Kepada
Yang Mulia Ketua Pengadilan Negeri Denpasar
Jl. P.B. Sudirman No.1, Denpasar
di- Tempat
Dengan hormat ,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah telah
melangsungkan perkawinan secara agama Hindu pada tanggal 10 April 2010
bertempat di Denpasar, sesuai dengan Kutipan Akta Perkawinan Nomor 935 / K /
2010 tanggal 19 Mei 2010 yang dikeluarkan Kantor Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil Kota Denpasar;
4. Bahwa akan tetapi kehidupan rukun dan damai tersebut tidaklah berlangsung
lama, karena semenjak 3 (tiga) tiga tahun terakhir sikap tergugat sebagai
seorang ayah kepada anaknya sangat berbeda dengan ayah ayah yang lain
sepengetahuan Penggugat, dimana sikap tergugat sangat dingin dan tidak ada
keinginan tergugat untuk dekat dan bersama anaknya dikala tergugat libur
bekerja padahal waktu liburan kerja hanya sekitar 3 (tiga) bulan selebihnya
tergugat meninggalkan anak dan penggugat bekerja di kapal pesiar;
5. Bahwa Penggugat merasa sebagai istri mengurus sendiri rumah tangga dan
anak karena Tergugat selama bekerja di kapal pesiar hanya mengirimkan uang
bulanan sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) saja cukup tidak cukup
tergugat tidak pernah mau menambahkan kepada Penggugat, mungkin karena
menganggap Penggugat seorang pegawai negeri sipil yang sudah
berpenghasilan atau mendapat gaji, sementara apabila Tergugat liburan bekerja
dan tinggal di Bali, Penggugat sama sekaii tidak memberikan uang bulanan dan
2
selama bekerja di kapal pesiar tergugat tidak ada membeli asset apapun atas
nama tergugat dan tergugat tidak pernah terbuka kemana penghasilan tergugat
selama bekerja di kapal pesiar kepada penggugat sebagai istrinya;
7. Bahwa Penggugat sejak awal tahun 2021 sudah pergi meninggalkan rumah
Tergugat bersama anak karena Tergugat tidak peduli dengan perkembangan
anak dan tergugat tidak pernah memberikan nafkah lahir batin kepada penggugat
yang menyebabkan terjadinya percekcokan dan tindakan tergugat mengusir
penggugat, sehingga sudah 2 tahun ini Penggugat sudah tidak satu rumah lagi
dengan Tergugat sehingga Penggugat merasa perlu meminta kejelasan status
hukum hubungan rumah tangga dengan Tergugat, sehingga Penggugat memilih
jalan mengajukan gugatan perceraian di Pengadilan Negeri Denpasar dan
menguruskan akta perceraian dari kantor catatan sipil kota Denpasar;
8. Bahwa mengingat Penggugat adalah seorang pegawai negeri sipil maka terkait
permohonan untuk mengajukan perceraian sudah dilaporkan sebelumnya
kepada pimpinan Penggugat dan sudah dilakukan upaya mediasi namun
pimpinan Penggugat menilai Tergugat tidak ada upaya untuk memperbaiki rumah
tangganya sehingga pimpinan penggugat menyetujui diajukan upaya hukum
gugatan perceraian sebagaimana surat Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
prihal : Laporan dan Permintaan Ijin Cerai tanggal 13 Desember 2023 (terlampir);
9. Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak tinggal bersama sejak
tahun 2021 dan sudah pisah rumah kurang lebih 2 (dua) tahun sehingga antara
Penggugat dengan Tergugat tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam
rumah tangga, karena itu terpenuhilah Pasal 19 (b) Peraturan Pemerintah RI No.
9 tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang
perkawinan, yang berbunyi sebagai berikut:
“Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut
3
tanpa ijin pihak lainnya dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar
kemampuannya”;
10. Bahwa Penggugat telah berusaha untuk mengajak berdamai Tergugat dengan
mencoba mengajaknya berbicara dan mencari jalan keluar yang baik dengan
melibatkan keluarga Penggugat dalam menyelesaikan permasalahan rumah
tangga penggugat dengan tergugat, akan tetapi tetap tidak memberikan hasil,
karena Tergugat selalu bermain drama seolah oleh mencintai dan menyayangi
penggugat sebagai istri namun hanya mengirimkan teks whatsapps setiap pagi
tanpa pernah berusaha mencari dan mengajak penggugat kembali ke rumah
Tergugat;
11. Bahwa mengingat anak satu satunya dari Penggugat dan Tergugat saat ini masih
berusia 12 tahun dan masih memerlukan perhatian khusus dari penggugat
karena sedang menjalani Pendidikan khusus untuk penyembuhan luka mental
akibat salah asuh dari Tergugat maka Penggugat memohon kepada Yang Mulia
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Denpasar untuk mengabulkan permohonan
hak asuh anak bernama Putu Bagus Samba Artha Kartika, umur 12 Tahun, lahir
di Denpasar tanggal 13 Maret 2011 sebagaimana akta kelahiran nomor
:1443/UM.DU/2011 tanggal 1 April 2011 yang dikeluarkan Kantor Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Denpasar berada pada Penggugat
sebagai ibu kandungnya;
12. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas maka cukup alasan bagi
Penggugat untuk menuntut perceraian berdasarkan putusan cerai di Pengadilan
Negeri Denpasar.
4
Denpasar, sesuai dengan Kutipan Akta Perkawinan Nomor 935 / K / 2010
tanggal 19 Mei 2010, SAH putus karena perceraian dengan segala akibat
hukumnya;
3. Menyatakan hak asuh anak atas nama Putu Bagus Samba Artha Kartika, umur
12 Tahun,laki-laki, lahir di Denpasar tanggal 13 Maret 2011 sebagaimana akta
kelahiran nomor :1443/UM.DU/2011 tanggal 1 April 2011 yang dikeluarkan
Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Denpasar, diberikan
kepada Penggugat sebagai ibu kandung dan tetap memberikan hak kepada
Tergugat sebagai ayah kandung berkunjung dan bertemu dengan anaknya yang
bernama Putu Bagus Samba Artha Kartika;
ATAU ;
Hormat Kami
Untuk dan atas nama Penggugat
Advokat
5
I KETUT AGUS MAHARDIKA, S.H. APRIANUS KABUBU PAJANJI,
S.H.