Kepada
Yang Mulia Ketua Pengadilan Negeri Denpasar
Jl. P.B. Sudirman No.1, Denpasar
di- Tempat
Dengan hormat ,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah telah
melangsungkan perkawinan secara agama Hindu pada tanggal 10 Oktober 2018
bertempat di Denpasar, sesuai dengan Kutipan Akta Perkawinan Nomor 5171-
KW-14112018-0005 tanggal 14 November 2018 yang dikeluarkan Kantor Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Denpasar;
2. Bahwa dari perkawinan Penggugat dan Tergugat tersebut sampai saat ini belum
dikaruniai anak;
4. Bahwa akan tetapi kehidupan rukun dan damai tersebut tidaklah berlangsung
lama, karena semenjak bulan mei tahun 2020 sudah banyak perbedaan
pendapat yang terjadi diantara penggugat dengan tergugat yang menyebabkan
sering terjadi percekcokan dan pertengkaran diantara Penggugat dan Tergugat,
dimana Tergugat sudah melakukan tindakan pemukulan terhadap Penggugat
yang menyebabkan Penggugat memar dan kesakitan serta trauma yang panjang
sampai saat ini;
6. Bahwa Penggugat sejak tahun 2020 sudah pergi meninggalkan rumah Tergugat
demi keamanan diri Penggugat dan Penggugat memilih pulang ke rumah orang
tua penggugat di. Jalan Kelecung Gang XVI no. 1 Link. Umalas, Kerobokan Klod,
Kuta Utara, Badung- Bali, bahwa sejak Penggugat pulang ke rumah orang tua
Penggugat, Tergugat dan keluarganya pernah 2 sampai 3 kali mengajak
Penggugat kembali ke rumah Tergugat namun Tergugat tidak pernah serius
untuk merubah kelakuan Tergugat karena pernah datang ke rumah Penggugat
dalam keadaan mabuk, dan tidak pernah memberikan jaminan untuk tidak
2
mengulangi lagi tindakan kekerasan oleh Tergugat, sehingga Penggugat merasa
perlu meminta kejelasan status hukum hubungan rumah tangga dengan
Tergugat, sehingga Penggugat memilih jalan mengajukan gugatan perceraian di
Pengadilan Negeri Denpasar dan menguruskan akta perceraian dari kantor
catatan sipil kota Denpasar;
7. Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat telah tidak tinggal bersama sejak
tahun 2020 dan sudah pisah rumah kurang lebih 3 (tiga) tahun sehingga antara
Penggugat dengan Tergugat tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam
rumah tangga, karena itu terpenuhilah Pasal 19 (b) Peraturan Pemerintah RI No.
9 tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang
perkawinan, yang berbunyi sebagai berikut:
“Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut
tanpa ijin pihak lainnya dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar
kemampuannya”;
3
10. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas maka cukup alasan bagi
Penggugat untuk menuntut perceraian berdasarkan putusan cerai di Pengadilan
Negeri Denpasar.
ATAU ;
Hormat Kami
Untuk dan atas nama Penggugat
Advokat
4
I PUTU HARRY SUANDANA PUTRA, S.H., M.H.