Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya, lebih dari 200 gram atau 200
ml/24 jam. Menurut WHO, diare adalah buang air besar encer lebih dari 3x sehari baik disertai
lendir dan darah maupun tidak. Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih
dari 3 kali per hari, disertai dengan perubahan konsitensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa
lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.

Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah/menanggulangi


dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya
intolerasi, mengobati kausa diare yang spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan gizi
serta mengobati penyakit penyerta. Untuk melaksanakan terapi diare secara komprehensif,
efisien dan efekstif harus dilakukan secara rasional. Pemakaian cairan rehidrasi oral secara
umum efektif dalam mengkoreksi dehidrasi. Pemberian cairan intravena diperlukan jika
terdapat kegagalan oleh karena tingginya frekuensi diare, muntah yang tak terkontrol dan
terganggunya masukan oral oleh karena infeksi. Beberapa cara pencegahan dengan vaksinasi
serta pemakaian probiotik telah banyak diungkap dan penanganan menggunakan antibiotika
yang spesifik dan antiparasit.

Solusi dalam hal ini adalah memberikan pengajaran kepada orang tua mengenai
kesehatan dan perawatan anak dan  bayi di rumah. Namun dalam menjalankannya seseorang
harus mengetahui bayak hal seperti penyesuaian terhadap kehidupan, pengkajian klinis dan
yang pasti asuhan keperawatan pada bayi baru lahir (pengkajian, perencanaan, intervensi,
implementasi, dan evaluasi) .Melalui makalah ini pembaca dapat mengetahui tentang asuhan
apa saja yang akan diberikan kepada bayi dan anak yang menderita penyakit tersebut.
BAB II

LAPORAN KASUS

I. PENGKAJIAN
A. Data Demografi
1. Klien/pasien
a. Tanggal pengkajian : 27 Januari 2020 jam 18.30 WIB
b. Tanggal masuk : 23 Januari 2020 jam 14.30 WIB
c. Ruang : Ruang Nakula
 Nama Pasien : An. S
 Umur : 15 Bulan
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
 Agama : Islam
 Diagnosa Medis : GEDS
2. Orang Tua/ Penanggung Jawab
 Ibu
a. Nama : Ny. R
b. Umur : 29 Tahun
c. Hubungan dengan klien : Orang tua
d. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
e. Agama :Islam
f. Pendidikan : SMA
g. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
h. Alamat : Tunggu Meteseh Semarang
 Ayah
a. Nama : Tn. M
b. Umur : 30 tahun
c. Hubungan dengan klien : Orang tua
d. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SMA
g. Pekerjaan : Buruh

B. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan An. S badannya lemas, diare 5 hari yang lalu berbentuk cair
tidak ada ampas.

C. Riwayat Penyakit Sekarang


Ibu klien mengatakan anaknya sudah mengalami diare mulai tanggal 22 Januari 2020. Ibu
klien membawanya ke poliklinik dekat rumah dan meminum obat tidak ada pengaruhnya
kemudian An. S semakin lemas pada tanggal 23 Januari 2020 jam 14.30 An. S dibawa
orangtunay ke IGD RSUD Wongsonegoro Semarang dan dirawat diruang Nakula 4.
Saat pengkajian ditemukan data sebagai berikut keluhan utama klien lemes dan
cenderung lebih banyak tidur dan rewel, kondisi umum lemah; Composmentis, nadi :
105x/menit; teraba lemah, RR : 20 x/menit; suhu : 38,2 o C, SpO2 99%. Terpasang infus
RL 24 TPM, BB klien 8,2 kg, susah untuk makan.

D. Riwayat Penyakit Dahulu


1. Penyakit yang pernah diderita.
Menurut keterangan ibu klien belum pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan
sakit yang sama, jika sakit diare atau panas diberi obat dari poliklinik biyasanya
langsung sembuh.
2. Riwayat kehamilan
a. Prenatal
Ibu klien mulai memeriksakan kehamilan saat janin berumur 4 minggu dibidan
desa, dan rutin periksa kandungan setiap bulan sejak kehamilan. Saat hamil ibu
klien tidak mengalami gangguan kesehatan dan kelainan gizi. Ibu pasien hanya
merasakan mual pada saat-saat awal kehamilan. Ibu klien rutin memeriksakan
kehamilan ke bidan desa. Selama hamil ibu mendapatkan vitamin.Ibu mengalami
kenaikan berat badan selama hamil 10 kg dan ibu mengatakan selama kehamilan
tekanan darah saat hamil normal.
b. Natal
Ibu mengatakan saat di datang ke RS, ibu belum pembukaan lengkap. Setelah lebih
dari 12 jam ibu sudah memasuki pembukaan lengkap dan dilakukan persalinan
normal.

c. Postnatal
Ibu mengatakan tidak ada tanda tanda yang aneh kepada anaknya, karena ini
pengalaman anak pertama, ibu selalu berhati- hati menjaga anaknya. Ibu memberi
ASI kepada klien sampai saat ini walaupun keluarnya sedikit, usia klien 6 bulan
ibu mencoba memberi makanan pedamping ASI seperti SUN dan susu SGM.
3. Riwayat persalinan
Klien lahir pada usia kehamilan 39 minggu. Klien lahir secara normal dengan
berat badan lahir 3700 gram dan panjang lahir 48 cm. Ketika lahir bayi menangis
secara spontan.
4. Riwayat imunisasi
a. Jenis imunisasi BCG, waktu pemberian pada usia 0 bulan, reaksi setelah pemberian
membentuk abses 1 - 2 bulan.
b. Jenis imunisasi DPT ( I, II, III ) waktu pemberian usia 3,4 bulan,reaksi setelah
pemberian demam 1 hari
c. Jenis imunisasi POLIO ( I, II, III ) waktu pemberian usia 3,4 bulan, reaksi setelah
pemberian tidak ada reaksi
d. Jenis imunisasi campak waktu pemberian usia 9 bulan, reaksi setelah pemberian
tidak ada reaksi
e. Jenis imunisasi hepatitis waktu pemberian usia 0 bulan, reaksi setelah pemberian
tidak ada reaksi
5. Riwayat alergi
Ibu pasien mengatakan An. J tidak memiliki alergi makanan ataupun obat.
6. Riwayat tumbuh kembang.
Motorik halus dan motorik kasar klien baik, tidak ada masalah pada perkembangan
sesuai klien dengan umur.
- Berguling : ±4 Bulan
- Duduk : ±7 bulan
- Merangkak : ±9 Bulan
- Waktu tumbuh gigi : ±6 Bulan

Riwayat tumbuh kembang ( Menggunakan DDST )


Umur Motorik kasar Motorik halus Perkembangan Perkembangan
sosial bahasa
1 bulan o Lengan o Mengikuti o Menatap ibu o Mengeluarka
bergerak aktif garis tengah o Tersenyum n suara
o Kaki bergerak (gerakan
aktif telunjuk)
2-3 o Mengangkat - o Tertawa -
bulan kepala sendiri o Mengamati
o Membalik tangannya
badan
4-6 o Tertawa o Meraih o Menoleh ke o Meniru bunyi
bulan benda yang arah suara
ada
disekitarnya
7-9 o Duduk sendiri o Memegang o Bermain o Mengucapka
bulan biskuit sendiri n ma... da...
o Senang
bertepuk
tangan
10-12 o Berdiri o Memegang o Bermain o Meniru kata
bulan o Jalan benda kecil cilukba sederhana
o Berlari-lari (papa,
o Naik tangga mama)
2-3 o Berdiri di atas 1 o Makan o Menolak dan o Menyebut
tahun kaki sendiri mencium warna
o Melempar bola barang orang o Menyebut
terdekat angka
o Bicara bisa
dimengerti
3-5 o Melompat - o menyebut o menghitung
tahun o Menggambar 3 nama sampai 10
temannya
bagian tubuh o bermain o menceritakan
o Mencuci tangan dengan pengalamann
o berpakaian temannya ya
o menjawab o mengerti
pertanyaan lawan kata

Kesimpulan:
Abnormal: bila ada 2 atau lebih keterlambatan di dua sektor/lebih
Meragukan: bila ada 1 sektor atau 2 keterlambatan atau lebih
Normal: bila tidak ada keterlambatan di semua sektor
Tidak dapat di tes: bila terjadi penolakan saat pengkajian.

E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


1. Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien dan tidak
ada yang menderita penyakit kronis seperti TBC, DM, HT, dan Penyakit Jantung.
2. Genogram

Keterangan gambar :
: laki-laki : klien
: perempuan : meninggal
: tinggal dalam satu rumah
: meninggal
Kesimpulan :
- Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
- Klien tinggal serumah dengan kedua orang tuanya.
- Semenjak ibunya tidak bekerja klien diasuh oleh ibu dan neneknya.
F. Identitas Kebutuhan Dasar Dan Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan Umum
a. Keadaan umum
E4V5M6 Composmentis, lemah
b. Pemeriksaan TTV
1) Pernapasan : 20 x/menit
2) Suhu : 38,2o C
3) Nadi : 105 x/menit, teraba lemah
4) Saturasi Oksigen : 99%
c. Penggunaan alat bantu napas
Klien tidak terpasang alat bantu napas.

2. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan


1) Pengukuran antropometri :
a. Lingkar lengan atas : 12 cm
b. Panjang badan : 70 cm
c. Berat badan : 8,8 kg
d. Lingkar kepala : 43,3 cm
e. Lingkar dada : 43 cm
f. Lingkar perut : 45 cm
g. BMI : 16.4 kg/m2 (kurang)
Status nutrisi

- Berat badan menurut panjang badan BB/PB (BB = 8.2 kg/ PB = 70 cm)
Z Score : 1 SD (berdasarkan grafik berat badan menurut tinggi badan perempuan 0-
24 bulan pada buku SDIDTK 2016)
Berada pada rentang (Normal -2 SD s/d < 2 SD)
- PB/U (panjang badan anak 70 cm)
Z Score : 0 SD (berdasarkan kurva tinggi badan berdasarkan umur anak perempuan
6-24 bulan pada buku SDIDTK 2016)
Berada pada rentang (Normal -2 SD s/d < 2 SD)
- Weight for Hight Score (BB = 9.8 kg, TB = 70 cm)
WHZ = nilai pengukuran – nilai median rujukan
nilai simpangan baku rujukan
=

- Weight for Age Score (BB = 9.8 kg, umur 11 bulan)


WAZ = nilai pengukuran – nilai median rujukan
nilai simpangan baku rujukan
=

- Hight for Age score (TB = 70 cm, umur 11 bulan)


HAZ = nilai pengukuran – nilai median rujukan
nilai simpangan baku rujukan
=

 Kebutuhan cairan
 Intake :
Susu ASI = 8 x 50 cc = 400 cc/24 jam
Infus : 3 cc/kg bb/jam = 24 cc/jam x 24 jam = 575 cc

Total intake = 976 cc

 Output :
IWL = 25 x BB x 24 jam = 820 x 0.25 = 205 cc/24 jam
24 24
Urin = 500cc/24 jam
BAB = 800 cc/24 jam
Total output = 1300 cc
 Balance cairan = total intake – total output = - 725 cc
Pola nutrisi dan cairan Sehat Sakit

Jam makan Pagi 07.00 WIB 07.00

Siang 12.00 WIB 12.00

Malam 18.30 WIB 18.30

Porsi makan 3 kali sehari, dan Makanan yang


selalu habis. dimakan klien
hanya diisep dan
gak mau ditelan

Jenis makanan pokok Nasi Nasi

Makanan kesukaan Ikan, telur, sayur Krupuk, jajanan,


sop, kerupuk, sayur
jajanan, bakso,
sosis

Makanan yang tidak di sukai - -

Istilah yang di gunakan Mimik Mimik


untuk makan dan minum Maem Maem

3. Kebutuhan aktivitas dan istirahat


Pola Aktivitas Sehat Sakit

Bermain Aktif bermain dengan Anak mengalami kelemahan


keluarga maupun kakaknya fisik, sehingga lebih banyak
terbaring ditempat tidur,
atau di gendong.

Tempramen Periang Lemah, Menangis, rewel


anak

Pola Aktivitas Sehat Sakit

Jam Tidur-Bangun Malam 7 Jam 10 jam


2 Jam 8 jam
Siang

Ritual sebelum tidur Minum susu Minum susu

Enuresis Ada Terpasang popok

Gangguan tidur Tidak ada Sering terbangun


karena kaget dengan
lingkungan sekitar

4. Kebutuhan eliminasi
Pola buang air besar ( BAB ) Sehat Sakit

Frekuensi 1- 2 kali sehari 6 kali

Konsistensi Lunak Cair

Warna Kekuningan Kuning (tidak ada


melena)

Keluhan saat BAB Tidak ada Rewel

Istilah yang di gunakan anak Eek -


untuk BAB

Pola buang air kecil ( BAK ) Sehat Sakit

Frekuensi 3-4 kali sehari Terpasang


popok

Warna Jernih Kuning jernih

Volume 600 cc 800 cc


Keluhan saat BAK Tidak ada Tidak ada

Istilah yang di gunakan anak untuk Pipis pipis


BAK

5. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI
- Pertama kali disusui : sejak lahir
- Cara Pemberian : disusui langsung
- Lama pemberian : selama 6 bulan
b. Pemberian Susu Formula
- Alasan pemberian : Susu formula karena ASI ibu sedikit keluarnya.
- Jumlah pemberian : 8 botol perhari (botol 60 ml)
- Cara Pemberian : melalui botol
c. Pemberian makanan tambahan
- Pertama kali diberikan usia : 6 bulan
- Jenis : Bubur lunak
d. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai pada nutrisi:

Usia Jenis Nutrisi Lama pemberian

1. 0 – 6 Bulan Susu formula Sampai saat ini


2. 6 – 12 Bulan Susu formula + 7 Bulan
bubur lunak

6. Kebutuhan Personal Higiene


Saat sehat klien dimandikan ibunya 2 kali sehari (Pagi dan sore) dikamar mandi, saat
sakit klien hanya di sibin di tempat tidur oleh perawat.

7. Pemeriksaan fisik
 Kepala : Mesochepal, tidak ada lesi dan benjolan, wajah pucat, rambut berwarna
hitam.
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tak ada peningkatan vena
jugularis.
 Mata : tidak ada edem palpebra, konjungtiva anemis, pupil isokor, sclera tidak
ikterik, fungsi penglihatan baik
 Hidung : Simetris, tidak ada polip, ada sedikit kotoran
 Mulut : bibir kering, membrane mukosa pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada
labio palato skiziz, gusi tidak berdarah
 Telinga : Simetris, tak ada serumen, tak ada benjolan, kebersihan telinga kanan
dan kiri bersih
 Kulit : Kuning langsat, terdapat ptechiae +, akral hangat, turgor kulit normal, tidak
ada edema, capillary refill < 2 detik
 Dada :
a. Paru – paru :
Inspeksi : pengembangan dada simetris, ada retraksi dinding dada saat
inspirasi, nafas cepat
Palpasi : vocal fremitus normal, tidak ada benjolan
Perkusi : sonor
Auskultasi : ronkhi
b. Jantung :
Inspeksi : datar, tidak terjadi pembesaran, tidak tampak iktus kordis
Palpasi : iktus kordis teraba pada intercosta ke 4-5
Perkusi : redup
Auskultasi : tidak ada bunyi jantung tambahan
c. Abdomen :
Auskultasi : Bising usus 11 x/menit
Inspeksi : tidak ada perbesaran atau distensi pada abdomen
Palpasi : tidak ada perbesaran hati, dan limpa.
Perkusi : Timpani
 Genetalia : Terpasang pampers selama di RS.
 Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak terdapat deformitas, tidak ada paralisis/
paresis, tidak edema di keempat ektrimitas, Akral teraba hangat,
tidak terdapat sianosis, capiraly refil < 2 detik, terpasang infus
di tangan kiri.
8. Psikososial anak dan keluarga
a. Respon hospitalisasi
Klien sering rewel dan menangis. Lingkungan mendukung karena keluarga
pasien lain sama-sama memiliki bayi sehingga memahami kondisi klien.
b. Kecemasan
Orang tua klien merasa cemas karena melihat anaknya yang sakit.
c. Koping klien/keluarga dalam menghadapi masalah
Keluarga sangat berharap anaknya segera sembuh. Keluarga terbuka dengan
perawat sehingga mudah untuk membantu dalam mengintervensi pasien.
d. Pengetahuan orang tua tentang penyakit anak
Pengetahuan orang tua tentang penyakit klien cukup baik. Orang tua aktif
bertanya jika perawat datang untuk memberi tindakan kepada klien.
e. Keterlibatan orang tua dalam perawatan anak
Orang tua mendukung dengan kooperatif dalam intervensi keperawatan yang
diberikan pada anaknya. Selain itu orang tua juga mengetahui beberapa teknik
perawatan sederhana seperti kompres saat demam.
f. Konsep diri
Klien merupakan seorang anak perempuan berusia 11 Bulan 2 hari. Klien anak
kedua, kakak klien laki - laki usia 12 tahun.
g. Spiritual
Klien lahir dari keluarga dengan kepercayaan yang baik.
9. Pengkajian resiko jatuh
Pengkajian resiko jatuhHumpty Dumpty

Parameter Kriteria Nilai Skor

Usia < 3 Tahun 4 4

3 – 7 tahun 3

7 – 13 tahun 2

≥ 13 tahun 1

Jenis Kelamin Laki – laki 2

Perempuan 1 1

Diagnosis Diagnosis neurologi 4

Perubahan oksigenasi (diagnosis 3 3


respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia,
Sinkop, Pusing, dll

Gangguan prilaku / psikiatri 2

Diagnosis lainnya 1 1

Gangguan Kognitif Tidak menyadari keterbatasan lainnya 3 3

Lupa akan adanya keterbatasan 2

Orientasi baik terhadap diri sendiri 1

Faktor Lingkungan Riwayat jatuh / bayi diletakkan ditempat 4


tidur dewasa

Pasien menggunakan alat bantu / bayi 3


diletakkan dalam tempat tidur bayi /
perabot rumah.

Pasien diletakkan pada tempat tidur 2 2

Area diluar rumah sakit 1

Pembedahan / Dalam 24 jam 3


sedasi/ anestesi

Dalam 48 jam 2

>48 jam dan tidak menjalani 1 1


pembedahan / sedasi / anastesi.
Penggunaan Penggunaan multiple sedative, obat 3
medika mentosa hypnosis, barbiturate, fenotiazi,
antidepresan, pencahar, diuretic, narkose.

Penggunaan obat salah satu diatas 2

Penggunaan medikasi lainnya / atau tidak 1 1


ada medikasi.

Jumlah Skor Humpty Dumpty 16

 Skor 7 – 11 Resiko Rendah


 Skor ≥ 12 Resiko Tinggi

10. Pemeriksaan penunjang


 Pemeriksaan Laboratorium (Hematologi) 23 Januari 2020 pukul 16.11
WIB

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN


Darah :
Hemoglobin L 14.0 g/dL 12.8-16.8
Hematokrit L 40.60 % 40-52
Lekosit 14.6 /uL 3.8-10.6
Trombosit L 32.000 /uL 150.000-400.000
Klimia klinik
Natrium 130.0 mmol/L 135,0-147,0
Kalium L 450 mmol/L 3,50-5,0
Calcium 1.22 mmol/L 1,00-1,15

 Pemeriksaan Faces

PEMERIKSAAN HASIL NILAI


Maskroskopis :
Warna Kuning Kuning
Konsentrasi Lembek Lembek
Bau Khas Negatif
Lendir Positif Negatif
Darah Negatif Negatif
Protein faces Negatif Negatif
Karbohidrat Positif Negatif
Lemak Positif (1+) Negatif
Eritosit 2–3 Negatif
Amoeba Negatif Negatif
Telur cacing Negatif Negatif
Leukosit 1–3 Negatif
Bakteri Negatif Negatif
Jamur Negatif Negatif

Progam Terapi

- Metrodinazole benzoat / 8 jam

- Paracetamo / 8 jam

- Zink / 24 jam
Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


Data Subyektif Diare Frekwensi BAB Resiko kekurangan
- Ibu klien mengatakan anaknya meningkat volume cairan
BAB sejak 5 hari yang lalu
- Ibu klien mengatakan anaknya Hilangnya cairan dan
BAB encer 3 sehari elektrolit berlebihan
- Ibu klien mengatakan anaknya
lemas Gangguan keseimbangan
Data obyektif cairan elektrolit
- Namapak BAB encer 3
- Mukosa bibir kering Dehidrasi
- Turgor kulit kering - Klien
tampak lemah dan lemas Resiko kekurangan
- Tanda-tanda vital a. Nadi :138 volume cairan
/1menit
-. Pernapasan : 20 /1 menit
- Suhu badan : 38,1
- IV terpasang RL 24 TPM
Diagnosa Keperawaatan

1. Resiko kekurangan volume cairan b.d kekurangan cairan aktif

2. Hipertermi b.d proses penyakit

Intervensi

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


Resiko kekurangan Setelah dilakukan tindakan NIC :
volume cairan b/d keperawatan 3x24 jam - Fluid management
kehilangan cairan aktif diharapkan pasien tidak - Timbang
kekurangan cairan popok/pembalut jika
NOC : diperlukan
- Fluid balance - Pertahankan catatan
- Hydration intake dan output yang
- Nutritional Status : Food and akurat
fluid intake - Monitor status hidrasi
Kriteria hasil : (kelembaban membran
- Mempertahankan urine output mucosa, nadi adekuat,
sesuai dengan usia dan BB , BJ tekanan darah,
urine normal, HT normal artostatik), jika
- Tekanan darah, nadi, suhu diperlukan
tubuh dalam batas normal - Monitor vital sign
- Tidak ada tanda-tanda - Monitor status nutrisi
dehidrasi, elastisitas turgor kulit Monitor memasukan
baik, membran mucosa lembab, makanan/cairan dan
tidak ada rasa haus yang hitung intake kalori
berlebihan harian
- Dorong masukan oral
- Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
- Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
- Kolaborasi dengan
dokter
Ketidak seimbangan Setelah dilakukan asuhan 1. Bantu pasien dalam
nutrisi kurang dari keperawatan 3 x 24 jam menentukan pedoman
kebutuhan tubuh b.d diharapkan klien pemenuhan yang cocok dalam
intake nutrient kurang kebutuhan pasien tercukupi memenuhi nutrisi dan
dengan kriteria hasil: preferensi 3.Anjurkan
NOC Manajemen Nutrisi pasien mengkonsumsi
-Intake nutrisi tercukupi makanan tinggi zat
-Asupan makanan dan cairan besi atau Fe seperti
tercukupi sayuran hijau
Monitor Nutrisi 2. Pastikan makanan
-Asupan nutrisi terpenuhi disajikan dengan cara
Nausea dan vomiting severity yang menarik pada
-Penurunan intensitas terjadinya suhu yang cocok untuk
mual muntah dikonsumsi.
-Penurunan frekuensi terjadinya 4.Ciptakan lingkungan
mual dan muntah Weight Body yang optimal pada saat
Mass mengkonsumsi
-Pasien mengalami peningkatan makanan.
berat badan 5. Anjurkan pasien
makan selagi hangat

BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus

Pada kasus ini klien An. S mengalami diaere dan panas dengan
diagnosa GEDS berusia 10 bulan. Asuhan keperawatan adalah resiko
kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
aktif (diare) dan Hipertermi berhubungan dengan penyakit ( proses infeksi
).

B. Analisa Intervensi Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan


aktif (diare, muntah)
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan kekurangan volume
cairan teratasi dan keseimbangan elektrolit, asam basa dapat tercapai dengan
kriteria hasil: keseimbangan cairan, hidrasi yang adekuat, status nutrisi yang
adekuat asupan makanan dan cairan, keseimbangan elektrolit dan asam basa. 
Intervensi untuk mengatasi masalah tersebut adalah pantau warna, jumlah,
dan frekuensi kehilangan volume cairan (rasional untuk mempermudah
penghitungan balance cairan), pantau status hidrasi misal kelembaban
membran mukosa, keadekuatan nadi (rasional untuk menentukan tingkatan
dehidrasi), tingkatkan asupan cairan per oral (rasional untuk mengurangi
dehidrasi), manajemen nutrisi misal diet makanan padat, pantau asupan
makan klien (rasional untuk menyediakan asupan makanan dalam diet
seimbang), kolaborasi pemberian cairan parenteral RL (rasional untuk
menggantikan cairan dalam tubuh yang hilang saat diare)

2. Hipertermi berhubungan dengan penyakit ( proses infeksi )


Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan masalah hipertermi
dapat teratasi dengan kriteria hasil: suhu kulit dalam rentang yang diharapkan,
suhu tubuh dalam batas normal, nadi dan pernafasan dalam rentang yang
diharapkan, perubahan warna kulit tidak ada.
Intervensi untuk mengatasi masalah tersebut adalah kaji tingkat kenaikan
suhu tubuh (rasional untuk suhu 380 – 400C menunjukan proses infeksi
sehingga membantu untuk menentukan interveni yang tepat), pantau warna
kulit (rasional untuk mempermudah mengenali hipertermi), pantau suhu
badan minimal setiap dua jam atau sesuai kebutuhan (rasional untuk indikator
perkembangan kondisi pasien), pantau nadi dan pernafasan (rasional jika
hipertermi maka nadi dan pernafasan meningkat), berikan kompres air hangat
pada kening, ketiak dan lipat paha (rasional untuk menurunkan hipertermi
melalui proses evaporasi), kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik
(rasional untuk menurunkan suhu tubuh dengan menstimulasi pusat
pengaturan suhu dihipotalamus)
BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Gastroenteritis Dehidrasi sedang adalah radang pada lambung dan  usus yang
memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali
disertai peningkatan suhu  tubuh. (Muhamad Ardiansyah, 2012)  

 Penyebabnya terjadi karena tiga faktor berikut (Mansjoer Arief, 2000) :


1. Faktor infeksi
a. Infeksi Internal: infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama gastroenteritis
b. Infeksi parenteral: merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan gastroenteritis
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan
alergi terhadap jenis makanan tertentu.
B. Saran

Dalam melakukan perawatan Gastroenteritis hendaknya dengan hati-hati,


cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat, maka akan mempercepat
proses penyembuhan.
perawat perlu mengetahui tanda gejala adanya diare serta derajat dehidrasi
pada klien, perawat harus mampu mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan
sehingga intervensi yang diberikan bermanfaat untuk kemampuan fungsional
pasien, perawat harus mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan
keluarga untuk mendukung adanya proses keperawatan serta dalam pemberian
asuhan keperawatan diperlukan pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga
tentang penyakit, penyebab diare, pencegahan, dan penanganan

DAFTAR PUSTAKA

Alfa, Yasmar. 2010. Diare Akut Pada Anak. Bandung : SMF Ilmu Kesehatan Anak FK
UNPAD/RSHS.

Amin, Lukman Zulkifli. 2015. Tatalaksana Diare Akut. CDK-230/ vol. 42 no. 7.
Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Doenges,ME, et all. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed.3. Jakarta:EGC

Frye, Richard E. 2013. Diarrhea. Available at http://www.emedicine.com diakses


tanggal 24 Mei 2014.
Hendarwanto. Diare akut Karena Infeksi, Dalam: Waspadji S, Rachman AM, Lesmana
LA, dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi ketiga. Jakarta: Pusat
Informasi dan Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI ;1996. 451-57.

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Diare di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi
Kesehatan Volume 2 Triwulan 2. Jakarta: Redaksi Datinkes Departemen Kesehatan

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai