Anda di halaman 1dari 16

METODE ILMIAH

DALAM ILMU-ILMU SOSIAL

John Sabari 1)

Abstrak

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam dan


komprehensif tentang metode ilmiah dalam studi ilmu-ilmu sosial.
Dari telaah kritis yang dilakukan terhadap hubungan obyek-metode
diperoleh gambaran, bahwa prosedur kinerjanya ilmiah ilmu-ilmu
sosial menggunakan metode linier (persepsi, konsepsi, dan prediksi)
dan untuk mengungkap kebenarannya menggunakan metode
kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif dan metode
kualitatif dalam studi ilmu-ilmu sosial tidak perlu dipertentangkan
secara radikal, namun perlu pemanduan agar hasil yang diharapkan
lebih optimal. Dengan kuantitatif, masalah obyektivitas lebih mudah
terjaga dan dengan kualitatif, realitas ganda dapat diungkap, lebih
sensitif dan adaptif terhadap pola-pola nilai yang diteliti.

Kata kunci: Metode Ilmiah, Ilmu-ilmu Sosial

1) John Sabari1adalah Dosen Universitas PGRI Yogyakarta.


117
118 | A g a s t y a - V o l . 1 , J a n u a r i 2 0 1 1

Pendahuluan Suriasumantri menyatakan bahwa


dalam performansi keilmuannya,
Berkembangnya rasionalisme di ilmu-ilmu sosial dinilai agak
Eropa mendorong tumbuhnya aliran ketinggalan, bahkan ada beberapa
filsafat positivisme yang bertolak ahli berpendapat ilmu-ilmu sosial
dari prinsip kesatuan ilmu tidak akan pernah menjadi ilmu
pengetahuan yang terutama di- dalam arti yang sepenuhnya
dasarkan pada prosedur pokok: (1999:135). Salah satu embrio
observasi/eksperimentasi-formulasi pernyataan tersebut bertolak dari
konsep-konsep-verifikasi. Dari dasar metode ilmiah atau metode
tersebut dengan sendirinya semua keilmuannya dan tentu saja
bidang studi yang tidak memenuhi menimbulkan tanda tanya tentang
prosedur pokok ilmu harus metode ilmiah apa saja yang
dilepaskan dari kategori ini. Metode dipergunakan dalam studi ilmu-ilmu
dasar yang dikembangkan salah sosial? Oleh karena itu pengkajian ini
satunya nomotetis. Nomotetis tujuan menarik dilakukan dengan tujuan
utamanya merumuskan hukum- agar diperoleh pemahaman yang
hukum yang berlaku umum (general lebih memadai dan komprehensif
laws) atau disebut juga generalisasi. tentang metode ilmiah dalam studi
Di lain pihak berkembang pula di ilmu-ilmu sosial.
daratan Eropa sekitar awal abad XIX
kelompok Hermeneutika yang pada
dasarnya menolak monisme metode Metode Ilmiah
dalam ilmu sebagaimana yang
dianjurkan kaum Positivis. Mereka Istilah metode secara etimologis
menekankan metode ideografis berasal dari bahasa Yunani meta
dalam kegiatan keilmuannya. Metode yang berarti sesudah dan kata hodos
ideografis bertujuan untuk mencapai yang berarti jalan. Jadi metode
gambaran-gambaran khusus dari merupakan langkah-langkah yang
gejala alam terutama yang men- diambil menurut urutan tertentu,
yangkut kehidupan manusia. Tujuan untuk mencapai pengetahuan yang
akhir kelompok ini adalah bisa telah dirancang dan dipakai dalam
mengerti (verstehen) dari gejala, proses memperoleh pengetahuan
bukan hanya menerangkan jenis apa pun (Sri Soeprapto,
(erklaeren) dari gejala-gejala seperti 2003:128).
yang dituju oleh kelompok Definisi serupa juga disam-
positivisme. paikan Gie (1999:117), metode
Perdebatan di atas juga me- ilmiah adalah suatu prosedur-
rembet pada ilmu-ilmu sosial yang prosedur yang mewujudkan pola-
notabene sebagai ilmu pengetahuan pola dan tata langkah dalam
lahir belakangan dibandingkan melaksanakan penelitian ilmiah.
dengan ilmu-ilmu alam. Jujun S. Sedangkan menurut Jujun S.
Metode Ilmiah dalam Ilmu-ilmu Sosial | 119

Suriasumantri (1999:101), metode penggolongan data dan pengem-


ilmiah adalah suatu rangkaian bangan generalisasi, serta pe-
prosedur yang tertentu yang harus meriksaan kebenaran. Pendapat
diikuti untuk mendapat jawaban serupa disampaikan Gie (1999:111)
tertentu dari pernyataan tertentu yaitu metode ilmiah mencakup
pula. Ada juga yang mengartikan meng-analisis, mendeskripsikan,
metode ilmiah sebagai prosedur yang mengklasifikasikan, mengadakan pe-
dipergunakan oleh para ilmuwan ngukuran, memperbandingkan, dan
dalam pencarian secara sistematis melakukan survei.
terhadap pengetahuan baru dan Jadi tepat apa yang disampaikan
peninjauan kembali pengetahuan Kaplan (dalam Dadang Supardan,
yang telah ada. Sedikit berbeda 2008:44), bahwa kebenaran ilmiah
disampaikan Geoges Kneller (dalam itu beragam seiring dengan ren-
Dadang Suparda, 2008:42). Kneller tangan fenomena yang perlu di-
mendefiniskan metode ilmiah adalah pelajari begitu luas dan kompleks
struktur rasional dari penyelidikan dan tidak tepat bila kita
ilmiah yang hipotesisnya disusun dan memutlakkan metode ilmiah. Namun
diuji. kita perlu memedomani metode
Dari pendapat-pendapat di atas dalam melaksanakan kinerja ilmiah,
dapat ditarik benang merahnya, sejauh tidak menganggap satu-
bahwa metode ilmiah pada satunya jalan menuju kebenaran
hakikatnya merupakan prosedur ilmiah. Sebab metode ilmiah disini
yang mencakup berbagai kegiatan, mencakup setiap teknik, metode,
pikiran, pola kerja, tata kerja, dan strategi penelitian yang digunakan
cara teknis untuk memperoleh para ilmuwan untuk mencari dan
pengetahuan baru dan mengem- sampai pada sesuatu ataupun
bangkan pengetahuan yang sudah penemuan kebenaran ilmiah, sejauh
ada. hal itu dapat dipertanggungjawabkan
Mengenai langkah-langkah da- secara empirik. Salah satu metode
lam metode ilmiah, ternyata belum ilmiah yang dapat dijadikan rujukan
ada kesatuan paham dari para adalah pendapat Tyndall (dalam
ilmuwan dan filsuf. Mereka mem- Jujun S. Suriasumantri, 1990:125-
punyai pendapat yang berbeda-beda 129) yang dikenal dengan proses
dan memiliki dasar yang kuat untuk logico-hypothetico-verifikasi.
metodenya tersebut. Namun dalam Langkah-langkahnya meliputi:
konteks ini penulis berusaha untuk 1) Perumusan masalah 2) Pe-
mensintesanya dengan mengacu nyusunan kerangka berpikir dalam
pada pendapat para pakar. Menurut pengajuan hipotesis 3) Perumusan
J. Lachman (dalam Dadang Supardan, hipotesis, 4) Pengujian hipotesis, dan
2008:43) metode ilmiah mencakup: 5) Penarikan kesimpulan. Langkah-
perumusan hipotesis spesifik atau langkah tersebut dapat dibagankan
pertanyaan spesifik untuk menye- seperti di bawah ini.
lidiki, perancangan penyelidikan, pe-
ngumpulan data, pengolahan data,
Perumusan
Masalah

Khasanah Deduksi Penyusunan


Pengetahuan Kerangka
Ilmiah Koherensi Berpikir

Perumusan
Hipotesis
Pragmatisme

Induksi
Korespondensi

Diterima Pengujian Ditolak


Hipotesis

dalam menghadapi dunia secara akal,


Lebih lanjut Jujun S. maka manusia menciptakan masalah
Suriasumantri (1999:105) menyam- dan mengajukan sesuatu pertanyaan
paikan ada enam kerangka dasar yang menurut alam pikirnya dapat
prosedur ilmiah, yaitu: dijawab.
1. Sadar akan adanya masalah dan Pengamatan dan pengumpulan
perumusan masalah data. Tahap ini merupakan sesuatu
2. Pengamatan dan pengumpulan yang paling dikenal dalam metode
data yang relevan ilmiah, dikarenakan banyaknya ke-
3. Penyusunan dan klasifikasi data giatan ilmiah yang diarahkan pada
4. Perumusan hipotesis pengumpulan data. Sehingga banyak
5. Deduksi dan hipotesis orang yang menyamakan keilmiahan
6. Tes dan pengujian kebenaran dengan pengumpulan fakta. Peng-
(verifikasi) dari hipotesa. amatan dapat dilakukan secara
Kesadaran dan perumusan langsung dan tidak langsung, bahkan
masalah. Adanya kondisi kejiwaaan fakta yang teliti dimungkinkan dapat
(sadar) pada diri para ilmuwan, dilaksanakan dengan bantuan alat
bahwa dunia terdiri dari fakta dan yang dibuat manusia dengan metode
kejadian yang terpisah-pisah dan ilmia.
banyak jumlahnya. Ketika manusia Penyusunan dan klasifikasi data.
menemukan beberapa kesulitan Tahap ini menekankan dalam pe-
120
Metode Ilmiah dalam Ilmu-ilmu Sosial | 121

nyusunan fakta dalam kelompok- Dengan demikian dapat di-


kelompok, jenis-jenis dan kelas- katakan, bahwa metode itu ada
kelas. Dalam cabang-cabang ilmu, hubungannnya dengan suatu pro-
usaha untuk mengidentifikasi, meng- sedur, proses, atau teknik yang
analisasi, membandingkan dengan sistematis dalam penyelidikan suatu
fakta-fakta yang relevan disebut ilmu tertentu untuk mendapatkan
taksonomi. objek (bahan) yang diteliti. Hal ini
Perumusan hipotesis. Hipotesis berarti ada hubungannya dengan
merupakan pernyataan sementara metodologi. Menurut Webster
tentang hubungan antara variabel. (dalam Helius Syamsudin; 2007:13-
Hubungan ini diajukan dalam bentuk 14) yang dimaksud metodologi
dugaan kerja atau teori yang adalah:
merupakan dasar dalam menjelaskan a. Suatu keseluruhan (body) metode-
kemungkinan hubungan tersebut. metode, prosedur-prosedur,
Deduksi dan hipotesis. Hipotesis konsep-konsep kerja, aturan-
sebagai langkah penyusunan per- aturan, dan postulat-postulat yang
nyataan yang logis yang menjadi digunakan oleh ilmu pengetahuan,
dasar untuk menarik kesimpulan seni, atau disiplin...
atau deduksi mengenai hubungan b. proses, teknik-teknik, atau
variabel-variabel tertentu yang di- pendekatan-pendekatan dalam
selidiki. Hipotesis dapat menolong pemecahan suatu masalah atau di
peneliti dalam memberikan ramalan dalam mengerjakan sesuatu;
dan menemukan fakta yang baru. suatu atau seperangkat prosedur-
Tes dan verifikasi hipotesis. prosedur...
Pengujian kebenaran ilmu berarti c. dasar teoritis dari suatu dokrin
mengetes alternatif-alternatif hipo- filsafat: premis-premis dan
tesis dengan pengamatan kenyataan konsep-konsep dasar dari suatu
yang sebenarnya atau melalui filsafat ...
eksperimen. Jika fakta tidak d. suatu ilmu atau kajian metode ...
mendukung satu hipotesis, maka menganalisis prinsip-prinsip atau
hipotesis yang lain dipilih dan prosedur-prosedur yang harus
diproses ulang. Hakim yang terakhir menuntun penyelidikan dalam
menurut kaum empirisme adalah suatu bidang (kajian) tertentu.
data empiris yaitu kaidah yang Metodologi ini secara umum
bersifat umum/hukum/generalisasi didefinisikan sebagai suatu cabang
haruslah memenuhi persyaratan filsafat yang berhubungan dengan
pengujian hipotesis. Sedangkan me- ilmu tentang metode atau prosedur,
nurut kaum rasionalis, hipotesis suatu sistem tentang metode-metode
hanya baru dapat diterima secara atau aturan-aturan yang digunakan
keilmuan apabila konsisten dengan dalam ilmu pengetahuan (Helius
hipotesis-hipotesis sebelumnya yang Syamsudin, 2007:14).
telah disusun dan teruji kebenar- Sebenarnya metode dan meto-
annya. dologi adalah dua fase kegiatan yang
berbeda untuk tugas yang sama.
122 | A g a s t y a - V o l . 1 , J a n u a r i 2 0 1 1

Sartono Kartodirjo menyatakan Studi Ilmu-Ilmu Sosial


metode sebagai ”bagaimana orang
memperoleh pengetahuan” (how to Ilmu pengetahuan dalam di-
know) dan metodologi sebagai namikanya dapat diklasifikasi
”mengetahui bagaimana orang menjadi beberapa kategori. Menurut
memperoleh pengetahuan” (to how Taufik Abdullah (2006:33-34), ilmu
to know) (1992: ix). Dalam kaitannya terbagi dalam dua kategori besar,
dengan studi ilmu-ilmu sosial, yaitu ilmu eksakta dan non eksakta.
dengan sendirinya metode ialah Khusus ilmu non eksakta dipilah
”bagaimana orang memperoleh ilmu- menjadi dua: ilmu humaniora dan
ilmu sosial”, sedangkan metodologi ilmu sosial. Ilmu yang berkaitan
ialah ”mengetahui bagimana orang dengan filsafat, sastra, seni, dan
memperoleh ilmu-ilmu sosial”. Hal bahasa dikategorikan dalam ilmu
ini mengandung maksud bagaimana humaniora, sedangkan di luar itu
menggunakan menggunakan istilah adalah ilmu sosial. Pendapat serupa
pada tempat seharusnya. Kita harus disampaikan Helius Syamsudin
mengetahui prosedur-prosedur apa (2007:272), bahwa pengetahuan
yang harus ditempuh dalam kegiatan manusia (human knowledge) umum-
ilmiah. Penguasaan metode dan nya dapat diklasifikasikan atas tiga
metodologi bagi ilmuwan ibarat kelompok besar, yaitu ilmu-ilmu
penguasaan ketrampilan tukang alamiah (natural sciences), ilmu-ilmu
tembok dan penalaran serta kiat sosial (social sciences), dan ilmu-ilmu
seorang insinyur bangunan. Seorang kemanusiaan (humanities). Ilmu
tukang tembok mengetahui dan alamiah mengkaji lingkungan hidup
menguasai metode membangun manusia, ilmu sosial mengkaji
rumah tanpa harus menguasai teori manusia dalam hubungannya dengan
dan perhitungan-perhitungan yang manusia-manusia lainnya, dan ilmu-
rumit. Tetapi seorang insinyur ilmu kemanusiaan mengkaji mani-
bangunan harus menguasasi meto- vestasi-manivestasi (eksistensi) keji-
dologi (tentu saja termasuk metode) waan manusia.
pembangunan rumah. Ia me- Sebagaimana disinggung di atas,
rencanakan semua dari awal seperti bahwa ilmu-ilmu sosial adalah ilmu
pembuatan blue print perhitungan yang mempelajari manusia dalam
konstruksi dan kekuatan bangunan, hubungannya dengan manusia-
kenyamanan, keamanan, sampai manusia lainnya. Definisi serupa
pada hubungan rumah dengan disampaikan Taufik Abdullah
lingkungan sekitar. Jadi seorang (2006:31), ilmu sosial adalah ilmu
ilmuwan ilmu-ilmu sosial profesional yang mempelajari perilaku manusia
dituntut penguasaan sekaligus meto- dalam kehidupan bersama. Sedang-
de dan metodologi disiplinnya. kan Dadang Supardan (2008:34-35)
menyampaikan ilmu sosial (social
science) adalah ilmu yang mem-
pelajari perilaku dan aktivitas sosial
dalam kehidupan bersama. Jadi yang
Metode Ilmiah dalam Ilmu-ilmu Sosial | 123

dimaksud ilmu-ilmu sosial (social mempelajari perilaku dan aktivitas


sciences) adalah kelompok disiplin sosial dalam kehidupan bersama.
ilmu yang mempelajari aktivitas Ilmu sosial dalam perkembangannya
manusia dalam hubungannya dengan kemudian lahir berbagai spesialisasi
sesamanya. disiplin ilmu-ilmu sosial, seperti:
Obyek material dari studi ilmu- ilmu komunikasi, studi gender, dan
ilmu sosial adalah berupa tingkah lain-lain.
laku dalam tindakan yang khas Secara umum ilmu pengetahuan
manusia, ia bersifat bebas dan tidak yang termasuk dalam kelompok
bersifat deterministik, ia me- disiplin ilmu-ilmu sosial adalah:
ngandung: pilihan, tanggung jawab, 1. Sosiologi adalah disiplin ilmu
makna, pernyataan privat dan yang mempelajari tentang masya-
internal, konvensi, motif dan rakat dalam hubungan-hubungan
sebagainya (Tim Dosen Filsafat Ilmu, antara orang-orang dalam
2007:4). Aktivitas manusia tersebut masyarakat tersebut (interaksi
termasuk berpikir, bersikap, dan sosial, kelompok sosial, gejala-
berperilaku dalam menjalin hu- gejala sosial, organisasi sosial,
bungan sosial diantara sesamanya struktur sosial, proses sosial
dan bersifat kondisionalitas. Dengan maupun perubahan sosial)
kata lain obyek tersebut sebagai (Soerjono Soekanto, 2006: 17-21).
gejala sosial. Gejala sosial memiliki 2. Antropologi adalah studi tentang
karakteristik fisik namun diperlukan manusia yang berusaha me-
penjelasan yang lebih dalam untuk nyusun generalisasi yang berman-
mampu menerangkan gejala faat tentang umat manusia dan
tersebut, sebab tidak hanya men- perilakunya, dan untuk memper-
cakup fisik tetapi juga aspek oleh pengertian ataupun pe-
sosiologis, psikologis, maupun kom- mahaman yang lengkap tentang
binasi berbagai aspek. keanekaragaman manusia
Menurut Wallerstein (dalam (Koentjaraningrat, 1986: 1-2).
Dadang Supardan, 2008:34) yang 3. Ilmu Geografi adalah the science of
termasuk disiplin ilmu sosial adalah places, concerned with qualities an
sosiologi, antropologi, ekonomi, potentialities of countries (Vidal
sejarah, psikologi, ilmu politik, dan dela Blache dalam Dadang
hukum. Sedangkan menurut Robert Supardan. 2008:227). Dalam
Brown dalam karyanya Explanation pandangan ilmuwan geografi,
in Social, ilmu-ilmu sosial meliputi: secara sederhana geografi me-
sosiologi, ekonomi, sejarah, demo- rupakan disiplin akademik yang
grafi, ilmu politik, dan psikologi terutama berkaitan dengan peng-
(Taufik Abdullah, 2006:33). uraian dan pemahaman atas
Meskipun terdapat perbedaan pen- perbedaan-perbedaan kewilayah-
dapat tentang apa yang disebut ilmu an dalam distribusi lokasi di
sosial, namun semuanya mengarah permukaan bumi, fokusnya pada
kepada pemahaman yang sama, lingkungan, tata ruang, dan
bahwa ilmu sosial adalah ilmu yang tempat.
124 | A g a s t y a - V o l . 1 , J a n u a r i 2 0 1 1

4. Ilmu Sejarah adalah ilmu yang susunan dan hukum-hukum seperti


yang berusaha untuk men- yang ada pada obyek tersebut (Tim
dapatkan pengertian tentang Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2007:130-
segala sesuatu yang telah dialami 131). Berdasarkan hubungan obyek-
(termasuk yang diucapkan, metode ini, maka untuk memahami
dipikirkan dan dilaksanakan) oleh metode ilmiah dalam ilmu-ilmu
manusia di masa lampau yang sosial harus dipahami ciri-ciri dasar
bukti-buktinya masih dapat yang berlaku dalam objek ilmu
ditelusuri/diketemukan masa se- tersebut. Objek ilmu-ilmu sosial
karang (Widja, 1988:8). adalah aspek-aspek tingkah laku
5. Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang manusia yang dapat diamati dan
mempelajari usaha manusia untuk dinalar sebagai suatu fakta empiris,
memenuhi kebutuhannya dalam tetapi sekaligus termuat didalamnya
mencapai kemakmuran yang arti, nilai, dan tujuan. Hal ini
diharapkan, dengan memilih senantiasa terkait dengan kenyataan,
penggunaan sumber daya pro- bahwa manusia berbeda dengan
duksi yang sifatnya terbatas binatang, benda-benda fisik lainnya.
(Samuelson dan Nordhaus, 1990: Manusia sebagai keseluruhan me-
5). lampaui status obyek-obyek yang
6. Psikologi adalah ilmu mengenai ada disekitarnya. Oleh karena itu
proses perilaku dan proses mental pendekatannya dengan cara analog:
(Dadang Supardan, 2008:425). setiap lingkungan masyarakat “sama”
7. Ilmu Politik adalah ilmu yang namun dalam “kesamaannya” itu
mempelajari masalah-masalah juga berbeda. Sehingga titik pang-
kekuasaan dalam kehidupan ber- kalnya peneliti tidak berada di luar
sama atau masyarakat. Masalah- obyek penelitian, dengan kata lain
masalah kekuasaan itu me- subyek terlibat dalam penelitian
nyangkut proses penentuan tentang sesamanya.
tujuan-tujuan dari sistem yang Menurut Rickman (dalam Tim
ada dan melaksanakan apa yang Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2007:133),
menjadi tujuan (Miriam metode ilmiah dalam ilmu-ilmu
Budihardjo, 1986: 8). sosial meliputi hal-hal yang di-
perbuat manusia dalam dunianya
dan yang dipikirkan dalam dunianya
Metode Ilmiah dalam Studi Ilmu- tersebut. Ilmu-ilmu sosial mem-
ilmu Sosial punyai karakteristik normatif-
teleologis dengan metode linier dan
Mengkaji metode ilmiah dalam analisisnya untuk menemukan arti,
studi ilmu-ilmu sosial tidak lepas nilai, dan tujuan. Metode linier
dari sifat-sifat objeknya. Sebagai- memiliki tiga tahap yaitu:
mana disinggung di atas, bahwa 1. Persepsi, yaitu penangkapan data
masing-masing ilmu mempunyai melalui indera.
objek formalnya sendiri dan metode
yang digunakan didasarkan pada
Metode Ilmiah dalam Ilmu-ilmu Sosial | 125

2. Konsepsi, yaitu pengolahan data apakah arti semua ini bagi para
dan penyusunannya dalam suatu martir, maka kita harus
sistem. membayangkan kita sendiri sebagai
3. Prediksi, yaitu penyimpulan dan martir...
sekaligus peramalan.
Persepsi sebagai konstruk Metode di atas merupakan khas
dalam ilmu-ilmu sosial tidak se- ilmu-ilmu sosial, dimana dalam
mudah ilmu-ilmu alam, karena gejala menjelaskan peristiwa tidak sebatas
sosial lebih bervariasi dibandingkan wujud fisik/gerak dari suatu
dengan gejala fisik. Sehingga tidak peristiwa, tetapi juga pikiran-pikiran
semua gejala sosial dapat diamati yang ada dibalik peristiwa itu. Jujun
secara langsung. Hal ini mengingat S. Suriasumantri (1990:132-133)
gejala sosial banyak yang bersifat mengatakan, bahwa metode ilmiah
unik (kondisionalitas ada jalinan dalam studi ilmu-ilmu sosial
unsur-unsur kejadian sosial) dan dikembangkan dengan teknik-teknik
sukar untuk berulang lagi, bahkan tersendiri dalam melakukan ke-
mungkin tidak akan pernah berulang. giatannya. Teknik-teknik tersebut
Oleh karena itu ahli sosial tidak bersifat khusus dan biasanya
bersikap sebagai penonton yang dikembangkan untuk meneliti aspek
menyaksikan suatu proses kejadian tertentu yang bersifat eksploratoris
sosial, tetapi menjadi bagian integral yang bertujuan menemukan pola
dari obyek kehidupan yang ditelaah- atau struktur secara keseluruhan.
nya. Pendekatan dalam teknik tersebut
Konsepsi yang ingin dicapai dari seringkali dikenal dengan pen-
ilmu-ilmu sosial adalah mendapatkan dekatan holistik. Selain pendekatan
pengertian yang mendalam dari holistik dalam studi ilmu-ilmu sosial
gejala-gejala yang sedang diselidiki juga ada pendekatan partiacularistik.
dengan Verstehen (teknik dalam Pendekatan particularistik dan
menemukan dan hipotesis), maupun holistik digunakan untuk meng-
dengan berpartisipasi dari peneliti. ungkap universalitas dan ke-
Untuk sampai pada pengertian yang khususan sebagai bagian dari
mendalam dalam ilmu-ilmu sosial kebenaran ilmiah ilmu-ilmu sosial
menurut Max Weber (dalam Jujun S. ini.
Suriasumantri, 1999:145) dapat di- Untuk mengungkapkan hal
katakan: tersebut di atas, maka dipergunakan
metode kuantitatif (posivistik) dan
... upamanya tentang martir metode kualitatif (naturalistik).
keagamaan, maka hal itu haruslah Dalam tradisi kualitatif, peneliti
lewat pengertian para martir harus menggunakan diri mereka
tersebut. Untuk memahami sedalam- sebagai instrumen, mengikuti
dalamnya tentang martir dan untuk asumsi-asumsi kultural sekaligus
mengesahkan hipotesis tentang mengikuti data. Untuk mencapai
martir dalam lingkup sosial budaya wawasan imajinatif responden,
mereka, jika kita ingin menangkap peneliti diharapkan fleksibel dan
126 | A g a s t y a - V o l . 1 , J a n u a r i 2 0 1 1

reflektif tetapi tetap menjaga jarak. manakala bagian-bagian dari ke-


Sedangkan dalam tradisi kuantitatif, giatan sosial dihubungkan dengan
instrumen merupakan alat yang telah subyektivitas dalam interpretasi
ditentukan sebelumnya dan tertata fakta. Ilmu dikatakan obyektif karena
dengan baik sehingga tidak banyak ilmu mendekati fakta-faktanya
memberi peluang bagi fleksibilitas, secara metodis, artinya prosedur
masukan imajinatif dan reflektifitas ilmiah yang dikembangkan oleh
Brannen (2005:11). Metode kuan- subyek yang mengenal. Misalnya
titatif untuk menelaah manusia ilmu-ilmu alam berhasil me-
dalam hubungannya dengan ling- nyalurkan pengaruh subyektif,
kungannya secara matematis, baik sehingga terbentuk ilmu yang benar-
melalui teknik sosiometri maupun benar intersubyektif. Namun ilmu-
skala atau statistik. Sedangkan ilmu sosial dalam praktiknya tidak
metode kualitatif digunakan untuk dapat melakukan eksperimen secara
mendapatkan makna-makna yang netral. Misalnya tidak bisa uji coba
terkandung didalam hubungan terlebih dahulu pelbagai bentuk
manusia dalam hubungannya dengan sosial. Walaupun hal itu diperlukan,
manusia-manusia lainnya atau yang namun bukan itu arah satu-satunya.
ada dibalik kenyataan yang teramati. Arahnya menuju kemanusiaan yang
Contohnya dalam menerangkan dan lebih baik dan utuh.
teknik pengumpulan data tentang Hal lain juga terjadi dalam
terjadinya tsunami jelas akan membuat generalisasi. Biasanya
berbeda dengan teknik pengumpulan ilmuwan sosial tidak menjadikan
data mengenai motivasi seseorang generalisasi sebagai tujuan utama.
menjadi pekerja seks komersial, dan Mereka lebih memusatkan perhatian
lain sebagainya. pada usaha untuk menerangkan,
Terlepas dari kekurangan/ kemudian mengartikan jalan yang
kelemahannya, metode kualitatif dan sebenar-benarnya dari peristiwa
metode kuantitatif sudah memberi khusus, yaitu kejadian-kejadian
konstribusi positif dalam per- dalam dimensi waktu, tempat serta
kembangan ilmu-ilmu sosial. Untuk kondisi-kondisi tertentu. Memang
itu dalam perkembangan dewasa ini acapkali juga diketemukan per-
ada upaya memadukan keduanya nyataan-pernyataan ilmuwan sosial
metode tersebut agar hasil yang agar yang bernada menekankan ke-
hasil yang didapat lebih optimal. benaran umum dari disamping
paradigma kedua metode tersebut kekhususan. Contohnya tentang
tidak perlu dipertentangkan secara kajian “revolusi”, selain mengkaji
radikal karena keduanya saling dari masing-masing revolusi seperti
mengisi (Brannen, 2005:1-50). Revolusi Prancis, Revolusi Amerika,
Masalah masalah prediksi dalam Revolusi Rusia dan lain-lainnya,
ilmu-ilmu sosial tidak lepas dari perlu juga dibuat generalisasi untuk
obyektivitas dan generalisasi. memperoleh kebenaran umum. Akan
Obyektivitas dalam kegiatan ilmu- tetapi penilaian yang bersifat
ilmu sosial, sering timbul problema, kebenaran umum ini berbeda dengan
Metode Ilmiah dalam Ilmu-ilmu Sosial | 127

membuat generalisasi yang ter- Dari gambaran di atas, kiranya


jadi pada ilmu (science), terutama dapat dipahami bahwa dalam studi
apa yang dihasilkan tidak ber- ilmu-ilmu sosial ada yang sebagian
laku untuk seluruh jaman dan segala yang cenderung memperhatikan
situasi dan kondisi. Jadi ilmu-ilmu unsur generalisasi, tetapi tingkat
sosial pada dasarnya tidak asing penggunaannya tidak sama. Ada
dengan usaha merumuskan ke- semacam spektrum nilai dari
benaran umum itu, tapi kelihatannya madzab yang unik kepada filsuf
perumusan tersebut tidak bisa di- ilmu-ilmu sosial. Seperti di Amerika
pisahkan dengan usaha menekankan Serikat misalnya dibedakan adanya
hal yang berlaku khusus. madzab yang unik, madzab dengan
Apabila kita memasalahkan ge- generalisasi yang sangat terbatas,
neralisasi dalam ilmu-ilmu sosial, madzab interaktif, madzab kom-
maka kita akan berhubungan dengan peratif dan madzab nomothetis.
masalah yang menyangkut ciri lain Secara umum dianggap bisa
dari ilmu yaitu prediksi. Secara dibedakan antara aliran deskriptif
umum dapat dikatakan, bahwa ilmu- (yang lebih cenderung membuat
ilmu sosial karena tidak meng- generalisasi yang sangat terbatas
utamakan generalisasi seperti dalam atau membuat tetapi tanpa
ilmu alamiah, juga kurang kesadaran) dan aliran teoritis (yang
memperhatikan prediksi sebagai menekankan generalisasi) di ling-
tujuan akhir dari kegiatan studi kungan studi ilmu-ilmu sosial.
sosial. Malah beberapa ilmuwan Guna memperoleh gambaran
sosial praktis menegaskan, bahwa yang lebih detil, maka perlu kiranya
begitu ilmuwan sosial berpikir untuk penulis menyampaikan metode
melakukan prediksi, dia hakekatnya penelitian dipergunakan oleh ilmu-
berhenti sebagai ilmuwan sosial. ilmu yang termasuk dalam kelompok
Namun demikian tidak menutup disiplin ilmu-ilmu sosial sebagai
kemungkinan untuk melakukan berikut:
"generalisasi dan prediksi". Dengan
membuat generalisasi, meskipun 1. Sosiologi
sifatnya terbatas, sedikitnya dapat Menurut Soerjono Soekanto
memberikan apa yang disebut (2006:42-45) dan Dadang Supardan
tuntutan-tuntutan umum bagi (2008: 91-93), metode ilmiah yang
tindakan-tindakan di masa datang, umum dipakai para sosiolog
yang meskipun bukan merupakan diantaranya:
prediksi spesifik, bisa juga dianggap a. Metode Deskriptif
valid dan bermanfaat. Memang ilmu- Metode deskriptif adalah
ilmu sosial tidak mungkin me- suatu metode yang berupaya
ramalkan peristiwa-peristiwa spe- untuk mengungkapkan pe-
sifik sebab sesuatu yang spesifik itu ngejaran atau pelacakan pe-
sifatnya unik dimana elemen dari ngetahuan. Metode ini dirancang
kejadian itu ikut mewarnainya. untuk menemukan apa yang
128 | A g a s t y a - V o l . 1 , J a n u a r i 2 0 1 1

terjadi, tentang siapa, dimana, dan mempengaruhi status atau pe-


kapan. rilaku yang saat itu menjadi pokok
b. Metode Eksplanatori kajian.
Metode ini merupakan bagian f. Metode Survei
dari metode empiris. Metode ini Metode survei adalah cara
lebih menekankan pada upaya untuk memperoleh data dari
menjawab mengapa dan bagai- populasi yang relatif besar untuk
mana. menentukan keadaan,
c. Metode Historis Komparatif karakteristik, pendapat, dan
Metode ini menekankan pada populasi sekarang yang
analisis peristiwa-peristiwa masa berkenaan dengan satu variabel
silam untuk merumuskan prinsip- atau lebih.
prinsip umum, yang kemudian
digabungkan dengan metode 2. Antropologi
komparatif, dengan menitik berat- Antropologi dalam kinerjanya
kan pada perbandingan antara menggunakan pendekatan kuantitatif
berbagai masyarakat beserta (posivistik) dan kualititatif (natural-
bidangnya untuk memperoleh istik). Artinya, dalam antropologi
perbedaan dan persamaan serta dapat dilakukan secara statistik, baik
sebab-sebabnya. Dari per- dilakukan untuk mengukur pengaruh
bandingan itu dapat dicari maupun korelasi antar variabel
petunjuk perilaku kehidupan penelitian, dan dapat juga dilakukan
masyarakat pada masa lalu dan secara kualitatif.
sekarang beserta perbedaan Adapun metode yang digunakan
tingkat peradaban satu sama yaitu deskriptif, komparatif, studi
lainnya. kasus, etnografi, dan survei. Dari
d. Metode Fungsionalisme sekian metode yang paling menonjol
Metode ini bertujuan untuk dan menjadi ciri kas antropologi
meneliti fungsi lembaga-lembaga adalah metode komparatif
kemasyarakatan dan struktur (Koentjaraningrat, 1986:9). Metode
sosial dalam masyarakat. Subs- komparatif antropologi adalah me-
tansinya, bahwa unsur-unsur tode yang mencabut unsur-unsur
yang membentuk masyarakat kebudayaan dari konteks masyarakat
memiliki hubungan timbal balik yang hidup dan dibandingkan
yang saling mempengaruhi dan sebanyak mungkin dengan unsur-
masing-masing memiliki fungsi unsur dan aspek-aspek suatu
tersendiri dalam masyarakat. kebudayaan. Dalam penggunaan
e. Metode Studi Kasus metode ini, diidentifikasikan per-
Metode studi kasus samaan-persamaan dan perbeda-
merupakan suatu penyelidikan annya secara mendalam. Macam
mendalam dari suatu individu, penelitian komparatif sedikitnya ada
kelompok, atau institusi untuk empat, yaitu: 1) yang bertujuan
menentukan variabel itu dan menyusun sejarah kebudayaan
hubungan diantara variabel manusia; 2) yang bertujuan untuk
Metode Ilmiah dalam Ilmu-ilmu Sosial | 129

menggambarkan suatu proses sebelumnya atau tidak diberi


kebudayaan; 3) yang bertujuan perlakuan khusus.
untuk taksonomi/klasifikasi kebuda-
yaan, dan; 4) yang bertujuan untuk 4. Ilmu Sejarah
menguji korelasi-korelasi antar Untuk menggambarkan per-
unsur, antar pranata, dan antar masalahan yang diselidiki, mencari
gejala kebudayaan, untuk membuat sumber tentang fakta historis,
generalisasi mengenai tingkah laku meringkas dan mengevaluasi sum-
manusia pada umumnya. ber-sumber historis, dan menyajikan
fakta-fakta dalam suatu cerita,
3. Ilmu Geografi metode yang dipergunakan adalah
Dalam kajian geografi menurut metode historis yang mencakup: 1)
R. Bintarto dan Surastopo heuristik (pengumpulan jejak-jejak);
Hadisumarno (1979:12) ada tiga 2) kritik dan analisis sumber (kritik
pendekatan yang sering digunakan, sejarah internal dan eksternal); 3)
yaitu pendekatan analisis keruangan, interpretasi fakta, dan; 4) penulisan
analisi ekologi, dan analisis kompleks sejarah (historiografi) (Widja, 1988:
wilayah. Adapun metode-metodenya 18-25).
sebagai berikut:
a. Metode Deskriptif 5. Ilmu Ekonomi
Metode ini untuk Untuk memenuhi kebutuhan
mendapatkan penjelasan, baik yang bersifat tidak terbatas dengan
yang bersifat alamiah maupun alat pemenuhan kebutuhan barang
insaniah dengan mengungkap dan jasa yang terbatas menurut
karakteristik, eksploratif, hu- Samuelson dan Nordhous (1990:6-
bungan fungsional, dan dampak 10) metode-metode yang digunakan
dari suatu fenomena atau meliputi:
peristiwa. a. Metode Induktif
b. Metode Eksperimen dan Korelasi Metode ini untuk men-
Metode ini berkaitan dengan dapatkan sesuatu keputusan
justifikasi, keyakinan pada dilakukan dengan mengumpulkan
keteraturan statistik merupakan semua data informasi yang ada
bukti adanya hubungan sebab dalam realita kehidupan. Realita
akibat empiris. Pengukuran dan tersebut mencakup setiap unsur
manipulasi data menggantikan kehidupan yang dialami individu,
posisi penjelasan verbal dan keluarga, dan masyarakat.
kartografis sebagai prosedur Contohnya upaya menghasilkan
dalam ilmu geografi. dan menyalurkan sumber daya
c. Metode ex Post Facto ekonomi. Upaya tersebut di-
Metode ini untuk melihat dan lakukan sedemikian rupa sampai
mengkaji hubungan antara dua diperoleh barang dan jasa yang
variabel atau lebih, dimana tersedia pada jumlah, harga, dan
variabel yang dikaji telah terjadi waktu yang tepat bagi pemenuhan
kebutuhan tersebut. Untuk itu,
130 | A g a s t y a - V o l . 1 , J a n u a r i 2 0 1 1

maka perlu metode penyusunan Dadang Supardan (2008: 440-446)


daftar kebutuhan sejumlah barang sebagai berikut:
dan jasa yang diperlukan masya- a. Metode Eksperimen
rakat. Metode ini menekankan pada
b. Metode Deduktif pengkajian setiap variabel (bebas
Metode ini berusaha me- dan terikat) dengan memberikan
netapkan cara pemecahan perlakuan terhadap kelompok
masalah sesuai dengan acuan, eksperimen, kemudian diukur
prinsip, hukum yang ada dalam pengaruhnya perlakuan tersebut.
ilmu ekonomi. Contohnya dalam b. Metode Pengamatan (Observasi)
ilmu ekonomi terdapat hukum, Metode ini dilakukan untuk
jika persediaan barang dan jasa mengamati sampel penelitian,
berkurang, sementara permintaan baik perilaku binatang maupun
tetap, maka harga akan naik. manusia yang merupakan titik
Bertolak dari hukum itu, maka tolak psikologi.
perlu tindakan menjaga agar c. Metode Survei
persediaan barang dan jasa selalu Metode ini digunakan
mencukupi kebutuhan masya- untuk mendapatkan data secara
rakat. langsung melalui wawancara atau
c. Metode Matematika kuesioner dengan sejumlah
Metode ini digunakan untuk sampel yang banyak.
memecahkan masalah-masalah d. Metode Tes
ekonomi dengan cara pemecahan Metode ini dilakukan untuk
soal-soal matematis. Maksudnya mengukur segala jenis kemam-
dalam matematika terdapat ke- puan, minat, sikap, dan hasil kerja.
biasaan yang dimulai dengan e. Metode Riwayat Hidup dan Kasus
pembahasan dalil-dalil. Melalui Metode ini dimaksudkan
dalil-dalil tersebut dipastikan untuk mengungkap kasus-kasus
bahwa kajiannya dapat diterima yang ditelaah sesuai dengan
secara umum. kebutuhan penelitian. Sebagian
d. Metode Statistika besar riwayat kasus dipersiapkan
Metode ini dipergunakan dengan cara merekonstruksikan
untuk bahan menentukan cara riwayat hidup seseorang
yang tepat dalam mengatasi didasarkan pada kejadian catatan
masalah-masalah ekonomi de- yang teringat.
ngan cara pengumpulan peng-
olahan, analisis, penafsiran dan 7. Ilmu Politik
penyajian data dalam bentuk Menurut Iswara (1974:5)
angka-angka secara statistik. metode politik secara umum dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu
6. Psikologi metode induktif dan metode
Metode yang dipakai psikologi deduktif. Metode induktif diartikan
sebagai metode kerjanya menurut sebagai serangkaian strategi atau
prosedur penarikan kesimpulan
Metode Ilmiah dalam Ilmu-ilmu Sosial | 131

umum yang diperoleh berdasarkan sistematis dalam penyelidikan suatu


proses pemikiran yang khusus ke ilmu tertentu dengan mengikuti
yang umum. Sedangkan metode suatu struktur logis kinerja ilmiah.
deduktif makna kebalikan dari Pola umum dalam metode ilmiah
metode induktif. Metode tersebut mencakup penentuan masalah,
mencakup: perumusan hipotesis, pengumpulan
a. Metode Deskriptif data, penarikan kesimpulan, dan
Merupakan prosedur peng- verifikasi.
kajian masalah-masalah politik Studi ilmu-ilmu sosial adalah
untuk memberikan gambaran ilmu yang mengkaji perilaku dan
terhadap kenyataan yang ada aktivitas sosial dalam kehidupan
sekarang secara akurat. bersama. Adapun obyek ilmu-ilmu
b. Metode Analisis sosial berupa aspek-aspek tingkah
Merupakan penelaahan se- laku manusia yang dapat diamati dan
cara mendalam terhadap ma- dinalar sebagai suatu fakta empiris,
salah-masalah politik yang di- tetapi sekaligus termuat didalamnya
susun secara sistematis dengan arti, nilai, dan tujuan. Ilmu-ilmu
memperlihat hubungan fakta satu sosial berkembang-terspesialisasi
dengan lainnya. dan secara umum yang termasuk
c. Metode Evaluatif dalam ilmu-ilmu sosial adalah
Merupakan serangkaian usa- sosiologi, antropologi, geografi,
ha penelaahan fenomena politik sejarah, ekonomi, psikologi, dan
yang bersifat menentukan ter- politik.
hadap fakta yang dikumpulkan Dari hubungan obyek-metode,
dengan dasar pada norma-norma maka prosedur kinerjanya ilmiah
atau ide-ide abstrak. ilmu-ilmu sosial menggunakan me-
d. Metode Klasifikasi tode linier (persepsi, konsepsi, dan
Merupakan penggolongan ob- prediksi) dan untuk mengungkap
jek-objek secara teratur yang kebenarannya menggunakan metode
mesing-masing menunjukkan hu- kuantitatif dan metode kualitatif.
bungan timbal balik. Metode kuantitatif dan metode
e. Metode Perbandingan kualitatif dalam studi ilmu-ilmu
Merupakan metode kajian sosial tidak perlu dipertentangkan
politik yang menitik beratkan secara radikal, namun perlu pe-
pada studi persamaan dan manduan agar hasil yang diharakan
perbedaan atas dua objek yang lebih optimal.
dikaji, dengan maksud untuk Mengingat metode kuantitatif
memperdalam keilmuan. dan kualitatif masing-masing me-
miliki kelebihan dan kelemahan,
maka para peneliti perlu kiranya
Penutup menggunakan inter-metode dalam
kinerjanya.
Metode ilmiah merupakan suatu
prosedur, proses, atau teknik yang
132 | A g a s t y a - V o l . 1 , J a n u a r i 2 0 1 1

Daftar Pustaka Sartono Kartodirdjo. 1999. Pende-


katan Ilmu Sosial Dalam
Metodologi Sejarah. Jakarta: PT
Dadang Supardan. 2008. Pengantar Gramedia Pustaka Utama.
Ilmu Sosial Sebuah Kajian Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi
Pendekatan Struktural. Jakarta: Suatu Pengantar. Jakarta: PT
PT Bumi Aksara. Rajagrafindo Persada.
Gie, The Liang. 1999. Pengantar Sri Soeprapto. 2003. Metode Ilmiah
Filsafat Ilmu. Yogyakarta: dalam Tim Dosen Filsafat Ilmu
Liberty. Fakultas Filsafat UGM. Filsafat
Helius Syamsudin. 2007. Metodologi Ilmu Sebagai Dasar Pe-
Sejarah. Yogyakarta: Ompak. ngembangan Ilmu Pengetahuan.
Heri Santoso dan Listiyono Santoso. Yogyakarta: Liberty.
2003. Filsafat Ilmu Sosial Ikhtiar Taufik Abdullah. 2006. Ilmu Sosial
Awal Pribumisasi Ilmu-ilmu dan Tantangan Zaman. Jakarta:
Sosial. Yogyakarta: Gama Media. Raja Grafindo Persada.
I Gde Widja. 1988. Pengantar Sejarah Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas
Dalam Perspektif Pendidikan. Filsafat UGM. 2007. Filsafat Ilmu
Semarang: Satya Wacana. Sebagai Dasar Pengembangan
Iswara, F. 1974. Pengantar Ilmu Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta:
Politik. Bandung: Dwiantara. Liberty.
Jujun S. Suriasumantri. 1990. Filsafat
Ilmu Sebuah Pengantar Populer.
Jakarta: Sinar Harapan.
---------. 1999. Ilmu Dalam Perspektif
Sebuah Kumpulan Karangan
Tentang Hakikat Ilmu. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Koentjaraningrat. 1986. Pengantar
Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara
Baru.
Miriam Budiardjo. 1986. Dasar-Dasar
Ilmu Politik. Jakarta: PT
Gramedia.
R. Bintarto dan Surastopo
Hadisumarno. 1979. Metode
Analisis Geografi. Jakarta:
Lembaga Penelitian Pendidikan
dan Penerangan Ekonomi dan
Sosial.
Samuelson, Paul A. Dan William D.
Nordhaus. 1990. Ekonomi Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai