Anda di halaman 1dari 11

10 TEORI KEPEMIMPINAN

MAHASISWA PASCA UNIGAL POR 6


ADI DHARMAWAN
NIM : 82351920012

1. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah suatau potensi, kemampuan atau kekuatan yang ada pada
seseorang yang mana kemampuan itu digunakan untuk mempengaruhi orang lain atau
bawahanya dalam hal bekerja demi tercapainya tujuan sebuah organisasi atau
perusahaan,dimana tujuan tersebut adalah goal target atau target yang sukses dalam
sebuah organisasi atau perusahaan.
Menurut James M Black dalam bukunya Management, A guide to Executive
Command mengatakan, “kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan orang lain
supaya bekerja sama di bawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai atau
melakukan suatu tujuan tertentu”.
Menurut Koontz & O‟donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses
mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk
meraih tujuan kelompoknya.
2. KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Kepemimpinan situational adalah bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin
akan berbeda- beda, tergantung dari tingkat kesiapan para pengikutnya.
Dapat di ambil contoh seperti berikut :
Apabila bawahan pada level tidak tahu akan tupoksinya maka pemimpin dengan
tegas akan memerintahkan dan memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh bawahanya
dan meyetorkan kembali tugas tersebut kepada pemimpinya.
Apabila bawahan sudah bisa melaksanakan tugas dengan baik (sudah bisa
memplaning, mengorganizing, dan meng actuating) maka pemimpin harus bisa merubah
gayanya dengan gaya kepemimpinan demokratis, dimana pemimpin melibatkan
bawahanya untuk mengambil keputusan demi tercapainya tujuan dalam sebuah kegiatan
yang akan dilaksanakan, yang dimana bawahan diberikan peran aktif untuk memberikan
ide-ide dan saran-sarannya dan bawahan di dorong untuk berpartisipasi dalam diskusi.
Setelah bawahan mampu dengan mahir menjalankan atau mengorganizing maka
gaya kepemimpinan dirubah menjadi delegasi atau delegasi full kepada bawahannya
untuk menjalankan roda organisasi atau roda kegiatan yang akan dilaksanakan, akan
tetapi si pemimpin tetap haris mempunyai controling dan tidak melepas begitu saja,yang
dimana pemimpin harus tetap memonitoring, meng evaluasi dari hasil kegiatan dan
melakukan perbaikan agar kedepanya tujuan dari suatu kegiatan bias lebih baik lagi.
3. PENDAPAT TENTANG PEMIMPIN YANG DEMOKRASI
Kepemimpinan demokratis, kepemimpinan yang bukan diktator, tetapi
kepemimpinan yang partisipatif. Dimana anggota kelompok mengambil peran yang lebih
partisipasif dalam proses pengambilan keputusan, dalam kepemimpinannya mampu
mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara
pimpinan dan bawahan. Setiap orang diberi kesempatan untnuk berpartisipasi, ide-ide
dipetukarkan secara bebas, dan didorong untuk berpartisipasi dalam diskusi.
Sementara proses demokrasi cenderung berfokus pada kesetaraan kelompok dan
aliran dengan bebas ide, memimpin kelompok tersebut ada untuk menawarkan
bimbingan dan kontrol.
 Ciri-ciri kepemimpinan demokrasi sebagai berikut :
 Kekuasaan Pimpinan Tidak Mutlak.
 2 Adanya Komunikasi yang Baik.
 Pengawas di Kedua Belah Pihak.
 Pemimpin dan Bawahan Memikul Tanggung Jawab Bersama.
 Adanya Kebebasan Berpendapat Bagi Bawahan.
 Adapun dampak dari kepemimpinan demokrasi sebagai berikut :
 Bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga bisa mengeluarkan
kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan tugasnya.
 Mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat mengajukan
pendapat dan saran.
 Bawahan akan merasa bersemangat karena merasa diperhatikan.
 Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan bawahan sejalan.

4. PENDAPAT TENTANG KEPEMIMPINAN YANG OTORITER


Kepemimpinan otoriter atau bisa disebut kepemimpinan otokratis
atau kepemimpinan diktator adalah suatu kepemimpinan dimana seorang pemimpin bertindak
sebagai diktator, pemimpin adalah penguasa, semua kendali ada di tangan pemimpin. Jadi
semua ide dan pengambilan keputusan ada ditangan pemimpin, bawahan hanya bertugas
mengikuti apa yang di perintahkan oleh atasanya. Model pemimpin adalah seorang yang
memerintah dan menghendaki kepatuhan. Ia memerintah berdasarkan kemampuannya
untuk memberikan hadiah serta menjatuhkan hukuman kepada bawahanya.
 Pemimpin yang bersifat otoriter mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
 Ide dari pemimpin
 Komunikasi satu arah
 Tidak mudah menerima saran / egois
 Menindas, bukan memberdayakan bawahanya
 Kekuasaanya untuk dilayani bukan untuk melayani bawahanya
 Bawahan, oleh pemimpin hanya dianggap sebagai pelaksana dan mereka
tidak boleh memberikan ide-ide baru.
 Memiliki kepercayaan yang rendah terhadap bawahan dan kalaupun
kepercayaan diberikan, didalam dirinya penuh ketidak percayaan.
 Dampak dari kepemimpinan yang otiriter di antaranya :
 Suasana kaku karena kekuasaaan monoton ditangan pemimpin
 Bawahan akan merasa tertekan dan kreaktifitas bawahan munim
 Mudah melahirkan kubu oposisi karena dominasi pemimpin yang berlebihan
 Bawahan tidak kreatif karena takut
 Bawahan merasakan tertekan
 Bawahan setres
 Tidak happy
5. PENDAPAT TENTANG KEPEMIMPINAN YANG DELEGASI
Salah satu gaya kepemimpinan adalah gaya kepemimpinan delegatif.
Kepemimpinan Delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada
bawahan dengan agak lengkap. Adapun pengertian delegasi yaitu suatu kegiatan dengan
memberikan sebagian tanggung jawab dan kewibawaan kepada orang lain. Dalam hal ini
pemimpin biasanya memberikan suatu tanggung jawab kepada orang lain dalam hal ini
bawahannya untuk melaksanakan kegiatan yang biasanya dikerjakan oleh pemimpin dan
pemimpin bertanggung jawab terhadap tindakan tindakan yang dilakukan oleh bawahan
yang ia beri delegasi. Jadi kepemimpinan delegasi itu seorang pemimpin mendelegasikan
atau mengutus bawahannya yang sudah dipercaya atau berkompeten untuk memanage
sebuah roda organisasi atau kegiatan supaya berjalan lancar dengan kriteria si bawahan
sudah bisa menjalakan planing, organizing, dan meng actuating sebuah tujuan yang akan
dijalankan kedepan, akan tetapi tugas dari pemimpin tersebut harus tetap mempunyai
tugas sebagai controling atau mengontrol akan proses atau hasil capaian dari tujuan
kegiatan tersebut sehinga si pemimpin bisa meng evaluasi dan melakukan perbaikan
kedepanya agar lebih baik lagi.
6. FUNGSI OTAK KANAN DAN OTAK KIRI
 Otak kiri berfungsi dan lebih unggul pada hal-hal yang berhubungan dengan logika,
rasio manusia, kemampuan untuk menulis, membaca dan menghitung (IQ)
 Otak kanan berfungsi dalam perkembangan emosional quotien (EQ). Misalnya
seperti soal komunikasi, interaksiserta pengendalian emosi. Dan otak kanan juga
berfungsi untuk jenis kegiatan kreatif seperti menari, menggambar, atau jenis
menyayi
Seorang pemimpin harus dituntut harus bisa mengoperasikan kedua otaknya
antara otak kiri dan otak kanan karena seorang pemimpin harus bisa memplaning,
menganalisis, memeperhitungkan langkah-langkah yang akan dilakukan demi mencapai
tujuan dari organisasi atau kegiatan yang dia pimpin yang sesuai dengan kinerja otak kiri
dan juga seorang pemimpin harus bisa mempunyai seni dalam memimpin bawahanya
supaya tidak menimbulkan kejenuhan kepada bawahannya, seorang pemimpin juga harus
bisa berkomunikasi, interaksi serta bisa mengendalikan emosinya yang sesuia dengan
kriteria dari fungsi otak kanan.
 Dalam implementasi pendidikan harus sekali mempertimbangkan cara kinerja otak,
karena pengertian Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. Dimana tujuan
dari pendidikan adalah perubahan tingkah laku. Dalam proses pembelajaran peserta didik
dituntut untuk mempunyai 3 aspek yang harus dimiliki yaitu : aspek kognitif yang dimana
kognitif itu adanya di otak , aspek afektif dan aspek psikomotor. Dan untuk menguaai 3
aspek tersebut maka harus sesuai dngan kinerja otak yang dimana peserta didik dtuntut
untuk mengetahui, memahami, dan mempraktekan. Sebelum ke memahami dan
mempraktekan peserta didik dituntuk untuk mengetahui dan dimana ciri seseorang yang
tahu itu bisa menuliskan, menyebutkan, menunjukan. Dan semua hal yang ada dalam
pendidikan sangat berkitan dengan kinerja otak kanan dan otak kiri.
7. ADA 21 HUKUM KEPEMIMPINAN
1. Hukum Katup; kemampuan memimpin menentukan kadar keefektifan seseorang.
Kepemimpinan dalam suatu organisasi juga dapat dianalogikan sebagai atap atau
katup. Organisasi atau perusahaan tidak akan dapat bangkit jika tidak memiliki
kepemimpinan yang baik. Oleh sebab itu ketika sebuah perusahaan atau pun
organisasi mencoba untuk diperbaiki sistem dan kinerjanya, maka yang perlu
diperbaiki adalah pemimpin dari perusahaan atau organisasi tersebut.

2. Hukum Pengaruh; barometer sejati dari kepemimpinan – tidak lebih tidak kurang –
adalah pengaruh. Seorang pemimpin pastinya akan mempengaruhi segala kinerja
yang berhubungan dengan segala kerja dalam organisasi atau perusahaan. Ukuran
mutlak dari suatu kepemimpinan adalah pengaruh yaitu tidak kurang dan tidak lebih.
Tanpa adanya pengaruh, anda tidak akan dapat memimpin orang lain. Pemimpin
yang sempurna adalah apabila orang telah dapat mengikuti anda ke mana pun anda
pergi. Kepemimpinan juga tidak akan datang karena anugrah, penugasan atau
penunjukan.
Kepemimpinan yang sejati adalah yang datang karena pengaruh anda pada orang lain.
Sehingga kemampuan ini adalah sesuatu yang dapat diraih, begitu juga dalam 21
hukum kepemimpinan john c Maxwell.
3. Hukum Proses; kepemimpinan berkembang setiap hari, bukan dalam satu hari.
Kepemimpinan merupakan hal yang selalu berkembang setiap hari dan bukan hanya
dapat berubah menjadi sempurna dalam satu hari. Kepemimpinan sendiri memiliki
sifat seperti investasi. Anda akan dapat sukses memimpin setelah proses yang telah
dilakukan untuk mengembangkan kepemimpinan tersebut. Rahasia dari sukses
berada pada bagaimana anda mengatur hari hari anda setiap hari. Kemampuan untuk
memimpin adalah suatu kemampuan yang didapatkan dari berbagai jenis
keterampilan yang berbeda yang sebenarnya dapat dipelajari serta dikembangkan
oleh setiap individu. Proses ini pastinya tidak akan bisa terjadi dalam waktu yang
singkat, namun mengikuti proses waktu yang cukup lama dan mencakup banyak
situasi yang bervariasi.

4. Hukum Navigasi; banyak yang bisa mengemudikan kapalnya, akan tetapi hanya
pemimpin yang menentukan arahnya. Pemimpin adalah seorang yang menentukan
arah laju dari sebuah organisasi. Sehingga para pengikut atau anggota dari suatu
organisasi akan membutuhkan pemimpin yang kompeten agar dapat memberikan
arahan navigasi yang jelas bagi para pengikutnya. Di sini pemimpin perlu dapat
melihat lebih jauh dan lebih banyak dibandingkan apa yang dilihat oleh orang lain,
melihat dalam tinjauan yang lebih jauh ke depan dibandingkan orang yang lain dan
memprediksi apa yang mungkin terjadi.
5. Hukum EF. Hutton; jika pemimpin sejati berbicara, orang akan mendengarkan.
Hutton merupakan satu analis dalam pasar saham yang memiliki pengaruh besar.
Ketika dirinya sedang berbicara maka orang orang akan langsung mendengarkan.
Jadi pemimpin sejati dapat dilihat dari bagaimana orang orang mendengarkan
dirinya. Pemimpin yang sejati memiliki kharisma yang disegani oleh semua orang.
6. Hukum Landasan yang Mantap; kepercayaan adalah landasan dari
kepemimpinan. Jadi pemimpin yang mantap itu harus bisa dipercaya oleh
bawahanya dan atasan pun harus percaya kepada bawahanya dalam menjalankan
tugasnya, maka dari itu rasa saling percaya harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
7. Hukum Kehormatan; orang dengan sendirinya mengikuti pemimpin yang lebih
kuat dari dirinya. Jika seseorang menghormati sebagi individu, mereka
mengaguminya. Jika mereka menghormati sebagai sahabat, mereka mengasihinya.
Jika mereka menghormati sebagai pemimpin, mereka mengikutinya. Ujian terbesar
bagi seorang pemimpin adalah ketika seorang pemimpin mengadakan perubahan
besar dalam organisasinya.
8. Hukum Intuisi; para pemimpin mengetahui segalanya dengan intuisi seorang
pemimpin. Seorang pemimpin harus membaca situasi dan secara naluriah
mengetahui harus menggunakan taktik bermain yang mana. Semua orang dapat
mengembangkan kemampuan intuisinya. Ada tiga tingkat intuisi: mereka yang
secara alami “melihat”-nya, mereka yang dilatih untuk “melihat”-nya, dan mereka
yang tidak pernah “melihat”-nya.
9. Hukum Daya Tarik; siapa anda sesungguhnya, menentukan siapa yang akan
tertarik kepada anda. Siapa yang anda dapatkan tidaklah ditentukan oleh apa yang
anda inginkan, melainkan oleh siapa diri anda sesungguhnya. Semakin baik
kepemimpinan seseorang, semakin baik pula pemimpin-pemimpin yang tertarik
kepada pemimpin tersebut.
10. Hukum Hubungan yang Baik; seorang pemimpin akan terlebih dahulu menyentuh
hati, baru minta tolong. Perasaan lebih penting dari rasio, maka seseorang tidak
dapat menggerakkan orang lain kecuali orang tersebut terlebih dahulu menggugah
perasaannya. Semakin kuat hubungan serta komunikasi antar individu, semakin
besar kemungkinan sang pengikut ingin menolong sang pemimpin. Untuk
memimpin diri sendiri gunakan rasio, untuk memimpin orang lain gunakanlah hati.
11. Hukum Lingkungan Sepergaulan; potensi seorang pemimpin ditentukan oleh
mereka yang paling dekat dengannya. Hukum perlunya lima kategori rekan yang
memiliki nilai berbeda untuk dijadikan rekan “sepergaulan”: (1) nilai potensiil, (2)
nilai positif, (3) nilai pribadi, (4) nilai produksi, dan (5) nilai yang telah terbukti.
Rekrutlah staf terbaik, kembangkanlah mereka semampu anda, dan sebisa mungkin
delegasikanlah segalanya kepada mereka. “Di puncak itu „sepi‟ rasanya, maka
sebaiknya anda mengajak seseorang bersama anda”
12. Hukum Pemberdayaan; hanya pemimpin yang mapanlah yang mampu
memberikan kekuatan kepada orang lain. Kapasitas orang untuk berprestasi
ditentukan oleh kemampuan pemimpinnya untuk memberdayakan. Bunyi hokum
pemberdayaan: satu-satunya cara untuk menjadikan anda tidak tergantikan adalah
dengan menjadikan diri anda dapat digantikan. Hal-hal besar akan terjadi hanya
apabila anda memberikan kepercayaan kepada orang lain. Untuk menjatuhkan
orang, anda harus jatuh bersama mereka.
13. Hukum Reproduksi; dibutuhkan seorang pemimpin untuk mengangkat seorang
pemimpin. Tidaklah mungkin orang dapat memberikan apa yang tidak dimilikinya.
Maka wajar bila pengikut tidak bisa mengembangkan sang pemimpin. Butuh
pembunuh raksasa untuk membunuh pembunuh raksasa lainnya. Maka butuh
pemimpin untuk mengangkat pemimpin yang lain.
14. Hukum Kepercayaan; orang percaya dulu kepada sang pemimpin, baru visinya.
Sang pemimpin menemukan impiannya baru pengikutnya, Sang pengikut
menemukan pimpinannya baru impiannya.
15. Hukum Kemenangan; para pemimpin mencari jalan agar timnya menang.
Pemimpin besar akan berfungsi paling baik dalam atmosfir tekanan yang besar. Para
pemimpin besar tidak punya rencana B, itu yang membuat mereka terus berjuang.
16. Hukum Momentum Besar; momentum adalah sahabat terbaik seorang pemimpin.
Para pemimpin selalu mencari jalan untuk membuat segalanya menjadi kenyataan.
Dengan dukungan momentum, hamper semua perubahan bisa menjadi mungkin.
17. Hukum Prioritas; pemimpin memahami bahwa kegiatan belum tentu berarti
prestasi. Panduan untuk menyusun prioritas dinyatakan dalam 3 R, yaitu:
requirement (tuntutan), return (hasil), dan reward (imbalan). (1) Apa yang dituntut
dari diri anda sebagai pemimpin, (2) Manakah yang memberikan hasil terbesar, dan
(3) Mana yang memberikan imbalan terbesar.
18. Hukum Pengorbanan; demi peningkatan, seorang pemimpinan harus rela
berkorban. Dengan hanya satu pengorbanan saja, jarang membawa sukses.
Konsekuensi pemimpin adalah tersanderanya apa yang menjadi hak dan
meningkatnya tanggungjawab. Semakin tinggi tingkat kepemimpinan yang ingin
dicapai, semakin besar pengorbanan yang harus dilakukan.
19. Hukum Waktu yang Tepat; kapan harus memimpin adalah sama pentingnya
dengan apa yang harus diperbuat dan harus menuju ke mana. Waktu yang tepat
adalah segalanya: (1) Tindakan yang keliru di saat yang keliru akan menimbulkan
bencana. (2) Tindakan benar di saat yang keliru akan menimbulkan resistensi. (3)
Tindakan keliru di saat yang tepat adalah kekeliruan. ( 4) Tindakan tepat di saat
yang tepat akan menuai sukses.
20. Hukum Pertumbuhan yang eksplosif; untuk menambah pertumbuhan, pimpinlah
para pengikut, untuk melipatgandakan pimpinlah pemimpin-pemimpin. Pemimpin
yang menerapkan hukum pertumbuhan yang eksplosif bergeser dari matematika
pengikut ke matematika pemimpin.
21. Hukum Warisan; nilai langgeng seorang pemimpin diukur dari suksesinya.
Kebanyakan organisasi mengalami kekacauan atau kemerosotan, akan tetapi ketika
Roberto Goizueta meninggal, Coca-cola, perusahaan soft-drink terbesar di dunia
tidak mengalami guncangan, tetap eksis. Hal demikian bisa terjadi karena Goizueta
menerapkan hukum warisan.
8. STRESS DALAM KEPEMIMPINAN
 Stres adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan.
Tekanan ini muncul dari kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhan atau
keinginannya.
 Gejala stress diantaranya :
a. Susah berkonsentrasi. Jika Anda mengalami susah konsentrasi yang cukup
parah, itulah salah satu tanda bahwa tubuh Anda sedang stres.
b. Nyeri otot.
c. Panik.
d. Tekanan darah tinggi.
e. Insomnia.
f. Sakit kepala.
g. Gangguan suasana hati.
h. Mudah menangis.
 Kenapa pemimpin lebih sering stress karena Pada sebuah organisasi, seorang
pemimpin yang bertugas dan bertanggung jawab pada anggota atau bawahan serta
lingkungannya tentu memiliki segudang pekerjaan yang harus diselesaikan dan
diputuskan dengan baik. Seorang pimpiman, baik dalam bidang pendidikan maupun
perusahaan tentunya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin pasti
mengalami keadaan terendah dalam menyelesaikan tugasnya. Keadaan-keadaan
tersebut dapat terjadi pada saat-saat tertentu yang dapat dikatakan dengan istilah
stres.
 Ada beberapa hal penyebab stres di antaranya :

a. Faktor Individu meliputi (Masalah ekonomi,Perceraian/ perpisahan dan


pertengkaran dengan pasangan,Ditinggal oleh orang yang dikasihi,Karakter atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari keluarga,Sakit keras tak kunjung
sembuh)
Beberapa penyebab stress yang berasal dari faktor organisasi/ pekerjaan
b.
diantaranya: Target pekerjaan yang tinggi, Tekanan dari atasan, Persaingan
yang tidak sehat antar sesama pekerja di kantor, Karir yang tak kunjung
meningkat, Fasilitas kantor yang tidak memadai.
 Cara mengatasi stress diantaranya :
a. Belajar dari merektesi diri. Mislakan dengan meditasi, atur pernapasan. Lima
kali tarik napas, keluarkan tiga.Releksasi. Pendapat scycolog. Lupakan pikiran
jelek. Kalau bisa tidurkan saja.
b. Menurut agama, jika stress, ambil wudu, shalat, dan mendekati Allah. Jika
masih stress. koreksi mungkin shalatnya salah.
c. Jauhkan diri kita dari situasi yang menkan. Misalkan jika kantor bisa yang
menyebabkan stress, hindari kantor dan teman-teman kantor tersebut.
d. Beri diri anda untuk istirahat, walaupun untuk sejenak.
e. Kekuatan orang islam yaitu : DOA DAN SABAR. Gunakan itu sebagai obat
stress.
f. Jangan memaksakan pendapat. Karena apa yang kita sampaikan belum tentu
bisa dipertanggung jawabkan di hari kiamat.
g. Prioritaskan pikiran pada hal-hal yang penting saja, sehingga bisa meringankan
kerja otak.
9. FAKTOR KEGAGALAN PEMIMPIN
a. Berhenti belajar
b. Emosional
c. Ingin instan
d. Ingkar janji
e. Cara intimidasi
f. Lari dari tangguung jawab
g. Puas di zona nyaman
h. Tidak disiplin
i. Menghindari resiko
j. Tidak membina bawahan
10. MANAJEMEN DIRI DAN WAKTU AKAN HIDUP LEBIH TERARAH
Untuk me manajemen diri dan waktu yaitu dengan kuadran seperti di bawah ini :

Penjelasan dari kuadran di atas sebagai berikut :


Kuadran I merupakan hal-hal yang penting yang tidak bisa ditunda agi harus
dikerjakan seperti Menghadiri Pemakaman Keluarga dekat, Bayar Hutang dsb.
sedangkan kuadran II merupakan kegiatan penting juga namun bisa kita Atur
waktunya seperti Sholat, Baca buku, Ngaji, Mengerjakan Tugas-tugas, mengerjakan
PR namun jika kegitan pada kuadran II ini di tunda-tunda maka pada akhirnya akan
menjadi kegiatan Penting Mendesak pada kuadran I. Sehingga menjadwalkan kegiatan
harian sangatlah penting.

Kuadran III merupakan kegiatan yang harus segera dilakukan meskipun tidak
terlalu penting seperti buang air dll. Sementara kuadran IV merupakan kegiatan yang
sama sekali tidak perlu kita lakukan yang tidak ada kaitannya dengan tujuan hidup kita
seperti main game, facebookan berlama-lama, ngerumpi atau ngobrol pangjang lebar
yang tidak ada arah tujuannya dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai