Anda di halaman 1dari 8

PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA DAN KEDUA PADA ANAK

USIA 4-5 TAHUN

Shintia Adelia Putri

A. Pemerolehan Bahasa
Psikolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang kemampuan
berbahasa. Menurut Simanjuntak (1987:1) berpendapat bahwa psikolinguistik
merupakan proses psikologis yang terjadi pada individu ketika mendengar atau
memahami kalimat saat berinteraksi dengan orang sekitarnya serta bagaimana
kemampuan berbahasa tersebut diperoleh. Menurut Palmatier (1972:140) juga
menjelaskan bahwa psikolinguistik merupakan kajian khusus untuk melihat
perkembangan bahasa anak dengan permasalahan psikologis. Dapat disimpulkan
bahwa psikolinguistik merupakan proses psikologis yang terjadi pada perkembangan
bahasa anak sehingga mereka mampu untuk berbahasa dan memahami kalimat ketika
berinteraksi dengan seseorang.
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi yang diperoleh manusia sejak dia
lahir. Seseorang dapat menguasai bahasa karena memperoleh bahasa pertama atau
biasa disebut dengan bahasa ibu. Pada pemerolehan bahasa tersebut pastinya terdapat
proses yang terjadi di dalamnya. Pemerolehan bahasa adalah bahasa yang didapatkan
secara alami tanpa adanya pembelajaran. Pemerolehan bahasa ini didapat oleh anak
ketika memperoleh bahasa pertama atau bahasa ibunya. Seperti yang diungkapkan
oleh Fatmawati, (2015) bahwa pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa merupakan
proses berlangsungnya di dalam otak anak-anak ketika mereka memperoleh bahasa
pertamanya atau bahasa ibunya. Menurut Krashen mengemukakan bahwa
pemerolehan bahasa sebagai the product of a subconsious process very similiar to the
process children undergo when they aquiere their first language. Dapat diartikan
bahwa pemerolehan bahasa adalah proses seseorang dapat berbahasa atau proses anak-
anak pada umumnya memperoleh bahasa pertama. Dari pendapat kedua ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa merupakan proses bagaimana anak
memperoleh bahasa pertama atau bahasa ibunya.
Menurut Darjowidjojo pemerolehan dipakai pada istilah bahasa Inggris yaitu
acquisution yang berarti proses penguasaan bahasa dilakukan oleh anak secara natural
pada waktu dia belajar bahasa ibunya. Menurut Chaer juga mengatakan hal yang sama
bahwa pemerolehan bahasa merupakan proses berlangsungnya di dalam otak seorang
anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan
bahasa berbeda dari pembelajaran bahasa. Pemerolehan bahasa merupakan suatu
proses yang diperoleh secara alami tanpa adanya pembelajaran sedangkan pada
pembelajaran bahasa anak-anak mendapatkan bahasa kedua karena terjadinya proses
mempelajari bahasa kedua setelah mereka memperoleh bahasa pertamanya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pemerolehan didapat secara natural sedangkan pembelajaran
didapat karena adanya proses belajar.
Pemerolehan bahasa pada anak merupakan prestasi yang menakjubkan.
Pemerolehan bahasa terjadi pada anak dari hasil penyimakan yang terjadi pada
lingkungan sekitarnya kemudian mereka merekam hal tersebut ke dalam memori otak.
Pemerolehan bahasa dimulai dari pemerolehan bahasa pertama yaitu dari bahasa
ibunya sedangkan pemerolehan bahasa kedua yaitu dapat terjadi secara sengaja
maupun tidak sengaja. Pemerolehan bahasa dapat terjadi secara sengaja apabila dalam
kehidupan sehari-hari terjadilah percakapan di luar bahasa ibu sehingga anak bisa
merekam apa yang mereka dengar. Bahasa kedua terjadi secara tidak sengaja karena
adanya proses pembelajaran yang dilakukan untuk mendapatkan bahasa kedua
tersebut. Bahasa kedua dapat berupa bahasa daerah maupun bahasa asing.

B. Proses Pemerolehan Bahasa Pertama dan Kedua


Pemerolehan bahasa pada anak berupa bahasa pertama dan bahasa kedua.
Menurut Chaer dan Agustina (2014), bahasa pertama seorang anak Indonesia adalah
bahasa daerahnya masing-masing karena bahasa Indonesia baru dipelajari ketika anak
masuk sekolah dan ketika sudah menguasai bahasa ibunya sedangkan menurut Krahen
(dalam Akadiah) mengungkapkan bahasa kedua adalah hal yang lebih banyak
dipelajari daripada diperoleh. Bahasa pada anak berkembang pesat pada saat usia
balita atau Dalam usia emas anak yaitu 0-6 tahun. Anak akan dengan mudah belajar
bahasa dan berbicara karena diajari secara langsung oleh orang tuanya. Menurut
Arsanti (2014: 43-44) mengungkapkan bahwa anak dapat mudah belajar berbicara dan
memperoleh kosakata apabila anak diajari langsung oleh orang tuanya dengan
menyimak ujaran-ujaran orang dewasa, dengan berbicara sendiri atau dengan mainan,
berbicara dengan teman sebayanya, dan lain-lain. Dapat disimpulkan bahwa anak
dapat memperoleh bahasa dapat dari orang tua maupun dari lingkungan sekitarnya.
Adapun perbedaan pemerolehan bahasa pertama dan belajar bahasa kedua menurut
Kreshen dan Terrel (dalam Akadiah, S., dkk. 1997), yaitu sebagai berikut.
1. Pemerolehan memiliki ciri yang sama dengan pemerolehan bahasa pertama
seorang anak penutur asli sedangkan belajar bahasa adalah pengetahuan secara
formal.
2. Pemerolehan dilakukan secara bawah sadar sedangkan pembelajaran diperoleh
secara sadar dan disengaja.
3. Pemerolehan seorang anak bahasa kedua belajar, seperti memungut bahasa kedua
sedangkan pembelajaran seorang pelajar bahasa kedua mengetahui bahasa kedua.
4. Pemerolehan pengetahuan didapatkan secara implisit sedangkan pembelajaran
pengetahuan didapatkan secara eksplisit.
5. Pemerolehan pengajaran secara formal tidak membantu kemampuan anak
sedangkan pembelajaran pengajaran secara formal hal itu menolong.

Pemerolehan bahasa pada anak baru yang lahir berawal dari suara tangisannya
yang merupakan bentuk respon terhadap stimuli dari lingkungan. Pemerolehan bahasa
tersebut akan terus berkembang seiring dengan kematangan mentalnya. Anak akan
selalu menyimpan stimuli bahasa pada memorinya sehingga anak dapat memperoleh
bahasa pertamanya secara alami. Bahasa pertama anak biasa disebut dengan bahasa
ibu. Anak akan mudah menyerap bahasa pada saat usia emas yaitu usia 0 sampai 6
tahun. Menurut Lanneberg (dalam Subyekto:1992) mengemukakan bahwa pada masa
emas otak manusia sangat elastis sehingga memungkinkan anak memperoleh bahasa
pertama dengan mudah dan cepat. Jadi pada usia 0-6 tahun adalah usia yang bagus
untuk proses pemeroelhan bahasa pada anak karena pada usia tersebut anak akan
mudah dalam menyerap apa yang mereka dengar.

Pemerolehan bahasa pertama dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.


Faktor internal dapat berkaitan dengan faktor kognitif language aquisition device
(LAD) atau perangkat pemerolehan bahasa yang dimiliki anak sejak lahir serta IQ
anak. Faktor eksternal dapat berupa lingkungan sosial anak dan kesempurnaan
masukan bahasa anak yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses
pemerolehan bahasa lingkungan juga berperan penting karena dalam lingkungan
sekitar anak pasti berinteraksi dengan orang lain sehingga akan memperoleh bahasa
baru di lingkungan sekitarnya. Menurut Maharani dan Muchtar (2019:172)
mengungkapkan bahwa pada pemerolehan bahasa pertama dan kedua anak akan
berupaya dapat mencapai kompetensi dan performansi bahasa. Adapun tahap-tahap
atau proses pemerolehan bahasa pertama anak menurut Ardiana dan Syamsul Sodiq
membagi menjadi empat tahap yaitu pemerolehan kompetensi dan performansi, tahap
pemerolehan semantic, tahap pemerolehan sintaksis, dan tahap pemerolehan fonologi,
yaitu sebagai berikut.

1. Tahap pemerolehan kompetensi dan performansi


Kompetensi merupakan pengetahuan gramatikal bahasa ibu yang dikuasai anak
secara tidak sadar gramatikal tersebut terdiri dari semantic, sintaksis, dan fonologi
yang diperoleh secara bertahap sedangkan performansi adalah kemampuan seorang
anak memahami dalam proses reseptif dan kemampuan untuk menuturkan atau
mengkodekan proses produktif.

2. Tahap pemerolehan semantik


Bahasa pertama yang diperoleh anak bukanlah struktur sintaksis melainkan
semantik atau makna karena anak belum mampu mengucapkan kata anak akan
mengumpulkan informasi tentang tentang lingkungannya. Pemahaman makna
merupakan dasar dari pengujaran tuturan. Pada bahasa pertama anak akan menguasai
bentuk nomina misalnya nama anggota keluarga, binatang peliharaan, buah-buahan
dan sebagainya.

3. Tahap sintaksis
Pada tahap ini anak akan mampu untuk mengungkapkan sesuatu dalam bentuk
Susunan kalimat dimulai dari dua rangkaian kata, misalnya “ayah datang”.Pada tahap
ini anak mulai memvariasikan kata yang sudah dimiliki sehingga dari satu kata dapat
berkembang menjadi beberapa variasi kata.

4. Tahap pemerolehan fonologi


Pada tahap pemerolehan fonologi atau bunyi-bunyi bahasa diawali dengan
pemerolehan bunyi dasar dalam ujaran manusia yaitu /p/, /a/, /i/, /u/, /t/, /c/, /m/ dan
seterusnya. Seiring dengan berkembangnya waktu anak akan lebih banyak
memproduksi bunyi.

Bahasa kedua adalah bahasa yang diperoleh ketika bahasa pertama sudah
dikuasai. Menurut Chaer dan Agustina pemerolehan bahasa kedua adalah rentangan
bertahap yang dimulai dari menguasai bahasa pertama ditambah mengetahui sedikit
bahasa kedua lalu penguasaan bahasa kedua meningkat secara bertahap sampai
akhirnya menguasai bahasa kedua sama baiknya dengan bahasa pertama. Menurut
Akadia, S., dkk (1997), mengemukakan bahwa bahasa kedua adalah proses saat
seseorang memperoleh bahasa lain, setelah lebih dahulu ia menguasai sampai batas
tertentu bahasa pertamanya. Dari pendapat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa pemerolehan bahasa kedua adalah pemerolehan bahasa yang didapatkan ketika
seseorang telah menguasai bahasa pertamanya kemudian mereka akan memperoleh
bahasa kedua sama baiknya dengan bahasa pertama.
Pada proses dan pengembangan bahasa kedua terdapat dua cara yang
dijelaskan secara hipotesis pembedaan dan pemerolehan bahasa serta belajar bahasa,
yaitu pengembangan bahasa kedua merupakan pemerolehan bahasa yang prosesnya
bersamaan dengan cara anak-anak mengembangkan kemampuan dalam bahasa
pertama. Cara yang kedua yaitu dengan belajar bahasa mengacu pada pengetahuan
terhadap bahasa kedua mengetahui kaidah-kaidah menyadari kaidah-kaidah dan
mampu berbicara mengenai kaidah-kaidah itu yang umum dikenal dengan tata bahasa.
Dalam pemerolehan bahasa kedua terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
yaitu sebagai berikut.
1. Faktor usia
Anak-anak akan lebih mudah memperoleh bahasa baru sedangkan orang
dewasa akan lebih kesulitan dalam memperoleh tingkat kemahiran bahasa kedua.
Anak dianggap lebih mudah dalam memahami bahasa kedua karena saat anak 0-6
tahun adalah usia emas anak. Dari hasil penelitian mengenai faktor usia anak usia 5
tahun memiliki kemampuan bahasa yang baik karena dengan kalimat-kalimat yang
disampaikan dapat dimengerti oleh orang lain. Pemahaman dan keberhasilan belajar
bahasa kedua dibandingkan orang dewasa anak lebih berhasil dalam memahami
bahasa kedua pada sistem fonologi atau pelafalan. Sedangkan untuk orang dewasa
lebih cepat daripada anak-anak dalam bidang morfologi dan sintaksis. Pada faktor usia
ini mempengaruhi kecepatan dan keberhasilan belajar bahasa kedua pada bidang
fonologi morfologi dan sintaksis tetapi hal ini tidak akan berpengaruh pada
pemerolehan urutannya

2. Faktor bahasa pertama


Menurut Ellis (1986), bahwa pembelajaran bahasa kedua pada umumnya
percaya bahwa bahasa pertama memiliki pengaruh terhadap proses penguasaan bahasa
kedua pembelajar karena bahasa pertama dianggap menjadi pengganggu dalam proses
pembelajaran bahasa kedua karena lebih lama dipelajari daripada bahasa kedua.
Maksud dari bahasa pertama mengganggu pembelajaran bahasa kedua adalah bahasa
pertema lebih dulu diperoleh. Oleh karena itu, bahasa kedua sedikit susah dipelajari.
Akibatnya terjadilah intervensi, alih kode, campur kode, dan juga error bahasa.

3. Faktor lingkungan
Dalam pembelajaran bahasa faktor lingkungan sangat penting untuk
keberhasilan dalam mempelajari bahasa kedua. Lingkungan bahasa merupakan segala
hal yang didengar dan dilihat oleh para pembelajar. Misalnya saja lingkungan bahasa
pada situasi di toko, percakapan dengan kawan-kawan, ketika menonton televisi,
proses belajar mengajar dalam kelas dan lain-lain. Kualitas lingkungan bahasa ini
merupakan sesuatu yang penting bagi pembelajar untuk memperoleh keberhasilan
dalam mempelajari bahasa kedua berbahasa formal Sama halnya yang dikemukakan
oleh Kapoh R. J (2010) bahwa faktor lingkungan berpengaruh dalam proses
pemerolehan bahasa. Jadi lingkungan juga berperan penting dalam proses
pemerolehan bahasa.

Contoh Kasus proses pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua yang
terjadi di lingkungan rumah:
Pemerolehan bahasa pertama pada anak diperoleh dari bahasa ibunya.
Contohnya, bahasa pertama yang dimiliki oleh Adnan usia 4 tahun adalah bahasa
Indonesia. Adnan memiliki Ayah berasal dari Jawa Tengah sedangkan Ibunya dari
Jawa Barat. Mereka tinggal di Jawa Tengah. Sejak lahir Adnan memperoleh bahasa
ibunya yaitu bahasa Indonesia. Seiring dengan berkembangnya waktu Adnan tinggal
di Jawa Tengah, dia memperoleh bahasa kedua secara tidak sengaja. Bahasa kedua
bisa di dapatkan secara sengaja dan tidak sengaja. Bahasa kedua yang tidak sengaja
diperoleh tanpa adanya pembelajaran sedangkan bahasa kedua secara sengaja
diperoleh dengan adanya proses pembelajaran seperti saat Pendidikan formal atau
sekolah. Adnan mendapatkan bahasa kedua yaitu bahasa Jawa secara tidak sengaja
karena dia bermain dengan teman-teman dilingkungan rumahnya yang menggunakan
bahasa Jawa. Bahasa yang digunakan Adnan saat ini adalah bahasa pertama yaitu
bahasa Indonesia dan bahasa kedua yaitu bahasa Jawa. Penggunaan bahasa kedua
diterapkan Adnan saat bermain dengan temannya. Ketika dia sedang berbicara dengan
ibunya, dia menggunakan bahasa pertama yaitu bahasa Indonesia. Jadi, proses
pemerolehan bahasa yang di alami oleh Adnan anak usia 4 tahun adalah pemerolehan
bahasa pertama dari Ibu atau orang tuannya sedangkang pemerolehan bahasa yang
diperoleh oleh Adnan yaitu terjadi karena adanya faktor lingkungan yang secara tidak
sengaja memperoleh bahasa kedua dari teman bermainnya.

C. Kesimpulan
Pada kajian psikolinguistik mempelajari proses psikologis yang terjadi pada
perkembangan bahasa anak sehingga mereka mampu untuk berbahasa dan memahami
kalimat ketika berinteraksi dengan orang lain. Bahasa merupakan alat untuk
berkomunikasi yang diperoleh manusia sejak dia lahir. Bahasa yang diperoleh oleh
manusia terdapat bahasa pertama dan bahasa kedua. Bahasa pertama merupakan
bahasa yang diperoleh anak sejak lahir secara alami dari orang tua atau ibunya.
Sedangkan bahasa kedua merupakan bahasa yang diperoleh Ketika seseorang sudah
mampu untuk menguasai bahasa pertama kemudian baru memahami bahasa kedua.
Bahasa kedua ini dapat berupa bahasa daerah maupun bahasa asing. Pada proses
pemerolehan bahasa pertama anak terdapat beberapa tahap yaitu pemerolehan
kompetensi dan performansi tahap pemerolehan semantik tahap pemerolehan sintaksis
dan tahap pemerolehan fonologi. Dalam pemerolehan bahasa kedua terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi antara lain faktor usia bahasa pertama dan lingkungan.
Pada contoh kasus yang telah dipaparkan mengungkapkan bahwa bahasa pertama
yang diperoleh oleh Adnan adalah bahasa Indonesia dan bahasa kedua yang diperoleh
adalah bahasa daerah yaitu Jawa tengah. Pemerolehan bahasa kedua tersebut terjadi
karena adanya faktor lingkungan yang mempengaruhi pemerolehan bahasa.

Referensi
PEMEROLEHAN BAHASA ANAK USIA 3-4 TAHUN KAJIAN
PSIKOLINGUISTIK

PEMEROLEHAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK USIA DINI DI DESA


BERABAN, KECAMATAN KEDIRI, KABUPATEN TABANAN
PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK MENURUT TINJAUAN
PSIKOLINGUISTIK

PEMEROLEHAN SINTAKSIS PADA ANAK USIA 3 TAHUN (SUATU KAJIAN


NEURO PSIKOLINGUISTIK)

PENGARUH MEDIA YOUTUBE PADA PEMEROLEHAN BAHASA B2 ANAK


USIA 3 TAHUN

PROSES PEMEROLEHAN BAHASA DARI KEMAMPUAN HINGGA


KEKURANGMAMPUAN BERBAHASA

PROSES PEMEROLEHAN BAHASA PADA ANAK

STUDI KASUS BAHASA LISAN ANAK TERLAMBAT BICARA KAJIAN


PSIKOLINGUISTIK

Anda mungkin juga menyukai