AMA
3.23 Mengidentifikasi informasi berupa permasalahaan aktual yang
disajikan dalam drama.
4.23 Menyusun bagian-bagian penting dari permasalahan actual
sebagai bahan untuk disajikan dalam ceramah
3.24 Menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan dalam ceramah
4.24 Mengonstruksi ceramah tentang permasalahan dengan
memperhatikan aspek kebahasaan dan menggunakan
struktur yang tepat.
Ceramah adalah pidato yang menyampaikan pidato ajaran agama. Ajaran-ajaran tersebut dapat
berupa nasihat, petuah, petunjuk, ataupun kisah-kisah. Pendengar dapat siapa saja, masyarakat
luas atau khalayak.
Ciri-ciri Ceramah
1. Ceramah disampaikan oleh orang yang mempunyai keahlian dalam bidang maupun ilmu
tertentu.
2. Mereka memiliki pengetahuan luas. Mereka memikirkan serta membicarakan isu-isu dan
bermacam pengalaman di luar kehidupan mereka sehari-hari.
3. Mereka antusias, menunjukkan keinginan besar pada apa yang mereka perbuat dalam
kehidupan mereka, ataupun pada apa yang dia katakan pada kesempatan itu.
5. Mereka sangat mau tahu. Mereka bertanya, “Mengapa?” Mereka mau tahu lebih banyak
tentang apa yang dia katakan.
6. Mereka memberikan empati. Mereka berusaha menempatkan diri mereka pada posisi dia
guna memahami apa yang dia katakan.
Jenis-jenis Ceramah
1. Ceramah Umum
Ceramah umum adalah pesan yang tujuannya guna memberikan suatu nasehat serta petunjuk-
petunjuk yang diarahkan pada khalayak ramai, atau masyarakat luas. Biasanya ceramah umum
sifatnya menyeluruh, maksudnya tak ada batasan apa saja baik itu dari audiens yang telah tua
ataupun yang masih muda, materinya juga tidak ditentukan, sesuai dengan acara.
2. Ceramah Khusus
Ceramah khusus adalah ceramah yang tujuannya untuk memberikan nasehat serta petunjuk-
petunjuk pada mad’u atau khalayak tertentu serta bersifat khusus baik itu materinya maupun
yang lainnya. Pada ceramah khusus tersebut, banyak patokan yang dibuat contohnya materi yang
menyesuaikan dengan keadaan. Contohnya Peringatan Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Unsur-unsur Ceramah
1. Penceramah
Sebagai seorang penceramah, wajib mempunyai ilmu yang mumpuni pada materi yang
diberikan kepada pendengar.
2. Pendengar
Unsur ceramah yang kedua ialah pendengar. Pendengar adalah orang yang menerima nasehat
serta petunjuk dari penceramah.
3. Materi
Materi yang diberikan dalam ceramah asalnya dari ajaran-ajaran suatu agama. Tapi, ceramah
yang baik ialah ceramah yang bisa dan sanggup membuat pendengar terdorong serta berminat
untuk melakukan nasehat-nasehat yang sudah diberikan oleh penceramah.
4. Media
Media ceramah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi kepada pendengar.
Ceramah di zaman sekarang tidak hanya dilakukan di rumah ibadah, tetapi juga bisa di
banyak tempat. Adapun kegiatan ceramah bisa dilakukan secara langsung ataupun direkam
sehingga pendengar bisa melihat dari internet atau televisi.
Tujuan Ceramah
1. Informatif/instruktif
Memberikan informasi pada pendengar tentang sebuah hal sehingga pendengar bisa
memahami atau mengerti isi informasi tersebut jelas dan benar.
2. Persuasif
Mengajak pendengar agar mengikuti apa yang sudah pembicara sampaikan supaya keyakinan
pendengar semakin bertambah guna melakukan sesuatu kearah yang lebih baik lagi.
3. Argumentatif
4. Deskriptif
5. Rekreatif
6. Naratif
Metode Ceramah
1. Ekstemporan
Metode ceramah dengan cara cuma menuliskan pokok pembahasan maupun gagasan utama
saja,
2. Impromptu
Metode yang paling sering dipakai oleh para penceramah senior sertaz berpengalaman, karena
tidak ada persiapan serta menyampaikan ilmu yang dipunyai yang diingatnya,
3. Membaca naskah
Biasanya metode ini dipakai oleh para penceramah baru serta pemula sebab gampang untuk
membaca naskah secara lengkap,
4. Menghafal
1. Pendahuluan
a) Pembuka
Bagian tersebut berisi salam pembuka, ucapan penghormatan, serta ucapan syukur dan
harapan-harapan yang ingin disampaikan oleh penceramah.
Contoh:
a. Salam Pembuka
1) Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
2) Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua
2. Isi Ceramah
a) Inti
Berisi paparan dari penceramah, pandangan umum, serta ilustrasi dari materi yang
diberikan.
b) Gagasan
Berisi ide besar yang mau disampaikan pada pendengar. Ceramah yang baik isinya satu
gagasan besar lalu dikembangkan dalam subtopik.
3. Penutup
a) Simpulan
b) Ucapan permintaan maaf
c) Salam penutup
Contoh:
Jadi, kalau bukan kita yang menjaga kebersihan lingkungan, bahaya banjir akan
terus menyerang dan penyakit yang timbul karena banjir akan semakin meningkat. Oleh
karena itu, saya berharap adanya peran aktif dari masyarakat untuk menjaga dan
melaporkan jika ada yang masih membuang sampah sembarangan. Sekian hal yang dapat
saya sampaikan, mohon maaf jika ada salah kata yang saya ucapkan. Wassalamualaikum
wareahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi murid-muridku yang saya kasihi, serta rekan-rekan guru yang saya hormati.
Pertama-tama, mari kita ucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena karunia-Nya
sehingga kita semua bisa berkumpul pada acara pagi hari ini.
Seperti yang sudah kita ketahui, lingkungan di sekitar kita menjadi cerminan budaya sekolah
kita. Sangat tidak enak apabila lingkungan di sekitar kita ini tidak enak dipandang dan tidak
nyaman lagi. Apalagi sekolah ini sudah jadi rumah kedua kita yang setiap hari kita datangi untuk
menuntut ilmu.
Lingkungan sekolah yang nyaman dan sejuk akan meningkatkan konsentrasi dalam proses
belajar mengajar. Selain itu, kita pun jadi bisa berkontribusi terhadap penciptaan budaya yang
ramah lingkungan.
Oleh karena itu, saya sebagai bagian dari sekolah ini, sangat menginginkan agar murid-murid
dan rekan-rekan guru sekalian bisa tetap menjaga keasrian dan kebersihan lingkungan sekolah
kita.
Setiap kelas harus berkontribusi menyumbangkan dua pohon lalu merawatnya dan juga satu tong
sampah di setiap depan kelas. Kemudian, setiap hari harus dibuatkan jadwal piket untuk
membersihkan kelas dan taman di depan kelas. Jangan lupa juga untuk membuang sampah pada
tempatnya karena dengan begini, tong sampah sudah tersedia banyak dan tidak ada alasan lagi
untuk malas membuang tempat sampah ke tempatnya. Semoga dengan cara ini, kita bisa
bergotong royong untuk sama-sama memelihara lingkungan yang bersih dan sejuk.
Harapan saya adalah dengan tindakan-tindakan kecil yang dilakukan secara bersama-sama ini,
pada akhirnya bisa membawa perubahan besar bagi lingkungan sekolah, bahkan lingkungan
daerah sekitar kita.
Akhir kata, terima kasih atas kesempatan waktu yang diberikan, mohon maaf bila ada salah kata,
dan mari kita bersama-sama memelihara lingkungan sekolah yang sehat, bersih, dan nyaman!
Halo, guys! Thank you karena sudah memberikan saya kesempatan untuk berbicara. Pertama-
tama hari ini yang mau saya bahas ialah kejomloan. Ayo, siapa yang jomlo di sini?
Kalau membahas masalah remaja atau anak-anak puber, pasti enggak jauh-jauh dari yang
namanya cinta. Ada yang suka sama gebetan tapi bertepuk sebelah tangan, ada yang suka sama
gebetan, eh gebetannya juga suka sama dia. Ada juga yang jadian, putus, nyambung, putus,
nyambung, udah kayak extension hair!
Nah, tapi dalam kehidupan percintaan, enggak cuma anak remaja sih, orang dewasa juga
sebenarnya punya predikat ini. Yakni jomlo! Ayo, siapa yang sudah lama banget ngejomlo dan
kangen banget pingin punya pacar?
Jomlo ini suka banget di-bully sama teman-temannya. Kenapa? Karena ternyata jadi jomlo itu
akibat enggak laku. Waduh! Padahal nih ya, kalau kata Pocoooong mah, hantu yang jadi seleb di
Twiiter itu tuh, ‘jomlo itu nasib, kalau single itu prinsip.”
Padahal jadi jomlo itu enak banget lho, guys. Serius! Coba deh kalian bayangkan, kalian itu
terbebas dari yang namanya drama, uang jajan full buat diri sendiri dan bisa ditabung, enggak
perlu setiap menit kasih laporan ke pasangan, bisa nge-like foto siapa saja di Instagram, dan
paling asyiknya bisa main sama siapa saja tanpa ada yang marah!
Apalagi kalian kan masih muda, ya, jadi sebenarnya masih banyak sekali pengalaman-
penglaman yang harus di-explore. Dan kadang mau berpetualang itu kalau punya pacar suka
dipersulit! Iya enggak, sih?
Makanya, buat kalian yang jomlo, selow aje! Nanti kalau sudah waktunya tiba punya pacar juga,
pasti punya, kok! Jangan minder kalau sering di-bully karena jadi jomlo itu, keren! Setuju?
Oke deh, kayaknya sekian dulu ceramah saya tentang kejomloan hari ini. Terima kasih
ya, guys, sudah diberi kesempatan di sini. Sampai jumpa di lain waktu!
Segala puji bagi Allah SWT atas karuna dan rahmat-Nya yang begitu besar bagi kita, tidak lupa
juga shalawat dan salam kepada nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW.
Hadirin yang terhormat, suatu bangsa akan lebih dihormati dan lebih maju bukan hanya karena
kecanggihan teknologi, tetapi juga karena pendidikan moral yang lebih baik. Moral ini bisa
dilihat dari tingkah laku yang dilakukan oleh masyarakatnya sehari-hari.
Majunya teknologi, tentu harus dibarengi pula dengan kemajuan cara berpikir. Sebagai orang
tua, kita harus bisa dan bertanggung jawab terhadap perkembangan moral putra-putri kita agar
bisa tetap berada di jalan yang benar dan tetap bisa jadi manusia yang bermanfaat bagi satu sama
lain.
Jangan hanya memberikan nasihat saja, tetapi contohkan juga pada anak-anak bagaimana moral
seharusnya berjalan. Misalnya, ada nenek-nenek sudah renta yang hendak menyebrang jalan,
coba dibantu. Jangan pula membuat prank-prank untuk konten sosial media yang isinya
merugikan orang lain, seperti memesan makanan dengan ojek online, ketika sudah
dibeli, eh, dibatalkan.
Tentu saja hal ini terjadi karena kurangnya penanaman moral dan empati pada anak-anak.
Mereka melakukan hal-hal tersebut karena dianggap lucu, padahal tidak mengerti apa pentingnya
pesanan itu bagi si bapak ojek online.
Anak-anak itu ibarat sponge, berapapun umur mereka. Panutan yang paling diikuti, secara sadar
dan tidak adalah orang tua. Untuk itu, penting juga bagi orang tua agar ikut berubah dan
memiliki empati bagi orang lain, supaya pendidikan moral itu bisa terbentuk dengan sendirinya.
Sekian ceramah yang saya sampaikan hari ini. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang salah dan
menyinggung di hati. Mudah-mudahan kita semua bisa jadi panutan bagi anak-anak kita demi
tercapainya pendidikan moral yang lebih baik bagi bangsa.