Secara umum, Siklus Akuntansi meliputi: Transaksi–>Jurnal–>BukuBesar–>Laporan Keuangan. .
Sedangkan Siklus Auditing meliputi kebalikan dari siklus Akuntansi : Laporan Keuangan–>Buku Besar–>Transaksi. Transaksi yang dimaksud pada Auditing merupakan bukti-bukti yang mendukung penyusunan laporan keuangan. Dari sinilah terlihat perbedaan yang paling mendasar : Akuntansi bersifat Konstruktif, dan Auditing bersifat Analisis. Output dari Akuntansi tentu saja akan menghasilkan Laporan Keuangan : Neraca, Laba Rugi, Arus Kas, Lap.Perubahan Modal. Sedangkan Output dari Auditing akan menghasilkan Opini atas penyajian Laporan Keuangan yang telah diperiksa. Penyusun dibalik Akuntansi dan Auditing tentu saja berbeda. Akuntansi disusun oleh Akuntan Internal Perusahaan dengan berpedoman pada SAK (Standar Akuntansi Keuangan). Sedangkan Auditing dilakukan o/Akuntan Publik dgn berpedoman pd SPAP (StandarProfesiAkuntanPublik) & IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia) Dari definisi akuntansi dan auditing diatas, sebetulnya ada satu perbedaan yang sangat prinsip antara auditing dan akuntansi. Akuntansi lebih menekankan pada proses pencatatan sedangkan auditing berfokus pada proses penelusuran. Dalam audit keuangan (Financial audit) kegiatan penelusuran ditujukan pada pencarian bahan pembuktian keuangan sesuai dengan laporan keuangan. Karena obyek audit adalah data-data akuntansi, maka auditor dituntut untuk memahami kaedah prinsip akuntansi. Dalam melakukan audit, seorang auditor harus memahami prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku berupa pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK). Auditor juga harus memiliki keahlian dalam mengumpulkan dan menafsirkan bahan bukti audit. Keahlian inilah yang membedakan auditor dengan akuntan. Auditing bukanlah cabang dari ilmu akuntansi, akantetapi merupakan cabang ilmu yang bebas. Cabang ilmu yang bebas, yang mendasarkan pada hasil kegiatan akuntansi atau hasil kegiatan lainnya.