Anda di halaman 1dari 22

1.

PUTUSAN
Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA


Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili perkara
tertentu pada tingkat pertama dalam sidang majelis telah menjatuhkan putusan
perkara cerai gugat dan nafkah iddah antara:
Shohibatul Khadijah binti Muhammadin, NIK 5107046702970001,
tempat dan tanggal lahir Mataram, 27 Februari 1997, umur
24 tahun, agama Islam, pekerjaan tidak bekerja,
Pendidikan SLTA, tempat kediaman di Lingkungan Ampel,
Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem,
Kabupaten Karangasem, sebagai Penggugat;
Melawan;
Salihin bin Sahri, NIK 5107060506840001, tempat dan tanggal lahir
Karangasem , 05 Juni 1984, umur 37 tahun, agama Islam,
pekerjaan Pedagang Es, Pendidikan SLTA, tempat
kediaman di Br. Dinas Saren Jawa, Kelurahan Budakeling,
Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, sebagai
Tergugat;
Pengadilan Agama tersebut;
Telah membaca dan mempelajari berkas perkara;
Telah mendengar keterangan Penggugat dan Tergugat serta memeriksa alat-
alat bukti di persidangan;
DUDUK PERKARA
Bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tanggal 2 Desember 2021
yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Karangasem dengan
Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, tanggal 2 Desember 2021, dengan dalil-dalil
pada pokoknya sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat telah melangsungkan pernikahan dengan Tergugat pada
tanggal 21 Desember 2016 di hadapan Pejabat PPN KUA Kecamatan

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 1 dari 22 hlm.


Bebandem dengan Kutipan Akta Nikah Nomor 0035/005/XII/2016 tanggal
21 Desember 2016;
2. Bahwa setelah menikah, Penggugat dan Tergugat hidup rukun
sebagaimana layaknya suami istri dengan baik, telah berhubungan badan
dan keduanya bertempat tinggal di rumah Tergugat di Br. Dinas Saren
Jawa, Kelurahan Budakeling, Kecamatan Bebandem, Kabupaten
Karangasem sebagai tempat tinggal bersama terakhir;
3. Bahwa dari pernikahan tersebut telah dikaruniai 2 ( dua ) orang anak yang
masing-masing bernama:

3.1. Muhammad Syarief Hidayatullah bin Salihin, lahir tanggal 16 Oktober


2016;

3.2. Erinka Nadhira Al Mahyra binti Salihin lahir tanggal 21 April 2020

Dan sekarang kedua anak tersebut dalam asuhan Tergugat;

4. Bahwa kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai goyah dan
terjadi perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus yang sulit
didamaikan sejak bulan Oktober 2017 sampai dengan 01 Agustus 2021;
5. Bahwa perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat
semakin tajam dan memuncak terjadi pada 01 Agustus 2021;
6. bahwa sebab-sebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran tersebut
adalah karena :
6.1. Bahwa apabila terjadi perselisihan antara Penggugat dengan Tergugat
orangtua Tergugat selalu ikut campur dan selalu menyalahkan Penggugat;
6.2. Bahwa Tergugat seringkali berbuat kasar tanpa alasan yang jelas;
6.3. Bahwa pada tanggal 01 Agustus 2021 Tergugat menendang
Penggugat pada bagian kaki hingga lebam;
6.4. Bahwa Tergugat menuduh Penggugat selingkuh padahal tidak
6.5. Bahwa atas semua itu Penggugat merasa tertekan dan sudah tidak
nyaman lagi tinggal dengan Tergugat;
7. Bahwa akibat dari perselisihan dan pertengkaran tersebut, akhirnya sejak
tanggal 01 Agustus 2021 hingga sekarang selama lebih kurang 3 bulan,
Penggugat dan tergugat telah berpisah tempat tinggal/berpisah ranjang

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 2 dari 22 hlm.


karena Penggugat telah pergi meninggalkan tempat kediaman bersama,
yang mana dalam pisah rumah tersebut saat ini Penggugat bertempat
tinggal di Lingkungan Ampel, Kelurahan Karangasem, Kecamatan
Karangasem, Kabupaten Karangasem dan Tergugat bertempat tinggal di
Br. Dinas Saren Jawa, Kelurahan Budakeling, Kecamatan Bebandem,
Kabupaten Karangasem;
8. Bahwa sejak berpisahnya Penggugat dan Tergugat selama 3 bulan, maka
hak dan kewajiban suami istri tidak terlaksana sebagaimana mestinya
karena sejak saat itu Tergugat tidak lagi melaksanakan kewajibannya
sebagai suami terhadap Penggugat;
9. Bahwa Penggugat telah berupaya mengatasi masalah rumah tangga
Penggugat dan tergugat melalui jalan musyawarah atau berbicara dengan
Tergugat secara baik baik tetapi tidak berhasil;
10. Bahwa dengan sebab-sebab tersebut diatas, maka Penggugat merasa
rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat tidak dapat dipertahankan
lagi karena perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus yang
berkepanjangan dan sulit diatasi dan tidak ada harapan untuk hidup rukun
lagi, maka Penggugat berkesimpulan lebih baik bercerai dengan Tergugat;
11. Bahwa mengingat Tergugat bekerja sebagai Pedagangan Es dengan
penghasilan per bulan lebih kurang sejumlah Rp. 500.000 (lima ratus ribu
rupiah) Maka jika terjadi perceraian Penggugat mohon agar Tergugat
dihukum untuk membayar nafkah selama masa iddah sejumlah Rp.
6.000.000,- (enam juta rupiah) yang harus dibayarkan sebelum Tergugat
mengambil Akta Cerai;
12. Bahwa untuk menjamin untuk menjamin terpenuhinya tuntutan Penggugat
tentang nafkah iddah, Penggugat mohon agar Majelis Hakim
memerintahkan Penitera Pengadilan Agama Karangasem untuk menahan
Akta Cerai atas nama Tergugat sampai dengan Tergugat memenuhi
tuntutan Penggugat;

13. Bahwa Penggugat tidak bekerja akan tetapi Penggugat ingin mengajukan
perceraian, maka Penggugat mohon agar dibebaskan dari biaya perkara;

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 3 dari 22 hlm.


14. Bahwa dengan alasan tidak mampu, sebagaimana Surat Keterangan Tidak
Mampu (terlampir) maka Penggugat mohon agar dibebaskan dari biaya
berperkara di Pengadilan Agama Karangasem;
Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, Penggugat mohon kepada Majelis
Hakim untuk menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut:
Primer:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menjatuhkan talak satu baín shugra tergugat (Salihin bin Sahri) terhadap
Penggugat (Shohibatul Khadijah binti Muhammadin);
3. Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat sebelum
Tergugat mengambil Akta Cerai, berupa Nafkah selama masa iddah
sejumlah Rp. 6.000.000 (enam juta rupiah);
4. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk
menyerahkan Akta Cerai kepada tergugat setelah Tergugat memenuhi isi
dictum angka 3 (tiga) di atas di Kepaniteraan;
5. Membebaskan biaya perkara ini kepada Penggugat;

Subsider:

Jika Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono);

Bahwa pada hari dan tanggal sidang yang telah ditetapkan Penggugat
dan Tergugat hadir di persidangan;
Bahwa, oleh karena kedua belah pihak yang berperkara hadir di
persidangan, Majelis telah berusaha maksimal mendamaikan Penggugat
dengan Tergugat dalam setiap tahapan persidangan yang pada pokoknya agar
Penggugat dengan Tergugat berdamai untuk membina rumah tangga melalui
musyawarah secara nonlitigasi dengan mengedepankan nilai-nilai
kekeluargaan, tetapi tidak berhasil;
Bahwa Majelis juga telah mewajibkan kepada Penggugat dan Tergugat
untuk menempuh perdamaian melalui proses mediasi di Pengadilan dan
Mediasi terhadap perkara ini telah dilaksanakan oleh mediator Hakim yang
bernama Khalishah Mulyani, S.H.I., M.H., akan tetapi usaha mediasi tersebut

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 4 dari 22 hlm.


juga tidak berhasil mencapai kesepakatan, sebagaimana laporan mediator
tersebut tanggal 21 Desember 2021;
Bahwa kemudian dibacakan gugatan Penggugat dalam sidang yang
tertutup untuk umum yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat;
Bahwa atas dalil-dalil gugatan Penggugat tersebut Tergugat
menyampaikan jawaban secara lisan yang pada pokok jawabannya Tergugat
membenarkan dalil gugatan nomor 1 samai dengan 3 sedangkan selebihnya
Tergugat menjawab sebagai berikut:
1. Bahwa pertengkaran dan perselisihan antara Penggugat dan Tergugat
dimulai sejak bulan September tahun 2021 karena Penggugat menuduh
Tergugat selingkuh dengan Kadus Saren Jawa;
2. Bahwa tidak benar orang tua Tergugat ikut campur dalam urusan rumah
tangga Penggugat dan Tergugat, namun orang tua Tergugat hanya ikut
menasehati saja;
3. Bahwa benar Tergugat menendang Penggugat namun itu terjadi karena
antara Penggugat dan Tergugat saling tendang;
4. Bahwa tidak benar Penggugat keluar rumah tanggal 1 Agustus 2021, yang
benar adalah Penggugat keluar dari rumah Tergugat tanggal 28 September
2021;
5. Bahwa Tergugat tidak mau memberikan uang apapun kepada Penggugat
dan Tergugat keberatan dengan tuntutan nafkah iddah dari Penggugat
karena Tergugat tidak ingin cerai dengan Penggugat;
6. Bahwa Tergugat menyatakan tidak ingin bercerai namun jika Penggugat
bersikukuh ingin bercerai maka Tergugat mengikuti keinginan Penggugat;
Bahwa Penggugat dalam replik secara lisannya menyatakan tetap pada
dalil gugatannya begitu juga Tergugat dalam duplik lisannya menyatakan tetap
pada dalil-dalil jawabannya;
Bahwa, untuk meneguhkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah
mengajukan bukti-bukti berupa:
A. Bukti Tertulis
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas Nama Shohibatul Khadijah NIK
5107046702970001, bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup,

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 5 dari 22 hlm.


dinazzegelen dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata
sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.1;
2. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor 0035/005/XII/2016 tanggal 21
Desember 2016 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama
Kecamatan Bebandem bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup,
dinazzegelen dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata
sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.2;
Bahwa terhadap kedua alat bukti surat tersebut dibenarkan oleh Tergugat;
B. Saksi-Saksi
1. Muhammadin bin H. Muhammad Muhir Ismail, umur 48 tahun, agama
Islam, pendidikan SMP, pekerjaan Tukang rongsokan, bertempat tinggal
di Lingkungan Ampel, Desa Karangasem, Kecamatan Karangasem,
Kabupaten Karangasem, di bawah sumpah memberikan keterangan
yang pada pokoknya sebagai berikut:
− Bahwa sak si kenal dengan Penggugat dan Tergugat, karena
saksi adalah Ayah Kandung Penggugat;
− Bahwa saksi tahu Penggugat dan Tergugat adalah suami istri sah
sejak tahun 2016, dan telah dikaruniai 2 (dua) orang anak;
− Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat bertempat tinggal
bersama di rumah Tergugat di Br. Dinas Saren Jawa, Kelurahan
Budakeling, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem;
− Bahwa awalnya rumah tangga Penggugat dan Tergugat baik-baik
saja, namun saksi mengetahui bahwa antara Penggugat dan Tergugat
sering terjadi perselisihan dan pertengkaran sejak tahun 2017 setelah
akikah anak pertama;
− Bahwa saksi mengetahui perselisihan dan pertengkaran antara
Penggugat dan Tergugat disebabkan karena Penggugat dituduh
selingkuh dan berzina oleh Tergugat selain itu juga Tergugat
menendang Penggugat hingga lebam, puncaknya 3 (tiga) bulan yang
lalu Penggugat pergi meninggalkan Tergugat;

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 6 dari 22 hlm.


− Saksi melihat dan mengetahui sejak 3 (tiga) bulan yang lalu antara
Penggugat dan Tergugat telah berpisah tempat tinggal, Penggugat
meninggalkan kediaman bersama dan pulang ke rumah saksi;
− Bahwa saksi mengetahui sendiri selama kurang lebih 3 bulan ini
antara Penggugat dan Tergugat pisah rumah dan Tergugat pernah
sekali datang untuk mengajak rukun Penggugat kembali namun
Penggugat tidak mau menemui Tergugat selain itu selama berpisah
tempat tinggal Tergugat tidak pernah juga memberi/mengirimkan
nafkah kepada Penggugat, serta selama itu pula antara Penggugat
dan Tergugat tidak pernah berhubungan baik lagi;
− Bahwa saksi telah berusaha menasehati Penggugat agar rukun
kembali dengan Tergugat, akan tetapi tidak berhasil;
− Bahwa saksi sudah tidak sanggup merukunkan Penggugat dan
Tergugat kembali;
− Bahwa saksi mengetahui Tergugat bekerja sebagai penjual es, kadang
bertani di sawah milik orang tuanya dan saksi mengetahui Tergugat
saat ini mulai beternak kambing;
Bahwa atas keterangan saksi tersebut, Penggugat dan Tergugat
menyatakan tidak mengajukan pertanyaan apapun dan tidak
membantahnya;
2. Siti Fatimah binti Abdul Wahab, umur 37 tahun, agama Islam,
pendidikan SD, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di
Lingkungan Ampel, Desa Karangasem, Kecamatan Karangasem,
Kabupaten Karangasem di bawah sumpah memberikan keterangan yang
pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa sak si kenal dengan Penggugat dan Tergugat, karena
saksi adalah Ibu Kandung Penggugat;
- Bahwa saksi tahu Penggugat dan Tergugat adalah suami istri sah
sejak tahun 2016, dan telah dikaruniai 2 (dua) orang anak;
- Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat bertempat tinggal
bersama di rumah Tergugat di Br. Dinas Saren Jawa, Kelurahan
Budakeling, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem;

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 7 dari 22 hlm.


- Bahwa awalnya rumah tangga Penggugat dan Tergugat baik-baik
saja, namun saksi mengetahui bahwa antara Penggugat dan
Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran sejak tahun
2017;
- Bahwa saksi mengetahui perselisihan dan pertengkaran antara
Penggugat dan Tergugat disebabkan karena Penggugat dituduh
selingkuh dan berzina oleh Tergugat selain itu juga Tergugat
menendang Penggugat hingga lebam, sehingga Penggugat sudah
tidak tahan lagi kemudian pulang kerumah saksi;
- Saksi melihat dan mengetahui sejak 3 (tiga) bulan yang lalu antara
Penggugat dan Tergugat telah berpisah tempat tinggal, Penggugat
meninggalkan kediaman bersama dan pulang ke rumah saksi;
- Bahwa saksi melihat dan mengetahui sendiri selama kurang lebih 3
bulan ini antara Penggugat dan Tergugat pisah rumah dan Tergugat
pernah sekali datang untuk mengajak rukun Penggugat kembali
namun Penggugat tidak mau menemui selain itu selama berpisah
tempat tinggal Tergugat tidak pernah juga memberi/mengirimkan
nafkah kepada Penggugat, serta selama itu pula antara Penggugat
dan Tergugat tidak pernah berhubungan baik lagi;
- Bahwa saksi telah berusaha menasehati Penggugat agar rukun
kembali dengan Tergugat, akan tetapi tidak berhasil;
- Bahwa saksi sudah tidak sanggup merukunkan Penggugat dan
Tergugat kembali;
- Bahwa saksi mengetahui Tergugat bekerja sebagai penjual es,
petani dan beternak kambing;
Bahwa atas keterangan saksi tersebut, Penggugat dan Tergugat
menyatakan tidak mengajukan pertanyaan apapun dan tidak membantahnya;
Bahwa terhadap keterangan saksi-saksi tersebut dibenarkan Penggugat
dan Tergugat;
Bahwa selanjutnya Penggugat menyatakan tidak akan mengajukan
bukti-bukti apapun lagi di sidang;

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 8 dari 22 hlm.


Bahwa Tergugat menyatakan tidak akan mengajukan alat-alat bukti di
sidang dan menyatakan mencukupkan dengan bukti-bukti yang diajukan
Penggugat;
Bahwa Penggugat menyampaikan kesimpulan secara lisan yang pada
pokoknya tetap pada dalil-dalil gugatannya dan mohon putusan;
Bahwa Tergugat menyampaikan kesimpulan secara lisan yang pada
pokoknya tidak keberatan untuk bercerai dengan Penggugat sedangkan
mengenai tuntutan nafkah iddah Tergugat tidak bersedia memberikan uang
apapun kepada Penggugat dan mohon putusan;
Bahwa, untuk lengkap dan ringkasnya uraian putusan ini, maka terhadap
segala hal yang termuat dalam Berita Acara Sidang perkara ini menjadi satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari putusan ini;
1. PERTIMBANGAN
HUKUM
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah
sebagaimana terurai di atas;
Menimbang, bahwa untuk keperluan pemeriksaan perkara, berdasarkan
ketentuan Pasal 55 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-undang
Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama jo. Pasal 145 ayat (1) dan (2)
R.Bg jo. Pasal 26 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975
para pihak berperkara telah diperintahkan untuk dipanggil dan menghadiri
persidangan;
Menimbang, bahwa pada hari-hari sidang yang ditentukan Penggugat
dan Tergugat telah hadir di persidangan sehingga masing-masing dapat
mengemukakan kepentingannya;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim dalam setiap persidangan telah
berusaha secara maksimal mendamaikan Penggugat dan Tergugat supaya
rukun kembali untuk mempertahankan keutuhan rumah tangganya, akan tetapi
tidak berhasil, dan Majelis telah memberikan kesempatan kepada Penggugat
dan Tergugat untuk berupaya menyelesaikan persoalan rumah tangga
Penggugat dan Tergugat dengan menempuh proses mediasi dibantu Hakim

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 9 dari 22 hlm.


Mediator Pengadilan Agama Karangasem yaitu Khalishah Mulyani, S.H.I., M.H.
yang bertindak sebagai mediator, namun berdasarkan laporan mediator tanggal
21 Desember 2021, upaya mediasi Gagal. Dengan demikian proses
perdamaian telah memenuhi ketentuan Pasal 82 ayat (1), ayat (2) dan ayat (4)
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun
2009. Jis. Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jis. Pasal 143
ayat (1) Kompilasi Hukum Islam (KHI) jis. Pasal 4 ayat (1) Peraturan Mahkamah
Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan;
Menimbang, bahwa oleh karena upaya penasihatan tidak berhasil,
selanjutnya pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan membacakan surat
gugatan Penggugat dalam persidangan tertutup untuk umum, yang isi dan
maksudnya tetap dipertahankan oleh Penggugat berdasarkan surat gugatan
yang diajukan oleh Penggugat sebagaimana ketentuan Pasal 80 ayat (2)
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan
perubahannya;
Menimbang, bahwa dari surat gugatannya tersebut, pada pokoknya
gugatan perceraian dan nafkah iddah yang diajukan Penggugat didasari dalil
bahwa sejak bulan Oktober tahun 2017 ketentraman rumah tangga Penggugat
dengan Tergugat mulai tidak harmonis dengan adanya perselisihan dan
pertengkaran secara terus menerus dan sulit untuk dirukunkan lagi yang
disebabkan orangtua Tergugat selalu ikut campur dalam urusan rumah tangga
Penggugat dan Tergugat, Tergugat seringkali berbuat kasar tanpa alasan yang
jelas dan pada tanggal 01 Agustus 2021 Tergugat menendang Penggugat pada
bagian kaki hingga lebam selain itu juga Tergugat menuduh Penggugat
selingkuh padahal tidak dan atas semua itu Penggugat merasa tertekan dan
sudah tidak nyaman lagi tinggal dengan Tergugat dan puncaknya pada tanggal
1 Agustus 2021 Penggugat meninggalkan rumah kediaman bersama dan sejak
saat itu antara Penggugat dan Tergugat tidak lagi menjalankan kewajiban
sebagai suami dan istri;

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 10 dari 22 hlm.


Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat
telah memberikan jawaban yang pada pokoknya membenarkan pertengkaran
yang terjadi antara Penggugat dengan Tergugat, namun membantah
sebahagian penyebab pertengkaran tersebut serta keberatan untuk
memberikan nafkah iddah kepada Tergugat sebagaimana yang telah diuraikan
dalam duduk perkara, pengakuan tersebut dikategorikan sebagai pengakuan
murni yang menurut Pasal 311 R.Bg, pengakuan murni merupakan alat bukti
yang mengikat dan menentukan sehingga tidak membutuhkan alat bukti lain
untuk menyatakan suatu dalil terbukti;
Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini adalah masalah perceraian
yang tidak boleh terjadi kecuali memenuhi alasan atau alasan-alasan yang
dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan, maka Majelis Hakim tetap
membebankan alat bukti kepada Penggugat guna menguatkan dalil atau
alasan-alasan perceraiannya, dimana perkara a quo adalah gugatan perceraian
yang disebabkan adanya perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus
dalam rumah tangga Penggugat dengan Tergugat dan keduanya sudah sulit
untuk dirukunkan lagi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf (f)
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, maka untuk memenuhi kehendak
Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan Jo. Pasal
134 Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam
(KHI) di Indonesia, Majelis Hakim harus mendengar keterangan 2 (dua) orang
saksi dari pihak keluarga dan/atau orang-orang yang dekat dengan Penggugat
dan/atau Tergugat. Oleh karena itu Majelis Hakim masih tetap membebani
pembuktian kepada Penggugat;
Menimbang, bahwa untuk memenuhi beban pembuktian dalam rangka
menguatkan dalil-dalil gugatannya tersebut, Penggugat telah mengajukan alat-
alat bukti berupa 2 (dua) alat bukti surat (bukti P.1 - P.2) dan 2 (dua) orang
saksi;
Menimbang, bahwa setelah diperiksa bukti P.1 sampai dengan bukti P.2
merupakan akta autentik yang telah memenuhi ketentuan syarat formil dan
materiil alat bukti sehingga keduanya memiliki kekuatan pembuktian yang
sempurna dan mengikat sebagaimana diatur dalam Pasal 285 dan 301 R.Bg

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 11 dari 22 hlm.


serta Pasal 3 ayat (1) huruf b dan Pasal 5 Undang-undang Nomor 10 Tahun
2020 tentang Bea Meterai, oleh karena itu maka Majelis Hakim berpendapat
kedua alat bukti tersebut dapat diterima dan dipertimbangkan lebih lanjut
secara materiil untuk memutus perkara a quo;
Menimbang, bahwa dalam surat gugatannya, ternyata Penggugat
mengajukan cerai gugat terhadap Tergugat ke Pengadilan Agama Karangasem
dengan pokok alasannya antara Penggugat dengan Tergugat sering terjadi
percekcokkan terus menerus yang sulit untuk dirukunkan lagi yang akibatnya
Penggugat dan Tergugat pisah tempat tinggal, dan berdasarkan bukti (P.1) dan
bukti (P.2) telah ternyata Penggugat dan Tergugat beragama Islam, bertempat
tinggal di wilayah hukum Pengadilan Agama Karangasem, maka berdasarkan
ketentuan Pasal 49 huruf (a) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 beserta
Penjelasannya yang telah diubah kembali dengan Undang-undang Nomor 50
Tahun 2009 dan Pasal 73 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan diubah kembali
dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka Majelis Hakim
berpendapat bahwa Pengadilan Agama Karangasem baik secara absolut
maupun relatif berwenang menerima, memeriksa, mengadili dan
menyelesaikan gugatan cerai dan nafkah iddah tersebut;
Menimbang, bahwa dari alat bukti (P.2) berupa fotokopi kutipan akta
nikah Nomor 0035/005/XII/2016 tanggal 21 Desember 2016, maka secara
materiil terbukti bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang terikat
dalam perkawinan yang sah, oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat bahwa
Penggugat dan Tergugat mempunyai kapasitas sebagai para pihak (legal
standing) dalam perkara a quo sehingga gugatan Penggugat untuk bercerai
dengan Tergugat dapat diterima untuk dipertimbangkan lebih lanjut;
Menimbang, bahwa 2 (dua) orang saksi yang diajukan Penggugat
setelah diperiksa ternyata adalah keluarga dan mempunyai hubungan yang
dekat dengan Penggugat dan Tergugat, maka pengajuan mereka sebagai saksi
alasan perceraian dalam perkara a quo telah bersesuaian dengan maksud
Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan jo.

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 12 dari 22 hlm.


Pasal 134 Kompilasi Hukum Islam, yang menempatkan pihak keluarga atau
orang-orang yang dekat dengan suami istri sebagai pihak yang harus didengar
dalam perkara gugatan perceraian yang didasari alasan adanya perselisihan
dan pertengkaran terus menerus sehingga setelah diperiksa dan didengarkan
keterangan dari kedua saksi tersebut masing-masing secara terpisah di bawah
sumpahnya, ternyata keterangan kedua orang saksi tersebut telah memenuhi
syarat formil dan materil sebagai saksi sebagaimana ketentuan Pasal 165-179
dan Pasal 309 R.Bg., sehingga Majelis Hakim dapat menerima dan
mempertimbangan keterangan saksi-saksi tersebut lebih lanjut untuk memutus
perkara a quo;
Menimbang, bahwa pokok keterangan kedua saksi Penggugat dapat
diterima dan berkaitan langsung dengan dalil pokok gugatan cerai kumulasi
Penggugat adalah saksi-saksi mengetahui adanya perselisihan dan
pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat yang disebabkan karena
Tergugat menuduh Penggugat selingkuh dan berzina dengan laki-laki lain dan
selain itu juga Tergugat menendang Penggugat pada bagian kaki hingga lebam
dan atas semua itu Penggugat merasa tertekan dan sudah tidak nyaman lagi
tinggal dengan Tergugat dan puncaknya sejak 3 (tiga) bulan yang lalu
Penggugat meninggalkan rumah kediaman bersama dan sejak saat itu antara
Penggugat dan Tergugat tidak lagi menjalankan kewajiban sebagai suami dan
istri dan meskipun pihak keluarga telah berupaya untuk menasehati dan
merukunkan Penggugat dan Tergugat, namun usaha tersebut tidak berhasil;
Menimbang, bahwa keterangan saksi mengenai perselisihan dan
pertengkaran Penggugat dan Tergugat adalah keterangan yang diperoleh
berdasarkan pengakuan Penggugat sendiri sehingga dapat dikategorikan
sebagai testimonium de auditu, sehingga akan dijadikan bukti permulaan yang
harus didukung dengan bukti lainnya;
Menimbang, bahwa fakta Penggugat dan Tergugat telah pisah tempat
tinggal dapat dijadikan sebagai bukti tidak langsung (indirect evidence) atau
persangkaan tentang terjadinya perselisihan dan pertengkaran yang berujung
ketidakharmonisan rumah tangga karena tidak mungkin Penggugat

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 13 dari 22 hlm.


meninggalkan Tergugat jika tidak terjadi perselisihan dan pertengkaran
sedemikian rupa yang mengakibatkan perpecahan dalam rumah tangga;
Menimbang, bahwa keterangan kedua saksi tersebut yang saling
bersesuaian adalah tentang Penggugat dan Tergugat pisah rumah sehingga
Majelis Hakim menilai bahwa keterangan tersebut telah memenuhi syarat
materil dan dapat diterima sebagai alat bukti sebagaimana ketentuan pasal 309
R.Bg;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memberi kesempatan kepada
Tergugat untuk mengajukan alat bukti guna meneguhkan dan membuktikan dalil
nya, namun atas kesempatan tersebut Tergugat menyatakan dalam perkara ini
tidak akan mengajukan alat bukti apapun;
Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh alat bukti Penggugat yang
dipertimbangkan di atas serta dihubungkan dengan dalil-dalil Penggugat dan
Tergugat, maka Majelis Hakim menemukan fakta-fakta persidangan yang
disusun dalam rangkaian fakta sebagai berikut:
- Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri dan telah dikaruniai 2 (dua)
orang anak;
- Bahwa Penggugat dan Tergugat setelah menikah tinggal bersama di rumah
Tergugat di Br. Dinas Saren Jawa, Kelurahan Budakeling, Kecamatan
Bebandem, Kabupaten Karangasem sebagai kediaman bersama terakhir,
setelah itu mereka pisah rumah;
- Penggugat dan Tergugat sering bertengkar dan berselisih;
- Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisihan dan
pertengkaran yang disebabkan Tergugat menuduh Penggugat selingkuh
dan berzina dengan laki-laki lain serta Tergugat menendang kaki
Penggugat hingga lebam;
- Penggugat dan Tergugat telah berpisah rumah sejak 3 (tiga) bulan yang
lalu;
- Keluarga telah berusaha mendamaikan Penggugat dan Tergugat namun
tidak berhasil karena Penggugat tetap ingin bercerai dengan Tergugat.
- Keluarga sudah tidak sanggup merukunkan Penggugat dan Tergugat
kembali;

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 14 dari 22 hlm.


- Bahwa Tergugat bekerja sebagai pedagang es, petani dan beternak
kambing.
Menimbang, bahwa terkait dengan adanya fakta dimana antara
Penggugat dan Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran
disebabkankarena Tergugat menuduh Penggugat selingkuh dan berzina
dengan laki-laki lain dan selain itu juga Tergugat menendang Penggugat pada
bagian kaki hingga lebam dan atas semua itu Penggugat merasa tertekan dan
sudah tidak nyaman lagi tinggal dengan Tergugat dan puncaknya sejak 3 (tiga)
bulan yang lalu Penggugat meninggalkan rumah kediaman bersama dan sejak
saat itu antara Penggugat dan Tergugat tidak lagi menjalankan kewajiban
sebagai suami dan istri, meskipun telah dilakukan upaya dari keluarga untuk
merukunkan Penggugat dan Tergugat secara maksimal, bahkan oleh Majelis
Hakim juga dalam setiap persidangan menasehati Penggugat agar dapat
kembali rukun dengan Tergugat, namun Penggugat tetap bersikeras ingin
bercerai dengan Tergugat dan juga Penggugat menunjukkan sikap dan
keinginan kuatnya untuk tidak membangun rumah tangga dan rukun kembali
dengan Tergugat karena kekecewaannya dengan Tergugat, maka Majelis
Hakim menilai dan berkeyakinan bahwa telah ternyata perkawinan dan rumah
tangga antara Penggugat dan Tergugat sudah pecah sedemikian rupa (Broken
Marriage) dan sulit untuk dirukunkan lagi;

Menimbang, bahwa berpisahnya tempat tinggal tanpa sebuah alasan


yang dibenarkan oleh agama atau kebiasaan dalam masyarakat menjadikan
Penggugat dan Tergugat tidak lagi layaknya sepasang suami isteri. Penggugat
dan Tergugat tidak lagi saling memperdulikan. Penggugat dan Tergugat,
masing-masing tidak lagi menjalankan kewajiban atau memperoleh hak sebagai
suami isteri;
Menimbang, bahwa kondisi tersebut sebagamana dimaksud
yurisprudensi Nomor:379K/AG/1995 tanggal 26 Maret 1997 serta SEMA Nomor
4 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar
Mahkamah Agung Tahun 2013 sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi
Pengadilan, yang intinya menyatakan “Suami isteri yang tidak berdiam serumah

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 15 dari 22 hlm.


lagi dan tidak ada harapan untuk dapat hidup rukun kembali, maka rumah
tangga tersebut terbukti telah retak dan pecah”;
Menimbang, bahwa pertimbangan dimana telah ternyata perkawinan
antara Penggugat dengan Tergugat sudah pecah sedemikian rupa (Broken
Marriage) dan sudah sulit/tidak ada harapan akan dapat hidup rukun kembali
tersebut terjadi karena antara Penggugat dan Tergugat telah hilang rasa cinta
dan kasih sayang serta kedamaian sebagai unsur yang fundamental dalam
sebuah bahtera rumah tangga yang bahagia. Dengan demikian, kondisi/fakta
tersebut sudah menyebabkan tidak terwujudnya tujuan perkawinan dalam
ikatan perkawinan/rumah tangga Penggugat dan Tergugat sebagaimana
dikehendaki dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 yaitu
membentuk keluarga, rumah tangga yang yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa atau rumah tangga yang sakinah mawaddah dan
rahmah sesuai dengan Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (KHI) dan
firman Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Surat Ar-Ruum: 21 yang berbunyi:

Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan


untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu
rasa kasih dan sayang”;
Menimbang, bahwa dengan keadaan rumah tangga sebagaimana telah
diuraikan di atas Majelis Hakim juga berpendapat, jika perkawinan antara
Penggugat dan Tergugat tersebut tetap dipertahankan hanya akan menambah
mudharat yang lebih besar dibanding dengan maslahat yang akan didapat,
karena antara satu dengan yang lain sudah tidak ada kecocokan lagi, sehingga
Majelis Hakim berpendapat menolak mafsadat harus didahulukan dari pada
mendatangkan maslahat sebagaimana kaidah ushul fiqh yang berbunyi:

Artinya: “Menolak kerusakan lebih didahulukan dari pada mendatangkan


kemaslahatan”;

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 16 dari 22 hlm.


Menimbang, bahwa dari fakta tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
perkawinan Penggugat dan Tergugat telah pecah dan tidak mungkin
dipertahankan lagi dan apabila dipaksakan untuk dirukunkan kembali justru
akan menimbulkan beratnya penderitaan bagi pihak Penggugat selaku istri
(perempuan), oleh karena itu penyelesaian yang dipandang adil untuk perkara
a quo adalah perceraian. Hal mana telah bersesuaian dengan pendapat ulama
Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqih Sunnah Juz II: 248 yang diambil alih sebagai
pendapat Majelis Hakim sebagai berikut:

Artinya: "Bahwa sesungguhnya seorang isteri dapat meminta kepada Hakim


untuk diceraikan dari suaminya dengan dasar tuntutan bahwa apabila
telah ternyata didalam perkawinan terdapat kemudlaratan dimana
suami isteri tersebut sudah tidak mampu lagi untuk mempertahankan
kelangsungan rumah tangga itu.... dan Hakim sudah tidak dapat
mendamaikan suami isteri tersebut, maka Hakim menceraikannya
dengan talak bain shugra";

Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh pertimbangan hukum di atas


dan dikuatkan pula dengan adanya fakta bahwa antara Penggugat dan
Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkankarena
Tergugat menuduh Penggugat selingkuh dan berzina dengan laki-laki lain dan
selain itu juga Tergugat menendang Penggugat pada bagian kaki hingga lebam
dan atas semua itu Penggugat merasa tertekan dan sudah tidak nyaman lagi
tinggal dengan Tergugat dan puncaknya sejak 3 (tiga) bulan yang lalu
Penggugat meninggalkan rumah kediaman bersama dan sejak saat itu antara
Penggugat dan Tergugat tidak lagi menjalankan kewajiban sebagai suami dan
istri, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat
telah terbukti dan memenuhi ketentuan Pasal 70 ayat (1) Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 17 dari 22 hlm.


Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 Jo. Pasal 39 ayat (2) Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 16
Tahun 2019 Jo. Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975
Jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (KHI). Berdasarkan
pertimbangan hukum tersebut, maka Mejelis Hakim berkesimpulan gugatan
Penggugat untuk bercerai dengan Tergugat dinyatakan dikabulkan;

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat tersebut dikabulkan,


berdasarkan ketentuan Pasal 119 ayat (2) huruf c Inpres Nomor 1 Tahun 1991
tentang Kompilasi Hukum Islam, gugatan Penggugat tersebut dikabulkan
dengan menjatuhkan talak satu ba'in shugra Tergugat terhadap Penggugat;
Menimbang, bahwa dalam SEMA Nomor 3 Tahun 2018 angka (2)
juncto SEMA Nomor 7 Tahun 2012 angka (16) menjelaskan bahwa Hakim
dalam menetapkan nafkah madhiyah, nafkah iddah, mut'ah, dan nafkah
anak, harus mempertimbangkan rasa keadilan dan kepatutan dengan
menggali fakta kemampuan ekonomi suami dan fakta kebutuhan dasar
hidup isteri dan/atau anak Menimbang, bahwa untuk menentukan jumlah
pembebanan nafkah iddah, madhiyah (lampau) serta pengasuhan dan
nafkah anak kepada Tergugat, maka terlebih dahulu Hakim hendak
mengetengahkan surah al- Thalaq ayat 6 yang berbunyi:
‫راضت َلو مكدجو نم متنكس ثيح نم نهونكسا‬U‫نهيلع اوقيضتل نهو‬
Terjemahnya
Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal
menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk
menyempitkan (hati) mereka.
Bahwa Ketika Allah menjelaskan hukum talak dan rujuk, maka Allah
swt. menjelaskan pula hukum nafkah iddah & tempat tinggal, maka
menjadi kewajiban bagi Tergugat untuk memberikan nafkah iddah dan
tempat tinggal yang layak kepada Penggugat;
Menimbang, bahwa terhadap tuntutan Penggugat kepada Tergugat
untuk menghukum dan membayarakan nafkah iddah sebagaimana
dalam gugatannya, sangat ditentukan oleh sikap Penggugat apakah dapat
dikategorikan sebagai istri yang nusyuz atau tidak;

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 18 dari 22 hlm.


Menimbang, bahwa bila ternyata Penggugat terbukti melakukan
nusyuz atau terjadi pembangkangan, maka nafkah iddah yang dituntut oleh
Penggugat sebagaimana tersebut di atas, tidak dapat dikabulkan oleh
Hakim penyidang perkara, bila yang terjadi sebaliknya, bahwa
Penggugat bukan istri yang nusyuz maka permintaan dari sederetan
nafkah tersebut di atas dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya;
Menimbang, bahwa dalam pemeriksaan di persidangan telah
terungkap bahwa ternyata kepergian Penggugat bukan didasarkan atas
pembangkangan atau keenganan Penggugat untuk patuh dan taat kepada
suami, melainkan kepergian Penggugat tersebut untuk melindungi diri dari
perbuatan kasar Tergugat;
Menimbang, bahwa tindakan Penggugat tersebut di atas yang telah
meninggalkan suami dan anak dari kediaman bersama tidak dapat dinilai
sebagai perbuatan nusyuz atau pembangkangan, dan tidak pula
dikategorikan sebagai perbuatan yang lari dari tanggungjawab karena
kepergian Penggugat tersebut didasarkan atas suatu alasan yang
dharuriyyah, yakni Tergugat menendang Penggugat hingga lebam sehingga
Penggugat merasa perlu menyelamatkan diri dari Tergugat;
Menimbang, bahwa dengan dibuktikannya di muka persidangan
oleh pihak Penggugat tentang pekerjaan Tergugat, yaitu melalui saksi-
saksi yang dihadirkan yang menguatkan tentang profesi Tergugat yang
bekerja sebagai Pedagang Es keliling, petani dan peternak kambing maka
profesi tersebut merupakan salah satu indikasi kuat oleh Hakim dalam
menentukan jumlah iddah Tergugat yang harus dibayar lunas;
Menimbang, bahwa terkait dengan pekerjaan Tergugat
sebagaimana tersebut di atas, maka dengan ini Hakim berpandangan
bahwa kondisi finansial saat ini bukanlah satu-satunya patron atau tolok
ukur dalam menentukan jumlah pembebanan nafkah iddah sebagaimana
yang dituntut oleh Penggugat, hal demikian karena Hakim berpandangan
bahwa pembebanan nafkah-nafkah tersebut baru dibayarkan oleh
Tergugat manakala Tergugat hendak mengambil Akta Cerai yang ditahan
oleh Panitera Pengadilan Agama Karangasem, dan ketidakpastian tentang

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 19 dari 22 hlm.


kapan hendak diambilnya Akta Cerai tersebut menjadi sebuah situasi yang
memungkinkan berubahnya kondisi finansial Tergugat;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 81 KHI angka
(1), (2), (3) dan (4) yang pada pokoknya menjelaskan bahwa suami wajib
menyediakan tempat kediaman bagi isteri dan anak-anaknya atau bekas
isteri yang masih dalam masa iddah yang disesuaikan dengan
kemampuan finansial sang suami, maka dengan ini Hakim memandang
bahwa pihak Penggugat yang terbukti di persidangan bukanlah istri yang
nusyuz, maka dari itu Penggugat berhak untuk mendapatkan nafkah iddah
dari Tergugat selama masa iddah;
Menimbang, bahwa dengan adanya petitum Penggugat pada angka 3
yang menghukum pihak Tergugat untuk membayar jumlah iddah sebesar
Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) selama masa iddah, dan
jumlah tersebut dihubungkan dengan kemampuan finansial Tergugat
dengan profesi sebagai Pedagang Es Keliling, Petani dan Peternak Kambing
maka dengan ini Hakim menyatakan jumlah tersebut sangat layak dan
dinyatakan wajib untuk dibayarkan oleh Tergugat kepada Penggugat;
Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 41 huruf (c) Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974, maka sesuai dengan kemampuan ekonomi dan lama usia
perkawinan, serta tidak adanya nusyuz dari Penggugat, Majelis Hakim
memandang perlu menghukum secara officio Tergugat untuk memberikan
mut’ah secara tunai kepada Penggugat sejumlah Rp 500.000,00 (lima ratus ribu
rupiah) sebelum mengambil akta cerai di Pengadilan Agama Karangasem;
Menimbang bahwa berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Agama
Karangasem Nomor 10/Pdt.G/2021/PA.Kras tanggal 02 Desember 2021 maka biaya
perkara ini dibebankan kepada Negara melalui DIPA Pengadilan Agama Karangasem
Tahun 2021;
Mengingat dan memperhatikan segala ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku dan hukum syara’ yang berkaitan dengan perkara ini;
MENGADILI
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 20 dari 22 hlm.


2. Menjatuhkan talak satu baín shugra tergugat (Salihin bin Sahri) terhadap
Penggugat (Shohibatul Khadijah binti Muhammadin);
3. Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat sebelum
Tergugat mengambil Akta Cerai, berupa Nafkah selama masa iddah
sejumlah Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah);
4. Menghukum secara ex officio Tergugat untuk membayar kepada Penggugat
sebelum Tergugat mengambil Akta Cerai, berupa mut’ah sejumlah
Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);
5. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Karangasem
untuk menahan Akta Cerai atas nama Tergugat sampai Tergugat
memenuhi seluruh isi diktum angka 3 dan 4 di atas;
6. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk
menyerahkan Akta Cerai kepada tergugat setelah Tergugat memenuhi isi
dictum angka 3 (tiga) dan 4 (empat) di atas;

7. Membebankan biaya perkara kepada Negara melalui DIPA Pengadilan


Agama Karangasem Tahun 2021 sejumlah Rp.350.000,00 (tiga ratus lima puluh
ribu rupiah.
Demikian putusan ini dijatuhkan berdasarkan musyawarah Majelis
Hakim Pengadilan Agama Karangasem pada hari Kamis tanggal 23 Desember
2021 Masehi bertepatan dengan tanggal 19 Jumadil Ula 1443 Hijriyah oleh
kami ALFIAN YUSUF, S.H.I., M.H. sebagai Ketua Majelis, KHALISHAH
MULYANI, S.H.I., M.H. dan SITI YERI REZYU WAHIDA, S.H., masing-masing
sebagai Hakim Anggota. Putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka
untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis, didampingi Hakim-Hakim
Anggota tersebut, dan dibantu oleh ACHMAD RIDWAN, SM.Hk., S.H. sebagai
Panitera Pengganti dengan dihadiri Penggugat dan Tergugat.

Hakim Anggota I, Ketua Majelis,

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 21 dari 22 hlm.


KHALISHAH MULYANI, S.H.I., M.H. ALFIAN YUSUF, S.H.I., M.H.
Hakim Anggota II,

SITI YERI REZYU WAHIDA, S.H.


Panitera Pengganti,

ACHMAD RIDWAN, SM.Hk., S.H.


Rincian biaya perkara:
1. Pendaftaran Rp. 30.000,00
2. Biaya ATK Rp. 50.000,00
3. Panggilan Rp. 230.000,00
4. PNBP Panggilan Pertama Rp. 20.000,00
5. Redaksi Rp. 10.000,00
6. Meterai Rp. 10.000,00
Jumlah Rp.350.000,00
(tiga ratus lima puluh ribu rupiah).

Putusan Nomor 28/Pdt.G/2021/PA.Kras, Hal. 22 dari 22 hlm.

Anda mungkin juga menyukai