Anda di halaman 1dari 12

PUTUSAN No.

171 K/Pdt/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara : dr. NYOMAN SRI BUDAYANTI, bertempat tinggal di Jalan Letda Reta Gg. XV/1 Denpasar, dalam hal ini memberi kuasa kepada I MADE DJAYA, SH., Advokat, berkantor di Jalan Letda Reta XXV/1 Denpasar, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 12 Oktober 2007, Pemohon Kasasi dahulu Tergugat/Pembanding ; melawan: dr. IDA BAGUS EKA ERLANGGA, bertempat tinggal di Jalan Anyelir No. 9 Denpasar, dalam hal ini memberi kuasa kepada IDA BAGUS WIKANTARA, SH., Advokat, berkantor di Perum Nuansa Penatih No. F2 Denpasar, Bali, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 5 Nopember 2007, Termohon Kasasi dahulu Penggugat/Terbanding ; Mahkamah Agung tersebut ; Membaca surat-surat yang bersangkutan ; Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat di muka persidangan Pengadilan Negeri Denpasar pada pokoknya atas dalil-dalil : bahwa diantara Penggugat-Tergugat telah dilangsungkan perkawinan menurut Agama Hindu dan Adat Bali di tempat kediaman Penggugat di Banjar Dinas Tangeb, Desa Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng pada tanggal 8 Oktober 1994 dimana Penggugat dalam perkawinan tersebut berkedudukan sebagai purusa ; bahwa dalam perkawinan tersebut di atas telah dilahirkan seorang anak dengan nama : IDA BAGUS KRESNASANDI umur 8 tahun, sesuai dengan kutipan akte kelahiran No. 738/Um.DT/1998, anak tersebut sampai saat ini berada dalam pengawasan Tergugat ; bahwa pada mulanya perkawinan antara Penggugat-Tergugat berjalan sebagaimana mestinya seperti kehidupan keluarga lainnya namun pada perkembangannya terjadi pertengkaran-pertengkaran dan percekcokanpercekcokan sebagai akibat dari ketidakcocokan antara Penggugat-Tergugat ; Hal. 1 dari 11 hal. Put. No. 171 K/Pdt/2008

bahwa pertengkaran dan percekcokan yang sering kali terjadi sebagai akibat sikap Tergugat yang cenderung egois, mau menang sendiri dan tidak dapat menghargai dan menempatkan Penggugat sebagai suami dan kepala keluarga ; bahwa pertengkaran yang terjadi sebagaimana tersebut di atas mencapai puncaknya pada tanggal 18 Agustus 2005 Tergugat pergi dari tempat kediaman bersama pulang ke tempat orang tuanya bersama anak Penggugat-Tergugat sampai saat ini tanpa alasan yang jelas dan sampai saat ini pula tidak pernah terjadi kontak dan komunikasi diantara Penggugat-Tergugat ; bahwa atas pertengkaran-pertengkaran dan percekcokan yang terjadi Penggugat telah mengadakan upaya untuk menyelamatkan rumah tangga dengan jalan menahan diri sambil menunggu perubahan sikap Tergugat oleh karena sebelumnya Tergugat juga pernah beberapa kali melakukan tindakan yang sama yaitu pulang ke rumah orang tuanya ketika terjadi pertengkaran dan setelah Penggugat mengalah dan menjemput Tergugat untuk kembali ke rumah kesatuan maka keadaan normal kembali ; bahwa Penggugat merasa tidak mampu lagi membina Tergugat sebagai isteri dan terlebih tidak mampu lagi hidup berdampingan dengan Tergugat sebagai suami isteri guna membentuk keluarga yang harmonis sebagaimana harapan dan cita-cita perkawinan dan komitment yang menjadi inti dari suatu perkawinan sudah tidak ada lagi dalam perkawinan antara Penggugat-Tergugat sehingga demi kebaikan bersama perceraian adalah satu-satunya cara dan jalan yang terbaik bagi kedua pihak ; bahwa sebagai manusia biasa Penggugat mempunyai batas kesabaran dan batas kekuatan untuk dapat menahan rasa sakit hati, kecewa, putus asa dan berdasarkan keadaan sebagaimana tersebut di atas maka sudah tidak mungkin lagi kiranya Penggugat dapat menerima Tergugat sebagai isteri untuk hidup bersama-sama sebagai satu kesatuan keluarga ; bahwa demi kebaikan, kebahagiaan dan ketenangan Penggugat secara pribadi dan demikian pula dengan Tergugat serta perkembangan watak anak Penggugat-Tergugat maka perceraian adalah satu-satunya jalan dan penyelesaian yang terbaik dan tidak mungkin dapat dihindari lagi ; bahwa berdasarkan hukum adat Bali anak adalah menjadi hak mutlak dari seorang Ayah/Bapak selaku purusa untuk memiliki, memelihara, membesarkan, melindungi, memberikan kehidupan, kasih sayang, pendidikan dan mengayomi anak tersebut dan juga sebagai penerus keturunan keluarga Penggugat ; Hal. 2 dari 11 hal. Put. No. 171 K/Pdt/2008

bahwa dalam hal ini Penggugat selaku ayah dan berstatus purusa dalam perkawinan sehingga sudah sangat pantas dan sudah menjadi hukum anak Penggugat-Tergugat yang bernama Ida Bagus Kresnasandi umur 8 tahun, sesuai dengan kutipan akte kelahiran No. 738/Um.DT/1998, adalah sangat tepat berada di bawah kekuasaan Penggugat untuk memelihara, mengasuh, membesarkan, mendidik dan mengayomi anak tersebut sekaligus sebagai generasi penerus keluarga Penggugat dikemudian hari ; bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada Pengadilan Negeri Denpasar agar memberikan putusan sebagai berikut : PRIMAIR : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; 2. Menyatakan hukum perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang dilangsungkan menurut Agama Hindu dan Adat Bali di tempat kediaman Penggugat yaitu di Banjar Dinas Tangeb, Desa Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng pada tanggal 8 Oktober 1994 adalah putus karena perceraian ; 3. Menyatakan hukum anak Penggugat-Tergugat bernama Ida Bagus Kresnasandi, umur 8 tahun sesuai dengan Kutipan Akte Kelahiran No. 738/Um.DT/1998 adalah sah berada pada kekuasaan Penggugat selaku Ayah untuk memiliki, memelihara, membesarkan, melindungi, memberikan kehidupan, kasih sayang, pendidikan, masa depan dan mengayomi anak tersebut serta sebagai penerus keturunan keluarga Penggugat tanpa mengurangi dan membatasi hak Tergugat sebagai ibu kandung yang telah melahirkan untuk setiap saat datang menjenguk guna memberikan kasih sayang dan perhatian serta cinta kasih kepada anak tersebut ; 4. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan anak Penggugat dan tergugat bernama Ida Bagus Kresnasandi umur 8 tahun sesuai dengan kutipan akte kelahiran No. 738/Um.DT/1998 dan apabila diperlukan dengan bantuan pihak yang berwajib ; 5. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang dikeluarkan dalam perkara ini ; Atau : SUBSIDAIR : Dalam peradilan yang baik mohon keadilan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) ; Hal. 3 dari 11 hal. Put. No. 171 K/Pdt/2008

bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Denpasar telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 162/Pdt.G/2006/PN.Dps. tanggal 19 September 2006 yang amarnya sebagai berikut : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian ; 2. Menyatakan hukum perkawinan antara Penggugat (dr. Ida Bagus Eka Erlangga) dengan Tergugat (dr. Nyoman Sri Budayanti) yang dilangsungkan menurut Agama Hindu dan Adat Bali di Banjar Dinas Tangeb, Desa Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng pada tanggal 8 Oktober 1994 putus karena perceraian ; 3. Menetapkan kepada Tergugat sebagai Pengasuh anak yang bernama Ida Bagus Kresnasandi, walaupun Penggugat menurut Hukum Adat Bali selaku Purusa sampai anak tersebut dewasa ; 4. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Denpasar untuk mengirimkan salinan putusan ini kepada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Denpasar, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ; 5. Menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya ; Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Tergugat/ Pembanding putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Denpasar dengan putusan No. 84/PDT/2007/PT.DPS. tanggal 30 Juli 2007 ; Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Tergugat/Pembanding pada tanggal 8 Oktober 2007 kemudian terhadapnya oleh Tergugat/Pembanding dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 12 Oktober 2007 diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 22 Oktober 2007 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi No. 162/Pdt.G/2006/PN.Dps. yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Denpasar, permohonan mana diikuti oleh memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 1 Nopember 2007 ; bahwa setelah itu oleh Penggugat/Terbanding yang pada tanggal 2 Nopember 2007 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Tergugat/ Pembanding diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Denpasar pada tanggal 15 Nopember 2007 ; Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam Hal. 4 dari 11 hal. Put. No. 171 K/Pdt/2008

tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ; Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Tergugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah : 1. Bahwa judex factie telah salah atau melanggar hukum yang berlaku, dalam hal ini judex factie telah melanggar atau tidak memperhatikan Surat Edaran Mahkamah Agung R.I. Nomor : 3 tahun 1981 tanggal 6 Juli 1981 perihal Perkara Perceraian. Pada angka 2 Surat Edaran tersebut dengan jelas ditentukan bahwa : "Tidak diselidiki siapa penyebab dari pada perselisihan tersebut sedangkan hal ini sangat menentukan bagi Hakim untuk memberi keputusannya, mengingat penyebab perselisihan tidak mungkin dapat meminta cerai berdasarkan pasal 19 f P.P. No. 9 tahun 1975" ; Dengan tetap berpegang pada alasan-alasan yang kami kemukakan dalam Memori Banding tanggal 16 Oktober 2006 dan Tambahan Memori Banding tanggal 8 Januari 2007, fakta-fakta persidangan menunjukkan bahwa yang menyebabkan Tergugat asal (sekarang Pemohon Kasasi) meninggalkan rumah kediaman bersama di Jl. Anyelir No.9 Denpasar adalah karena adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh Penggugat asal (sekarang Termohon Kasasi) terhadap diri Tergugat asal (sekarang Pemohon Kasasi). Atas perbuatannya tersebut, ia (terdakwa dr. Ida Bagus Eka Erlangga/ Penggugat asal) telah dinyatakan terbukti bersalah oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Denpasar dan dijatuhi hukuman penjara selama 4 (empat) bulan dengan masa percobaan 8 (delapan) bulan, seperti tersebut dalam Putusan Pengadilan Negeri Denpasar tanggal 14 Nopember 2006 Nomor : 666/Pid.B/2006/PN.Dps. (Lihat bukti tambahan dengan kode : T-IV). Putusan tersebut telah memperoleh kekuatan hukum tetap terhitung sejak tanggal 14 Nopember 2006. Dengan demikian secara hukum telah terbukti, bahwa yang menyebabkan Tergugat asal (sekarang Pemohon Kasasi) pergi meninggalkan rumah kediaman bersama dan kemudian tinggal di rumah orang tuanya, adalah karena adanya perselisihan berupa tindak kekerasan yang dilakukan terhadap dirinya oleh Penggugat asal (sekarang Termohon Kasasi) seperti tersebut dalam Putusan Pengadilan Negeri Denpasar tanggal 14 Nopember 2006 Nomor : 666/Pid.B/2006/PN.Dps. tersebut di atas. Maka berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung R.I. tanggal 6 Juli 1981 Nomor : 3 tahun 1981 tersebut di atas, penyebab perselisihan cq. Penggugat Hal. 5 dari 11 hal. Put. No. 171 K/Pdt/2008

asal (sekarang Termohon Kasasi) tidak mungkin dapat meminta cerai berdasarkan pasal 19 f P.P. No. 9 tahun 1975. Hal inilah yang tidak mendapat perhatian dari judex factie, sehingga terjadi kesalahan judex facti dalam menerapkan hukum. Dengan adanya kesalahan ini, maka Mahkamah Agung dapat membatalkan putusan judex factie tersebut. 2. Bahwa putusan judex factie didasarkan kepada pertimbangan yang tidak cukup (onvoldoende gemotiveerd). a. Dalam Putusan Pengadilan Tinggi Denpasar tanggal 30 Juli 2007 Nomor: 84/Pdt/2007/PT.Dps. halaman 4 -5, disebutkan bahwa : "Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi setelah memeriksa dan mencermati secara seksama berkas perkara beserta turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Denpasar tanggal 19 September 2006 Nomor: 162/Pdt.G/2006/PN.Dps. dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara aquo, serta telah membaca dan memperhatikan secara seksama surat memori banding dan tambahan surat memori banding dari Kuasa Tergugat-Pembanding, serta surat kontra memori banding dari kuasa Penggugat-Terbanding, maka Majelis Hakim Pengadilan Tinggi dapat menyetujui dan membenarkan putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri tersebut, oleh karena didalam pertimbangan hukumnya telah memuat dan menguraikan dengan tepat dan benar semua keadaan dan alasan-alasan yang menjadi dasar dalam putusan tersebut dan mutatis mutandis telah tercantum pula dalam putusan tingkat banding ; Menimbang, bahwa alasan-alasan dan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri tersebut beralasan untuk dijadikan dasar alasan dan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi sendiri untuk memutus perkara ini dalam tingkat banding." Dalam pertimbangan tersebut di atas, nampak bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Denpasar hanya sebatas memeriksa dan mencermati berkas perkara dan turunan Putusan Pengadilan Negeri Denpasar serta sudah membaca surat memori banding dan surat tambahan memori banding maupun kontra memori banding, namun tidak ada disebutkan bagaimana Majelis Hakim Pengadilan Tinggi mempertimbangkan bukti baru yang dikemukakan oleh Tergugat asal/Pembanding berupa Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No. 666/Pid.B/2006/PN.Dps. tanggal 14 Nopember 2006 yang menghukum terdakwa dr. Ida Bagus Eka Erlangga (Tergugat asal/Terbanding) dengan hukuman penjara selama 4 bulan dengan masa percobaan 8 bulan karena terbukti bersalah melakukan Hal. 6 dari 11 hal. Put. No. 171 K/Pdt/2008

tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga terhadap isterinya cq. dr. Nyoman Sri Budayanti (Tergugat asal/Pembanding). Padahal fakta ini sangat penting karena menunjukkan bahwa perginya Tergugat asal/Pembanding dari rumah kediaman bersama pada tanggal 18 Agustus 2006 adalah semata-mata disebabkan oleh adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh dr. Ida Bagus Eka Erlangga yang tiada lain adalah Penggugat asal (sekarang Termohon Kasasi) terhadap Tergugat asal (sekarang Pemohon Kasasi). Dan menurut Surat Edaran Mahkamah Agung R.I. No. 3 tahun 1981 tersebut di atas, si penyebab perselisihan cq. Penggugat asal/Termohon Kasasi tidak mungkin dapat meminta cerai berdasarkan alasan pasal 19 f P.P. No. 9 tahun 1975. Dan berdasarkan pertimbangan yang tidak cukup ini, lalu Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Denpasar sampai kepada keputusan yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Denpasar dalam perkara ini. Perlu kiranya dicermati disini, bahwa pada saat Pengadilan Negeri Denpasar memutus perkara gugatan cerai ini (tanggal 19 September 2006), putusan pidana Pengadilan Negeri Denpasar No. 666/Pid.B/2006/PN.Dps. itu belum ada, karena perkara pidana tersebut baru diputus pada tanggal 14 Nopember 2006. Namun dalam Tambahan Memori Banding kami tanggal 8 Januari 2007 salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Denpasar No. 666/Pid.B/2006/PN.Dps. tersebut telah kami lampirkan sebagai bukti tambahan dengan kode : T-IV. Nampaknya Tambahan Memori Banding beserta lampirannya itu hanya dibaca saja oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Denpasar tanpa memberikan tanggapan atau pertimbangan mengenai fakta baru tersebut. Padahal kalau fakta tersebut di atas dipertimbangkan secara cukup, maka seharusnya Putusan Pengadilan Tinggi Denpasar menolak gugatan Penggugat asal/Termohon Banding. Dalam hubungan ini dapat kami kemukakan sebuah Yurisprudensi Mahkamah Agung RI seperti tersebut dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2571 K/Pdt/1988 tanggal 31 Mei 1989 dimana dalam pertimbangannya menyebutkan: ".....bahwa keberatan ini pada pokoknya dapat dibenarkan, karena Termohon Kasasi/Penggugat asal adalah penyebab dari percekcokan tersebut, maka ia tidak dapat minta cerai dengan alasan pasal 19 butir f P.P. No. 9 tahun 1975." (vide: Varia Peradilan No. 53 Pebruari 1990 halaman 68). Hal. 7 dari 11 hal. Put. No. 171 K/Pdt/2008

b. Bahwa judex factie sama sekali tidak mempertimbangkan keberadaan Surat Edaran Mahkamah Agung R.I. Nomor : 3 tahun 1981 tanggal 6 Juli 1981, padahal Surat Edaran tersebut sampai sekarang masih berlaku yang seharusnya diperhatikan dan dipedomani oleh para Hakim dalam memeriksa dan memutus gugatan perceraian/surat permohonan untuk menceraikan isteri berdasarkan pasal 19 f P.P. No. 9 tahun 1975. c. Bahwa dalam memeriksa dan memutus perkara ini, judex factie telah bersikap tidak konsisten. Disatu sisi judex factie mempertimbangkan bahwa : "Menimbang bahwa dalam perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat telah lahir seorang anak laki-laki yang bernama Ida Bagus Kresnasandi, lahir di Denpasar pada tangaal 11 Maret 1998, oleh karena anak tersebut adalah hasil dari perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat, maka sudah merupakan kewajiban bagi kedua belah pihak untuk memelihara, mendidik serta bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan masa depan anak tersebut". (Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.162/Pdt.G/2006/PN.Dps. halaman 26). Namun disisi lain yaitu dalam amar putusannya, baik putusan Pengadilan Negeri Denpasar No. 162/Pdt.G/2006/PN.Dps. maupun dalam putusan Pengadilan Tinggi Denpasar No. 84/Pdt/2007/PT.Dps. tidak ada menetapkan kewajiban dari Penggugat asal (sekarang Termohon Kasasi) untuk turut menanggung biaya memelihara, mendidik dan kelangsungan hidup serta masa depan anak tersebut. Tidak ada terbaca dalam kedua putusan judex factie tersebut, mengapa kepada Penggugat asal (sekarang Termohon Kasasi) tidak turut dibebankan biaya-biaya tersebut, padahal Tergugat asal (sekarang Pemohon Kasasi) telah memohon agar kepada Penggugat asal juga dibebani biaya-biaya untuk memelihara, mendidik dan untuk kelangsungan hidup serta masa depan anak tersebut, sebagaimana telah kami kemukakan baik dalam Kesimpulan maupun dalam Memori Banding dan Tambahan Memori Banding perkara ini. Permohonan tersebut didasarkan kepada ketentuan dalam Undang-Undang No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan, yaitu : -Pasal 41 menentukan : Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah : a. dst.nya. Hal. 8 dari 11 hal. Put. No. 171 K/Pdt/2008

b. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana Bapak dalam kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, Pengadilan dapat menentukan bahwa Ibu ikut memikul biaya tersebut. c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan dan atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas isteri. Pasal 45 menentukan : (1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya. (2) Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri. Kewajiban mana berlaku terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus. Bahwa menurut Yurisprudensi tetap di Indonesia, putusan judex factie yang didasarkan kepada pertimbangan yang tidak cukup (onvoldoende gemotiveerd) dapat dibatalkan oleh Mahkamah Agung. Yurisprudensi tersebut antara lain: -Putusan Mahkamah Agung tanggal 4 Juli 1961 No. 384 K/Sip/1961; -Putusan Mahkamah Agung tanggal 22 Juli 1970 No.638 K/Sip/1969; -Putusan Mahkamah Agung tanggal 24 Pebruari 1988 No. 2827 K/Pdt/1987; -Putusan Mahkamah Agung tanggal 12 Januari 1989 No. 950 K/Pdt/1987. Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut Mahkamah Agung berpendapat : mengenai keberatan butir 1, 2 : bahwa keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan karena merupakan pengulangan yang telah dipertimbangkan dengan tepat dan benar oleh Judex Factie dan lagi pula keberatan tersebut mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal mana tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan adanya kesalahan penerapan hukum, adanya pelanggaran hukum yang berlaku, adanya kelalaian dalam memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan atau bila Pengadilan tidak berwenang atau melampaui batas wewenangnya Hal. 9 dari 11 hal. Put. No. 171 K/Pdt/2008

Hal. 10 dari 11 hal. Put. No. 171 K/Pdt/2008 sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 30 Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004, dengan pertimbangan : . bahwa perkawinan antara kedua pihak tidak dapat dipertahankan karena adanya ketidakcocokan/percekcokan terus menerus ; . bahwa Tergugat berkali-kali meninggalkan rumah dan pada tanggal 18 September 2005 meninggalkan rumah karena adanya tindak kekerasan dari Penggugat ; . bahwa selama ini keduanya sudah hidup terpisah sedangkan anak dipelihara Tergugat (isteri) ; Menimbang, bahwa terlepas dari pertimbangan tersebut di atas, menurut pendapat Mahkamah Agung, walaupun pemeliharaan anak diserahkan kepada Tergugat/Pembanding/Pemohon Kasasi namun Penggugat/Terbanding/ Termohon Kasasi harus turut bertanggung jawab atas kebutuhan anaknya karenanya mewajibkannya untuk memberi nafkah anaknya Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) setiap bulan ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi : dr. NYOMAN SRI BUDAYANTI tersebut harus ditolak dengan perbaikan amar putusan Pengadilan Tinggi Denpasar No. 84/PDT/2007/PT.DPS. tanggal 30 Juli 2007 yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Denpasar No. 162/Pdt.G/2006/PN.Dps. tanggal 19 September 2006 sehingga amarnya seperti yang akan disebutkan di bawah ini ; Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi ditolak, meskipun dengan perbaikan amar putusan, maka Pemohon Kasasi dihukum untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4 Tahun 2004, Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan peraturan perundangundangan lain yang bersangkutan ; M E N G A D I L I : Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : dr. NYOMAN SRI BUDAYANTI tersebut ; Memperbaiki amar putusan Pengadilan Tinggi Denpasar No. 84/PDT/2007/PT.DPS. tanggal 30 Juli 2007 yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Denpasar No. 162/Pdt.G/2006/PN.Dps. tanggal 19 September 2006 sehingga amar selengkapnya sebagai berikut :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian ; 2. Menyatakan hukum perkawinan antara Penggugat (dr. Ida Bagus Eka Erlangga) dengan Tergugat (dr. Nyoman Sri Budayanti) yang dilangsungkan menurut Agama Hindu dan Adat Bali di Banjar Dinas Tangeb, Desa banjar Tegeha, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng pada tanggal 8 Oktober 1994 putus karena perceraian ; 3. Menetapkan kepada Tergugat sebagai Pengasuh anak yang bernama Ida Bagus Kresnasandi, walaupun Penggugat menurut Hukum Adat Bali selaku Purusa sampai anak tersebut dewasa ; 4. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Denpasar untuk mengirimkan salinan putusan ini kepada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Denpasar, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ; 5. Mewajibkan kepada Penggugat untuk turut menanggung biaya pemeliharaan dan pengasuhan anak sebesar Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah) per bulan ; 6. Menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya ; Menghukum Pemohon Kasasi/Tergugat untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi sebesar Rp.500.000,-(lima juta rupiah) ; Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Kamis, tanggal 31 Juli 2008 oleh Titi Nurmala Siagian, SH.,MH., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Widayatno Sastrohardjono, SH.,MSc. dan H. Imam Soebechi, SH.,MH. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta HakimHakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Benar Sihombing, SH.,MH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak ; Hakim-Hakim Anggota ; K e t u a ; Biaya-Biaya : Panitera Pengganti ; 1. . .Rp. 6.000,2. M e t e r a i R e d a k s i . Rp. 1.000,3. Administrasi kasasi Rp.493.000,J u m l a h Rp.500.000,Hal. 11 dari 11 hal. Put. No. 171 K/Pdt/2008

Anda mungkin juga menyukai