Anda di halaman 1dari 5

Denpasar, 28 Agustus 2023

Perihal: Gugatan Perceraian

Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Negeri Denpasar
Di –
Denpasar

Dengan hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini:
1 MARTA DWI ATMIPRIHARTINI

Para Advokat dan Konsultan Hukum yang berkantor di “LAVANA LAW OFFICE” yang
berkedudukan di Jalan Tukad Batanghari II No. 9 Denpasar, Kelurahan/Desa Panjer,
Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Berdasarkan surat kuasa
khusus tertanggal 23 Agustus 2023, bertindak untuk dan atas nama:

NOVI, Perempuan, umur 30 tahun, lahir di DENPASAR 26 oktober 1993, agama Hindu,
pekerjaan Sorang dokter, Warga Negara Indonesia, pemegang Kartu Tanda Penduduk
nomor 5108054901990003, beralamat di Jalan hayam wuruk denpasar, Provinsi Bali.
Saat ini berkediaman di Jalann hayam wuruk denpasar, Provinsi Bali. Selanjutnya
disebut sebagai PENGGUGAT.

Dengan ini hendak mengajukan gugatan perceraian terhadap:

YUDHA, Laki-laki, umur 35 tahun, lahir di GIANYAR pada tanggal 04 Mei 1988,
agama Hindu, pekerjaan Karyawan Swasta, Warga Negara Indonesia,

1
pemegang Kartu Tanda Penduduk nomor 5103050405990004, beralamat di Jalan
hayam wuruk denpasar Provinsi Bali. Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT.

Adapun duduk persoalannya adalah sebagai berikut:


1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah yang mana Penggugat
dengan Tergugat telah melangsungkan perkawinan secara agama Hindu pada
tanggal 08 Mei 2020 di Badung, dihadapan Pemuka Agama Hindu yang bernama
Jero Mangku I Nyoman Suwita. Selanjutnya, perkawinan tersebut telah dicatatkan di
Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Badung sesuai dengan
kutipan Akta Perkawinan No. 5103-KW-16062020-0004, tanggal 16 Juni 2020;
2. Bahwa pada awal mulanya kehidupan rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat
dalam membina rumah tangga selalu hidup rukun dan harmonis layaknya pasangan
suami istri yang saling sayang menyayangi dan mengasihi serta tinggal dibawah satu
atap di Br/Link. Dinas Kauh Pecatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan,
Kabupaten Badung, Provinsi Bali;
3. Bahwa selama dalam masa perkawinan tersebut, Penggugat dan Tergugat telah
dikaruniai satu orang anak Laki-laki yang bernama I Gede Putra Aditya Dirandra,
lahir pada tanggal 20 November 2020, sebagaimana Kutipan Akta Kelahiran Nomor
5103-LT-15022021-0015 tertanggal 15 Februari 2021;
4. Bahwa pada awalnya perkawinan Penggugat dengan Tergugat berjalan dengan baik,
akan tetapi sejak Maret tahun 2023 hubungan antara Penggugat dengan Tergugat
mulai tidak harmonis lagi dimana diantara keduanya sering terjadi
percekcokan/pertengkaran/perselisihan yang dipicu oleh seringnya Tergugat
pulang pada dini hari, bahkan beberapa kali Tergugat sama sekali tidak pulang
kerumah tanpa alasan yang jelas;
5. Bahwa selain itu rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai tidak rukun dan tidak
harmonis lagi dimana diantara keduanya sering terjadi
percekcokan/pertengkaran/perselisihan disebabkan karena Tergugat tidak pernah
menafkahi Penggugat, sehingga Penggugat harus bekerja untuk memenuhi
kehidupan keluarga sehari-hari;
6. Bahwa kondisi rumah tangga Penggugat dan Tergugat tersebut diatas menjadi
semakin tidak harmonis karena pada bulan Mei 2013 Tergugat tertangkap telah

2
berselingkuh dengan wanita lain yang merupakan pegawai sebuah kelab malam
(night club) di Denpasar. Bahwa setelah kejadian tersebut Penggugat baru
mengetahui Tergugat sering pulang dini hari bahkan tidak pulang karena Tergugat
sering ke kelab malam (night club) tersebut untuk menemui selingkuhannya. Bahwa
karena Penggugat saat itu masih berharap Tergugat akan berubah, maka Penggugat
meminta Tergugat agar membuat perjanjian, yang pada intinya menyatakan tidak
akan melakukan perselingkuhan lagi;
7. Bahwa dalam perkembangannya, percekcokan/pertengkaran/perselisihan yang
terjadi antara Penggugat dengan Tergugat ternyata berlangsung terus-menerus,
sampai pada tanggal 17 Mei 2023 Tergugat mengusir Penggugat dari rumahnya,
sehingga hal tersebut menyebabkan Penggugat merasa tidak nyaman atau tidak
tahan lagi menjalani kehidupan rumah tangga dengan Tergugat dan Penggugat
memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya di Br. Dinas Kayuputih, Desa
Kayuputih Melaka, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali;
8. Bahwa puncaknya oleh karena terjadi percekcokan/pertengkaran/perselisihan
terus-menerus tersebut diatas Penggugat dengan Tergugat sejak 17 Mei 2023
sampai dengan sekarang sudah pisah ranjang dan pisah meja makan, hubungan
antara Penggugat dengan Tergugat pun semakin renggang dan sangat sulit
berkomunikasi dengan baik;
9. Bahwa selama ini Penggugat sudah berulang kali mencoba menyelesaikan
permasalahan rumah tangga Penggugat dengan Tergugat secara kekeluargaan dan
baik-baik, namun upaya tersebut tidak pernah berhasil atau menemui jalan buntu,
bahkan pada tanggal 17 Juli 2023 Penggugat kembali mendapati Tergugat
berhubungan dengan wanita selingkuhannya, sehingga sudah tidak ada harapan lagi
bagi Penggugat dengan Tergugat untuk dapat hidup rukun kembali;
10. Bahwa untuk kebaikan bersama dan menghindari kondisi yang lebih buruk
kedepannya serta agar ada kepastian hukum terkait hubungan Penggugat dan
Tergugat, maka sangat wajar dan beralasan hukum apabila Penggugat akhirnya
memutuskan untuk berpisah dan mengajukan Gugatan Perceraian a quo ke
Pengadilan Negeri Denpasar;
11. Bahwa berdasarkan poin 1 s/d 8 diatas, maka Penggugat berpendapat hubungan
suami istri dalam perkawinan ini sudah tidak harmonis dan tidak rukun lagi, serta
tidak bisa mencapai rumah tangga yang bahagia dan sejahtera, keadaan tersebut

3
jelas-jelas bertentangan dengan tujuan perkawinan itu sendiri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
yaitu: “perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”, dengan demikian
kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak dapat di pertahankan
lagi;
12. Bahwa pertengkaran/perselisihan antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi
secara terus-menerus dan berlarut-larut, sehingga antara Penggugat dan Tergugat
tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam membina rumah tangga, karena itu
terpenuhilah ketentuan Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah RI No. 9 Tahun 1975
tentang pelaksanaan Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang
berbunyi sebagai berikut: “antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan
dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah
tangga”;
13. Bahwa oleh karena perkawinan tersebut telah dicatatkan menurut Pasal 2 ayat (2)
Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1974 dan Pasal 2 ayat (2) Peraturan Pemerintah RI
No. 9 Tahun 1975, maka patut dan sangat beralasan jika Gugatan Perceraian ini
dikabulkan, untuk selanjutnya Yth. Bapak Ketua Pengadilan Negeri Denpasar cq. Yth.
Majelis Hakim yang mengadili perkara a quo wajib memerintahkan para pihak untuk
melaporkan putusan perceraian mereka kepada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Badung paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak
Putusan Pengadilan tentang perceraian mereka a quo mempunyai kekuatan hukum
tetap untuk dicatatkan/didaftarkan dalam register yang diperuntukkan untuk itu.

Berdasarkan alasan-alasan hukum tersebut diatas, maka dengan hormat Penggugat


melalui Kuasanya mohon kehadapan Yth. Ketua Pengadilan Negeri Denpasar cq. Yth.
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo, sudi kiranya memeriksa
dan memutuskan perkara ini sebagai berikut:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;


2. Menyatakan hukum bahwa perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat yang
dilangsungkan secara agama Hindu pada tanggal 08 Mei 2020 di Badung, dihadapan

4
Pemuka Agama Hindu yang bernama Jero Mangku I Nyoman Suwita. Selanjutnya,
perkawinan tersebut telah dicatatkan di Kantor Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Badung sesuai dengan kutipan Akta Perkawinan No.
5103-KW-16062020-0004, tanggal 16 Juni 2020, adalah sah dan putus karena
perceraian dengan segala akibat hukumnya;
3. Menyatakan hukum bahwa anak laki-laki dari perkawinan Penggugat dengan
Tergugat yang bernama I Gede Putra Aditya Dirandra, lahir pada tanggal 20
November 2020, sebagaimana Kutipan Akta Kelahiran Nomor 5103-LT-15022021-
0015 tertanggal 15 Februari 2021, agar tetap berada dalam asuhan, pemeliharaan
dan pengawasan dari Penggugat dan Tergugat;
4. Memerintahkan kepada para pihak untuk melaporkan/mencatatkan putusan
perceraian mereka kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Badung paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak putusan pengadilan tentang
perceraian ini telah mempunyai kekuatan hukum tetap, untuk
dicatatkan/didaftarkan pada register yang diperuntukkan untuk itu, agar
selanjutnya dapat diterbitkan akta perceraian;
5. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang timbul dalam
perkara ini.

Atau: apabila Pengadilan Negeri Denpasar berpendapat lain, maka Penggugat mohon
putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Hormat saya

MARTA DWI ATMI PRIHARTINI

Anda mungkin juga menyukai