Anda di halaman 1dari 10

I.

Definisi:
1. Konvensi Wina 1969 pasal 2 : Perjanjian
internasional sebagai suatu persetujuan yang
dibuat antara negara dalam bentuk tertulis,
dan diatur oleh hukum internasional, apakah
dalam instrumen tunggal atau dua atau lebih
instrumen yang berkaitan dan apapun nama
yang diberikan padanya.

2. UU RI No. 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian


Internasional, pasal 1 ayat 1 : Perjanjian
internasional adalah perjanjian, dalam bentuk
dan nama tertentu, yang diatur dalam hukum
internasional yang dibuat secara tertulis serta
menimbulkan hak dan kewajiban di bidang
hukum publik
3. Menurut Psl 38 ayat I Statuta Mahkamah
Internasional: Perjanjian internasional
adalah sumber utama dari sumber hukum
internasional lainnya.

4. Mochtar Kusumaatmaja: Perjanjian


internasional adalah perjanjian yg diadakan
antar bangsa yg bertujuan untuk
menciptakan akibat2 hukum tertentu

5. Oppenheimer- Lauterpacht: Perjanjian


internasional adalah suatu persetujuan antar
negara yg menimbulkan hak dan kewajiban
diantara pihak2 yg mengadakannya.
II. Penggolongan Perjanjian Internasional

Menurut Menurut
Isinya Subjeknya

Politik, KLASIFIKASI Negara,


Ekonomi, hukum Subjek hukum,
Wilayah PERJANJIAN Sesama subjek
kesehatan
INTERNASIONAL hukum

Menurut Menurut
Prosesnya Fungsinya

Penting 3 tahap
Sederhana Law making treaties
2 tahap Treaty contract
Penggolongan perjanjian :
Treaty contract : perjanjian seperti suatu kontrak
hanya mengakibatkan hak dan kewajiban antara
para pihak yang mengadakan perjanjian itu.
Contoh : perjanjian mengenai
dwikewarganegaraan, perjanjian perbatasan,
perjanjian perdagangan , perjanjian
pemberantasan penyelundupan, dsb.
Law making treaties : perjanjian yang meletakkan
ketentuan atau kaidah hukum bagi masyarakat
internasional sebagai keseluruhan. Contoh :
Konvensi Jenewa tahun 1949 mengenai
Perlindungan Korban Perang, Konvensi Vienna
tahun 1961 mengenai hubungan diplomatik,
dsb.
III. Istilah-istilah Lain Perjanjian Internasional

No Nama Uraian Keterangan


1. Traktat Yaitu, perjanjian paling formal Perjanjian ini khusus
(Treaty) yang merupakan persetujuan dari mencakup bidang
dua negara atau lebih. politik & bidang
ekonomi.
2. Konvensi Yaitu persetujuan formal yang Persetujuan ini harus
(Convention bersifat multilateral, dan tidak dilegalisasi oleh wakil-
) berurusan dengan kebijaksanaan wakil berkuasa penuh
tingkat tinggi (high policy). (plaenipotentiones).

3. Protokol Yaitu persetujuan yang tidak Mengatur masalah tam-


(Protocol) resmi dan pada umumnya tidak bahan penafsiran
dibuat oleh kepala negara. klausal-klausal ttn.

4. Persetujuan Yaitu prjanjian yang berifat Agrement tidak dirati-


(Agreement teknis atau admistratif fikasi karena sifatnya
) tidak seresmi traktat
atau konvensi.
5. Perikatan Yaitu istilah yg digunakan Perikatan tidak
(Arrange- untuk transaksi-transaksi seresmi traktat dan
ment) yang bersifat sementara. konvensi.

6. Proses Yaitu catatan-catatan atau Proses verbal tidak


Verbal ke-simpulan konferensi diratifikasi.
diplomatik, atau suatu
permufakatan.
7. Piagam Yaitu himpunan peraturan Piagam itu dapat
(Statute) yang ditetapkan oleh digu-nakan sebagai
persetujuan internasional alat tambahan untuk
baik mengenai pekerjaan pelaksanaan suatu
maupun kesatuan-kesatuan konvensi (seperti
tertentu seperti pengawasan piagam kebebasan
internasional yang mencakup transit).
tentang minyak atau
mengenai lapangan kerja
lembaga-lembaga
internaional.
8. Deklarasi Yaitu perjanjian Deklarasi sebagai
(Declara- internasional yg berbentuk per-setujuan tidak
tion) traktat, dan dokumen tidak resmi bila mengatur
resmi. Deklarasi sebagai hal-hal yang kurang
traktat bila menerang-kan penting.
suatu judul dr batang tubuh
ketentuan traktat, dan
sebagai dokumen tidak resmi
apabila merupakan lampiran
pd traktat /konvensi.

9. Modus Yaitu dokumen untuk


Vivendi mencatat persetujuan
internasional yang bersifat
sementara, sampai ber-hasil
diwujudkan perjumpaan
yang lebih permanen,
terinci, dan sistematis serta
tidak me-merlukan ratifikasi.
10. Pertukaran Yaitu metode yang tidak Akibat pertukaran
Nota resmi, tetapi akhir-akhir ini nota ini timbul
banyak digunakan. Biasanya, kewajiban yang
pertuka-ran nota dilakukan menyangkut mereka.
oleh wakil-wakil militer dan
negara serta dapat bersifat
multilateral.
11. Ketentuan Yaitu ringkasan hasil konvensi
Penutup yang menyebutkan negara
(Final Act) peserta, nama utusan yang
turut diundang, serta masalah
yang disetujui konferensi dan
tidak memerlukan ratifikasi.

12. Ketentuan Yaitu traktat yang dapat LBB menggunakan ke-


Umum bersifat resmi dan tidak resmi. tentuan umum
(General arbitrasi untuk
Act), menyelesaikan scr
damai pertikaian
internasional th. 1928.
13. Charter Yaitu istilah yang Misalnya, Atlantic
dipakai dalam Charter.
perjanjian
internasional untuk
pendirian badan yang
melakukan fungsi
administratif.
14. Pakta Yaitu istilah yang Pakta
(Pact) menunjukkan suatu membutuhkan
persetujuan yang lebih ratifikasi.
khusus (Pakta
Warsawa).

15. Covenant Yaitu anggaran dasar


LBB (Liga Bangsa-
Bangsa).
IV. Kekuasaan membuat perjanjian (treaty making
power)

a. Kewenangan mutlak eksekutif : kekuasaan


terkonsentrasi pada kepala negara sebagai
kepala eksekutif. Sistem ini umumnya dipakai
dalam sistem monarki absolut
b. Kewenangan mutlak legislatif : lembaga legislatif
memgang kekuasaan penuh dalam pembuatan
perjanjian. Misalnya : Konstitusi Turki
memberikan kekuasaan kepada parlemen untuk
melakukan pengesahan perjanjian.
c. Pembagian kewenangan antara eksekutif dan
legislatif : kewenangan untuk membuat
perjanjian berada ditangan lembaga eksekutif
namun untuk melaksanakan kewenangan
tersebut lembaga eksekutif harus mendapat
persetujuan dari lembaga legislatif

Anda mungkin juga menyukai