Anda di halaman 1dari 20

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL

PEMBELAJARAN IPA BERORIENTASI HOTS MATERI TATA SURYA


MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD
MUHAMMADIYAH PLUS SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020

DISAHKAN

Di : Semarang
Tanggal : 14 Desember 2019

Oleh :

Kepala Sekolah
SD Muhammadiyah Plus Semarang

Wahyu Haspri Nur Taryanti, S.Pd


NBM. 1135161

1
BIODATA PENULIS

NAMA : SRI EDY NUGROHO WATI

NBM : 1009042

TUGAS MENGAJAR : KELAS IV (EMPAT)

ALAMAT INSTANSI : SD MUHAMMADIYAH PLUS SEMARANG

Jalan : RM. Hadi Soebeno Sosrowardoyo

Kelurahan : Jatisari

Kecamatan : Mijen

Kota : Semarang

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWTatas rahmat dan


hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Best Practise ini.
Laporan Best Practice dengan judul “Pembelajaran IPA Berorientasi HOTS
Materi Tata SuryaMelalui Metode Discovery Learning pada Siswa Kelas VI SD
Muhammadiyah Plus Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020” ini merupakan salah
satu bentuk pengembangan kompetensi profesionalisme guru.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ini dapat terselesaikan karena


bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Eko Pujiono, S.Pd selaku Guru Inti yang telah membimbing dan memberikan
arahan dalam menyelesaikan berbagai tugas.
2. Wahyu Haspri Nur Taryanti, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Muhammadiyah
Plus yang telah membimbing dengan penuh kesabaran.
3. Seluruh siswa kelas VI di SD Muhammadiyah Plustahun pelajaran 2019/2020
yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
dalam penulisan Best Practice ini.
Semoga seluruh kebaikkan dan motivasi dari semua pihak di atas mendapat
Ridho dari Allah SWT.

Penulis sudah berusaha maksimal agar laporan Best Practice ini sesuai
dengan kaidah penulisan karya ilmiah, akan tetapi penulis sadar dan siap
menerima saran dan kritik. Oleh karena itu penulis sangat terbuka menerima kritik
dan saran demi perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan Best Practice ini
memberikan manfaat bagi ilmu dan pengetahuan, aamiin.

3
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Jenis Kegiatan
C. Manfaat Kegiatan
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan dan Sasaran
B. Bahan/Materi Kegiatan
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan
D. Alat/Instrumen
E. Waktu dan Tenpat Kegiatan
BAB III HASIL KEGIATAN
(menjelaskan hasil yang diperoleh, masalah yang dihadapi dan cara mengatasi
masalah tersebut)
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

4
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan


Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Kisi-kisi soal pilihan ganda dan uraian

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

5
Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan
yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Ia ibarat jantung dari proses
pembelajaran. Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil
belajar yang baik pula. Demikian pula sebaliknya. Hasil belajar pendidikan di
Indonesia masih dipandang kurang baik. Khususnya di kelas VI SD Muhammadiyah
Plus yang rata-rata ketuntasan KKMnya baru mencapai 65%. Selain itu sebagian
besar siswa belum mampu menggapai potensi ideal/optimal yang dimilikinya. Oleh
karena itu, perlu ada perubahan proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah
berlangsung selama ini. Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak
dikenalkan ke seluruh pelosok tanah air adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan atau disingkat dengan PAKEM. Disebut demikian karena
pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan siswa,
mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan.

Salah satu contoh pembelajaran PAKEM yaitu pembelajaran dengan


metode Discovery Learning. Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan.
Metode ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan usia peserta didik. Metode pembelajaran penemuan (discovery learning)
diartikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi ketika siswa tidak disajikan
informasi secara langsung tetapi siswa dituntut untuk mengorganisasikan
pemahaman mengenai informasi tersebut secara mandiri. Siswa dilatih untuk
terbiasa menjadi seorang yang saintis (ilmuan). Mereka tidak hanya sebagai
konsumen, tetapi diharapkan pula bisa berperan aktif, bahkan sebagai pelaku dari
pencipta ilmu pengetahuan.

Menurut Suprihatiningrum (2014:244), terdapat dua cara dalam pembelajaran


penemuan (Discovery Learning), yaitu:

1. Pembelajaran penemuan bebas (Free Discovery Learning) yakni


pembelajaran penemuan tanpa adanya petunjuk atau arahan.
2. Pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning) yakni
pembelajaran yang membutuhkan peran guru sebagai fasilitator dalam
proses pembelajarannya.

6
Bentuk metode pembelajaran Discovery Learning dapat dilaksanakan dalam
komunikasi satu arah atau komunikasi dua arah bergantung pada besarnya kelas,
yang dijelaskan lebih detail sebagai berikut (Oemar Hamalik, 2009:187):

1. Sistem satu arah. Pendekatan satu arah berdasarkan penyajian satu arah
yang dilakukan guru. Struktur penyajiannya dalam bentuk usaha
merangsang siswa melakukan proses discovery di depan kelas. Guru
mengajukan suatu masalah, dan kemudian memecahkan masalah tersebut
melalui langkah-langkah discovery.
2. Sistem dua arah. Sistem dua arah melibatkan siswa dalam menjawab
pertanyaanpertanyaan guru. Siswa melakukan discovery, sedangkan guru
membimbing mereka ke arah yang tepat atau benar.

Selain latar belakang di atas, hal khusus yang mendorong penulis sebagai
guru kelas VI di SD Muhammadiyah Plus Kecamatan Mijen memiliki gagasan untuk
melaksanakan pembelajaran dengan metode ini adalah adanya Ujian Sekolah (US)
yang diselenggarakan oleh pemerintah menuntut penulis harus lebih kreatif
mengelola pembelajaran. Terutama berkaitan dengan pengelolaan waktu
pembelajaran. Sebagian besar guru kelas VI, khususnya di Kecamatan Mijen ,
tempat dimana penulis menjalankan tugas memiliki target untuk bisa menyampaikan
materi kelas VI pada semester ganjil. Hal ini dikarenakan pada semester genap
banyak diadakan kegiatan Try Out Ujian Sekolah baik tingkat sekolah, kecamatan,
maupun kota. Artinya, hari efektif untuk pembelajaran banyak berkurang untuk
kegiatan tersebut. Sementara kami sebagai guru memiliki kewajiban menyampaikan
materi kepada siswa secara utuh selama satu tahun pelajaran sebagai hak siswa untuk
bekal menghadapi Ujian Sekolah (US).
Adanya pelajaran tambahan di luar jam belajar belum bisa sepenuhnya
membantu penulis bisa menyampaikan keseluruhan materi. Kondisi siswa khususnya
SD Muhammadiyah Plus, tempat penulis menjalankan tugas sangat berbeda dengan
siswa di sekolah lain. Perhatian orang tua siswa terhadap pendidikan masih sangat
kurang. Khususnya bagi siswa kelas VI yang akan menghadapi Ujian Sekolah (US)
sebagai salah satu syarat kelulusan.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis selama satu semester ini,
siswa kelas VI SD Muhammadiyah Plus tahun pelajaran 2019/2020 memiliki
karakteristik yang berbeda dengan siswa kelas VI SD Muhammadiyah Plus
sebelumnya. Mereka kurang fokus dalam mengikuti pelajaran, selain itu apabila

7
diberi tugas mereka lebih suka berkeliling di dalam kelas untuk mencari tahu
jawaban dari teman atau sekedar ngobrol dan bersendau gurau.
Setelah membaca beberapa buku referensi dan informasi dari bebagai
sumber, menurut penulis, metode Discovery Learning bisa dijadikan sebagai
alternatif pembelajaran di kelas VI SD Muhammadiyah Plus. Terutama untuk pokok
bahasan yang terdiri dari beberapa sub pokok bahasan. Sehingga tujuan
pembelajaran cepat tercapai, siswa menjadi lebih mengerti dan membuat suasana
menyenangkan dalam pembelajaran yang biasanya dianggap membosankan oleh
siswa. Selain itu metode Discovery Learning cocok untuk meningkatkan komunikasi
dan hubungan antar siswa di kelas. Sehingga kebutuhan mereka bersosialisasi dan
berinteraksi dengan teman bisa terpenuhi.
Pada kesempatan ini, penulis telah mencoba menerapkan
metode Discovery Learning pada mata pelajaran IPA, pada kompetensi dasar
“Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusunan tata surya”. Pada
kompetensi dasar ini, materi sangat luas. Melalui metode Discovery Learning
diharapkan materi yang luas dapat dilaksanakan secara aktif, kreatif, efektif namun
tetap menyenangkan.

B. Jenis Kegiatan

Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan
pembelajaran tematik di kelas VI untuk pasangan KD IPA dan Bahasa
Indonesia.

C. Manfaat Kegiatan

Manfaat penulisan pratik baik ini adalah meningkatkan kompetensi


siswadalam pembelajaran tematik integratif yang berorientasi HOTS. Selain
itu pembelajaran dengan metode Discovery Learning adalah meningkatkan
keaktifan siswa, mengembangkan kreativitas siswa, sehingga pembelajaran
lebih efektif dan menyenangkan.

8
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran

9
Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik
baik penulis dalam meerapkan pembelajaran berorientasi higher order thiking
skills (HOTS).
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas VI semester
ganjil di SD Muhammadiyah Plus sebanyak 29 siswa.

B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah
materi kelas VI untuk tema 9 sub tema 2 pembelajaran 3 yang merupakan
pembelajaran tematik gabungan KD IPA dan Bahasa Indonesia berikut ini.

IPA
KD 3.7 Menjelaskan sistem tata surya dan karakteristik anggota tata surya.

KD 4.7 Membuat model sistem tata surya.

Bahasa Indonesia
Menelusuri tuturan dan tindakan tokoh serta penceritaan penulis dalam teks
KD 3.9 fiksi.

Menyampaikan penjelasan tentang tuturan dan tindakan tokoh serta


KD 4.9
penceritaan penulis dalam teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual.

C. Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah
menerapkan pembelajaran tematik terpadu dengan model pembelajaran .

10
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang
telah dilakukan penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat
diterapkan dalam pembelajara tematik. Berdasarkan hasil telaah KD
yang ada di kelas VI, penulis memilih tema Tata Surya untuk
membelajarkan pasangan KD 3.7-4.7 muatan Bahasa Indonesia; KD
3.9 – 4.9 muatan IPA di kelas VI semester 1.
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi

IPK IPA
3.1.1 Menganalisis hubungan antara 4.1.1 Menyajikan karya poster tentang
bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan
bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan
sebagai hasil penelusuran berbagai
sumber

IPK Bahasa Indonesia

3.3.1 Menggali informasi dari seorang 4.3.1 Melaporkan hasil wawancara


menggunakan kosakata baku dan
tokoh melalui wawancara menggunakan
kalimat efektif dalam bentuk teks tulis.
daftar pertanyaan

4. Pemilihan Metode Pembelajaran


Metode pembelajaran yang dipilih adalah Discovery Learning.

5. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Metode


Pembelajaran.

Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci


kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak Discovery
Learning. Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan metode Discovery Learning

11
Aspek Deskripsi

HOTS Di dalam kegiatan pembelajaran yang mencerminkan aspek


HOTS., Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order
1. Transfer of knowledge
Thinking Skill (HOTS) adalah proses berfikir kompleks dalam
(ranah kognitif)
2. Critical and creative menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun
thinking representasi, mengnalisis, dan membangun hubungan dengan
3. Problem solving
melibatkan aktivitas mental yang paling dasar (Resnick:987).
Terdapat tiga aspek HOTS, meliputi: transfer of knowledge
(ranah kognitif), critical and creative thinking, dan problem
solving.

Kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah :

 Menggunakan video pembelajaran (stimulus) dalam


mentransfer ilmu kepada peserta didik.
 Guru mentransfer pengetahuan kepada peserta didik
melalui menjelaskan materi
 Guru menggali pengetahuan siswa melalui kegiatan saintifik
(menaya, menggunakan informasi dengan apa yang dilihat
dalam gambar tata surya (rasa ingin tahu kritis)

Kegiatan tersebut telah mencapai tingkat berpikir C4.

Kegiatan pembelajaran yaitu :

 Guru membimbing anak untuk dapat bekerja secara


kreatif melalui diskusi kelompok
 Guru merangsang anak untuk dapat berpikir secara
kreatif tentang analisis tentang tata surya pada
kehudupan secara ilmiah
 Guru menggunakan model pembelajaran (sintak yang
terlihat pada proses KBM)

Kegiatan pembelajarannya adalah :

 Peserta didk memecahkan masalah


 Guru memberikan rangsangan terhadap peserta didik agar
berpikir secara kritis dalam memecahakan suatu masalah

12
dalam pembelajaran

5M Di dalam aktivitas pembelajaran mencakup 5M yaitu :


 Siswa mengamati gambar tentang tata surya melalui
1. Mengamati
proyektor.
2. Menanya
3. Mengumpulkan  Dilanjutkan kegiatan menanya yang berakaitan tentang tata
informasi
surya.
4. Menalar
5. Mengomunikasikan  Setelah itu, siswa mengumpulkan informasi yang berakaitan
dengan posisi planet-planet mengelilingi matahari dari sumber
belajar berupa Buku Siswa Tema : “Menjelajah Angkasa
Luar” Kelas 6 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
 Aktivitas menalar dimuculkan melalui kegiatan diskusi
kelompok, peserta didik mengisi Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD).
 Lalu, siswa mengomunikasikannya melalui kegiatan
presentasi hasil kerja didepan kelas secara bergiliran.

Dimensi Pengetahuan Kegiatan pembelajaran dimensi pengetahuan faktual, berupa:

1. Faktual  Guru menampilkan sebuah gambar tentang sistem tata surya


2. Konseptual melalui proyektor .
3. Prosedural  Siswa mengamati gambar tentang tata surya melalui
4. Metakognitif
proyektor.
Kegiatan belajar di RPP yang menunjukkan dimensi
pengetahuan konseptual, berupa:

 Siswa mengumpulkan informasi yang berakaitan dengan posisi


planet-planet mengelilingi matahari dari sumber belajar berupa
Buku Siswa Tema : “Menjelajah Angkasa Luar” Kelas 6
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).

Kecakapan Abad 21 RPP ini telah memuat aktivitas belajar yang memungkinkan peserta
didik mengembangkan kecakapan abad 21, meliputi: Komunikasi,
1. Komunikasi

13
2. Kontekstual Kontekstual, Kolaborasi, Kreatif.
3. Kolaborasi
4. Kreatif
 Kemampuan komunikasi peserta didik diasah melalui
kegiatan belajar :
Secara bergiliran, masing-masing perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.

 Kegiatan belajar di RPP ini juga kontekstual, dibuktikan


dengan adanya kegiatan belajar :
Guru menampilkan sebuah gambar tentang sistem tata surya
melalui proyektor dan Peserta didik mengamati gambar-
gambar dan membaca teks cerita fiksi .

 Juga memberi kesempatan peserta didik untuk saling


berkolaborasi melalui kegiatan : Secara berkelompok, peserta
didik mempraktekkan peredaran planet-planet mengelilingi
matahari sesuai orbitnya masing-masing.

 Selain itu, RPP ini dimungkinkan mampu mengasah


kreatifitas peserta didik dengan adanya kegiatan belajar :
Peserta didik diajak keluar kelas untuk mendeskripsikan posisi
planet-planet mengelilingi matahari, sumber belajar berupa :
Buku Siswa Tema “Menjelajah Angkasa Luar”Kelas 6 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013,Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2018) dan LKPD :

D. Media dan Instrumen

14
Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a)
gambar planet tata surya, (b) Urutan tata surya (c) teks bacaan Bahasa
Indonesia. Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam
yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar
observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan
menggunakan (a) tes tulis pilihan ganda dan uraian singkat.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Praktik baik ini dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2019 bertempat di
kelas VI Harun SD Muhammadiyah Plus Semarang.

BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Hasil
Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai
berikut:
1. Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan
metode pembelajaran Discovery Learning berlangsung aktif. Siswa
menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk

15
mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas
pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Discovery Learning
mengharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning meningkatkan kemampuan siswa
dalam melakukan transfer knowledge.
Setelah siswa melihat susunan planet baik melalui tayangan video dan
gambar secara visual maka siswa akan jauh lebih memahami berbagai
ciri-ciri planet dan bidang orbitnya. Pemahaman ini menjadi dasar
siswa dalam mempelajari materi tata surya. Pemahaman ini membantu
siswa dalam menganalisis tentang Sistem Tata Surya.
3. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning meningkatkan
kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari
tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi topik yang
dibahas dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran sebelumnya yang
dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung
sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk
berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru
adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan;
kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi
pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif
(diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari,
pemberian tugas, dan pembahasa), membuat siswa cenderung
menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa
yang diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik
berorientasi HOTS dengan menerapkan DL ini. Dalam pembelajaran
ini pemahaman siswa tentang fungsi baguan tubuh burung benar-benar
dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi yang meuntut
kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran DL juga meningkatkan kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). DL yang

16
diterapkan dengan menyajikan seekor burung dan gambar burung
berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa
merumuskan pemecahan masalah.
Sebelum menerapkan DL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang
disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan
kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks
yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks.
Dengan menerapkan DL, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi
juga dari alam serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data,
materi dari sumber lainnya.

B. Masalah yang Dihadapi


Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa
belajar dengan model DL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang
baik guru selalu menggunakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih
percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan
guru melalui ceramah.

C. Cara Mengatasi Masalah


Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan DL dapat
membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi
penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking
skills/ HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan
membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu,
kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan
membuat siswa mau belajar dengan HOTS.

17
18
PEMBELAJARAN IPA BERORIENTASI HOTS
MATERI TATA SURYA MELALUI METODE
DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD
MUHAMMADIYAH PLUS SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

OLEH :

SRI EDY NUGROHO WATI

MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


KECAMATAN MIJEN
SD MUHAMMADIYAH PLUS SEMARANG
TAHUN 2019

19
20

Anda mungkin juga menyukai