Anda di halaman 1dari 6

UPAYA MEMBEDAKAN HOMONIM BAHASA JERMAN DENGAN PERMAINAN

Fahmi Wahyuningsih dan Dyah Woroharsi

Abstract: Belajar dan mengajar bahasa dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan. Untuk
itu perlu diciptakan situasi kelas yang hidup dan menyenangkan agar pembelajar tidak merasa
jemu, sehingga pelajaran menjadi lebih menarik. Salah satu caranya adalah dengan
menyajikan permainan dalam pembelajaran. Permainan merupakan bentuk latihan yang
penting agar tujuan pembelajaran bahasa dapat tercapai. Salah satu permainan untuk dapat
menambah kosakata bahasa Jerman yaitu dengan permainan Teekessel yang bertujuan untuk
membedakan Homonim Bahasa Jerman.

Keys: Permainan,Kosakata

Abstract: Learning and teaching languages can be a fun activity. For it is necessary to create a living classroom
situations and fun, so that learners do not feel tired, so the lessons become more interesting. One way is by
presenting the game in learning. Game is a form of exercise that is important for language learning goals. One
form of the game can be able to add the German vocabulary by playing Teekessel which aims to distinguish the
German homonym.
Keys: Games, Vocabulary

Belajar bahasa Asing pada umumnya dan khususnya bahasa Jerman lebih diarahkan agar
pembelajar dapat berkomunikasi secara lisan maupun tulis. Dengan kata lain bahwa tujuan
pembelajaran bahasa Jerman adalah agar pembelajar dapat menguasai dan menggunakan
bahasa secara komunikatif. Penguasaan bahasa ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu
penguasaan pasif atau reseptif dan penguasaan aktif atau produktif. Penguasaan pasif/reseptif
meliputi kemampuan menyimak dan memahami wacana, sedangkan kemampuan aktif/
produktif mencakup kemampuan berbicara dan menulis. Menurut Littlewood ( dalam
Huda:1988:90) penguasaan produktif ini dapat dikembangkan dalam dua kegiatan. Kegiatan
pertama ditekankan padasegi fungsinya ( kegiatan komunikatif fungsional) yang bisa berupa
pemecahan masalah, penemuan informasi dan sebagainya. Kegiatan yang kedua ditekankan
pada kemampuan pembelajar untuk memberi makna sosial dan fungsional suatu bahasa.
Pembelajar diharapkan mampu memilih ungkapan-ungkapan yang menyatakan makna yang
sesuai dengan situasi yang melatarbelakangi. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya
latihan yang bertahap dan berulang-ulang.

Salah satu cara yang bisa digunakan untuk latihan bertahap dan berulang-ulang ini dapat
dilakukan dengan jalan menyajikan permainan . Menurut Lohfert (1987:45) permainan sangat
cocok untuk melatihkan penggunaan bahasa. Permainan merupakan bentuk latihan yang
penting untuk meningkatkan kemampuan komunikatif dalam bahasa Asing. Lebih lanjut Gotz
(1994:28) menyatakan bahwa permainan pada dasarnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan
seseorang (umumnya bersama orang lain ) berdasarkan suatu aturan tertentu untuk tujuan
kesenangan. Permainan dapat digunakan sebagai suatu bentuk latihan yang bertujuan untuk
membantu pembelajar dalam usahanya untuk menciptakan situasi belajar yang
menyenangkan. Apabila suatu kegiatan dilakukan dengan senang, maka seseorang akan
melakukan kegiatan tersebut dengan sepenuh hati dan tanpa ada beban. Selain itu perlunya
permainan dalam pembelajaran bahasa juga dikemukakan oleh Drecke & Lind (1994:5) yang
meyatakan bahwa tujuan pembelajaran bahasa Asing adalah agar pembelajar mampu
menggunakan bahasa dalam berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari di luar sekolah.

Dalam kaitannya dengan kesulitan belajar bahasa Jerman yang dirasakan pembelajar, di
mana banyak kosakata bahasa Jerman yang berhomonim yang bila tidak tepat
penggunaannya dalam kalimat akan terasa janggal maknanya. Dalam ilmu bahasa kata-kata
yang sama tetapi mengandung arti dan pengertian yang berbeda disebut Homonim
(Harro:1988:220) . Dalam kehidupan berbahasa seseorang , kosakata berperan penting, baik
sebagai proses berpikir maupun berbahasa sebagai komunikasi dalam masyarakat.
Pengetahuan mengenai Homonim jelas turut memperkaya kosakata pembelajar.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang tersebut di atas maka pembelajaran bahasa


Jerman dengan permainan “Teekessel” diharapkan akan menghilangkan rasa sulit dalam
belajar. Bila belajar sudah dilakukan dengan senang , maka dengan sendirinya minat dan
motivasi belajar akan muncul. Dengan permainan “Teekessel” dapat dikembangkan
kemampuan produktif pembelajar.

Fungsi Teekessel

Permainan ini disebut dengan “Teekessel”, karena dalam setiap kalimat yang dibuat oleh
pemainnya selalu menyebut kata “Teekessel”. Arti kata “Teekessel“ sendiri adalah alat rumah
tangga yang disebut dengan ceret/teko teh. Tentunya alat ini dikenal setiap orang, karena
fungsinya yang sangat penting dalam rumah tangga. Alat ini selalu berisi air dan filosofi air
adalah merupakan sumber kehidupan yang sanagat diperlukan untuk kehidupan Manusia.
Selain itu biasanya masyarakat negara Jerman pada waktu tertentu biasanya di sore hari
memanfaatka waktu bertemu keluarga dan kerabat dengan minum teh.

Fungsi kata “Teekessel” dalam sebuah kalimat yang dibuat dapat berupa Subjek atau
sebagai Objek dari kalimat tersebut. Kata “Teekessel” inilah yang merupakan teka-teki yang
harus dicari Kata Homonim sebagai penggantinya.

Tujuan Pengajaran Bahasa dengan Permainan

Adapun tujuan pengajaran bahasa dengan permainan yaitu:

1. Memberi motivasi kepada pembelajar agar materi pelajaran lebih menarik, sehingga
dapat meningkatkan daya ingat dan hasil belajar
2. Mengaktifkan perbendaharaan kata
3. Memberi keberanian pada setiap individu untuk mengungkapkan perasaan dan
pikirannya
Tujuan Permainan “Teekessel”

Adapun tujuan permainan “Teekessel” adalah sebagai berikut:

1. Pembelajar dapat mengetahui bahwa pengetahuan tentang Homonin dapat


memperkaya kosakata
2. Dapat melatih keterampilan berbahasa
3. Memotivasi Pembelajar untuk dapat memusatkan perhatian dan cepat bereaksi dalam
menangkap ide yang dikemukakan orang lain
4. Mengetahui seberapa banyak kalimat yang dibuat Pembelajar dalam batas waktu yang
telah ditentukan dalam permainan

Kelompok Sasaran

Permainan Teekessel ini lebih efektif apabila diberikan sebagai variasi dalam proses belajar
mengajar pada kelas tingkat lanjutan, karena pada kelas ini penguasaan kosakata dan
grammatiknya lebih luas dan kompleks. Dengan demikian permainan ini dapat berjalan
dengan lancar.

Petunjuk Permainan

Permainan “Teekessel” ini dapat dilakukan secara perorangan apabila dalam kelas kecil dan
dapat pula dilakukan secara kelompok dalam kelas besar. Adapun urutan langkah
permainannya sebagai berikut:

1. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-6 orang
2. Dua orang ditunjuk sebagai pemain
3. Dua orang pemain disertai pengajar keluar dari ruangan sebentar
4. Dibantu pengajar mereka membagi tugas dengan cara; masing-masing pemain
mendapat satu kata yang berhomonim dan disertai artinya. Seorang pemain
memegang satu kata dengan pengertian yang pertama, sedangkan pemain kedua
memegang kata dengan pengertian yang kedua.
5. Kedua pemain dan Pengajar masuk kelas kembali lalu di depan teman atau kelompok,
mereka mencoba mengungkapkan makna apa yang terkandung dalam Teekesselnya
dengan berbagai macam variasi kalimat dan dengan deskripsi atau fantasi yang
diutarakan secara bergantian oleh kedua pemain.
6. Kelompok lain berusaha memehami ungkapan-ungkapan yang dibuat kedua pemain
tersebut dan berusaha menebak kata yang berhomonim yang dimiliki kedua pemain.
7. Bila mereka yakin jawabannya benar, maka kelompok tersebut harus menerangkan
arti kata-kata tersebut beserta artikelnya dan mencoba membedakannya dalam
kalimat.
8. Setiap individu atau kelompok membuat kalimat yang mengandungn kata tersebut,
sehingga jelas perbedaan maknanya serta penggunaannya dalam kalimat.
Permainan ini dibatasi oleh waktu yang telah disepakati bersama. Bila dalam batas waktu
yang telah ditentukan, belum terjawab dengan benar, maka pemainnya dapat diganti dengan
cacatan pemain terdahulu tidak boleh iku bermain pada episode tersebut atau dapat pula
diganti dengan variasi kata yang lain dengan pemain yang sama.

Permainan ini dapat pula dilakukan denagan cara setiap kelompok mengajukan pertanyaan
Ja/Nein Frage ( dengan kalimat tanya yang jawabannya Ja/ Tidak), lalu pemainnya hanya
menjawab Ja/Tidak.

Contoh Permainan dalam bahasa Jerman

Sebagai contoh permainan “Teekessel” kata “Gericht”. Kata ”Gericht” ini mempunyai
dua arti, yang pertama “Gericht” bisa berarti “Mahlzeit” ( Hidangan), sedang arti yang kedua
“Rechsprechende Behorde” (Pengadilan/Penjara).

Di depan kelompok kedua pemain secara bergantian mendeskripsikan Teekesselnya.

Misalnya: Pemain pertama mengatakan:

- Mein Teekessel riecht gut ( Teekesselku baunya harum )


- Meinen Teekessel mag jeder ( Setiap orang menyukai Teekesselku ),dst

Pemain kedua mengatakan, misalnya:

- Mein Teekessel ist eine Gebaude ( Teekesselku adalah sebuah Gedung)


- Ein Dieb bleibt in meinem Teekessel ( Seorang Pencuri tinggal di Teekesselku ),
dst

Pemain yang dapat membawakan Teekesselnya dengan banyak memproduksi kalimat dan
penebak yang dapat menebak dengan benar akan mendapat hadiah. Pemberian hadiah ini
dapat memotivasi pembelajar.

Contoh lain dari permainan Teekessel dari kata Krebs yang berati kepiting dan yang berarti
Penyakit Kanker.

Pemain pertama mengatakan;

- Mein Teekessel ist ein Tier ( Teekesselku adalah seekor binatang)


- Mein Teekessel ist ein Delikatessen ( Teekesselku adalah hidangan yang lezat )

Pemain kedua mengatakan:

- Mein Teekessel ist unsichtbar ( Teekesselku adalah sesuatu


tak terlihat)
- Mein Teekessel ist eine Krankheit ( Teekesselku adalah sebuah Penyakit)

(Harro,1998:110)
Beberapa kata dalam bahasa Jerman yang berhomonim.

Permainan ini dapat dicobakan di kelas dan banyak kata-kata lain yang berhomonim dapat
dijumpai di kamus. Berikut ini beberapa contoh kata yang berhomonim

1. Birne, yang mempunyai arti:


a. Frucht ( buah Peer)
b. Gluhlampe ( bola lampu )
2. Bank yang mempunyai arti:
a. Zum Sitzen ( bangku )
b. Geldinstitut ( Bank )
3. Gehalt yang mempunyai arti:
a. Weltvoller Inhalt ( Kadar, isi )
b. Arbeitsgeld fuer Beamte ( Gaji )
4. Note yang mempunyai arti:

a.Musik ( Not Musik

b. Zenzur Schule ( Nilai Sekolah )

5. Gang yang mempunyai arti :


a. Mitglieder (Anggota suatu perkumpulan)
b. Fortbewegung zu Fuss ( lorong )
6. Schloss yang mempunyai arti:
a. Tuerschloss ( Kunci pintu )
b. Palast ( Istana )
7. See yang mempunyai arti :
a. Groesseres stehendes Binnengewaesser ( Danau )
b. Meer ( Laut )
8. Mutter yang mempunyai arti:
a. Die Frau, die Kinder geborn hat ( Ibu )
b. Mutter ( Sekrup/ mur )
9. Pass yang mempunyai arti:
a. Reisedokument ( Paspor Perjalanan)
b. Gebirguebergang ( Lereng Gunung )
10. Reif yang mempunyai arti ;
a. Ring ( Ring/ Cincin)
b. Rauhreif ( Buah yang ranum)
Simpulan

Pembelajaran bahasa Jerman dengan permainan dapat menjadikan suasana belajar yang
menyenangkan, guna mengatasi kesulitan belajar, sehingga dapat menimbulkan motivasi
belajar . Permainan Teekessel ini dapat digunakan sebagi variasi dalam belajar mengajar.
Melalui permainan Teekessel pembelajar mampu membedakan Homonim bahasa Jerman,
dan termotivasi untuk aktif mengembangkan keterampilan berbahasa, serta mampu
memproduksi kalimat-kalimat bahasa Jerman yang berhomonim.

Daftar Pustaka

Bohn, Reiner dan Schreiter, Ina. 1994. Sprachspielereien fuer Deutschlernende. Berlin:

Langenscheidt.

Lind, Wolfgang. 1994. Wechselspiel. Berlin: Langenscheidt.

Gotz, Dieter. 1994. Langenscheidt Grosswoerterbuch Deutsch als Fremdsprache. Berlin:

Langenscheidt.

Gross,Harro. 1988. Einfuehrung in die Germanistische Linguistik. Muenchen: Indicium

Verlag.

Huda, Nuril. 1987. Metode Audiolingual vs Metode Komparatif. Pellba Jakarta:

LembagaBahasa Unika Atmajaya.

Lohfert, Walter. 1982. Kommunikative Spiele fuer Deutsch als Fremdsprache. Muenchen:

Max Hueber Verlag.

Tarigan,Henri Guntur. 1983. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa

Anda mungkin juga menyukai