Anda di halaman 1dari 15

CERAMAH UMUM

Setelah mempelajari materi ini, pembaca diharapkan dapat:


 Mengenali unsur-unsur ceramah yang baik
 Mengetahui cara mengatasi kelemahan dalam penyampaian
 Menyampaikan ceramah umum dengan efektif
 Menerima kritik yang diberikan orang lain

Berbicara di depan umum kepada pendengar yang bersahabat atau


yang bermusuhan adalah satu tugas yang sangat penting dari
kepemimpinan. Tujuannya dapat berbeda-beda, untuk
mengkomunikasikan informasi, merubah pendapat, atau mendorong
untuk melakukan tindakan. Prinsip dasar untuk mempersiapkan dan
menyampaikan ceramah adalah sama bagi seluruh keadaan. Hal tersebut
akan dibicarakan di bawah ini.

I. Perencanaan dan persiapan Materi

A. Pendekatan Secara Bertahap


1. Pertimbangan Awal
(a). Mengenali pendengar
Langkah pertama untuk merencanakan suatu ceramah atau pidato
adalah mengenali pendengar kita. Sebagai contoh, kita hendaklah
mengetahui kelompok atau masalah yang ada di kalangan pendengar,
siapa yang telah berbicara dengan mereka dan apa ragam berbagai
kedudukan mereka terhadap subjek atau masalah yang akan dibicarakan.
Kita juga hendaklah mencari informasi mengenai apakah ada “pengacau
atau pendukung” di kalangan pendengar terhadap isi pembicaraan.
Untuk mendapatkan hubungan yang erat dan meningkatkan
komunikasi dengan pendengar, kita hendaklah tiba lebih awal dan pulang
belakangan. Hal ini memungkinkan kita bertemu dengan orang-orang
yang datang lebih awal dan menemui rekan atau yang sepandangan di
kalangan pendengar. Kita bisa juga berbicara dengan mereka yang
menentang kuat, yang memungkinkan kita untuk menyebut nama-nama
mereka dan kepentingan mereka dalam ceramah kita, menunjukan bahwa
kita menghargai pendapat mereka. Kita boleh juga menggunakan
kesempatan ini untuk menguatkan maksud-maksud yang telah kita buat
dalam ceramah tersebut.

(b). Menumbuhkan Kepercayaan


Pendengar akan menanggapi ceramah kita jika mereka
mempercayai kredibilitas kita. Untuk menumbuhkan kepercayaan,
penceramah harus menguasai masalah yang sedang disampaikan,
presentasinya bisa dipercaya, dan disampaikan dengan cara yang
menarik. Waktu Rasulullah saw. telah siap untuk memberitahukan kepada
penduduk Mekkah bahwa beliau telah diangkat Allah menjadi rasul untuk
menyampaikan petunjuk kepada mereka, Beliau memanggil mereka
supaya berkumpul di sebuah bukit di Mekah. Kemudian beliau bersabda,
“Jika aku kabarkan suatu berita bahwa suatu angkatan tentara akan
muncul dari kaki bukit ini apakah kalian akan mempercayai aku?” Mereka
semua menjawab, “Ya”, karena sampai hari ini mereka belum penah
mendengar Rasulullah berbohong. Setelah terbentuk kepercayaan, beliau
bersabda, “ Aku mengingatkan kamu akan pembalasanytang berat yang
akan menunggu kamu jika kamu tidsak beriman”. Sahih Bukhari.

2. Bagaimana Menyusun Ceramah/Pidato


Berikut ini adalah model umum sebuah ceramah. Tetapi, bentuk
pidato ini tidak selalu sesuai. Suatu topik atau keadaan yang khusus dapat
menentukan susunan yang berbeda. Dalam setiap kasus, tujuannya ialah
untuk menyampaikan suatu ceramah/pidato yang menyeluruh dan
terpadu yang akan menyampaikan pesan-pesan kita dengan jelas.
a) Menyatakan pokok masalah
Nyatakan pokok permasalahan, uraikan kandungannya, dan
jelaskan topiknya. Terangkan mengapa isu itu penting bagi umat dan
mengapa pendengar perlu memberikan perhatian. Nyatakan apa yamg
ingin kita capai dari ceramah itu.

b) Menguraikan masalahnya
Terangkan latar belakang sejarah dan pelajaran-pelajaran dari masa
lampau. Lebih efektif untuk menyusun badan dengan urutan topik, bukan
urutan kronologi sehingga pendengar faham dengan jelas mengapa
permasalahan tersebut menjadi permasalahan hari ini.

c) Melaporkan penyelesaian masalah yang terdahulu


Tinjau kembali kasus tertentu, jika memungkinkan, sekaligus
sejarah Islam dan bukan Islam, kemudian diskusikan keberhasilan dan
kegagalan solusi mereka. Jika permasalahan tersebut merupakan sesuatu
yang baru, diskusikan persamaan dengan persoalan-persoalan pada masa
lalu.

d) Memeriksa dan mengajukan penyelesaian


Mulailah dengan memeriksa penyelesaian secara kreatif dengan
mengemukakan prinsip-prinsip al-Qur’an dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi. Selidiki Sunnah Nabi untuk menyelesaikan
atau menggerakkan prinsip-prinsip tersebut. Periksa penggunaannya yang
dapat diterapkan pada keadaan sekarang dan kepada umat Islam atau
individu Muslim. Jika perlu, ajukan usul-usul yang kreatif untuk mencari
penyelesaian.

e) Menyimpulkan
Biasanya penyampaian diakhiri dengan tiga cara : Pertama;
mengakui bahwa Allah mengetahui segalanya dan ilmu manusia sangatlah
sedikit. Kedua; rasa optimis bahwa Allah akan memberikan pertolongan-
Nya kepada umat Islam apabila umat menempuh upaya agar pertolongan
itu datang dan terikat dengan syarit-Nya. Ketiga; salam dan ucapan
terimakasih kepada pengelola dan pendengar yang telah bersedia
mendengar ceramah kita.
Ceramah yang dirancang dengan baik dimulai dengan pembukaan
yang memuaskan, mencakup dan menjelaskan masalah utama, memuat
penutup atau kesimpulan yang benar dan diakhiri pada waktu yang telah
ditentukan. Kita hendaklah merancang waktu kita dalam menyampaikan
ceramah kita, menyingkat ide dan data dalam setiap bagian dari ceramah
tersebut bila perlu.

A. Meningkatkan Efektifitas

1. Kesinambungan.
Pada waktu kita menyapaikan ceramah, hendaklah
mempertimbangkan bagaimana beralih dari satu ide ke ide lain. Ceramah
hendaklah mempunyai kesinambungan pembahasan dan mengalir, tidak
terputus-putus dan pembahasannya tidak melompat-lompat. Sering
diperlukan adanya transisi sebagai seni semisal dengan menyisipkan
humor. Pendengar akan dapat memahami apa yang kita katakan jika
mereka dapat melihat bagaimana informasi atau pesan yang disampaikan
dapat mengisi ruang yang mereka pikirkan, ketimbang berhenti kemudian
memaksa mereka untuk memikirkannya sendiri.
Di sini terdapat dua bentuk peralihan yang dapat kita lakukan:
peralihan secara retorika yaitu kalimat atau ungkapan yang
menghubungkan apa yang dikatakan sebelumnya dengan apa yang
sedang dikatakan—dan peralihan secara vocal, yaitu melalui perubahan
kekuatan dan nada suara. Contoh jenis pertama ialah perubahan dari
paragraf pertama ke paragraf kedua seperti dalam contoh berikut:
“…Rasulullah dalam dakwah Beliau tidak pernah menggunakan
kekerasan kecuali setelah beliau mendirikan daulah di Madinah .”
“ Oleh karena itu sebagai bentuk peneladanan kita kepada
Rasulullah maka kita tidak boleh menggunakan kekerasan dalam
berdakwah”.

2. Pilihan Kata
Ceramah akan semakin efektif jika disampaikan dengan pilihan kata
yang baik. Pemakaian bahasa yang tidak baik akan menunjukkan
kekurangmatangan penceramah. Bahasa daerah atau bahasa pergaulan
bisa digunakan untuk meningkatkan kedekatan dnegan pendengar namun
harus dilakukan secara terpilih
Di sini terdapat beberapa “ringkasan tentang bagaimana berpidato
yang fasih” yang bekerja dengan baik bila digunakan secara bijaksana:
Mengulang fakta-fakta penting atau pendapat yang penting
(sebaiknya ulangan tiga kali );
Menggunakan tempo yang ritmis dalam pemilihan kata;
Mengulang huruf yang sama dalam rentetan kata untuk
menghidupkan ceramah;
Menggunakan ungkapan-ungkapan yang baik untuk mengemukakan
rangkaian pemikiran
Pendengar akan mengingatnya;
Menggunakan perumpamaan, kiasan, analogi dan perbandingan
untuk menyampaikan ide yang kompleks;
Menggunakan data yang dapat memberikan keabsahan pendirian
kita ;
Menggunakan kalimat aktif, dan kata kerja tindakan yang dapat
meyentuh perasaan dan pemikiran pendengar;
Menyajikan pembukaan yang dinamis untuk menarik perhatian dan
kesimpulan yang menggambarkan pesan utama yang tidak dapat
dilupakan .

Di lain pihak sebagian ungkapan mesti dihindari. Sebagai contoh , kita


tidak patut menggunakan ungkapan-ungkapan yang berikut, kecuali kita
benar-benar bermaksud demikian:
“Saya tidak begitu pasti, tetapi saya pikir….” “senantiasa/ selalu”
“Sejauh yang saya tahu……” “Tidak pernah”
“Saya percaya bahwa……” “ Setiap orang”
“Kita hendaklah tahu…..” “ tidak seorangpun”

3. Catatan
Jika kita menyediakan catatan untuk membantu dalam penyajian
ceramah, paling baik tidak menyimpang dari tujuannya, sekalipun anda
merasa ceramah akan tetap berjalan lancar. Sebab kemungkinan besar
kita tiba-tiba mendapatkan diri kita menyeleweng, baik karena informasi
yang lebih jelas, atau karena gaya bahasa yang berlebihan.
Janganlah membaca catatan secara terus-menerus, tetapi tidak
perlu menyembunyikannya. Kita telah bersusah payah mempersiapkan
ceramah dan kita hendakalah menyampaikan semua masalah yang ingin
disampaikan. Selanjutnya, jika kita memepunyai kesulitan mengenai
tangan kita misalnya apa yang perlu dibuat oleh tanagn kita, kita dapat
menyelesaikan masalah tersebut dengan memegang catatan ceramah
kita.

II. Teknik Penyampaian: Masalah Utama

Ceramah yang baik dapat rusak oleh penyampaian yang tidak


sempurna. Nabi Musa ketika menyiapkan diri untuk berbicara di hadapan
Firaun berdoa kepada Allah swt: “ Ya, Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan
mudahkanlah urusanku dan lepaskanlah kekeluan lidahku supaya mereka
mengerti perkataanku” (20: 25-28)
Menyampaikan sebuah pidato melibatkan seluruh diri pribadi
pembicara. Oleh karena itu, kita perlu memberikan perhattian kepada
tubuh, suara kita, dan mata kita serta memfokuskan seluruh diri kita
kepada tugas untuk berkomunikasi dengan pendengar. Hal ini
memerlukan perhatiaan kita mengenai beberapa peraturan dan banyak
latihan. Seperti yang berikut:

A. Latihan
Kita mungkin telah menghabiskan waktu yang lama untuk meneliti
bahan-bahan dan menyusun garis besar, tapi hanya menghasilkan naskah
pidato yang sederhana, karena kita telah gagal untuk mengambil langkah
yang mudah, yaitu latihan cara berpidato. Mungkin kita merasa latihan
berpidato akan merubah pidato kita dari penyampaian yang ikhlas
menjadi penyampaian yang pura-pura saja. Suatu pidato yang baik adalah
pidato yang wajar menggambarkan keihklasan pribadi kita. Meskipun
begitu, kita perlu ingat bahwa ceramah umum adalah berstruktur, dan
tujuan komunikasi yang berstuktur adalah untuk menyampaikan secara
efektif sebanyak-banyak informasi, dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Kita tidak memberikan kebaikan apa-apa pada pendengar kita dengan
pidato yang panjang serta membosankan; dan mereka mungkin tidak
akan mendengar pidato kita. Oleh karena itu, latihan berbicara yang
berstruktur akan memberikan kita kebaikan. Semakin jelas dan ringkas
kita berpidato, tanpa tambahan yang tidak perlu, semakin banyak orang
mau mendengarnya dengan penuh perhatiaan.
Kadang-kadang kita perluy merekam keseluruhan pidato tersebut
agar kita dapa mengulang dan mengambil pelajaran darinya. Akan anda
terkejut mendapatkan berapa banyak pelajaran yang diperoleh dari
mendengar pidato anda sendiri. Cobalah! Rekaman juga mempunyai
kelebihan lain. Rekaman itu dapat anda berikan kepada orang lain untuk
penilaian.

B. Bahasa Tubuh, Suara, dan Hubungan Visual


1. Penampilan/Style Pembicara
Suatu ide akan cenderung lebih mudah dicwerna dan diterima jika
pendengar merasa terdapat kecocokan atau kesamaan dengan pembicara.
Penceramah perlu memperhatikan penampilannya sepanjang penampilan
itu sesuai dengan tuntunan syariat. Misal untuk kalangan eksekutif, baik
jika penceramah mengenakan pakaian yahng mirip dengan mereka.
Begitupun jika berceramah di kalangan pendengar tertentu sangat baik
untuk berpenampilan sesuai dengan gaya penampilan mereka.

2. Kedudukan Badan
a) Isyarat dengan menggerakkan anggota badan
Seperti halnya kita merasa terpaku pada sutu tempat, demikian
juga kita tidak perlu merasa lengan kita melekat pada dada kita. Jika
perlu, kita membuat latihan berpidato didepan sermin. Cobalah berpidato
dengan berbagai gerak isyarat dan perhatikan bagaimana kelihatannya.
Jangan merencanakannya untuk hal-hal tertentu dalam berpidato
tersebut. Bila kita membawa masalah-masalah itu dengan isyarat, isyarat
itu akan menjadi tidak wajar.
Yang penting ialah mengatasi keengganan kita menggunakan isyarat
badan sama sekali.

b) Berdiri
Kita harus kelihatan yakin, terutama sewaktu hendak mendekati
pentas. Dalam berpidato, bahasa badan hendaklah senantiasa sesuai
dengan perkataan yang sedang diucapkan. Oleh karena itu, penting untuk
belajar bagaimana berdiri dengan kedua kaki. Berdiri dengan bertumpu
pada sebelah kaki tidaklah dilarang. Namun, apabila kita melakukan hal
tersebut, kita akan cenderung melakukan pergantian dengan kaki yang
satu lagi, dan tanpa disadari kita akan bergerak dari kiri dan ke kanan.
Hal ini akan diperhatikan oleh para pendengar. Dengan kedudukan yang
tetap, kemungkinan besar kita tidak akan mengalihkan perhatiaan diri kita
atau pendengar kita dengan pose yang kikuk.
Tentu saja ada waktu-waktu tertentu ketika kita dapat berbicara
kepada kelompok sementara kita duduk atau bahkan bertengger pada
pinggir meja. Namun begitu, secara umum, hindarilah bersandar kepada
sesuatu. Meja, kursi dan podium bukan alat penyangga. Untuk berbicara
denga efektif kita harus menunjukkan sejumlah kekuatan fisik; bersandar
pada peralatan memberikan gambaran bahwa kita tidak mempunyai daya
tahan yang cukup. Apabila berada dibalik meja atau “mimbar”, janganlah
merasa anda tetap akan di situ. Bergeraklah dengan bebas asalkan
pergerakan tersebut mempunyai tujuan. Janganlah melangakh hanya
untuk mengeluarkan tenaga, tetapi melangkahlah jika ada alasan untuk
itu. Kita mungkin bergerak kepapan tulis untuk menulis sesuatu atau
berpaling sekali untuk menatap sebagian penonton dalam usaha
menegakkan butir pemikitan yang penting. Lama diketahui bahwa
keefektifan komunikasi bervariasi menurut jarak antara penceramah
dengan pendengar. Semakin dekat jarak antara penceramah dengan
pendengar, semakin besar kesan yang dihasilkan.

2. Hubungan Visual / Kontak Mata


Kita mendengar berbegai nasihat untuk memelihara kontak mata
yang baik, tetapi hanya ada satu cara yang dapat dialkukan ialah denga
melihat mata seseorang. Hal ini hendaklah dilakukan dengan batas
kesopanan Islam yang menghendaki kita tidak menatapkan pandangan
apabila berhadapan dengan lawan jenis. Apabila berhadapan dengan
penonton, kita hendaklah melihat langsung pada setiap orang; sebaiknya
setelah mereka membalas pandangan kita, ubahlah pandangan kita pada
orang lain. Jangan memandang keatas kepala orang lain atau memendang
ruang yang kosong. Pandangan kita yang jauh akan membuat mereka
merasa bahwa kita tidak berhubungan dengan mereka. Yang penting kita
tidak memfokuskan pada catatan atau pada “mimbar”. Ingatlah kalau kita
berbicara pada manusia, bukan mengeluarka suara ke dalam ruangan.
Satu masalah yang mesti kita biasakan dalam ceramah umum ialah
bersuara lebih kuat dari pada biasa. Ucapan kita mungkin kurang jelas
karena kita tidak yakin terhadap bahan yang ada dan takut seseorang
mendengarnya. Oleh karena itu, kita perlu menyimak bahan secara jelas.
Peralihan hubungan visual dengan pendengaran kita. Coba bicara
dengan setiap orang atau sekurang-kurangnya pada setiap kawasan
penonton, seperti ceramah di televisi yang kelihatan yang kelihatan
berbicara melalui layar kepada setiap penonton. Tulisan “VC”(Visual
Contact) disudut atas dari dua atau tiga kalimat pada catatan kita dapat
membantu mengingatkan kita akan sarana komunikasi yang sangat
penting ini.
Dalam keadaan tertetu, teruskan hubungan visual dengan mereka
yang menurut perasaan kita memberikan dukungan atau netral, dan
hindari pandangan mereka yang tidak mau menerima.

1. Suara
a) Kerasnya Suara
Pidato disampaikan untuk didengar. Suara kita harus dapat didengar
dengan baik oleh seluruh pendengar. Jika menggunakan pengeras suara
maka kekuatan suara harus diperhatikan pada tingkat yang enak
didengar, tidak terlalu lirih dan tidak membuat telinga sakit.

b) Nada
Ceramah agar ditangkap dengan baik oleh pendengar haendaknya
disampaikan dengan nada yang tidak monoton. Tetapi menggunakan
intonasi, penekanan dan memperhatikan tanda baca atau bentuk kalimat.
Intonasi untuk kalimat berita, perintah, konfirmasi, bertanya, menggugah
dan sebagainya tentu berbeda.

c). Kadar Kecepatan


Manusia bisa mendengar lebih cepat dari pada kemampuan kita
berbicara (rata-rata 800 perkataan semenit lawan 250), dan jika mereka
dibiarkan tidak mendengarkan apapun untuk waktu yang lama, perhatiaan
mereka berkurang dan akan menerawang. Kadang-kadang kita harus
berbicara lebih cepat dari pada kebiasaan percakapan sehari-hari. Disini
tidak ada standar kecepatan berbicara yang terbaik untuk semua
penceramah, tetapi hendaklah kita bicara secepat yang dapat dimengerti
oleh pendengar. Dalam hal ini kejelasan sangat penting; setiap perkataan
dan setiap suku kata harus dipahami.
Penuturan adalah jantung penyampaiaan yang baik. Kita harus
menuturkan setiap patah perkataan dengan jelas dan mengelakkan
ungkapan pengisi yang berulang dan mengganggu seperti, “maksud
saya”, “anda tahu”, “uh”,”hmm” dan ”em”.

d). Jeda
Kebanyakan orang terbiasa mengambil perincian dan informasi baru
dihalaman muka supaya dapat memberikan ruangan untuk kita bernafas.
Jika kita menyatakan masalah yang penting, kita hendaklah diam agak
lama dari biasanya pada akhir kalimat supaya pendengar punya waktu
untuk menyerap informasi yang dimaksud. Diam dibagian yang kritis,
menambah tekanan dan irama.

C. Berhenti Berbicara
Karena beberapa alasan banyak orang yang enggan berpidato
biasanya juga enggan berhenti berbicara ketika ceramahnya hampir
selesai. Mereka ingin memastikan apakah pendengar telah memahami
dengan sepenuhnya dan menghargai berbagai masalah yang telah
dinyatakan dan mulai mengulangi ucapannya dengan kata-kata, “apa
yang telah saya coba katakan adalah…..” Sementara kesimpulan ringkas
dari masalah-masalah yang penting, bisa dengan menggunakan gambar
diagram bisa jadi sangat berguna, misalnya ringkasan spontan yang
bertele-tele dengan banyak ulangan seperti, “akhirnya, saudara dan
saudari….” Dapat merusak pembicaraaan yang baik. Kita hendaknya
mengikuti rencana penyampaian yang telah kita lakukan, menghindar dari
mengatakan,”akhirnya…” atau “ sebagai kesimpulan…” lebih dari sekali.
Untuk menghindari keadaaan ini, rancanglah pembukaan dan penutup
dengan akibat yang kuat pada dramatisasi.

D. Diri Penceramah itu sendiri


Setelah kita mempunyai gambaran bagaimana untuk
menyampaikan pidato, kita hendaklah memberikan sedikit perhatian
terhadap faktor-faktor yang diperlukan bagi diri kita untuk tampil.
Penerimaan pesan oleh penonton dan pendengar kita tergantung pada
pandangan dan penglihatan mereka terhadap penceramah sebagai
pribadi. Untuk menjadi penceramah yang efektif, kita bukan hanya perlu
memiliki kualitas yang membuat mereka tertarik, tetapi juga
menonjolkannya. Ciri-ciri itu sulit dipahami, tetapi terdapat beberapa
masalah mendasar yang menyebabkan pendengar akan membuat
penilaian, seperti keikhlasan, kemesraan dan tenaga.
Komunikasi adalah interaksi seluruh tubuh. Penting di ingat bahwa
seluruh diri, tubuh, suara dan ungkapan mengkomunikasikan perasaan
gembira, minat dan kegairahan. Jiak kita tidak gembira, berminat dan
bergairah tentang suatu masalah kita telag salah memilih masalah, atau
kita bukan orang yang tepat untuk membicarakan masalah tersebut.
Penonton akan mengamati kekurangan itu dengan cepat dan
hubungannya dengan penceramah akan hilang, engan kata lain mereka
tidak akan mendengarkan pidato yang disampaikan.
Tujuan kita bukan hanya untuk berbicara, tetapi untuk
berkomunikasi. Bial tidak terjadi komunikasi dengan pendengar, itu
adalah masalah kita. Sebagai seorang penceramah kita adalah bagian dari
setiap ucapan yang kita berikan, dan terpulanglah kepada kita untuk
mengembangkan gaya kita sendiri sehingga kita dapat menjadi efektif
sebagaimana perkataan kita.
III. Soal Jawab: Tantangan dan Peluang

Kesempatan untuk menerima pertanyaan dari pendengar seusai


ceramah dapat merupakan peluang yang menantang untuk melengkapi
tujuan akhir dari penyajian ceramah itu. Sekaligus dapat mengetahui
apakah apa yang kita sampaikan dapat dimengerti oleh pendnmegar atau
tidak. Perlu diperhatikan untuk selalu memperhatikan semua pertanyaan
yang diajukan tanpa memandang remeh pertanyaan yang diajukan.
Walaupun jawaban biasanya pendek, tetapi jika pertanyaan itu
memberikan peluang untuk menambah informasi, lakukanlah.

IV. Model Ceramah Umum yang Efektif

Rasulullah saw. merupakan model untuk diteladani.


Kemampuannya berbicara di depan umum merupakan sumbangan yang
tidak kecil dalam menyampaikan risalah yang dibawanya. Diantara
contoh ceramah-ceramah yang menonjol untuk dipelajari ialah kutbah
akhir beliau dan pidatonya kepada golongan Anshor setelah peperangan
Hunaian dan Thaif. Sahabat beliau juga pandai berbicara. Salah satu
contoh yang baik untuik dipelajari ialah pidato pemimpin imigran Islam di
depan kaisar Habsyah. Pidato-pidato tersebut dan yang lainnya terdapat
dalam khazanah kesusastraan Islam. Satu referensi yang mudah
diperoleh ialah Sejarah Hidup Muhammad oleh Muhammad Husain Haekal.
Baca pidato-pidato itu dan buat analisa dalam konteks pelajaran bab ini.

Nilai Tindakan

Benar-benar Tidak Jujur

Pada tahun 1973, di Persidangan Tahunan FOSIS


(Federation of Student Islamic Society) di
Manchester, Inggris, seseorang sedang
menerjemahkan ke bahasa Inggris untuk seorang Susunan ceramah
pembicara. Penerjemah berkata beberapa kali: PERATURAN-
“Penceramah itu salah dan yang betul ialah apa PERATURAN
yang saya katakan”. Dia tidak menghasilkan UMUM YANG
terjemehan yang betul dan ikhlas. Dia telah MENONJOL:
merusak ceramah itu bahkan sebelum disampaikan * beritahu mereka
kepada pendengar. Ini tidak jujur dan apa yang akan
menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan. Anda beritahu;
Tugas seorang penerjemah ialah menerjemahkan isi * beritahu mereka
ceramah setepat mungkin dengan tidak * beritahu mereka
mencampurkan pandangannya sendiri. Jika ia ingin bahwa anda telah
mengungkapkan pendapatnya, maka ia harus memberitahu
menyatakan pandangannya itu secara jelas dan mereka !
memberikan peluang yang cukup kepada
penceramah untukl menjawabnya.
V. Daftar Pengecekan Ceramah Umum

Bagaimana cara menggunakannya; Anda dapat menggunakan daftar


pengecekan Anda sewaktu latihan atau setelah ceramah, dari ingatan
atau sewaktu menonton rekaman video dari ceramah tersebut. Anda juga
dapat meminta kepada seseorang untuk mendengar pidato Anda sekaligus
melakukan pengecekan terhadap Anda. Hal ini mungkin lebih efektif dan
objektif, karean Anda tidak mungkin dapat menilai tingkah laku dan gaya
Anda sendiri dengan tepat.
Bagaimana memberikan nilai : tanda 1 untuk YA, atau 0 untuk
TIDAK dalam kotak di bawah ini. Jumlah nilai sebanyak 17 atau lebih
menandakan persiapan dan ketrampilan penyampaian yang baik. Nilai
sebanyak 11 atau kurang menandakan Anda perlu usaha lagi untuk
memperbaikinya.

I. PERENCANAAN

Adakah pembicaraan saya direncanakan dengan baik dari sudut:


[ ] Pengenalan yang memuaskan ?
[ ] Merangkum masalah yang utama?
[ ] Kesimpulan atau ringkasan yang sesuai ?
[ ] Waktu yang diberikan?

2. PENYAMPAIAN

a. Sikap
Bagaimana gaya penyampaian saya dari sudut:
[ ] Tenang dan terkendali?
[ ] Berdiri tegak, seimbang, dan kaki berada dalam keadaan yang
wajar?
[ ] Pakaian yang menyenangkan dan sesuai dengan suasana dan
pendengar?
[ ] Mendekati mimbar dengan tenang dan diam sebelum
memberikan pidato!

b. Gerakan
Adakah saya menunjukkan keyakinan diri dari sudut :
[ ] Menggunakan pergerakan badan sepenuhnya untuk mmenukar
suasana, menarik perhatian pendengar kepada peragaan,
mengukuhkan ide, dan megelakkan pergerakan yang tidak
menentu?
[ ] Menggunakan isyarat badan secara wajar untuk mengukuhkan
komentar dan menahan isyarat kaku dan tidak menentu?
[ ] Mempunyai raut muka yang bersemangat?

3. SUARA DAN HUBUNGAN VISUAL

Adakah saya menggunakan suara dan pandangan mata dalam


sudut:
[ ] Berbicara dengan suara yang jelas ?
[ ] Berbicara dengan nada yang hangat dan enak didengar?
[ ] berbicara dengar kadar tekanan, dan nada yang efektif?
[ ] Menghindarkan ucapan terlalu perlahan atau terlalu cepat?
[ ] Mempertahankan hubungan visual dengan pendengar
[ ] Melihat semua pendengar ?

4. PENONJOLAN DIRI

Apakah saya telah menyampaikan dengan efektif dari sudut :


[ ] Berbicara dengan penuh kesungguhan dan semangat?
[ ] Menggunakan catatan dengan efektif?
[ ] Menggunakan bantuan alat audio visual apabila diperlukan ?
[ ] Menyadari tingkah laku yang baik dan buruk?
[ ] Melakukan penyampaian yang positif ?

PENILAIAN TERHADAP PENCERAMAH- SUATU BENTUK YANG


POKOK

Jawablah setiap pertanyaan dengan menberikan angka terhadap


tingkah laku yang ada pada satu skala dari 1 hingga 5. standar yang
paling dikehendaki dalam tingkah laku yang ditunjukkan adalah 5.
lingkari angka tersebut.

1. Tingkat Suara 1 2 3 4 5
2. Kontak mata 1 2 3 4 5
3. Proyeksi fisik 1 2 3 4 5
4. Gerakan badan 1 2 3 4 5
5. Pokok masalah 1 2 3 4 5
6. Penguasaan waktu 1 2 3 4 5
7. Permulaan dan penutupan 1 2 3 4 5
8. Kerapian podium 1 2 3 4 5
9. Pakaian 1 2 3 4 5
10. Dorongan kepada penonton 1 2 3 4 5
11. Penampilan secara umum 1 2 3 4 5
Nilai Tindakan

JANGAN TEMBAK KAKI ANDA SENDIRI

Dalam tahun 1973 saya diundang ke sebuah gereja di Logansport,


Indiana untuk berceramah tentang Islam. Pertama, tujuh dari paderi
berbicara mengenai bagian masing-masing. Kemudian diikuti oleh
professor elektro beragama Hindu yang berbicara tentang agama Hindu.
Dia memulai dengan mengatakan, “ Walau saya seorang Hindu, saya tidak
mengetahui apa-apa tentang agama Hindu. Oleh sebab itu saya akan
membaca beberapa bagian dari sebuah buku yang ditulis seorang
perempuan Kristen berkebangsaan Amerika yang telah beberapa tahun
berada di India.” Diakhir sambutannya, beliau berkata” Akhirnya saya
akan membacakan bab ini kepada Anda….akhirnya saya bacakan satu
bagian lagi. Akhirnya saya bacakan satu halaman lagi.. “Apabila dia
berkata, “Akhirnya saya akan bacakan satu paragraph ini,”tidak ada
seorangpun yang akan percaya kepadanyaa karena ucapan “Akhirnya” itu
sebenatnya bermaksud “bukan akhirnya”. Para pendengar sangat bosan
Nilai Tindakan
dengan ceramahnya.
Maksud dari kisah ini adalah jangan sekali-kali membuat pengakuan
dan penilaian dalam keadaan bagaimanapun, sekalipun etrhadap
MELATIH
penyampaianORANG BAGAIMANA
yang CARA seperti;
anda lakukan, Nilai Tindakan
saya minta maaf karena tidak
UNTUK TIDAK BERBICARA
ada waktu untuk persiapan, pembiocaraan Bisa
“Saya Hanya sayaBerbicaraTentang
tidak akan
Racun
bagus,penyelenggara baru saj aminta saya untuk berbicara, saya tidak Tikus saja”
Biasanya kita menekankan kepada para
mengetahui banyak tentang masalah ini, Anda, para hadirin, bisa
peserta latihan bagaimana untuk berbicara. Seorang pakar racun tikus
membuatpidato
Kadang yang
lebih penting untuk lebihbagaimana
melatih baik dan sebagainya. Hindari pernyataan
menghadiri suatu pesta sosial bersama
untukseperti diatas,
menghentika masuklah
pembicaraan. kedalam
Sebagai contoh, pokok pembicaraan, dan lakukanlah
istrinya. Setelah beberapa saat, iua
bila yang terbaik.
Anda sedang Jangan
berbicara dan menilai diri Andaberdiri
sebagian orang dihadapan
seorang pendengar,
diri . Istrinyamereka
lalu
akanhujan
etrtimpa membri Anda
atau terkena nilai.
cahaya Anda
matahari yangmungkin menyajikan
mengampiri penyajian
dan berkata, yang
“Mengapa
terbaik tanpa Anda sadari.
panas terik, Anda harus meringkas dan kamu tidak bergabung denagn orang
memperpendek Diceritakan
pembicaraan bahwa khilafah
Anda ketahap yangyang lain?
ketiga, usman dengan
Berbicaralah bin ‘Affan pada
mereka,”
suatu Begitu
minimum. haru tidak dapat
juga bila memberikan
alat pendingin udar khutnah Jum’at dari
Dia menjawab, mimbar.
“Kapan saja Waktu
aku
tidakmelangkah
berfungsi turun,
dan udarabeliau berkata,”Allah
menjadi sangat menyempurnakan sesuatu
berbicara dengan mereka tentang melalui
tanganpendengar,
mencekik pemerintah, Andayang tiak berhenti
harus dapat desempurnakan melaluiberpaling
racun tikus, mereka Qur’an saja.:
dan
berbicara. Atau Anda terlambat datang
Mendengar kata-kata ini hadirin berteriak, dan “kalau saya.”
meninggalkan beliau mengucapkan
pimpinan acara itu
kata-kata meminta
diatasAnda berhenti,
mimbar, Anda itu akan menjadi
ucapan suatidia
Malang sekali khutbah yang
hanya bisa
harus mendengar dan mengikutinya.
terbaik yang pernah disampaikannya. Sayangnya, membicarakan keahliaanya saja. Juru
sebagian dari kita keras kepala dan terus dakwah hendaklah mempunyai ilmu
berbicara tanpa memperhatikan perubahan dari berbagai bidan dan banyak
suasana. Disinilah pemikiran yang dinamik dan menbaca. Dia hendaklah mampu
pembaharuan yang berkesinambungan dari memulai dan mempertahankan
program tersebut sangat diperlukan. Kita sering pembicaraan yang baik dalam berbagai
kehilangan tujuan. Yang menjadi masalah ialah masalah di luar bidang keahlian yang
bukan penyampaian pesan tetapi bagaimana dimilikinya. Hal ini akan memberikan
supaya pendengar menerima pesan itu. Jika kita gambaran yang benar dari anggota
mempunyai bungkusan untuk diantar dan kita masyarakat yang berminat. Dia
tidak mempunyai alamat yang betul, kita tidak hendaklah mempunyai minat yang
membuang bungkusan itu begitu saja. Kita mendalam tentang apa yang ada
menyimpannya dan mengantarnya pada waktu disekitarnya. Dia hendaklah
lain untuk memastikan bungkusan itu mempunyai kegemaran, kegiatan-
diterimaoleh orang yang berhak menerimanya. kegiatan olah raga, dan masuk dalam
LATIHAN

Suruhlah seseorang untuk menyampaikan pidato yang penuh


dengan kesalahan, baik mengenai isi maupun penyampaiannya, dan
biarkan pendengar berlomba menghitung jumlah maksimum kesalahan.
Gunakan kerangka berikut untuk menentukan kesalahan dan
perbaikannya. Berikan satu nilai untuk satu kesalahan dan satu niali untuk
perbaikan yang ditemui.

ISI:

Kesalahan # 1

Perbaikan

Kesalahan # 2
Perbaikan

Kesalahan # 3

PENYAMPAIAN :

Kesalahan # 1

Perbaikan

Kesalahan # 2

Perbaikan

Kesalahan # 3

Perbaikan

PERSOALAN UNTUK DIDISKUSIKAN

1. Apa peranan kepercayaan dalam penyampaian ceramah?


2. Cara apa yang paling efektif untuk mengakhiri ceramah? Berikan
satu contoh.
3. Adakah peraliha Retorika ? Berikan satu contoh.
4. Kemungkinan apa yang merugikan dalam membuat latihan
ceramah?
Bagaimana Anda dapat menguranginya ?
5. Mengapa hubungan visual penting dalam berpidato ?
6. Bagaimana nada dapat berpengaruh terhadap penyampaian ?
Berikan contoh.

LATIHAN PEMAHAMAN

Sebagai presiden yang baru pertemuan anggota yang


dari organisasi islam anda, anda pertama. Kelompok ini biasanya
dijadwalkan berpidato dalam sangat bersahabat, tetapi tidak
semuanya mengenal anda dengan
baik. Anda mesti tidak hanya
merangkum aspek aktivitas
organisasi saja, tetapi juga harus
meliput kesejahteraan umum
masyarakat. Ini adalah peluang
untuk mewujudkan keyakinan
dalam kepemimpinan anda dan
mendapatkan dukungan dana.
Anda hanya mempunyai waktu
yang singkat untuk
mempersiapkan dan berpidato.

1. Buatlah satu daftar tentang


tindakan yang harus Anda
lakukan untuk menyiapkan
pidati Anda.
2 Masukkan dalam daftar
langkah-langkah tertentu yang
akan Anda ambil untuk
mengenali pendengar Anda
sebelum memberikan ceramah
dan membentuk atau
menumbuhkan kepercayaan
Anda dikalangan meraka.
3. Tulislah tiga butir utama yang
akan Anda buat. Untuk tiap
butir masalah, nyatakan
bagaimana anda meletakkan
penekanan yang diperlukan
terhadap masalah tersebut
melalu salah satu teknik
penyampaian.
4 .Tuliskan bagian penutup pidato
Anda dengan ringkas.

Anda mungkin juga menyukai