Kelompok 6:
1. Mita Rosalina 21415445
2. Shalsa Fadela Aurelia 21415473
3. Muhammad Rahul 21415548
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMADDIYAH PONOROGO
2021
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam adalah cara hidup, dan cara hidup yang ditampilkan adalah
cara hidup yang lengkap dan sempurna. Semua tata cara kehidupan, rencana dan
berbagai berbagai sifatnya sifatnya disandarkan disandarkan kepada al-Quran al-
Quran dan as-Sunnah, as-Sunnah, sementara sementara segala permasalahan
permasalahan yang tidak disebut disebut secara terang atau masih diperselisihkan
diperselisihkan akan ditentukan secara ijma’ oleh para ulama yang muktabar dan
qiyas. Ulama telah memperincikan lima bidang utama dalam menetapkan kaedah
hukum yaitu: Ibadat, Jinayat (yang juga dikenal sebagai Uqubat), Munakahat dan
Mu’amalat. Dan setiap satu bidang itu mempunyai fiqih tersendiri. Pelaksanaan
yang berdasarkan atas kaidah Fiqh dan syariat inilah yang akan menghasilkan
natijah yang benar seperti akan menghasilkan natijah yang benar seperti
mengelak penindasan dan penipuan, ak penindasan dan penipuan, di samping
membentuk jati diri menjadi manusia yang jujur, amanah, adil, tulus, membantu
fakir miskin dan dari sinilah keindahan Islam dapat kita rasakan bersama.
bersama. Dalam hidup bermasyarakat, bermasyarakat, manusia manusia selalu
berhubungan berhubungan satu sama lain, disadari atau tidak, untuk
mencukupkan kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Pergaulan hidup tempat setiap
orang melakukan perbuatan dalam hubungannya dengan orang-orang lain disebut
muamalat.
3
BAB II
RUMUSAN MASALAH
1.3 Tujuan
4
BAB III
PEMBAHASAN
ب َ ث َأ ْع َج
ٍ د ۖ َك َمثَ ِل َغ ْيUِ ال َواَأْلوْ اَل ِ ا ْعلَ ُموا َأنَّ َما ْال َحيَاةُ ال ُّد ْنيَا لَ ِعبٌ َولَ ْه ٌو َو ِزينَةٌ َوتَفَا ُخ ٌر بَ ْينَ ُك ْم َوتَ َكاثُ ٌر فِي اَأْل ْم َو
ٌ اآْل ِخ َر ِة َع َذابٌ َش ِدي ٌد َو َم ْغفِ َرةٌ ِمنَ هَّللا ِ َو ِرضْ َوUْال ُكفَّا َر نَبَاتُهُ ثُ َّم يَ ِهي ُج فَتَ َراهُ ُمصْ فَ ًّرا ثُ َّم يَ ُكونُ ُحطَا ًما ۖ َوفِي
ۚ ان
ِ ع ْال ُغر
ُور ُ َو َما ْال َحيَاةُ ال ُّد ْنيَا ِإاَّل َمتَا
Sungguh dunia ini penuh dengan tipu daya dan muslihat dan membuat manusia
terlena dibuatnya. Bahkan Rasulullah SAW juga merasa khawatir apabila
umatnya terpedaya oleh dunia dan melupakan kehidupan akhirat sebagai tujuan
hidupnya, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut :
ِإ َّن ِم َّما َأخَافُ َعلَ ْي ُك ْم من بعدي ما يفتح عليكم من زهرة الدنيا و زينتها
Saat ini manusia berlomba-lomba mengejar dunia dan berusaha untuk mencari
kesenangan dunia dengan berbagai cara termasuk dengan cara-cara yang
diharamkan. Banyak manusia yang terperdaya dunia dan tidak menganggap
bahwa dunia sebenarnya hanya tempat singgah saja dan akhirat adalah sesuatu
yang harusnya dikejar. Terlalu larut dalam dunia justru akan membuat manusia
lupa dengan akhirat dan akhirnya melupakan kewajibannya kepada Allah SWT
termasuk meninggalkan shalat wajib dan ibadah lainnya. Dibandingkan dengan
dunia, akhirat adalah tempat yang kekal dan abadi jadi sudah selayaknya manusia
lebih mendahulukan kepentingan akhirat dibandingkan dengan kepentingan
duniawi.
Seringkali manusia tidak sadar bahwa ia lebih mengutamakan dunia
dibandingkan akhirat dan manusia tersebut akhirnya melalaikan kewajiban
kepada Allah SWT sebagaimana orang-orang kafir. Orang-orang kafir didunia
gemar berfoya-foya dan bersenang-senang dengan harta yang mereka miliki dan
terkadang mereka juga menertawakan mereka yang berbuat amal shaleh dan
bersabar atas segala ujian yang diberikan Allah SWT. Allah sendiri menjamin
bahwa orang-orang mukmin yang bersabar didunia untuk kehidupan diakhirat,
mereka akan mendapat balasannya diakhirat kelak demikian juga para kaum
kafir.
Sesungguhnya Allah SWT menciptakan dunia beserta isinya untuk manusia dan
dengan tujuan agar manusia beribadah kepada Allah SWT. Oleh sebab itu selama
hidup di dunia selayaknya manusia berlomba-lomba dalam kebaikan dan selalu
menjalankan kewajiban dan menjauhi larangannya sebagai bentuk rasa iman dan
taqwa kepada Allah SWT (baca fungsi iman kepada Allah dan manfaat beriman
kepada Allah). Allah SWT berfirman :
َت لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا بِاهَّلل ِ َو ُر ُسلِ ِه ۚ ٰ َذلِك
ْ ض ُأ ِع َّد
ِ ْض ال َّس َما ِء َواَأْلر ُ َْسابِقُوا ِإلَ ٰى َم ْغفِ َر ٍة ِم ْن َربِّ ُك ْم َو َجنَّ ٍة َعر
ِ ْضهَا َك َعر
فَضْ ُل هَّللا ِ يُْؤ تِي ِه َم ْن يَ َشا ُء ۚ َوهَّللا ُ ُذو ْالفَضْ ِل ْال َع ِظ ِيم
Secara etimologi kata “sprit” berasal dari kata Latin “spiritus”, yang diantaranya
berarti “roh, jiwa, sukma, kesadaran diri, wujud tak berbadan, nafas hidup, nyawa
hidup.” Dalam perkembangan selanjutnya kata spirit diartikan secara lebih luas
lagi. Para filosuf, mengonotasikan “spirit” dengan (1) kekuatan yang
menganimasi dan memberi energi pada cosmos, (2) kesadaran yang berkaitan
dengan kemampuan, keinginan, dan intelegensi, (3) makhluk immaterial, (4)
wujud ideal akal pikiran (intelektualitas, rasionalitas, moralitas, kesucian atau
keilahian).
Sementara itu, Allama Mirsa Ali Al-Qadhi dikutip dalam bukunya
Dr.H.M.Ruslan,MA mengatakan bahwa spiriritualitas adalah tahapan perjalanan
batin seorang manusia untuk mencari dunia yang lebih tinggi dengan bantuan
riyadahat dan berbagai amalan pengekangan diri sehingga perhatiannya tidak
berpaling dari Allah, semata-mata untuk mencapai puncak kebahagiaan abadi.
Selain itu, dikutip pada buku yang sama, Sayyed Hosseein Nash salah seorang
spiritualis Islam mendefinisikan spiritual sebagai sesuatu yang mengacu pada apa
yang terkait dengan dunia ruh, dekat dengan Ilahi, mengandung kebatinan dan
interioritas yang disamakan dengan yang hakiki.
Spiritualitas menurut Ibn ‘Arabi adalah pengerahan segenap potensi rohaniyah
dalam diri manusia yang harus tunduk pada ketentuan syar’I dalam melihat
segala macam bentuk realitas baik dalam dunia empiris maupun dalam dunia
kebatinan.
Perlu diketahui bahwa ruang lingkup muamalah juga mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia seperti bidang ekonomi, sosial, politik, dan sebagainya.
Menurut Abdul Wahhab Khallaf, berdasarkan tujuannya, muamalah dalam Islam
memiliki ruang lingkup yang meliputi :
1. Hukum Keluarga (Ahkam Al Ahwal Al-Syakhiyyah)
Merupakan hukum yang berkaitan dengan urusan keluarga dan pembentukannya
yang bertujuan untuk membangun dan memelihara keluarga sebagai bagian
terkecil. Meliputi hukum tentang hak maupun kewajiban suami, istri, dan anak
serta hubungan keluarga satu dengan lainnya
2. Hukum Perdata (Al Ahkam Al Maliyah)
Merupakan hukum yang mengatur hubungan individu-individu dalam
bermuamalah serta bentuk-bentuk hubungannya, seperti jual beli, sewa-menyewa,
hutang piutang, perjanjian, perserikatan dan lain sebagainya. Jadi hukum perdata
berkaitan dengan kekayaan dan hak-hak atas pemeliharaannya sehingga tercipta
hubungan yang harmonis di dalam masyarakat.
3. Hukum Pidana (Al-Ahkam Al-Jinaiyyah)
Merupakan hukum yang berkaitan dengan segala bentuk kejahatan, pelanggaran
hukum dan ketentuan sanksi-sanksi hukumnya. Tujuannya adalah untuk menjaga
ketentraman dan keamanan hidup umat manusia termasuk harta kekayaannya,
kehormatannya, dan membatasi hubungan antara pelaku tindak pidana kejahatan
dengan masyarakat maupun korban.
4. Hukum Acara (Al-Ahkam Al-Murafa’at)
Definisi hukum acara adalah hukum yang berkaitan dengan sumpah, persaksian,
tata cara mempertahankan hak dan memutuskan siapa yang terbukti bersalah,
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Pada hukum ini bertujuan untuk
mengatur dan merealisasikan keadilan di dalam kehidupan masyarakat.
5. Hukum Perundang-Undangan (Al-Ahkam Al-Dusturiyyah)
Merupakan hukum yang berkaitan dengan perundang-undangan yang berlaku
untuk membatasi hubungan hakim dengan terhukum serta menetapkan hak-hak
perorangan dan kelompok.
6. Hukum Kenegaraan (Al-Ahkam Al-Duwaliyyah)
Merupakan hukum yang berkaitan dengan hubungan antara penguasa
(pemerintah) dengan rakyatnya, hubungan antar kelompok masyarakat dalam
suatu negara maupun antar negara. Hukum ini bertujuan untuk mengatur
mengatur hubungan di antara umat Islam dengan yang lainnya yang ada dalam
suatu Negara, hubungan pemerintah dan rakyatnya serta hubungan yang terjadi
antar negara pada masa damai dan masa perang.
7. Hukum Keuangan dan Ekonomi (Al-Ahkam Al-Iqtishadiyyah Wa Al-
Maliyyah)
Merupakan hukum yang berkaitan dengan hak-hak dari fakir miskin di dalam
harta orang kaya, mengatur sumber keuangan negara, pendistribusian serta
permasalahan pembelanjaan negara dalam rangka untuk kepentingan
kesejahteraan rakyatnya.
Muamalah dalam Islam merupakan aturan-aturan dan hukum yang mengatur tata
cara memenuhi kebutuhan dunia dengan cara yang benar menurut syariat Islam.
Muamalah ini akan membantu kita mengetahui mana yang haram dan mana yang
halal. Maka dari itu kita harus mempelajari apa saja syarat dan rukunnya,
sehingga upaya kita dalam memenuhi kebutuhan dunia tidak melanggar aturan
dan hukum Islam.
.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
https://subair3.wordpress.com/2020/05/07/12-muamalah/