Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. Ny.

Q
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN ASFIKSIA DI RUMAH
SAKIT MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :
MULIANI
NIM 113063J120095

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2021
PENGKAJIAN KEPERAWATAN BAYI
PROGRAM PROFESI NERS STIKES SUAKA INSAN
BANJARMASIN

I. Biodata
A. Identitas
1. Nama : By. Ny. Q
2. Tempat tanggal lahir : 11 Desember2020
3. JenisKelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : jl. Xxx Komp. xxx
6. Tanggal masuk : 01 Januari 2021 Jam15.00 WITA
7. Tglpengkajian : 11 Januari 2021
8. Diagnosa medik : Asfiksia
B. Identitas OrangTua
1. Ayah
a. Nama : Tn. Z
b. Usia : 26 Tahun
c. Pendidikan : S1
d. Pekerjaan/sumber penghasilan : PNS
e. Agama : Muslim
f. Alamat : jl. Xxx Komp. xxx
2. Ibu
a. Nama : Tn. Y
b. Usia : 24 Tahun
c. Pendidikan : S1
d. Pekerjaan/sumber penghasilan : IRT
e. Agama : Muslim
f. Alamat : jl. Xxx Komp. xxx

II. Riwayat Kesehatan


A. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama:
By Ny.Q lahir dengan berat 2700 gram dengan sesak nafas
Riwayat keluhan utama:
By. Ny. S lahir 01 Januari 2021 secara SC a/i PEB uk 37 mmgg G1 P0 A0, keluhan
sesak nafas. Menangis kuat dan gerak aktif. Hasil pengkajian atau pemeriksaan perawat
TTV:T : 36,6 C, P : 146x/menit, R : 68x/menit, SPO2 : 94%BB : 2700kg, TB : 48cm,
LK: 31cm.
Keluhan saat pengkajian:
By. Ny. Q keluhan saat pengkajian bayi tampak sesak nafas, menangis kuat, gerak
aktif, didapatkan kepala : deformitas tidak ada, ubun-ubun besar : datar terbuka, mata
tidak pucat, tidak ikterik, hidung tidak ada deformitas, mulut tidak sianosis, dada
simetris, tidak ada retraksi, jantung BJ I-II normal, tidak ada gallop/murmur, paru :
irama nafas irreguler, tidak ada bunyi ronchi, tidak ada bunyi wheezing, abdomen
datar, bising usus (+), ekstremitas akral hangat, CRT<2 detik, hasil pemeriksaan ballard
score: 25. Hasil laboratorium, Hb : 14,0 g/dL, Leukosit : 11.300 /ul, tombosit :
34.000/ul, Ht: 42,5. Refleks isap bayi lemah Ny. E. Dengan tanda-tanda vital : T: 36,6
C, P : 146x/menit, R : 54x/menit, SPO2 : 94%, BB : 3200kg, TB : 54cm, LK : 34cm.
Bayi terpasang Oksigen Nasal Canul 2 liter, dan bayi terpasang infus DS ¼ NS 8tpm.

B. Riwayat kesehatan Lalu


1. Prenatal care
a. Ibu memeriksa kehamilan setiap bulan Selama kehamilan ibu tidak pernah memeriksa
kandungan di puskesmas atau posyandu terdekat. Saat hamil biasanya ibu bila sakit
membeli obat sendiri diapotik
b. Keluhan selama kehamilan yang dirasakan oleh ibu : Tidak ada keluhan
c. Riwayat terkena radiasi : Tidak ada
d. Riwayat berat badan selama kehamilan : 70 Kg
e. Riwayat imunisasi TT :-
f. Golongan darah ibu (O) Golongan darah ayah(O)
2. Natal
a. Tempat melahirkan :RSUD Ansari Saleh Banjarmasin
b. Jenis persalinan : SC a/i PEB uk 37 mmg
c. Penolongan persalinan : Bidan
d. Komplikasi yang dialami ibu pada saat melahirkan setelah melahirkan : Tidak ada
3. Post natal
a. Kondisibayi :Menangis kencang APGAR 9
Reflek isapbaik.
b. Anak pada saat lahir tidak mengalami :
III. Riwayat Imunisasi (imunisasi)
No. Jenis Waktu Frekuensi Reaksi Frekuensi
imunisasi pemberian setelah
pemberian

1. BCG 0 Bulan 1 kali Tidak ada Tidak ada


2. Hepatitis 0 Bulan 1 kali Tidak ada Tidak ada

IV. Riwayat Tumbuh Kembang


A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 3200 gram
2. Panjang badan : 58 cm
3. Waktu gigi tumbuh : tidak ada
B. Perkembangan tiap tahap
Bayi mengalami berbagai pertumbuhan dan perkembangan sejak baru lahir.
Selain pertumbuhan fisik, fungsi pancaindra bayi juga turut berkembang.
Bahkan, bayi sudah mulai mengembangkan kemampuan linguistik sejak
dilahirkan. Pada usia 1 bulan, bayi akan menggunakan beberapa ekspresi suara
seperti tangisan, geraman, dan kicauan kecil untuk berkomunikasi. Beberapa
perkembangan yang dapat dipantau awal bulan ini antara lain :
1. Pendengaran
Indra pendengaran bayi sebenarnya sudah berkembang sejak di dalam
kandungan. Hanya saja, pendengarannya kian sensitif dan semakin sempurna.
Bayi sudah bisa berpaling mencari arah suara dan merespons saat
mendengarkan tepukan tangan. Bayi juga sudah bisa mengedipkan mata atau
terkejut karena suara.
2. Penglihatan
Penglihatan bayi dalam usia ini masih kabur, tetapi akan berangsur
jelas dan semakin tajam fokusnya. Jarak pandang bayi usia 1 bulan hanya
sekitar 30 cm. Karena itu, dekatkan lah wajah ibu saat bermain dengan
bayi. Bayi juga mulai bisa mengikuti pergerakan objek dengan
menggerakkan kepala dan mata. Namun, saat objek hilang, mereka juga
tidak ngatakan eksistensinya lagi.Tak perlu khawatir jika mata bayi
tampak juling karena ini adalah bagian dari cara fokus pandangan bayi.
3. Motorik dan kesadaran
Bayi usia 1 bulan belum menyadari dirinya adalah bagian terpisah
dari orang lain. Pada usia ini bayi akan menyadari keberadaan tangan dan
kaki yang bisa digerak-gerakkan. Kontrol kepala jugamasih lemah.
Namun, bayi sudah bisa sesekali menegakkan kepala atau menggerakkan
dari kiri ke kanan dan sebaliknya. Bayi juga bisa refleks menggenggam
jemari.
Usia anak saat
1. Berguling :
Bayi belum dapat berguling karena usia bayi masih kurang 1 bulan. Bayi
bisa berguling bayi usia 3 bulan.
2. Duduk :
Bayi belum bisa duduk. Bayi mulai bisa duduk pada usia mulai 5 bulan.
3. Merangkak :
Bayi belum bisa merangkak. Bayi akan mulai belajar merangkak pada usia
6 bulan, pada usia ini sudah akan mulai berusaha duduk sendiri tanpa
bantuan.
4. Berdiri :
Bayi mulai belajar berdiri tanpa bantuan mulai usia 9 bulan sampai 1 tahun.
5. Berjalan :
Bayi juga sudah mulai bisa berjalan pada usia memasuki 1 tahun
6. Senyum kepada orang pertama kali:
Bayi 2 bulan mulai dapat merespons dengan senyuman ketika diajak
bicara atau ditunjukkan sesuatu yang menarik. Hal ini merupakan
perkembangan yang signifikan dibandingkan bayi usia 1 bulan. Pada
sekitar usia 6 minggu, bayi dapat merespons musik dengan kaki yang
menendang atau mengeluarkan suara.
7. Bicara pertama kali:
Bayi akan mulai bisa belajar berbicara antara usia 11 bulan hingga 2 tahun
dengan mulai mengatakan sebutan mama atau papa atau orang terdekat
dan barang – barang sekitar yang sering diperkenalkan orang tua ke bayi.
8. Berpakaian tanpa bantuan:
Menjelang usia 4 tahun, balita seharusnya sudah menguasai semua
keterampilan motorik yang diperlukan untuk berpakaian dan membuka
pakai sesuai bantuan. Hal ini juga dipengaruhi pada pola asuh, nutrsi dan
kesehatan anak yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak
usai balita.

V. RiwayatNutrisi
A. Pemberian ASI
Posisi pemberian asi ibu sambil duduk
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian : tidak ada
2. Jumlah pemberian : tidak ada
3. Cara pemberian : tidak ada
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai saat ini

Usia Jenis Nutrisi Lama pemberian

11hari ASI Langsung 4 – 6 kali dalam sehari

VI. Riwayat psikososial


Anak tinggal bersama : Ayah, ibudan mertua di: Rumah sendiri
Lingkungan berada di : Tinggal dirumah perkotaan
Rumah dekat dengan :Tida kada ,tempat bermain
Kamar klien : Bersama orang tua
Rumah ada tangga : Tidak ada
Hubungan antaranggota keluarga : Keluarga harmonis
Pengasuh anak : Perawat dan Bidan
VII. Reaksi Hospitalisasi
A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
Ibu membawa anaknya ke RS karena:
Ibu ke RS karna ingin melahirkan di RS
Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak:
Dokter menjelaskan kondisi bayi setelah beberapa jam persalinan selesai bayi ibu
terlihat sesak napas, pucat, dan akral teraba dingin. Dan untuk bayi ibu sementara di
rawat di RS untuk pengobatan dan jika bayi ibu ada perkembangannya dan mulai
membaik bayi ibu bisa di bawa pulang.
Perasaan orang saat ini :
Ibu merasa cemas karena mendengar penjelasan dokter bahwa bayinya harus di rawat.
Yang akan tinggal dengan anak:
Bayi dirawat di ruang perinatologi.
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
VIII. Aktivitassehari-hari
A. Nutrisi

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


Selera makan Saat ini bayi minum
susu formula dan ASI
saat ibu berkunjung ke
RS,reflek isap lemah.

B. Cairan

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Jenis minuman Susu formula dan ASI
2. Frekuensi minum 30cc per 2 jam
3. Kebutuhan cairan Secukupnya
4. Cara pemenuhan Melalui dot

C. Eliminasi (BAB&BAK)

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Tempat 1. Masih
Pembuangan menggunakan
popok
2. Frekuensi 2. 2kali
3. Konsistensi 3. BAB kuning
lembek. urine
bening
4. Kesulitan 4. Tidak ada
5. Obat 5. Tidak ada
pencairan

D. Istirahattidur

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Jam tidur
- Siang 1. 1 – 3jam
- Malam 9 – 6jam
2. Pola tidur
3. Kebiasaan 2. bayirewel
sebelum tidur 3. Minum susu
4. Kesulitan tidur formula atau ASI
4. Sering
menangis.
IX. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Bayi rewel dan sering menangis
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda – tanda vital
a. Tekanan darah :
b. Denyut : 146x/menit
c. Suhu : 36,60C
d. Pernapsaan : 68x/menit
4. Beratbadan :Lahir : 300gram
Saat ini : 3200gram
5. Panjang badan : 58 cm
6. Abdomen :
Inspeksi
a. Membuncit : tidak ada
b. Ada/luka : tidak ada
Palpasi
Saat dilakukan palpasi bayi terkejut dan menangis
a. Hepar : tidak teraba
b. Lien : tidak teraba
c. Nyeri : tidak ada
Auskultasi
Peristaltik : 26x/ menit
Perkusi
a. Tympani : tidak ada
b. Redup : ada
X. Test Diagnostik
PEMERIKSAAN HASIL NILAI SATUAN METODE
RUJUKAN
HEMATOLOGI :
LEUKOSIT 17.2 H 3-11 ribu/uL Impedance
HEMAGLOBIN 15.0 12-18 g/dl Impedance
HEMATOKRIT 38 36-48 % Analyzer calculates
ERITROSIT 4.62 4-5 juta/uL Impedance
GRANULA 57.1 40-60 % Analyzer calculates
MID 7.9 2-15 % Analyzer calculates
LYMPOSIT 35.0 20-40 % Analyzer calculates
TROMBOSIT 431 H 150-400 ribu/uL Impedance
RDW 15.1 H 11.5-14.5 % -
MCH 36.6 H 25.0-35.0 pg Analyzer calculates
MCV 81.9 75.0-100.0 fl Analyzer calculates
MCHC 39.5 H 31-37 g/gl Analyzer calculates
P-LCR 19.6 15-25 %

XI. Terapi saat ini :


ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
PROGRAM PROFESI NERS STIKES SUAKA INSAN
BANJARMASIN
I. Analisa data

bNo Data Etiologi Masalah


Keperawatan
1 DS : Defisiensi surfaktan Ketidakefektifan pola
otot pernapasan lemah napas
DO :
- Bayi Daya kembang paru
seringmenangis menurun
- Bayi tampak pucat
- Bayi tampak sesak Asfiksia
napas
- TTV : Hipoksia
T : 36,6 0C
P : 146x/menit Ketidakefektifan pola
R: 66x/menit napas
SPO2 : 89%

2 DS : BBL  refleks Ketidakseimbangan


menghisap (+) belum nutrisi dari kebutuhan
DO : tubuh
kesadaran compos mentis terlatih dan imaturitas
BB=3200gram saluran cerna intake
PB=58cm LK=31cm dan output nutrisi 
APGAR score 9 Ketidakseimbangan
Reflek hisap belum kuat nutrisi dari kebutuhan
dan belum terlatih,Ibu tubuh
belum menyusui
II. Diagnosakeperawatan
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi yang ditandai dengan bayi
seringmenangis, bayi tampak pucat, bayi tampak sesak napas, dengan TTV :T : 36,6 0C, P
: 146x/menit, R: 66x/menit, SPO2 : 94%.
2. Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan BBL  refleks
menghisap (+) belum terlatih dan imaturitas saluran cerna  intake dan output nutrisi
ditandai dengan kesadaran compos mentis, BB=3200gram, PB=58cm ,LK=31cm,APGAR
score 9 ,Reflek hisap belum kuat dan belum terlatih,Ibu belum menyusui.
III. Perencanaan

No Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


DX Masalah
1. Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan klien keadaan klien
selama 1 x 24 jam 2. Catat upaya 2. Penggunaan otot
diharapkan kebutuhan pernapasan termasuk bantu napas
oksigen pada bayi penggunaan otot mengindikasikan
terpenuhi dengan bantu napas bahwa suplai O2
Kriteria hasil : 3. Berikan posisi tidak adekuat
1. Tanda-tanda vital terlentang dengan 3. Untuk mencegah
dalam batas leher sedikit ekstensi adanya penyempitan
normal dan hidung jalan napas
2. Sesak napas menghadap keatas 4. Untuk meningkatkan
berkurang 4. Kolaborasi pemberian keadekuatan oksigen
terapi oksigen dalam tubuh
2 Setelah dilakukan Pemenuhan Nutrisi Bayi 1. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan 1. Kaji kebutuhan nutrisi kebutuhan nutrisi
selama 3X 24 jam Bayi. bayi.
diharapkan pemenuhan 2. Observasi intake dan 2. Untuk mengetahui
nutrisi bayi dapat output. intake output bayi.
terpenuhi 3. Observasi reflek hisap 3. Untuk mengetahui
Dengan KH: dan menelan. reflex isap dan
1. Reflek hisap dan 4. Beri minum sesuai menelan bayi.
menelan baik program. 4. Agar kebutuhan bayi
2. Muntah (-) 5. Monitor tanda-tanda terpenuhi.

3. BAB lancer intoleransi terhadap 5. Untuk mengetahui


nutrisi parenteral. tanda-tanda intolerasi
4. Berat badan
meningkat 15 gr/hr 6. Kaji kesiapan ibu terhadap nutrisi
untuk menyusui. parenteralnya.
5. Turgor elastis.
7. Timbang BB setiap 6. Untuk mengetahui
hari. kesiapan ibu dalam
menyusui bayinya
7. Untuk mengetahui
perkembangan bayi.
IV. Implementasi
NO DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan 14.00 1. Melakukan pengkajian S:
pola napas wita
TTV pada klien
14.15 2. Melakukan pemantauan O:
Wita
pergerakan otot bantu - bayi tampak tidak
napas sesak napas

14.20 3. Mengatur posisi klien - Tidak tampak


wita terlentang dengan leher penggunaan otot
sedikit ekstensi bantu napas
15.30 4. Melakukan pemberian - Tanda-tanda vital :
wita
oksigen nasal kanul 2 T : 37,5oC
liter sesuai order dokter P : 145x/menit
R : 48x/menit
SPO2 : 98%

A:
Masalah keperawatan
teratasi sebagian

P:
Lanjutkan Intervensi
2 Ketidakseimbangan 14.45 1. Mengkaji kebutuhan S:
wita
nutrisi dari nutrisi Bayi.
O:
kebutuhan tubuh 14.50 2. Mengobservasi intake 1. Kesadaran compos
Wita
dan output. mentis
14.55 3. Mengobservasi reflek 2. BB=3200gram
wita
hisap dan menelan. 3. PB=58cm LK=31cm
15.00 4. Memberikan minum 4. APGAR score 9
wita
sesuai program. 5. Reflek hisap belum
5. Memonitor tanda- kuat dan belum
15.15
wita tanda intoleransi terlatih,Ibu belum
terhadap nutrisi menyusui.
parenteral. A:
15.25 Masalah keperawatan
6. Mengkaji kesiapan teratasi sebagian
Wita
ibu untuk menyusui. P:
15.40 Lanjutkan Intervensi
wita 7. Menimbang BB setiap
hari.

V. CatatanPerkembangan
Hari/ Masalah/Dx Kep Jam Perkembangan
Tanggal
Sabtu Ketidakefektifan pola 08.00 S :
11/01/2021 napas wita O :

- bayi tampak tidak sesak napas


- Tidak tampak penggunaan otot
bantu napas
- Tanda-tanda vital :
T : 37,5oC
P : 145x/menit
R : 48x/menit
SPO2 : 98%
A:
Masalah keperawatan teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan Intervensi
1. Kaji tanda-tanda vital klien
2. Catat upaya pernapasan
termasuk penggunaan otot
bantu napas
3. Berikan posisi terlentang
dengan leher sedikit ekstensi
dan hidung menghadap
keatas
4. Kolaborasi pemberian terapi
oksigen
I:
1. Melakukan pengkajian TTV
pada klien
2. Melakukan pemantauan
pergerakan otot bantu napas
3. Mengatur posisi klien
terlentang dengan leher
sedikit ekstensi
4. Melakukan pemberian
oksigen nasal kanul 2 liter
sesuai order dokter
E:
S:
O:
- bayi tampak dan tidak
mengalami sesak napas
- Tanda-tanda vital :
T : 37,5oC
P : 145x/menit
R : 48x/menit
SPO2 : 98%
A:
Masalah keperawatan teratasi
P:
Intervensi di hentikan

Ketidakseimbangan nutrisi 09.00 S:


dari kebutuhan tubuh wita
O:
1. Kesadaran compos mentis
2. BB=3200gram
3. PB=58cm LK=31cm
4. APGAR score 9
5. Reflek hisap belum kuat dan
belum terlatih,Ibu belum
menyusui.
A:
Masalah keperawatan teratasi
sebagian

P:
Lanjutkan Intervensi
1. Kaji kebutuhan nutrisi Bayi.
2. Observasi intake dan output.
3. Observasi reflek hisap dan
menelan.
4. Beri minum sesuai program.
5. Monitor tanda-tanda
intoleransi terhadap nutrisi
parenteral.
6. Kaji kesiapan ibu untuk
menyusui.
7. Timbang BB setiap hari.

I:
1. Mengkaji kebutuhan nutrisi
Bayi.
2. Mengobservasi intake dan
output.
3. Mengobservasi reflek hisap
dan menelan.
4. Memberikan minum sesuai
program.
5. Memonitor tanda-tanda
intoleransi terhadap nutrisi
parenteral.
6. Mengkaji kesiapan ibu untuk
menyusui.
7. Menimbang BB setiap hari.

E:
S:
O:
1. Kesadaran compos
mentis
2. BB=3200gram
3. PB=58cm LK=31cm
4. APGAR score 9
5. Reflek hisap kuat dan ibu
mulai terlatih menyusui
bayinya .
A:
Masalah keperawatan teratasi
P:
Intervensi di hentikan

Anda mungkin juga menyukai