b) Menguraikan masalahnya
Terangkan latar belakang sejarah dan pelajaran-pelajaran dari masa
lampau. Lebih efektif untuk menyusun badan dengan urutan topik, bukan
urutan kronologi sehingga pendengar faham dengan jelas mengapa
permasalahan tersebut menjadi permasalahan hari ini.
e) Menyimpulkan
Biasanya penyampaian diakhiri dengan tiga cara : Pertama;
mengakui bahwa Allah mengetahui segalanya dan ilmu manusia sangatlah
sedikit. Kedua; rasa optimis bahwa Allah akan memberikan pertolongan-
Nya kepada umat Islam apabila umat menempuh upaya agar pertolongan
itu datang dan terikat dengan syarit-Nya. Ketiga; salam dan ucapan
terimakasih kepada pengelola dan pendengar yang telah bersedia
mendengar ceramah kita.
Ceramah yang dirancang dengan baik dimulai dengan pembukaan
yang memuaskan, mencakup dan menjelaskan masalah utama, memuat
penutup atau kesimpulan yang benar dan diakhiri pada waktu yang telah
ditentukan. Kita hendaklah merancang waktu kita dalam menyampaikan
ceramah kita, menyingkat ide dan data dalam setiap bagian dari ceramah
tersebut bila perlu.
A. Meningkatkan Efektifitas
1. Kesinambungan.
Pada waktu kita menyapaikan ceramah, hendaklah
mempertimbangkan bagaimana beralih dari satu ide ke ide lain. Ceramah
hendaklah mempunyai kesinambungan pembahasan dan mengalir, tidak
terputus-putus dan pembahasannya tidak melompat-lompat. Sering
diperlukan adanya transisi sebagai seni semisal dengan menyisipkan
humor. Pendengar akan dapat memahami apa yang kita katakan jika
mereka dapat melihat bagaimana informasi atau pesan yang disampaikan
dapat mengisi ruang yang mereka pikirkan, ketimbang berhenti kemudian
memaksa mereka untuk memikirkannya sendiri.
Di sini terdapat dua bentuk peralihan yang dapat kita lakukan:
peralihan secara retorika yaitu kalimat atau ungkapan yang
menghubungkan apa yang dikatakan sebelumnya dengan apa yang
sedang dikatakan—dan peralihan secara vocal, yaitu melalui perubahan
kekuatan dan nada suara. Contoh jenis pertama ialah perubahan dari
paragraf pertama ke paragraf kedua seperti dalam contoh berikut:
“…Rasulullah dalam dakwah Beliau tidak pernah menggunakan
kekerasan kecuali setelah beliau mendirikan daulah di Madinah .”
“ Oleh karena itu sebagai bentuk peneladanan kita kepada
Rasulullah maka kita tidak boleh menggunakan kekerasan dalam
berdakwah”.
2. Pilihan Kata
Ceramah akan semakin efektif jika disampaikan dengan pilihan kata
yang baik. Pemakaian bahasa yang tidak baik akan menunjukkan
kekurangmatangan penceramah. Bahasa daerah atau bahasa pergaulan
bisa digunakan untuk meningkatkan kedekatan dnegan pendengar namun
harus dilakukan secara terpilih
Di sini terdapat beberapa “ringkasan tentang bagaimana berpidato
yang fasih” yang bekerja dengan baik bila digunakan secara bijaksana:
Mengulang fakta-fakta penting atau pendapat yang penting
(sebaiknya ulangan tiga kali );
Menggunakan tempo yang ritmis dalam pemilihan kata;
Mengulang huruf yang sama dalam rentetan kata untuk
menghidupkan ceramah;
Menggunakan ungkapan-ungkapan yang baik untuk mengemukakan
rangkaian pemikiran
Pendengar akan mengingatnya;
Menggunakan perumpamaan, kiasan, analogi dan perbandingan
untuk menyampaikan ide yang kompleks;
Menggunakan data yang dapat memberikan keabsahan pendirian
kita ;
Menggunakan kalimat aktif, dan kata kerja tindakan yang dapat
meyentuh perasaan dan pemikiran pendengar;
Menyajikan pembukaan yang dinamis untuk menarik perhatian dan
kesimpulan yang menggambarkan pesan utama yang tidak dapat
dilupakan .
3. Catatan
Jika kita menyediakan catatan untuk membantu dalam penyajian
ceramah, paling baik tidak menyimpang dari tujuannya, sekalipun anda
merasa ceramah akan tetap berjalan lancar. Sebab kemungkinan besar
kita tiba-tiba mendapatkan diri kita menyeleweng, baik karena informasi
yang lebih jelas, atau karena gaya bahasa yang berlebihan.
Janganlah membaca catatan secara terus-menerus, tetapi tidak
perlu menyembunyikannya. Kita telah bersusah payah mempersiapkan
ceramah dan kita hendakalah menyampaikan semua masalah yang ingin
disampaikan. Selanjutnya, jika kita memepunyai kesulitan mengenai
tangan kita misalnya apa yang perlu dibuat oleh tanagn kita, kita dapat
menyelesaikan masalah tersebut dengan memegang catatan ceramah
kita.
A. Latihan
Kita mungkin telah menghabiskan waktu yang lama untuk meneliti
bahan-bahan dan menyusun garis besar, tapi hanya menghasilkan naskah
pidato yang sederhana, karena kita telah gagal untuk mengambil langkah
yang mudah, yaitu latihan cara berpidato. Mungkin kita merasa latihan
berpidato akan merubah pidato kita dari penyampaian yang ikhlas
menjadi penyampaian yang pura-pura saja. Suatu pidato yang baik adalah
pidato yang wajar menggambarkan keihklasan pribadi kita. Meskipun
begitu, kita perlu ingat bahwa ceramah umum adalah berstruktur, dan
tujuan komunikasi yang berstuktur adalah untuk menyampaikan secara
efektif sebanyak-banyak informasi, dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Kita tidak memberikan kebaikan apa-apa pada pendengar kita dengan
pidato yang panjang serta membosankan; dan mereka mungkin tidak
akan mendengar pidato kita. Oleh karena itu, latihan berbicara yang
berstruktur akan memberikan kita kebaikan. Semakin jelas dan ringkas
kita berpidato, tanpa tambahan yang tidak perlu, semakin banyak orang
mau mendengarnya dengan penuh perhatiaan.
Kadang-kadang kita perluy merekam keseluruhan pidato tersebut
agar kita dapa mengulang dan mengambil pelajaran darinya. Akan anda
terkejut mendapatkan berapa banyak pelajaran yang diperoleh dari
mendengar pidato anda sendiri. Cobalah! Rekaman juga mempunyai
kelebihan lain. Rekaman itu dapat anda berikan kepada orang lain untuk
penilaian.
2. Kedudukan Badan
a) Isyarat dengan menggerakkan anggota badan
Seperti halnya kita merasa terpaku pada sutu tempat, demikian
juga kita tidak perlu merasa lengan kita melekat pada dada kita. Jika
perlu, kita membuat latihan berpidato didepan sermin. Cobalah berpidato
dengan berbagai gerak isyarat dan perhatikan bagaimana kelihatannya.
Jangan merencanakannya untuk hal-hal tertentu dalam berpidato
tersebut. Bila kita membawa masalah-masalah itu dengan isyarat, isyarat
itu akan menjadi tidak wajar.
Yang penting ialah mengatasi keengganan kita menggunakan isyarat
badan sama sekali.
b) Berdiri
Kita harus kelihatan yakin, terutama sewaktu hendak mendekati
pentas. Dalam berpidato, bahasa badan hendaklah senantiasa sesuai
dengan perkataan yang sedang diucapkan. Oleh karena itu, penting untuk
belajar bagaimana berdiri dengan kedua kaki. Berdiri dengan bertumpu
pada sebelah kaki tidaklah dilarang. Namun, apabila kita melakukan hal
tersebut, kita akan cenderung melakukan pergantian dengan kaki yang
satu lagi, dan tanpa disadari kita akan bergerak dari kiri dan ke kanan.
Hal ini akan diperhatikan oleh para pendengar. Dengan kedudukan yang
tetap, kemungkinan besar kita tidak akan mengalihkan perhatiaan diri kita
atau pendengar kita dengan pose yang kikuk.
Tentu saja ada waktu-waktu tertentu ketika kita dapat berbicara
kepada kelompok sementara kita duduk atau bahkan bertengger pada
pinggir meja. Namun begitu, secara umum, hindarilah bersandar kepada
sesuatu. Meja, kursi dan podium bukan alat penyangga. Untuk berbicara
denga efektif kita harus menunjukkan sejumlah kekuatan fisik; bersandar
pada peralatan memberikan gambaran bahwa kita tidak mempunyai daya
tahan yang cukup. Apabila berada dibalik meja atau “mimbar”, janganlah
merasa anda tetap akan di situ. Bergeraklah dengan bebas asalkan
pergerakan tersebut mempunyai tujuan. Janganlah melangakh hanya
untuk mengeluarkan tenaga, tetapi melangkahlah jika ada alasan untuk
itu. Kita mungkin bergerak kepapan tulis untuk menulis sesuatu atau
berpaling sekali untuk menatap sebagian penonton dalam usaha
menegakkan butir pemikitan yang penting. Lama diketahui bahwa
keefektifan komunikasi bervariasi menurut jarak antara penceramah
dengan pendengar. Semakin dekat jarak antara penceramah dengan
pendengar, semakin besar kesan yang dihasilkan.
1. Suara
a) Kerasnya Suara
Pidato disampaikan untuk didengar. Suara kita harus dapat didengar
dengan baik oleh seluruh pendengar. Jika menggunakan pengeras suara
maka kekuatan suara harus diperhatikan pada tingkat yang enak
didengar, tidak terlalu lirih dan tidak membuat telinga sakit.
b) Nada
Ceramah agar ditangkap dengan baik oleh pendengar haendaknya
disampaikan dengan nada yang tidak monoton. Tetapi menggunakan
intonasi, penekanan dan memperhatikan tanda baca atau bentuk kalimat.
Intonasi untuk kalimat berita, perintah, konfirmasi, bertanya, menggugah
dan sebagainya tentu berbeda.
d). Jeda
Kebanyakan orang terbiasa mengambil perincian dan informasi baru
dihalaman muka supaya dapat memberikan ruangan untuk kita bernafas.
Jika kita menyatakan masalah yang penting, kita hendaklah diam agak
lama dari biasanya pada akhir kalimat supaya pendengar punya waktu
untuk menyerap informasi yang dimaksud. Diam dibagian yang kritis,
menambah tekanan dan irama.
C. Berhenti Berbicara
Karena beberapa alasan banyak orang yang enggan berpidato
biasanya juga enggan berhenti berbicara ketika ceramahnya hampir
selesai. Mereka ingin memastikan apakah pendengar telah memahami
dengan sepenuhnya dan menghargai berbagai masalah yang telah
dinyatakan dan mulai mengulangi ucapannya dengan kata-kata, “apa
yang telah saya coba katakan adalah…..” Sementara kesimpulan ringkas
dari masalah-masalah yang penting, bisa dengan menggunakan gambar
diagram bisa jadi sangat berguna, misalnya ringkasan spontan yang
bertele-tele dengan banyak ulangan seperti, “akhirnya, saudara dan
saudari….” Dapat merusak pembicaraaan yang baik. Kita hendaknya
mengikuti rencana penyampaian yang telah kita lakukan, menghindar dari
mengatakan,”akhirnya…” atau “ sebagai kesimpulan…” lebih dari sekali.
Untuk menghindari keadaaan ini, rancanglah pembukaan dan penutup
dengan akibat yang kuat pada dramatisasi.
Nilai Tindakan
I. PERENCANAAN
2. PENYAMPAIAN
a. Sikap
Bagaimana gaya penyampaian saya dari sudut:
[ ] Tenang dan terkendali?
[ ] Berdiri tegak, seimbang, dan kaki berada dalam keadaan yang
wajar?
[ ] Pakaian yang menyenangkan dan sesuai dengan suasana dan
pendengar?
[ ] Mendekati mimbar dengan tenang dan diam sebelum
memberikan pidato!
b. Gerakan
Adakah saya menunjukkan keyakinan diri dari sudut :
[ ] Menggunakan pergerakan badan sepenuhnya untuk mmenukar
suasana, menarik perhatian pendengar kepada peragaan,
mengukuhkan ide, dan megelakkan pergerakan yang tidak
menentu?
[ ] Menggunakan isyarat badan secara wajar untuk mengukuhkan
komentar dan menahan isyarat kaku dan tidak menentu?
[ ] Mempunyai raut muka yang bersemangat?
4. PENONJOLAN DIRI
1. Tingkat Suara 1 2 3 4 5
2. Kontak mata 1 2 3 4 5
3. Proyeksi fisik 1 2 3 4 5
4. Gerakan badan 1 2 3 4 5
5. Pokok masalah 1 2 3 4 5
6. Penguasaan waktu 1 2 3 4 5
7. Permulaan dan penutupan 1 2 3 4 5
8. Kerapian podium 1 2 3 4 5
9. Pakaian 1 2 3 4 5
10. Dorongan kepada penonton 1 2 3 4 5
11. Penampilan secara umum 1 2 3 4 5
Nilai Tindakan
ISI:
Kesalahan # 1
Perbaikan
Kesalahan # 2
Perbaikan
Kesalahan # 3
PENYAMPAIAN :
Kesalahan # 1
Perbaikan
Kesalahan # 2
Perbaikan
Kesalahan # 3
Perbaikan
LATIHAN PEMAHAMAN