Anda di halaman 1dari 16

1.

Pengertian Pidato

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pidato didefinisikan sebagai (1)
Pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditunjukkan kepada orang banyak (2)
wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khlayak ramai.

“Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang
banyak. Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang banyak dengan
mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.” (Wirajaya, 2008:123)

Berpidato pada dasarnya meruppakan kegiatan mengungkapkan pikiran dalam bentuk


kata-kata (lisan) yang ditunjukkan kepada orang banyak dalam sebuah forum, seperti pidato
kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara
atau event dan lain sebagainya.

A. Tujuan Pidato

Adapun maksud dan tujuan Pidato yaitu sebagai berikut:

 Memotivasi, bila memberikan semangat atau dorongan moral kepada


pendengar.
 Menyakinkan, bila meyakinkan pendengar dengan argumen-argumen.
 Melakukan tindakan, bila mengajak pendengar untuk melakukan sesuatu.
 Menginformasikan, bila menyampaikan sesuatu atau menambah pengetahuan
pendengar.
 Menghibur, bila memberikan hiburan para pendengar.

B. Jenis-jenis pidato

Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan atas:

 Pidato pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembawa acara atau MC
(Master of Ceremony).
 Pidato Pengarahan, adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
 Pidato Sambutan, adalah pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau suatu
peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas
secara bergantian.
 Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang yang berpengaruh ketika
akan meresmikan sesuatu.
 Pidato Laporan, adalah pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
 Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban
terhadap suatu kegiatan tertentu (Wirajaya, 2008:180)

Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis-jenis pidato dibedakan atas:

a) Pidato Infromatif (Memberi tahu/Mengabarkan) adalah pidato yang tujuan utamanya


untuk menyampaikan informasi agar orang menjadi tahu tentang sesuatu. Reaksi yang
diinginkan adalah adanya pengertian dan pemahaman pendengar atas informasi yang
disampaikan.
b) Pidato Persuasif (Mendorong/Mengajak) adalah pidato yang tujuan utamanya
membujuk atau mempengaruhi orang lain agar mau menerima ajakan yang
disarankan secara sukarela. Reaksi yang diinginkan adalah membangkitkan emosi
agar pendengar dapat menyetujui atau meyakini dan mungkin membangkitkan
timbulnya tindakan tertentu para pendengar.
c) Pidato Rekreatif (Menghibur) adalah pidato yang tujuan utamanya adalah
menyenangkan atau menghibur orang lain. Reaksi yang diinginkan adalah terhiburnya
pendengar sehingga muncul suatu kegembiraan. (Dwiatmana, 200ENAM:174)

C. Kerangka Susunan Pidato

Skema susunan pidato yang baik adalah sebagai berikut.

 Pendahuluan atau pembuka, yaitu bertujuan untuk mempersiapkan pendengar


pada pokok permasalahan yang hendak dikemukakan. Pendahuluan berisi sapaan
kepada pendengar, ucapan syukur dan latar belakang masalah.
 Isi, yaitu bagian isi berisi gagasan pokok atau materi yang hendak disampaikan.
 Penutup, yaitu berisi rangkuman, seruan maupun penegasan kembali. Penutup
berupa kesimpulan, saran dan ucapan terima kasih.

D. Langkah-langkah Penyusunan Pidato

Sebelum berpidato seseorang harus mengetahui lebih dulu apa yang akan disampaikan
dan tingkah laku apa yang diharapkan dari khalayak; bagaimana akan mengembangkan topic
bahasan. Dengan demikian dalam persiapan pidato, ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu
Memilih topik dan Tujuan Pidato serta Mengembangkan Topik Bahasan.

a) Memilih Topik dan Tujuan Pidato

Seringkali seseorang menjadi bingung ketika harus mencari topik yang baik,
seakan-akan di dunia ini kering akan bahan pembicaraan. Hal yang akan menjadi masalah
bagi seseorang ketika harus berpidato adalah jika orang itu memaksakan diri berbicara
tentang persoalan yang tidak dikuasainya atau hal yang tidak dipahaminya.

Untuk menentuka topik yang baik, seseorang dapat menggunakan ukuran-ukuran


sebagai berikut:

 Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan pembicara.


 Topik harus menarik minat pembicara.
 Topik harus menarik minat pendengar.
 Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar.
 Topik harus jelas ruang lingkup dan pembatasannya.
 Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi.
 Topik harus dapat ditunjang dengan bahan yang lain.

Hal yang erat kaitannya dengan topik adalah judul. Bila topik adalah pokok
bahasan yang akan diulas, maka judul adalah nama yang diberikan untuk pokok bahasan
itu. Seringkali judul telah dikemukakan lebih dahulu kepada khalayak, karena itu judul
perlu dirumuskan terlebih dahulu. Judul yang baik harus memenuhi tiga syarat, yaitu:
relevan, propokatif dan singkat. Relevan artinya ada hubungannya dengan pokok-pokok
bahasan. Propokatif artinya dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme
pendengar. Singkat berarti mudah ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya dan mudah
diingat.

Ada dua macam tujuan pidato, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
umum pidato biasanya dirumuskan dalam tiga hal, yaitu memberitahukan (informatif),
mempengaruhi (persuasif) dan mengibur (rekreatif). Tujuan khusus adalah tujuan yang
dapat dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan khusus bersifat kongkret dan sebaliknya
dapat diukur tingkat pencapaiannya atau dapat dibuktikan segera.

b) Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan

Bila topik yang baik sudah ditemukan, maka yang diperlukan adalah keterangan
untuk menunjang topik tersebut. Keterangan penunjang (supporting points) dipergunakan
untuk memperjelas uraian, memperkuat kesan, menambah daya tarik dan mempermudah
pengertian. Ada enam macam teknik pengembangan bahasan dalam berpidato, antara
lain:
 Penjelasan. Penjelasan adalah memberikan keterangan terhadap istilah atau kata-kata
yang disampaikan. Memberikan penjelasan dapat dilakukan dengan cara memberikan
pengertian atau definisi.
 Contoh. Contoh adalah upaya untuk mengkongkretkan gagasan sehingga lebih
mudah untuk dipahami.
 Analogi. Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjukkan
persamaan atau perbedaannya. Ada dua macam analogi, yaitu analogi harfiah dan
analogi kiasan. Analogi harfiyah (Literal Analogy) adalah perbandingan di antara
objek-objek dari kelompok yang sama karena adanya persamaan dalam beberapa
aspek tertentu.
 Testimoni. Testimoni adalah pernyataan ahli yang dikutip untuk menunjang
pembicaraan pembicara. Pendapat ahli itu dapat diambil dari pidato seorang ahli,
tulisan di surat kabar, acara televisi, termasuk kutipan dari kitab suci, hadits dan
sejenisnya.
 Statistik. Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk menunjukkan
perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil untuk menimbulkan kesan
yang kuat, memperjelas dan meyakinkan.
 Perulangan. Perulangan adalah menyebutkan kembali gagasan yang sama dengan
kata-kata yang berbeda. Perulangan berfungsi untuk menegaskan dan mengingatkan
kembali.
c) Teknik Menyusun Pesan Pidato

H.A. Overstreet, seorang ahli ilmu jiwa untuk mempengaruhi manusia, berkata
“let your speech march”. Suruh pidato anda berbaris tertib seperti barisan tentara dalam
suatu pawai. Pidato yang tersusun tertib (well organized) akan menciptakan suasana yang
favorable, membangkitkan minat, memperlihatkan pembagian pesan yang jelas, sehingga
memudahkan pengertian, mempertegas gagasan pokok dan menunjukkan perkembangan
pokok-pokok pikiran secara logis.

d) Membuat Garis Besar Pidato

Garis-garis besar (out-line) pidato merupakan pelengkap yang amat berharga bagi
pembicara yang berpengalaman dan merupakan keharusan bagi pembicara yang belum
berpengalaman. Garis besar pidato ibarat peta bumi bagi komunikator yang akan
memasuki daerah kegiatan retorika. Peta ini memberikan petunjuk dan arah yang akan
dituju. Garis besar yang salah akan mengacaukan “perjalanan” pembicaraan dan garis
besar yang teratur akan menertibkan “jalannya” pidato.

Garis-garis besar pidato yang baik terdiri dari tiga bagian, yaitu pengantar, isi dan
penutup. Dengan menggunakan urutan bermotif dari Alan H. Monroe, dapat dibagi
menjadi lima bagian, yaitu perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi dan tindakan.
Perhatian ditempatkan pada pengantar. Kebutuhan, pemuasan dan visualisasi ditempatkan
pada isi. Tindakan ditempatkan pada penutup pidato.
E. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan
sebagai berikut:
 Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum.
 Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan.
 Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
 Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
 Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb. (Wirajaya, 2008:124)

F. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Berpidato


Berpidato yang baik harus memperhatikan beberapa syarat, di antaranya:
 Berbusana yang sopan dengan melihat situasi, macam latar belakang
pendengarnya, acara yang akan disuguhkan panitia.
 Pergunakan bahasa yang sopan dan komunikatif sesuai dengan tingkat bahasa
pendengarnya. Pergunakan bahasa baku jika berpidato dalam forum resmi,
misalnya seminar, rapat, sidang, dsb.
 Materi pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar. Jangan
menggunakan materi yang justru bertentangan dengan kemauan, adat, norma,
agama atau tatanan yang dianut oleh masyarakat pendengar.
 Penampilan harus dengan rasa percaya diri, tidak minder, rendah diri, takut,
bingung atau grogi. Jangan memaksakan pendengar dengan pendapat yang
disampaikan.

2. Pengertian Diskusi
Menurut Mohammad Uzer Usman (2005:94), arti diskusi adalah “suatu proses
komunikasi dengan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal
dengan berbagi pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan dan solusi atau pemecahan
masalah.” Pendapat lain mengatakan diskusi merupakan proses pertukaran pikiran, gagasan dan
pendapat yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mendapat suatu kesimpulan serta
kesepakatan bersama.
Konklusi yang bisa kita petik ialah bahwa diskusi adalah suatu interaksi komunikasi yang
terjadi antara dua orang atau secara berkelompok dimana tujuan nya untuk membahas suatu tema
atau topik tertentu agar terciptanya suatu kesepakatan pendapat. Diskusi juga bisa digunakan
sebagai alat untuk mendorong kebiasaan demokratis serta meningkatkan daya intelektualitas.
a) Ciri-ciri Kegiatan Diskusi
 Diskusi berlangsung antara dua orang atau lebih.
 Diskusi dilakukan untuk membahas suatu topik atau tema tertentu.
 Sasaran yang ingin dicapai dalam diskusi adalah untuk mendapatkan
konsensus dari sebuah topik atau tema tertentu.
 Berlangsung dalam suasana yang bebas, teratur dan sistematis dalam aturan
yang telah di sepakati bersama.
b) Unsur-Unsur Diskusi
 Unsur Manusia, yaitu pihak-pihak yang melaksanakan kegiatan diskusi
seperti Moderator, Penyaji atau Narasumber, Pembicara, Notulen dan
peserta diskusi.
 Unsur Materi Diskusi, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan topik atau
tema diskusi, serta tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan
diskusi tersebut.
 Unsur Fasilitas Diskusi, yaitu semua hal yang mampu membantu kegiatan
berdiskusi seperti ruangan, kertas, meja, kursi dan lain sebagainya.
c) Fungsi dan Manfaat Diskusi
 Sebagai wadah yang dapat membantu memecahkan masalah secara
bersama-sama.
 Sebagai wadah untuk meningkatan daya Literasi dan Intelektualitas.
 Sebagai wadah untuk melatih kemampuan berpikir kritis dan berbicara di
muka umum ( Public Speaking)
 Membantu dalam mewujudkan proses kreatif dan analitis para peserta
diskusi.
 Membantu mengembangkan pengetahuan dan pengalaman para peserta
diskusi.
d) Jenis-Jenis Diskusi
Kegiatan diskusi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, sesuai dengan
fungsi dan definisinya. Adapun beberapa jenis diskusi antara lain sebagai berikut.
 Diskusi kelompok, yaitu bentuk diskusi yang paling sederhana dimana
hanya diperlukan Ketua/Moderator, Notulen dan beberapa peserta sebagai
penyaji serta penyanggah.
 Seminar, yaitu bentuk diskusi yang formal yang dilakukan untuk
menemukan kesepakatan pandangan atau langkah dalam menghadapi suatu
masalah.
 Diskusi Panel, yaitu bentuk diskusi formal yang biasanya dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman tentang suatu masalah yang sedang banyak
dibicarakan. Umumnya diskusi ini melibatkan para pakar sebagai
pembicara atau panelis.
 Simposium, yaitu bentuk diskusi yang dilaksanakan untuk memberikan
pengarahan singkat sebelum pelaksanaan suatu kegiatan.
 Lokakarya, yaitu bentuk diskusi yang diselenggarakan dengan
mempertemukanpara ahli untuk membahas suatu permasalahan di bidang
tertentu.
 Kongres, yaitu bentuk diskusi atau pertemuan para wakil organisasi (politik,
sosial, profesi) untuk membahas dan mengambil keputusan mengenai suatu
masalah.
 Konferensi, yaitu rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar
pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
 Sarasehan, yaitu bentuk pertemuan yang dihadiri oleh sekelompok
undangan tertentu untuk membicarakan suatu permasalahan dengan cara
yang tidak resmi dan suasana yang rileks.
 Muktamar, yaitu pertemuan para wakil organisasi untuk membahas dan
mengambil keputusan mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
 Munas atau Musyawarah Nasional, yaitu pertemuan para wakil nasional
untuk membahas suatu masalah yang berskala nasional.
 Training atau Pelatihan, yaitu bentuk diskusi yang fokus pada praktik dari
suatu teori dengan panduan dari panelis.

3. Pengertian Ceramah
Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia, Ceramah adalah pidato yang bertujuan
untuk memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiensi yang
bertindak sebagai pendengar. Ceramah dapat dilaksanakan kapan saja tidak ada rukun
atau syaratnya, tidak ada mimbar tempat khusus tempat pelaksanaanya, waktu tidak
dibatasi serta dapat dilakukan dengan cara yang inovatif dan kreatif (seperti seminar,
lokakarya, sarahsehan atau pelatihan).
Dengan melihat kepada pengertian diatas, ceramah dapat diartikan sebagai bentuk
dari dakwah yaitu dakwah bilkalam yang berarti menyampai kan ajaran-ajaran, nasehat-
nasehat kepada seeorang atau kelompok melalui media lisan.
A. Jenis-Jenis Ceramah
Ceramah dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
 Ceramah umum, yaitu pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat kepada
khalayak umum atau masyarakat luas. Di dalam ceramah umum ini
keseluruhannya bersifat menyeluruh tidak ada batasan-batasan apapun baik dari
audiens yang tua maupun muda, materinya juga tidak ditentukan sesuai dengan
acara.
 Ceramah khusus, yaitu ceramah yang bertujuan untuk memberikan nasehat-
nasehat kepada mad’u atau khalayak tertentu dan juga bersifat khusus, baik itu
materi maupun yang lainnya. Dalam ceramah khusus banyak batasan-batasan
yang dibuat mulai dari audiens yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi
juga yang menyesuaikan dengan keadaan.
B. Unsur-Unsur Ceramah
 Da’i ( Penceramah ), sebelum menjadi penceramah perlu mengetahui apa tugas
seorang penceramah serta paham tentang modal dan bekal atas apa yang harus
dimiliki seorang penceramah.
 Mad’u ( Audiens), merupakan sebagai penerima nasehat-nasehat. Audiens
bermacam-macam kelompok yang berbeda mulai dari segi Intelektualitas, Status
ekonomi, pendidikan, jenis kelamin dan lain-lain.
 Materi , materi yang akan disampaikan harus betul-betul dikuasai sehingga
penampilan penuh keyakinan, tidak ragu, dan jangan sampai menghilangkan
konsentrasi dirinya sendiri. Dengan itu, materi harus disusun secara sistematis,
dengan artian judul, isi, dan acara tersebut sifatnya betul-betul mempunyai
hubungan. Sehingga pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
C. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan kepada audiens yang pada umum nya mengikuti secara pasif.
Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis
untuk menyampaikan informasi dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur
atau rujukan yang sesuai dengan daya intelektualitas para audiens.
D. Media Ceramah
Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi ceramah kepada
audiens. Melakukan ceramah di zaman sekarang tidak hanya dilakukan di sebuah tempat
ibadah atau gedung pertemuan saja, tetapi bisa dilakukan dengan banyak cara dan
berbagai macam media seperti televisi, koran, majalah, buku, dan internet.
4. Pengertian Presentasi
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin (Audiens).
Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan acara politik,
presentasi lebih sering digunakan dalam dunia bisnis. Tujuan dari presentasi bermacam-
macam, misalnya untuk membujuk, memberi informasi atau bahkan meyakinkan
seseorang.
A. Fungsi Dan Kegunaan Presentasi
 Menyampaikan informasi atau materi
 Membuat suatu ide atau gagasn
 Meyakinkan para peserta (audiens)
 Menghibur pendengar
 Memotivasi dan menginspirasi peserta untuk melakuan tindakan tertentu
 Melakukan promosi
B. Jenis-Jenis Presentasi
Adapun jenis-jenis persentasi yang diantaranya, yaitu :
 Presentasi Mendadak, yaitu presentasi yang dilakukan secara mendadak atau
tannpa persiapan. Para pembicara akan langsung memberikan informasi kepada
para peserta, biasanya dilakuan jika ada informasi penting yang harus segera
disampaikan.
 Presentasi Naskah, yaitu presentasi yang dilakukan dengan cara membacakan
naskah kepada para peserta. Saat ini banyak sekali orang yang melakukan
presentasi dengan membaca naskah sehingga kata-kata yang dikeluarkan seperti
teks pada naskah yang telah dipersiapkannya.
 Presentasi Hafalan, yaitu presentasi yang dilakukan dengan cara menghafal teks
yang telah disediakan, jadi pembicara harus menghafal informasi yang akan
disampaikannya. Presentasi dengan cara ini sangat kurang baik untuk dilakukan,
karena jika lupa akan terjadi kegagalan jadi kalau bisa harus dihindari.
 Presentasi Ekstempore, yaitu dalam jenis ini pembicara harus mempersiapkan
materi hanya garis besarnya saja kemudian jabarkan secara lengkap atau detail.
C. Jenis-Jenis Presentasi Berdasarkan Pihak Yang Melakukan Dan Pesertanya
 Presentasi Langsung, dilakukan jika pembicara dan peserta dapat berkomunikasi
secara langsung.
 Presentasi tidak langsung, dikatakan secara tidak langsung jika peserta tidak
bertemu dengan secara langsung dengan pembicara yang menyampaikan
informasi.
D. Jenis-Jenis Presentasi Berdasarkan Medianya
 Presentasi Audio, yaitu menggunakan media suara saat menyampaikan informasi
nya.
 Presentasi Visual, yaitu menggunakan media gambar saat menyampaikan
informasi nya.
 Presentasi Audio Visual, yaitu menggunakan media audio dan gambar saat
menyampaikan informasi nya, misalnya seperti video.
E. Unsur-Unsur Presentasi
Unsur-Unsur pokok yang ada pada presentasi diantaranya:
 Moderator, untuk mengatur jalannya presentasi.
 Pembicara, pihak yang melakukan presentasi dan menyampaikan informasi.
 Audience, peserta atau pendengar dari presentasi.
 Tools atau peralatan, media atau alat-alat yang digunakan untuk menyampaikan
informasinya.
5. Pengertian Debat
Apa yang dimaksud dengan debat (debate)? Secara umum pengertian Debat
adalah suatu kegiatan adu argumentasi antara dua belah pihak atau bisa juga lebih,
baik secara perorangan maupun kelompok.
Pendapat lain definisi debat adalah suatu bentuk komunikasi dengan cara saling
beradu argumentasi untuk menyampaikan ide-ide secara logika dan bukti pendukung
dari masing-masing pihak yang berdebat. Debat memiliki tujuan untuk
mendiskusikan atau memutuskan masalah dan perbedaan atas suatu hal. Dalam
lingkup formal, dapat dilakukann dalam dalam institusi legislatif seperti parlemen
terutama di negara-negara yang menggunakan sistem oposisi.
A. Unsur-Unsur Debat

Didalam kegiatan debat terdapat beberapa unsur-unsur penting yang saling


melengkapi satu dengan lainnya, antara lain.

 Materi Debat, yaitu topik utama yang akan dibahas dalam kegiatan debat.
Seperti Tema, Tujuan, Tahapan, Tata Tertib.
 Personalia Debat, yaitu semua pihak yang ikut terlibat dalam kegiatan
debat. Seperti Panitia, Moderator, Pihak Pendukung, Pihak Penyanggah,
Notulen, Publik dan lain sebagainya.
 Fasilitas Debat, yaitu semua perlengkapan dan alat yang dibutuhkan agar
proses kegiatan debat dapat berjalan dengan baik. Seperti Lingkungan,
Ruang Debat, Sound System, Media (Projector/OHP, Sarana dan
Prasarana)
B. Struktur Debat
Bagaimana suatu debat dapat dikatakan baik? Mengacu pada pengertian debat,
suatu debat dapat dikatakan baik apabila memenuhi struktur berikut ini.
 Pengenalan, Setiap tim akan memperkenalkan diri baik itu tim afirmasi,
tim oposisi maupun tim netral.
 Penyampaian Argumentasi, Setiap tim akan meyampaikan argumentasi
terhadap topik yang sudah ditentukan.
 Debat, Masing-Masing tim akan saling mengomentari setiap argumentasi
dari tim lainnya.
 Simpulan, Setiap tim akan memberikan pernyataan penutup terhadap
pernyataan topik yang sesuai dengan posisinya di tim debat.
 Pengambilan Keputusan (Voting, Resolusi, Mosi dan lainnya), ada tiga
jenis keputusan yang bisa diambil dari proses debat, yaitu Keputusan dari
Juri, Keputusan Pendengar, Keputusan dengan Kritik.
C. Ciri-Ciri Debat

Komunikasi dalam debat dapat dikenali melalui ciri-cirinya. Adapun ciri-ciri


debat adalah sebagai berikut.

 Terdapat dua sudut pandang yang berbeda.


 Adanya proses saling mempertahankan pendapat antara masing-masing
pihak yang berdebat.
 Terjadi proses argumentasi untuk saling mempertahankan pendapat antara
pihak-pihak yang berdebat.
 Adanya sesi tanya jawab dengan waktu terbatas, dimana tujuannya untuk
saling menjatuhkan lawan debat.
 Terdapat pihak penengah, yaitu moderator debat.
 Hasil debat didapatkan melalui keputusan juri atau voting.
D. Jenis-Jenis Debat

Menurut Henry Guntur Tarigan adapun jenis-jenis debat yang umum dilakukan
dibedakan berdasarkan tiga macam berikut ini.

 Debat Parlementer/Majelis (Assembly or Parlementary Debating)


Debat ini memiliki tujuan untuk memberikan atau menambahi dukungan
bagi suatu undang-undang tertentu dan setiap Anggota yang ingin
mengungkapkan pandangan atau pendapatnya dapat berbicara atau
menentang usulan tersebut setelah mendapatkan izin dari majelis.
 Debat Pemeriksaan Ulangan (Cross-Examination Debating)
Jenis debat yang satu ini bertujuan untuk mengajukan beberapa pertanyaan
yang satu sama lainnya berkaitan, sehingga akan menyebabkan setiap
individu yang diberikan pertanyaan menunjang posisi yang akan
ditegakkan dan diperkokoh oleh penanya.
 Debat Formal, Konvensional atau Debat Pendidikan (Formal,
Conventional and Educational Debating)
Debat ini tidak seperti debat yang dilakukan saat debat di parlemen karena
bertujuan untuk menghasilkan keputusan yang lebih diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan di kalangan peserta debat. Kemampuan
yang dimaksud di sini yaitu seperti mengutarakan pendapat secara masuk
akal, jelas dan juga terstruktur, mendengarkan pendapat yang berbeda dan
biasanya disertai kemampuan bahasa asing.
E. Tujuan dan Manfaat Debat

Kegiatan debat dilakukan bukan tanpa tujuan, tentu ada hal yang ingin dicapai
oleh semua pihak. Adapun beberapa tujuan dan manfaat diadakannya debat antara lain.

 Melatih keberanian atau mental dalam mengemukakan pendapat di muka


umum
 Melatih untuk mematahkan pendapat dari lawan debat.
 Membantu untuk meningkatkan kemampuan dalam merespon suatu
masalah yang diperdebatkan.
 Melatih diri untuk bersikap kritis pada setiap materi yang diperdebatkan.
 Memantapkan pemahaman dari suatu materi yang diperdebatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Dwiatmana, Edy dkk.200ENAM. Bahasa dan Sastra Indonesia. Semarang: Semarang


Pemerintah Kota
Wirajaya, Asep Yudha dan Sudarmawati.2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Surakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai