Abstrak:
Wacana tentang gender terkait dengan isu adanya dominasi laki-laki terhadap
perempuan dalam aspek kehidupan sosial budaya adalah fenomena biasa,
wajar sekaligus membumi. Namun, bagaimana bahasa sebagai salah satu
media komunikasi dan sosialisasi dalam masyarakat dapat menunjukkan
status sosial seseorang dan mempertegas diskriminasi tersebut. Tulisan ini
mencoba mengupas perbedaan gender yang memuat isu adanya kekuasaan laki-
laki terhadap perempuan dalam kajian sosiolinguistik.
Kata kunci:
Bahasa, Gender, Peran Sosial
Jepang (native speaker) adalah laki- fonologi yang terjadi terletak pada
laki, maka pembelajar (meski bentuk kata ganti personanya.
perempuan) cenderung melafalkan Perhatikan contoh-contoh berikut:
partikel ‘nga’ menjadi ‘ga’. Demikian
juga sebaliknya, bila guru bahasa Makna Laki-laki
Jepang (native speaker) adalah Perempuan
perempuan, maka pembelajar (meski ‘dia sedang berkata’
laki-laki) cenderung melafalkan /ka:s/ /ka:/
‘itu jangan diangkat’
partikel ‘ga’ menjadi ‘nga’.
/lakauci:s/
/lakaucin/
c. Perbedaan Fonologi ‘itu sedang dikupaskannya’
/mols/ /mol/
Dalam bahasa Yukaghir, Asia
‘kau sedang menyalakan api’
Timur Laut, ditemukan dua fonem
/o:sc/ /o:st/
yang khusus untuk laki-laki dan
perempuan. Keduanya dilafalkan Pada akhir kata tutur laki-laki
sama oleh anak-anak. Lafal kanak- cenderung pada bunyi /s/,
kanak ini sama dengan lafal yang sedangkan perempuan tidak. Yang
dipakai oleh perempuan dewasa dan menarik adalah hanya perempuan
berbeda pada perempuan usia tua. tua sajalah yang mempertahankan
Lafal laki-laki dewasa berbeda pada bentuk-bentuk khusus seperti itu
saat kanak-kanak dan ketika tua. Hal (seperti dalam daftar di atas),
ini dapat dilihat pada skema berikut sedangkan perempuan muda dan
ini: anak-anak menggunakan bentuk-
bentuk yang digunakan oleh laki-laki.
Kanak-kanak Dewasa Tua Jika seorang anak laki-laki
L : /tz/, /dz/ /tj/, /dj/ /cj/, /jj/ mengatakan /ka:/ misalnya, maka
P : /tz/, /dz/ /tz/, /dz/ /cj/, /jj/ ibunya akan memperingatkan kalau
lafalnya, yaitu dari masa dewasa ke bahasa Chukchi, satu bahasa yang
perbedaan usia (Sumarsono, 2002: beberapa kata, terutama /n/ dan /t/,
Anshori, Dadang S, dkk (ed). 1997. Sumarsono dan Paina Partana. 2002.
Membincangkan Feminisme: Sosiolinguistik. Yogyakarta:
Refleksi Muslimah Atas Sabda
Peran Sosial Kaum Wanita.
Bandung: Pustaka Hidayah Sudjianto. 1996. Gramatika Bahasa
Jepang Modern. Jakarta:
Coupland, Nikolas dan Adam Jaworski. Kesaint Blanc
1997. Sociolinguistics: A
Reader and Course Book. Subhan, Zaitunah. 2002. Rekonstruksi
London: Macmillan Press, Ltd Pemahaman Jender Dalam
Islam. Jakarta: el-Kahfi
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina.
1995. Sosiolinguistik: Ohoiwutun, Paul. 2002. Sosiolinguistik:
Perkenalan Awal. Jakarta: PT Memahami Bahasa Dalam
Rineka Cipta Konteks Masyarakat Dan
Kebudayaan. Jakarta:
Holmes, Janet. 1992. An Introduction to Kesaint Blanc
Sociolinguistics. London:
Longman Ollenburger, Jane C dan Helen A.
Moore. 2002. Sosiologi
Kuntjara, Esther. 2004. Gender, Bahasa Wanita. Jakarta: PT Rineka
dan Kekuasaan. Jakarta: Cipta
BPK Gunung Mulia
Oneo, Kanehide. 1994. Kanji wo Oboeru
Muhammad, Husein. 2004. Islam Agama Jiten. Tokyo: Obunsha
Ramah Perempuan: