John Sabari 1)
Abstrak
Perumusan
Hipotesis
Pragmatisme
Induksi
Korespondensi
2. Konsepsi, yaitu pengolahan data apakah arti semua ini bagi para
dan penyusunannya dalam suatu martir, maka kita harus
sistem. membayangkan kita sendiri sebagai
3. Prediksi, yaitu penyimpulan dan martir...
sekaligus peramalan.
Persepsi sebagai konstruk Metode di atas merupakan khas
dalam ilmu-ilmu sosial tidak se- ilmu-ilmu sosial, dimana dalam
mudah ilmu-ilmu alam, karena gejala menjelaskan peristiwa tidak sebatas
sosial lebih bervariasi dibandingkan wujud fisik/gerak dari suatu
dengan gejala fisik. Sehingga tidak peristiwa, tetapi juga pikiran-pikiran
semua gejala sosial dapat diamati yang ada dibalik peristiwa itu. Jujun
secara langsung. Hal ini mengingat S. Suriasumantri (1990:132-133)
gejala sosial banyak yang bersifat mengatakan, bahwa metode ilmiah
unik (kondisionalitas ada jalinan dalam studi ilmu-ilmu sosial
unsur-unsur kejadian sosial) dan dikembangkan dengan teknik-teknik
sukar untuk berulang lagi, bahkan tersendiri dalam melakukan ke-
mungkin tidak akan pernah berulang. giatannya. Teknik-teknik tersebut
Oleh karena itu ahli sosial tidak bersifat khusus dan biasanya
bersikap sebagai penonton yang dikembangkan untuk meneliti aspek
menyaksikan suatu proses kejadian tertentu yang bersifat eksploratoris
sosial, tetapi menjadi bagian integral yang bertujuan menemukan pola
dari obyek kehidupan yang ditelaah- atau struktur secara keseluruhan.
nya. Pendekatan dalam teknik tersebut
Konsepsi yang ingin dicapai dari seringkali dikenal dengan pen-
ilmu-ilmu sosial adalah mendapatkan dekatan holistik. Selain pendekatan
pengertian yang mendalam dari holistik dalam studi ilmu-ilmu sosial
gejala-gejala yang sedang diselidiki juga ada pendekatan partiacularistik.
dengan Verstehen (teknik dalam Pendekatan particularistik dan
menemukan dan hipotesis), maupun holistik digunakan untuk meng-
dengan berpartisipasi dari peneliti. ungkap universalitas dan ke-
Untuk sampai pada pengertian yang khususan sebagai bagian dari
mendalam dalam ilmu-ilmu sosial kebenaran ilmiah ilmu-ilmu sosial
menurut Max Weber (dalam Jujun S. ini.
Suriasumantri, 1999:145) dapat di- Untuk mengungkapkan hal
katakan: tersebut di atas, maka dipergunakan
metode kuantitatif (posivistik) dan
... upamanya tentang martir metode kualitatif (naturalistik).
keagamaan, maka hal itu haruslah Dalam tradisi kualitatif, peneliti
lewat pengertian para martir harus menggunakan diri mereka
tersebut. Untuk memahami sedalam- sebagai instrumen, mengikuti
dalamnya tentang martir dan untuk asumsi-asumsi kultural sekaligus
mengesahkan hipotesis tentang mengikuti data. Untuk mencapai
martir dalam lingkup sosial budaya wawasan imajinatif responden,
mereka, jika kita ingin menangkap peneliti diharapkan fleksibel dan
126 | A g a s t y a - V o l . 1 , J a n u a r i 2 0 1 1