ISSN: 2598-6481
Sumiyanti R.Y.Danga
Universitas Negeri Malang
email: yantirambu8@gmail.com
Abstract
The problem discussed in this paper is the role of frontline teachers in improving the quality of
education in their placement areas. The method used in this paper is the literature review method by
reading books, articles and journals about GGD, improving the quality of education and developing
the quality of education in the Sumba area. Writing this paper aims to generate ideas that can be
used as an effort to increase the role of GGD in developing the quality of education in the regions /
schools where they are assigned. Sumba itself is an area that can be said to be very far from
developing words, not only in economic terms but also from the quality of education. From this study
it was found that what needs to be addressed from the Sumba area itself is the thinking of the Sumba
community who acts as parents of students, the students themselves, school partners, and also the
thoughts of the GGD.
Abstrak
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah peran guru garis depan dalam peningkatan mutu
pendidikan di daerah penempatannya. Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode
kajian pustaka dengan cara membaca buku, artikel maupun jurnal tentang GGD, peningkatan mutu
pendidikan dan perkembangan mutu pendidikan di daerah Sumba. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk menghasilkan pemikiran yang dapat digunakan sebagai upaya peningkatan peran GGD dalam
mengembangkan mutu pendidikan di daerah/sekolah tempat mereka bertugas. Sumba sendiri adalah
daerah yang bisa dikatakan sangat jauh dari kata berkembang, bukan hanya dari segi ekonomi saja
melainkan juga dari mutu pendidikannya. Dari penelitian ini di temukan bahwa yang perlu dibenahi
dari daerah Sumba itu sendiri adalah pemikiran masyarakat Sumba yang berperan sebagai orang tua
peserta didik, peserta didik itu sendiri, mitra sekolah, dan juga pemikiran GGDnya.
234 | SENDIKA FKIP UAD, Desember 2018, Volume II, Nomor 1 Danga: 234-240
SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481
Guru juga mempunyai kedudukan sebagai kehidupan anak bangsa. Guru mendorong
tenaga profesional pada jenjang pendidikan siswa atau peserta didiknya untuk belajar.
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan Hamalik (2003:27) mengatakan bahwa
anak usia dini pada jalur pendidikan formal “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh
yang diangkat sesuai dengan peraturan kelakuan melalui pengalaman”. Menurut
perundang- undangan. Pengakuan kedudukan pengertian ini, belajar merupakan suatu proses,
guru sebagai tenaga profesional tersebut suatu kegiatan yang bukan hanya mengingat,
dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Menurut akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Belajar juga harus ada bimbingan dari pihak-
guru, mendefinisikan bahwa profesional adalah pihak yang ditunjuk atau diberi tugas. “Dalam
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh proses belajar mengajar, guru (tenaga pengajar)
seseorang dan menjadi sumber penghasilan mempunyai tugas untuk mendorong,
kehidupan yang memerlukan keahlian, membimbing, dan member fasilitas belajar bagi
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi siswa untuk mencapai tujuan. Guru (tenaga
standar mutu atau norma tertentu serta pengajar) mempunyai tanggungjawab untuk
memerlukan pendidikan profesi. melihat segala sesuatu yang terjadi dalam
Profesi guru yaitu kemampuan yang tidak rangka membantu proses perkembangan siswa”
dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya (Slameto 2003:97).
yang tidak pernah mengikuti pendidikan Guru merupakan salah satu tokoh yang
keguruan. Ada beberapa peran yang dapat berperan didalam proses pembelajaran, berkat jasa
dilakukan guru sebagai tenaga pendidik, antara para guru maka anak didik dapat mengerti tujuan
lain: (a) sebagai pekerja profesional dengan hidup. Tugas guru sangat mulia yaitu memberikan
fungsi mengajar, membimbing dan melatih, (b) secercah harapan kepada anak didik bahwa masa
depan cerah itu masih terbuka lebar. Tugas mulia
pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat seorang guru tidak lepas dari rasa kepercayaan
merealisasikan seluruh kemampuan orangtua yang telah diamanahkan kepada seorang
kemanusiaan yang dimiliki, (c) sebagai petugas guru. Tentunya ini merupakan tugas besar bagi
kemaslakhatan dengan fungsi mengajar dan seorang guru, selain tujuannya untuk memberikan
mendidik masyarakat untuk menjadi warga pengetahuan kepada siswa, guru juga dituntut
negara yang baik (Nasanius, 2008). professional dalam memberikan segala macam
Profesi guru adalah orang yang bekerja atas pelayanan kepada siswa termasuk mengantarkan
panggilan hati nurani. Dalam melaksanakan siswa pulang sekolah jika belum dijemput
tugas pengabdian pada masyarakat hendaknya orangtuanya. Guru memiliki banyak tugas, baik
didasari atas dorongan atau panggilan hati yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam
nurani, sehingga guru akan merasa senang bentuk pengabdian.
dalam melaksanakan tugas berat mencerdakan
anak didik (Galbreath, 1999). Jabatan guru Guru merupakan profesi / jabatan atau
dapat dikatakan sebuah profesi karena menjadi pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus
seorang guru dituntut adanya suatu keahlian sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat
tertentu (mengajar, mengelola kelas, dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang
merancang pengajaran) dan dari pekerjaan ini kependidikan walaupun kenyataannya masih
seseorang dapat memiliki nafkah bagi dilakukan orang di luar kependidikan. , dan
kehidupan selanjutnya. Hal ini berlaku sama psikomotorik dalam proses pembelajaran
pada pekerjaan lain. Namun dalam perjalanan (Salirawati, 2008). Hal ini sejalan dengan yang
selanjutnya, profesi guru menjadi berbeda dari diamanatkan dalam Pasal 1 ayat 1 UU RI
pekerjaan lain, profesi guru termasuk ke dalam Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen,
profesi khusus selain dokter, penasihat hukum, dimana seorang guru adalah pendidik
pastur. profesional dengan tugas utama mendidik,
Guru adalah orang yang memiliki peran mengajar, membimbing, mengarahkan,
sangat penting dalam membantu mencerdaskan melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada jalur pendidikan formal, pendidikan
235 | SENDIKA FKIP UAD, Desember 2018, Volume II, Nomor 1 Danga: 234-240
SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481
dasar, dan pendidikan menengah. Pada tingkat memberikan kesempatan kepada mereka untuk
pelaksanaan pembelajaran di kelas, gurulah menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS).
yang sangat berperan dalam membawa peserta Peserta yang dinyatakan lulus seleksi harus
didiknya ke arah pembelajaran yang mengikuti program Profesi Pendidikan Guru
diisyaratkan dalam kurikulum. (PPG) selama 1 tahun. Selanjutnya, mereka
ditugaskan ke daerah 3T melalui program
Tugas seorang guru cukup besar, mulai GGD. Pada tahap pertama, Ditjen GTK
menyiapkan rencana pembelajaran, melakukan menugaskan 798 GGD ke 28 kabupaten yang
proses belajar mengajar, sampai mengevaluasi termasuk kategori daerah 3T yang tersebar di 4
hasil dari capaian siswanya. Tentunya ini provinsi (Nangroe Aceh Darussalam: 217
merupakan akumulasi tugas besar guru untuk GGD, Nusa Tenggara Timur/NTT: 289 GGD,
mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Disisi Papua: 98 GGD, dan Papua Barat: 292 GGD)
lain, tentunya kita semua sudah tahu bahwa (Republika, 2015). Pada tahun 2016, sebagai
pendapatan seorang guru tidak sebanding tahap kedua ditugaskan 7000 GGD ke 93
dengan tugas besar yang diembannya, terlebih kabupaten (Koran Sindo, 2016). Program GGD
jika guru yang bekerja di sekolah swasta. Berita ini merupakan (1) program sinergis antara
ini tentunya tidak lama sudah sampai di tataran Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
diskusi hangat pemerintah, para - Tinggi (Kemristekdikti), (Kemendikbud), dan
stakeholderdengan sigap menangkap berita ini Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
menjadi agenda serius agar para guru dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB)
mendapatkan jaminan kehidupan yang lebih yang mengapresiasi para sarjana berkarir
layak. Salah satu produk untuk sebagai guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
mensejahterahkan guru adalah membuat daerah 3T, (2) upaya pemerintah untuk
Program Guru Garis Depan (GGD), program memeratakan akses pendidikan, dan (3)
ini merupakan agenda holistik pemerintah terobosan inovatif untuk memenuhi
dalam mensejahterahkan guru sekaligus kekurangan guru di daerah 3T serta
memeratakan guru ke penjuru negeri ini. Dalam memberdayakan sekolah dan guru yang ada.
kondisi dan situasi yang jauh dari perkotaan Guru garis depan (GGD) merupakan
tentunya ini merupakan tantangan bagi para para sarjana yang ditugaskan untuk mengajar
guru yang mengikuti Program Guru Garis dan mendidik anak-anak yang berada di daerah
Depan (GGD) agar tetap survivedalam tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Dengan
menjalankan tugas mulianya. Kata professional tujuan agar para sarjana tersebut mampu
harus tetap dijalankan supaya anak didik tetap membantu dan mengembangkan mutu
mampu menerima pengetahuan sebagai bekal pendidikan di daerah tempat mereka di
kehidupan yang lebih layak. tugaskan. Daerah 3T adalah daerah yang belum
memiliki perkembangan baik dari segi ekonomi
Pada tahun 2015, Kementerian maupun pendidikan.
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Program Guru Garis Depan (GGD) dan
melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Sekolah Garis Depan (SGD) merupakan
Kependidikan (Ditjen GTK) mencanangkan perwujudan nawacita ke-3 berupa tenaga
program Guru Garis Depan (GGD). Cikal bakal pendidik dan pembangunan sekolah di daerah
program ini bermula pada tahun 2011 saat terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Melalui
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dua program ini, harapan Presiden Joko
mengembangkan sebuah mekanisme guru Widodo agar wilayah pinggir Indonesia juga
profesional melalui Sarjana Mengajar di daerah ikut maju dapat tercapai, salah satunya melalui
Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) bidang pendidikan. Untuk memenuhi
selama setahun (Menristek, 2015). kebutuhan guru yang ada di daerah 3T.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Setelah setahun peserta SM-3T (Kemendikbud) memberikan layanan program
mengajar di daerah 3T, pemerintah afirmasi untuk mengatasi permasalahan
236 | SENDIKA FKIP UAD, Desember 2018, Volume II, Nomor 1 Danga: 234-240
SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481
kekurangan guru, terutama pada daerah 3T ditingkatkan akan diuraikan pada bagian
(terluar, terdepan, dan tertinggal). berikut.
237 | SENDIKA FKIP UAD, Desember 2018, Volume II, Nomor 1 Danga: 234-240
SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481
238 | SENDIKA FKIP UAD, Desember 2018, Volume II, Nomor 1 Danga: 234-240
SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481
239 | SENDIKA FKIP UAD, Desember 2018, Volume II, Nomor 1 Danga: 234-240
SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481
kualitas guru sebagai pendidik, peningkatan Suharso, Yohaes. 2013. Peran dan
materi, peningkatan dalam pemakaian metode, Tanggungjawab Guru Sebagai Tenaga
peningkatan sarana, dan peningkatan kualitas Profesional, 22(4)112-123.
belajar.
Dengan adanya program guru garis depan Mukhid, Abd. 2007. Meningkatkan
(GGD) di Indonesia, ini sangat membantu Kualitas Pendidikan melalui Sistem
untuk anak-anak yang dominannya berada di Pembelajaran yang Tepat, 2(2)120-133.
daerah terdepan, tertinggal dan terluar
terkhususnya di daerah Sumba. sebagaimana
diketahui bahwa mutu pendidikan di Sumba
sangatlah memprihatinkan. Dengan adanya
program GGD ini diharapkan agar mampu
membantu para calon-calon bangsa, dan
mampu mengembangkan mutu pendidikan
terkhususnya di daerah Sumba, walaupun
penyebaran GGD sendiri belum menyeluruh.
Daftar Pustaka
240 | SENDIKA FKIP UAD, Desember 2018, Volume II, Nomor 1 Danga: 234-240