Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMEN SPEKTROSKOPI ANALISIS

KUANTTITATIF ZAT PEWARNA TEKSTIL RHODAMIN B DALAM


SAMPEL SAOS DAN SOFT DRINK MENGGUNAKAN
SPEKTROSKOPI UV-VIS
Dosen Pengampu : Dra. Wisrayetti, M.Si

Kelomok V :

1. Ahmad Abid Rahardjo 1807111


2. Arum Khomis Rahmatullaily 1807111377
3. Ella Pahlawan 1807111402
4. Rezky Gustiara 1807111436
5. Ridho Hidayat 1807111536

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pewarna makanan merupakan salah satu bahan yang biasa digunakan oleh para
produsen pangan. Selain untuk memberi kesan menarik terhadap makanan, pewarna
makanan juga berfungsi sebagai pengstabil warna dan menutupi perubahan warna
selama penyimpanan (Adnan, 1997).
Pewarna makanan terbagi atas pewarna alami dan pewarna sintesis, namun
dizaman sekarang ini masih banyak produsen makanan diindonesia yang
menggunakan bahan tambahan makanan (food additive) yang kurang terpantau baik
dalam ketepatan bahan yang digunakan maupun dosis yang digunakan serta tidak
aman untuk makanan. Bahan tambahan tersebut salah satunya adalah zat pewarna
tekstil.
Pewarna tekstil merupakan pewarna yang digunkan untuk pewarna pakaian.
Namun, penggunaan pewarna tekstil pada makanan masih banyak dijumpai. Hal ini
dikarnakan pewarna tekstil memiliki warna yang sangat bagus, warna yang dapat
bertahan lama, mudah didapat dan murah harganya. Begitu banyak jenis pewarna
tekstil dan salah satu pewarna tekstil yang sering digunkan sebagai pewarna makanan
ialah rhodamine B.

Rhodamine B ialah pewarna sintesis yang digunakan pada industry tekstil dan
kertas. Rhodamine B berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan dalam larutan
akan berwarna merah terang Zat Rhodamine B sangat berbahaya jika terhirup,
mengenai kulit, mengenai mata dan tertelan. Dampak yang terjadi dapat berupa iritasi
pada saluran pernafasan,iritasi pada kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran
pencernaan dan bahaya kanker hati. Rhodamine B pada makanan dapat mengganggu
kesehatan, diantaranya yaitu mempunyai efek racun , beresiko merusak organ tubuh
dan berpotensi memicu kanke, oleh karena itu Rhodamine B dinyatakan sebagai
pewarna berbahaya. Mengetahui begitu banyaknya bahaya dari Rhodamine B, maka
perlu dilakukan nya tindak pencegahan terhada Rhodamine B yakni dengan dilakukan
praktikum tentang analisis kuantitatif zat pewarna tekstil Rhodamine B pada sampel
saos dan soft drink menggunakan spektroskopi UV-Vis.
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN

2.2 Alat dan Bahan


2.2.1 Alat yang Digunakan
1. Gelas ukur 100 ml
2. Waterbath
3. Gelas Kimia
4. Timbangan Analitik
5. Spatula
6. Corong
7. Pipet Tetes, dan
8. Batang Pengaduk
2.2.2 Bahan yang Digunakan
1. Akuades
2. HCL 0,1 N
3. Methanol
4. Na – Sulfat
5. NaOH 10 %
6. Larutan Rhodamin B, dan
7. Sampel Saos

2.3 Prosedur Kerja


2.3.1 Preparasi Sampel
2.3.1.1 Preparasi Sampel Soft Drink Merek X

Soft Drink
Merek X
- Dipipet sebanyak 20 ml
- Dimasukkan kedalam gelas kimia 50 ml
- Ditambahkan 32 tetes HCL
- Dipanaskan menggunakan hot plate
- Ditambah Na-sulfat anhidrat, diaduk
- Dinginkan pada suhu ruang
Larutan sampel soft
drink merek x

- Dipipet sebnayak 3 ml
- Dimasukkan kedalam gelas kimia 50 ml
- Diencerkan dengan akuades hingga 20 ml
- Diukur absorbannya pada Panjang gelombang 544 nm
dengan menggunakan spektroskopi UV-Vis.

Absorban = 0,039

2.3.1.2 Preparasi Sampel pada Larutan

Sampel

- Ditimbang sebanyak 2 gram


- Dimasukkan kedalam gelas kimia 100 ml
- Ditambahkan 26 tetes HCL
- Ditambahkan 50 ml methanol
- Dipanaskan menggunakan hot plate
- Ditambahkan Na-sulfat anhidrat , diaduk
- Didinginkan pada suhu ruang

Larutan Sampel
- Dipipet sebanyak 3 ml
- Dimasukkan kedalam gelas kimia 100 ml
- Diencerkan dengan akuades hingga 20 ml
- Diukur absorbannya pada gelombang 544 nm
menggunakan spektroskopi UV-Vis.

Absorban = 0,033
2.3.2 Pembuatan Larutan Induk Rhodamin B

Rhodamin B

- Dipipet 0,1 ml
- Dimasukkan dalam labu takar 1000 ml
- Ditambahkan akuades sampai tanda terakhir
- Dihomogenkan

Larutan Induk Rhodamin B 100 ppm

2.3.3 Pembuatan Larutan Baku Rhodamin B 10 ppm


Larutan Induk Rhodamin B 100 ppm

- Diipet 10 ml
- Dimasukkan dalam labu takar 100 ml
- Dimasukkan akuades sampai tanda tera
- Dihomogenkan

Larutan Baku Rhodamin B 10 ppm

2.3.4 Pembuatan Larutan Standar Rhodamin B


2.3.4.1 Larutan Standar Rhodamin B 1 ppm

Larutan Baku Rhodamin B 10 ppm

- Dipipet 0,5 ml
- Dimasukkan dalam labu takar 50 ml
- Ditambahkan akuades sampai tanda tera
- Dihomogenkan

Larutan Standar Rhodamin B 1 ppm


2.3.4.2 Larutan Standar Rhodamin B 2 ppm

Larutan Baku Rhodamin B 10 ppm

- Dipipet 1 ml
- Dimasukkan dalam labu takar 50 ml
- Dimasukkan akuades sampai tanda tera
- dihomogenkan

Larutan Standar Rhodamin B 2 ppm

2.3.4.3 Larutan Standar Rhodamin B 3 ppm

Larutan Baku Rhodamin B 10 ppm

- dipiet 1,5 ml
- dimasukkan dalam labu takar 50 ml
- ditambahkan akuades sampai tanda tera
- dihomogenkan

Larutan Standar Rhodamin B 3 ppm

2.3.4.4 Larutan Standar Rhodamin B 4 ppm

Larutan Baku Rhodamin B 10 ppm

- dipipet 2 ml
- dimasukkan dalam labu takar 50 ml
- ditambahkan akuades sampai tanda tera
- dihomogenkan

Larutan Standar Rhodamin B 4 ppm


2.3.4.5 Larutan Standar Rhodamin B 5 ppm

Larutan Baku Rhodamin B 10 ppm

- dipipet 2,5 ml
- dimasukkan dalam labu takar 50 ml
- ditambahkan akuades sampai tanda tera
- dihomogenkan

Larutan Standar Rhodamin B 5 ppm


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Sampel

Sampel yang digunakan dalam percobaan ini yakni Saos Tomat (merek x)
kemasan sachet yang diperoleh dari sebuah pasar di kota Kendari, dan soft drink
kemasan botol yang dieroleh dari kantin yang ada di Universitas Halu Oleo Kendari.

3.2 Kadar Rhodamin


Spektroskopi merupakan salah satu metode analisis yang didasarkan pada absorbs
radiasi elektromagnetik. Proses interaksi antara materi dan radiasi elektromagnetik
terjadi perpindahan electron dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Dalam pengoperasiannya, spektroskopi harus memperhatikan beberapa
tahapan yakni preparasi sampel, pembuatan larutan standar, penetapan λ maksimum
pembuatan kurva baku, dan menghitung absorbansi baku dan sampel. Berdasarkan
tahapan tersebut, memiliki hubungan dan ketertarikan satu sama lain, dimana dalam
menentukan kurva kalibrasi harus dibuat larutan standar. Larutan standar adalah
larutan yang konsentrasinya telah diketahui secara pasti dan mempunyai komposisi
yang sama dengan komposisi cuplikan yang dianalisis ( larutan sampel ). Dan untuk
menghitung absorbansi larutan standar, digunakan gelombang Panjang gelombang
masksimum yang telah ditentukan yakni ( λ ) 460 nm. Selanjutnya yaitu pembuatan
kurva kalibrasi yang berfungsi untuk membantu menentukan kadar rhodamine B
dalam sampel. Melalui persaaan regresi dari kurva kalibrasi yang digunakan, dalam
percobaan ini, maka diperoleh grafik pada gambar dibawah ini :
Berdasarkan pemeriksaan larutan standar Rhodamin B diperoleh grafik
hubungan konsentrasi terhadap adsorbansi dengan persamaan Y = 0,005x + 0,014
dengan nilai lineritas ( R2 ) = 0,901 atau mendekati 1 (Andayani dkk.,2008),
menyatakn bahwa nilai R2 yang mendekati 1 membuktikan bahwa persamaan tersebut
adalah linier dan simpangan baku yang kecil menunjukan ketepatan yang cukup
tinggi.

Sekanjutnya, setelah dilakukan pengukuran absorbansi sampel saos dan soft


drink dengan Panjang gelombang sebesar 544 nm, maka dilakukan pengukuran
terhadap sampel dimana diperoleh data bahwa samel saos memiliki nilai absorbansi
sebesar 0,033 dan nilai absorbansi pada soft drink sebesar 0,039, dan kadar Rhodamin
B pada sampel saos sebesar 3,8 pm dan samel soft drink sebesar 5 ppm. Terdapat
perbedaan antara kadar rhodamine B dalam saos dan soft drink, namun meski begitu
dalam kadar tersebut rhodamine B dapat membahayakan kesehatan dikarenakan
sifatnya yang sukit dicerna oleh tubuh dan dapat menyebabkan pengendapan dalam
pencernaan dan hati sehingga memicu kanker hati.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada percobaan yang telah


dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa kadar Rhodamin B yang terdapat dalam
sampel saos sebesar 3,68 pm sedangkan pada sampel soft drink sebesar 5 ppm. Dalam
jumlah kadar tersebut, Rhodamin B dapat membahayakan kesehatan dikarenakan
sifatnya yang sulit dicerna oleh tubuh dan dapat menyebabkan pengendapan dalam
pencernaan dan hati sehingga memicu kanker hati.

Anda mungkin juga menyukai