Penawaran Dokumen Dokumen
(sampul I dan Penawaran; Penawaran
sampul II) ⮚ Pemberitahuan teknis (revisi) dan
⮚ Pembukaan hasil evaluasi harga (tahap II)
Dokumen kepada masing- ⮚ Pembukaan
penawaran masing Peserta; Dokumen
sampul I ⮚ Sanggah Penawaran
(Dokumen terhadap hasil (tahap II)
penawaran evaluasi ⮚ Evaluasi
administrasi Dokumen Dokumen
dan Dokumen penawaran; Penawaran
penawaran ⮚ Undangan harga
teknis); kepada Peserta ⮚ Penetapan dan
⮚ Evaluasi Dialog; pengumuman
Dokumen pemenang
41
KPBU PBJP
Pelelangan Satu Pelelangan Dua Tahap Metode Metode Prakualifikasi
Tahap Prakualifikasi Penyampaian 2 file
Penyampaian 2
tahap
Penawaran ⮚ Dialog ⮚ Masa sanggah
sampul I; Optimalisasi atas ⮚ Laporan Pokja
⮚ Pemberitahua hasil evaluasi Pemilihan
n hasil Dokumen kepada PPK
evaluasi Penawaran;
Dokumen ⮚ Pemasukan
penawaran Dokumen
sampul I; penawaran
⮚ Pembukaan Optimalisasi;
Dokumen ⮚ Pembukaan
penawaran Dokumen
sampul II Penawaran
(Dokumen Optimalisasi;
penawaran ⮚ Evaluasi
finansial); Dokumen
⮚ Evaluasi penawaran
Dokumen Optimalisasi;
Penawaran ⮚ Penerbitan Berita
sampul II; Acara Hasil
⮚ Penerbitan Pelelangan
Berita Acara (BAHP);
Hasil ⮚ Penetapan
Pelelangan pemenang;
(BAHP); ⮚ Pengumuman
⮚ Penetapan hasil pelelangan;
pemenang; ⮚ Sanggah
⮚ Pengumuman terhadap hasil
hasil Pelelangan;
pelelangan; ⮚ Penerbitan Surat
⮚ Sanggah Penunjukan
terhadap hasil Pemenang Lelang
Pelelangan; (letter of award);
42
KPBU PBJP
Pelelangan Satu Pelelangan Dua Tahap Metode Metode Prakualifikasi
Tahap Prakualifikasi Penyampaian 2 file
Penyampaian 2
tahap
⮚ Penerbitan ⮚ Persiapan
Surat penandatangan
Penunjukan Perjanjian KPBU;
Pemenang dan
Lelang (letter ⮚ Persiapan
of award); pemenuhan
⮚ Persiapan pembiayaan.
penandatanga
n Perjanjian
KPBU; dan
⮚ Persiapan
pemenuhan
pembiayaan.
43
Tabel 3.6. Perbedaan antara Penunjukan Langsung antara KPBU dengan
PBJP
44
KPBU Penunjukan Langsung di
KPBU Kondisi Tertentu Prakualifikasi Badan Usaha dalam PBJP
Hanya Menghasilkan Satu
Peserta
45
KPBU Penunjukan Langsung di
KPBU Kondisi Tertentu Prakualifikasi Badan Usaha dalam PBJP
Hanya Menghasilkan Satu
Peserta
46
KPBU Penunjukan Langsung di
KPBU Kondisi Tertentu Prakualifikasi Badan Usaha dalam PBJP
Hanya Menghasilkan Satu
Peserta
47
KPBU Penunjukan Langsung di
KPBU Kondisi Tertentu Prakualifikasi Badan Usaha dalam PBJP
Hanya Menghasilkan Satu
Peserta
48
KPBU Penunjukan Langsung di
KPBU Kondisi Tertentu Prakualifikasi Badan Usaha dalam PBJP
Hanya Menghasilkan Satu
Peserta
49
KPBU Penunjukan Langsung di
KPBU Kondisi Tertentu Prakualifikasi Badan Usaha dalam PBJP
Hanya Menghasilkan Satu
Peserta
⮚ Penetapan dan
pengumuman
5. Penunjukan Langsung untuk
Jasa Konsultansi untuk
Pelaku Usaha yang mampu
meliputi:
⮚ Undangan prakualifikasi
⮚ Penyampaian dan evaluasi
dokumen kualifikasi
⮚ Pembuktiaan kualifikasi
⮚ Penetapan hasil kualifikasi
dan penyampaian
undangan (apabila lulus
kualifikasi)
⮚ Pemberian penjelasan
⮚ Penyampaian dan
Pembukaan dokumen
penawran
⮚ Evaluasi dokumen
penasaran
⮚ Klarifikasi dan negosiasi
teknis dan biaya; dan
⮚ Penetapan dan
pengumuman
50
KPBU Penunjukan Langsung di
KPBU Kondisi Tertentu Prakualifikasi Badan Usaha dalam PBJP
Hanya Menghasilkan Satu
Peserta
1.5 Panel Badan Usaha dan pemilihan Badan Usaha Pelaksana Pada
Proyek Strategis Nasional menurut Peraturan Lembaga Nomor 8
tahun 2021
Proyek Strategis Nasional adalah proyek dan/atau program yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau
Badan Usaha yang memiliki sifat strategis untuk pertumbuhan dan
pemerataan pembangunan dalam rangka upaya penciptaan kerja dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan untuk definisi panel
badan usaha adalah satu atau lebih Badan Usaha dalam satu panel
yang terdiri dari beberapa calon Badan Usaha Pelaksana dalam
pelaksana Proyek Strategi Nasional serta dipilh dan ditetapkan oleh
Kementerian/Lembaga melalui proses Prakualifikasi..Tujuan
pengaturan dalam Peraturan Lembaga ini adalah untuk:
a. mewujudkan tata kelola pemilihan Badan Usaha pada Proyek
Strategis Nasional yang sesuai dengan etika dan prinsip pemilihan
Badan Usaha; dan
b. mempercepat proses pemilihan Badan Usaha.
Di dalam menjalankan proses Pemilihan Panel Badan Usaha dan
Pemilihan Badan Usaha Pelaksana, diharapkan untuk dilakukan sesuai
dengan 7 prinsip pengadaan, sama dengan Peraturan Kepala Nomor 19
tahun 2015 dan peraturan Lembaga Nomor 29 Tahun 2018. Kemudian,
di dalam Pemilihan Panel Badan Usaha terdiri dari proses identifikasi
kebutuhan panel badan usaha, penetapan daftar panel badan usaha
51
dan prakualifikasi. Menteri/Kepala Lembaga mengidentifikasi kebutuhan
Panel Badan Usaha berdasarkan Proyek Strategis Nasional dan
hasilnya disampaikan kepada Panitia Pengadaan.
Selanjutnya, Menteri/Kepala Lembaga dan Badan Usaha yang telah
masuk sebagai anggota Panel Badan Usaha menandatangani Kontrak
Payung (framework contract) yang berlaku selama jangka waktu paling
lama 3 tahun
Mekanisme evaluasi pelaksanaan panel badan usaha menjadi point
yg diatur di dalam peraturan lembaga ini. Evaluasi dilakukan paling sedikit
1 kali dalam 1 tahun atau sewaktu diperlukan di dalam masa kontrak
payung. Hasil evaluasi sendiri dapat berupa:
a. pengurangan anggota Panel Badan Usaha;
b. perubahan komposisi anggota konsorsium Badan Usaha dalam
Panel Badan Usaha; dan/atau
c. penambahan anggota Panel Badan Usaha melalui Prakualifikasi
d. Penambahan anggota Panel Badan Usaha dilakukan apabila
pengurangan anggota Panel Badan Usaha menyebabkan jumlah
anggota Panel Badan Usaha kurang dari 5 (lima); atau berdasarkan
kebutuhan.
B. Latihan
Untuk dapat memahami materi terkait dengan regulasi yang mengatur proses
pengadaan dalam KPBU, Anda diminta untuk menjelaskan perbedaan dari
peraturan terkait dengan proses pengadaan dalam KPBU! .
C. Rangkuman
Proyek KPBU merupakan proyek stategis yang banyak diatur di dalam
regulasi dari berbagai macam instansi. Setiap aspek di dalam KPBU
mempunyai regulasi tersediri, dimulai dari persiapan, pembayaran
ketersediaan layanan, dukungan kelayakan, dana penyiapan proyek,
penjaminan pemerintah, tata cara pengadaan badan usaha pelaksana KPBU
serta panduan umum tata cara pelaksanaan proyek KPBU tesebut. Selain itu,
52
dalam pelaksanaan proyek KPBU tersebut, tetap memperhatikan regulasi
terkait dengan sektor infrastruktur yang di-KPBU-kan.
Proses KPBU mempunyai regulasi yang mengatur mengenai
mekanisme teknis pengadaan Badan Usaha KPBU. LKPP selaku instansi
yang merumuskan regulasi terkait dengan Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah telah meluncurkan beberapa regulasi teknis dari
mekanisme pengadaan Badan Usaha KPBU, yakni:
a. Peraturan Kepala Nomor 19 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
dalam Penyediaan Infrastruktur.
b. Peraturan Lembaga Nomor 29 Tahun 2018 tentang Tata Cara
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Penyedia Infrastruktur Melalui
Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Atas Prakarsa
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
c. Peraturan Lembaga Nomor 8 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pemilihan
Panel Badan Usaha dan pemilihan Badan Usaha Pelaksana Pada
Proyek Strategis Nasional.
Didalam menjalanan proses pengadaan dengan skema KPBU, prinsip
yang wajib diterapkan menurut peraturan lembaga ini terdiri dari efisien,
efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif serta akuntanbel.
Jika dibandingkan dengan pelaku pengadaan pada Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, terdapat perbedaan pelaku pengadaan dilihat dari siklus
pengadaan dan juga wewenang, tanggung jawab yang dimiliki. Terkait
dengan mekanisme KPBU yang diatur, mempunyai konsep yang tidak jauh
berbeda dengan pertentangan kepentingan di dalam Pasal 7 ayat (5)
Peraturan presiden nomor 12 tahun 2021 tentang pertentangan kepentingan.
Mekanisme terkait dengan pengadaaan badan usaha Pelaksana di
dalam KPBU, diatur kedalam 2 tahap, yakni, persiapan pengadaan Badan
Usaha Pelaksana, dan pelaksanaan pengadaan Badan Usaha pelaksana. Di
dalam persiapan pengadaan badan usaha pelaksana, kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
53
a. Konfirmasi kesiapan Proyek KPBU untuk dilanjutkan ke tahapan
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana.
b. Konfirmasi minat pasar;
c. Penerbitan Pemberitahuan Informasi Awal (jika diperlukan);
d. Penyusunan jadwal pengadaan Badan Usaha Pelaksana dan rancangan
pengumuman.
e. Penyusunan dan penetapan Dokumen Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana.
f. Pengelolaan Ruangan Data dan Informasi (Data Room) untuk keperluan
uji tuntas (due diligence)
Konfirmasi kesiapan Proyek KPBU dilakukan dengan cara melakukan
checklist terhadap kelengkapan dokumen data/kesiapan proyek KPBU
dengan mengaju kepada peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang perencana pembangunan nasional. Untuk konfirmasi
minat pasar, cara-cara yang dapat dilakukan antara lain dengan mereviu hasil
penjajakan minat pasar (market souning) yang dilakukan oleh PJPK atau
melakukan diskusi dalam forum Badan Usaha.
Di dalam pelaksanaan pengadaan antara KPBU dengan PBJP terdapat
perbedaan dalam istilah, dan juga mekanisme yang digunakan. Di dalam
KPBU dikenal istilah “pelelangan” sedangkan metode pelaksanaan
pengadaan melalui penyedia terdapat beberapa metode yan dapat dilakukan
di dalam PBJP. Proses pengadaan barang/jasa melalui Penyedia di dalam
PBJP dapat dilakukan melalui:
● Penunjukan Langsung
● Pengadaan Langsung
● Tender
● Tender/Cepat
● E-purchasing
Sedangkan untuk KPBU sendiri hanya dikenal pelelangan dan
penunjukan langung. Sebelum dilakukan pelelangan/penunjukan langsung, di
54
dalam KPBU terdapat proses prakualifikasi dan juga terdapat dokumen
permintaan proposal (RfP).
Proyek Strategis Nasional adalah proyek dan/atau program yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau Badan
Usaha yang memiliki sifat strategis untuk pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan dalam rangka upaya penciptaan kerja dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Sedangkan untuk definisi panel badan usaha
adalah satu atau lebih Badan Usaha dalam satu panel yang terdiri dari
beberapa calon Badan Usaha Pelaksana dalam pelaksana Proyek Strategi
Nasional serta dipilh dan ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga melalui
proses Prakualifikasi..Tujuan pengaturan dalam Peraturan Lembaga ini
adalah untuk:
a. mewujudkan tata kelola pemilihan Badan Usaha pada Proyek Strategis
Nasional yang sesuai dengan etika dan prinsip pemilihan Badan Usaha;
dan
b. mempercepat proses pemilihan Badan Usaha.
Di dalam menjalankan proses Pemilihan Panel Badan Usaha dan
Pemilihan Badan Usaha Pelaksana, diharapkan untuk dilakukan sesuai
dengan 7 prinsip pengadaan, sama dengan Peraturan Kepala Nomor 19
tahun 2015 dan peraturan Lembaga Nomor 29 Tahun 2018. Kemudian, di
dalam Pemilihan Panel Badan Usaha terdiri dari proses identifikasi kebutuhan
panel badan usaha, penetapan daftar panel badan usaha dan prakualifikasi.
Menteri/Kepala Lembaga mengidentifikasi kebutuhan Panel Badan Usaha
berdasarkan Proyek Strategis Nasional dan hasilnya disampaikan kepada
Panitia Pengadaan.
55
B. Pembayaran Ketersediaan Layanan
C. Dukungan kelayakan.
D. Dana persiapan proyek
2. Yang BUKAN regulasi yang mengatur tentang tata cara pengadaan Badan Usaha
KPBU adalah ….
A. Peraturan Kepala Nomor 19 Tahun 2015
B. Peraturan Lembaga Nomor 29 Tahun 2018
C. Peraturan Lembaga Nomor 8 Tahun 2021
D. Peraturan Lembaga Nomor 7 Tahun 2021
3. Pelaku di dalam KPBU yang mempunyai tugas dan tanggung jawab Menyediakan
Ruangan Data dan Informasi (Data Room) adalah….
A. Tim KPBU
B. PJPK
C. Panitia Pengadaan
D. PPK
4. Di dalam kegiatan prakualifikasi antara KPBU dan PBJP, yang merupakan
tahapan prakualifikasi yang hanya ada di KPBU adalah…..
A. Pengumuman Prakualifikasi
B. Pemasukan dokumen kualifikasi
C. Penjelasan proyek KPBU
D. Sanggah hasil prakualifikasi
5. Yang BUKAN merupakan kondisi tertentu di dalam Penunjukan Langsung KPBU
adalah…
A. Pekerjaan yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan teknologi
baru dan penyedia jasa yang mampu mengaplikasikannya hanya satu-
satunya
B. Badan Usaha telah menguasai sebagian besar atau seluruh lahan yang
diperlukan untuk melaksanakan KPBU. Persyaratan Penunjukan Langsung
C. penyelenggaraan penyiapan kegiatan yang mendadak untuk menindaklanjuti
komitmen internasional yang dihadiri oleh Presiden/Wakil Presiden
56
D. Pengembangan atas infrastruktur yang telah dibangun dan/atau dioperasikan
sebelumnya oleh Badan Usaha Pelaksana yang sama; Persyaratan
Penunjukan Langsung
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap
materi pokok.
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
57
BAB IV
PERAN PARA PIHAK KPBU (PJPK, TIM KPBU, PANITIA PENGADAAN) DALAM
PROSES PENGADAAN
A. Uraian Materi
Dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur melalui skema KPBU,
pengadaan KPBU menjadi salah satu proses yang krusial. Agar proses
pengadaan berjalan sesuai dengan kebutuhan proyek diperlukan organisasi
pengadaan yang mumpuni, organisasi tersebut terdiri dari:
1. Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK)
Dalam proses pengadaan KPBU, PJPK adalah Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah atau direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/
direksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai penyelenggara
infrastruktur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah sebagai PJPK dapat
melimpahkan kewenangarnya kepada pihak yang dapat mewakili
kementerian/lembaga/pemerintah daerah yang ruang lingkup, tugas dan
tanggung jawabnya meliputi sektor Infrastruktur sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Badan Usaha Milik Negara dan/atau Badan Usaha Milik Daerah dapat
bertindak sebagai PJPK, sepanjang diatur dalam peraturan perundang-
undangan sektor. Di BUMN/BUMD, PJPK dijabat oleh Direksi. Dalam hal
BUMN dan/atau BUMD menjabat sebagai PJPK, KPBU dilaksanakan
melalui perjanjian dengan Badan Usaha Pelaksana.
Proyek KPBU dapat merupakan gabungan dari 2 (dua) atau lebih PJPK
untuk 1 (satu) jenis infrastruktur atau gabungan dari 2 (dua) atau lebih jenis
infrastruktur. Gabungan dari 2 (dua) atau lebih PJPK untuk 1 (satu)
jenis Infrastruktur yaitu Infrastruktur yang penyedia atau penyelenggara
Infrastrukturnya dilaksanakan oleh Menteri/ Kepala Lembaga dan Kepala
Daerah atau antar Kepala Daerah. Sedangkan untuk proyek KPBU yang
58
merupakan gabungan dari 2 (dua) atau lebih jenis Infrastruktur yaitu
Infrastruktur yang penyedia atau penyelenggara Infrastrukturnya
dilaksanakan oleh antar Menteri/Kepala lembaga, Menteri/Kepala
Lembaga dan Kepala Daerah, atau antar Kepala
Daerah. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah yang memiliki
kewenangan terhadap Infrastruktur yang akan dikerjasamakan harus
menandatangani nota kesepahaman mengenai PJPK.
Nota kesepahaman tersebut paling kurang memuat:
a. kesepakatan pihak yang menjadi coordinator PJPK;
b. kesepakatan mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab
masing-masing PJPK, termasuk hak dan kewajiban masing-masing
PJPK datam
perjanjiar KPBU;
c. kesepakatan penganggaran dalam rangka tahap penyiapan dan
tahap transaksi, termasuk tahap pelaksanaan perjanjian KPBU;
d. mekanisme pengambilan keputusan antar para pihak terkait dengan
pelaksanaan KPBU;
e. jangka waktu berlakunya nota kesepahaman; dan
f. jangka waktu pelaksanaan KPBU.
Koordinator PJPK bertindak sebagai pihak yang menandatangani perjanjian
KPBU dengan Badan Usaha Pelaksana mewakili PJPK sebagaimana diatur
dalam nota kesepahaman.
Tugas dan tanggung jawab PJPK dalam proses Pengadaan adalah sebagai
berikut:
a. menganggarkan biaya pelaksanaan Pengadaan;
b. menetapkan Panitia Pengadaan;
c. menerbitkan surat pernyataan kelayakan Proyek KPBU berdasarkan
dokumen yang dihasilkan dalam tahap Penyiapan);
d. menyediakan Ruangan Data dan Informasi (Data Room);
59
e. memberikan persetujuan Dokumen Pengadaan dan setiap
perubahannya;
f. menetapkan penawar tunggal pada Penunjukkan Langsung;
g. memberikan persetujuan terkait pelaksanaan Dialog Optimalisasi
Ulang;
h. menetapkan pemenang Pelelangan;
i. menjawab sanggah hasil Pelelangan;
j. menyatakan proses Prakualifikasi atau Pemilihan gagal;
k. menetapkan tindak lanjut dari Prakualifikasi atau Pemilihan gagal;
l. menerbitkan Surat Penunjukan Pemenang Lelang (letter of award);
m. menetapkan hasil Penunjukan Langsung;
n. memberikan persetujuan terkait perubahan anggota konsorsium
dan/atau perubahan komposisi konsorsium setelah penetapan
pemenang lelang lelang (jika ada); dan
o. menandatangani Perjanjian KPBU.
60
Tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh TIM KPBU yaitu:
a. berkoordinasi dengan Panitia Pengadaan selama proses
Pengadaan; dan
b. membantu PJPK dalam memonitor pelaksanaan Pengadaan.
3. Panitia Pengadaan
Panitia Pengadaan adalah tim yang dibentuk PJPK yang memiliki peran dan
tanggung jawab untuk mempersiapkan dan melaksanakan proses
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana, membantu persiapan
penandatanganan Perjanjian KPBU dan persiapan pemenuhan
pembiayaan.
Panita Pengadaan mempunyai peran dan tanggung jawab untuk
mempersiapkan melaksanakan proses Pengadaan Badan Usaha setelah
menyelesaikan Dokumen Prastudi Kelayakan, mulai dari proses
prakualifikasi, pengadaan, penyiapan dan pemasukan penawaran, evaluasi
dan penetapan pemenang, serta finalisasi pengadaan dengan
ditandatanganinya perjanjian KPBU. Untuk lebih lengkapnya, tugas dan
tanggung jawab Panitia Pengadaan adalah sebagai berikut:
a. melakukan konfirmasi kesiapan Proyek KPBU untuk dilanjutkan ke
tahapan Pengadaan;
b. melakukan konfirmasi minat pasar (market interest confirmation) jika
diperlukan;
c. menerbitkan Pemberitahuan Informasi Awal jika diperlukan;
d. menyusun Dokumen Pengadaan;
e. menetapkan Dokumen Pengadaan setelah mendapat persetujuan
PJPK;
f. menyusun perubahan Dokumen Pengadaan;
61
g. menetapkan perubahan Dokumen Pengadaan (jika diperlukan)
setelah mendapatkan persetujuan PJPK;
h. mengelola data dan informasi pada Ruangan Data dan Informasi
(Data Room);
i. mengumumkan pelaksanaan Pengadaan;
j. memberikan penjelasan Dokumen Pengadaan;
k. melakukan evaluasi kualifikasi Peserta;
l. menetapkan dan mengumumkan hasil Prakualifikasi;
m. menjawab sanggah prakualifikasi;
n. melaporkan kepada PJPK terkait terjadinya hal yang menyebabkan
Prakualifikasi gagal;
o. melakukan evaluasi terhadap Dokumen Penawaran;
p. menjawab sanggah terhadap hasil evaluasi Dokumen Penawaran
pada Pelelangan Dua Tahap (jika ada);
q. melaporkan kepada PJPK terkait sanggah hasil evaluasi Dokumen
Penawaran yang dinyatakan benar pada Pelelangan Dua Tahap (jika
ada);
r. memberikan persetujuan perubahan anggota konsorsium dan/atau
perubahan komposisi konsorsium sebelum pemasukan Dokumen
Penawaran;
s. menetapkan daftar Peserta Dialog;
t. melakukan Dialog Optimalisasi;
u. melakukan evaluasi terhadap Dokumen Penawaran Optimalisasi;
v. melakukan negosiasi pada Penunjukkan Langsung;
w. mengusulkan pemenang Pelelangan;
x. mengusulkan penetapan Badan Usaha melalui Penunjukan
Langsung;
y. melaporkan proses pelaksanaan Pengadaan secara berkala kepada
PJPK;
z. menyerahkan dokumen asli proses Pengadaan kepada PJPK
setelah proses Pengadaan selesai; dan
62
aa. membantu PJPK dalam persiapan penandatanganan perjanjian
KPBU dan persiapan pemenuhan pembiayaan.
63
B. Latihan
Untuk dapat memahami materi mengenai peran para pihak KPBU (PJPK, Tim
KPBU, dan Panitia Pengadaan) dalam proses pengadaan KPBU, anda di minta
untuk menjelaskan garis besar dari peran pengadaan di dalam setiap tahapan
tersebut!
C. Rangkuman
Seperti yang sudah dijelaskan mengenai para pihak KPBU. Dalam Peraturan
LKPP Nomor 29 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana Penyediaan infrastruktur melalui KPBU atas Prakarsa K/L/PD
bahwa Organisasi Pengadaan dalam Proyek KPBU yaitu terdiri atas:
64
3. Dalam pelaksanaan proyek KPBU perlu dilakukan konfirmasi kesiapan
Proyek KPBU untuk dilanjutkan ke tahapan Pengadaan, kegiatan
tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab?
A. PJPK
B. Tim KPBU
C. Simpul KPBU
D. Panitia Pengadaan
4. Yang BUKAN merupakan komponen anggaran biaya pelaksanaan
Pengadaan yang harus disiapkan oleh PJPK untuk menunjang
keberhasilan proses pengadaan adalah….
A. Biaya pengumuman
B. Penggandaan Dokumen
C. Honorarium Panitia Pengadaan
D. Kick Back Fee
5. Memberikan persetujuan terkait pelaksanaan Dialog Optimalisasi Ulang
menjadi tugas dan tanggung jawab?
A. PJPK
B. Tim KPBU
C. Simpul KPBU
D. Panitia Pengadaan
65
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti Anda
telah memahami materi pokok 2. Tetapi bila tingkat penguasaan anda anda
masih di bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 1 terutama
bagian yang belum anda kuasai.
66
BAB V
A. Uraian Materi
1. Pertentangan Kepentingan Menurut Peraturan Kepala LKPP Nomor 19
Tahun 2015
Di dalam peraturan Kepala LKPP Nomor 19 Tahun 2015 tentang tata cara
pelaksanaan pengadaan badan usaha kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur pasal 10, pertentangan
kepentingan dalam proses pengadaan KPBU adalah sebagai berikut:
a. Pihak yang terlibat pada tahapan Penyiapan dan/atau Transaksi sebagai
konsultan atau Badan Penyiapan:
o Menjadi Peserta atau anggota konsorsium Peserta Pengadaan
Badan Usaha Pelaksana pada Proyek KPBU yang sama;
o Sebagai pemegang saham dan/atau pengurus pada perusahaan
yang menjadi Peserta atau perusahaan pada anggota konsorsium
dalam Pengadaan Badan Usaha pelaksana pada Proyek KPBU
yang sama;
o Memberikan pembiayaan/pendanaan atau memberikan
penjaminan pada Proyek KPBU yang sama; dan/atau
o Menjadi konsultan bagi peserta Badan Usaha Pelaksana pada
Proyek KPBU yang sama
b. Pihak yang betindak selaku konsultan pada lebih dari 1 (satu) Peserta
dalam Proyek KPBU yang sama;
c. Anggota direksi atau dewan komisaris suatu Badan Usaha yang menjadi
Peserta merangkap sebagai anggota direksi atau dewan komisaris pada
Badan Usaha lain yang menjadi Peserta pada Proyek KPBU yang sama
67
d. Anggota panitia Pengadaan/Tim KPBU/PJPK memiliki hubungan afiliasi
dengan Peserta pada Proyek KPBU yang sama, dengan hubungan
afiliasi terdefinisi sebagai berikut:
o Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai
derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal, dan/atau
o Memiliki kendali pada perusahaan Peserta baik langsung maupun
tidak langsung
e. Hubungan antara 2 (dua) atau lebih Badan Usaha yang menjadi Peserta
pada Pengadaan yang sama dikendalikan oleh pihak yang sama, baik
langsung maupun tidak langsung.dan/atau
f. Kegiatan atau tindakan yang berpotensi menimbulkan persaingan usaha
tidak sehat sebagaimana tercantum pada ketentuan perundangan
mengenai larangan praktek monopoli dan persaingan usaha yang tidak
sehat.
68
⮚ Pihak yang bertindak selaku konsultan pada lebih dari 1 (satu)
Peserta dalam Proyek KPBU yang sama.
“PT. Firefly merupakan Badan Usaha yang
bergerak di bidang Project Consultant,
berkontrak dengan PT. Serenity dan PT.
BrownCoat sebagai konsultan. 2 PT. tersebut
mengikuti proses pengadaan badan usaha
pelaksana untuk tahapan penyiapan Proyek
KPBU jalan tol trans Sulawesi yang merupakan
proyek KPBU dari Kementerian PUPR”
70
dalam Pengadaan Badan Usaha Pelaksana pada Proyek KPBU
yang sama;
o Menjadi pemenang saham yang memiliki kendali pada Peserta
baik langsung maupun tidak langsung; dan/atau
o Memberikan pembiayaan/pendanaan atau memberikan
penjaminan pada Proyek KPBU yang sama;
b. Pihak yang betindak selaku konsultan pada lebih dari 1 (satu) Peserta
dalam Proyek KPBU yang sama;
c. Anggota direksi atau dewan komisaris suatu Badan Usaha yang menjadi
Peserta dan pada saat yang sama merangkap sebagai anggota direksi
atau dewan komisaris pada Badan Usaha lain yang menjadi Peserta
pada Proyek KPBU yang sama;
d. Anggota Panitia Pengadaan/Tim KPBU/PJPK memiliki kendali pada
Peserta baik langsung maupun tidak langsung;
e. Hubungan antara 2 (dua) atau lebih Peserta atau anggota dari
konsorsium yang berbeda pada Pengadaan yang sama dikendalikan
oleh pihak yang sama, baik langsung maupun tidak langsung.dan/atau
f. Kegiatan atau tindakan yang berpotensi menimbulkan persaingan usaha
tidak sehat sebagaimana tercantum pada ketentuan perundangan
mengenai larangan praktek monopoli dan persaingan usaha yang tidak
sehat
71
tersebut adalah Konsorsium yang di ketuai oleh
PT. BuildYourOwnBrdige dan PT. Firefly terlibat
menjadi salah satu peserta di dalam konsorsium
tersebut.”
72
⮚ Anggota Panitia Pengadaan/Tim KPBU/PJPK memiliki kendali pada
Peserta baik langsung maupun tidak langsung.
“Bapak Frank Lampard Sr. merupakan salah
satu anggota Panitia Pengadaan untuk proyek
KPBU jalan tol trans Sulawesi.
73
3. Pertentangan Kepentingan Menurut Peraturan Lembaga Nomor 8
Tahun 2021
Di dalam Peraturan lembaga ini tidak diatur mengenai pertentangan
kepentingan, namun menitik beratkan kepada etika pengadaan sebagai
berikut:
a. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk
mencapai sasaran, kelancaran, dan ketepatan tujuan Pemilihan Panel
Badan Usaha dan Pemilihan Badan Usaha Pelaksana;
b. bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan
informasi yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah
penyimpangan dalam Pemilihan Panel Badan Usaha dan Pemilihan
Badan Usaha Pelaksana;
c. tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang
berakibat persaingan usaha tidak sehat;
d. menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait;
e. menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan
pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
berakibat persaingan usaha tidak sehat dalam Pemilihan Panel Badan
Usaha dan Pemilihan Badan Usaha Pelaksana;
f. menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan
negara;
g. menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau
kolusi; dan
h. tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk
memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan apa saja
dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan
dengan Pemilihan Panel Badan Usaha dan Pemilihan Badan Usaha
Pelaksana
74
i. Para pihak yang terlibat dalam Pemilihan Panel Badan Usaha dan
Pemilihan Badan Usaha Pelaksana harus menandatangani pakta
integritas sebagai bentuk komitmen mematuhi etika.
B. Latihan
Untuk dapat memahami materi mengenai pertentangan kepentingan dalam
proses pengadaan dalam KPBU, anda di minta untuk menjelaskan garis besar
dari pertentangan kepentingan di dalam tersebut!
C. Rangkuman
Pertentangan kepentingan dalam proses pengadaan dalam KPBU terangkum
di dalam tabel berikut:
a. Pihak yang terlibat pada a. Pihak yang terlibat pada Di dalam Peraturan
tahapan Penyiapan dan/atau Tahapan Penyiapan dan/atau lembaga ini tidak
Transaksi sebagai konsultan Transaksi sebagai konsultan: diatur mengenai
atau Badan Penyiapan: o Menjadi Peserta atau pertentangan
o Menjadi Peserta atau anggota konsorsium kepentingan, namun
anggota konsorsium Peserta Pengadaan menitik beratkan
Peserta Pengadaan Badan Usaha kepada etika
Badan Usaha Pelaksana pada pengadaan sebagai
Pelaksana pada proyek KPBU yang berikut:
Proyek KPBU yang sama a. melaksanakan
sama; o Menjadi konsultan tugas secara
o Sebagai pemegang bagi Peserta atau tertib, disertai rasa
saham dan/atau anggota konsorsium tanggung jawab
pengurus pada Peserta Pengadaan untuk mencapai
perusahaan yang Badan Usaha sasaran,
menjadi Peserta atau Pelaksana pada kelancaran, dan
perusahaan pada Proyek KPBU yang ketepatan tujuan
anggota konsorsium sama Pemilihan Panel
dalam Pengadaan o Menjadi anggota Badan Usaha dan
Badan Usaha direksi atau dewan
75
pelaksana pada komisaris Badan Pemilihan Badan
Proyek KPBU yang Usaha yang menjadi Usaha Pelaksana;
sama; Peserta atau Badan b. bekerja secara
o Memberikan Usaha yang menjadi profesional,
pembiayaan/pendana Peserta atau Badan mandiri, dan
an atau memberikan Usaha pada anggota menjaga
penjaminan pada konsorsium dalam kerahasiaan
Proyek KPBU yang Pengadaan Badan informasi yang
sama; dan/atau Usaha Pelaksana menurut sifatnya
o Menjadi konsultan pada Proyek KPBU harus
bagi peserta Badan yang sama dirahasiakan
Usaha Pelaksana o Menjadi pemegang untuk mencegah
pada Proyek KPBU saham yang memiiki penyimpangan
yang sama kendali pada Peserta dalam Pemilihan
b. Pihak yang betindak selaku baik langsung Panel Badan
konsultan pada lebih dari 1 maupun tidak Usaha dan
(satu) Peserta dalam Proyek langsung Pemilihan Badan
KPBU yang sama; o Memberikan Usaha Pelaksana;
c. Anggota direksi atau dewan pembiayaan/pendan c. tidak saling
komisaris suatu Badan Usaha aan atau memberikan mempengaruhi
yang menjadi Peserta penjaminan pada baik langsung
merangkap sebagai anggota Proyek KPBU yang maupun tidak
direksi atau dewan komisaris sama langsung yang
pada Badan Usaha lain yang b. Pihak yang bertindak selaku berakibat
menjadi Peserta pada Proyek konsultan pada lebih dari 1 persaingan usaha
KPBU yang sama (satu) Peserta dalam Proyek tidak sehat;
d. Anggota panitia KPBU yang sama; d. menerima dan
Pengadaan/Tim KPBU/PJPK c. Anggota direksi atau dewan bertanggung
memiliki hubungan afiliasi komisaris suatu Badan Usaha jawab atas segala
dengan Peserta pada Proyek yang menjadi Peserta keputusan yang
KPBU yang sama; merangkap sebagai anggota ditetapkan sesuai
e. Hubungan antara 2 (dua) atau direksi atau dewan komisaris dengan
lebih Badan Usaha yang pada Badan Usaha lain yang kesepakatan
menjadi Peserta pada menjadi Peserta pada Proyek tertulis pihak yang
Pengadaan yang sama KPBU yang sama terkait;
dikendalikan oleh pihak yang d. Anggota panitia e. menghindari dan
Pengadaan/Tim KPBU/PJPK mencegah
76
sama, baik langsung maupun memiliki kendali pada Peserta terjadinya
tidak langsung.dan/atau baik langsung maupun tidak pertentangan
f. Kegiatan atau tindakan yang langsung; kepentingan pihak
berpotensi menimbulkan e. Hubungan antara 2 (dua) atau yang terkait, baik
persaingan usaha tidak sehat lebih Peserta atau anggota secara langsung
sebagaimana tercantum pada dari konsorsium yang maupun tidak
ketentuan perundangan berbeda pada Pengadaan langsung, yang
mengenai larangan praktek yang sama dikendalikan oleh berakibat
monopoli dan persaingan pihak yang sama, baik persaingan usaha
usaha yang tidak sehat. langsung maupun tidak tidak sehat dalam
langsung, dan/atau Pemilihan Panel
f. Kegiatan atau tindakan yang Badan Usaha dan
berpotensi menimbulkan Pemilihan Badan
persaingan usaha tidak sehat Usaha Pelaksana;
sebagaimana tercantum pada f. menghindari dan
ketentuan perundangan mencegah
mengenai larangan praktek pemborosan dan
monopoli dan persaingan kebocoran
usaha yang tidak sehat keuangan negara;
g. menghindari dan
mencegah
penyalahgunaan
wewenang
dan/atau kolusi;
dan
h. tidak menerima,
tidak
menawarkan, atau
tidak menjanjikan
untuk memberi
atau menerima
hadiah, imbalan,
komisi, rabat, dan
apa saja dari atau
kepada siapapun
yang diketahui
atau patut diduga
77
berkaitan dengan
Pemilihan Panel
Badan Usaha dan
Pemilihan Badan
Usaha Pelaksana
i. Para pihak
yang terlibat
dalam
Pemilihan
Panel Badan
Usaha dan
Pemilihan
Badan Usaha
Pelaksana
harus
menandatanga
ni pakta
integritas
sebagai bentuk
komitmen
mematuhi etika
78
proyek KPBU yang sama dilarang terlibat dalam proses Pengadaan
terlibat dalam proses Pengadaan proyek KPBU
79
D. PT. BBNI mengikuti proses pengadaan badan usaha pelaksana Proyek KPBU
Jalan Tol Trans Kalimantan
2. Yang BUKAN regulasi yang mengatur tentang pertentangan kepentingan dalam
pengadaan Badan Usaha KPBU adalah ….
A. Peraturan Kepala Nomor 19 Tahun 2015
B. Peraturan Lembaga Nomor 29 Tahun 2018
C. Peraturan Lembaga Nomor 8 Tahun 2021
D. Peraturan Lembaga Nomor 7 Tahun 2021
3. Yang BUKAN merupakan definisi hubungan afiliasi menurut Peraturan Kepala
Nomor 19 Tahun 2015 adalah….
A. Hubungan keluarga karena perkawinan
B. Hubungan Anak Orang Tua
C. Pemegang saham mayoritas di beberapa perusahaan yang mengikuti proses
pengadaan badan usaha pelaksana proyek KPBU yang sama
D. Hubungan rekan kerja
4. Yang BUKAN ketentuan terkait dengan pertentangan kepentingan bagi pihak
yang terlibat pada tahapan penyiapan dan/atau transaksi sebagai konsultan
menurut Peraturan lembaga Nomor 29 tahun 2018 adalah…..
A. Menjadi Peserta atau anggota konsorsium Peserta Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana pada Proyek KPBU yang sama
B. Menjadi anggota direksi atau dewan komisaris Badan Usaha yang menjadi
Peserta atau Badan Usaha pada anggota konsorsium dalam Pengadaan
Badan Usaha Pelaksana pada Proyek KPBU yang sama
C. Menjadi Peserta pengadaan Badan Usaha Pelaksana pada Proyek KPBU
yang berbeda
D. Memberikan pembiayaan/pendanaan atau memberikan penjaminan pada
Proyek KPBU yang sama
5. Yang BUKAN ketentuan terkait etika pengadaan menurut Peraturan lembaga
Nomor 8 tahun 2021 adalah….
80
A. bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan informasi yang
menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah penyimpangan dalam
Pemilihan Panel Badan Usaha dan Pemilihan Badan Usaha Pelaksana
B. tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang
berakibat persaingan usaha tidak sehat
C. Para pihak dilarang menandatangani pakta integritas sebagai bentuk
komitmen etika
D. menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan negara
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap
materi pokok.
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
81
BAB VI
A. Uraian Materi
a. Prastudi kelayakan;
b. Rencana Dukungan Pemerintah dan Jaminan Pemerintah;
c. penetapan tata cara pengembalian investasi Badan Usaha Pelaksana;
dan
d. pengadaan tanah untuk KPBU
82
KPBU berdasarkan Peraturan LKPP. tentang tata cara seleksi Badan
Penyiapan KPBU.
2. Prastudi Kelayakan
Salah satu poin yang perlu dipersiapkan oleh PJPK dalam penyiapan KPBU
yaitu menyiapkan perjanjian KPBU. Perjanjian KPBU paling kurang memuat
ketentuan mengenai:
a. lingkup pekerjaan;
b. jangka waktu;
c. Jaminan pelaksanaan;
d. tarif dan mekanisme penyesuaiannya;
e. hak dan kewajiban termasuk alokasi risiko;
f. standar kinerja pelayanan;
g. pengalihan saham sebelum KPBU beroperasi secara komersial;
h. sanksi dalam hal para pihak tidak memenuhi ketentuan perjanjian;
i. pemutusan atau pengakhiran perjanjian;
j. status kepemilikan aset;
k. mekanisme penyelesaian sengketa yang diatur secara berjenjang, yaitu
musyawarah mufakat, mediasi, dan arbitrase/pengadilan;
l. mekanisme pengawasan kinerja Badan Usaha Pelaksana dalam
melaksanakan pengadaan;
m. mekanisme perubahan pekerjaan dan/atau layanan;
84
n. mekanisme hak pengambilalihan oleh Pemerintah dan pemberi pinjaman;
o. penggunaan dan kepemilikan aset infrastruktur dan/atau pengelolaannya
kepada PJPK;
p. pengembalian aset infrastruktur dan/atau pengelolaannya kepada PJPK;
q. keadaan memaksa;
r. pernyataan dan jaminan para pihak bahwa perjanjian KPBU sah dan
mengikat para pihak dan telah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
s. penggunaan bahasa dalam Perjanjian, yaitu Bahasa Indonesia atau
apabila diperlukan dapat dibuat dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris (sebagai terjemahan resmi/official translation), serta menggunakan
Bahasa Indonesia dalam penyelesaian perselisihan di wilayah hukum
Indonesia; dan
t. hukum yang berlaku, yaitu hukum Indonesia.
86
dilaksanakan dan penggunaan Hak Kekayaan Intelektual tetap dapat
berlangsung.
Tata Cara Pelaksanaan KPBU atas prakarsa Badan Usaha bertujuan untuk:
Tahapan proses persetujuan Usulan KPBU atas Prakarsa Badan Usaha yaitu
sebagai berikut:
88
Badan Usaha disertai dengan alasan dan batas waktu perpanjangan
pelaksanaan penilaian Prastudi Kelayakan.
e. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah melaksanakan konsultasi publik
dalam rangka pertimbangan penilaian,
f. Konsultasi publik dilaksanakan untuk mendapatkan masukan masyarakat
terhadap rencana umum proyek KPBU.
g. Berdasarkan penilaian prastudi kelayakan dan konsultasi publik Menteri/
Kepala Lembaga/Kepala Daerah membuat keputusan:
1) Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menerbitkan surat persetujuan
yang memuat:
i. hak eksklusif Calon Pemrakarsa selama jangka waktu tertentu untuk
menyelesaikan Studi Kelayakan KPBU;
ii. kewajiban untuk menyiapkan Studi Kelayakan dan mematuhi tata cara
KPBU atas prakarsa Badan Usaha sesuai dengan Panduan Umum;
dan
iii. kewajiban untuk menyampaikan usulan bentuk kompensasi.
2) Apabila Prastudi Kelayakan KPBU ditolak, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah menerbitkan surat pemberitahuan kepada Calon Pemrakarsa.
h. Setelah memperoleh persetujuan Prastudi Kelayakan dari Menteri/Kepala
Lembaga /Kepala Daerah, Calon Pemrakarsa melanjutkan penyelesaian Studi
Kelayakan dan menyerahkannya kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah.
89
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; dan
5) kajian pengadaan tanah dan pemukiman kembali yang menghasilkan
dokumen perencanaan pengadaan tanah dan pemukiman kembali
i. Dokumen Studi Kelayakan adalah dokumen uji tuntas (due diligence) yang
disiapkan oleh Calon Pemrakarsa sebagai bentuk penawaran awal atas KPBU.
j. Selain menyerahkan Studi Kelayakan, Calon Pemrakarsa juga menyerahkan:
a. dokumen pemenuhan persyaratar prakualifikasi pengadaan Badan Usaha
Pelaksana; dan
b. rencana dokumen pengadaan Badan Usaha Pelaksana.
k. Menteri/Kepala Iembaga/Kepala Daerah mengevaluasi dan menilai secara
mendalam Dokumen Studi Kelayakan, dengan kriteria:
a. layak secara ekonomi dan finansial;
b. tidak memerlukan Dukungan Pemerintah berupa kontribusi fiskal dalam
bentuk finansial; dan
c. memiliki substansi kajian hukum dan kelembagaan, kajian teknis, kajian
ekonomi dan komersial, kajian lingkungal dan sosial, kajian bentuk KPBU
dalam Penyediaan Infrastruktur, kajian risiko, dan kajian kebutuhan jaminan
pemerintah yang memadai.
l. Evaluasi Studi Kelayakan dilakukan paling lama 60 (enam puluh) hari kerja.
90
o. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat melaksanakan konsultasi
publik kembali sebelum membuat persetujuan terhadap Studi Kelayakan yang
disampaikan Calon Pemrakarsa.
p. Konsultasi publik dilaksanakan untuk mendapatkan masukan masyarakat
terhadap rencana umum proyek KPBU.
q. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat melaksanakan konfirmasi
pasar sebelum membuat persetujuan terhadap Studi Kelayakan yang
disampaikan Calon Pemrakarsa.
r. Konfirmasi pasar hanya menyampaikan gambaran umum proyek Kerja sama,
berupa latar belakang, tujuan, ruang lingkup Kerja sama, dan perkiraan nilai
proyek.
s. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah mengevaluasi kualilikasi Calon
Pemrakarsa berdasarkan dokumen yang disampaikan.
t. Dalam melaksanakan evaluasi kualilikasi Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah dapat dibantu oleh unit yang tugas dan fungsinya di bidang layanan
pengadaan barang/jasa yang telah ada atau membentuk panitia pengadaan.
u. Atas dasar hasil evaluasi yang telah dilaksanakan Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah:
a. Studi Kelayakan yang diajukan oleh Badan Usaha memperoleh persetujuan
dari Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dan Badan Usaha dinyatakan
lulus evaluasi kualifikasi apabila:
1) Menteri/Kepala Lembaga/ Kepala Daerah menerbitkan surat
persetujuan yang berisi:
i. persetujuan Studi Kelayakan;
ii. penetapan usulan KPBU sebagai KPBU atas Prakarsa Badan
Usaha (unsolicited);
iii. penetapan Calon Pemrakarsa sebagai Badan Usaha
Pemrakarsa;
iv. penetapan bentuk kompensasi; dan
91
v. persetujuan Rencana Dokumen Pengadaan termasuk
pemenuhan persyaratan prakualifikasi pengadaan Badan Usaha
Pelaksana.
2) Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah melakukan konsultasi
kepada BUPI dalam hal terdapat indikasi diperlukan Jaminan
Pemerintah, dan mengkomunikasikan Dokumen Studi Kelayakan
untuk dapat dimulainya proses permohonan untuk memperoleh
Jaminan Pemerintah.
b. Apabila menurut penilaian Menteri/Kepala lembaga/Kepala Daerah Studi
Kelayakan masih memerlukan perbaikan, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah menerbitkan surat pemberitahuan kepada Calon Pemrakarsa untuk
melakukan perbaikan sebagaimana diminta oleh Menteri/Kepala Lembaga/
Kepala Daerah.
c. Apabila perbaikan Studi Kelayalan memperoleh persetujuan dan Badan
Usaha lulus evaluasi kualifikasi, maka ketentuan sebagaimana dimaksud
pada huruf a berlaku mutatis mutandis.
d. Perbaikan Studi Kelayakan dapat dilaksanalan lebih dari satu kali.
e. Apabila Badan usaha telah diberikan kesempatan untuk memperbaiki Studi
Kelayakan, namun menurut penilaian Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah Studi Kelayalan tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan,
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menerbitkan surat pemberitahuan
penolakan usulan KPBU kepada Calon Pemrakarsa.
92
b. seluruh Studi Kelayakan beserta dokumen pendukungnya serta merta
beralih menjadi milik PJPK tanpa memperoleh bayaran atau kompensasi
dalam bentuk apapun.
w. Apabila pemberian kompensasi yang ditetapkan oleh Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah yaitu dalam bentuk pembelian Prakarsa KPBU
termasuk Hak Kekayaan Intelektual yang menyertainya oleh Menteri/Kepala
Lembaga/ Kepala Daerah atau oleh pemenang lelang, maka:
a. Badan Usaha Pemrakarsa diperkenankan mengikuti penawaran
sebagaimana disyaratkan dalam Dokumen Pengadaan yang diatur lebih
lanjut dalam peraturan kepala lembaga yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah.
b. Pembelian prakarsa KPBU merupakan penggantian oleh Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah atau oleh pemenang tender atas sejumlah biaya
langsung yang berkaitan dengan penyiapan KPBU yang telah dikeluarkan
oleh Badaa Usaha Pemrakarsa.
c. Besarnya biaya yang telah dikeluarkan oleh Badan Usaha Pemrakarsa
ditetapkan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah berdasarkan
penilaian yang dilakukan oleh penilai independen yang ditunjuk oleh
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
d. Badan Usala Pemrakarsa yang telah memperoleh kompensasi dalam
bentuk pembelian prakarsa, dilarang menggunakan atau mengungkapkan
sebagian maupun seluruhnya untuk tujuan apapun dan dengan siapapun
tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Menteri/Kepala Lembaga/
Kepala Daerah.
x. Apabila Badan Usaha langsung menyampaikan Dokumen Studi Kelayakan
tanpa menyampaikan Dokumen Prastudi Kelayakan, maka Badan Usaha
menyampaikan Dokumen Studi Kelayakan yang kemudian dievaluasi oleh
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
y. Dalam hal pengadaan tanah, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah secara
formal menyiapkan proses pelaksanaan pengadaan telah dengan terlebih
93
dahulu mempersiapkan anggaran untuk pengadaan tanah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
z. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menyerahkan Dokumen Studi
Kelayakan kepada BUPI untuk memperoleh Jaminan Pemerintah sesuai
dengan mekanisme yang diatur melalui peraturan perundang-undangan,
apabila diperlukan.
95
a. Pemutakhiran Prastudi Kelayakan;
b. Detail Engineeing Design; dan
c. Rencana Dokumen Pengadaan
B. Latihan
C. Rangkuman
Poin terakhir yang perlu dipersiapkan dalam penyiapan proyek KPBU atas
Prakarsa Pemerintah yaitu Perjanjian KPBU.
Selain atas Prakarsa pemerintah, proyek KPBU juga dapat diprakarsai oleh
Badan Usaha. Badan Usaha dapat mengajukan prakarsa KPBU dengan
mengusulkan kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
Tahapan proses persetujuan Usulan KPBU atas Prakarsa Badan Usaha yaitu
sebagai berikut:
97
1. Calon Pemrakarsa menyampaikan surat pernyataan maksud (letter of
intent) untuk mengajukan usulan proyek KPBU kepada Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah disertai dengan Prastudi Kelayakan.
2. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menilai Prastudi Kelayakan.
3. Penilaian Prastudi Kelayakan dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari
kerja.
4. Apabila penilaian lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja maka Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah dapat menyampaikan perpanjangan waktu
kepada Badan Usaha disertai dengan alasan dan batas waktu
perpanjangan pelaksanaan penilaian Prastudi Kelayakan.
5. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah melaksanakan konsultasi publik
dalam rangka pertimbangan penilaian,
6. Konsultasi publik dilaksanakan untuk mendapatkan masukan masyarakat
terhadap rencana umum proyek KPBU.
7. Berdasarkan penilaian prastudi kelayakan dan konsultasi publik Menteri/
Kepala Lembaga/Kepala Daerah membuat keputusan.
8. Setelah memperoleh persetujuan Prastudi Kelayakan dari Menteri/Kepala
Lembaga /Kepala Daerah, Calon Pemrakarsa melanjutkan penyelesaian
Studi Kelayakan dan menyerahkannya kepada Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah.
9. Dokumen Studi Kelayakan adalah dokumen uji tuntas (due diligence) yang
disiapkan oleh Calon Pemrakarsa sebagai bentuk penawaran awal atas
KPBU.
10. Selain menyerahkan Studi Kelayakan dokumen pemenuhan persyaratar
prakualifikasi pengadaan Badan Usaha Pelaksana dan rencana dokumen
pengadaan Badan Usaha Pelaksana.
11. Menteri/Kepala Iembaga/Kepala Daerah mengevaluasi dan menilai secara
mendalam Dokumen Studi Kelayakan.
12. Evaluasi Studi Kelayakan dilakukan paling lama 60 (enam puluh) hari kerja.
13. Apabila Evaluasi Studi Kelayakan dilakukan melebihi 60 (enam puluh) hari
kerja, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat melakukan
98
perpanjangan dan menyampaikan perpanjangan waktu kepada Badan
Usaha disertai dengan alasan perpanjangan dan batas waktu perpanjangan
pelaksanaan evaluasi Studi Kelayakan.
14. Dalam melakukan evaluasi Studi Kelayakan, Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah dapat dibantu oleh konsultan atau tenaga ahli
yang pengadaannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pengadaan barang/jasa.
15. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat melaksanakan konsultasi
publik kembali sebelum membuat persetujuan terhadap Studi Kelayakan
yang disampaikan Calon Pemrakarsa.
16. Konsultasi publik dilaksanakan untuk mendapatkan masukan masyarakat
terhadap rencana umum proyek KPBU.
17. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat melaksanakan konfirmasi
pasar sebelum membuat persetujuan terhadap Studi Kelayakan yang
disampaikan Calon Pemrakarsa.
18. Konfirmasi pasar hanya menyampaikan gambaran umum proyek Kerja
sama, berupa latar belakang, tujuan, ruang lingkup Kerja sama, dan
perkiraan nilai proyek.
19. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah mengevaluasi kualilikasi Calon
Pemrakarsa berdasarkan dokumen yang disampaikan.
20. Dalam melaksanakan evaluasi kualilikasi Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah dapat dibantu oleh unit yang tugas dan fungsinya di bidang layanan
pengadaan barang/jasa yang telah ada atau membentuk panitia
pengadaan.
21. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menyatakan hasil evaluasi studi
kelayana yang diajukan badan usaha.
22. Apabila bentuk kompensasi yang ditetapkan oleh Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah adalah pemberian tambahan nilai sebesar 10%
(sepuluh perseratus) atau pemberian hak untuk melakukan penawaran oleh
Badan Usaha Pemrakarsa terhadap penawar terbaik (right to match) sesuai
dengan hasil penilaian dalam proses pelelangan, maka Badan Usaha
99
Pemrakarsa tetap wajib mengikuti penawaran sebagaimana disyaratkan
dalam Dokumen Pengadaan dan seluruh Studi Kelayakan beserta
dokumen pendukungnya serta merta beralih menjadi milik PJPK tanpa
memperoleh bayaran atau kompensasi dalam bentuk apapun.
23. Apabila bentuk kompensasi yang ditetapkan oleh Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah adalah pemberian tambahan nilai sebesar 10%
(sepuluh perseratus) atau pemberian hak untuk melakukan penawaran oleh
Badan Usaha Pemrakarsa terhadap penawar terbaik (right to match) sesuai
dengan hasil penilaian dalam proses pelelangan, maka:
a. Badan Usaha Pemrakarsa tetap wajib mengikuti penawaran
sebagaimana disyaratkan dalam Dokumen Pengadaan.
b. seluruh Studi Kelayakan beserta dokumen pendukungnya serta merta
beralih menjadi milik PJPK tanpa memperoleh bayaran atau
kompensasi dalam bentuk apapun.
c. Besarnya biaya yang telah dikeluarkan oleh Badan Usaha Pemrakarsa
ditetapkan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah berdasarkan
penilaian yang dilakukan oleh penilai independen yang ditunjuk oleh
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
d. Badan Usala Pemrakarsa yang telah memperoleh kompensasi dalam
bentuk pembelian prakarsa, dilarang menggunakan atau
mengungkapkan sebagian maupun seluruhnya untuk tujuan apapun dan
dengan siapapun tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
Menteri/Kepala Lembaga/ Kepala Daerah.
24. Apabila Badan Usaha langsung menyampaikan Dokumen Studi Kelayakan
tanpa menyampaikan Dokumen Prastudi Kelayakan, maka Badan Usaha
menyampaikan Dokumen Studi Kelayakan yang kemudian dievaluasi oleh
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
25. Dalam hal pengadaan tanah, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah
secara formal menyiapkan proses pelaksanaan pengadaan telah dengan
terlebih dahulu mempersiapkan anggaran untuk pengadaan tanah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
100
26. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menyerahkan Dokumen Studi
Kelayakan kepada BUPI untuk memperoleh Jaminan Pemerintah sesuai
dengan mekanisme yang diatur melalui peraturan perundang-undangan,
apabila diperlukan.
Selanjutnya hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah penandatanganan
perjanjian KPBU dan mempersiapkan dokumen dalam Pelaksanaan Proyek
KPBU atas Prakarsa Badan Usaha
1. Dalam penyiapan KPBU atas prakarsa pemerintah manakah di bawah ini yang
bukan hal-hal yag harus disiapkan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah?
A. Prastudi kelayakan
B. Rencana Dukungan Pemerintah dan Jaminan Pemerintah
C. Perjanjian Kerjasama
D. pengadaan tanah untuk KPBU
2. Manakah hal-hal di bawah ini yang bukan merupakan kompensasi yang dapat
diberikan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah kepada Badan Usaha
dalam proyek KPBU yang diprakarsai oleh Badan Usaha?
A. Pemberian hak untuk melakukan penawaran oleh Badan Usaha
Pemrakarsa terhadap penawar terbaik (right to match) sesuai dengan hasil
penilaian dalam proses pelelangan.
B. Pemberian kesempatan memperbaiki dokumen Studi Kelayakan.
C. Pemberian tambahan nilai sebesar 10% (sepuluh perseratus).
D. pembelian Prakarsa KPBU termasuk Hak Kekayaan Intelektual yang
menyertainya.
4. Perjanjian KPBU harus memuat jaminan dari Badan Usaha Pelaksana terkait
dengan penggunaan Hak Kekayaan Intelektual, dalam hal…
A. Hak Kekayaan Intelektual yang digunakan sepenuhnya terbebas dari
segala bentuk pelanggaran hukum
B. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat sewaktu-waktu digugat
atau dituntut oleh pihak ketiga
C. Dalam hal terdapat gugatan, maka proyek dihentikan sementara
D. Hak kekayaan Intelektual mempunyai risiko pelanggaran hukum
102
Rumus:
103
BAB VII
PENUTUP
A. Simpulan
B. Implikasi
Dengan semakin ketatnya pembangunan infrastruktur yang vital dan krusial bagi
negara, maka skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha merupakan
alternatif pilihan penyediaan infrastruktur pada era ini. Proses pengadaan barang/jasa
pemerintah berada di tengah-tengah dalam rangkaian proses KPBU yang
sebelumnya di awal oleh kegiatan persiapan proyek KPBU seperti prastudi kelayakan,
rencana dukungan pemerintah dan jaminan pemerintah, penetapan tata caar
pengembalian investasi Badan usaha Pelaksana, dan pengadaan tanah untuk KPBU.
Mengingat sangat strategisnya KPBU dilihat dari dampak, manfaatnya dan nilai
104
pelaksanaannya, menjadi penting di dalam proses transaksi KPBU untuk memilih
badan usaha yang benar-benar mampu untuk melaksanakan proyek tersebut.
Mengingat banyaknya pihak yang terlibat dari proyek KPBU tersebut, dimulai
dari PJPK, tim KPBU, Panitia Pengadaan, badan Usaha baik Penyiapan maupun
Pelaksana, maka penting agar modul ini dikuasain dengan baik agar para pihak yang
mempelajari proses transaksi di dalam KPBU baik sebagai pelaksana maupun Auditor
dan pihak-pihak lain menguasai dengan baik mengenai mekanisme PBJP dengan
skema KPBU tersebut demi mendukung kelancaran proyek KPBU tersebut.
C. Tindak Lanjut
105
KUNCI JAWABAN
1. A
2. D
3. B
4. A
5. D
Jawaban Materi Pokok BAB III Menjelaskan Regulasi Yang Mengatur Proses
Pengadaan Dalam KPBU
1. A
2. D
3. B
4. C
5. C
Jawaban Materi Pokok BAB IV Menjelaskan Peran Para Pihak KPBU (PJPK, Tim
KPBU, Panitia Pengadaan) Dalam Proses Pengadaan
1. C
2. A
3. D
4. D
5. A
1. C
2. B
3. D
4. A
5. A
107
DAFTAR PUSTAKA
108
GLOSARIUM
Badan Usaha : Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, badan
usaha swasta yang berbentuk Perseroan Terbatas, badan
hukum asing, atau koperasi.
Badan Usaha : Perseroan Terbatas yang didirikan untuk melaksanakan
Pelaksana Proyek KPBU oleh pemenang lelang atau badan
KPBU usaha/konsorsium yang ditunjuk langsung
Dialog : dialog antara Panitia Pengadaan dengan masing-masing
Optimalisasi Peserta Dialog untuk mendiskusikan optimalisasi atas
Penawaran Dokumen Penawarannya dengan tujuan menghasilkan
penawaran paling bermanfaat bagi PJPK dengan
memperhatikan nilai manfaat uang (value for money).
Dokumen : dokumen yang disampaikan oleh Peserta untuk memenuhi
Kualifikasi persyaratan sebagaimana tercantum dalam Dokumen
Prakualifikasi (Request for Qualification/RfQ).
Dokumen : dokumen yang disampaikan oleh Peserta sesuai dengan
Penawaran ketentuan dalam Dokumen Permintaan Proposal (Request for
Proposal/RfP)
Dukungan : kontribusi fiskal dan/atau bentuk lainnya yang diberikan oleh
Pemerintah Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dan/atau menteri
yang menyelenggarakan urusan Pemerintah di bidang
keuangan dan kekayaan negara sesuai kewenangan masing-
masing berdasarkan peraturan perundangundangan dalam
rangka meningkatkan kelayakan finansial dan efektifitas
KPBU.
Dokumen : Dokumen Penawaran yang disampaikan oleh Peserta Dialog
Penawaran setelah hasil Dialog Optimalisasi.
Optimalisasi
109
Dokumen : dokumen yang disusun oleh Panitia Pengadaan yang terdiri
Pengadaan dari Dokumen Prakualifikasi (Request for Qualification/RfQ)
dan Dokumen Permintaan Proposal (Request for
Proposal/RfP)
Infrastruktur : fasilitas teknis, fisik, sistem, perangkat keras dan lunak yang
diperlukan untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat
dan mendukung jaringan struktur agar pertumbuhan ekonomi
dan sosial masyarakat dapat berjalan dengan baik.
Jaminan : kompensasi finansial yang diberikan oleh menteri yang
Pemerintah menyelenggarakan urusan Pemerintah di bidang keuangan
dan kekayaan negara kepada Badan Usaha Pelaksana
melalui skema pembagian risiko untuk Proyek KPBU
Kerja Sama : kerja sama antara Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Pemerintah penyediaan infrastruktur untuk kepentingan umum dengan
dengan Badan mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya
Usaha oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Badan Usaha
Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, yang sebagian atau
seluruhnya menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan
memperhatikan pembagian risiko diantara para pihak.
Konsorsium : Himpunan beberapa Badan Usaha yang mengadakan
usaha/proyek secara bersama
Panitia : tim yang dibentuk PJPK yang memiliki peran dan tanggung
Pengadaan jawab untuk mempersiapkan dan melaksanakan proses
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana, membantu persiapan
penandatanganan Perjanjian KPBU dan persiapan
pemenuhan pembiayaan
Pelelangan : metode pemilihan Badan Usaha Pelaksana yang dilakukan
dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Peserta yang lulus
Prakualifikasi
110
Penanggung : Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah, atau direksi Badan
Jawab Proyek Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah sebagai
Kerja Sama penyelenggara infrastruktur berdasarkan peraturan
perundang-undangan
Pemberitahua : informasi yang tidak mengikat mengenai Proyek KPBU yang
n Informasi diumumkan oleh Panitia Pengadaan mengenai Proyek KPBU
Awal yang akan dimulai proses Pengadaannya
Penyediaan : kegiatan yang meliputi pekerjaan konstruksi untuk
Infrastruktur membangun atau meningkatkan kemampuan infrastruktur
dan/atau kegiatan pengelolaan infrastruktur dan/atau
pemeliharaan infrastruktur dalam rangka meningkatkan
kemanfaatan infrastruktur.
Penyiapan : kegiatan yang dilakukan oleh Menteri/Kepala
KPBU Lembaga/Kepala Daerah/direksi Badan Usaha Milik
Negara/direksi Badan Usaha Milik Daerah sebagai PJPK
yang menghasilkan antara lain prastudi kelayakan, rencana
Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah,
penetapan tata cara pengembalian investasi, dan pengadaan
tanah untuk KPBU
Perjanjian : kesepakatan tertulis antara PJPK dengan Badan Usaha
KPBU Pelaksana untuk Penyediaan Infrastruktur
Persyaratan : persyaratan teknis, finansial dan/atau ketentuan kontraktual
Minimum pokok yang harus dipenuhi oleh Peserta dalam Dokumen
Penawaran dan dilaksanakan oleh Badan Usaha Pelaksana.
Persyaratan : persyaratan teknis. finansial dan/atau ketentuan kontraktual
Tambahan yang diharapkan dapat dipenuhi oleh Peserta dalam
Dokumen Penawaran dan dilaksanakan oleh Badan Usaha
Pelaksana.
Peserta Dialog : Peserta Pengadaan yang diundang Panitia Pengadaan untuk
mengikuti Dia log Optimalisasi
111
Peserta : Badan Usaha Tunggal atau Konsorsium yang mengikuti
Pengadaan Proses Pengadaan dari tahap pemasukan Dokumen
Kualifikasi hingga Penetapan Pemenang atau Penetapan
hasil Penunjukan Langsung
Prakualifikasi : proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Peserta untuk
mengikuti proses pemilihan
Proyek KPBU Penyediaan Infrastruktur yang dilakukan melalui Perjanjian
KPBU antara PJPK dan Badan Usaha Pelaksana
Ruangan Data : Ruang data fisik dan/atau elektronik yang disiapkan oleh
dan Informasi PJPK
(Data Room) dan dikelola oleh Panitia Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana, untuk memberikan kemudahan akses dan
menjaga keamanan dokumen berkaitan dengan Pengadaan
Badan Usaha Pelaksana
Surat : Surat pernyataan komitmen dari peserta untuk menjaga
Kerahasiaan kerahasiaan informasi terkait dengan pelelangan.
Tim KPBU : tim yang dibentuk oleh PJPK untuk membantu pengelolaan
KPBU pada tahap Penyiapan dan pada tahap Transaksi
KPBU
Transaksi : kegiatan yang terdiri dari Pengadaan Badan Usaha
KPBU Pelaksana, penandatanganan Perjanjian KPBU, dan
pemenuhan pembiayaan Penyediaan Infrastruktur oleh
Badan Usaha Pelaksana
112