Anda di halaman 1dari 23

KEKUASAAN

NEMEJANAM IGOLOKISP

WEWENANG
KEPEMIMPINAN
DISUSUN OLEH :
AZZAHRA JIHAN, RAESHANTY ZSAZSA, TYAS SALBINA,
PEARLY CAVAQUIN, WAHYU ADI, YENI ALFIANI
DEFINISI KEKUASAAN

Kekuasaan adalah kemampuan untuk menguasai atau


mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu.

NAASAUKEK
Untuk memiliki kemampuan ini, ada yang dilakukan
secara sah dan ada pula yang tidak sah.
Menurut Max Weber, seseorang dikatakan sah untuk
berkuasa apa bila ia memiliki kewenangan/otoritas
dan legitimasi/hak dari pihak pemberi kekuasaan.
Sedangkan kekuasaan dikatakan tidak sah apabila
seseorang mempengaruhi orang lain dengan cara
paksaan atau kekerasan.
SUMBER-SUMBER
KEKUASAAN
MENURUT
FRENCH & RAVEN
FIVE BASE OF POWER
by Frech & Raven

COERCIVE REFERENT
Kekuasaan paksaan Kekuasaan rujukan

REWARD LEGITIMATE EXPERT


Kekuasaan Imbalan Kekuasaan sah Kekuasaan keahlian
DEFINISI WEWENANG

Wewenang adalah hak dimiliki badan atau

GNANEWEW
pejabat pemerintah atau penyelenggaraan
negara lainnya untuk mengambil keputusan
atau tindakan dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Yaitu tindakan kejaksaan
melakukan penyelidikan masuk ranah
keputusan administrasi pemerintahan atau
mungkin kepentingan peradilan.
3 JENIS WEWENANG

Wewenang Atribusi

Wewenang Delegasi

Wewenang Mandat
SELUK BELUK

KEPEMIMPINAN
Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas kelompok
dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.
- Stogdill -
1. KEPEMIMPINAN
termasuk motivasi, pembangunan tim, dan delegasi

2. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
pemecahan masalah dan pemikiran kreatif (termasuk
inovasi)

3. KOMUNIKASI
empat keterampilan dasar berbicara, mendengarkan,
PERAN menulis dan bacaan; pertemuan; wawancara; dan

KEPEMIMPINAN komunikasi dalam organisasi


TEORI X - Y
DOUGLAS MCGREGOR
TEORI X - NEGATIF TEORI Y - POSITIF
1. Karyawan sebenarnya tidak suka bekerja dan 1. Karyawan dapat memandang pekerjaannya
jika ada kesempatan dia akan menghindari dan sebagai sesuatu yang wajar, lumrah, dan
akan bermalas-malasan alamiah baik tempat bermain atau
2. Semenjak karyawan tidak suka pekerjaannya, beristirahat dalam artian berdiskusi atau
mereka harus dikontrol dan ditakuti dengan sekadar teman bicara
sanksi hukum 2. Manusia akan melatih tujuan pribadi dan
3. Karyawan akan menghindari tanggung pengontrolan diri sendiri jika mereka
jawabnya dan mencari tujuan formal sebisa melakukan komitmen yang objektif
mungkin 3. Kemampuan untuk melakukan keputusan
4. Kebanyakan karyawan menempatkan yang cerdas dan inovatif tersebar secara
keamanan di atas faktor lainnya yang meluas di berbagai kalangan tidak hanya dari
berhubungan dengan pekerjaannya kalangan top manajemen atau dewan direksi.
TEORI
KONTINGENSI
FRED FIEDLER

Dalam definisi lengkapnya (Daft, 2015) dikatakan


bahwa Fiedler’s Contingency model is a model
designed to diagnose whether a leader is task
oriented or relationship oriented and match the
leader style to the situation.
2 UNSUR TEORI KONTINGENSI

Relationship-oriented leader

Task-oriented leader
FAKTOR HUBUNGAN

SITUASI PEMIMPIN DENGAN


PENGIKUTNYA

TEORI KONTINGENSI

POSISI KEKUATAN

STRUKTUR
PEKERJAAN YANG
DIHADAPI
TEORI
SISTEM EMPAT
RENSIS LIKERT (1967)

Rensis Likert menganggap bahwa sebuah organisasi


dapat berfungsi dimanapun sepanjang terdapat
kesinambungan dari empat sistem yang ada, yaitu:
EKSPLOITATIF
OTORITATIF
TREKIL TAPME METSIS IROET

Penguasa mutlak

OTORITATIF BIJAK
Penguasa semi-mutlak

CONSULTATIVE
SYSTEM
Penasihat

PARTISIPATIVE
MANAGEMENT
Pengajak & ikut serta
MEMBANGUN WIBAWA
KEPEMIMPINAN

GNITNEP NIOP 7
1. Memiliki motivasi untuk berkembang
2. Mengetahui kekuatan dan kebutuhan dalam
diri saat ini
3. Mengembangkan kemampuan kognitif dan
sosial
4. Mengambangkan kemampuan emosional
5. Mengambangkan kemampuan emosional
6. Membuat tujuan yang baik
7. Meminta feedback dari orang lain
TUGAS-TUGAS
KEPEMIMPIN DALAM
SUMBER DAYA MANUSIA

NANIPMIMEPEK SAGUT
Tugas-tugas kepemimpinan cukup banyak, namun dalam
hal ini akan diuraikan beberapa tugas-tugas penting saja,
antara lain:
1. Sebagai konselor
2. Sebagai Instuktur
3. Memimpin Rapat
4. Mengambil Keputusan
5. Mendelegasikan Wewenang
1. SEBAGAI KONSELOR
2. SEBAGAI INSTRUKTUR
Konselor merupakan tugas seorang pemimpin dalam suatu unit kerja,
dengan membantu atau menolong SDM untuk mengatasi masalah Untuk menjadi seorang insruktur yang baik
yang dihadapinya dalam melakukan tugas yang dibebankan kepadanya tentu diperlukan adanya keterampilan
Ada beberapa persyaratan yang perlu dimiliki seorang konselor, yaitu:
berkomunikasi, dan kemampuan menganggap
Memiliki kesadaran dari yang tinggi
Mempunyai sikap yang cocok antara kata dengan perbuatan bawahan sebagi orang yang perlu dikasihani,
Menghormati orang lain karenamasih buta terhadap materi yang akan
Bersikap jujur diberikan.
Adapun rintangan dalam konseling adalah:
Perbedaan status antara konselor dan karyawan bermasalah
Proses pemberian materi oleh seorang
Pemimpin cenderung memberikan nasihat dan mengarahkan, insruktur bukanlah merupakan penyampaian
sehingga pemecahannya ditetukan oleh si pemimpin, bukn oleh perintah yang harus dilaksanakan, tetapi
karyawan sendiri merupakan proses belajar mengajar yang akan
Pemimpin kurang mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan
konseling
dijalankan dengan penuh keabaran dan
Perbedaan budaya dan nilai hidup ketekunan, sehingga apa yang dikehendaki
Suka berprasangka negative sebelum persoalaan dapat tercapai.
terpecahkan
3. MEMIMPIN RAPAT 4. MENGAMBIL KEPUTUSAN
Dalam rapat, biasanya pemimpin mengikutsertakan seluruh potensi keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh
yang terkait, termasuk juga potensi yang akan melaksanakan rencana, keterampilan mengambil keputusan, disaat-saat amat kritis.
dan apa saja sarannya, tentu pelaksanaan rencana itu tidak akan
Seorang pemimpin mempunyai keberanian dalam mengambil
mengalami hambatan.
Suatu rapat perlu diadakan, karena alasan sebagai berikut: leputrusan, karena yang bersangkutan:
Untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam organisasi Mengetahui seluk-beluk pekerjaan yang
Untuk menentukan sasaran yang akan dicapai
ditangani\mempunyai wawasan dan teknik analisis yang
Untuk mengantisipasi adanya perubahan-perubahan yang sedang
atau akan terjadi tinggi dan sudah terlatih menghadapi masalah
Untuk melakukan koordinasi suatu pelaksanaan rencana Memahami benar hal-hal yang menjadi asaran unit kerjanya
Untuk menyusun sistem dalam prosedur kerja
Memahami secara lebih mendalam karier yang dimiliki oleh
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin rapat
adalah: para bawahannya
Berusaha mencegah salah pahan dan ketidakjelasan Memhami tatahubungan organisasi yang dipimpinnya
Mengendalikan anggota yang selalu mendominasi pembicaran
dengan lingkungan sekitarnya
Mengembangkan gagasan-gagasan yang masih kurang jelas kearah
sasaran yang ingin dicapai Memahami segala peraturan yang berlaku yang berkaitan
Menyimpulkan isi rapat yang sesuai dengan sasaran yang di dengan materi yang diperlukan dalam mengambil
inginkan dan dapat diterima oleh keputusan
5.  MENDELEGASIKAN WEWENANG
Seorang pemimpin yang bijaksana haruslah mendelegasian sebagian tugas dan wewenang sebagian bawahannya. Pendelegasian ini
diperlukan jalannya organisasi tidak mengalami kemacetan. Tujuan pendelegasian sebagai berikut:
Agar pemimpin lebih dapat memusatkan pemikirannya pada tugas-tugas pokok saja
Agar tugas yang tepat pikerjakan oleh orang yang lebih tepat sesuai dengan keahliannya
Agar semua pekerjaan lancar, tanpa tergantung pada kehadirran pimpinan
Untuk lebih dapat mengembangkan potensi dan kemampuan para bawahan
Tiap pekerjaan dapat diselesaikan pada jenjang waktu yang tepat, sehingga dapat ditangani lebih cepat
Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan seorang pemimpin dalam mendelegasikan wewenag, adalah:
Sebagian tugas dan wewenang
Tetapkan batas-batas tugas yang didelegasikan
Yang menerima delegasi haruslah orang yang tepat baik fisik maupun kemampuannya
 Pendelegasian wewenang harus diikuti dengan pemberisn motivasi
Bimbinglah pejabat yang menerima delegasi wewenang, sehingga ia mengerti dan paham apa yang didelegasikan
Adair, J. (2011). The john adair lexicon of leadership. United States: Kogan Page Limited.

Conger, Jay. A., Riggio, R.E. (2006). The practice of leadership: developing the next generation of
leaders 1st edition. San Francisco: Jossey-Bass Inc.
AKATSUP RATFAD

Madura, J. (2007). Pengantar bisnis buku 2 edisi 4. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Nugroho, Y.A.B. (2018). Kepemimpinan untuk mahasiswa: teori dan aplikasi. Jakarta: Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya

Rumanti, M.A. (2002). Dasar-dasar public relations teori dan praktik. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Saleh, A. M. (2016). Komunikasi dalam kepemimpinan organisasi. Malang: UB Press

Sondang P. Siagian. (2003). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: bumi Aksara

Sudarmayanti. 2002. Manajemen sumber daya manusia dan produktivitas kerja. Bandung: Ilham
Jaya

Veitzhal, R. (2008). Performance appraisal. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai