Kelomok V :
Pewarna makanan merupakan salah satu bahan yang biasa digunakan oleh para
produsen pangan. Selain untuk memberi kesan menarik terhadap makanan, pewarna
makanan juga berfungsi sebagai pengstabil warna dan menutupi perubahan warna
selama penyimpanan (Adnan, 1997).
Pewarna makanan terbagi atas pewarna alami dan pewarna sintesis, namun
dizaman sekarang ini masih banyak produsen makanan diindonesia yang
menggunakan bahan tambahan makanan (food additive) yang kurang terpantau baik
dalam ketepatan bahan yang digunakan maupun dosis yang digunakan serta tidak
aman untuk makanan. Bahan tambahan tersebut salah satunya adalah zat pewarna
tekstil.
Pewarna tekstil merupakan pewarna yang digunkan untuk pewarna pakaian.
Namun, penggunaan pewarna tekstil pada makanan masih banyak dijumpai. Hal ini
dikarnakan pewarna tekstil memiliki warna yang sangat bagus, warna yang dapat
bertahan lama, mudah didapat dan murah harganya. Begitu banyak jenis pewarna
tekstil dan salah satu pewarna tekstil yang sering digunkan sebagai pewarna makanan
ialah rhodamine B.
Rhodamine B ialah pewarna sintesis yang digunakan pada industry tekstil dan
kertas. Rhodamine B berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan dalam larutan
akan berwarna merah terang Zat Rhodamine B sangat berbahaya jika terhirup,
mengenai kulit, mengenai mata dan tertelan. Dampak yang terjadi dapat berupa iritasi
pada saluran pernafasan,iritasi pada kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran
pencernaan dan bahaya kanker hati. Rhodamine B pada makanan dapat mengganggu
kesehatan, diantaranya yaitu mempunyai efek racun , beresiko merusak organ tubuh
dan berpotensi memicu kanke, oleh karena itu Rhodamine B dinyatakan sebagai
pewarna berbahaya. Mengetahui begitu banyaknya bahaya dari Rhodamine B, maka
perlu dilakukan nya tindak pencegahan terhada Rhodamine B yakni dengan dilakukan
praktikum tentang analisis kuantitatif zat pewarna tekstil Rhodamine B pada sampel
saos dan soft drink menggunakan spektroskopi UV-Vis.
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
Soft Drink
Merek X
- Dipipet sebanyak 20 ml
- Dimasukkan kedalam gelas kimia 50 ml
- Ditambahkan 32 tetes HCL
- Dipanaskan menggunakan hot plate
- Ditambah Na-sulfat anhidrat, diaduk
- Dinginkan pada suhu ruang
Larutan sampel soft
drink merek x
- Dipipet sebnayak 3 ml
- Dimasukkan kedalam gelas kimia 50 ml
- Diencerkan dengan akuades hingga 20 ml
- Diukur absorbannya pada Panjang gelombang 544 nm
dengan menggunakan spektroskopi UV-Vis.
Absorban = 0,039
Sampel
Larutan Sampel
- Dipipet sebanyak 3 ml
- Dimasukkan kedalam gelas kimia 100 ml
- Diencerkan dengan akuades hingga 20 ml
- Diukur absorbannya pada gelombang 544 nm
menggunakan spektroskopi UV-Vis.
Absorban = 0,033
2.3.2 Pembuatan Larutan Induk Rhodamin B
Rhodamin B
- Dipipet 0,1 ml
- Dimasukkan dalam labu takar 1000 ml
- Ditambahkan akuades sampai tanda terakhir
- Dihomogenkan
- Diipet 10 ml
- Dimasukkan dalam labu takar 100 ml
- Dimasukkan akuades sampai tanda tera
- Dihomogenkan
- Dipipet 0,5 ml
- Dimasukkan dalam labu takar 50 ml
- Ditambahkan akuades sampai tanda tera
- Dihomogenkan
- Dipipet 1 ml
- Dimasukkan dalam labu takar 50 ml
- Dimasukkan akuades sampai tanda tera
- dihomogenkan
- dipiet 1,5 ml
- dimasukkan dalam labu takar 50 ml
- ditambahkan akuades sampai tanda tera
- dihomogenkan
- dipipet 2 ml
- dimasukkan dalam labu takar 50 ml
- ditambahkan akuades sampai tanda tera
- dihomogenkan
- dipipet 2,5 ml
- dimasukkan dalam labu takar 50 ml
- ditambahkan akuades sampai tanda tera
- dihomogenkan
Sampel yang digunakan dalam percobaan ini yakni Saos Tomat (merek x)
kemasan sachet yang diperoleh dari sebuah pasar di kota Kendari, dan soft drink
kemasan botol yang dieroleh dari kantin yang ada di Universitas Halu Oleo Kendari.
4.1 Kesimpulan