Anda di halaman 1dari 22

KEPEMIMPINAN

KELOMPOK 4
Anggota Kelompok
Alberta G.S.B. Aton
1 NIM : 2107010003

Febiola
2 NIM : 2107010080

Felixa Yuki Levinda


3 NIM : 2107010083

Marselina Ude
4 NIM : 2107010108

Pricila Yosepha Knaofmone


5 NIM : 2107010116

Wina Jensisca Muda


6 NIM : 2107010047
PENGERTIAN
KEPEMIMPINAN

Dalam kamus besar bahasa Indonesia ditemukan arti harfiah


kepemimpinan dengan perihal memimpin.
Sedangkan menurut istilah para pakar , Kepemimpinan adalah
terjemahan bahasa Inggris dari kata leadership. Kepemimpinan
berbeda arti dengan pimpinan. Pimpinan adalah orang yang
tugasnya memimpin sehingga dapat juga disebut manajer,
sedangkan kepemimpinan adalah bakat/sifat yang seharusnya
dimiliki oleh setiap pimpinan.
Kepemimpinan adalah kegiatan/seni untuk mempengaruhi
perilaku orang lain, baik perorangan maupun kelompok.
Pengertian Menurut Para Ahli
1. Abi Sujak
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan suatu
tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi
tertentu
2. Schneider, Donaghy dan Newman

Leadership refers to those behavior performed by one or more individuals in the group which helps the
group accomplish its goals (kepemimpinan mengacu kepada perilaku yang ditunjukkan seseorang atau
lebih individu dalam kelompok yang membantu kelompok mencapai tujuannya)

3.G.R.Terry dan L.W. Rue


Kepemimpinan sebagai kemampuan seseorang atau pemimpin, untuk mempengaruhi perilaku
orang lain menurut keinginan-keinginannya dalam suatu keadaan tertentu
UNSUR-UNSUR
KEPEMIMPINAN

1. Adanya kelompok manusia


3. Adanya diferensiasi/ perbedaan
fungsi dan tanggung jawab

2. Adanya tujuan kelompok


kepemimpinan akan timbul di manapun dan

kapan pun asalkan memenuhi unsur

kepemimpinan seperti:

• Ada orang yang mampu mempengaruhi

• Ada orang yang akan dipengaruhi

• Orang yang mempengaruhi memiliki kekuatan

atau kemampuan (SKILL) untuk mengarahkan

kepada tercapainya suatu tujuan


CIRI-CIRI KEPEMIMPINAN
1 Integritas
Kualitas tertinggi dari kepemimpinan ideal adalah integritas. Tanpa itu, tidak ada
keberhasilan yang nyata. Kejujuran dan integritas adalah kunci untuk menjadi seorang
pemimpin yang ideal. Pemimpin Jujur pasti akan mendapatkan karyawan yang jujur.

2 Inspire
Dengan memberikan inspirasi, akan diketahui tanggung jawab dan peran pemimpin
dalam masyarakat. John Quincy Adams mengatakan bahwa jika tindakan anda
menginspirasi orang lain untuk bermimpi lebih banyak, belajar lebih banyak, berbuat
lebih banyak, dan menjadi lebih, maka anda adalah seorang pemimpin.
3 Mampu berkomunikasi dengan baik
Pemimpin yang ideal adalah yang mampu mengkomunikasikan visi dan misi dengan baik,
memiliki strategi komunikasi yang efektif, yang kemudian menciptakan pola komunikasi
yang solid antar karyawan yang dipimpinnya. Komunikasi merupakan aspek terpenting
dalam membangun budaya kerja yang produktif
4 Pengambilan keputusan

Keputusan yang dibuat seorang berjiwa kepimpinan harus memiliki dampak besar
pada seluruh tim agar bisa sukses bersama. Saat mengambil keputusan, pemimpin juga
tidak segan-segan berdiskusi dengan bawahannya guna memperoleh banyak
kemungkinan solusi untuk dipertimbangkan. Hal ini karena pemimpin harus cerdas
dalam menganalisa masalah dan akurat dalam mengambil keputusan.
5 Kreatif dan inovatif
Steve Jobs, mengatakan bahwa salah satu hal yang membedakan seorang pemimpin dari
seorang pengikut adalah inovasi. Seorang pemimpin harus kreatif dan inovatif untuk terus
bersaing di dunia yang berubah dengan cepat ini. Diperlukan ide-ide yang sudah
dipersiapkan sebelumnya untuk terus menciptakan inovasi.

6 Tanggungjawab

Arnold H. Glasow, menyebutkan kriteria pemimpin yang ideal harus siap menerima lebih
banyak kritik atas kesalahan daripada pujian atas keberhasilan. Sikap kepemimpinan bebas
hambatan adalah sikap yang dapat membuat semua individu dalam tim bertanggung jawab
atas apa yang mereka lakukan.
7 Percaya Diri dan Optimis
Pemimpin harus memiliki rasa percaya diri. Keyakinan ini dapat mencakup kesiapan untuk
membuat keputusan, mengambil risiko, dan kepercayaan yang seseorang berikan kepada
timnya dalam mengelola tugas. Seorang pemimpin perlu mengembangkan kepercayaan diri
untuk optimis tentang tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

8 Kecerdasan Emosional

Pemimpin yang ideal mampu mengendalikan emosi dalam situasi kritis apapun dan tetap
tenang dalam menghadapi konflik yang muncul. Juga untuk meningkatkan kesadaran sosial
dan membangun komunikasi yang efektif. Pemimpin yang cerdas secara emosional tidak
akan mengambil keputusan dengan tergesa-gesa dengan ego pribadi, tetapi menggutamakan
rasionalitas.
9 Transparansi

Salah satu cara terbaik untuk menjaga kepercayaan tim adalah melalui transparansi.
Akses terbuka untuk mengakses informasi penting bagi seluruh karyawan merupakan
kunci untuk dapat memimpin dan memberikan rasa aman bagi semua yang dipimpin.

10 Perlakuan baik terhadap orang


lain
Ciri-ciri kepemimpinan yang baik terakhir adalah mampu untuk berurusan
dengan orang lain, terutama bawahan, dengan memberi mereka rasa hormat.
Kriteria pemimpin yang ideal sangat dibutuhkan agar anggota tim menghormati
pemimpinnya. Untuk menjadi pemimpin yang baik, juga harus memiliki sikap
kepemimpinan yang baik
SYARAT KEPEMIMPINAN
Menurut Hadari Nawawi dari buku " Kepemimpinan yang Efektif "
(2004)

Suka menolong, memberi


Memiliki kecerdasan atau
petunjuk serta dapat
intelegensi yang baik
menghukum secara
Konsisten dan bijaksana

Percaya diri dan bersifat


membership/keanggotaan
Memiliki kestabilan emosional
dan bersifat sabar
Cakap bergaul dan
ramah tamah
Kreatif, inisiatif, dan memiliki hasrat
untuk maju dan berkembang
FUNGSI - FUNGSI
KEPEMIMPINAN
1 Fungsi instruksi

Berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai pengambil keputusan yang
kemudian dilaksanakan oleh bawahan dengan adanya instruksi/perintah.
2 Fungsi konsultatif
Berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah, pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak
pimpinan dalam penetapan keputusan, kemudian berkonsultasi dengan bawahan/ orang yang
dipimpin untuk dijadikan bahan pertimbangan.
3 Fungsi partisipasi
Bersifat dua arah, dan merupakan wujud pelaksanaan hubungan manusia yang efektif,
antara pemimpin dengan orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil
keputusan maupun dalam melaksanakannya.
4 Fungsi delegasi
Merupakan pelimpahan wewenang membuat/ menetapkan keputusan, baik melalui
persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan.
5 Fungsi pengendalian
Merupakan fungsi kontrol. yang bersifat satu arah, dengan tujuan agar pemimpin mampu
mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. terdiri atas 2 aspek :
1.Fungsi admistrasi : mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan
fasilitasnya.
2.Fungsi top manajemen : mengadakan planning, Organizing, staffing,
directing,Commanding dan Controling.
Secara keseluruhan fungsi - fungsi
kepemimpinan meliputi kegiatan dan
tindakan sebagai berikut :
 Pengambilan keputusan

 Pengembangan imajinasi

 Pendelegasian/ pelimpahan wewenang kepada bawahan

 Pengembangan kesetiaan para bawahan

 Pemrakarsaan/ pembuatan , penggiatan dan pengendalian rencana-rencana

 Pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

 Pelaksanaan keputusan dan pemberian dorongan kepada para pelaksana

 Pelaksanaan kontrol dan perbaikan kesalahan-kesalahan

 Pemberian tanda penghargaan kepada bawahan yang berprestasi

 Pertanggungjawaban semua tindakan.


TEORI KEPEMIMPINAN
Menurut Vietzal Rivai dalam buku Kepemimpinan Dan Prilaku Organisasi (2008), ada beberapa teori
yang mendukung dari diri seorang pemimpin yaitu :
1. Teori Sifat
Teori sifat merupakan teori yang menjelaskan Sifat-sifat yang melekat dalam diri seorang pemimpin
yang akan mewarnai tingkah laku, perbuatan, tindakan dan keputusan-keputusan yang diambilnya. Sifat
merupakan tumpuan dan modal dasar untuk memberikan energi dalam kepemimpinannya. Pemimpin
dapat mencapai efektifitas dengan mengembangkan sifat- sifat yang dimiliki.
2. Teori Prilaku
Di akhir tahun 1940-an para peneliti mulai mengeksplorasi pemikiran bahwa bagaimana
perilaku seseorang dapat menentukan keefektifan kepemimpinan seseorang. Dan mereka menemukan
sifat-sifat, mereka meneliti pengaruhnya pada prestasi dan kepuasan
dari pengikut-pengikutnya
GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan merupakan cara yang digunakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi perilaku
bawahannya yang bertujuan untuk membimbing serta memotivasi karyawan sehingga diharapkan akan
menghasilkan produktivitas yang tinggi.
Menurut Ronald Lippit dan Ralp.K. White yang dikutip oleh Reksohadiprojo (2001) terdapat 3 gaya
kepemimpinan yaitu :

1. Gaya kepemimpinan Demokratis

Kepemimpianan demokratis ditandai dengan adanya pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif
yang artinya atasan menolak segala bentuk persaingan. Sehingga atasan dapat bekerjasama dengan
karyawan dalam mengambil keputusan. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral
tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri. Kepemimpinan
demokratis ialah kepemimpinan yang aktif, dinamis dan terarah. Aktif dalam menggerakkan dan memotivasi
(Rivai, 2010).
Penerapan gaya kepemimpinan demokratis ini dapat mempererat hubungan antar atasan dan bawahan,
tumbuhnya rasa saling memiliki dan terbinanya moral yang tinggi. Karena karyawan ikut serta dalam
pengambilan keputusan bersama pimpinan.
2. Gaya kepemimpinan Otoriter ( Otokratis)

Kepemimpinan otoriter ialah kepemimpinan yang memusatkan kuasa dan pengambilan


keputusan ditetapkan oleh pemimpin sendiri tanpa adanya diskusi maupun pertukaran
pendapat dengan bawahan.
Pemimpin bertanggung jawab penuh atas keputusan yang telah di ambilnya,
sementara bawahan hanya bertugas sebagai pelaksana atas keputusan yang telah
ditetapkan. Penerapan gaya kepemimpinan ini dapat menjadikan karyawan untuk lebih
disiplin, dan tidak bergantung terhadap atasan kerja, serta keputusan dapat diambil
secara cepat karena tidak melalui proses diskusi terlebih dahulu. Namun, dengan tidak
diiikutserta- kan dalam pengambilan keputusan maka bawahan tidak akan dapat
belajar mengenai hal tersebut sehingga produktivitas karyawan tidak akan cepat
meningkat
3. Gaya Kepemimpinan Bebas ( Laissez Faire)

Gaya kepemimpinan bebas (Laissez faire = Prancis, yang berarti biar lah berbuat)
adalah cara memimpin dengan memakai metode pemberian keleluasaan pada
bawahan. sedangkan pemimpin sendiri hanya memfungsikan dirinya sebagai
penasihat yang dilakukan dengan memberi kesempatan berkompromi atau bertanya
bagi anggota kelompok yang memerlukan.
Bawahan memiliki kebebasan penuh untuk proses pengambilan keputusan dan
menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang menurut karyawan paling sesuai
dengan partisipasi minimal dari pemimpin. Sehingga pemegang kekuasaan ada
pada bawahan itu sendiri.

Dari ketiga gaya tersebut Gillies (1994) menyimpulkan bahwa tidak ada gaya
kepemimpinan yang jelek dan tidak ada kepemimpinan yang selalu tepat untuk
semua situasi.
Relevansi Kepemimpinan dalam Bidang
Kesehatan
Kepemimpinan mutlak diperlukan di berbagai bidang, begitu pula
di bidang kesehatan.

Seorang pemimpin kesehatan dapat menciptakan sistem terbaik dalam kelompok,


sehingga program-program kesehatan yang telah dirancang dapat berjalan
maksimal.

Selain itu, sosok pemimpin juga merupakan hal sentral untuk kesuksesan
tujuan kesehatan, karena ia merupakan panutan yang akan mempengaruhi
perilaku pengikutnya sehingga ia harus menunjukkan perilaku yang dapat
menunjang kesehatan bukan sebaliknya
Sumber :
Hadari Nawawi,dkk, Kepemimpinan Yang Efektif. cet IV; Yogyakarta: Gadja Mada University Press, 2004, hal 74-
79.
Martoyo, Susilo. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ke-3 Cet. III; Yogyakarta: BPFE, 1998, h. 166-170.
Masri, Rasyid. 2013. Manajemen Kepemimpinan. Buku Daras : Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Nitisemito, Alex. 1989. Manajemen: Suatu Dasar dan Pengantar. Jakarta: Ghalia Indonesia, h. 140.
Schneider, A. dkk. 1975. Organizational Communication. New York-Toronto: Mc. Graw Hill Book Company, h. 148-
149.
Thoha, Mitfah. 1993. Kepemimpinan dalam Manajemen : Suatu Pendekatan Prilaku. Cet. IV; Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1993, h. 4.
Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ke-3 Cet. III; Yogyakarta: BPFE, 1998, h. 166-170.
Sekian presentasi dari kami.

Jika ada yang salah


harap dimaafkan,
Jika ada yang disayang
harap segera diungkapkan.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai