Anda di halaman 1dari 6

Disusun oleh:

kelompok 6
anggota:

Allycia Amanda.S
Inayah
Laeli Nurhidayah
Milla Amaliya
Vina Anggita

Kelas  X Administrasi Perkantoran 3

SMK NEGERI 1 KEDAWUNG

JL TUPAREV NO. 12 TELP (0231) 203795 KAB. CIREBON

Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt karena atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah Etika Komunikasi. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan ide, fikiran, masukan serta kritiknya. Kami
menyadari dengan adanya masukan serta kritikan saudara-saudara, makalah ini menjadi
lebih lengkap dan lebih layak untuk dibaca dan dipelajari.

Makalah ini dibuat untuk meningkatkan siswa memahami Persiapan, Penyajian dan
Petuntupan Pembicaraan.
Makalah ini berisi materi Etika Komunikasi tentang Persiapan, Penyajian dan Penutup
Pembicaraan untuk kelas X SMK.

Akhirul kalam kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya makalah ini,
kami mengucapkan banyak terimakasih terutama kepada guru Etika Komunikasi kami yang
benama Ibu Iin Indawati, S.Pd dan kawan-kawan kelas X AP 3 tahun ajaran 2011/2012.
Kritik dan saran selalu kami harapkan untuk kebaikan makalah ini. Semoga Allah swt
meridai niat dan usaha kita bersama dalam upaya mewujudkan manusia-manusia yang cerdas
dan beriman. Amiin!!
a) Persiapan penyajian dan penutup pembicaraan

Persiapan

Persiapan dalam berbicara pada umumnya mencangkup masalah pengetahuan, sistematikanya


(urutannya), tujuannya, tempat dan waktu.

Penyajian materi

Dalam penyajian materi, hendaknya memuat tentang :

1. Pendahuluan

 Motivasi yang menarik perhatian


 Tujuannya
 Ruang lingkupnya

2. Isi pembicaraan

Isi pembicaraan merupakan bagian mengenai pembahasan masing-masing acara yang telah disebutkan di
dalam ruang lingkup penyajian. Pembahasan yang disampaikan pembicara hendaknya jelas, menarik,
lancar, tertuju dan mudah dipahami.

3. Penutup pembicaraan

Di dalam penutup hendaknya berisi atau memuat tentang ringkasan materi yang dibahas, memberikan
motivasi kembali kepada para pendengar, memberikan harapan, saran-saran, ajakan, dsb.

b) Sistematika penyajian dan penutup pembicaraan

Pendahuluan pembicaraan

 Motivasi yang menarik

Usaha untuk menarik minat para pendengar adalah dengan cara mengemukakan pentingnya isi ceramah
atau kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari atau untuk masa depan pendengar.

 Mengutarakan topik secara umum

Topik yang dibicarakan harus dapat memberikan gambaran umum yang kemudian membicarakan
permasalahan secara khusus.

 Tujuan

Selain berisi motivasi, isi pendahuluan hendaknya mengemukakan tentang maksud dan tujuan
pembicaraannya.
 Ruang lingkup

Isi pendahuluan harus mengemukakan ruang lingkup pembicaraannya yaitu batas-batas pembahasan yang
akan dibicarakan.

Isi Pembicaraan

Seorang komunikator dalam menguraikan isi dari suatu pembicaraan hendaknya :

 Lancar atau tidak ada gangguan


 Harus menarik perhatian pendengar
 Uraiannya harus jelas, mudah ditangkap, dimengerti dan dihayati
 Uraiannya darus mengesankan dan menggunakan alat peraga
 Pembahasannya harus tertuju atau terarah kepada tujuan

Penutup pembicaraan

Di dalam penutup pembicaraan perlu dikemukakan hal-hal yang penting, yaitu ada ringkasan, motivasi,
saran pembicara kepada pendengar, ucapan terima kasih dan minta maaf  kepada para pendengar.

c) Alat bantu dalam penyajian pembicaraan

Pembicaraan yang hanya disampaikan dengan kata-kata tanpa alat bantu peraga hasilnya diresapi
pendengar sebesar ± 15%. Di dalam mempergunakan alat bantu seperti alat peraga, seorang pembicara
harus menyiapkan hal-hal berikut :

 Gambar-gambar atau bagan-bagan yang ditulis pada karton manila


 Alat-alat peraga yang nyata atau alat peraga yang sebenarnya
 Alat peraga tiruan atau palsu
 Slide proyektor, film projektor, OHP, LCD, dsb

d) Gaya bahasa penyajian dalam berbicara

Gaya bahasa berbicara itu antara lain adalah sebagai berikut :

 Gerak-gerik

Air muka dan gerakan badan, tangan, kepala, harus disesuaikan dan harus mengikuti isi pembicaraan.
Gerak-gerik ini sebaiknya wajar saja dan jangan dibuat-buat.

 Pakaian

Pakaian yang digunakan sebaiknya yang rapi,  lengkap dan sopan. Pakaian rapi artinya mengenakan
pakaian terlihat wajar, teratur, dan serasi. Pakaian lengkap artinya sesuai dengan apa semestinya. Pakaian
yang sopan artinya pakaian yang pantas dipakai menurut etika berpakaian.

 Sikap jiwa
Sikap jiwa yang diperlukan seorang komunikator pada waktu berbicara adalah tegas dan jangan ragu-
ragu. Hal ini diperlukan untuk menghilangkan kegugupan saat berbicara di depan umum.

 Suara

Suara dalam berbicara hendaknya jelas dan kata-katanya tepat. Di samping suaranya harus jelas juga
jangan monoton (satu nada). Pada waktu bicara juga diharapkan suaranya cukup keras, jelas, bersemangat
dan berirama.

 Pandangan jiwa

Pada waktu berbicara, pandangan mata harus menyeluruh dan cara melihatnya selalu berpindah-pindah.
Pembicara tidak boleh grogi, sehingga pembicaraan dapat dilakukan dengan lancar.

 Sikap badan

Sikap badan pada waktu berbicara hendaknya tegak, tapi tidak kaku dan dapat terlihat dengan jelas oleh
pendengarnya.

B. TEKNIK MENDENGARKAN AKTIF

Mendengarkan merupakan suatu kegiatan memperhatikan dengan sebaik-


baiknya dengan menggunakan indera pendengaran, sehinggga memahami maksud secara tepat dari pihak
komunikator. Untuk mendengarkan dengan baik diperlukan konsentrasi yang tinggi dari pikiran agar
dapat menangkap dan menginterpretasi berita atau pesan yang dikirim komunikan. Proses mendengarkan
secara aktif dan efektif tidak hanya menggunakan indera pendengaran, tetapi perpaduan antara indera
pendengaran dengan pikiran.

a. Mendengarkan secara evaluatif

Ketika  mendengarkan pembicaraan, pendengar berupaya mendengarkan sambil mengadakan evaluasi


terhadap kata-kata yang diucapkan pembicara. Hasil penilaian ini disampaikan kembali kepada pembicara
dalam berbagai macam bentuk, antara lain berupa: menolak, menyetujui (menyanggah atau mandukung
isi pembicaraan).

b. Mendengarkan secara proyektif

Pendengar berusaha memproyeksikan dirinya ke alam pikiran pembicara. Pendengar berusaha memahami
pandangan dari pembicara sampai pembicaraan selesai dan pendengar memahami setiap arti kata dari
pembicara. Cara mendengarkan yang aktif dan efektif, yaitu sebagai berikut:

1)  Dengarkan dengan penuh konsentrasi apa yang sedang dibicarakan


2)  Tangkap pesan-pesan penting atau inti pembicaraan

3)  Sebaiknya terlebih dahulu persiapkan alat tulis menulis untuk mencatat inti pembicaraan

4)  Bila pembicaraan terjadi secara langsung tanpa menggunakan media komunikasi, pendengar dapat
langsung bertanya kepada pembicara perihal isi pembicaraan yang tidak dipahami (bila pembicaraan
terjadi ketika rapat, tunggu sampai pada acara tanya, jawab).

Anda mungkin juga menyukai