Anda di halaman 1dari 12

DAMPAK PANDEMI TERHADAP HARGA DAGING AYAM

DITULIS OLEH
RENALDI ANUGERAH WICAKSONO 21415431
MITA ROSALINA 21415445
ERINA MAY KRISANTI 21415452

Program Studi S1 Manajemen


Universitas Muhammadiyah Ponorogo
STUDI KASUS DAMPAK PANDEMI TERHADAP HARGA DAGING AYAM
RENALDI ANUGERAH WICAKSONO 21415431
MITA ROSALINA 21415445
ERINA MAY KRISANTI 21415452

DIANA PRAMUDYA WARDHANI S.E., M.M.


Program Studi S1 Manajemen
Dosen Manajemen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Abstrak: Penduduk Indonesia mengkonsumsi ayam selaku bahan pangan sebab ayam
memiliki protein yang sangat besar. Terlebih lagi pada waktu pandemi Covid- 19 semua
orang disarankan guna menguatkan imunitas badan di masa pandemi Covid19. Tetapi pada
waktu pandemi Covid- 19 ada kebijakan pemerintah dalam menghalangi interaksi sosial
sehingga pasar serta toko hadapi penutupan yang menyebabkan harga ayam jadi turun
dikeranakan tidak terdapatnya permintaan terhadap ayam. Pergantian harga tersebut susah
diprediksi mengingat belum tentu kapan pandemi ini hendak berakhir. Oleh sebab itu perlu
dicoba ramalan harga yang akan terjalin pada waktu yang akan datang bersumber pada
harga pada waktu lalu dan mengetahui trend serta aspek yang menimbulkan terbentuknya
pergantian harga tersebut. Tujuan dari riset ini ialah untuk mengenali tata cara peramalan
yang pas digunakan dan mengenali trend serta aspek yang pengaruhi harga ayam di
Ponorogo sepanjang masa pandemi Covid- 19. Analisa informasi yang digunakan ialah
memakai tata cara pengolahan data dalam penelitian ini yakni menggunakan analisis
kuantitatif dan analisis deskriptif.. Hasilnya, ditampilkan trend harga ayam yang terjalin
bersumber pada data obesrvasi yang sesungguhnya dan menganalisis secara deskriptif
menimpa factor yang terjalin terhadap trend harga ayam broiler tersebut. Aspek yang
menyebabkan terbentuknya pergantian harga ayam yakni, kebijakan pemerintah, kesusahan
distribusi ayam, kesusahan distribusi pakan serta harga ayam hadapi penurunan

Kata kunci :Pandemi, DagingAyam, Harga


CASE STUDY IMPACT OF PANDEMIC ON CHICKEN MEAT MARKET DEMAND
RENALDI ANUGERAH WICAKSONO 21415431
MITA ROSALINA 21415445
ERINA MAY KRISANTI 21415452

DIANA PRAMUDYA WARDHANI S.E., M.M.


Management S1 Study Program
Lecturer of Management at Muhammadiyah University of Ponorogo

Abstrac : Indonesian people consume chicken as food because chicken has a very large
protein. Moreover, during the Covid-19 pandemic, everyone is advised to strengthen the
body's immunity during the Covid-19 pandemic. However, during the Covid-19 pandemic,
there was a government policy in preventing social interaction so that markets and shops
faced closures which caused the price of chicken to drop due to the absence of demand for
chicken. This price change is difficult to predict considering it is not certain when this
pandemic will end. Therefore, it is necessary to try to forecast prices that will occur in the
future based on prices in the past and find out the trends and aspects that lead to the
formation of these price changes. The purpose of this research is to identify forecasting
procedures that are appropriate to use and identify trends and aspects that affect chicken
prices in Ponorogo during the Covid-19 pandemic. Information analysis used is to use data
processing procedures in this study using quantitative analysis and analysis. descriptively..
As a result, the trend in the price of chicken is shown based on the actual observational data
and analyzed descriptively over the factors that are related to the trend in the price of broiler
chickens. The factors that led to the formation of changes in chicken prices, namely,
government policies, difficulty in distributing chickens, difficulties in feeding distribution and
the price of chickens facing a decline

Keyword :Pandemic, Chicken Meat, Price


STUDI KASUS DAMPAK PANDEMI TERHADAP HARGA DAGING AYAM
RENALDI ANUGERAH WICAKSONO 21415431
MITA ROSALINA 21415445
ERINA MAY KRISANTI 21415452

DIANA PRAMUDYA WARDHANI S.E., M.M.


Program Studi S1 Manajemen
Dosen Manajemen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Zona peternakan ialah salah satu zona prioritas selaku pondasi perekonomian dalam
negara.Usaha peternakan di Indonesia membagikan kontribusi dalam menunjang kebutuhan
protein hewani.Usaha peternakan bias menyumbangkan kebutuhan pangan,
menaikkanpemasukan, memperluas lapangankerja, ataupun menopang zona
industri.Peternakan ayam khususnya ayam pedaging menyuplai nyaris 70% kebutuhan
protein warga tidak hanya didapat dari daging sapi atau pun hewan yang lain( Ahmad, 2006).
Permintaan ayam pedaging menyusut 40% semenjak maraknya pandemic covid- 19.
Penyusutan tersebut salah satunya dipicu oleh pemberlakuan kebijakan social distancing yang
diberlakukan oleh pemerintah sehingga menyebabkan berkurangnya kegiatan 3 publik diluar
rumah yang menimbulkan pasar jadi sepi serta dapat pula sebab menyusut nya pemasukan
sehingga mempengaruhi pada daya beli warga terhadap produk ayam pedaging. Keadaan
industry peternakan ayam pedaging tidak hanya dilihat dari hasil performapemeliharaan, serta
dapat dilihat dari penjualan hasil produksinya.Harga jual ayam pedaging menampilkan
sebarapa besar penawaran serta permintaan yang terjalin di pasar.Apabila permintaan naik
hingga harga jual pula hendak hadapi peningkatan, kebalikannya apabila permintaan turun
hingga harga jual pula hadapi penyusutan.Ketidak stabilan harga daging ayam ras pedaging
di JawaTimur seakan didukung dengan penurunan permintaan dari konsumen membuat
beban pelaku usaha semakin berat.Baik peternakn ayam ras pedaging maupun pedagang di
pasar merasakan hal yang sama yakni menurunnya penjualan. Sehingga tidak sedikit peternak
maupun pedagang yang mengurangi produksi bahkan menutup usahanya. Peternak juga
mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil panennya karena adanya pembatasan sosial.
Permintaan terhadap daging ayam potong meningkat setiap tahun seiring dengan
bertambahanya jumlah penduduk serta meningkatnnya kesadaran dan pengetahuan
masyarakat umum tentang pentingnya akan mengonsumsi pangan yang bergizi seperti daging
ayam potong. Berbagai macam olahan ayam potong masa kini banyak berfariasi maka tak
jarang juga para pemilik usaha makanan seperti wareg,restoran,café berbondong bondong
menciptkan menu baru dengan bahan dasarnya dari daging ayam potong. Produksi daging
ayam potong bersumber dari peternak ayam potong dimana para pertenak ayam potong juga
ikut berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat,di wilayah ponorogo sendiri usaha
peternakan ayam potong kurang berkembang karena belum tersediannya bibit unggul serta
cara budidaya yang tidak efien. Di negara berkembang seperti indonesia, usaha ternak ayam
lokal sangat penting dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dikarenakan usaha tersebut
melibatkan sebagian penduduk miskin3 upaya pengembangan tersebut diharapkan dapat
memajukan perekonomiaan dan sekaligus pendapatan masyarakat, terutama diwilayah
pedesaan dikarenakan indonesia mempunyai sumber daya alam yang memadai yang dapat
menciptakan bibit unggul,bahan pakan, dan obat obatan yang dibutuhkan oleh industri
pertenakan ayam potong.Masyarakat lebih minat dengan daging ayam potong (bloier) adalah
daging yang empuk, kulit licin dan lunak,sedangkan tulang rawan dan dada belum
membentuk tulang yang keras. Ukuran daging ayam potong juga besar padat dan berisi
sehingga cukup puas untuk dikonsumsi. ) Para pengusaha atau penjual daging ayam potong
dapat memasok stok daging ayam potong dari peternak untuk dijual kembali tentunya harga
yang dijual para pedagang lebih mahal dari harga para peternak langsung. Naik turunnya
harga daging ayam potong otomatis juga tergantung oleh para peternak harga misal dalam hal
kenaikan harga pakan,perawatan dan kebutuhan pertenak maka akan berdampak terhadap
harga jual daging ayam potong. Naik turunnya harga daging ayam potong tidak menurunkan
daya minat dan beli masyarakat, masyarakat tidak melihat dari turun ataupun naiknya harga
namun masyarakat mementingkan akan kebutuhan yang setiap harinya harus terpenuhi.
Harga daging ayam ditahun 2021 pada saat hari hari biasa atau normal yaitu Rp.28.000,00
per kg, sedangkan pada saat hari hari besar seperti menjelang hari puasa, hari raya idul
fitri,hari natal serta pergantian tahun bisa menyampai Rp.33.000,00 per kg(web) naiknya
harga daging ayam pada tahun 2021 juga dipengaruhi oleh wabah covid-19 atau pandemi
yang menyebar diwilayah indonesia. Dimana biasanya para pengusaha daging ayam potong
bisa berjualan normal dengan laba yang tinggi dengan adanya pandemi membuat penghasilan
menurun dimana para restoran warung makan yang biasanya membeli daging ayam dalam
jumlah banyak atau grosir namun berheni membeli dikarenakan masa pandemi sehingga
membuat tidak beroperasi dan pembeli hanya ibu-ibu rumah tangga saja. Para masyarakat
mau tidak mau juga tetap membeli daging ayam tersebut. Diawal tahun 2022 bulan januari
harga daging ayam Rp30.000,00 per Kg yang semula berharga Rp.28.000,00 per Kg. awal
tahun harga daging ayam mengalami kenaikan sudah menjadi hal biasa. Masyarakatpun
sudah tidak berprotes ataupun mengundurkan niatnya untuk membeli tanggapan masyarakat
tentang hal tersebut berbagai macam salah satunya adalah memahami akan kebutuhan
peternak yang meningkat dan tingginya permintaan masyarakat di tengah suplai dari peternak
yang masih terbatas. Tingginya permintaan tersebut seiring dengan dimulainya aktivitas
ekonomi yang mulai kembali bergerak.web 4. Pemerintah tentu tidak hanya diam dalam
mengambil kebijakan untuk masalah kenaikan harga daging ayam potong, langkah-langkah
pemerintah untuk menstabilkan harga daging ayam potong adalah pengaturan bibit
ayam,pengaturan mutu benih bibit yang bersetifikat,menyeimbangkan supply dalam hal
pengaturan impor grand parent stock. Lalu pemlaksanaan pementan no.32 tahun 2017 tentang
penyediaan,peredaraan,dan pengawasan ayam ras. Serta pembentukan tim analisa dan tim
asistensi serta tim pengawasan dalam mendukung pelaksanaan pemertaan 32 tahun 2017.
Web5 tujuan dilakukannya kebijakan yang dilakukan pemerintah tentu saja semata mata
untuk kesejahteraan masyarakat. Kesejaheraan masyarakat akan kebutuhan pangan perlu
diperhatikan betul bagaimana sumber pangan berperan penting dalam kesehatan dan
pertumbuhan masyarakat. Negara indonesia yang berjumlah ratusan jiwa penduduk tentu
tidak semua masyarakatnya hidup dalam keadan ekonomi yang lebih atau kategori ekonomi
keatas,banyak juga masyarakat ekonomi rendah dimana dalam keberlangsungan hidupnya
juga pas-pasan untuk menjalani kehidupan sehari-hari dalam hal ini kenaikan harga daging
ayam potong perlu ditsabilkan agar masyarakat menengah kebawah juga bisa merasakan.
KAJIAN PUSTAKA
Pandemi Covid-19 memberikan dampak signifikan terhadap pola hidup dan aspek lainnya.
Dampak dari pandemi ini menyebar merata ke seluruh bidang mulai pemerintahan hingga
perekonomian. Tak dipungkiri pandemi ini merubah tatanan kemasyarakatan dan
mengganggu kestabilan negara. Muncul kekhawatiran akan perekonomian yang semakin
melemah dan diperparah dengan angka penyebaran virus yang belum terkendali. Pandemi ini
membuat lingkungan pendidikan, industri dan pariwisata ditutup sementara dan berdampak
pada perekonomian menjadi shock baik secara perorangan, rumah tangga, perusahaan makro
dan mikro bahkan perekonomian negara di dunia. pada waktu pandemi Covid- 19 ada
kebijakan pemerintah dalam menghalangi interaksi sosial sehingga pasar serta toko hadapi
penutupan yang menyebabkan harga ayam jadi turun dikeranakan tidak terdapatnya
permintaan terhadap ayam. Pergantian harga tersebut susah diprediksi mengingat belum tentu
kapan pandemi ini hendak berakhir. Oleh sebab itu perlu dicoba ramalan harga yang akan
terjalin pada waktu yang akan datang bersumber pada harga pada waktu lalu dan mengetahui
trend serta aspek yang menimbulkan terbentuknya pergantian harga tersebut. Tujuan dari riset
ini ialah untuk mengenali tata cara peramalan yang pas digunakan dan mengenali trend serta
aspek yang pengaruhi harga ayam di Ponorogo sepanjang masa pandemi Covid- 19.
Keadaan industry peternakan ayam pedaging tidak hanya dilihat dari hasil
performapemeliharaan, serta dapat dilihat dari penjualan hasil produksinya. Harga jual ayam
pedaging menampilkan sebarapa besar penawaran serta permintaan yang terjalin di pasar.
Apabila permintaan naik hingga harga jual pula hendak hadapi peningkatan, kebalikannya
apabila permintaan turun hingga harga jual pula hadapi penyusutan. Ketidak stabilan harga
daging ayam ras pedaging di JawaTimur seakan didukung dengan penurunan permintaan dari
konsumen membuat beban pelaku usaha semakin berat. Baik peternakan ayam ras pedaging
maupun pedagang di pasar merasakan hal yang sama yakni menurunnya penjualan.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada bulan Desember hingga Januari 2021-2022 ini menggunakan data
deret waktu (time series) berupa data harga harian daging ayam potong di Indonesia
khususnya wilayah Ponorogo. Data tersebut diperoleh dari hasil pemantauan pasar kebutuhan
pokok oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Metode pengolahan data dalam
penelitian ini yakni menggunakan analisis kuantitatif dan analisis deskriptif. Analisis
kuantitatif digunakan untuk menganalisis besarnya volatilitas harga daging ayam potong di
Indonesia dengan menggunakan pengumpulan data serangkaian instrumen penelitian berupa
tes/kuesioner. Data yang terkumpul kemudian dikonversikan menggunakan kategori/kriteria
yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kualitas penelitian kuantitatif ditentukan oleh banyaknya
responden penelitian yang terlibat.
Mode Kuesioner
Dalam mengisi untuk mengetahui data kami menggunakan data Kuesioner terbuka, dimana
data kuesioner terbuka itu sendiri adalah jenis kuesioner yang memberikan keterbukaan bagi
para responden untuk memberikan jawaban sebebas-bebasnya berdasarkan objektivitas dari
respondennya. Jadi secara gampang dapat disebut sebagai pertanyaan essay
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Harga Daging ayam di Indonesia
Berdasarkan dari data yang telah terkumpul harga daging ayam setiap bulan mengalami
perubahan-perubahan harga pada bulan Oktober- November harga daging ayam berkisar
Rp.36.0000 per Kg bahkan sampai Rp.38.000 per Kg.Hal ini disebabkan oleh kondisi
penawaran dan permintaan ayam potong di pasar. Dengan demikian adanya peningkatan
permintaan daging ayam potong menyebabkan industri yang bergerak dibidang peternakan
harus mampu memanfaatkan persediaan ayam potong dan telur dengan cara berproduksi
lebih efektif dan efisien mulai dari hulu sampai hilir. Para pedagang mengaku, kenaikan
harga terjadi dari tingkat produsen, akibat dari menipisnya stok ayam potong di sejumlah
pemilik kandang ayam. Hal ini menjadikan stok ayam berkurang dan harga meningkat.
“sudah naik setengah bulanan sebelumnya sempat turun harga 18 kg di kandang dipasar
sama saja saat ini 23 harga di kandang ini modalnya 35 jadi jual 35 ai yang semalam ini
modalnya 45 an dijual sudah be es 40 ai lagi jadi kisaran harga mulai 40 sampai 45, soalnya
yang panen tu banyak buhan perusahaan aja yang lain kd banyak ngisi kandang katanya
anjlok.” Kata Mursidah , Pedagang Ayam .
Mahalnya harga ayam ini diperkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa pekan kedepan,
karena stok ayam siap potong mengalami kekosongan. Perkembangan harga ayam potong
tentu dipengaruhi oleh banyak hal yang tak terduga bahakan kita sendiri tidak akan pernah
tau apa kedepannya yang akan terjadi.
Faktor – faktor naiknya harga daging ayam
Kita telah mendapatkan beberapa kesimpulan tentang faktor yang mempengaruhi naiknya
harga daging ayam potong beberapa kesimpulan dari para responden adalah sebagai berikut :

1. Terjadinya hari raya atau hari-hari besar


2. Ditahun-tahun ini terdapat pandemi virus covid-19
3. Naiknya akan kebutuhan harga para pertenak ayam
4. Melonjaknya permintaan akan daging ayam potong
Peran pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga daging ayam potong
Dengan naiknya harga daging ayam potong membuat masyarakat menjadi gelisah untuk itu
tentu saja pemerintah tidak hanya ambil diam untuk kesejahteraan masyarakat luas
pemerintah mengambil beberapa langkah atau kebijakan yaitu seperti Ditjen PKH juga
mewajibkan integrator menyampaikan produksi DOC (Day Old Chicken) setiap bulan
melalui pelaporan online, termasuk dengan tujuan pendistribusiannya. Kedua, meminta
pelaku usaha integrator meningkatkan serapan karkas di Rumah Potong Hewan Unggas
(RPHU) untuk ditampung dalam cold storage sebagai cadangan. Ketiga, karena pasar untuk
komoditas unggas di Indonesia saat ini didominasi fresh commodity, sehingga produk mudah
rusak, pemerintah berharap hasil usaha peternak agar tidak lagi dijual sebagai ayam segar
melainkan ayam beku, ayam olahan, ataupun inovasi produk lainnya. Keempat, untuk
menstabilkan harga ayam potong di tingkat peternak, pemerintah telah mengatur kebijakan
dari aspek hulu yaitu dengan pengaturan bibit ayam, pengaturan mutu benih bibit yang
bersertifikat, menyeimbangkan supply – demand dalam hal pengaturan impor Grand Parent
Stock. Kelima, pemerintah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Permentan No. 32
Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras. Keenam, pemerintah
membentuk tim analisa dan tim asistensi serta tim pengawasan dalam mendukung
pelaksanaan Permentan 32 Tahun 2017. Ditjen PKH juga menganalisis supply-demand ayam
ras dan secara rutin, menyelenggarakan pertemuan antara peternak dengan pemerintah dan
juga dengan para stakeholders ayam ras terkait. Dan yang ketujuh adalah pemerintah juga
meminta dibagian hilir, yakni pedagang (bakul) untuk ikut menjaga kestabilan harga.web 8
Cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan terkaitan dengan harga daging
ayam
Masyarakat mungkin akan mngeluh dengan adanya kenaikan harga tersebut dimana daging
ayam potong sebagai kebutuhannya untuk meningkatkan akan gizi dan pertumbuhan yang
penting. Tak jarang juga masyarakat membeli daging ayam terpisah semisal kepala ataupun
ceker ayam saja, naiknya harga daging ayam potong tentu berpengaruh dalam kesejahteraan
masayarakat untuk memajukan kesejahteran masyarakat akan hal ini kita sebagai masyarakat
harus benar benar meminalisir pengkonsumsiaan daging ayam agar permintaan tidak
meningkat dan untuk hal ini peran pemerintah juga sangat penting yang sebagaimana sebagai
penunjang bagi kesejahteraan bagi masyarakat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Harga daging ayam setiap bulan mengalami perubahan-perubahan harga pada bulan Oktober-
November disebabkan oleh kondisi penawaran dan permintaan ayam potong di pasar. Dengan
demikian adanya peningkatan permintaan daging ayam potong menyebabkan industri yang
bergerak dibidang peternakan harus mampu memanfaatkan persediaan ayam potong dan telur
dengan cara berproduksi lebih efektif dan efisien mulai dari hulu sampai hilir. Kenaikan
harga terjadi dari tingkat produsen, akibat dari menipisnya stok ayam potong di sejumlah
pemilik kandang ayam. Mahalnya harga ayam ini diperkirakan akan terus berlanjut dalam
beberapa pekan kedepan, karena stok ayam siap potong mengalami kekosongan. faktor yang
mempengaruhi naiknya harga daging ayam potong ialah terjadinya hari raya atau hari-hari
besar, terjadinya pandemic covid, naiknya akan kebutuhan harga para pertenak ayam, dan
melonjaknya permintaan akan daging ayam potong
Saran
kita sebagai masyarakat harus benar benar meminalisir pengkonsumsiaan daging ayam agar
permintaan tidak meningkat dan untuk hal ini peran pemerintah juga sangat penting yang
sebagaimana sebagai penunjang bagi kesejahteraan bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Andri, R Wati, dan A. Suresti. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan


Peternak Ayam Ras Petelur di Kecamatan Lareh Sago Kabuapaten Lima Kota. Jurnal
Peternakan Indonesia. 13(3):205-214.
Burhanuddin, C.l. & Abdi. M. N. (2020). Ancaman Krisis Ekonomi Global Dari
Dampak Penyebaran Virus Corona (COVID-19). Jurnal Ilmiah Akmen. 17 (1):710-718.
Honoatubun, S. (2020). Damapk Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia.
EduPsyCouns Journal. 2(1):151.
Kementerian Pertanian. (2020). Dampak COVID-19 Terhadap Sektor Pertanian. Biro
Perencanaan Sekreatariat Jendral Kementrian Pertanian. Buletin Perencanaan Pembangunan
Pertanian. 1(2).

Anda mungkin juga menyukai