Anda di halaman 1dari 5

KANRE RONG

KAREBOSI
KANRE RONG KAREBOSI
 Pusat kaki lima dan Kuliner “Kanrerong ri Karebosi” berlokasi di Jalan Kartini, Kota Makassar Soft
launching oleh Walikota Makassar, Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto pada Jumat, 17/08/2018.
 Kanrerong diharapkan menjadi pusat penataan PK5 di Makassar dan jadi contoh nasional. Pemerintah
hadir sebagai jembatan. 3600 PK5 jika kita berdayakan menjadi potensi yang luar biasa. Kita bikinkan tempat di area
termahal yang ditempati secara gratis yakni di Kanrerong
 Kanre rong sebagai titik start dimulainya pergulatan ekonomi makro yang menampung seluruh PK5 di
Makassar.
 Sebanyak 300 booth yang terpasang di sisi selatan Lapangan Karebosi ini adalah para PK5 yang
direlokasi dari para pedagang kaki lima yang dulunya berada di Jln Mesjid Raya, Jln Sunu, dan Jln
Pettarani. Kanre rong dibangun pemerintah dengan biaya Rp 9 miliar
 Walikota menargetkan satu kios mampu beromset Rp2juta per hari atau sekitar Rp17miliar per tahun
KONDISI SAAT INI
 Kawasan kuliner Kanrerong ri Karebosi yang digadang-gadang bakal jadi pusat kuliner di Kota Makassar hingga kini masih
sepi.
 Kawasan kuliner Kanre Rong memang ditargetkan untuk menjadi kawasan pusat kuliner tradisional Kota Makassar. Tapi
nyatanya para pedagang yang berada di sana sebagian besar menjual makanan ringan dan kemasan
 Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar bahkan berencana untuk menata ulang kawasan tersebut lantaran dinilai terlalu
padat dan dagangan yang dijual para pedagang juga cenderung serupa.
 Lokasi Kanrerong yang berada di sebelah Lapangan Karebosi tidak tepat untuk dijadikan sebagai kawasan kuliner.
 Kanrerong sama sekali tidak memiliki daya tarik sehingga wajar bila tidak laku.
 Kalau sekarang pengunjung sepi, seharusnya dinas terrkait melakukan terobosan-terobosan menarik mengunjung.
 Perlu penataan ulang krn tdk punya ruang kongkow2 yg cukup2.
 Mengapa sepi...1. Pengunjung harus punya kepentingan barulah singgah, bukan karena faktor butuh; Tidak ada sesuatu yang
menarik untuk kita harus singgah karena jualannya sama dengan yang lain (harusnya punya ciri khas, atau daya tarik
berbeda).
SOLUSI
 Hal yang utama adalah pasarnya. Siapa yang menjadi target pelanggannya?Apa yang menjadi keunikan nya? Intinya
mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan atau selera masyarakat.
 Sebagai sentra wisata kuliner, pedagang seyogyanya mempunyai ikon masakan yang bisa menjadi idola para
penikmat kuliner. Sehingga sentra PKL dan wisata kuliner menjadi destinasi wisata yang ikonik dan khas di masing-
masing titik, dengan salah satu kuliner khas dan yang unggul.
 Sinergi multi pihak, libatkan dalam pemberdayaan dan pendampingan PKL atau UMKM
 Libatkan komunitas anak-anak muda dan perempuan. Jadikan kanre rong tenoat yang membhagiakan dan memberi
pengalaman untuk anak-akan muda kongkow atau nongkrong.
 Jalin kerjasama perusahaan food atau hotel yang memiliki chef handal untuk melatih juru masak di sentra PKL
sebagai bentuk CSR.
 Mengadakan event pentas musik setiap malam minggu, lomba kuliner, promosi online dan offline; undang komunitas
tertentu, memberikan fasilitas yang sangat murah, gethok tular/mouth to mouth/ dari mulut ke mulut; Kerjasama
dengan event organizer, media massa, kelompok masyarakat/paguyuban, komunitas, dan mahasiswa, serta berbagai
instansi dalam bentuk promosi dan kerjasama kegiatan (pameran lomba, dll)
 Kanre rong bekerjasama dengan Rumah makan/warung makan/restoran yang ”sudah punya nama”
Dengan bukanya tempat makan yang sudah dikenal, akan membuat orang datang ke tempat tersebut,
yang pada gilirannya akan merangsang wisatawan/pengunjung lain datang dan membeli makanan
 Menyajikan makanan yang berkualitas baik dari rasa, aroma, warna, variasi menu, standard porsi, dan
penyajian; Menjaga kualitas pelayanan yang baik, yaitu penampilan pelayan, keramahan, kecepatan dan
ketepatan/ketrampilan dalam melayani; Menciptakan suasana/ atmosphere/ penampilan tempat meliputi
keindahan, dekorasi ruang, kebersihan, pengaturan meja dan kursi, sehingga wisatawan/pengunjung
merasa nyaman; Menjamin Keamanan wisatawan/pengunjung; Menjalin kerjasama dengan pengelola
wisata/travel: dengan system meal cupon; dan meningkatkan Sarana dan Prasarana Fasilitas Penunjang
seperti penambahan sarana bermain anak-anak

Anda mungkin juga menyukai