Anda di halaman 1dari 111

MODUL

PELATIHAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH


MELALUI SKEMA KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN
BADAN USAHA

Jenis Kompetensi
GAMBARAN UMUM PENGADAAN DALAM KERJASAMA
PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA
Disusun oleh:
Firmansyah
Budi Bowo Laksono

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGADAAN BARANG/JASA


LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
2022
1
KATA PENGANTAR

Penyusunan modul “Gambaran Umum Pengadaan dalam Kerjasama


Pemerintah dengan Badan Usaha” untuk Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)
berdasarkan pada Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ Nomor
19275/Pusdiklat/09/2021 tanggal 15 September 2021.
Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat-Nya modul berjudul
“Gambaran Umum Pengadaan dalam kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha” ini dapat diselesaikan. Terima kasih kami sampaikan atas peran masukan
dari berbagai pihak dan melalui pembahasan yang intensif dengan para
widyaiswara dan Analis Kebijakan di lingkup LKPP dan Pusat Pendidikan dan
Pelatihan PBJ LKPP.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan PBJ
melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Acuan yang
dapat digunakan para peserta berkenaan dengan bagaimana seorang memahami
terkait dengan gambaran umum pengadaan dalam skema Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha (KPBU). Isi modul ini dengan mengacu pengaturan terkait
dengan mekanisme Pengadaan pada skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada Sdr. Firmansyah dan Sdr. Budi
Bowo Laksono yang telah menyusun modul ini. Kami juga menyampaikan terima
kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pimpinan LKPP dan semua
pihak yang memberikan sumbangsih dan masukan konstruktifnya yang sangat
diperlukan untuk kesempurnaan penulisan modul ini.
Demikian modul ini dibuat, semoga bermanfaat untuk peningkatan
kompetensi SDM pengadaan barang/jasa.

Jakarta, Januari 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. 2


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………. 3
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………………. 5
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ………………………………………………….. 6
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………….. 8
B. Deskripsi Singkat ……………………………………………………………. 9
C. Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………….. 10
BAB II PERAN PENGADAAN DALAM TAHAP PENGADAAN BADAN PENYIAPAN
KPBU, PENGADAAN BADAN USAHA PELAKSANA DAN PENGADAAN
BADAN USAHA PELAKSANA MELALUI PANEL BADAN USAHA
A. Uraian Materi
1. Peran Pengadaan dalam Tahap Pengadaan Badan Penyiapan …. 12
2. Peran Pengadaan dalam Tahap Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana ………………………………………………………………… 14
3. Peran Pengadaan dalam Tahap Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana melalui Panel Badan Usaha ………………………… 16
B. Latihan ………………………………………………………………………….. 19
C. Rangkuman ……………………………………………………………………. 19
D. Evaluasi Materi Pokok ………………………………………………………. 22
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut …………………………………………… 23
BAB III REGULASI YANG MENGATUR PROSES PENGADAAN DALAM KPBU
A. Uraian Materi ………………………………………………………………….. 25
B. Latihan ………………………………………………………………………. 52
C. Rangkuman …………………………………………………………………… 52
D. Evaluasi Materi Pokok ………………………………………………………. 55
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut …………………………………………… 57
BAB IV PERAN PARA PIHAK KPBU (PJPK, TIM KPBU, PANITIA PENGADAAN)
DALAM PROSES PENGADAAN
A. Uraian Materi …………………………………………………………………. 58
B. Latihan ………………………………………………………………......….. 64
C. Rangkuman ………………………………………………………………….. 64
D. Evaluasi Materi Pokok ……………………………………………………… 64
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut …………………………………………. 65
BAB V PERTENTANGAN KEPENTINGAN DALAM PROSES PENGADAAN DALAM
KPBU
A. Uraian Materi
1. Pertentangan Kepentingan Menurut Peratura Kepala LKPP
Nomor 19 Tahun 2015 ………….....………………………………….. 67
2. Pertentangan Kepentingan Menurut Peraturan Lembaga
Nomor 29 Tahun 2018 ……….....…………………………………….. 70
3. Pertentangan Kepentingan Menurut Peraturan Lembaga
Nomor 8 Tahun 2021 ……………….....……………………………….. 74
B. Latihan ………………………………………………………………………… 75
C. Rangkuman ………………………………………………………………….. 75
D. Evaluasi Materi Pokok……………………………………………………….. 79
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut …………………………………………. 79
3
BAB VI PENYIAPAN KPBU PRAKARSA PEMERINTAH DAN PRAKARSA BADAN
USAHA
A. Uraian Materi
1. Penyiapan KPBU atas Prakarsa Pemerintah ………………………... 82
2. Prastudi Kelayakan …………………………………………………….. 83
3. Penyiapan Perjanjian KPBU …………………………………………….. 84
4. Penyiapan KPBU atas Prakarsa Badan Usaha …………………… 87
5. Tahapan Proses Persetujuan Usulan KPBU atas Prakarsa Badan
Usaha …………………………………………………………………….. 88
6. Proses Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Atas
Prakarsa Badan Usaha …………………………………………………. 94
7. Proses Penandatanganan Perjanjian KPBU ………………………….. 94
B. Latihan ………………………………………………………………………… 94
C. Rangkuman ………………………………………………………………….. 94
D. Evaluasi Materi Pokok……………………………………………………….. 99
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ………………………………………….100

BAB VII PENUTUP


A. Simpulan ……………………………………………………………………..104
B. Implikasi ………………………………………………………………………104
C. Tindak Lanjut …………………………………………………………………105

KUNCI JAWABAN ………………………………………………………………………….106


DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………108
GLOSARIUM ………………………………………………………………………………..108

4
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pelaku Pengadaan di Dalam KPBU ……………………………. 26


Tabel 3.2 Perbandingan Tugas dan Tanggung jawab Pelaku ………… 31
Tabel 3.3 Perbandingan Pertentangan Kepentingan di Dalam KPBU dan
Pengadaan Secara Umum ……………………………………… 34
Tabel 3.4 Perbandingan Tahapan Prakualifikasi antara PBJP dan
KPBU ……………………….………………………………………… 39
Tabel 3.5 Perbedaan antara Pelelangan Pemilihan Badan Usaha
Pelaksana dengan Tender/Seleksi PBJP ……………………… 40
Tabel 3.6 Perbedaan Antara Penunjukan Langsung antara KPBU
Dengan PBJP ………………………………..…………………….. 44

5
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Bagi Peserta

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal bagi peserta, maka modul
ini digunakan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Peserta membaca dan memahami dengan seksama uraian-uraian
materi dalam modul ini. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat
bertanya pada Widyaiswara/Fasilitator yang mengampu kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) yang ada dalam modul ini,
untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki
terhadap materi yang akan dibahas dalam kegiatan belajar.

B. Petunjuk Bagi Widyaiswara/Fasilitator

Dalam setiap kegiatan belajar Widyaiswara/Fasilitator harus:


1. Membaca dan memahami isi modul ini.
2. Menyusun bahan ajar dan skenario pembelajaran untuk mata pelatihan
dalam modul ini.
3. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
4. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap materi dalam modul.
5. Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar.
6. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan
lain yang diperlukan untuk belajar.
7. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan infrastruktur di suatu negara memerlukan dukungan


banyak pihak, termasuk swasta/badan usaha. Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha (KPBU) dalam penyediaan infrastruktur merupakan suatu
perikatan kontraktual antara Pemerintah dengan Badan Usaha untuk
memberikan suatu pelayanan publik yang terukur dengan tingkat layanan
tertentu dan terjadi alokasi risiko yang tepat di antara kedua pihak selama masa
waktu tertentu.
Keterbatasan anggaran, potensi risiko yang dihadapi, ketidakahlian
pemerintah dalam pengoperasian teknologi baru, kurangnya inovasi, dan/atau
kebutuhan untuk percepatan pembangunan merupakan beberapa alasan yang
melatarbelakangi kebutuhan adanya kerjasama dengan pihak swasta di dalam
penyediaan pelayanan kepada masyarakat, khususnya infrastruktur.
Pelaksanaan proyek KPBU dapat dilakukan oleh oleh Pemerintah Pusat untuk
proyek wewenang pusat dan/atau lintas provinsi, Pemerintah Provinsi untuk
proyek wewenang provinsi dan/atau lintas kota/kabupaten, dan Pemerintah
Kota/Kabupaten jika berada dalam 1 wilayah kota/kabupaten. Penanggung
Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) adalah menteri, kepala lembaga, kepala
daerah dan direksi Badan Usaha Milik Negara/direksi Badan Usaha Milik
Daerah sepanjang diatur dalam peraturan perundang-undangan sektor. Skema
KPBU dapat diusulkan oleh pemerintah ataupun swasta. Usulan pemerintah
diselaraskan dengan mekanisme tahun anggaran, sedangkan usulan swasta
dapat dilakukan kapan saja. Tahapan proses KPBU terdiri atas tahap
perencanaan, tahap penyiapan, dan tahap transaksi sebagaimana diatur di
dalam peraturan perundang-undangan.
Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 38 tahun 2015
tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaan
8
infrastruktur (selanjutnya disebut “Perpres 38/2015) sebagai dasar
pelaksanaan skema KPBU. Dalam rangka memberikan kejelasan tata cara
pelaksanaan KPBU, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri
PPN/BAPPENAS No. 4 tahun 2015 tentang tata cara pelaksanaan Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur (Permen
PPN No. 4/2015). Kemudian, Peraturan LKPP No. 19 tahun 2015 tentang tata
cara pelaksanaan pengadaan badan usaha Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur (Perka LKPP No. 19/2015)
mengatur mekanisme lelang terkait KPBU beserta peraturan terkait (Peraturan
LKPP Nomor 29 tahun 2018 dengan peraturan LKPP Nomor 8 tahun 2021.
Selain peraturan di atas, peraturan perundangan lainnya telah diterbitkan untuk
mendukung iklim investasi KPBU.
Salah satu bentuk usaha pemerintah di dalam menyediakan iklim
investasi KPBU yang sehat dan menarik adalah disediakannya dukungan
pemerintah dan penjaminan pemerintah. Kedua instrumen tersebut merupakan
usaha menjadikan proyek yang ditawarkan oleh pemerintah secara KPBU itu
menjadi proyek yang bankable (layak secara pembiayaan). Kedua hal tersebut
menjadi pemanis dan pembeda KPBU dibanding skema pengadaan lainnya,
serta diatur di dalam peraturan perundang-undangan tersendiri.

B. Deskripsi Singkat

Sesuai dengan tema dari pelatihan ini yakni pengadaan barang/jasa


pemerintah dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha,
maka modul ini akan berfokus kepada bagaimana proses pengadaan berjalan
untuk skema kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha. Seperti yang
diketahui, skema KPBU mempunyai beberapa mekanisme yang tidak
ditemukan di dalam pengadaan barang/jasa pemerintah yang diatur di dalam
Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 beserta perubahannya. Garis besar
perencanaan-persiapan dan pelaksanaan dari pengadaan dengan skema
KPBU juga mempunyai mekanisme yang berbeda. Sebagai contoh, di dalam
proses perencanaan, di dalam KPBU dikenal proses prastudi kelayakan hingga

9
konfirmasi minat pasar. Lebih lanjut didalam pelaksanaannya, terdapat
mekanisme Request for Proposal yang tidak ditemukan pada Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah konvensional. Di sisi pelaku pengadaan, skema
KPBU mengenal 3 pelaku pengadaan yakni PJPK, Tim KPBU dan Panitia
Pengadaan yang berbeda dengan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
konvensional. Oleh karena itu, modul ini akan memberikan informasi,
gambaran dan edukasi terkait dengan gambaran umum pengadaan
barang/jasa dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Proses Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dimulai dengan
tahapan perencanaan yang mencakup prastudi kelayakan, rencana dukungan
pemerintah dan jaminan pemerintah, penetapan tata cara pengembalian
investasi badan usaha pelaksana dan pengadaan tanah untuk KPBU hingga
selanjutnya dilanjutkan pada tahapan pengadaan badan usaha pelaksana
proyek KPBU tersebut. Dengan melihat beberapa tahapan di dalam skema
KPBU tersebut, modul ini akan memberikan gambaran pengadaan di dalam
skema KPBU tersebut. Diharapkan modul ini akan memberikan gambaran
terkait dengan peranan pengadaan dalam tahapan KPBU yang terdiri dari
pengadaan badan penyiapan KPBU, pengadaan badan usaha pelaksana dan
pengadaan badan usaha pelaksana KPBU melalui panel badan usaha.
Selanjutnya mejelaskan regulasi yang mengatur proses pengadaan dalam
KPBU, gambaran terkait dengan pihak yang ada di dalam KPBU (PJPK, Tim
KPBU, Panitia Pengadaan), pertentangan kepentingan serta gambaran
umum proses penyiapan KPBU Prakarsa Pemerintah (solicited) dan Prakarsa
Badan Usaha (unsolicited).

2. Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan dapat


mampu menjelaskan:

10
a) Menjelaskan Peran Pengadaaan Dalam Tahap Pengadaan Badan
Penyiapan KPBU, Pengadaan Badan Usaha Pelaksana dan
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Melalui Panel Badan Usaha.
b) Menjelaskan Regulasi Yang Mengatur Proses Pengadaan Dalam
KPBU.
c) Menjelaskan Peran Para Pihak KPBU (PJPK, Tim KPBU, Panitia
Pengadaan) Dalam Proses Pengadaan.
d) Menjelaskan Pertentangan Kepentingan Dalam Proses Pengadaan
Dalam KPBU.
e) Menjelaskan Secara Umum Penyiapan KPBU Prakarsa Pemerintah
Dan Prakarsa Badan Usaha.

11
BAB II

PERAN PENGADAAAN DALAM TAHAP PENGADAAN BADAN PENYIAPAN


KPBU, PENGADAAN BADAN USAHA PELAKSANA DAN PENGADAAN BADAN
USAHA PELAKSANA MELALUI PANEL BADAN USAHA

A. Uraian Materi
1. Peran Pengadaan dalam tahap Pengadaan Badan Penyiapan
Seperti yang telah dijelaskan di dalam Modul Gambaran Umum KPBU,
proses pengadaan Badan Usaha di dalam KPBU dibagi menjadi 2 tahapan
yakni, pengadaan badan Penyiapan proyek KPBU, dan badan usaha
Pelaksana. Di dalam Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015, dijelaskan
bahwa Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah melakukan penyiapan KPBU,
yang menghasilkan paling kurang:
a) Prastudi kelayakan
b) Rencana Dukungan Pemerintah dan Jaminan Pemerintah
c) Penetapan tata cara pengembalian investasi Badan Usaha Pelaksana;
dan
d) Pengadaan tanah untuk KPBU

Kegiatan perencanaan dan penyiapan proyek KPBU yang dijelaskan


diatas dapat dibantu oleh Badan Penyiapan. Badan Penyiapan adalah Badan
Usaha/Institusi/Organisasi yang melakukan pendampindan dan/atau
pembiayaan kepada PJPK dalam tahap penyiapan hingga tahap transaksi
KPBU. Pihak yang berperan di dalam melakukan pengadaan badan
penyiapan sesuai dengan tugasnya adalah Panitia Pengadaan. Di dalam
proses pemilihan badan usaha persiapan, sesuai dengan ketentuan di dalam
pasal 5 Peraturan Kepala LKPP Nomor 29 tahun 2018, wajib dijalankan
sesuai dengan prinsip pengadaan, yakni:
a. Efisien, berarti Pengadaan harus diusahakan dengan menggunakan dana
dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas, sasaran dan waktu

12
yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk
mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum.
b. Efektif, berarti Pengadaan harus sesuai dengan kebutuhan harus sesuai
dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya.
c. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai
Pengadaan diungkapkan secara lengkap, jelas dan dapat diketahui
secara luas oleh Peserta yang berminat serta oleh masyakarakat pada
umumnya.
d. Terbuka berarti Pengadaan dapat diikuti oleh semua Peserta yang
memenuhi persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan
prosedur yang jelas.
e. Bersaing, berarti Pengadaan harus dilakukan melalui persaingan yang
sehat diantara sebanyak mungkin Peserta yang setara dan memenuhi
persyaratan, sehingga dapat diperoleh infrastruktur/layanan yang
ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi yang mengganggu
terciptanya mekanisme pasar dalam Pengadaan
f. Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama kepada
semua Peserta dan tidak memberi keuntungan kepada pihak tertentu,
dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional; dan
g. Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait
dengan Pengadaan sehingga dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam hal ini, menjadi penting untuk menerapkan prinsip


pengadaan tersebut di dalam menyiapkan Badan Penyiapan proyek
KPBU mengingat, Badan Penyiapan akan terlibat di dalam setiap
rangkaian mulai dari perencanaan hingga transaksi proyek KPBU.
Seleksi Badan Penyiapan proyek KPBU dilakukan dengan ketentuan
Prakualifikasi.

13
2. Peran Pengadaan dalam tahap Pengadaan Badan Usaha Pelaksana

KPBU dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu perencanaan, penyiapan,


dan transaksi. Pada tahap perencanaan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah/Direksi BUMN/BUMD menyusun rencana anggaran dana, Identifikasi,
pengambilan keputusan, penyusunan Daftar Rencana KPBU. Output tahap
perencanaan adalah daftar prioritas proyek dan dokumen studi pendahuluan
yang disampaikan pada Kementerian PPN/BAPPENAS untuk disusun
sebagai Daftar Rencana KPBU yang terdiri atas KPBU siap ditawarkan dan
KPBU dalam proses penyiapan. Selanjutnya dalam tahap penyiapan KPBU
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Direksi BUMN/BUMD selaku PJPK
dibantu Badan Penyiapan dan disertai konsultasi Publik, menghasilkan
prastudi kelayakan, rencana dukungan Pemerintah dan Jaminan Pemerintah,
penetapan tata cara pengembalian investasi Badan Usaha Pelaksana, dan
pengadaan tanah untuk KPBU. Tahapan selanjutnya yaitu transaksi KPBU.
Tahap transaksi KPBU dilaksanakan dengan memperhatikan dokumen yang
dihasilkan dalam tahap penyiapan KPBU. Apabila Proyek KPBU tersebut
membutuhkan Dukungan Kelayakan, maka PJPK harus mendapatkan
persetujuan prinsip Dukungan Kelayakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Setelah PJPK menerbitkan surat pernyataan bahwa Proyek KPBU
layak secara teknis, ekonomi dan finansial berdasarkan dokumen yang
dihasilkan dalam tahap penyiapan, maka proyek KPBU akan dilanjutkan ke
tahapan transaksi KPBU.
Transaksi KPBU terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Konsultasi Pasar (Market Consultation);
b. penetapan lokasi KPBU;
c. pengadaan Badan Usaha Pelaksana yang mencakup persiapan dan
pelaksanaan pengadaan Badan Usaha Pelaksana;
d. penandatanganan perjanjian KPBU; dan
e. pemenuhan pembiayaan Penyediaan Infrastruktur oleh Badan
Usaha Pelaksana.

14
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana dilakukan setelah dilakukan
Konsultasi Pasar dan Penetapan lokasi KPBU serta setelah terpenuhinya
syarat dan ketentuan untuk memanfaatkan Barang Milik Negara dan/atau
Barang Milik Daerah untuk pelaksanaan KPBU. PJPK melaksanakan
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana dengan dibantu oleh Panitia Pengadaan
yang ditetapkan oeh PJPK. Tujuan Pengadaan Badan Usaha Pelaksana
adalah dalam rangka mendapatkan mitra kerja sama bagi PJPK dalam
melaksanakan proyek KPBU. Pengadaan Badan Usaha dilaksanakan setelah
diperolehnya penetapan lokasi atas tanah yang diperlukan untuk pelaksanaan
KPBU, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana meliputi kegiatan:
a. persiapan; dan
b. pelaksanaan.
Metode pemilihan yang digunakan dalam Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana yaitu melaui Pelelangan atau Penunjukan Langsung. Kedua
metode tersebut dilakukan melalui prakualifikasi. Dilakukannya prakualifikasi
adalah untuk menilai kompetensi dan kemampuan usaha termasuk
pemenuhan persyaratan sebelum badan usaha tersebut dapat mengikuti
proses pemilihan Badan Usaha Pelaksana.
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana melalui Penunjukan Langsung
dapat dilakukan apabila:
a. proyek KPBU yang akan dilaksanakan memenuhi kriteria kondisi
tertentu; atau
b. prakualifikasi Badan Usaha Pelaksana hanya menghasilkan satu
peserta.

15
Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a, yaitu:
a. Pengembangan atas Infrastruktur yang telah dibangun dan/atau
dioperasikan sebelumnya oleh Badan Usaha Pelaksana yang
sama;
b. Pekerjaan yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan
teknologi baru dan penyedia jasa yang mampu
mengaplikasikannya hanya satu satunya; atau
c. Badan Usaha Pelaksana telah menguasai Sebagian besar atau
seluruh lahan yang diperlukan untuk melaksanakan KPBU.

Penandatanganan Perjanjian KPBU


Tahapan terakhir dari transaksi KPBU yaitu penandatanganan
perjanjian KPBU. Perjanjian KPBU ditandatangani oleh PJPK dengan Badan
Usaha Pelaksana. Badan Usaha Pelaksana wajib memperoleh pembiayaan
atas KPBU paling lambat dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan
setelah menandatangani perjanjian KPBU. Jangka waktu tersebut dapat
diperpanjang oleh PJPK, apabila kegagalan memperoleh pembiayaan tidak
disebabkan oleh kelalaian Badan Usaha Pelaksana, berdasarkan kriteria
yang ditetapkan oleh PJPK dan disepakati dalam perjanjian KPBU.
Perpanjangan waktu yang diberikan oleh PJPK yaitu paling lama 6 (enam)
bulan. Apabila setelah perpanjangan jangka waktu penbiayaan atas KPBU
masih tidak terpenuhi maka perjanjian KPBU berakhir dan jaminan
pelaksanaan berhak dicairkan oleh PJPK.

3. Peran Pengadaan dalam tahap Pengadaan Badan Usaha Pelaksana


melalui Panel Badan Usaha

Untuk mempercepat pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang


akan dilaksanakan melalui skema KPBU pemilihan Badan Usaha Pelaksana
dapat dilakukan melalui Panel Badan Usaha.
Pelaksanaan pemilihan Badan Usaha Pelaksana diawali dengan
konfirmasi pernyataan minat kepada anggota Panel Badan Usaha yang
16
kemudian akan ditindaklanjuti oleh anggota Panel Badan Usaha
menyampaikan pernyataan minat untuk mengikuti proses pemilihan.
Proses pemilihan Badan Usaha Pelaksana dilakukan dengan
menggunakan metode pelelangan satu tahap. Dimana evaluasi penawaran
dalam Pemilihan Badan Usaha Pelaksana menggunakan:
a. sistem penilaian finansial terbaik; atau
b. sistem nilai.
Sistem penilaian finansial terbaik merupakan metode evaluasi yang
dilakukan dengan memberikan nilai terbaik terhadap:
a. penawaran terendah untuk:
1. harga;
2. tarif;
3. pembayaran Ketersediaan Layanan (AvailabilityPayment);
4. dukungan kelayakan; atau
5. jangka waktu KPBU tersingkat.
b. penawaran terbaik dalam bentuk nilai moneter lainnya.

Sistem nilai merupakan metode evaluasi yang dilakukan dengan


memberi nilai tertentu pada setiap pemenuhan unsur yang menjadi
persyaratan dalam penilaian penawaran teknis dan finansial berdasarkan
kriteria evaluasi yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan.
Proses pemilihan Badan Usaha Pelaksana melalui pelelangan satu
tahap paling sedikit meliputi kegiatan:
1. pengiriman undangan kepada Peserta yang lulus tahap Prakualifikasi
dengan melampirkan formular Surat Kerahasiaan;
2. penyampaian Surat Kerahasiaan oleh Peserta dan Penyampaian
Dokumen Permintaan Proposal (Request for Proposal/RfP) oleh
Panitia Pengadaan;
3. pemberian penjelasan (termasuk tinjauan lokasi, jika diperlukan);
4. pemasukan Dokumen Penawaran (sampul I dan sampul II);

17
5. pembukaan Dokumen Penawaran sampul I (Dokumen Penawaran
administrasi dan Dokumen Penawaran teknis);
6. evaluasi Dokumen Penawaran sampul I;
7. pemberitahuan hasil evaluasi Dokumen Penawaran sampul I;
8. pembukaan Dokumen Penawaran sampul II (Dokumen Penawaran
finansial);
9. evaluasi Dokumen Penawaran sampul II;
10. penerbitan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP);
11. penetapan pemenang;
12. pengumuman hasil Pelelangan;
13. sanggah terhadap hasil Pelelangan;
14. penerbitan Surat Penunjukan Pemenang Lelang (letter of award);
15. persiapan penandatanganan Perjanjian KPBU; dan
16. persiapan pemenuhan pembiayaan.

Ketika hanya terdapat 1 (satu) anggota Panel Badan Usaha yang


berminat menyampaikan penawaran, Menteri/Kepala Lembaga dapat
mempertimbangkan waktu dan target pelaksanaan sebelum memutuskan:
a. melanjutkan proses pemilihan; atau
b. membuka kesempatan kepada Badan Usaha lain di luar Panel Badan
Usaha.
Menteri/Kepala Lembaga melanjutkan proses pemilihan
sebagaimana dimaksud pada huruf a dan terdapat 1 (satu) anggota Panel
Badan Usaha yang menyampaikan penawaran, Menteri/Kepala Lembaga
menetapkan pemenang pemilihan Badan Usaha Pelaksana. Penetapan
pemenang pemilihan dilakukan setelah Panitia Pengadaan melakukan proses
evaluasi, klarifikasi, dan negosiasi.
Apabila Menteri/Kepala Lembaga memutuskan untuk membuka
kesempatan kepada Badan Usaha di luar Panel Badan Usaha sebagaimana
dimaksud pada huruf b maka Menteri/Kepala Lembaga menugaskan Panitia
Pengadaan untuk:

18
a. melakukan Prakualifikasi terhadap Badan Usaha di luar Panel Badan
Usaha; dan
b. menyampaikan undangan permintaan penawaran kepada Badan
Usaha yang lulus Prakualifikasi dan anggota Panel Badan Usaha
yang menyampaikan minat.

B. Latihan
Untuk dapat memahami materi mengenai peran pengadaan dalam tahap
pengadaan badan penyiapan KPBU, pengadaan badan usaha pelaksana dan
pengadaan badan usaha pelaksana melalui panel badan usaha, anda di minta
untuk menjelaskan garis besar dari peran pengadaan di dalam setiap tahapan
tersebut!

C. Rangkuman
Seperti yang telah dijelaskan di dalam Modul Gambaran Umum KPBU,
proses KPBU dibagi menjadi 2 tahapan yakni, pengadaan badan Penyiapan
proyek KPBU, dan badan usaha Pelaksana. Di dalam Peraturan Presiden
Nomor 38 Tahun 2015, dijelaskan bahwa Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah melakukan penyiapan KPBU, yang menghasilkan paling kurang:
a) Prastudi kelayakan
b) Rencana Dukungan Pemerintah dan Jaminan Pemerintah
c) Penetapan tata cara pengembalian investasi Badan Usaha Pelaksana;
dan
d) Pengadaan tanah untuk KPBU
Setelah dokumen pra studi kelayakan dilakukan, tahapan selanjutnya
adalah merumuskan rencana dukungan pemerintah dan jaminan pemerintah.
Dukungan Pemerintah di setujui oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang keuangan dan kekayaan Negara dalam bentuk
Dukungan Kelayakan dan/atau insentif perpajakan, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan berdasarkan usulan PJPK. Menteri/Kepala

19
Lembaga/Kepala Daerah dapat memberikan Dukungan Pemerintah dalam
bentuk lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kegiatan perencanaan dan penyiapan proyek KPBU yang dijelaskan
diatas dapat dibantu oleh Badan Penyiapan. Badan Penyiapan adalah Badan
Usaha/Institusi/Organisasi yang melakukan pendampindan dan/atau
pembiayaan kepada PJPK dalam tahap penyiapan hingga tahap transaksi
KPBU. Transaksi KPBU terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Konsultasi Pasar (Market Consultation);


b. penetapan lokasi KPBU;
c. pengadaan Badan Usaha Pelaksana yang mencakup persiapan dan
pelaksanaan pengadaan Badan Usaha Pelaksana;
d. penandatanganan perjanjian KPBU; dan
e. pemenuhan pembiayaan Penyediaan Infrastruktur oleh Badan Usaha
Pelaksana.

Metode pemilihan yang digunakan dalam Pengadaan Badan Usaha


Pelaksana yaitu melaui Pelelangan atau Penunjukan Langsung. Kedua
metode tersebut dilakukan melalui prakualifikasi. Dilakukannya prakualifikasi
adalah untuk menilai kompetensi dan kemampuan usaha termasuk
pemenuhan persyaratan sebelum badan usaha tersebut dapat mengikuti
proses pemilihan Badan Usaha Pelaksana.
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana melalui Penunjukan Langsung
dapat dilakukan apabila:
a. proyek KPBU yang akan dilaksanakan memenuhi kriteria kondisi tertentu;
atau
b. prakualifikasi Badan Usaha Pelaksana hanya menghasilkan satu peserta.

Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a, yaitu:


a. Pengembangan atas Infrastruktur yang telah dibangun dan/atau
dioperasikan sebelumnya oleh Badan Usaha Pelaksana yang sama;

20
b. Pekerjaan yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan teknologi
baru dan penyedia jasa yang mampu mengaplikasikannya hanya satu
satunya; atau
c. Badan Usaha Pelaksana telah menguasai Sebagian besar atau seluruh
lahan yang diperlukan untuk melaksanakan KPBU.

Untuk mempercepat pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang akan


dilaksanakan melalui skema KPBU pemilihan Badan Usaha Pelaksana dapat
dilakukan melalui Panel Badan Usaha.
Pelaksanaan pemilihan Badan Usaha Pelaksana diawali dengan
konfirmasi pernyataan minat kepada anggota Panel Badan Usaha yang
kemudian akan ditindaklanjuti oleh anggota Panel Badan Usaha
menyampaikan pernyataan minat untuk mengikuti proses pemilihan.
Proses pemilihan Badan Usaha Pelaksana dilakukan dengan
menggunakan metode pelelangan satu tahap. Dimana evaluasi penawaran
dalam Pemilihan Badan Usaha Pelaksana menggunakan:
a. sistem penilaian finansial terbaik; atau
b. sistem nilai.
Sistem penilaian finansial terbaik merupakan metode evaluasi yang
dilakukan dengan memberikan nilai terbaik terhadap:
a. penawaran terendah untuk:
1. harga;
2. tarif;
3. pembayaran Ketersediaan Layanan (AvailabilityPayment);
4. dukungan kelayakan; atau
5. jangka waktu KPBU tersingkat.
b. penawaran terbaik dalam bentuk nilai moneter lainnya.

Sistem nilai merupakan metode evaluasi yang dilakukan dengan


memberi nilai tertentu pada setiap pemenuhan unsur yang menjadi

21
persyaratan dalam penilaian penawaran teknis dan finansial berdasarkan
kriteria evaluasi yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan.

Apabila Menteri/Kepala Lembaga memutuskan untuk membuka


kesempatan kepada Badan Usaha di luar Panel Badan Usaha sebagaimana
dimaksud pada huruf b maka Menteri/Kepala Lembaga menugaskan Panitia
Pengadaan untuk:
a. melakukan Prakualifikasi terhadap Badan Usaha di luar Panel Badan
Usaha; dan
b. menyampaikan undangan permintaan penawaran kepada Badan Usaha
yang lulus Prakualifikasi dan anggota Panel Badan Usaha yang
menyampaikan minat.

D. Evaluasi Materi Pokok

Berilah tanda X pada pilihan A, B, C, atau D!


1. Pengadaan dapat diikuti oleh semua Peserta yang memenuhi persyaratan/kriteria
tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas adalah penerapan dari
prinsip…..
A. Terbuka
B. Adil
C. Bersaing
D. Akuntabel
2. Yang BUKAN merupakan Transaksi kegiatan-kegiatan dari KPBU adalah….
A. penetapan lokasi KPBU
B. Konsultasi Pasar (Market Consultation)
C. pengadaan Badan Usaha Pelaksana yang mencakup persiapan dan
pelaksanaan pengadaan Badan Usaha Pelaksana
D. Pembahasan loan agreement
3. Yang BUKAN merupakan kegiatan dari transaksi KPBU adalah….
A. Penetapan Lokasi KPBU
B. Penetapan PJPK
22
C. Konsultasi Pasar (Market Consultation)
D. pengadaan Badan Usaha Pelaksana yang mencakup persiapan dan
pelaksanaan pengadaan Badan Usaha Pelaksana
4. Sistem penilaian finansial terbaik merupakan metode evaluasi yang dilakukan
dengan memberikan nilai terbaik terhadap ….
A. Penawaran terendah untuk harga, tarif, Availability Payment, dukungan
kelayakan
B. Jangka waktu KPBU terlama
C. Penawaan tertinggi untuk tarif
D. Penawraran tertinggi untuk dukungan kelayakan
5. Yang BUKAN merupakan kondisi tertentu yang memungkinkan pengadaan
badan usaha pelaksana dilakukan melalui penunjukan langsung adalah….
A. Pengembangan atas Infrastruktur yang telah dibangun dan/atau dioperasikan
sebelumnya oleh Badan Usaha Pelaksana yang sama
B. Pekerjaan yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan teknologi
baru dan penyedia jasa yang mampu mengaplikasikannya hanya satu
satunya
C. Badan Usaha Pelaksana telah menguasai Sebagian besar atau seluruh lahan
yang diperlukan untuk melaksanakan KPBU
D. Badan Usaha Pelaksana telah menguasai Sebagian kecil lahan yang
diperlukan untuk melaksanakan KPBU

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap
materi pokok.
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

23
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti Anda telah
memahami materi pokok 2. Tetapi bila tingkat penguasaan anda anda masih di bawah
80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 1 terutama bagian yang belum anda
kuasai.

24
BAB III

REGULASI YANG MENGATUR PROSES PENGADAAN DALAM KPBU

A. Uraian Materi
Proyek KPBU merupakan proyek stategis yang banyak diatur di dalam
regulasi dari berbagai macam instansi. Setiap aspek di dalam KPBU
mempunyai regulasi tersediri, dimulai dari persiapan, pembayaran
ketersediaan layanan, dukungan kelayakan, dana penyiapan proyek,
penjaminan pemerintah, tata cara pengadaan badan usaha pelaksana KPBU
serta panduan umum tata cara pelaksanaan proyek KPBU tesebut. Selain itu,
dalam pelaksanaan proyek KPBU tersebut, tetap memperhatikan regulasi
terkait dengan sektor infrastruktur yang di-KPBU-kan.
1. Regulasi terkait dengan tata cara pengadaan Badan Usaha KPBU
Proses KPBU mempunyai regulasi yang mengatur mengenai
mekanisme teknis pengadaan Badan Usaha KPBU. LKPP selaku instansi
yang merumuskan regulasi terkait dengan Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah telah meluncurkan beberapa regulasi teknis dari
mekanisme pengadaan Badan Usaha KPBU, yakni:
a. Peraturan Kepala Nomor 19 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
dalam Penyediaan Infrastruktur.
b. Peraturan Lembaga Nomor 29 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pengadaan
Badan Usaha Pelaksana Penyedia Infrastruktur Melalui Kerjasama
Pemerintah Dengan Badan Usaha Atas Prakarsa Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah.
c. Peraturan Lembaga Nomor 8 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pemilihan
Panel Badan Usaha dan pemilihan Badan Usaha Pelaksana Pada Proyek
Strategis Nasional.

25
1.1 Perbandingan pelaku pengadaan antara Regulasi tata cara
pengadaan dengan skema KPBU dengan PBJP
Didalam menjalanan proses pengadaan dengan skema KPBU,
prinsip yang wajib diterapkan menurut peraturan lembaga ini terdiri dari
efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif serta
akuntanbel. Organisasi Pengadaan di dalam KPBU beserta tugas dan
tanggung jawabnya ini terlampir di dalam tabel berikut:

Tabel 3.1. Pelaku Pengadaan di dalam KPBU

PJPK Tim KPBU Panitia Pengadaan Badan Usaha

Tugas dan Tugas dan Tugas dan tanggung (1) Badan Usaha
yang ikut dalam
tanggung jawab tanggung jawab dari Panitia
Pemilihan Panel
dari PJPK adalah: jawab dari tim Pengadaan adalah:
Badan Usaha
● Menganggark KPBU adalah: ● Menetapkan dapat berbentuk
an biaya ● Berkoordin Dokumen Badan Usaha
pelaksanaan asi dengan Pengadaan dan tunggal atau
konsorsium/kerja
Pengadaan Panitia perubahannya
sama
dan Pengadaan ● Mengelola data
operasi/kemitraan/
pelaksanaan selama dan informasi bentuk kerja sama
Perjanjian proses pada Ruangan lain.
KPBU Pengadaan Data dan (2) Badan Usaha
dapat berupa
● Menetapkan ● Menyusun Informasi
entitas:
tim KPBU dan Kerangka ● Mengumumkan
a. badan
Panitia Acuan pelaksanaan usaha
Pengadaan kerja (KAK) pengadaan milik
● Menyediakan untuk ● Menilai kualifikasi negara;
b. badan
Ruangan Pengadaan peserta melalui
usaha
Data dan Badan Prakualifikasi
milik
Informasi Penyiapan ● Memberikan daerah;
(Data Room) penjelasan

26
PJPK Tim KPBU Panitia Pengadaan Badan Usaha

● Memberikan ● Membantu Dokumen c. badan


usaha
persetujuan PJPK Pengadaan
swasta
pada dalam ● Melakukan
yang
perubahan memonitor evaluasi berbentuk
dokumen pelaksanaa administrasi, perseroan
pengadaan n tenis dan terbatas;
d. badan
yang diajukan Pengadaan finansial terhadap
hukum
oleh panitia penawaran
asing; atau
pengadaan peserta e. koperasi.
● Melaksanaka ● Melakukan
n penjajakan diskusi
minat pasar optimalisasi pada
dalam metode
melaksanaka pelelangan dua
n Transaksi tahun
● Menetapkan ● Melakukan
HPS pada negosiasi
pemilihan ● Mengusulkan
Badan pemenang
Penyiapan seleksi atau
● Menetapkan pelelangan
pemenang ● Mengusulkan
Pelelangan penetapan Badan
atau Seleksi Usaha Pelaksana
● Menerbitkan melalui
surat Penunjukan
pemenang Langsung
Pelelangan ● Berkoordinasi
atau Seleksi dengan Tim
KPBU selama
27
PJPK Tim KPBU Panitia Pengadaan Badan Usaha

● Menerbitkan proses
surat Pengadaan
penunjukan ● Melaporkan
Badan Usaha proses
Pelaksana pelaksanaan
dan badan Pengadaan
Penyiapan secara berkala
● Menetapkan keapda PJPK
hasil ● Menyerahkan
penunjukan dokumen asli
langsung proses
● Menjawab Pengadaan
sanggah kepada simpul
● Menyatakan KPBU setelah
proses proses
prakualifikasi Pengadaan
atau selesai
pemilihan ● Menyerahkan
gagal salinan dokumen
● Menandatang proses
ani perjanjian Pengadaan
penyiapan; keapda PJPK
dan
PJPK dibantu Ketentuan terkait Persyaratan badan
● Menandatang
oleh Tim KPBU Panitia Pengadaan Usaha yang ikut
ani perjanjian Pemilihan Panel Badan
dalam adalah sebagai
KPBU Usaha antara lain adalah:
melaksanakan: berikut: memenuhi ketentuan
● Kegiatan ● Berjumlah gasal peraturan perundang-
pada tahap minimal 5 (lima) undangan untuk

Transaksi orang dan dapat menjalankan


kegiatan/usaha;

28
PJPK Tim KPBU Panitia Pengadaan Badan Usaha

hingga ditambahsesuai a. memiliki

tercapainya kebutuhan pengalaman


dan
pemenuha ● Berasal dari
kemampuan
n personil instansi
dalam
pembiayaa sendiri dan dapat pelaksanaan
n (financial berasal dari penyediaan

close); dan instansi/satuan infrastruktur


sejenis;
● Kegiatan kerja yang terkait
b. memiliki
Pengadaan ● Dapat beraasal
pengalaman
Badan dari personil ULP dan
Usaha pada KLPD kemampuan
Pelaksana, setempat pembiayaan
penyediaan
apabila ● Panitia
infrastruktur;
diperlukan Pengadaan yang
c. memenuhi
ditetapkan oleh
kewajiban
Direksi perpajakan;
BUMN/BUMD d. tidak sedang
yang bertndak dipailitkan,

sebagai PJPK kegiatan


usahanya tidak
berdasarkan
sedang
peraturan dihentikan
perundang- dan/atau tidak
undangan sektor sedang

berasal dari menjalani


perkara pidana
personil
yang berpotensi
BUMN/BUMN menganggu
tersebut pelaksanaan
● Panitia Proyek KPBU;

Pengadaan terdiri
dari anggota yang
29
PJPK Tim KPBU Panitia Pengadaan Badan Usaha

memahami e. menandatangan

tentang: i pakta
integritas; dan
o Prosedur
Badan Usaha berbentuk
pengadaan
konsorsium/kerja sama
o Prosedur operasi/kemitraan/bentuk
KPBU kerjasama lain harus

o Ruang lingkup memiliki perjanjian


kerjasama/kemitraan
pekerjaan
yang memuat kewajiban
proyek
dan tanggung jawab
kerjasama masing-masing Badan
o Hukum Usaha

perjanjian dan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan
yang berlaku
di bidang
infrastruktur
sektor
bersangkutan
o Aspek teknis
terkait dengan
proyek
kerjasama
o Aspek bisnis
dan finansial
terkait dengan
proyek
kerjasama.
30
PJPK Tim KPBU Panitia Pengadaan Badan Usaha

● Anggota Panitia
Pengadaan
dilarang memiliki
hubungan afiliasi
dengan anggota
Panitia
Pengadaan
lainnya dan/atau
dengan PJPK
dan/atau Peserta
dalam
Pengadaan
Proyek KPBU
yang sama; dan
● Menandatangani
Pakta Integritas

Jika dibandingkan dengan pelaku pengadaan pada Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah, terdapat perbedaan pelaku pengadaan dilihat
dari siklus pengadaan dan juga wewenang, tanggung jawab yang dimiliki.
Pemisahan tugas dan tanggung jawab jika dilihat dari proses pengadaan
seperti kewenangan anggaran, kewenangan berkontrak dan melakukan
pengadaan/lelang terangkum di dalam tabel berikut:
Tabel 3.2. Perbandingan tugas dan tanggung jawab Pelaku
Pengadaan di dalam KPBU dan PBJP
No Tugas tanggung jawab KPBU PBJP
1 Penggangaran biaya PJPK PA/KPA
2 Penetapan pelaku Pengadaan Lainnya PJPK PA/KPA
3 Penyediaan Ruang Data dan Informasi PJPK -

31
No Tugas tanggung jawab KPBU PBJP
4 Penjajakan minat pasar PJPK -
5 Persetujuan perubahan dokumen PJPK Pokja
pengadaan Pemilihan/PPK/PA/KPA/PP
6 Penetapan HPS pada pemilihan PJPK PPK
7 Penetepan pemenang pengadaan PJPK PA/KPA; Pokja Pemilihan
(Pelelangan/sekeksi;
tender/seleksi/pengadaan langsung)
8 Penerbitan surat pemenang PJPK PPK
pengadaan (pelelangan/seleksi;
SPPBJ)
9 Penetapan Hasil penunjukan langsung PJPK PA/KPA
10 Menyawab Sanggah PJPK Pokja Pemilihan; KPA
(Sanggah Banding)
11 Menyatakan proses prakualifikasi PJPK Pokja Pemilihan
gagal
12 Menandatangani perjanjian PJPK PA/KPA/PPK
13 Berkoordinasi dengan Panita Tim KPBU -
pengadaan selama proses pengadaan
14 Menyusun KAK (termasuk untuk Tim KPBU PPK
Pengadaan Badan Penyiapan)
15 Membntu PJPK dalam memonitor Tim KPBU -
pelaksanaan pengadaan
16 Menetapkan dokumen pengadaan dan Panitia Pokja Pemilihan
perubahannya Pengadaan
17 Mengelola data dan informasi pada Panitia -
Ruangan Data dan Informasi Pengadaan
18 Pengumuman pelaksanaan Panitia Pokja Pemilihan
pengadaan Pengadaan
19 Menilai kualifikasi peserta melalui Panitia Pokja Pemilihan
prakualifikasi Pengadaan
32
No Tugas tanggung jawab KPBU PBJP
20 Memberikan penjelasan dokumen Panitia Pokja Pemilihan
pengadaan Pengadaan
21 Melakukan evaluasi administrasi, Panitia Pokja Pemilihan
teknis dan finansial Pengadaan
22 Melakukan diskusi optimalisasi pada Panitia -
metode pelelangan dua tahun Pengadaan
23 Melakukan negosiasi Panitia Pokja Pemilihan
Pengadaan
24 Mengusulkan pemenang seleksi atau Panitia Pokja Pemilihan
pelelangan Pengadaan
25 Mengusulkan penetapan Badan Usaha Panitia Pokja Pemilihan
Pelaksana melalui Penunjukan Pengadaan
Langsung
26 Berkoordinasi dengan Tim KPBU Panitia -
selama proses Pengadaan Pengadaan
27 Melaporkan proses pelaksanaan Panitia -
Pengadaan secara berkala keapda Pengadaan
PJPK
28 Menyerahkan dokumen asli proses Panitia -
Pengadaan kepada simpul KPBU Pengadaan
setelah proses Pengadaan selesai
29 Menyerahkan salinan dokumen proses Panitia -
Pengadaan keapda PJPK Pengadaan

1.2 Perbandingan pertentangan kepentingan antara Regulasi tata cara


pengadaan dengan skema KPBU dengan PBJP

Regulasi terkait pengadaan dengan skema KPBU ini, mengatur


terkait dengan pertentangan kepentingan yang tidak jauh berbeda dengan

33
mekansime yang diatur oleh Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018
beserta perubahannya tentang Pengadaan Barang/Jasa.
Terkait dengan mekanisme KPBU yang diatur, mempunyai konsep
yang tidak jauh berbeda dengan pertentangan kepentingan di dalam
Pasal 7 ayat (5) Peraturan presiden nomor 12 tahun 2021 tentang
pertentangan kepentingan. Perbandingan antara pertentangan
kepentingan antara pengadaan secara umum dan pertentangan dalam
KPBU terlampir di dalam tabel berikut:

Tabel 3.3 Perbandingan Pertentangan Kepentingan di dalam KPBU dan


Pengadaan Secara Umum

Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 Regulasi KPBU terkait dengan pertentangan
pasal 7 ayat (5) kepentingan

a. Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti a. Pihak yang terlibat pada tahapan Penyiapan
pada suatu badan usaha, merangkap dan/atau Transaksi sebagai konsultan atau
sebagai Direksi, Dewan Komisaris, atau Badan Penyiapan:
personel inti pada badan usaha lain yang o Menjadi Peserta atau anggota
mengikuti Tender/ Seleksi yang sama; konsorsium Peserta Pengadaan
b. konsultan perencana/pengawas dalam Badan Usaha Pelaksana pada
Pekerjaan Konstruksi bertindak sebagai Proyek KPBU yang sama;
pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang o Sebagai pemegang saham dan/atau
direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam pengurus pada perusahaan yang
pelaksanaan pengadaan pekerjaan menjadi Peserta atau perusahaan
terintegrasi; pada anggota konsorsium dalam
c. konsultan manajemen konstruksi berperan Pengadaan Badan Usaha pelaksana
sebagai konsultan perencana; pada Proyek KPBU yang sama;
d. pengurus/manajer koperasi merangkap o Memberikan
sebagai PPK/ Pokja Pemilihan/ Pejabat pembiayaan/pendanaan atau
Pengadaan pada pelaksanaan Pengadaan memberikan penjaminan pada
Barang/Jasa di Kementerian/ Lembaga/ Proyek KPBU yang sama; dan/atau
Perangkat Daerah; o Menjadi konsultan bagi peserta
e. PPK/ Pokja Pemilihan/ Pejabat Pengadaan Badan Usaha Pelaksana pada
baik langsung maupun tidak langsung Proyek KPBU yang sama

34
Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 Regulasi KPBU terkait dengan pertentangan
pasal 7 ayat (5) kepentingan

mengendalikan atau menjalankan badan b. Pihak yang betindak selaku konsultan pada
usaha Penyedia; dan/ atau lebih dari 1 (satu) Peserta dalam Proyek
f. beberapa badan usaha yang mengikuti KPBU yang sama;
Tender/ Seleksi yang sama, dikendalikan c. Anggota direksi atau dewan komisaris suatu
baik langsung maupun tidak langsung oleh Badan Usaha yang menjadi Peserta
pihak yang sama, dan/atau kepemilikan merangkap sebagai anggota direksi atau
sahamnya lebih dari 50% (lima puluh persen) dewan komisaris pada Badan Usaha lain
dikuasai oleh pemegang saham yang sama yang menjadi Peserta pada Proyek KPBU
yang sama
d. Anggota panitia Pengadaan/Tim
KPBU/PJPK memiliki hubungan afiliasi
dengan Peserta pada Proyek KPBY yang
sama;
e. Hubungan antara 2 (dua) atau lebih Badan
Usaha yang menjadi Peserta pada
Pengadaan yang sama dikendalikan oleh
pihak yang sama, baik langsung maupun
tidak langsung.dan/atau
f. Kegiatan atau tindakan yang berpotensi
menimbulkan persaingan usaha tidak sehat
sebagaimana tercantum pada ketentuan
perundangan mengenai larangan praktek
monopoli dan persaingan usaha yang tidak
sehat.

Tidak diatur mengenai hubungan afliasi sebagai Hubungan afiliasi yang dimaksud adalah:
pertentangan kepentingan a. Hubungan keluarga karena perkawinan
dan keturunan sampai derajat kedua,
baik secara horizontal maupun vertikal,
dan/atau
b. Memiliki kendali pada perusahaan
Peserta baik langsung maupun tidak
langsung

35
Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 Regulasi KPBU terkait dengan pertentangan
pasal 7 ayat (5) kepentingan

Tidak ada kalimat bahwa dilarang terlibat terkait Para pihak yang memiliki pertentangan
dengan para pihak yang memiliki pertentangan kepentingan dalam proyek KPBU yang sama
kepentingan dilarang terlibat dalam proses Pengadaan

Diatur di dalam Peraturan Lembaga Nomor 12 PJPK/Tim KPBU/Panitia Pengadaan/Peserta


Tahun 2021 tentang pakta integritas atau pihak lain yang teribat dalam Pengadaan
harus menandatangani Pakta Integrita sebagai
bentuk komitmen untuk menghindari terjadinya
pertentangan kepentingan.

1.3 Perbandingan proses persiapan pengadaan antara Regulasi tata


cara pengadaan dengan skema KPBU dengan PBJP
Mekanisme terkait dengan pengadaaan badan usaha Pelaksana di
dalam KPBU, diatur kedalam 2 tahap, yakni, persiapan pengadaan Badan
Usaha Pelaksana, dan pelaksanaan pengadaan Badan Usaha pelaksana.
Di dalam persiapan pengadaan badan usaha pelaksana, kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Konfirmasi kesiapan Proyek KPBU untuk dilanjutkan ke tahapan
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana.
b. Konfirmasi minat pasar;
c. Penerbitan Pemberitahuan Informasi Awal (jika diperlukan);
d. Penyusunan jadwal pengadaan Badan Usaha Pelaksana dan
rancangan pengumuman.
e. Penyusunan dan penetapan Dokumen Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana.
f. Pengelolaan Ruangan Data dan Informasi (Data Room) untuk
keperluan uji tuntas (due diligence).

Di dalam proses PBJP yang berlangsung secara umum, proses


persiapan pengadan sendiri terdiri berjalan tidak sekompleks persiapan
pengadaan dengan skema KPBU. Di dalam proses persiapan PBJP, tidak
36
dikenal istilah konfirmasi minat pasar, konfirmasi kesiapan proyek dan
pengelolaan ruang data dan informasi untuk due dilligence. Sedangkan
untuk persiapan pengadaan barang/jasa pemerintah terdiri menjadi 2
yakni, persiapan pengadaan barang/jasa melalui swakelola dan penyedia.
Persiapan pengadaan barang/jasa melalui swakelola terdiri dari:
a. Penetapan sasaran
b. Penetapan penyelenggara swakelola
c. Penetapan rencana kegiatan
d. Penetapan jadwal pelaksanaan
e. Penetapan RAB
Persiapan pengadaan barang/jasa melalui Penyedia terdiri dari:
a. Penetapan HPS
b. Penetapan rancangan kontrak
c. Penetapan spesifikasi teknis/KAK; dan/atau
d. Penetapan uang muka, jaminan uang muka, jaminan pelaksanaan,
jaminan pemeliharaan, sertifikasi garansi, dan/atau penyesuaian
harga.

Konfirmasi kesiapan Proyek KPBU dilakukan dengan cara


melakukan checklist terhadap kelengkapan dokumen data/kesiapan
proyek KPBU dengan mengaju kepada peraturan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang perencana
pembangunan nasional. Untuk konfirmasi minat pasar, cara-cara yang
dapat dilakukan antara lain dengan mereviu hasil penjajakan minat pasar
(market souning) yang dilakukan oleh PJPK atau melakukan diskusi
dalam forum Badan Usaha.

37
1.4 Perbandingan proses pelaksanaan pengadaan antara Regulasi tata
cara pengadaan dengan skema KPBU dengan PBJP

Di dalam pelaksanaan pengadaan antara KPBU dengan PBJP


terdapat perbedaan dalam istilah, dan juga mekanisme yang digunakan.
Di dalam KPBU dikenal istilah “pelelangan” sedangkan metode
pelaksanaan pengadaan melalui penyedia terdapat beberapa metode yan
dapat dilakukan di dalam PBJP. Proses pengadaan barang/jasa melalui
Penyedia di dalam PBJP dapat dilakukan melalui:
● Penunjukan Langsung
● Pengadaan Langsung
● Tender
● Tender/Cepat
● E-purchasing
Sedangkan untuk KPBU sendiri hanya dikenal pelelangan dan
penunjukan langung. Sebelum dilakukan pelelangan/penunjukan
langsung, di dalam KPBU terdapat proses prakualifikasi dan juga terdapat
dokumen permintaan proposal (RfP). Dokumen pengadan yang disusun
oleh Panitia Pengadaan terdiri dari dokumen prakualifikasi dan dokumen
permintaan proposal (RFp) dengan detil dari kedua dokumen tersebut
diatur di dalam peraturan kepala nomor 19 tahun 2015, peraturan
lembaga nomor 29 tahun 2018 dan peraturan lembaga nomor 8 tahun
2021.

Perbandingan tahapan prakualifikasi antara PBJP dan KPBU


sendiri terlampir di dalam tabel di bawah ini:

38
Tabel 3.4 Perbandingan tahapan Prakualifikasi antara PBJP dan KPBU

Prakualifikasi untuk PBJP Prakualifikasi untuk KPBU

a. Pengumuman prakualifikasi; a. Pengumuman Prakualifikasi


b. Pendaftaran dan pengunduhan Dokumen b. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen
Kualifikasi Prakualifikasi (Request for Qualification/RfQ)
c. Pemberian penjelasan (apabila diperlukan) c. Penjelasan Proyek KPBU, ruang lingkup
d. Penyampaian Dokumen Kualifikasi kegiatan pelaksanaan Proyek KPBU dan
e. Evaluasi Kualifikasi Dokumen Prakualifikasi (Request for
f. Pembuktian Kualifikasi Qualification/RfQ)
g. Penetapan dan Pengumuman hasil d. Pemasukan dokumen kualifikasi
Kualifikasi e. Evaluasi dokumen kualifikasi yang meliputi
h. Sanggah Kualifikasi pemenuhan syarat administrasi, kemampuan
teknis, dan kemampuan keuangan
f. Penetapan dan pengumuman hasil
prakualifikasi; dan
g. Sanggah hasil Prakualifikasi

Lebih lanjut, Pelelangan KPBU dapat dilakukan atas Prakarsa


Badan Usaha (Unsolicited) yang mekanismenya di dalam peraturan
kepala ini. Ketentuan pemberian kompensasi kepada Badan Usaha
Pemrakarsa antar lain berlaku ketentuan:
● Badan Usaha Pemrakarsa membuat surat pernyataan kerahasiaan
terkait dengan tidak menggunakan atau mengungkapkan sebagian
maupun seluruhnya dari prakarsa untuk tujuan appaun dan dengan
siapapun tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PJPK;
● Teknologi yang digunakan pada penawaran harus sama dengan
prakarsa,
● Badan usaha pemrakarsa tidak mendapatkan kompensasi apapun,
● Dalam hal badan usaha pemrakarsa merupakan anggota konsorsium
dalam proses penawaran maka Badan Usaha Pemrakarsa tidak
mengundurkan diri dari keanggotaan konsorsium dalam jangka waktu
yang disepakati PJPK, dan

39
● Badan Usaha Permrakarsa bersedia membeli kembali prakarsa sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundangan apabila
memenangkan lelang.
.
Di dalam Peraturan lembaga ini, proses pemilihan badan usaha
pelaksana dilakukan melalui pelelangan atau penunjukan langsung.
Pelelangan sendiri terdiri atas pelelangan satu tahap atau pelelangan
dua tahap. Perbandingan antara proses pemilihan Badan Usaha serta
Tender/Seleksi antara KPBU dan PBJP terlampir di dalam tabel berikut:

Tabel 3.5. Perbedaan antara Pelelangan Pemilihan Badan Usaha


Pelaksana dengan Tender/Seleksi PBJP

KPBU PBJP
Pelelangan Satu Pelelangan Dua Tahap Metode Metode Prakualifikasi
Tahap Prakualifikasi Penyampaian 2 file
Penyampaian 2
tahap
Pemilihan Badan Pemilihan Badan Usaha ⮚ Undangan ⮚ Undangan kepada
Usaha melalui melalui Pelelangan dua kepada peserta peserta yang lulus
Pelelangan satu tahap, tahap, paling sedikit yang lulus prakualifikasi
paling sedikit meliputi meliputi kegiatan: prakualifikasi ⮚ Pengunduhan
kegiatan: ⮚ Pengiriman ⮚ Pengunduhan dokumen pemilihan
⮚ Pengiriman undangan kepada dokumen ⮚ Pemberian penjelasan
undangan peserta yang lulus pemilihan ⮚ Penyampaian
kepada tahap ⮚ Pemberian Dokumen Penawaran
peserta yang prakualifikasi penjelasan ⮚ Pembukaan Dokumen
lulus tahap dengan ⮚ Penyampaian Penawaran
prakualifikasi melampirkan Dokumen administrasi dan
dengan formulir Surat penawaran teknis (file I)
melampirkan Kerahasiaan; administrasi dan ⮚ Evaluasi administrasi
formulir Surat ⮚ Penyampaian teknis (tahap I) ⮚ Evaluasi teknis bagi
Kerahasiaan; Surat ⮚ Pembukaan yang lulus evaluasi
⮚ Penyampaian Kerahasiaan dan Dokumen administrasi
Surat Penyampaian Penawaran

40
KPBU PBJP
Pelelangan Satu Pelelangan Dua Tahap Metode Metode Prakualifikasi
Tahap Prakualifikasi Penyampaian 2 file
Penyampaian 2
tahap
Kerahasiaan Dokumen administrasi dan ⮚ Pengumuman peserta
oleh Peserta permintaan teknis yang lulus evaluasi
dan Proposal (RfP) ⮚ Evaluasi administrasi dan
Penyampaian oleh Panitia dokumen teknis (file I)
Dokumen Pengadaan; penawaran ⮚ Pembukaan Dokumen
permintaan ⮚ Pemberian administrasi Penawaran (file II)
Proposal (RfP) penjelasan ⮚ Evaluasi teknis bagi yang lulus
oleh Panitia (termasuk dan negosiasi evaluasi teknis
Pengadaan; tinjauan lokasi, teknis bagi yang ⮚ Evaluasi harga
⮚ Pemberian jika diperlukan); lulus evaluasi ⮚ Penetapan dan
penjelasan ⮚ Pemasukan teknis pengumuman
(termasuk Dokumen ⮚ Pengumuman pemenang
tinjauan lokasi, Penawaran; peserta yang ⮚ Masa Sanggah
jika ⮚ Pembukaan lulus evaluasi ⮚ Laporan Pokja
diperlukan); Dokumen administrasi dan Pemilihan kepada
⮚ Pemasukan penawaran; teknis (tahap I) PPK
Dokumen ⮚ Evaluasi ⮚ Penyampaian
Penawaran Dokumen Dokumen
(sampul I dan Penawaran; Penawaran
sampul II) ⮚ Pemberitahuan teknis (revisi) dan
⮚ Pembukaan hasil evaluasi harga (tahap II)
Dokumen kepada masing- ⮚ Pembukaan
penawaran masing Peserta; Dokumen
sampul I ⮚ Sanggah Penawaran
(Dokumen terhadap hasil (tahap II)
penawaran evaluasi ⮚ Evaluasi
administrasi Dokumen Dokumen
dan Dokumen penawaran; Penawaran
penawaran ⮚ Undangan harga
teknis); kepada Peserta ⮚ Penetapan dan
⮚ Evaluasi Dialog; pengumuman
Dokumen pemenang

41
KPBU PBJP
Pelelangan Satu Pelelangan Dua Tahap Metode Metode Prakualifikasi
Tahap Prakualifikasi Penyampaian 2 file
Penyampaian 2
tahap
Penawaran ⮚ Dialog ⮚ Masa sanggah
sampul I; Optimalisasi atas ⮚ Laporan Pokja
⮚ Pemberitahua hasil evaluasi Pemilihan
n hasil Dokumen kepada PPK
evaluasi Penawaran;
Dokumen ⮚ Pemasukan
penawaran Dokumen
sampul I; penawaran
⮚ Pembukaan Optimalisasi;
Dokumen ⮚ Pembukaan
penawaran Dokumen
sampul II Penawaran
(Dokumen Optimalisasi;
penawaran ⮚ Evaluasi
finansial); Dokumen
⮚ Evaluasi penawaran
Dokumen Optimalisasi;
Penawaran ⮚ Penerbitan Berita
sampul II; Acara Hasil
⮚ Penerbitan Pelelangan
Berita Acara (BAHP);
Hasil ⮚ Penetapan
Pelelangan pemenang;
(BAHP); ⮚ Pengumuman
⮚ Penetapan hasil pelelangan;
pemenang; ⮚ Sanggah
⮚ Pengumuman terhadap hasil
hasil Pelelangan;
pelelangan; ⮚ Penerbitan Surat
⮚ Sanggah Penunjukan
terhadap hasil Pemenang Lelang
Pelelangan; (letter of award);

42
KPBU PBJP
Pelelangan Satu Pelelangan Dua Tahap Metode Metode Prakualifikasi
Tahap Prakualifikasi Penyampaian 2 file
Penyampaian 2
tahap
⮚ Penerbitan ⮚ Persiapan
Surat penandatangan
Penunjukan Perjanjian KPBU;
Pemenang dan
Lelang (letter ⮚ Persiapan
of award); pemenuhan
⮚ Persiapan pembiayaan.
penandatanga
n Perjanjian
KPBU; dan
⮚ Persiapan
pemenuhan
pembiayaan.

Dalam hal pengadaan badan usaha pelaksana dilakukan melalui


mekanisme penunjukan langsung, peraturan lembaga terkait KPBU
mengatur 2 kriteria, yakni, dalam hal proyek KPBU merupakan KPBU
kondisi tertentu, atau prakualifikasi Badan Usaha hanya menghasilkan
satu peserta. Perbandingan antara mekanisme penunjukan langsung
untuk KPBU dengan Penunjukan Langsung di dalam PBJP terlampir di
dalam tabel berikut:

43
Tabel 3.6. Perbedaan antara Penunjukan Langsung antara KPBU dengan
PBJP

KPBU Penunjukan Langsung di


KPBU Kondisi Tertentu Prakualifikasi Badan Usaha dalam PBJP
Hanya Menghasilkan Satu
Peserta

Kondisi tertentu yang Pemilihan Badan Usaha meliputi Penunjukan Langsung


dimaksud, yaitu: kegiatan sebagai berikut: dilaksanakan untuk
a. Pengembangan a) PJPK menetapkan Barang/Pekerjaan
atas infrastruktur Peserta yang lulus Konstruksi/Jasa Lainnya/Jasa
yang telah Prakualfikasi sebagai Konsultansi dalam keadaan
dibangun dan/atau Penawan Tunggal tertentu yang meliputi:
dioperasikan b) Undangan kepada a) penyelenggaraan penyiapan
sebelumnya oleh Penawarn Tunggal kegiatan yang mendadak
Badan Usaha dengan melampirkan untuk menindaklanjuti
Pelaksana yang Dokumen Permintaan komitmen internasional yang
sama; Persyaratan proposal (Request for dihadiri oleh Presiden/Wakil
Penunjukan Proposal/RfP) Presiden;
Langsung untuk c) Pemberiaan Penjelasan b) barang/jasa yang bersifat
kondisi tersebut: Proyek KPBU rahasia untuk kepentingan
⮚ Kinerja d) Pemasukan Dokumen Negara meliputi intelijen,
Badan Penawaran perlindungan saksi,
Usaha e) Evaluasi Dokumen pengamanan Presiden dan
Pelaksana Penawaran, klarifikasi, Wakil Presiden, Mantan
dalam dan negosiasi Presiden dan Mantan Wakil
membangu f) Penyampaian hasil Presiden beserta
n dan/atau Penunjukan Langsung keluarganya serta tamu
mengopera untuk mendapatkan negara setingkat kepala
sikan persetujuan PJPK negara/ kepala
Proyek dilampiri dengan Berita pemerintahan, atau
KPBU Acara Hasil Penunjukan barang/jasa lain bersifat
tersebut Langsung rahasia sesuai dengan
dinilai baik g) Penetapan dan ketentuan peraturan
berdasarka pengumuman hasil perundang-undangan;
n hasil Penunjukan Langsung c) Pekerjaan Konstruksi
audit oleh bangunan yang merupakan

44
KPBU Penunjukan Langsung di
KPBU Kondisi Tertentu Prakualifikasi Badan Usaha dalam PBJP
Hanya Menghasilkan Satu
Peserta

pihak h) Persiapan satu kesatuan sistem


independe penandatangan konstruksi dan satu kesatuan
n; Perjanjian KPBU; tanggung jawab atas risiko
⮚ Berdasarka i) Persiapan pemenuhan kegagalan bangunan yang
n Kajian pembiayaan; secara keseluruhan tidak
PJPK, dapat
menunjuka direncanakan/diperhitungkan
n bahwa sebelumnya;
Proyek d) Barang/Pekerjaan
KPBU lebih Konstruksi/Jasa Lainnya
efektif dan yang hanya dapat disediakan
efisien jika oleh 1 (satu) Pelaku Usaha
dilakukan yang mampu;
oleh Badan e) pengadaan dan penyaluran
Usaha benih unggul yang meliputi
Pelaksana benih padi, jagung, dan
yang sama. kedelai, serta pupuk yang
b. Pekerjaan yang meliputi Urea, NPK, dan ZA
hanya dapat kepada petani dalam rangka
dilaksanakan menjamin ketersediaan benih
dengan dan pupuk secara tepat dan
penggunaan cepat untuk pelaksanaan
teknologi baru dan peningkatan ketahanan
penyedia jasa yang pangan;
mampu f) pekerjaan prasarana, sarana,
mengaplikasikanny dan utilitas umum di
a hanya satu- lingkungan perumahan bagi
satunya; atau Masyarakat Berpenghasilan
c. Badan Usaha telah Rendah yang dilaksanakan
menguasai oleh pengembang yang
sebagian besar bersangkutan;
atau seluruh lahan g) Barang/ Pekerjaan
yang diperlukan Konstruksi/Jasa Lainnya

45
KPBU Penunjukan Langsung di
KPBU Kondisi Tertentu Prakualifikasi Badan Usaha dalam PBJP
Hanya Menghasilkan Satu
Peserta

untuk yang spesifik dan hanya


melaksanakan dapat dilaksanakan oleh
KPBU. Persyaratan pemegang hak paten, atau
Penunjukan pihak yang telah mendapat
Langsung untuk izin dari pemegang hak
kondisi tersebut: paten, atau pihak yang
⮚ Lahan yang menjadi pemenang tender
diperlukan untuk mendapatkan izin dari
untuk pemerintah;
melaksanakan h) Barang/Pekerjaan
KPBU hanya Konstruksi/Jasa Lainnya
satu-satunya yang setelah dilakukan
dan tidak dapat Tender ulang mengalami
dipindah ke kegagalan; atau
lokasi lain; i) Pemilihan penyedia untuk
⮚ Proyek KPBU melaksanakan pengadaan
telah layak Barang/Pekerjaan
secara teknis, Konstruksi/Jasa Lainnya
ekonomis dan dalam hal terjadi pemutusan
finansial tanpa Kontrak.
ada Dukungan j) Jasa Konsultansi yang hanya
Kelayakan dari dapat dilakukan oleh 1 (satu)
Pemerintah Pelaku Usaha yang mampu;
⮚ Dalam hal k) Jasa Konsultansi yang hanya
masih terdapat dapat dilakukan oleh 1 (satu)
sisa lahan yang pemegang hak cipta yang
belum telah terdaftar atau pihak
dibebaskan, yang telah mendapat izin
pembebasan pemegang hak cipta;
lahan tersebut l) Jasa Konsultansi di bidang
menjadi hukum meliputi konsultan
tanggung jawab hukum/advokasi atau
pengadaan arbiter yang tidak

46
KPBU Penunjukan Langsung di
KPBU Kondisi Tertentu Prakualifikasi Badan Usaha dalam PBJP
Hanya Menghasilkan Satu
Peserta

Badan Usaha direncanakan sebelumnya,


Pelaksana untuk menghadapi gugatan
dan/atau tuntutan hukum dari
Penunjukan Langsung pada
pihak tertentu, yang sifat
kondisi tertentu dapat
pelaksanaan pekerjaan
dilakukan sepanjang tidak
dan/atau pembelaannya
bertentangan dengan
harus segera dan tidak dapat
Undang-Undang dan
ditunda;
Peraturan Pemerintah
m) Permintaan berulang (repeat
sektor terkait.
order) untuk Penyedia Jasa
Konsultansi yang sama;
n) Jasa Konsultansi yang
setelah dilakukan Seleksi
ulang mengalami kegagalan;
o) Pemilihan penyedia untuk
melaksanakan Jasa
Konsultansi dalam hal terjadi
pemutusan Kontrak;
p) Jasa Konsultansi yang
bersifat rahasia sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; atau
q) Jasa dari Dewan Sengketa
Konstruksi.

Pemilihan Badan Usaha 1. Tahapan Penunjukan


meliputi kegiatan sebagai Langsung untuk Pelaku
berikut: Usaha yang mampu terdiri
a) Undangan kepada dari:
calon peserta yang ⮚ Undangan Prakualifikasi
memenuhi ⮚ Penyampaian dan
ketentuan, disertai Evaluasi dokumen
dengan kualifikasi

47
KPBU Penunjukan Langsung di
KPBU Kondisi Tertentu Prakualifikasi Badan Usaha dalam PBJP
Hanya Menghasilkan Satu
Peserta

penyampaian ⮚ Pembuktian kualifikasi


Dokumen ⮚ Penetapan hasil
Prakualifikasi kualifikasi dan
(Request for penyampaian undangan
Qualification/RfQ), (apabiila lulus kualifikasi)
Dokumen ⮚ Pemberian penjelasan
Permintaan ⮚ Penyampaian dan
proposal (Request pembukaan dokumen
for Proposal/RfP) penawaran
dan Surat ⮚ Evaluasi dokumen
Kerahasiaan penawaran
b) Pemasukan ⮚ Klarifikasi dan negosiasi
Dokumen teknis dan harga; dan
Kualifikasi ⮚ Penetapan dan
c) Evaluasi kualifikasi pengumuman
d) Pemberitahuan 2. Dalam hal Penunjukan
hasil evaluasi Langsung kepada Penyedia
kualfiikasi yang telah terkualifikasi
e) Pemberian dalam SIKaP maka
penjelasan Proyek tahapannya adalah:
KPBU; ⮚ Penetapan hasil kualifikasi
f) Pemasukan dan penyampaian undangan
Dokumen (apabiila lulus kualifikasi)
Penawaran; ⮚ Pemberian penjelasan
g) Evalusi Dokumen ⮚ Penyampaian dan
Penawaran, pembukaan dokumen
klarifikasi dan penawaran
negosiasi; ⮚ Evaluasi dokumen
h) Penyampaian hasil penawaran
penunjukan ⮚ Klarifikasi dan negosiasi
Langsung untuk teknis dan harga; dan
mendapatkan ⮚ Penetapan dan pengumuman
persetujuan PJPK

48
KPBU Penunjukan Langsung di
KPBU Kondisi Tertentu Prakualifikasi Badan Usaha dalam PBJP
Hanya Menghasilkan Satu
Peserta

dilampiri dengan 3. Tahap Penunjukan Langsung


Berita Acara Hasil untuk melanjutkan
Penunjukan pengadaan B/JL/JK
Langsung Nonkonstruksi dalam hal
i) Penetapan dan terjadi pemutusan Kontrak,
pengumuman hasil dilakukan kepada pemenang
Penunjukan cadangan (apabila ada)
Langsung meliputi:
j) Persiapan ⮚ Undangan klarifikasi dan
penandatanganan negosiasi teknis dan harga
Perjanjian KPBU ⮚ Klarifikasi dan negoisasi
k) Persiapan teknis dan harga; dan
pemenuhan ⮚ Penetapan dan pengumuman
pembiayaan
Dalam hal tidak ada pemenang
cadangan atau tidak ada
pemenang cadangan yang
bersedia melanjutkan Kontrak,
maka menunjuk Penyedia lain
dengan mengikuti tahap 1.
4. Penunjukan Langsung untuk
Jasa Konsultansi meliputi
tahapan:
⮚ Undangan penyampaian
penawaran
⮚ Penyampaian dan
Pembukaan dokumen
penawaran
⮚ Evaluasi dokumen
penawaran
⮚ Klarifikasi dan negosiasi
teknis dan negoisasi teknis
dan harga; dan

49
KPBU Penunjukan Langsung di
KPBU Kondisi Tertentu Prakualifikasi Badan Usaha dalam PBJP
Hanya Menghasilkan Satu
Peserta

⮚ Penetapan dan
pengumuman
5. Penunjukan Langsung untuk
Jasa Konsultansi untuk
Pelaku Usaha yang mampu
meliputi:
⮚ Undangan prakualifikasi
⮚ Penyampaian dan evaluasi
dokumen kualifikasi
⮚ Pembuktiaan kualifikasi
⮚ Penetapan hasil kualifikasi
dan penyampaian
undangan (apabila lulus
kualifikasi)
⮚ Pemberian penjelasan
⮚ Penyampaian dan
Pembukaan dokumen
penawran
⮚ Evaluasi dokumen
penasaran
⮚ Klarifikasi dan negosiasi
teknis dan biaya; dan
⮚ Penetapan dan
pengumuman

Penunjukan Langsung dinyatakan gagal dalam hal:


a) Peserta tidak memenuhi kualifikasi
b) Peserta tidak memasukan Dokumen Penawaran
c) Hasil evaluasi Dokumen Penawaran tidak memenuhi
persyaratan
d) Hasil negosiasi tidak mencapai kesepakatan; atau
e) Peserta mengundurkan diri

50
KPBU Penunjukan Langsung di
KPBU Kondisi Tertentu Prakualifikasi Badan Usaha dalam PBJP
Hanya Menghasilkan Satu
Peserta

Dalam hal Penunjukan Langsung gagal, maka PJPK meninjau


penyebab kegagalan dan menindaklanjuti dengan:
a) Menghentikan proses Penunjukan Langsung
b) Mengulang proses Pengadaan

1.5 Panel Badan Usaha dan pemilihan Badan Usaha Pelaksana Pada
Proyek Strategis Nasional menurut Peraturan Lembaga Nomor 8
tahun 2021
Proyek Strategis Nasional adalah proyek dan/atau program yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau
Badan Usaha yang memiliki sifat strategis untuk pertumbuhan dan
pemerataan pembangunan dalam rangka upaya penciptaan kerja dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan untuk definisi panel
badan usaha adalah satu atau lebih Badan Usaha dalam satu panel
yang terdiri dari beberapa calon Badan Usaha Pelaksana dalam
pelaksana Proyek Strategi Nasional serta dipilh dan ditetapkan oleh
Kementerian/Lembaga melalui proses Prakualifikasi..Tujuan
pengaturan dalam Peraturan Lembaga ini adalah untuk:
a. mewujudkan tata kelola pemilihan Badan Usaha pada Proyek
Strategis Nasional yang sesuai dengan etika dan prinsip pemilihan
Badan Usaha; dan
b. mempercepat proses pemilihan Badan Usaha.
Di dalam menjalankan proses Pemilihan Panel Badan Usaha dan
Pemilihan Badan Usaha Pelaksana, diharapkan untuk dilakukan sesuai
dengan 7 prinsip pengadaan, sama dengan Peraturan Kepala Nomor 19
tahun 2015 dan peraturan Lembaga Nomor 29 Tahun 2018. Kemudian,
di dalam Pemilihan Panel Badan Usaha terdiri dari proses identifikasi
kebutuhan panel badan usaha, penetapan daftar panel badan usaha
51
dan prakualifikasi. Menteri/Kepala Lembaga mengidentifikasi kebutuhan
Panel Badan Usaha berdasarkan Proyek Strategis Nasional dan
hasilnya disampaikan kepada Panitia Pengadaan.
Selanjutnya, Menteri/Kepala Lembaga dan Badan Usaha yang telah
masuk sebagai anggota Panel Badan Usaha menandatangani Kontrak
Payung (framework contract) yang berlaku selama jangka waktu paling
lama 3 tahun
Mekanisme evaluasi pelaksanaan panel badan usaha menjadi point
yg diatur di dalam peraturan lembaga ini. Evaluasi dilakukan paling sedikit
1 kali dalam 1 tahun atau sewaktu diperlukan di dalam masa kontrak
payung. Hasil evaluasi sendiri dapat berupa:
a. pengurangan anggota Panel Badan Usaha;
b. perubahan komposisi anggota konsorsium Badan Usaha dalam
Panel Badan Usaha; dan/atau
c. penambahan anggota Panel Badan Usaha melalui Prakualifikasi
d. Penambahan anggota Panel Badan Usaha dilakukan apabila
pengurangan anggota Panel Badan Usaha menyebabkan jumlah
anggota Panel Badan Usaha kurang dari 5 (lima); atau berdasarkan
kebutuhan.
B. Latihan
Untuk dapat memahami materi terkait dengan regulasi yang mengatur proses
pengadaan dalam KPBU, Anda diminta untuk menjelaskan perbedaan dari
peraturan terkait dengan proses pengadaan dalam KPBU! .

C. Rangkuman
Proyek KPBU merupakan proyek stategis yang banyak diatur di dalam
regulasi dari berbagai macam instansi. Setiap aspek di dalam KPBU
mempunyai regulasi tersediri, dimulai dari persiapan, pembayaran
ketersediaan layanan, dukungan kelayakan, dana penyiapan proyek,
penjaminan pemerintah, tata cara pengadaan badan usaha pelaksana KPBU
serta panduan umum tata cara pelaksanaan proyek KPBU tesebut. Selain itu,

52
dalam pelaksanaan proyek KPBU tersebut, tetap memperhatikan regulasi
terkait dengan sektor infrastruktur yang di-KPBU-kan.
Proses KPBU mempunyai regulasi yang mengatur mengenai
mekanisme teknis pengadaan Badan Usaha KPBU. LKPP selaku instansi
yang merumuskan regulasi terkait dengan Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah telah meluncurkan beberapa regulasi teknis dari
mekanisme pengadaan Badan Usaha KPBU, yakni:
a. Peraturan Kepala Nomor 19 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
dalam Penyediaan Infrastruktur.
b. Peraturan Lembaga Nomor 29 Tahun 2018 tentang Tata Cara
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Penyedia Infrastruktur Melalui
Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Atas Prakarsa
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
c. Peraturan Lembaga Nomor 8 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pemilihan
Panel Badan Usaha dan pemilihan Badan Usaha Pelaksana Pada
Proyek Strategis Nasional.
Didalam menjalanan proses pengadaan dengan skema KPBU, prinsip
yang wajib diterapkan menurut peraturan lembaga ini terdiri dari efisien,
efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif serta akuntanbel.
Jika dibandingkan dengan pelaku pengadaan pada Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, terdapat perbedaan pelaku pengadaan dilihat dari siklus
pengadaan dan juga wewenang, tanggung jawab yang dimiliki. Terkait
dengan mekanisme KPBU yang diatur, mempunyai konsep yang tidak jauh
berbeda dengan pertentangan kepentingan di dalam Pasal 7 ayat (5)
Peraturan presiden nomor 12 tahun 2021 tentang pertentangan kepentingan.
Mekanisme terkait dengan pengadaaan badan usaha Pelaksana di
dalam KPBU, diatur kedalam 2 tahap, yakni, persiapan pengadaan Badan
Usaha Pelaksana, dan pelaksanaan pengadaan Badan Usaha pelaksana. Di
dalam persiapan pengadaan badan usaha pelaksana, kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:

53
a. Konfirmasi kesiapan Proyek KPBU untuk dilanjutkan ke tahapan
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana.
b. Konfirmasi minat pasar;
c. Penerbitan Pemberitahuan Informasi Awal (jika diperlukan);
d. Penyusunan jadwal pengadaan Badan Usaha Pelaksana dan rancangan
pengumuman.
e. Penyusunan dan penetapan Dokumen Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana.
f. Pengelolaan Ruangan Data dan Informasi (Data Room) untuk keperluan
uji tuntas (due diligence)
Konfirmasi kesiapan Proyek KPBU dilakukan dengan cara melakukan
checklist terhadap kelengkapan dokumen data/kesiapan proyek KPBU
dengan mengaju kepada peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang perencana pembangunan nasional. Untuk konfirmasi
minat pasar, cara-cara yang dapat dilakukan antara lain dengan mereviu hasil
penjajakan minat pasar (market souning) yang dilakukan oleh PJPK atau
melakukan diskusi dalam forum Badan Usaha.
Di dalam pelaksanaan pengadaan antara KPBU dengan PBJP terdapat
perbedaan dalam istilah, dan juga mekanisme yang digunakan. Di dalam
KPBU dikenal istilah “pelelangan” sedangkan metode pelaksanaan
pengadaan melalui penyedia terdapat beberapa metode yan dapat dilakukan
di dalam PBJP. Proses pengadaan barang/jasa melalui Penyedia di dalam
PBJP dapat dilakukan melalui:
● Penunjukan Langsung
● Pengadaan Langsung
● Tender
● Tender/Cepat
● E-purchasing
Sedangkan untuk KPBU sendiri hanya dikenal pelelangan dan
penunjukan langung. Sebelum dilakukan pelelangan/penunjukan langsung, di

54
dalam KPBU terdapat proses prakualifikasi dan juga terdapat dokumen
permintaan proposal (RfP).
Proyek Strategis Nasional adalah proyek dan/atau program yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau Badan
Usaha yang memiliki sifat strategis untuk pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan dalam rangka upaya penciptaan kerja dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Sedangkan untuk definisi panel badan usaha
adalah satu atau lebih Badan Usaha dalam satu panel yang terdiri dari
beberapa calon Badan Usaha Pelaksana dalam pelaksana Proyek Strategi
Nasional serta dipilh dan ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga melalui
proses Prakualifikasi..Tujuan pengaturan dalam Peraturan Lembaga ini
adalah untuk:
a. mewujudkan tata kelola pemilihan Badan Usaha pada Proyek Strategis
Nasional yang sesuai dengan etika dan prinsip pemilihan Badan Usaha;
dan
b. mempercepat proses pemilihan Badan Usaha.
Di dalam menjalankan proses Pemilihan Panel Badan Usaha dan
Pemilihan Badan Usaha Pelaksana, diharapkan untuk dilakukan sesuai
dengan 7 prinsip pengadaan, sama dengan Peraturan Kepala Nomor 19
tahun 2015 dan peraturan Lembaga Nomor 29 Tahun 2018. Kemudian, di
dalam Pemilihan Panel Badan Usaha terdiri dari proses identifikasi kebutuhan
panel badan usaha, penetapan daftar panel badan usaha dan prakualifikasi.
Menteri/Kepala Lembaga mengidentifikasi kebutuhan Panel Badan Usaha
berdasarkan Proyek Strategis Nasional dan hasilnya disampaikan kepada
Panitia Pengadaan.

D. Evaluasi Materi Pokok

Berilah tanda X pada pilihan A, B, C, atau D!


1. Yang BUKAN merupakan aspek yang diatur di dalam regulasi terkait KPBU
adalah…..
A. Cara pelaksanaan tender cepat

55
B. Pembayaran Ketersediaan Layanan
C. Dukungan kelayakan.
D. Dana persiapan proyek
2. Yang BUKAN regulasi yang mengatur tentang tata cara pengadaan Badan Usaha
KPBU adalah ….
A. Peraturan Kepala Nomor 19 Tahun 2015
B. Peraturan Lembaga Nomor 29 Tahun 2018
C. Peraturan Lembaga Nomor 8 Tahun 2021
D. Peraturan Lembaga Nomor 7 Tahun 2021
3. Pelaku di dalam KPBU yang mempunyai tugas dan tanggung jawab Menyediakan
Ruangan Data dan Informasi (Data Room) adalah….
A. Tim KPBU
B. PJPK
C. Panitia Pengadaan
D. PPK
4. Di dalam kegiatan prakualifikasi antara KPBU dan PBJP, yang merupakan
tahapan prakualifikasi yang hanya ada di KPBU adalah…..
A. Pengumuman Prakualifikasi
B. Pemasukan dokumen kualifikasi
C. Penjelasan proyek KPBU
D. Sanggah hasil prakualifikasi
5. Yang BUKAN merupakan kondisi tertentu di dalam Penunjukan Langsung KPBU
adalah…
A. Pekerjaan yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan teknologi
baru dan penyedia jasa yang mampu mengaplikasikannya hanya satu-
satunya
B. Badan Usaha telah menguasai sebagian besar atau seluruh lahan yang
diperlukan untuk melaksanakan KPBU. Persyaratan Penunjukan Langsung
C. penyelenggaraan penyiapan kegiatan yang mendadak untuk menindaklanjuti
komitmen internasional yang dihadiri oleh Presiden/Wakil Presiden

56
D. Pengembangan atas infrastruktur yang telah dibangun dan/atau dioperasikan
sebelumnya oleh Badan Usaha Pelaksana yang sama; Persyaratan
Penunjukan Langsung

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap
materi pokok.
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti Anda telah
memahami materi pokok 3. Tetapi bila tingkat penguasaan anda anda masih di bawah
80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 1 terutama bagian yang belum anda
kuasai

57
BAB IV

PERAN PARA PIHAK KPBU (PJPK, TIM KPBU, PANITIA PENGADAAN) DALAM
PROSES PENGADAAN

A. Uraian Materi
Dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur melalui skema KPBU,
pengadaan KPBU menjadi salah satu proses yang krusial. Agar proses
pengadaan berjalan sesuai dengan kebutuhan proyek diperlukan organisasi
pengadaan yang mumpuni, organisasi tersebut terdiri dari:
1. Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK)
Dalam proses pengadaan KPBU, PJPK adalah Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah atau direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/
direksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai penyelenggara
infrastruktur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah sebagai PJPK dapat
melimpahkan kewenangarnya kepada pihak yang dapat mewakili
kementerian/lembaga/pemerintah daerah yang ruang lingkup, tugas dan
tanggung jawabnya meliputi sektor Infrastruktur sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Badan Usaha Milik Negara dan/atau Badan Usaha Milik Daerah dapat
bertindak sebagai PJPK, sepanjang diatur dalam peraturan perundang-
undangan sektor. Di BUMN/BUMD, PJPK dijabat oleh Direksi. Dalam hal
BUMN dan/atau BUMD menjabat sebagai PJPK, KPBU dilaksanakan
melalui perjanjian dengan Badan Usaha Pelaksana.
Proyek KPBU dapat merupakan gabungan dari 2 (dua) atau lebih PJPK
untuk 1 (satu) jenis infrastruktur atau gabungan dari 2 (dua) atau lebih jenis
infrastruktur. Gabungan dari 2 (dua) atau lebih PJPK untuk 1 (satu)
jenis Infrastruktur yaitu Infrastruktur yang penyedia atau penyelenggara
Infrastrukturnya dilaksanakan oleh Menteri/ Kepala Lembaga dan Kepala
Daerah atau antar Kepala Daerah. Sedangkan untuk proyek KPBU yang

58
merupakan gabungan dari 2 (dua) atau lebih jenis Infrastruktur yaitu
Infrastruktur yang penyedia atau penyelenggara Infrastrukturnya
dilaksanakan oleh antar Menteri/Kepala lembaga, Menteri/Kepala
Lembaga dan Kepala Daerah, atau antar Kepala
Daerah. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah yang memiliki
kewenangan terhadap Infrastruktur yang akan dikerjasamakan harus
menandatangani nota kesepahaman mengenai PJPK.
Nota kesepahaman tersebut paling kurang memuat:
a. kesepakatan pihak yang menjadi coordinator PJPK;
b. kesepakatan mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab
masing-masing PJPK, termasuk hak dan kewajiban masing-masing
PJPK datam
perjanjiar KPBU;
c. kesepakatan penganggaran dalam rangka tahap penyiapan dan
tahap transaksi, termasuk tahap pelaksanaan perjanjian KPBU;
d. mekanisme pengambilan keputusan antar para pihak terkait dengan
pelaksanaan KPBU;
e. jangka waktu berlakunya nota kesepahaman; dan
f. jangka waktu pelaksanaan KPBU.
Koordinator PJPK bertindak sebagai pihak yang menandatangani perjanjian
KPBU dengan Badan Usaha Pelaksana mewakili PJPK sebagaimana diatur
dalam nota kesepahaman.

Tugas dan tanggung jawab PJPK dalam proses Pengadaan adalah sebagai
berikut:
a. menganggarkan biaya pelaksanaan Pengadaan;
b. menetapkan Panitia Pengadaan;
c. menerbitkan surat pernyataan kelayakan Proyek KPBU berdasarkan
dokumen yang dihasilkan dalam tahap Penyiapan);
d. menyediakan Ruangan Data dan Informasi (Data Room);

59
e. memberikan persetujuan Dokumen Pengadaan dan setiap
perubahannya;
f. menetapkan penawar tunggal pada Penunjukkan Langsung;
g. memberikan persetujuan terkait pelaksanaan Dialog Optimalisasi
Ulang;
h. menetapkan pemenang Pelelangan;
i. menjawab sanggah hasil Pelelangan;
j. menyatakan proses Prakualifikasi atau Pemilihan gagal;
k. menetapkan tindak lanjut dari Prakualifikasi atau Pemilihan gagal;
l. menerbitkan Surat Penunjukan Pemenang Lelang (letter of award);
m. menetapkan hasil Penunjukan Langsung;
n. memberikan persetujuan terkait perubahan anggota konsorsium
dan/atau perubahan komposisi konsorsium setelah penetapan
pemenang lelang lelang (jika ada); dan
o. menandatangani Perjanjian KPBU.

Anggaran biaya pelaksanaan Pengadaan yang harus disiapkan oleh PJPK


menunjang keberhasilan proses pengadaan yaitu antara lain:
a. biaya pengumuman;
b. penggandaan dokumen;
c. honorarium Panitia Pengadaan; dan
d. biaya lain yang diperlukan

Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah sebagai PJPK dapat


mendelegasikan kewenangannya kepada pihak yang dapat mewakili
kementerian/lembaga/pemerintah daerah yang ruang lingkup, tugas, dan
tanggung jawabnya meliputi sector Infrastruktur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
2. Tim Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (Tim KPBU)
Tim KPBU adalah tim yang dibentuk oleh PJPK untuk membantu
pengelolaan KPBU pada tahap Penyiapan dan pada tahap Transaksi
KPBU.

60
Tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh TIM KPBU yaitu:
a. berkoordinasi dengan Panitia Pengadaan selama proses
Pengadaan; dan
b. membantu PJPK dalam memonitor pelaksanaan Pengadaan.

Tim KPBU membantu PJPK dalam melaksanakan kegiatan pada tahap


transaksi hingga tercapainya pemenuhan pembiayaan (financial close),
termasuk dalam kegiatan pengadaan Badan Usaha Pelaksana, apabila
diperlukan.

3. Panitia Pengadaan

Panitia Pengadaan adalah tim yang dibentuk PJPK yang memiliki peran dan
tanggung jawab untuk mempersiapkan dan melaksanakan proses
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana, membantu persiapan
penandatanganan Perjanjian KPBU dan persiapan pemenuhan
pembiayaan.
Panita Pengadaan mempunyai peran dan tanggung jawab untuk
mempersiapkan melaksanakan proses Pengadaan Badan Usaha setelah
menyelesaikan Dokumen Prastudi Kelayakan, mulai dari proses
prakualifikasi, pengadaan, penyiapan dan pemasukan penawaran, evaluasi
dan penetapan pemenang, serta finalisasi pengadaan dengan
ditandatanganinya perjanjian KPBU. Untuk lebih lengkapnya, tugas dan
tanggung jawab Panitia Pengadaan adalah sebagai berikut:
a. melakukan konfirmasi kesiapan Proyek KPBU untuk dilanjutkan ke
tahapan Pengadaan;
b. melakukan konfirmasi minat pasar (market interest confirmation) jika
diperlukan;
c. menerbitkan Pemberitahuan Informasi Awal jika diperlukan;
d. menyusun Dokumen Pengadaan;
e. menetapkan Dokumen Pengadaan setelah mendapat persetujuan
PJPK;
f. menyusun perubahan Dokumen Pengadaan;
61
g. menetapkan perubahan Dokumen Pengadaan (jika diperlukan)
setelah mendapatkan persetujuan PJPK;
h. mengelola data dan informasi pada Ruangan Data dan Informasi
(Data Room);
i. mengumumkan pelaksanaan Pengadaan;
j. memberikan penjelasan Dokumen Pengadaan;
k. melakukan evaluasi kualifikasi Peserta;
l. menetapkan dan mengumumkan hasil Prakualifikasi;
m. menjawab sanggah prakualifikasi;
n. melaporkan kepada PJPK terkait terjadinya hal yang menyebabkan
Prakualifikasi gagal;
o. melakukan evaluasi terhadap Dokumen Penawaran;
p. menjawab sanggah terhadap hasil evaluasi Dokumen Penawaran
pada Pelelangan Dua Tahap (jika ada);
q. melaporkan kepada PJPK terkait sanggah hasil evaluasi Dokumen
Penawaran yang dinyatakan benar pada Pelelangan Dua Tahap (jika
ada);
r. memberikan persetujuan perubahan anggota konsorsium dan/atau
perubahan komposisi konsorsium sebelum pemasukan Dokumen
Penawaran;
s. menetapkan daftar Peserta Dialog;
t. melakukan Dialog Optimalisasi;
u. melakukan evaluasi terhadap Dokumen Penawaran Optimalisasi;
v. melakukan negosiasi pada Penunjukkan Langsung;
w. mengusulkan pemenang Pelelangan;
x. mengusulkan penetapan Badan Usaha melalui Penunjukan
Langsung;
y. melaporkan proses pelaksanaan Pengadaan secara berkala kepada
PJPK;
z. menyerahkan dokumen asli proses Pengadaan kepada PJPK
setelah proses Pengadaan selesai; dan

62
aa. membantu PJPK dalam persiapan penandatanganan perjanjian
KPBU dan persiapan pemenuhan pembiayaan.

Seluruh pengambilan keputusan oleh Panitia Pengadaan dilakukan


berdasarkan musyawarah mufakat, namun apabila keputusan tersebut
tidak dapat diambil secara musyawarah mufakat maka pengambilan
keputusan dilakukan berdasarkan hasil suara terbanyak. Setiap anggota
Panitia Pengadaan memiliki 1 (satu) hak suara yang tidak dapat diwakilkan
kepada anggota Panitia Pengadaan lainnya. Dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya Panitia Pengadaan dapat dibantu oleh tenaga ahli
dan berkoordinasi dengan Tim KPBU.
PJPK harus memperhatikan ketentuan yang harus dipenuhi Ketika akan
menetapkan Panitia Pengadaan yaitu:
a. Jumlah Panitia Pengadaan minimal 5 (lima) orang dan dapat
ditambah sesuai dengan kebutuhan sepanjang berjumlah gasal.
b. Panitia Pengadaan berasal dari personel instansi PJPK dan dapat
ditambahkan dengan personel dari instansi atau satuan kerja terkait.
c. Panitia Pengadaan terdiri dari anggota yang memahami tentang:
i. prosedur Pengadaan;
ii. prosedur KPBU;
iii. ruang lingkup pekerjaan Proyek KPBU;
iv. hukum perjanjian dan ketentuan peraturan perundang undangan
di bidang infrastruktur sector bersangkutan;
v. aspek teknis terkait dengan Proyek KPBU; dan
vi. aspek bisnis dan finansial terkait dengan Proyek KPBU.
d. Seluruh anggota Panitia Pengadaan harus menandatangani Pakta
Integritas.

63
B. Latihan
Untuk dapat memahami materi mengenai peran para pihak KPBU (PJPK, Tim
KPBU, dan Panitia Pengadaan) dalam proses pengadaan KPBU, anda di minta
untuk menjelaskan garis besar dari peran pengadaan di dalam setiap tahapan
tersebut!

C. Rangkuman

Seperti yang sudah dijelaskan mengenai para pihak KPBU. Dalam Peraturan
LKPP Nomor 29 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana Penyediaan infrastruktur melalui KPBU atas Prakarsa K/L/PD
bahwa Organisasi Pengadaan dalam Proyek KPBU yaitu terdiri atas:

a. Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK);


b. Tim KPBU; dan
c. Panitia Pengadaan.

D. Evaluasi Materi Pokok

Berilah tanda X pada pilihan A, B, C, atau D!


1. Berikut ini manakan yang bukan merupakan tugas dan tanggung jawab
dari Panitia Pengadaan?
A. Menyusun Dokumen Pengadaan
B. Mengelola data dan informasi pada Data Room
C. Menjawab sanggah hasil pelelangan
D. Mengusulkan pemenang pelelangan
2. Dalam pelaksanaan proyek KPBU perlu diterbitkan surat pernyataan
kelayakan proyek KPBU berdasarkan dokumen yang dihasilkan dalam
tahap penyiapan, kegiatan tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab?
A. PJPK
B. Tim KPBU
C. Simpul KPBU
D. Panitia Pengadaan

64
3. Dalam pelaksanaan proyek KPBU perlu dilakukan konfirmasi kesiapan
Proyek KPBU untuk dilanjutkan ke tahapan Pengadaan, kegiatan
tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab?
A. PJPK
B. Tim KPBU
C. Simpul KPBU
D. Panitia Pengadaan
4. Yang BUKAN merupakan komponen anggaran biaya pelaksanaan
Pengadaan yang harus disiapkan oleh PJPK untuk menunjang
keberhasilan proses pengadaan adalah….
A. Biaya pengumuman
B. Penggandaan Dokumen
C. Honorarium Panitia Pengadaan
D. Kick Back Fee
5. Memberikan persetujuan terkait pelaksanaan Dialog Optimalisasi Ulang
menjadi tugas dan tanggung jawab?
A. PJPK
B. Tim KPBU
C. Simpul KPBU
D. Panitia Pengadaan

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
anda terhadap materi pokok.
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

65
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti Anda
telah memahami materi pokok 2. Tetapi bila tingkat penguasaan anda anda
masih di bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 1 terutama
bagian yang belum anda kuasai.

66
BAB V

PERTENTANGAN KEPENTINGAN DALAM PROSES PENGADAAN DALAM


KPBU

A. Uraian Materi
1. Pertentangan Kepentingan Menurut Peraturan Kepala LKPP Nomor 19
Tahun 2015
Di dalam peraturan Kepala LKPP Nomor 19 Tahun 2015 tentang tata cara
pelaksanaan pengadaan badan usaha kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur pasal 10, pertentangan
kepentingan dalam proses pengadaan KPBU adalah sebagai berikut:
a. Pihak yang terlibat pada tahapan Penyiapan dan/atau Transaksi sebagai
konsultan atau Badan Penyiapan:
o Menjadi Peserta atau anggota konsorsium Peserta Pengadaan
Badan Usaha Pelaksana pada Proyek KPBU yang sama;
o Sebagai pemegang saham dan/atau pengurus pada perusahaan
yang menjadi Peserta atau perusahaan pada anggota konsorsium
dalam Pengadaan Badan Usaha pelaksana pada Proyek KPBU
yang sama;
o Memberikan pembiayaan/pendanaan atau memberikan
penjaminan pada Proyek KPBU yang sama; dan/atau
o Menjadi konsultan bagi peserta Badan Usaha Pelaksana pada
Proyek KPBU yang sama
b. Pihak yang betindak selaku konsultan pada lebih dari 1 (satu) Peserta
dalam Proyek KPBU yang sama;
c. Anggota direksi atau dewan komisaris suatu Badan Usaha yang menjadi
Peserta merangkap sebagai anggota direksi atau dewan komisaris pada
Badan Usaha lain yang menjadi Peserta pada Proyek KPBU yang sama

67
d. Anggota panitia Pengadaan/Tim KPBU/PJPK memiliki hubungan afiliasi
dengan Peserta pada Proyek KPBU yang sama, dengan hubungan
afiliasi terdefinisi sebagai berikut:
o Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai
derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal, dan/atau
o Memiliki kendali pada perusahaan Peserta baik langsung maupun
tidak langsung
e. Hubungan antara 2 (dua) atau lebih Badan Usaha yang menjadi Peserta
pada Pengadaan yang sama dikendalikan oleh pihak yang sama, baik
langsung maupun tidak langsung.dan/atau
f. Kegiatan atau tindakan yang berpotensi menimbulkan persaingan usaha
tidak sehat sebagaimana tercantum pada ketentuan perundangan
mengenai larangan praktek monopoli dan persaingan usaha yang tidak
sehat.

Ilustrasi dari setiap kondisi tersebut adalah sebagai berikut:


⮚ Pihak yang terlibat pada tahapan penyiapan dan/atau transaksi
sebagai konsultan atau badan penyiapan:

“PT. Firefly merupakan Badan Usaha yang


bergerak di bidang Project Consultant,
berkontrak dengan Kementerian PUPR untuk
tahapan penyiapan Proyek KPBU jalan tol trans
sulawesi. Badan Usaha Pelaksana pada Proyek
tersebut adalah Konsorsium yang di ketuai oleh
PT. BuildYourOwnBrdige dan PT. Firefly terlibat
menjadi salah satu peserta di dalam konsorsium
tersebut.”

68
⮚ Pihak yang bertindak selaku konsultan pada lebih dari 1 (satu)
Peserta dalam Proyek KPBU yang sama.
“PT. Firefly merupakan Badan Usaha yang
bergerak di bidang Project Consultant,
berkontrak dengan PT. Serenity dan PT.
BrownCoat sebagai konsultan. 2 PT. tersebut
mengikuti proses pengadaan badan usaha
pelaksana untuk tahapan penyiapan Proyek
KPBU jalan tol trans Sulawesi yang merupakan
proyek KPBU dari Kementerian PUPR”

⮚ Anggota direksi atau dewan komisaris suatu Badan Usaha yang


menjadi Peserta merangkap sebagai anggota direksi atau dewan
komisaris pada Badan Usaha lain yang menjadi Peserta pada Proyek
KPBU yang sama.
“Malcolm Reynolds merupakan Direktur Utama
dari PT. Serenity yang merupakan Badan Usaha
yang menjadi peserta pengadaan Badan Usaha
Pelaksana Proyek KPBU jalan tol trans
Sulawesi. Selain sebagai Direktur Utama dari
PT. Serenity, Malcom Reynolds juga merupakan
Komisaris bagi PT. Kaleyo bersaudara yang juga
mengikuti proses Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana Proyek KPBU jalan tol trans
Sulawesi.”

⮚ Hubungan antara 2 (dua) atau lebih Badan Usaha yang menjadi


Peserta pada Pengadaan yang sama dikendalikan oleh pihak yang
sama, baik langsung maupun tidak langsung
“Anaconda,LLC adalah perusahaan asing yang
mempunyai anak usaha di bidang konstruksi di
69
Indonesia yakni PT. Canon dan PT. Xerox. 2
perusahaan tersebut mengikuti proses
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Proyek
KPBU jalan tol trans Sulawesi.”

⮚ Kegiatan atau tindakan yang berpotensi menimbulkan persaingan


usaha tidak sehat sebagaimana tercantum pada ketentuan
perundangan mengenai larangan praktek monopoli dan persaingan
usaha yang tidak sehat.
“Persaingan Usaha yang tidak sehat menurut
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999, kegiatan
yang dilarang adalah monopoli, monopsoni,
penguasaan pasar, dan persekongkolan”

2. Pertentangan Kepentingan Menurut Peraturan Lembaga Nomor 29


Tahun 2018
Di dalam peraturan Kepala LKPP Nomor 29 Tahun 2018 tentang tata cara
pengadaan badan usaha pelaksana Penyediaa Infrastruktur Melalui
kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Atas Prakarsa Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah pasal 8, pertentangan kepentingan dalam proses
pengadaan KPBU adalah sebagai berikut:
a. Pihak yang terlibat pada tahapan Penyiapan dan/atau Transaksi sebagai
konsultan:
o Menjadi Peserta atau anggota konsorsium Peserta Pengadaan
Badan Usaha Pelaksana pada Proyek KPBU yang sama;
o Menjadi Konsultan bagi Peserta atau anggota konsorsium Peserta
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana pada Proyek KPBU yang
sama;
o Menjadi anggota direksi atau dewan komisaris Badan Usaha yang
menjadi Peserta atau Badan Usaha pada anggota konsorsium

70
dalam Pengadaan Badan Usaha Pelaksana pada Proyek KPBU
yang sama;
o Menjadi pemenang saham yang memiliki kendali pada Peserta
baik langsung maupun tidak langsung; dan/atau
o Memberikan pembiayaan/pendanaan atau memberikan
penjaminan pada Proyek KPBU yang sama;
b. Pihak yang betindak selaku konsultan pada lebih dari 1 (satu) Peserta
dalam Proyek KPBU yang sama;
c. Anggota direksi atau dewan komisaris suatu Badan Usaha yang menjadi
Peserta dan pada saat yang sama merangkap sebagai anggota direksi
atau dewan komisaris pada Badan Usaha lain yang menjadi Peserta
pada Proyek KPBU yang sama;
d. Anggota Panitia Pengadaan/Tim KPBU/PJPK memiliki kendali pada
Peserta baik langsung maupun tidak langsung;
e. Hubungan antara 2 (dua) atau lebih Peserta atau anggota dari
konsorsium yang berbeda pada Pengadaan yang sama dikendalikan
oleh pihak yang sama, baik langsung maupun tidak langsung.dan/atau
f. Kegiatan atau tindakan yang berpotensi menimbulkan persaingan usaha
tidak sehat sebagaimana tercantum pada ketentuan perundangan
mengenai larangan praktek monopoli dan persaingan usaha yang tidak
sehat

Ilustrasi dari setiap kondisi tersebut adalah sebagai berikut:


⮚ Pihak yang terlibat pada tahapan penyiapan dan/atau transaksi
sebagai konsultan:

“PT. Firefly merupakan Badan Usaha yang


bergerak di bidang Project Consultant,
berkontrak dengan Kementerian PUPR untuk
tahapan penyiapan Proyek KPBU jalan tol trans
sulawesi. Badan Usaha Pelaksana pada Proyek

71
tersebut adalah Konsorsium yang di ketuai oleh
PT. BuildYourOwnBrdige dan PT. Firefly terlibat
menjadi salah satu peserta di dalam konsorsium
tersebut.”

⮚ Pihak yang bertindak selaku konsultan pada lebih dari 1 (satu)


Peserta dalam Proyek KPBU yang sama.
“PT. Firefly merupakan Badan Usaha yang
bergerak di bidang Project Consultant,
berkontrak dengan PT. Serenity dan PT.
BrownCoat sebagai konsultan. 2 PT. tersebut
mengikuti proses pengadaan badan usaha
pelaksana untuk tahapan penyiapan Proyek
KPBU jalan tol trans Sulawesi yang merupakan
proyek KPBU dari Kementerian PUPR”

⮚ Anggota direksi atau dewan komisaris suatu Badan Usaha yang


menjadi Peserta merangkap sebagai anggota direksi atau dewan
komisaris pada Badan Usaha lain yang menjadi Peserta pada Proyek
KPBU yang sama.
“Malcolm Reynolds merupakan Direktur Utama
dari PT. Serenity yang merupakan Badan Usaha
yang menjadi peserta pengadaan Badan Usaha
Pelaksana Proyek KPBU jalan tol trans
Sulawesi. Selain sebagai Direktur Utama dari
PT. Serenity, Malcom Reynolds juga merupakan
Komisaris bagi PT. Kaleyo bersaudara yang juga
mengikuti proses Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana Proyek KPBU jalan tol trans
Sulawesi.”

72
⮚ Anggota Panitia Pengadaan/Tim KPBU/PJPK memiliki kendali pada
Peserta baik langsung maupun tidak langsung.
“Bapak Frank Lampard Sr. merupakan salah
satu anggota Panitia Pengadaan untuk proyek
KPBU jalan tol trans Sulawesi.

⮚ Hubungan antara 2 (dua) atau lebih Badan Usaha yang menjadi


Peserta pada Pengadaan yang sama dikendalikan oleh pihak yang
sama, baik langsung maupun tidak langsung
“Anaconda,LLC adalah perusahaan asing yang
mempunyai anak usaha di bidang konstruksi di
Indonesia yakni PT. Canon dan PT. Xerox. 2
perusahaan tersebut mengikuti proses
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Proyek
KPBU jalan tol trans Sulawesi.”

⮚ Kegiatan atau tindakan yang berpotensi menimbulkan persaingan


usaha tidak sehat sebagaimana tercantum pada ketentuan
perundangan mengenai larangan praktek monopoli dan persaingan
usaha yang tidak sehat.
“Persaingan Usaha yang tidak sehat menurut Undang-Undang Nomor 5
tahun 1999, kegiatan yang dilarang adalah monopoli, monopsoni,
penguasaan pasar, dan persekongkolan”

73
3. Pertentangan Kepentingan Menurut Peraturan Lembaga Nomor 8
Tahun 2021
Di dalam Peraturan lembaga ini tidak diatur mengenai pertentangan
kepentingan, namun menitik beratkan kepada etika pengadaan sebagai
berikut:
a. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk
mencapai sasaran, kelancaran, dan ketepatan tujuan Pemilihan Panel
Badan Usaha dan Pemilihan Badan Usaha Pelaksana;
b. bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan
informasi yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah
penyimpangan dalam Pemilihan Panel Badan Usaha dan Pemilihan
Badan Usaha Pelaksana;
c. tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang
berakibat persaingan usaha tidak sehat;
d. menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait;
e. menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan
pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
berakibat persaingan usaha tidak sehat dalam Pemilihan Panel Badan
Usaha dan Pemilihan Badan Usaha Pelaksana;
f. menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan
negara;
g. menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau
kolusi; dan
h. tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk
memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan apa saja
dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan
dengan Pemilihan Panel Badan Usaha dan Pemilihan Badan Usaha
Pelaksana

74
i. Para pihak yang terlibat dalam Pemilihan Panel Badan Usaha dan
Pemilihan Badan Usaha Pelaksana harus menandatangani pakta
integritas sebagai bentuk komitmen mematuhi etika.

B. Latihan
Untuk dapat memahami materi mengenai pertentangan kepentingan dalam
proses pengadaan dalam KPBU, anda di minta untuk menjelaskan garis besar
dari pertentangan kepentingan di dalam tersebut!

C. Rangkuman
Pertentangan kepentingan dalam proses pengadaan dalam KPBU terangkum
di dalam tabel berikut:

Peraturan kepala Nomor 19 Peraturan Lembaga Nomor 29 Peraturan Lembaga


tahun 2015 Pasal 10 tahun 2018 Pasal 8 Nomor 8 tahun 2021

a. Pihak yang terlibat pada a. Pihak yang terlibat pada Di dalam Peraturan
tahapan Penyiapan dan/atau Tahapan Penyiapan dan/atau lembaga ini tidak
Transaksi sebagai konsultan Transaksi sebagai konsultan: diatur mengenai
atau Badan Penyiapan: o Menjadi Peserta atau pertentangan
o Menjadi Peserta atau anggota konsorsium kepentingan, namun
anggota konsorsium Peserta Pengadaan menitik beratkan
Peserta Pengadaan Badan Usaha kepada etika
Badan Usaha Pelaksana pada pengadaan sebagai
Pelaksana pada proyek KPBU yang berikut:
Proyek KPBU yang sama a. melaksanakan
sama; o Menjadi konsultan tugas secara
o Sebagai pemegang bagi Peserta atau tertib, disertai rasa
saham dan/atau anggota konsorsium tanggung jawab
pengurus pada Peserta Pengadaan untuk mencapai
perusahaan yang Badan Usaha sasaran,
menjadi Peserta atau Pelaksana pada kelancaran, dan
perusahaan pada Proyek KPBU yang ketepatan tujuan
anggota konsorsium sama Pemilihan Panel
dalam Pengadaan o Menjadi anggota Badan Usaha dan
Badan Usaha direksi atau dewan

75
pelaksana pada komisaris Badan Pemilihan Badan
Proyek KPBU yang Usaha yang menjadi Usaha Pelaksana;
sama; Peserta atau Badan b. bekerja secara
o Memberikan Usaha yang menjadi profesional,
pembiayaan/pendana Peserta atau Badan mandiri, dan
an atau memberikan Usaha pada anggota menjaga
penjaminan pada konsorsium dalam kerahasiaan
Proyek KPBU yang Pengadaan Badan informasi yang
sama; dan/atau Usaha Pelaksana menurut sifatnya
o Menjadi konsultan pada Proyek KPBU harus
bagi peserta Badan yang sama dirahasiakan
Usaha Pelaksana o Menjadi pemegang untuk mencegah
pada Proyek KPBU saham yang memiiki penyimpangan
yang sama kendali pada Peserta dalam Pemilihan
b. Pihak yang betindak selaku baik langsung Panel Badan
konsultan pada lebih dari 1 maupun tidak Usaha dan
(satu) Peserta dalam Proyek langsung Pemilihan Badan
KPBU yang sama; o Memberikan Usaha Pelaksana;
c. Anggota direksi atau dewan pembiayaan/pendan c. tidak saling
komisaris suatu Badan Usaha aan atau memberikan mempengaruhi
yang menjadi Peserta penjaminan pada baik langsung
merangkap sebagai anggota Proyek KPBU yang maupun tidak
direksi atau dewan komisaris sama langsung yang
pada Badan Usaha lain yang b. Pihak yang bertindak selaku berakibat
menjadi Peserta pada Proyek konsultan pada lebih dari 1 persaingan usaha
KPBU yang sama (satu) Peserta dalam Proyek tidak sehat;
d. Anggota panitia KPBU yang sama; d. menerima dan
Pengadaan/Tim KPBU/PJPK c. Anggota direksi atau dewan bertanggung
memiliki hubungan afiliasi komisaris suatu Badan Usaha jawab atas segala
dengan Peserta pada Proyek yang menjadi Peserta keputusan yang
KPBU yang sama; merangkap sebagai anggota ditetapkan sesuai
e. Hubungan antara 2 (dua) atau direksi atau dewan komisaris dengan
lebih Badan Usaha yang pada Badan Usaha lain yang kesepakatan
menjadi Peserta pada menjadi Peserta pada Proyek tertulis pihak yang
Pengadaan yang sama KPBU yang sama terkait;
dikendalikan oleh pihak yang d. Anggota panitia e. menghindari dan
Pengadaan/Tim KPBU/PJPK mencegah

76
sama, baik langsung maupun memiliki kendali pada Peserta terjadinya
tidak langsung.dan/atau baik langsung maupun tidak pertentangan
f. Kegiatan atau tindakan yang langsung; kepentingan pihak
berpotensi menimbulkan e. Hubungan antara 2 (dua) atau yang terkait, baik
persaingan usaha tidak sehat lebih Peserta atau anggota secara langsung
sebagaimana tercantum pada dari konsorsium yang maupun tidak
ketentuan perundangan berbeda pada Pengadaan langsung, yang
mengenai larangan praktek yang sama dikendalikan oleh berakibat
monopoli dan persaingan pihak yang sama, baik persaingan usaha
usaha yang tidak sehat. langsung maupun tidak tidak sehat dalam
langsung, dan/atau Pemilihan Panel
f. Kegiatan atau tindakan yang Badan Usaha dan
berpotensi menimbulkan Pemilihan Badan
persaingan usaha tidak sehat Usaha Pelaksana;
sebagaimana tercantum pada f. menghindari dan
ketentuan perundangan mencegah
mengenai larangan praktek pemborosan dan
monopoli dan persaingan kebocoran
usaha yang tidak sehat keuangan negara;
g. menghindari dan
mencegah
penyalahgunaan
wewenang
dan/atau kolusi;
dan
h. tidak menerima,
tidak
menawarkan, atau
tidak menjanjikan
untuk memberi
atau menerima
hadiah, imbalan,
komisi, rabat, dan
apa saja dari atau
kepada siapapun
yang diketahui
atau patut diduga

77
berkaitan dengan
Pemilihan Panel
Badan Usaha dan
Pemilihan Badan
Usaha Pelaksana
i. Para pihak
yang terlibat
dalam
Pemilihan
Panel Badan
Usaha dan
Pemilihan
Badan Usaha
Pelaksana
harus
menandatanga
ni pakta
integritas
sebagai bentuk
komitmen
mematuhi etika

Hubungan afiliasi yang dimaksud Dihilangkan terkait dengan hubungan


adalah: afiliasi
a. Hubungan keluarga
karena perkawinan dan
keturunan sampai derajat
kedua, baik secara
horizontal maupun
vertikal, dan/atau
b. Memiliki kendali pada
perusahaan Peserta baik
langsung maupun tidak
langsung

Para pihak yang memiliki Para pihak yang memiliki


pertentangan kepentingan dalam pertentangan kepentingan dilarang

78
proyek KPBU yang sama dilarang terlibat dalam proses Pengadaan
terlibat dalam proses Pengadaan proyek KPBU

- PJPK bertanggung jawab secara aktif


untuk menghindari dan mencegah
terjadinya pertentangan kepentingan
dengan cara mengganti sebagian
atau seluruh anggota Tim KPBU
dan/atau Panitia Pengadaan yang
terbukti memiliki Pertentangan
Kepentingan.

PJPK/Tim KPBU/Panitia PJPK/Tim KPBU/Panitia


Pengadaan/Peserta atau pihak Pengadaan/Peserta atau pihak lain
lain yang teribat dalam yang teribat dalam Pengadaan harus
Pengadaan harus menandatangani Pakta Integrita
menandatangani Pakta Integrita sebagai bentuk komitmen untuk
sebagai bentuk komitmen untuk menghindari terjadinya pertentangan
menghindari terjadinya kepentingan
pertentangan kepentingan.

D. Evaluasi Materi Pokok

Berilah tanda X pada pilihan A, B, C, atau D!


1. Salah satu contoh dari pertentangan kepentingan menurut peraturan kepala LKPP
Nomor 19 tahun 2015 adalah…..
A. PT. BCIC selaku konsultan (badan Penyiapan) proyek KPBU Bandar Udara
Labuan Bajo mempunyai saham PT. BBYB selaku badan usaha yang
mengikuti proyek KPBU Badan Udara Labuan Bajo
B. PT. EMTK selaku konsultan (badan Penyiapan) proyek KPBU Bandar Udara
Labuan Bajo mempunyai saham PT. BBMR selaku badan usaha yang
mengikuti proyek Penerangan Jalan Kota Surakarta
C. PT. MITI selaku konsultan (badan Penyiapan) proyek KPBU Satelit Palapa
Ring VI, mengikuti proses pengadaan badan usaha pelaksana proyek KPBU
Jalan Tol Trans Sulawesi

79
D. PT. BBNI mengikuti proses pengadaan badan usaha pelaksana Proyek KPBU
Jalan Tol Trans Kalimantan
2. Yang BUKAN regulasi yang mengatur tentang pertentangan kepentingan dalam
pengadaan Badan Usaha KPBU adalah ….
A. Peraturan Kepala Nomor 19 Tahun 2015
B. Peraturan Lembaga Nomor 29 Tahun 2018
C. Peraturan Lembaga Nomor 8 Tahun 2021
D. Peraturan Lembaga Nomor 7 Tahun 2021
3. Yang BUKAN merupakan definisi hubungan afiliasi menurut Peraturan Kepala
Nomor 19 Tahun 2015 adalah….
A. Hubungan keluarga karena perkawinan
B. Hubungan Anak Orang Tua
C. Pemegang saham mayoritas di beberapa perusahaan yang mengikuti proses
pengadaan badan usaha pelaksana proyek KPBU yang sama
D. Hubungan rekan kerja
4. Yang BUKAN ketentuan terkait dengan pertentangan kepentingan bagi pihak
yang terlibat pada tahapan penyiapan dan/atau transaksi sebagai konsultan
menurut Peraturan lembaga Nomor 29 tahun 2018 adalah…..
A. Menjadi Peserta atau anggota konsorsium Peserta Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana pada Proyek KPBU yang sama
B. Menjadi anggota direksi atau dewan komisaris Badan Usaha yang menjadi
Peserta atau Badan Usaha pada anggota konsorsium dalam Pengadaan
Badan Usaha Pelaksana pada Proyek KPBU yang sama
C. Menjadi Peserta pengadaan Badan Usaha Pelaksana pada Proyek KPBU
yang berbeda
D. Memberikan pembiayaan/pendanaan atau memberikan penjaminan pada
Proyek KPBU yang sama
5. Yang BUKAN ketentuan terkait etika pengadaan menurut Peraturan lembaga
Nomor 8 tahun 2021 adalah….

80
A. bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan informasi yang
menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah penyimpangan dalam
Pemilihan Panel Badan Usaha dan Pemilihan Badan Usaha Pelaksana
B. tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang
berakibat persaingan usaha tidak sehat
C. Para pihak dilarang menandatangani pakta integritas sebagai bentuk
komitmen etika
D. menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan negara

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap
materi pokok.
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti Anda telah
memahami materi pokok 3. Tetapi bila tingkat penguasaan anda anda masih di bawah
80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 1 terutama bagian yang belum anda
kuasai

81
BAB VI

PENYIAPAN KPBU PRAKARSA PEMERINTAH DAN PRAKARSA BADAN


USAHA

A. Uraian Materi

KPBU menjadi salah satu pilihan skema dalam perkembangan pembangunan


yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Saat ini semakin banyak proyek
infrastruktur yang pengadaannya dilakukan melalui skema KPBU, dimana KPBU
menjadi alternatif pilihan penyediaan infrastruktur di Indonesia yang efektif dan
efisien, tanpa semata-mata mengandalkan pembiayaan dari APBN/APBD. Inisiatif
proyek KPBU dapat dilakukan berdasarkan prakarsa pemerintah atau badan
usaha.

1. Penyiapan KPBU atas Prakarsa Pemerintah

Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dalam melakukan penyiapan


KPBU sekurang-kurangnya harus melakukan:

a. Prastudi kelayakan;
b. Rencana Dukungan Pemerintah dan Jaminan Pemerintah;
c. penetapan tata cara pengembalian investasi Badan Usaha Pelaksana;
dan
d. pengadaan tanah untuk KPBU

Penyiapan KPBU yang dilakukan oleh pemerintah dapat dilakukan


bersama dengan Badan Usaha atau lembaga/institusi/organisasi internasional
berdasarkan kesepakatan dengan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
Apabila Badan Usaha atau lembaga/institusi/organisasi internasional yang
akan melakukan penyiapan KPBU lebih dari satu maka Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah melakukan Seleksi untuk memilih Badan Usaha atau
lembaga/institusi/organisasi internasional yang akan melakukan penyiapan

82
KPBU berdasarkan Peraturan LKPP. tentang tata cara seleksi Badan
Penyiapan KPBU.

Biaya penyiapan KPBU dengan bantuan Badan Usaha atau


lembaga/institusi/organisasi internasional dibayarkan dengan tata cara
pembayaran secara berkala (retainer fee), pembayaran secara penuh (lump
sum), gabungan pembayaran secara berkala dan secara penuh, dan/atau tata
cara lain yang disepakati antara Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah
denganBadanUsaha/lembaga/institusi/organisasi internasional. Biaya
penyiapan KPBU dan pengadaan Badan Usaha mitra KPBU yang dilakukan
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dengan bantuan Badan
Usaha/lembaga/institusi/organisasi internasional, pelaksana penyiapan KPBU
dapat dibebankan kepada Badan Usaha pemenang lelang baik sebagian atau
seluruhnya.

Biaya penyiapan KPBU yang dapat dibebankan kepada Badan Usaha


pemenang lelang yaitu meliputi:

a. biaya penyiapan prastudi kelayakan;


b. biaya transaksi;
c. imbalan terhadap Badan Usaha dan lembaga/institusi/organisasi
internasional pelaksana penyiapan yang dibayarkan berdasarkan
keberhasilan transaksi KPBU (success fee); dan
d. biaya lain yang sah.

2. Prastudi Kelayakan

Prastudi kelayakan disusun oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala


Daerah berdasarkan jenis infrastruktur yang akan dikerjasamakan. Dokumen
prastudi kelayakan yang disusun menghasilkan kesimpulan antara lain:

a. sumber pembiayaan KPBU;


b. identifikasi kerangka kontraktual, pengaturan, dan kelembagaan;
c. rancangan KPBU dari aspek teknis;
83
d. usulan Dukungan Pemerintah dan Jaminan Pemerintah yang
diperlukan;
e. identifikasi risiko dan rekomendasi mitigasi, serta pengalokasian risiko
tersebut; dan
f. bentuk pengembalian investasi Badan Usaha Pelaksana.

Dalam tahapan penyiapan prastudi kelayakan, Menteri/Kepala


Lembaga/Kepala Daerah menyusun dokumen sebagai berikut:

a. dokumen studi lingkungan; dan


b. dokumen perencanaan pengadaan tanah.

3. Penyiapan Perjanjian KPBU

Salah satu poin yang perlu dipersiapkan oleh PJPK dalam penyiapan KPBU
yaitu menyiapkan perjanjian KPBU. Perjanjian KPBU paling kurang memuat
ketentuan mengenai:

a. lingkup pekerjaan;
b. jangka waktu;
c. Jaminan pelaksanaan;
d. tarif dan mekanisme penyesuaiannya;
e. hak dan kewajiban termasuk alokasi risiko;
f. standar kinerja pelayanan;
g. pengalihan saham sebelum KPBU beroperasi secara komersial;
h. sanksi dalam hal para pihak tidak memenuhi ketentuan perjanjian;
i. pemutusan atau pengakhiran perjanjian;
j. status kepemilikan aset;
k. mekanisme penyelesaian sengketa yang diatur secara berjenjang, yaitu
musyawarah mufakat, mediasi, dan arbitrase/pengadilan;
l. mekanisme pengawasan kinerja Badan Usaha Pelaksana dalam
melaksanakan pengadaan;
m. mekanisme perubahan pekerjaan dan/atau layanan;

84
n. mekanisme hak pengambilalihan oleh Pemerintah dan pemberi pinjaman;
o. penggunaan dan kepemilikan aset infrastruktur dan/atau pengelolaannya
kepada PJPK;
p. pengembalian aset infrastruktur dan/atau pengelolaannya kepada PJPK;
q. keadaan memaksa;
r. pernyataan dan jaminan para pihak bahwa perjanjian KPBU sah dan
mengikat para pihak dan telah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
s. penggunaan bahasa dalam Perjanjian, yaitu Bahasa Indonesia atau
apabila diperlukan dapat dibuat dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris (sebagai terjemahan resmi/official translation), serta menggunakan
Bahasa Indonesia dalam penyelesaian perselisihan di wilayah hukum
Indonesia; dan
t. hukum yang berlaku, yaitu hukum Indonesia.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kontrak yaitu antara lain:

a. Besaran jaminan pelaksanaan setingginya-tingginya adalah 5% (lima per


seratus) dari nilai investasi KPBU.
b. Pengalihan saham Badan Usaha Pelaksana sebelum Penyediaan
Infrastruktur beroperasi secara komersial hanya dapat dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan dan berdasarkan kriteria yang ditetapkan
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah.
c. Pengalihan saham tidak boleh menunda jadwal mulai beroperasinya KPBU.

d. Apabila terdapat penyerahan pengelolaan aset yang dimiliki atau dikuasai


oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah kepada Badan Usaha
Pelaksana untuk pelaksanaan KPBU, dalam perjanjian KPBU diatur:
i. tujuan pemanfaatan aset dan larangan untuk memanfaatkan aset
untuk tujuan selain yang telah disepakati;
85
ii. tanggung jawab pengoperasian dan pemeliharaan,termasuk
pembayaran pajak dan kewajiban lain yang timbul akibat
pemanfaatan aset;
iii. hak dan kewajiban pihak yang menguasai aset untukmengawasi dan
memelihara kinerja aset selama digunakan;
iv. larangan bagi Badan Usaha Pelaksana untuk mengagunkan aset
sebagai jaminan kepada pihak ketiga;
v. tata cara penyerahan dan/atau pengembalian aset;
vi. hal-hal lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
e. Apabila perjanjian KPBU mengatur penyerahan pengelolaan aset yang
diadakan oleh Badan Usaha Pelaksana selama jangka waktu perjanjian,
perjanjian KPBU harus mengatur:
i. kondisi aset yang akan dialihkan;
ii. tata cara pengalihan aset;
iii. status aset yang bebas dari segala jaminan kebendaan atau
pembebanan dalam bentuk apapun pada saat aset diserahkan
kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah;
iv. status aset yang bebas dari tuntutan pihak ketiga; dan
v. pembebasan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dari segala
tuntutan yang timbul setelah penyerahan aset.
f. Perjanjian KPBU harus memuat jaminan dari Badan Usaha Pelaksana
terkait dengan penggunaan Hak Kekayaan Intelektual, dalam hal:
i. Hak Kekayaan Intelektual yang digunakan sepenuhnya terbebas dari
segala bentuk pelanggaran hukum;
ii. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah akan dibebaskan dari
segala gugatan atau tuntutan dari pihak ketiga manapun yang
berkaitan dengan penggunaan Hak Kekayaan Intelektual dalam
Penyediaan Infrastruktur;
iii. Apabila terdapat gugatan atau tuntutan atas Hak Kekayaan
Intelektual maka kelangsungan Penyediaan Infrastruktur tetap dapat

86
dilaksanakan dan penggunaan Hak Kekayaan Intelektual tetap dapat
berlangsung.

4. Penyiapan KPBU atas Prakarsa Badan Usaha

Badan Usaha dapat mengajukan prakarsa KPBU dengan mengusulkan kepada


Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah berdasarkan tata cara pelaksanaan
KPBU atas prakarsa Badan Usaha. Usulan tersebut akan dievaluasi oleh
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah sebelum ditetapkan sebagai KPBU
atas Prakarsa Badan Usaha.

Badan Usaha yang akan mengajukan Prakarsa KPBU harus memenuhi


ketentuan sebagai berikut:

a. merupakan Badan Usala tunggal maupun berbentuk konsorsium;


b. memenuhi kriteria kualifikasi yang diusulkan dalam Rencana Dokumen
Pengadaan;
c. Badan Hukum asing dapat bertindak sebagai Calon Pemrakarsa dengan
mengajukan Surat Pernyataan Maksud (Letter of Intent) tanpa harus
terlebih dahulu mendirikan perusahaan di Indonesia; dan
d. Menteri/Kepala Lernbaga/Kepala daerah dapat mensyaratkan Badan
Hukum asing untuk membentuk konsorsium dengan perusahaan dalam
negeri pada saat menyampaikan Dokumen Studi Kelayakan sesuai dengan
peraturan yang mengatur daftar negatif investasi.

Tata Cara Pelaksanaan KPBU atas prakarsa Badan Usaha bertujuan untuk:

a. memastikan transparansi dan persaingan dalam pelaksanaan pengadaan


Badan Usaha Pelaksana berdasarkan perjanjian KPBU;
b. meningkatkan akuntabilitas dan tata kelola yang baik dari PJPK dalam
melaksanakan KPBU atas prakarsa Badan Usaha; dan
c. memastikan kesiapan Badan Usaha dalam menyiapkan usulan KPBU atas
prakarsa Badan Usaha dengan memberikan pedoman mengenai:
i. tujuan usulan KPBU diajukan;
87
ii. informasi dan dokumen yang dipersyaratkan dalam KPBU usulan
Calon Pemrakarsa; dan
iii. tahapan dan langkah-langkah serta kerangka waktu dalam proses
pengambilan keputusan untuk memberikan persetujuan atas usulan
KPBU yang diprakarsai oleh Badan Usaha.

Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dilarang memanfaatkan/menggunakan


usulan dari Badan Usaha beserta dokumen yang menyertainya untuk kepentingan
selain pelaksanaan KPBU ini yang dapat merugikan Badan Usaha, termasuk
diantaranya menyampaikan Dokumen Prastudi Kelayakan dan/atau Studi
Kelayakan kepada Badan Usaha lain sebelum diterbitkan persetujuan proyek
KPBU atas prakarsa Badan Usaha.

5. Tahapan proses persetujuan Usulan KPBU atas Prakarsa Badan


Usaha.

Tahapan proses persetujuan Usulan KPBU atas Prakarsa Badan Usaha yaitu
sebagai berikut:

a. Calon Pemrakarsa menyampaikan surat pernyataan maksud (letter of intent)


untuk mengajukan usulan proyek KPBU kepada Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah disertai dengan Prastudi Kelayakan.
b. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menilai Prastudi Kelayakan yang
disampaikan Badan usaha dengan kriteria:
1) terintegrasi secara teknis dengan rencana induk pada sektor yang
bersangkutan;
2) layak secara ekonomi dan finansial; dan
3) Badan Usaha yang mengajukan pralarsa memiliki kemampuaa keuangan
yang memadai untuk membiayai pelaksanaan Penyediaal Infrastruktur.
c. Penilaian Prastudi Kelayakan dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja.
d. Apabila penilaian lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja maka Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah dapat menyampaikan perpanjangan waktu kepada

88
Badan Usaha disertai dengan alasan dan batas waktu perpanjangan
pelaksanaan penilaian Prastudi Kelayakan.
e. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah melaksanakan konsultasi publik
dalam rangka pertimbangan penilaian,
f. Konsultasi publik dilaksanakan untuk mendapatkan masukan masyarakat
terhadap rencana umum proyek KPBU.
g. Berdasarkan penilaian prastudi kelayakan dan konsultasi publik Menteri/
Kepala Lembaga/Kepala Daerah membuat keputusan:
1) Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menerbitkan surat persetujuan
yang memuat:
i. hak eksklusif Calon Pemrakarsa selama jangka waktu tertentu untuk
menyelesaikan Studi Kelayakan KPBU;
ii. kewajiban untuk menyiapkan Studi Kelayakan dan mematuhi tata cara
KPBU atas prakarsa Badan Usaha sesuai dengan Panduan Umum;
dan
iii. kewajiban untuk menyampaikan usulan bentuk kompensasi.
2) Apabila Prastudi Kelayakan KPBU ditolak, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah menerbitkan surat pemberitahuan kepada Calon Pemrakarsa.
h. Setelah memperoleh persetujuan Prastudi Kelayakan dari Menteri/Kepala
Lembaga /Kepala Daerah, Calon Pemrakarsa melanjutkan penyelesaian Studi
Kelayakan dan menyerahkannya kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah.

Dokumen Studi Kelayakan diserahkan termasuk dengan dokumen berikut ini:


1) rencana bentuk KPBU;
2) rencana pembiayaan proyek dan sumber dana;
3) rencana penawaran KPBU yang mencakup jadwal, proses dan cara
penilaian;
4) kajian lingkungan hidup yang mengikuti mekanisme AMDAL (KA-
ANDAL dan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup – Recana
Pemantauan Lingkungan Hidup) dan mekanisme UKL - UPL sesuai

89
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; dan
5) kajian pengadaan tanah dan pemukiman kembali yang menghasilkan
dokumen perencanaan pengadaan tanah dan pemukiman kembali
i. Dokumen Studi Kelayakan adalah dokumen uji tuntas (due diligence) yang
disiapkan oleh Calon Pemrakarsa sebagai bentuk penawaran awal atas KPBU.
j. Selain menyerahkan Studi Kelayakan, Calon Pemrakarsa juga menyerahkan:
a. dokumen pemenuhan persyaratar prakualifikasi pengadaan Badan Usaha
Pelaksana; dan
b. rencana dokumen pengadaan Badan Usaha Pelaksana.
k. Menteri/Kepala Iembaga/Kepala Daerah mengevaluasi dan menilai secara
mendalam Dokumen Studi Kelayakan, dengan kriteria:
a. layak secara ekonomi dan finansial;
b. tidak memerlukan Dukungan Pemerintah berupa kontribusi fiskal dalam
bentuk finansial; dan
c. memiliki substansi kajian hukum dan kelembagaan, kajian teknis, kajian
ekonomi dan komersial, kajian lingkungal dan sosial, kajian bentuk KPBU
dalam Penyediaan Infrastruktur, kajian risiko, dan kajian kebutuhan jaminan
pemerintah yang memadai.
l. Evaluasi Studi Kelayakan dilakukan paling lama 60 (enam puluh) hari kerja.

m. Apabila Evaluasi Studi Kelayakan dilakukan melebihi 60 (enam puluh) hari


kerja, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat melakukan
perpanjangan dan menyampaikan perpanjangan waktu kepada Badan Usaha
disertai dengan alasan perpanjangan dan batas waktu perpanjangan
pelaksanaan evaluasi Studi Kelayakan.
n. Dalam melakukan evaluasi Studi Kelayakan, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah dapat dibantu oleh konsultan atau tenaga ahli yang pengadaannya
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pengadaan barang/jasa.

90
o. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat melaksanakan konsultasi
publik kembali sebelum membuat persetujuan terhadap Studi Kelayakan yang
disampaikan Calon Pemrakarsa.
p. Konsultasi publik dilaksanakan untuk mendapatkan masukan masyarakat
terhadap rencana umum proyek KPBU.
q. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat melaksanakan konfirmasi
pasar sebelum membuat persetujuan terhadap Studi Kelayakan yang
disampaikan Calon Pemrakarsa.
r. Konfirmasi pasar hanya menyampaikan gambaran umum proyek Kerja sama,
berupa latar belakang, tujuan, ruang lingkup Kerja sama, dan perkiraan nilai
proyek.
s. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah mengevaluasi kualilikasi Calon
Pemrakarsa berdasarkan dokumen yang disampaikan.
t. Dalam melaksanakan evaluasi kualilikasi Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah dapat dibantu oleh unit yang tugas dan fungsinya di bidang layanan
pengadaan barang/jasa yang telah ada atau membentuk panitia pengadaan.
u. Atas dasar hasil evaluasi yang telah dilaksanakan Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah:
a. Studi Kelayakan yang diajukan oleh Badan Usaha memperoleh persetujuan
dari Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dan Badan Usaha dinyatakan
lulus evaluasi kualifikasi apabila:
1) Menteri/Kepala Lembaga/ Kepala Daerah menerbitkan surat
persetujuan yang berisi:
i. persetujuan Studi Kelayakan;
ii. penetapan usulan KPBU sebagai KPBU atas Prakarsa Badan
Usaha (unsolicited);
iii. penetapan Calon Pemrakarsa sebagai Badan Usaha
Pemrakarsa;
iv. penetapan bentuk kompensasi; dan

91
v. persetujuan Rencana Dokumen Pengadaan termasuk
pemenuhan persyaratan prakualifikasi pengadaan Badan Usaha
Pelaksana.
2) Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah melakukan konsultasi
kepada BUPI dalam hal terdapat indikasi diperlukan Jaminan
Pemerintah, dan mengkomunikasikan Dokumen Studi Kelayakan
untuk dapat dimulainya proses permohonan untuk memperoleh
Jaminan Pemerintah.
b. Apabila menurut penilaian Menteri/Kepala lembaga/Kepala Daerah Studi
Kelayakan masih memerlukan perbaikan, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah menerbitkan surat pemberitahuan kepada Calon Pemrakarsa untuk
melakukan perbaikan sebagaimana diminta oleh Menteri/Kepala Lembaga/
Kepala Daerah.
c. Apabila perbaikan Studi Kelayalan memperoleh persetujuan dan Badan
Usaha lulus evaluasi kualifikasi, maka ketentuan sebagaimana dimaksud
pada huruf a berlaku mutatis mutandis.
d. Perbaikan Studi Kelayakan dapat dilaksanalan lebih dari satu kali.
e. Apabila Badan usaha telah diberikan kesempatan untuk memperbaiki Studi
Kelayakan, namun menurut penilaian Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah Studi Kelayalan tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan,
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menerbitkan surat pemberitahuan
penolakan usulan KPBU kepada Calon Pemrakarsa.

v. Apabila bentuk kompensasi yang ditetapkan oleh Menteri/Kepala


Lembaga/Kepala Daerah adalah pemberian tambahan nilai sebesar 10%
(sepuluh perseratus) atau pemberian hak untuk melakukan penawaran oleh
Badan Usaha Pemrakarsa terhadap penawar terbaik (right to match) sesuai
dengan hasil penilaian dalam proses pelelangan, maka:
a. Badan Usaha Pemrakarsa tetap wajib mengikuti penawaran sebagaimana
disyaratkan dalam Dokumen Pengadaan.

92
b. seluruh Studi Kelayakan beserta dokumen pendukungnya serta merta
beralih menjadi milik PJPK tanpa memperoleh bayaran atau kompensasi
dalam bentuk apapun.
w. Apabila pemberian kompensasi yang ditetapkan oleh Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah yaitu dalam bentuk pembelian Prakarsa KPBU
termasuk Hak Kekayaan Intelektual yang menyertainya oleh Menteri/Kepala
Lembaga/ Kepala Daerah atau oleh pemenang lelang, maka:
a. Badan Usaha Pemrakarsa diperkenankan mengikuti penawaran
sebagaimana disyaratkan dalam Dokumen Pengadaan yang diatur lebih
lanjut dalam peraturan kepala lembaga yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah.
b. Pembelian prakarsa KPBU merupakan penggantian oleh Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah atau oleh pemenang tender atas sejumlah biaya
langsung yang berkaitan dengan penyiapan KPBU yang telah dikeluarkan
oleh Badaa Usaha Pemrakarsa.
c. Besarnya biaya yang telah dikeluarkan oleh Badan Usaha Pemrakarsa
ditetapkan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah berdasarkan
penilaian yang dilakukan oleh penilai independen yang ditunjuk oleh
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
d. Badan Usala Pemrakarsa yang telah memperoleh kompensasi dalam
bentuk pembelian prakarsa, dilarang menggunakan atau mengungkapkan
sebagian maupun seluruhnya untuk tujuan apapun dan dengan siapapun
tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Menteri/Kepala Lembaga/
Kepala Daerah.
x. Apabila Badan Usaha langsung menyampaikan Dokumen Studi Kelayakan
tanpa menyampaikan Dokumen Prastudi Kelayakan, maka Badan Usaha
menyampaikan Dokumen Studi Kelayakan yang kemudian dievaluasi oleh
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
y. Dalam hal pengadaan tanah, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah secara
formal menyiapkan proses pelaksanaan pengadaan telah dengan terlebih

93
dahulu mempersiapkan anggaran untuk pengadaan tanah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
z. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menyerahkan Dokumen Studi
Kelayakan kepada BUPI untuk memperoleh Jaminan Pemerintah sesuai
dengan mekanisme yang diatur melalui peraturan perundang-undangan,
apabila diperlukan.

6. Proses Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Pelaksana atas Prakarsa


Badan Usaha

Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Pelaksana atas prakarsa Badan Usaha


mengikuti ketentuan Pengadaan Badan Usaha Pelaksana yang diatur oleh
peraturan kepala lembaga yang menyelenggaratan urusan pemerintah di
bidang kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah.

7. Proses Penandatanganan Perjanjian KPBU

Pelaksanaan penandatanganan perjanjian KPBU terdiri atas:

a. Pemenang lelang harus mendirikan Badan Usaha Pelaksana yang akan


menandatangani Perjanjian KPBU.
b. Badan Usaha Pelaksana harus telah didirikan secara sah paling lambat
dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak dikeluarkannya Surat Penunjukan
Pemenang Lelang oleh PJPK.
c. Perjanjian KPBU akan ditandatangani oleh PJPK dan Badan Usaha
Pelaksana, selambat - lambatnya 40 (empat puluh) hari kerja setelah
terbentuknya Badan Usaha Pelaksana.
d. Perjanjian KPBU mengatur ketentuan mengenai pelaksanaan perjanjian
KPBU.
e. Perjanjian KPBU akan berlaku efektif setelah semua persyaratan
pendahuluan yang ditetapkan dalam Perjanjian KPBU telah dipenuhi oleh
masing-masing pihak.
94
f. Persyaratan pendahuluan yaitu antara lain terdapat persetujuan Jaminan
Pemerintah dan terdapat penzinan-perizinan yang diperlukan oleh Badan
Usaha Pelaksana untuk melaksanakan bidang usahanya.
g. Pemenuhan pembiayaan (financial close) bukan merupakan
persyaratan pendahuluan agar Perjanjian KPBU menjadi efektif.
h. Ketika semua persyaratan pendahuluan telah dipenuhi, PJPK
akan menerbitkan berita acara yang menyatakan bahwa
perjanjian KPBU telah berlaku efektif

Dokumen dalam Pelaksanaan Proyek KPBU atas Prakarsa Badan Usaha.


a. Dokumen penting yang dihasilkan pada pelalsanaan Proyek KPBU atas
Prakarsa Badan Usaha antara lain:
1) Dokumen Prastudi Kelayakan.
2) dokumen AMDAL (KA-ANDAL, Rencana Pengelolaan Lingkungan
Hidup Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup) atau formular UKL-
UPL yang telah diisi.
3) dokumen rencana pengadaal tanah dan pemukiman kembali.
4) Dokumen Studi Kelayakan.
5) dokumen permintaan penawaran.
6) dokumen perjanjian KPBU.
7) dokumen perjanjian penjaminan.
8) dokumen perjanjian regres.
b. Dokumen Prastudi Kelayakan memuat:
a. kajian hukum dan kelembagaan;
b. kajian teknis;
c. kajian ekonomi dan komersial;
d. kajian lingkungan dan sosial;
e. kajian bentuk Kegja sama dalam Penyediaan Infrastruktur;
f. kajian risiko; dan
g. kajian kebutuhan Jaminan Pemerintah.
c. Dokumen Studi Kelayakan memuat:

95
a. Pemutakhiran Prastudi Kelayakan;
b. Detail Engineeing Design; dan
c. Rencana Dokumen Pengadaan

B. Latihan

Untuk dapat memahami materi mengenai penyiapan KPBU atas prakarsa


Pemerintah dan prakarsa Badan Usaha, anda di minta untuk menjelaskan garis
besar dari penyiapan KPBU atas prakarsa Pemerintah dan prakarsa Badan
Usaha!

C. Rangkuman

Inisiatif proyek KPBU dapat dilakukan berdasarkan prakarsa pemerintah atau


badan usaha. Proyek KPBU yang dilaksanakan atas Prakarsa pemerintah yaitu
proyek KPBU yang akan dilaksanakan oleh pemerintah. Pada penyiapan
KPBU atas Prakarsa pemerintah, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah
dalam melakukan penyiapan KPBU sekurang-kurangnya harus melakukan
a. Prastudi kelayakan;
b. Rencana Dukungan Pemerintah dan Jaminan Pemerintah;
c. penetapan tata cara pengembalian investasi Badan Usaha Pelaksana; dan
d. pengadaan tanah untuk KPBU

Penyiapan KPBU yang dilakukan oleh pemerintah dapat dilakukan bersama


dengan Badan Usaha atau lembaga/institusi/organisasi internasional
berdasarkan kesepakatan dengan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.

Biaya penyiapan KPBU dengan bantuan Badan Usaha atau


lembaga/institusi/organisasi internasional dibayarkan dengan tata cara
pembayaran secara berkala (retainer fee), pembayaran secara penuh (lump
sum), gabungan pembayaran secara berkala dan secara penuh, dan/atau tata
cara lain yang disepakati antara Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah
dengan Badan Usaha/lembaga/institusi/organisasi internasional.
96
Biaya penyiapan KPBU yang dapat dibebankan kepada Badan Usaha
pemenang lelang yaitu meliputi:

a. biaya penyiapan prastudi kelayakan;


b. biaya transaksi;
c. imbalan terhadap Badan Usaha dan lembaga/institusi/organisasi
internasional pelaksana penyiapan yang dibayarkan berdasarkan
keberhasilan transaksi KPBU (success fee); dan
d. biaya lain yang sah.

Poin terakhir yang perlu dipersiapkan dalam penyiapan proyek KPBU atas
Prakarsa Pemerintah yaitu Perjanjian KPBU.

Selain atas Prakarsa pemerintah, proyek KPBU juga dapat diprakarsai oleh
Badan Usaha. Badan Usaha dapat mengajukan prakarsa KPBU dengan
mengusulkan kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.

Badan Usaha yang akan mengajukan Prakarsa KPBU harus memenuhi


ketentuan sebagai berikut:

a. merupakan Badan Usala tunggal maupun berbentuk konsorsium;


b. memenuhi kriteria kualifikasi yang diusulkan dalam Rencana Dokumen
Pengadaan;
c. Badan Hukum asing dapat bertindak sebagai Calon Pemrakarsa dengan
mengajukan Surat Pernyataan Maksud (Letter of Intent) tanpa harus
terlebih dahulu mendirikan perusahaan di Indonesia; dan
d. Menteri/Kepala Lernbaga/Kepala daerah dapat mensyaratkan Badan
Hukum asing untuk membentuk konsorsium dengan perusahaan dalam
negeri pada saat menyampaikan Dokumen Studi Kelayakan sesuai dengan
peraturan yang mengatur daftar negatif investasi.

Tahapan proses persetujuan Usulan KPBU atas Prakarsa Badan Usaha yaitu
sebagai berikut:

97
1. Calon Pemrakarsa menyampaikan surat pernyataan maksud (letter of
intent) untuk mengajukan usulan proyek KPBU kepada Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah disertai dengan Prastudi Kelayakan.
2. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menilai Prastudi Kelayakan.
3. Penilaian Prastudi Kelayakan dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari
kerja.
4. Apabila penilaian lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja maka Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah dapat menyampaikan perpanjangan waktu
kepada Badan Usaha disertai dengan alasan dan batas waktu
perpanjangan pelaksanaan penilaian Prastudi Kelayakan.
5. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah melaksanakan konsultasi publik
dalam rangka pertimbangan penilaian,
6. Konsultasi publik dilaksanakan untuk mendapatkan masukan masyarakat
terhadap rencana umum proyek KPBU.
7. Berdasarkan penilaian prastudi kelayakan dan konsultasi publik Menteri/
Kepala Lembaga/Kepala Daerah membuat keputusan.
8. Setelah memperoleh persetujuan Prastudi Kelayakan dari Menteri/Kepala
Lembaga /Kepala Daerah, Calon Pemrakarsa melanjutkan penyelesaian
Studi Kelayakan dan menyerahkannya kepada Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah.
9. Dokumen Studi Kelayakan adalah dokumen uji tuntas (due diligence) yang
disiapkan oleh Calon Pemrakarsa sebagai bentuk penawaran awal atas
KPBU.
10. Selain menyerahkan Studi Kelayakan dokumen pemenuhan persyaratar
prakualifikasi pengadaan Badan Usaha Pelaksana dan rencana dokumen
pengadaan Badan Usaha Pelaksana.
11. Menteri/Kepala Iembaga/Kepala Daerah mengevaluasi dan menilai secara
mendalam Dokumen Studi Kelayakan.
12. Evaluasi Studi Kelayakan dilakukan paling lama 60 (enam puluh) hari kerja.
13. Apabila Evaluasi Studi Kelayakan dilakukan melebihi 60 (enam puluh) hari
kerja, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat melakukan

98
perpanjangan dan menyampaikan perpanjangan waktu kepada Badan
Usaha disertai dengan alasan perpanjangan dan batas waktu perpanjangan
pelaksanaan evaluasi Studi Kelayakan.
14. Dalam melakukan evaluasi Studi Kelayakan, Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah dapat dibantu oleh konsultan atau tenaga ahli
yang pengadaannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pengadaan barang/jasa.
15. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat melaksanakan konsultasi
publik kembali sebelum membuat persetujuan terhadap Studi Kelayakan
yang disampaikan Calon Pemrakarsa.
16. Konsultasi publik dilaksanakan untuk mendapatkan masukan masyarakat
terhadap rencana umum proyek KPBU.
17. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat melaksanakan konfirmasi
pasar sebelum membuat persetujuan terhadap Studi Kelayakan yang
disampaikan Calon Pemrakarsa.
18. Konfirmasi pasar hanya menyampaikan gambaran umum proyek Kerja
sama, berupa latar belakang, tujuan, ruang lingkup Kerja sama, dan
perkiraan nilai proyek.
19. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah mengevaluasi kualilikasi Calon
Pemrakarsa berdasarkan dokumen yang disampaikan.
20. Dalam melaksanakan evaluasi kualilikasi Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah dapat dibantu oleh unit yang tugas dan fungsinya di bidang layanan
pengadaan barang/jasa yang telah ada atau membentuk panitia
pengadaan.
21. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menyatakan hasil evaluasi studi
kelayana yang diajukan badan usaha.
22. Apabila bentuk kompensasi yang ditetapkan oleh Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah adalah pemberian tambahan nilai sebesar 10%
(sepuluh perseratus) atau pemberian hak untuk melakukan penawaran oleh
Badan Usaha Pemrakarsa terhadap penawar terbaik (right to match) sesuai
dengan hasil penilaian dalam proses pelelangan, maka Badan Usaha

99
Pemrakarsa tetap wajib mengikuti penawaran sebagaimana disyaratkan
dalam Dokumen Pengadaan dan seluruh Studi Kelayakan beserta
dokumen pendukungnya serta merta beralih menjadi milik PJPK tanpa
memperoleh bayaran atau kompensasi dalam bentuk apapun.
23. Apabila bentuk kompensasi yang ditetapkan oleh Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah adalah pemberian tambahan nilai sebesar 10%
(sepuluh perseratus) atau pemberian hak untuk melakukan penawaran oleh
Badan Usaha Pemrakarsa terhadap penawar terbaik (right to match) sesuai
dengan hasil penilaian dalam proses pelelangan, maka:
a. Badan Usaha Pemrakarsa tetap wajib mengikuti penawaran
sebagaimana disyaratkan dalam Dokumen Pengadaan.
b. seluruh Studi Kelayakan beserta dokumen pendukungnya serta merta
beralih menjadi milik PJPK tanpa memperoleh bayaran atau
kompensasi dalam bentuk apapun.
c. Besarnya biaya yang telah dikeluarkan oleh Badan Usaha Pemrakarsa
ditetapkan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah berdasarkan
penilaian yang dilakukan oleh penilai independen yang ditunjuk oleh
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
d. Badan Usala Pemrakarsa yang telah memperoleh kompensasi dalam
bentuk pembelian prakarsa, dilarang menggunakan atau
mengungkapkan sebagian maupun seluruhnya untuk tujuan apapun dan
dengan siapapun tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
Menteri/Kepala Lembaga/ Kepala Daerah.
24. Apabila Badan Usaha langsung menyampaikan Dokumen Studi Kelayakan
tanpa menyampaikan Dokumen Prastudi Kelayakan, maka Badan Usaha
menyampaikan Dokumen Studi Kelayakan yang kemudian dievaluasi oleh
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
25. Dalam hal pengadaan tanah, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah
secara formal menyiapkan proses pelaksanaan pengadaan telah dengan
terlebih dahulu mempersiapkan anggaran untuk pengadaan tanah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

100
26. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menyerahkan Dokumen Studi
Kelayakan kepada BUPI untuk memperoleh Jaminan Pemerintah sesuai
dengan mekanisme yang diatur melalui peraturan perundang-undangan,
apabila diperlukan.
Selanjutnya hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah penandatanganan
perjanjian KPBU dan mempersiapkan dokumen dalam Pelaksanaan Proyek
KPBU atas Prakarsa Badan Usaha

D. Evaluasi Materi Pokok

1. Dalam penyiapan KPBU atas prakarsa pemerintah manakah di bawah ini yang
bukan hal-hal yag harus disiapkan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah?
A. Prastudi kelayakan
B. Rencana Dukungan Pemerintah dan Jaminan Pemerintah
C. Perjanjian Kerjasama
D. pengadaan tanah untuk KPBU

2. Manakah hal-hal di bawah ini yang bukan merupakan kompensasi yang dapat
diberikan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah kepada Badan Usaha
dalam proyek KPBU yang diprakarsai oleh Badan Usaha?
A. Pemberian hak untuk melakukan penawaran oleh Badan Usaha
Pemrakarsa terhadap penawar terbaik (right to match) sesuai dengan hasil
penilaian dalam proses pelelangan.
B. Pemberian kesempatan memperbaiki dokumen Studi Kelayakan.
C. Pemberian tambahan nilai sebesar 10% (sepuluh perseratus).
D. pembelian Prakarsa KPBU termasuk Hak Kekayaan Intelektual yang
menyertainya.

3. Yang BUKAN merupakan biaya penyiapan KPBU yang dapat dibebankan


kepada Badan Usaha pemenang lelang yaitu…
A. Biaya penyiapan prastudi kelayakan
101
B. Biaya transaksi
C. Imbalan terhadap Badan Usaha dan lembaga/institusi/organisasi
internasional pelaksana penyiapan yang dibayarkan berdasarkan
keberhasilan transaksi KPBU (success fee)
D. Kick back fee

4. Perjanjian KPBU harus memuat jaminan dari Badan Usaha Pelaksana terkait
dengan penggunaan Hak Kekayaan Intelektual, dalam hal…
A. Hak Kekayaan Intelektual yang digunakan sepenuhnya terbebas dari
segala bentuk pelanggaran hukum
B. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat sewaktu-waktu digugat
atau dituntut oleh pihak ketiga
C. Dalam hal terdapat gugatan, maka proyek dihentikan sementara
D. Hak kekayaan Intelektual mempunyai risiko pelanggaran hukum

5. Dalam proses persetujuan Usualan KPBU atas Prakarsa Badan Usaha


(Unsolicited) Menteri/Kepala Lembaga/Kepada Daerah dapat melaksanakan
konfrmasi pasar sebelum…..
A. Membuat persetujuan terhadap studi kelayakan yang disampaikan oleh
Calon Pemrakarsa
B. Menetapkan usulan KPBU
C. Penetapan Calon Pemrakasa
D. Rencana penawaran KPBU

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
anda terhadap materi pokok.

102
Rumus:

𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti Anda
telah memahami materi BAB VI. Tetapi bila tingkat penguasaan anda anda
masih di bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi BAB VI terutama
bagian yang belum anda kuasai.

103
BAB VII

PENUTUP

A. Simpulan

Proyek KPBU merupakan Proyek yang sangat strategis dalam penyediaan


infrastruktur di Indonesia. Mengingat besarnya nilai proyek tersebut dan dampak serta
manfaat yang diberikan, maka penting agar proyek KPBU tersebut dapat berjalan
dengan lancar.
LKPP sebagai pihak yang meregulasi proses transaksi di dalam sebuah proyek
KPBU secara terus menerus telah menyusun regulasi terkait dengan pelaksanaan
transaksi KPBU, mulai dari pengadaan badan penyiapan, badan usaha pelaksana
hingga pelaksanaan panel badan usaha di dalam proses transaksi KPBU untuk
proyek-proyek yang diprakarsai oleh Pemerintah hingga yang diprakarsai oleh Badan
Usaha. Modul ini menjadi bagian dari program pelatihan PBJ dengan skema KPBU
yang merupakan jenjang pertama di dalam program pelatihan tematik yang berfokus
pada tahapan transaksi di dalam proyek KPBU. Mengingat hal itu, diharapkan
program pelatihan tersebut dapat memberikan gambaran awal terkait dengan proses
transaksi KPBU sebelum melanjutkan kepada pelatihan tingkat lanjut untuk proses
transaksi KPBU.

B. Implikasi

Dengan semakin ketatnya pembangunan infrastruktur yang vital dan krusial bagi
negara, maka skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha merupakan
alternatif pilihan penyediaan infrastruktur pada era ini. Proses pengadaan barang/jasa
pemerintah berada di tengah-tengah dalam rangkaian proses KPBU yang
sebelumnya di awal oleh kegiatan persiapan proyek KPBU seperti prastudi kelayakan,
rencana dukungan pemerintah dan jaminan pemerintah, penetapan tata caar
pengembalian investasi Badan usaha Pelaksana, dan pengadaan tanah untuk KPBU.
Mengingat sangat strategisnya KPBU dilihat dari dampak, manfaatnya dan nilai

104
pelaksanaannya, menjadi penting di dalam proses transaksi KPBU untuk memilih
badan usaha yang benar-benar mampu untuk melaksanakan proyek tersebut.
Mengingat banyaknya pihak yang terlibat dari proyek KPBU tersebut, dimulai
dari PJPK, tim KPBU, Panitia Pengadaan, badan Usaha baik Penyiapan maupun
Pelaksana, maka penting agar modul ini dikuasain dengan baik agar para pihak yang
mempelajari proses transaksi di dalam KPBU baik sebagai pelaksana maupun Auditor
dan pihak-pihak lain menguasai dengan baik mengenai mekanisme PBJP dengan
skema KPBU tersebut demi mendukung kelancaran proyek KPBU tersebut.

C. Tindak Lanjut

Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang KPBU secara


utuh, maka setelah mempelajari modul ini peserta dapat mempelajari materi ini,
dengan mengikuti pelatihan terkait dengan PBJ dengan skema KPBU yang sudah di
susun, mempelajari berbagai referensi yang berkaitan dengan KPBU serta mengikuti
pelatihan yang berkaitan dengan aspek persiapan hingga pelaksanaan KPBU yang
diselenggarakan oleh instansi terkait.

105
KUNCI JAWABAN

Jawaban Materi Pokok BAB II Menjelaskan Peran Pengadaaan Dalam Tahap


Pengadaan Badan Penyiapan KPBU, Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Dan
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Melalui Panel Badan Usaha

1. A
2. D
3. B
4. A
5. D

Jawaban Materi Pokok BAB III Menjelaskan Regulasi Yang Mengatur Proses
Pengadaan Dalam KPBU

1. A
2. D
3. B
4. C
5. C

Jawaban Materi Pokok BAB IV Menjelaskan Peran Para Pihak KPBU (PJPK, Tim
KPBU, Panitia Pengadaan) Dalam Proses Pengadaan

1. C
2. A
3. D
4. D
5. A

Jawaban Materi Pokok BAB V Menjelaskan Pertentangan Kepentingan Dalam


Proses Pengadaan Dalam KPBU
106
1. A
2. D
3. D
4. C
5. C

Jawaban Materi Pokok BAB VI Menjelaskan Secara Umum Penyiapan KPBU


Prakarsa Pemerintah Dan Prakarsa Badan Usaha

1. C
2. B
3. D
4. A
5. A

107
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah
Peraturan Lembaga Nomor 8 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pemilihan Panel
Badan Usaha dan pemilihan Badan Usaha Pelaksana Pada Proyek Strategis
Nasional
Peraturan Lembaga Nomor 29 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pengadaan Badan
Usaha Pelaksana Penyedia Infrastruktur Melalui Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha Atas Prakarasa Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah
Peraturan Kepala Nomor 19 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur

108
GLOSARIUM

Badan Usaha : Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, badan
usaha swasta yang berbentuk Perseroan Terbatas, badan
hukum asing, atau koperasi.
Badan Usaha : Perseroan Terbatas yang didirikan untuk melaksanakan
Pelaksana Proyek KPBU oleh pemenang lelang atau badan
KPBU usaha/konsorsium yang ditunjuk langsung
Dialog : dialog antara Panitia Pengadaan dengan masing-masing
Optimalisasi Peserta Dialog untuk mendiskusikan optimalisasi atas
Penawaran Dokumen Penawarannya dengan tujuan menghasilkan
penawaran paling bermanfaat bagi PJPK dengan
memperhatikan nilai manfaat uang (value for money).
Dokumen : dokumen yang disampaikan oleh Peserta untuk memenuhi
Kualifikasi persyaratan sebagaimana tercantum dalam Dokumen
Prakualifikasi (Request for Qualification/RfQ).
Dokumen : dokumen yang disampaikan oleh Peserta sesuai dengan
Penawaran ketentuan dalam Dokumen Permintaan Proposal (Request for
Proposal/RfP)
Dukungan : kontribusi fiskal dan/atau bentuk lainnya yang diberikan oleh
Pemerintah Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dan/atau menteri
yang menyelenggarakan urusan Pemerintah di bidang
keuangan dan kekayaan negara sesuai kewenangan masing-
masing berdasarkan peraturan perundangundangan dalam
rangka meningkatkan kelayakan finansial dan efektifitas
KPBU.
Dokumen : Dokumen Penawaran yang disampaikan oleh Peserta Dialog
Penawaran setelah hasil Dialog Optimalisasi.
Optimalisasi

109
Dokumen : dokumen yang disusun oleh Panitia Pengadaan yang terdiri
Pengadaan dari Dokumen Prakualifikasi (Request for Qualification/RfQ)
dan Dokumen Permintaan Proposal (Request for
Proposal/RfP)
Infrastruktur : fasilitas teknis, fisik, sistem, perangkat keras dan lunak yang
diperlukan untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat
dan mendukung jaringan struktur agar pertumbuhan ekonomi
dan sosial masyarakat dapat berjalan dengan baik.
Jaminan : kompensasi finansial yang diberikan oleh menteri yang
Pemerintah menyelenggarakan urusan Pemerintah di bidang keuangan
dan kekayaan negara kepada Badan Usaha Pelaksana
melalui skema pembagian risiko untuk Proyek KPBU
Kerja Sama : kerja sama antara Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Pemerintah penyediaan infrastruktur untuk kepentingan umum dengan
dengan Badan mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya
Usaha oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Badan Usaha
Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, yang sebagian atau
seluruhnya menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan
memperhatikan pembagian risiko diantara para pihak.
Konsorsium : Himpunan beberapa Badan Usaha yang mengadakan
usaha/proyek secara bersama
Panitia : tim yang dibentuk PJPK yang memiliki peran dan tanggung
Pengadaan jawab untuk mempersiapkan dan melaksanakan proses
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana, membantu persiapan
penandatanganan Perjanjian KPBU dan persiapan
pemenuhan pembiayaan
Pelelangan : metode pemilihan Badan Usaha Pelaksana yang dilakukan
dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Peserta yang lulus
Prakualifikasi

110
Penanggung : Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah, atau direksi Badan
Jawab Proyek Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah sebagai
Kerja Sama penyelenggara infrastruktur berdasarkan peraturan
perundang-undangan
Pemberitahua : informasi yang tidak mengikat mengenai Proyek KPBU yang
n Informasi diumumkan oleh Panitia Pengadaan mengenai Proyek KPBU
Awal yang akan dimulai proses Pengadaannya
Penyediaan : kegiatan yang meliputi pekerjaan konstruksi untuk
Infrastruktur membangun atau meningkatkan kemampuan infrastruktur
dan/atau kegiatan pengelolaan infrastruktur dan/atau
pemeliharaan infrastruktur dalam rangka meningkatkan
kemanfaatan infrastruktur.
Penyiapan : kegiatan yang dilakukan oleh Menteri/Kepala
KPBU Lembaga/Kepala Daerah/direksi Badan Usaha Milik
Negara/direksi Badan Usaha Milik Daerah sebagai PJPK
yang menghasilkan antara lain prastudi kelayakan, rencana
Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah,
penetapan tata cara pengembalian investasi, dan pengadaan
tanah untuk KPBU
Perjanjian : kesepakatan tertulis antara PJPK dengan Badan Usaha
KPBU Pelaksana untuk Penyediaan Infrastruktur
Persyaratan : persyaratan teknis, finansial dan/atau ketentuan kontraktual
Minimum pokok yang harus dipenuhi oleh Peserta dalam Dokumen
Penawaran dan dilaksanakan oleh Badan Usaha Pelaksana.
Persyaratan : persyaratan teknis. finansial dan/atau ketentuan kontraktual
Tambahan yang diharapkan dapat dipenuhi oleh Peserta dalam
Dokumen Penawaran dan dilaksanakan oleh Badan Usaha
Pelaksana.
Peserta Dialog : Peserta Pengadaan yang diundang Panitia Pengadaan untuk
mengikuti Dia log Optimalisasi

111
Peserta : Badan Usaha Tunggal atau Konsorsium yang mengikuti
Pengadaan Proses Pengadaan dari tahap pemasukan Dokumen
Kualifikasi hingga Penetapan Pemenang atau Penetapan
hasil Penunjukan Langsung
Prakualifikasi : proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Peserta untuk
mengikuti proses pemilihan
Proyek KPBU Penyediaan Infrastruktur yang dilakukan melalui Perjanjian
KPBU antara PJPK dan Badan Usaha Pelaksana
Ruangan Data : Ruang data fisik dan/atau elektronik yang disiapkan oleh
dan Informasi PJPK
(Data Room) dan dikelola oleh Panitia Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana, untuk memberikan kemudahan akses dan
menjaga keamanan dokumen berkaitan dengan Pengadaan
Badan Usaha Pelaksana
Surat : Surat pernyataan komitmen dari peserta untuk menjaga
Kerahasiaan kerahasiaan informasi terkait dengan pelelangan.
Tim KPBU : tim yang dibentuk oleh PJPK untuk membantu pengelolaan
KPBU pada tahap Penyiapan dan pada tahap Transaksi
KPBU
Transaksi : kegiatan yang terdiri dari Pengadaan Badan Usaha
KPBU Pelaksana, penandatanganan Perjanjian KPBU, dan
pemenuhan pembiayaan Penyediaan Infrastruktur oleh
Badan Usaha Pelaksana

112

Anda mungkin juga menyukai