MATA KULIAH
Disusun oleh :
MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatnya,
kami bisa menyusun dan menyajikan makalah yang berjudul Upah dalam
pandangan Islam sebagai salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi Islam, makalah
ini kami buat dengan maksud menjelaskan pandangan Islam terhadap Upah.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan
dan kekeliruan pengetikan sehingga membingungkan pembaca dalam pembacaan
atau arti kata.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN ............................................................................. 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengupahan atau pemberian upah adalah salah satu masalah yang tidak
bentuk organisasinya baik itu swasta maupun pemerintah. Paradigma saat ini,
pemberian upah di negara kita disadari atau tidak lebih condong untuk berkiblat
ke barat, dimana dalam studi kasusnya upah kepada pekerja tidak tetap, atau
tenaga buruh seperti upah buruh lepas di areal perkebunan, dan upah pekerja
harian. Itu untuk buruh, sedangkan gaji menurut pengertian keilmuan barat
terkait dengan imbalan uang yang diterima oleh setiap karyawan atau pekerja
pengertian barat, Perbedaan gaji dan upah itu hanya terletak pada jenis
karyawannya yang berkategori karyawan tetap atau tidak tetap dengan sistem
Konsep upah dalam islam sangat berbeda dengan konsep upah barat. Islam
Dalam Islam, asas kelayakan sangat dijunjung tinggi. Karena hal ini
menyangkut penghargaan atas hak asasi manusia. Maka dari itu Islam memiliki
konsep upah tersendiri yang merujuk pada Al Qur’an dan Hadits. Konsep upah
dalam fiqh Islam masuk dalam bab Ijarah (sewa menyewa). Pada konsep upah
1
(Ijarah) kita mengenal adanya dua elemen yaitu pengusaha dan pekerja.
Sedangkan dalam Islam kedua elemen itu disebut dengan ajiir dan Musta’jir.
Untuk itulah kami dalam makalah ini akan membahas lebih mendalam tentang
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan upah dan apa saja dasar hukum Islam
mengenai upah?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Upah
Upah dalam bahasa Arab sering disebut dengan ajrun/ajran yang berarti
memberi hadiah/ upah. Kata ajran mengandung dua arti, yaitu balasan atas
pekerjaan dan pahala. Sedangkan upah menurut istilah adalah uang dan
sebagainya yang dibayarkan sebagai balas jasa atau bayaran atas tenaga yang
telah dicurahkan untuk mengerjakan sesuatu. Upah diberikan sebagai balas jasa
atau penggantian kerugian yang diterima oleh pihak buruh karena atas
pencurahan tenaga kerjanya kepada orang lain yang berstatus sebagai majikan.
Upah dalam Islam masuk juga dalam bab ijarah sebagaimana perjanjian
kerja, menurut bahasa ijarah berarti ”upah” atau “ganti” atau imbalan, karena
itu lafadz ijarah mempunyai pengertian umum yang meliputi upah atas
pemanfaatan sesuatu benda atau imbalan sesuatu kegiatan atau upah karena
tenaganya dengan orang lain dan suatu hal yang wajar apabila upah
3
3. Adanya manfaat
Dalam pembahasan kali ini yang di uraikan adalah al-ujrah yang terkait
dengan upah kerja, jadi yang di maksud al-ujrah adalah pembayaran (upah
Upah adalah bentuk kompensasi atas jasa yang telah diberikan oleh tenaga
(earning) yang diterima buruh (tenaga kerja) baik berupa uang ataupun barang
ketenagakerjaan adalah hak buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja atau
pekerja atau buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang
telah dilakukan.
pengertian dan pemahaman bahwa upah merupakan nama bagi sesuatu yang
4
baik berupa uang atau bukan yang lazim digunakan sebagai imbalan atau balas
jasa, atau sebagai penggantian atas jasa dari pekerjaan yang telah dikeluarkan
Banyak al-Qur’an dan hadist yang dijadikan argumen oleh para ulama’
berikut:
“Dan katakanlah : “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya
Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada
kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya."(QS: Al-Qasas ayat 26).
Dan dijelaskan bahwa penentuan upah itu harus ditentukan terlebih dahulu
sebagaimana hadist:
5
“Dari abu sa’id berkata: Rasulallah saw melarang seorang buruh minta
(rasul melarang) jualan najsy (menyuruh orang lain untuk memuji barang
upah lembur Islam telah mengaturnya sebagaimana sabda Rasulallah saw yaitu:
Bukhari Muslim).
sah.
dari tanah Hajar. Barang tersebut lalu kami bawa ke Makkah. Maka sambil
berjalan Rasul SAW mendatangi kami, lalu beliau menawar beberapa celana,
kemudian kami jual celana-celana itu kepadanya. Dan disana (di sebelah) dan
dan lebihkanlah”
Pada dasarnya hubungan kerja menurut Islam merupakan suatu kerja sama
bersama baik bagi pengusaha atau pekerja, oleh karena itu tidak dibenarkan
waktu kerja yang telah diatur pemerintah, namun jika suatu perusahaan
6
membutuhkan tenaga seorang pekerja diluar waktu yang telah ditentukan, maka
disimpulkan bahwa pada dasarnya upah yang di dapat harus dihasilkan dari
melainkan diakhirat. Tidak ada pebedaan upah yang didapatkan laki-laki dan
Persoalan upah bukan hanya persoalan yang berhubungan dengan uang dan
keuntungan akan tetapi lebih pada persoalan bagaimana kita memahami dan
lainnya.
bentuk pelayanan atau kesepakatan kedua belah pihak sesuai dengan syarat
maka wajib dipenuhi sesudah berakhirnya masa tersebut. Misalnya orang yang
menyewa suatu rumah untuk selama satu bulan, kemudian masa satu bulan
7
Berdasarkan prinsip keadilan upah dalam masyarakat Islam ditetapkan
mempunyai peran penting dalam penetapan upah agar di antara pihak tidak
mereka terima sesuai dengan kerjanya begitu juga pekerja dilarang memaksa
pemberian upah yang merupakan hak pekerja, syariat Islam telah memberikan
pedoman yaitu:
kering”.
menjadi batal.
keseluruhannya.
pihak.
8
Ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan ijarah (perjanjian kerja)
yaitu:
keterpaksaan.
b. Di dalam melakukan akad tidak boleh ada unsur penipuan, baik dari
9
D. Sistem Upah dalam Islam
Penentuan upah atau gaji dalam Islam adalah berdasarkan jasa kerja atau
apabila beban hidupnya berkurang, oleh karena itu upah seorang pekerja
benar didasari pada keahlian dan manfaat yang di berikan oleh si pekerja itu.
perbedaan penghasilan dan hasil material, dalam al-Qur’an surat an-Nisa ayat
32
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah
kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain”.(QS. An-
Nisa 32).
10
Qur’ani dalam hal penentuan upah berdasarkan perimbangan kemampuan dan
bakat ini merupakan suatu hal yang terpenting yang harus diperhitungkan.
Qur’an maupun sunnah syarat-syarat pokok mengenai hal ini adalah para
majikan harus memberi gaji kepada para pekerjanya sepenuhnya atas jasa yang
akan dianggap sebagai kegagalan moral baik dipihak majikan ataupun pekerja
Disyaratkan dalam setiap transaksi kerja, upah itu harus jelas dengan bukti
dalil-dalil di atas bahwasannya upah yang layak bukanlah suatu konsesi tetapi
Kompensasi yang berupa upah boleh saja dibayarkan tunai boleh juga
tidak, upah tersebut juga bisa dinilai dengan harta, uang ataupun jasa. Sebab
apa yang dinilai dengan harga, maka boleh dijadikan sebagai kompensasi baik
berupa materi maupun jasa dengan syarat harus jelas, apabila tidak jelas maka
tidak akan sah transaksi tersebut, pendek kata upah atau gaji haruslah jelas
antara manusia dan sebelum kerja harus sudah terjadi kesepakatan tentang
gajinya.
Apabila gaji tersebut diberikan dengan suatu tempo, maka harus diberikan
11
bulanan atau kurang dari itu ataupun lebih maka gaji tersebut tetap harus di
berikan sesuai dengan kesepakatan tadi. Upah tidak hanya milik sekedar akad,
Maka wajib dipenuhi sesudah berakhirnya masa tersebut, misalnya orang yang
menyewa rumah untuk selama satu bulan kemudian masa satu bulan tersebut
telah berlalu maka ia wajib membayar sewaan, jika akad ijarah untuk suatu
pekerjaan.
setiap praktek yang pernah terjadi di kekhalifahan Islam. Secara lebih rinci
kalau kita lihat hadits Rasulullah saw tentang upah yang diriwayatkan oleh Abu
saudara di bawah asuhannya maka harus diberinya makan seperti apa yang
12
dimakannya (sendiri) dan memberi pakaian seperti apa yang dipakainya
(sendiri); dan tidak membebankan pada mereka dengan tugas yang sangat
berat, dan jika kamu membebankannya dengan tugas seperti itu, maka
Dari hadits ini dapat didefenisikan bahwa upah yang sifatnya materi (upah
bermakna bahwa upah yang diterima harus menjamin makan dan pakaian
karyawan yang menerima upah. Selain itu, Hadits ini menegaskan bahwa
kebutuhan papan (tempat tinggal) merupakan kebutuhan yang bersifat hak bagi
mencarikan jodoh bagi karyawannya yang masih lajang (sendiri). Hal ini
ditegaskan pula oleh Doktor Abdul Wahab Abdul Aziz As-Syaisyani dalam
Sangat terlihat dengan jelas dari uraian diatas, sedikitnya terdapat dua
13
b. Upah dalam Islam tidak hanya sebatas materi (kebendaan atau
Adapun hanya ada sedikit yang bisa disinergikan antara persamaan kedua
konsep upah menurut kaca mata Barat dan Islam, yang pertama adalah, prinsip
keadilan, dan kedua, prinsip kelayakan (kecukupan). Mari kita lihat kedua
1. Prinsip Adil
“Berbuat adillah, karena adil itu lebih dekat kepada Taqwa". (QS.
Al-Maidah : 8).
Nabi bersabda :
Baihaqi).
(transaksi) dan komitmen atas dasar kerelaan melakukannya (dari yang ber-
aqad). Aqad dalam perburuhan adalah aqad yang terjadi antara pekerja
dahulu bagaimana upah yang akan diterima oleh pekerja. Upah tersebut
14
“Dari Abdillah bin Umar, Rasulullah Saw. Bersabda: “Berikanlah
Imam Thabrani).
yang haram. Namun, jika ia membolos bekerja tanpa alasan yang benar atau
bekerja yang baik merupakan kewajiban karyawan atas hak upah yang
keadaan masa kini, maka aturan-aturan bekerja yang baik itu, biasanya
perusahaan.
15
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad Saw.
bahwa beliau bersabda: “Allah telah berfirman: “Ada tiga jenis manusia
dimana Aku adalah musuh mereka nanti di hari kiamat. Pertama, adalah
perbuatan zalim dan orang yang tidak membayar upah para pekerjanya
termasuk orang yang dimusuhi oleh Nabi saw pada hari kiamat. Dalam hal
ini, Islam sangat menghargai waktu dan sangat menghargai tenaga seorang
karyawan (buruh).
2. Kelayakan (Kecukupan)
dengan besaran yang diterima layak disini bermakna cukup dari segi pangan,
Dari hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzar bahwa Rasulullah SAW
bersabda :
16
mempunyai saudara di bawah asuhannya maka harus diberinya makan
seperti apa yang dimakannya (sendiri) dan memberi pakaian seperti apa
tugas yang sangat berat, dan jika kamu membebankannya dengan tugas
Muslim).
sebagai keluarga majikan merupakan konsep Islam yang lebih dari 14 abad
yang lalu telah dsabdakan oleh Nabi Muhammad SAW. Konsep ini dipakai
lingkungan kerjanya. Hal inilah yang sangat jarang dilakukan saat ini.
Konsep Islam jauh sangat berbeda dengan konsep upah menurut Barat.
Upah menurut Islam sangat besar kaitannya dengan konsep Moral, Upah
dalam Islam tidak hanya sebatas materi (kebendaan atau keduniaan) tetapi
17
menembus batas kehidupan, yakni berdimensi akherat (pahala). Jadi mulai
18
BAB III
KESIMPULAN
1. Upah dalam bahasa Arab sering disebut dengan ajrun/ajran yang berarti
memberi hadiah/ upah. Kata ajran mengandung dua arti, yaitu balasan atas
pekerjaan dan pahala. Sedangkan upah menurut istilah adalah uang dan
sebagainya yang dibayarkan sebagai balas jasa atau bayaran atas tenaga yang
telah dicurahkan untuk mengerjakan sesuatu. Upah dalam Islam masuk juga
dalam bab ijarah sebagaimana perjanjian kerja, menurut bahasa ijarah berarti
”upah” atau “ganti” atau imbalan, karena itu lafadz ijarah mempunyai
pengertian umum yang meliputi upah atas pemanfaatan sesuatu benda atau
imbalan sesuatu kegiatan atau upah karena melakukan sesuatu aktifitas. Upah
diberikan sebagai balas jasa kepada pihak buruh atas kerja kerasnya
mengerjakan tugas yang diberikan oleh majikannya.
2. Berdasarkan ketentuan Al-qur’an dan hadits diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya upah yang di dapat harus dihasilkan dari pekerjaan yang
Tidak ada pebedaan upah yang didapatkan laki-laki dan perempuan, upah
yang didapat sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Persoalan upah bukan
hanya persoalan yang berhubungan dengan uang dan keuntungan akan tetapi
lebih pada persoalan bagaimana kita memahami dan menghargai sesama dan
a. Selesai Bekerja.
19
c. Memungkinkan mengalirnya manfaat jika masanya berlangsung, ia
terpenuhi keseluruhannya
belah pihak.
tenaganya dengan orang lain dan suatu hal yang wajar apabila upah
c. Adanya manfaat
keahliannya.
b. Upah yang diberkan harus jelas dengan bukti dan ciri yang bisa
menghilangkan ketidakjelasan.
c. Upah boleh dibayarkan tunai atau tidak, upah yang diberikan bisa
20
6. Prinsip-prinsip upah dalam islam yaitu :
a. Prinsip Adil
berbuat Adil. Adil disini berlaku untuk pemberi upah dan penerima
b. Prinsip Kelayakan
Layak disini maksudnya cukup dari segi pangan, sandang dan papan.
7. Berbeda dengan konsep Arab, upah menurut Islam sangat besar kaitannya
dengan konsep Moral, Upah dalam Islam tidak hanya sebatas materi
21
berdimensi akherat (pahala). Jadi mulai dari sekarang, marilah kita terapkan
22
DAFTAR PUSTAKA
digilib.uinsby.ac.id/8671/5/Bab2.pdf
rianamuslikhah.blogspot.com/2015/02/makalah-upah-dalam-islam.html
http://listiaistika8.blogspot.co.id/2013/07/makalah.html
23