FARMAKONGNOSI I
PEMERIKSAAN SIMPLASIA
OLEH :
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala
berkat dan karunia nya sehingga penulis boleh menyelasaikan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan akan tulisan ini, namun penulis
berharap kepada pembaca agar memberikan kritik terhadap makalah ini supaya
ditulisan – tulisan selanjutnya boleh lebih baik lagi.
Makalah ini dibuat dengan harapan pembaca dapat mengetahui informasi
mengenai “Pemeriksaan Simplasia”. Penulis harapkan makalah ini dapat bermanfaat
bagi pertambahan pengetahuan para pembaca.
KATA PENGANTAR……………………………………………………...
DAFTAR ISI………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..
BAB II ISI…………………………………………………………………
BAB III PENUTUP………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
simplasia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan
untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain
suhu pengeringan tidak lebih dari 60oC.
Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap
dikonsumsi langsung. kadar abu total merupakan Ukuran kandungan oksida
mineral karbon aktif berdasarkan berat. Ini diukur dengan mengubah
konstituen mineral menjadi oksida masing-masing pada 800°C + 25°C Abu
sebagian besar terdiri dari silika dan aluminium dan jumlahnya tergantung
pada bahan baku dasar yang digunakan untuk menghasilkan produk.
Memenuhi syarat standar kadar abu total yaitu <16,6%.
Abu yang tidak larut dalam asam terutama terdiri dari silika dan
silikat. Bahan ini, jika ada di kertas jadi atau kertas karton, dapat memiliki
efek abrasif pada pukulan, pisau, slitter, dan cetakan yang bersentuhan dengan
kertas selama operasi finishing. Kertas yang terbuat dari pulp dengan lebih
dari 400 mg / kg (berdasarkan massa yang dikeringkan dalam oven) abu yang
tidak larut dalam asam dapat menyebabkan peralatan tersebut kusam secara
dini. Kadar silika dalam pulp dapat sangat bervariasi tergantung pada
beberapa faktor, termasuk jenis kayu, kualitas air, dan adanya bahan tambahan
berbasis silikat, seperti tanah liat dan bedak. Misalnya, dalam pulp kraft yang
diputihkan, fraksi massa silika dapat berkisar dari di bawah 100 mg / kg
hingga lebih dari 1.000 mg / kg.
Penentuan kadar sari larut air dan etanol adalah metode kuantitatif
untuk jumlah kandungan senyawa dalam simplisia yang mampu tertarik oleh
pelarut. Kedua cara yang hampir sama tersebut didasarkan ada kelarutan
senyawa yang terkandung dalam simplisia.
B. Tujuan
Adapun makalah ini disusun untuk mengetahui lebih jelas tentang
prosedur kerja dan skema kerja penetapan kadar air, kadar abu total, kadar
abu tidak larut asam, kadar sari laut air dan larut etanol pada pemeriksaan
simplasia.
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu paramenter non- spesifik?
2. Jelaskan Prosedur kerja dan skema kerja penetapan kadar air!
3. Jelaskan Prosedur kerja dan skema kerja kadar abu total!
4. Jelaskan Prosedur kerja dan skema kerja kadar abu tidak larut
asam!
5. Jelaskan Prosedur kerja dan skema kerja kaadar sari larut dan larut
etanol!
BAB II
ISI
A. Paramenter Non-spesifik
Parameter non spesifik meliputi uji terkait dengan pencemaran yang
disebabkan oleh pestisida, jamur, aflatoxin, logam berat, penetapan kadar abu,
kadar air, kadar minyak atsiri, penetapan susut pengeringan.
c) Metode Gravimetri.
Skema kerja:
C. Kadar Abu Total
Langkah - langkah pengabuan kering ( abu total ) adalah sebagai berikut :
1. Cawan pengabuan dikeringkan dalam oven pada suhu 100 ⁰C - 105 ⁰C
selama 1 jam, didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian
timbang cawan kosong (W0).
2. Sebanyak 5-10 gram sampel ditimbang dalam cawan (W1).
3. Sampel dikeringkan dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105
⁰C. Untuk sampel basah atau cairan, sampel dibakar diatas pembakar
burner dengan api sedang untuk menguapkan sebanyak mungkin zat
organik yang ada ( sampai sampel tidak berasap dan berwarna hitam ).
4. Sampel dipindahkan ke dalam tanur ( muffle furnace ) dan dipanaskan
pada suhu 300 ⁰C, kemudian suhu dinaikkan menjadi 550 ⁰C dengan
waktu sesuai dengan karakteristik bahan ( umumnya 5 -7 jam ).
5. Sampel didinginkan dalam desikator selama 15 menit, kemudian timbang
cawan+abu (W3).
D. Kadar Abu Tidak Larut Asam
Total abu yang diperoleh dilarutkan dengan sejumlah air kemudian
dilewatkan pada kertas saring bebas abu. Abu yang tertinggal pada kertas
saring adalah abu yang tidak larut.
Prosedur kerja:
A. Kesimpulan
Parameter non spesifik meliputi uji terkait dengan pencemaran yang
disebabkan oleh pestisida, jamur, aflatoxin, logam berat, penetapan kadar
abu, kadar air, kadar minyak atsiri, penetapan susut pengeringan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.mipa-farmasi.com/2016/05/pengertian-simplisia.html
https://khoirullisa.blogspot.com/2017/02/penetapan-kadar-air-pada-
simplisia.html
https://sites.google.com/site/wwwilmukitacom/materi-kuliah/pembuatan-
simplisia
https://www.jagadkimia.com/2018/01/penentuan-kadar-abu.html