© Pernyataan Kerahasiaan.
Dokumen ini adalah milik Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), tidak boleh disalin atau
dicopy untuk keperluan apapun dan dalam bentuk apapun, secara menyeluruh atau
sebagian tanpa seijin Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Badan Pengelola Keuangan
Haji (BPKH) tidak bertanggungjawab atas kewajiban yang muncul karena penyalahgunaan
dokumen ini oleh pihak ketiga.
PENGESAHAN
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh Disahkan Oleh
(Tanda Tangan)
(Nama)
(Jabatan)
(Divisi)
Daftar Isi
Tabel 4 Peran dan Tanggung Jawab Bidang Operasional Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) ....... 7
Gambar 1 Struktur Organisasi Bidang Operasional Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) ................ 7
Kebijakan dan pedoman ini mencakup aturan secara rinci mengenai mekanisme tahapan pembuatan
virtual account, pendistribusian nilai manfaat ke rekening virtual jemaah haji, serta pengelolaan virtual
account kepada para mitra pemangku kepentingan, tugas, fungsi, dan tanggung jawab aktivitas
pembentukan virtual account antara Sistem Keuangan Haji Terpadu (SISKEHAT), Sistem Komputerisasi
Haji Terpadu (SISKOHAT), dan Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH).
2. Referensi
Kebijakan virtual account pengelolaan keuangan haji ini mengacu pada dasar hukum terkait
pengelolaan keuangan haji dan diturunkan dalam bentuk Standar Operasional Prosedur (SOP) virtual
account. Detail referensi yang digunakan akan dijelaskan sebagai berikut.
Referensi Deskripsi
Peraturan Presiden Republik Peraturan tentang Badan Pengelolaan Keuangan Haji (BPKH).
Indonesia Nomor 110 Tahun 2017
Referensi Deskripsi
2.1. SOP Virtual Account pada Alur proses virtual account pada pendistribusian nilai manfaat haji
Pendistribusian Nilai Manfaat reguler.
3.2. SOP Virtual Account pada Proses Alur proses virtual account pada proses batal setoran awal haji
Batal Setoran Awal Haji Reguler reguler.
3.3 SOP Virtual Account pada Proses Alur proses virtual account pada proses batal setoran lunas haji
Batal Setoran Lunas Haji Reguler reguler.
3.5. SOP Virtual Account pada Proses Alur proses virtual account pada proses batal setoran awal haji
Batal Setoran Awal Haji Khusus khusus.
3.6. SOP Virtual Account pada Proses Alur proses virtual account pada proses batal setoran lunas haji
Batal Setoran Lunas Haji Khusus khusus.
3. Daftar Istilah
Berikut adalah daftar istilah dan definisinya yang akan digunakan pada kebijakan dan Standar
Operasional dan Prosedur (SOP) virtual account pengelolaan keuangan haji.
2. Jemaah Haji Indonesia Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah mendaftarkan
diri untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
3. Biaya Penyelenggaraan Sejumlah dana yang harus dibayar oleh warga negara yang akan
Ibadah Haji (BPIH) menunaikan ibadah haji.
4. Setoran Awal Biaya Sejumlah minimal dana yang wajib disetorkan oleh calon jemaah haji
Penyelenggaraan Ibadah sebagai persyaratan pendaftaran haji.
Haji (BPIH)
5. Bank Penerima Setoran Bank Umum Syariah dan/atau Unit Usaha Syariah yang ditunjuk oleh
Biaya Penyelenggaraan BPKH.
Ibadah Haji (BPS BPIH)
6. Penyelenggara Ibadah Pihak yang menyelenggarakan ibadah Haji Khusus yang mempunyai izin
Haji Khusus (PIHK) dari Menteri sebagai PIHK.
7. Penyelenggaraan Ibadah Rangkaian kegiatan pengelolaan pelaksanaan ibadah haji yang meliputi
Haji pelaksanaan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan Jemaah Haji
Indonesia yang diselenggarakan oleh Pemerintah.
9. Sistem Komputerisasi Sistem pengelolaan data dan informasi penyelenggaraan ibadah haji.
Haji Terpadu (SISKOHAT)
10. Sistem Keuangan Haji Sistem pengelolaan data dan informasi pengelolaan keuangan
Terpadu (SISKEHAT) penyelenggaraan ibadah haji.
13. Kantor Kementerian Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota domisili tempat pendaftaran
Agama Kabupaten/Kota haji.
14. Virtual Account atau Rekening bayangan yang terhubung dengan rekening induk. Rekening
Rekening vitual virtual memiliki nomor identifikasi BPKH yang dibuka oleh bank atas
permintaan BPKH untuk selanjutnya diberikan oleh BPKH kepada jemaah
haji sebagai nomor rekening tujuan penerimaan nilai manfaat.
15. Nomor Virtual Account Nomor identitas pencatatan pembayaran setoran awal BPIH yang
dilakukan jemaah haji di rekening milik BPKH dan pendistribusian nilai
manfaat kepada calon jemaah haji.
15. Nomor Validasi Nomor identitas yang dimiliki oleh calon jemaah haji setelah melakukan
setoran awal BPIH ke rekening BPKH di BPS BPIH.
16. Nomor Porsi Nomor identitas yang dimiliki oleh calon jemaah haji setelah melakukan
pendaftaran haji di kantor Kementerian Agama.
17. Payment Gateway Sebuah sistem yang mengotorisasi proses pembayaran pendaftaran haji di
Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH).
18. Nilai Manfaat Hasil dari dana haji yang dapat ditempatkan dan/atau diinvestasikan
dengan prinsip syariah dan mempertimbangkan faktor risiko serta bersifat
likuid.
19. Rekening Badan Rekening milik BPKH untuk menyimpan operasional pengelolaan dana
Pengelola Keuangan Haji haji. Rekening BPKH terdiri dari 7 macam rekening sesuai dengan kategori
(BPKH) alokasi dananya, yakni:
1) BPS-BPIH (penerima)
2) Kas Haji
3) Kas Haji – Rekening Nilai Manfaat
4) Kas BPKH
5) BPS-BPIH (penempatan)
6) Bank Mitra Investasi
7) Bank Kustodian BPS-BPIH
1. Meningkatkan sistem operasional proses dan kebijakan dalam mendukung visi dan misi BPKH,
pengembangan operasi dalam jangka pendek dan jangka panjang, serta menentukan teknologi
informasi (TI), dan metode alternatif efisiensi.
2. Menjaga BPKH agar tetap menjadi lembaga berbadan hukum publik bersifat mandiri yang
diidealkan bersifat independen dan memiliki fungsi campuran yang semi legislatif, regulatif, semi
administratif dan semi yudikatif. Sehingga BPKH akan tetap menjadi badan yang independen dan
berhak mengatur dirinya sendiri (independent and self-regulatory bodies).
3. Menentukan arah kebijakan dan strategi pembentukan virtual account, pendistribusian nilai
manfaat dan pengelolaan virtual account.
4. Mengelola virtual account dari penerimaan setoran awal, penempatan, investasi, pengeluaran,
pendistribusian nilai manfaat secara berkala ke rekening virtual account.
5. Memastikan pengelolaan virtual account dilakukan dengan baik, benar, profesional, transparan
dan amanah, serta terhindar dari terjadinya dispute atau permasalahan hukum.
6. Melakukan koordinasi dengan para mitra pemangku kepentingan virtual account dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPKH dalam megelola virtual account.
Peran, tanggung jawab, dan wewenang dari Bidang Operasional BPKH akan dijelaskan sebagai berikut:
Bidang
Operasional
Sekretariat
Deputi Bidang
Deputi Bidang Deputi Sentral
Jaringan Antar
Informasi dan Data Operasi
Kerja dan Instansi
Pengembangan Pengelolaan
Sistem Antar Bidang Remittance Aset dan
Informasi Pengadaan
Gambar 1 Struktur Organisasi Bidang Operasional Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
Tabel 4 Peran dan Tanggung Jawab Bidang Operasional Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
1. Calon Jemaah Haji • Membuka rekening tabungan haji atas nama jemaah yang
Indonesia bersangkutan di salah satu Bank Penerima Setoran Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH).
• Melakukan setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) di
Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH)
melalui virtual account sesuai dengan ketentuan nominal setoran awal
minimal yang telah ditetapkan oleh Kementrian Agama.
• Melakukan pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) di
Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH)
melalui virtual account sesuai dengan ketentuan nominal setoran
pelunasan yang ditetapkan oleh Kementrian Agama.
• Melengkapi seluruh kebutuhan dokumen penyelenggaraan haji yang
telah ditetapkan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia.
• Melakukan pendaftaran ke Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota atau Kantor Wilayah dengan membawa nomor
daftar/nomor validasi dari BPS BPIH.
• Menerima informasi dan nominal nilai manfat sesuai dengan hasil
pengelolaan dana haji.
3. Bank Penerima Setoran • Menyediakan layanan tabungan haji yang mempunyai fitur virtual
Biaya Penyelenggaraan account bagi calon jemaah haji yang akan melakukan pendaftaran haji.
Ibadah Haji (BPS-BPIH)
• Memiliki infrastruktur Teknologi Informasi (TI) untuk mendukung
operasional transaksi setoran Biaya Pemberangkatan Ibadah Haji
(BPIH) dan distribusi dana manfaat melalui virtual account.
• Memiliki kesiapan infrastruktur Teknologi Informasi (TI) seperti
tertuang pada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21
/SEOJK.03/201; (Operasional Teknologi Informasi, Jaringan
Komunikasi, Pengamanan Informasi Rencana Pemulihan Bencana,
Layanan Perbankan Elektronik, Penggunaan Pihak Penyedia Jasa
Teknologi Informasi dan Penyediaan Jasa Teknologi Informasi oleh
Bank).
• Memastikan fitur pembayaran virtual account dapat menyediakan
informasi yang relevan, lengkap, valid, serta dapat menjamin
kerahasiaan data atau informasi.
• Memastikan fitur pembayaran virtual account dapat terintegrasi
langsung dengan Sistem Komputerasi Haji Terpadu (SISKOHAT) dan
Sistem Keuangan Haji Terpadu (SISKEHAT).
• Melakukan pelimpahan atau pemindah bukuan setoran Biaya Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dari tabungan calon jemaah haji
ke rekening Menteri Agama menggunakan fitur virtual account.
• Menyalurkan nilai maanfaat menggunakan fitur virtual account Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) ke rekening masing-masing
jemaah haji tunggu sesuai dengan nominal nilai manfaat yang
ditetapkan oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
• Memberikan Informasi kepada jemaah haji tunggu terkait nilai
manfaat Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang diterima oleh
jemaah haji tunggu secara valid dan transparan.
6. Otoritas Jasa Keuangan • Menetapkan kebijakan operasional terhadap kegiatan Bank Penerima
(OJK) Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH) dalam
melakukan pengelolaan dana haji.
• Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan
konsumen, dan tindakan lain terhadap kegiatan operasional Bank
Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH)
dalam melakukan pengelolaan dana haji.
1) Calon jemaah haji harus membuka rekening tabungan khusus haji atas nama calon jemaah yang
bersangkutan di salah satu Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS
BPIH), yang telah terdaftar di Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), hingga memenuhi syarat
pendaftaran haji yang ditetapkan oleh Kementerian Agama untuk melakukan pendaftaran haji.
Berikut persyaratan pendaftaran haji dari Kementerian Agama untuk melakukan pendaftaran
haji:
a. Calon jemaah haji tidak pernah melakukan pendaftaran haji setelah 10 (Sepuluh) tahun sejak
menunaikan ibadah haji terakhir,
b. Beragama islam,
c. Berusia minimal 12 (dua belas) tahun pada saat mendaftar,
d. Mempunyai rekening tabungan khusus haji atas nama pribadi calon jemaah di salah satu BPS
BPIH terdaftar, dengan saldo minimal memenuhi persyaratan nominal setoran awal BPIH
yang ditetapkan oleh Kementerian Agama.
2) Jika calon jemaah haji tidak memenuhi syarat pendaftaran haji, maka jemaah haji dikatakan batal
sistem.
3) Jika calon jemaah haji telah memenuhi syarat pendaftaran haji, maka calon jemaah harus
menandatangani surat memenuhi persyaratan pendaftaran haji yang diterbitkan oleh
Kementerian Agama dan diserahkan langsung ke Petugas BPS BPIH. Bagi pendaftaran haji khusus,
terdapat perbedaan penerimaan nomor regristrasi yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Bagi pendaftar haji khusus, maka terlebih dahulu mendaftarkan diri ke Penyelenggara Haji
Khusus (PIHK) yang dipilih.
b. PIHK melakukan input regristrasi data calon jemaah haji khusus di SISKOHAT.
c. PIHK mencetak dan menyerahkan nomor regristrasi pendaftaran kepada calon jemaah haji
khusus.
d. Calon jemaah haji khusus khusus melakukan pembayaran setoran awal BPIH khusus ke BPS
BPIH.
4) Calon jemaah haji melakukan transfer setoran awal BPIH.
5) Petugas BPS BPIH melakukan pemindahbukuan setoran awal BPIH dari rekening tabungan haji
calon jemaah haji ke rekening Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) melalui payment gateway.
6) BPS BPIH menerbitkan bukti aplikasi transfer setoran awal BPIH dari rekening tabungan haji calon
jemaah ke rekening BPKH melalui payment gateway.
7) Payment gateway kemudian secara otomatis memberikan notifikasi adanya pembayaran setoran
awal pendaftaran haji, serta mengirimkan permohonan nomor validasi ke Sistem Komputerisasi
Haji Terpadu (SISKOHAT) milik Kementerian Agama Pusat.
8) SISKOHAT secara otomatis mengirimkan notifikasi adanya pembayaran setoran awal pendaftaran
haji di BPS BPIH, sekaligus mengirimkan permohonan nomor virtual account ke Sistem Keuangan
Haji Terpadu (SISKEHAT) milik BPKH.
9) SISKEHAT secara otomatis mengeluarkan dan memberikan nomor virtual account kepada
SISKOHAT. Berikut ketentuan pembentukan nomor virtual account untuk penyelenggaraan
ibadah haji:
a. Nomor virtual account dibuat setelah calon jemaah haji melakukan setoran awal BPIH.
b. Nomor virtual account hanya dibuat dan dikeluarkan oleh aplikasi Sistem Keuangan Haji
Terpadu (SISKEHAT) milik BPKH, yang ditampilkan pada aplikasi Sistem Komputerisasi Haji
Terpadu (SISKOHAT) pada BPS BPIH.
c. Masing-masing pendaftar ibadah haji memiliki nomor virtual account yang berbeda dengan
pendaftar ibadah haji lainnya.
d. Virtual account akan aktif setelah calon jemaah haji melakukan pendaftaran haji ke
Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai domisilinya maksimal 5 (lima) hari kerja setelah
calon jemaah haji melakukan pembayaran setoran awal BPIH.
10) SISKOHAT menampilkan nomor daftar dan nomor virtual account kepada Petugas BPS BPIH.
11) Petugas BPS BPIH menginformasikan nomor validasi dan nomor virtual account yang ditampilkan
oleh SISKOHAT kepada calon jemaah haji sebagai bukti setoran awal pendaftaran haji.
12) Calon jemaah haji menerima bukti setoran awal pembayaran pendaftaran haji yang
didadalamnya tercantum nomor validasi dan nomor virtual account dari Petugas BPS BPIH
sebanyak 5 (lima) lembar.
13) Calon jemaah haji kemudian melakukan pendaftaran haji ke Kementerian Agama
Kabupaten/Kota sesuai domisili, dengan membawa nomor validasi dan nomor virtual account
bukti setoran awal pendaftaran haji, serta seluruh dokumen persyaratan pendaftaran, paling
lambat 5 (lima) hari kerja setelah pembayaran setoran awal pendaftaran haji.
a. Bagi calon jemaah haji yang sudah menyetorkan setoran dana awal pendaftaran haji, namun
tidak menyerahkan persyaratan pendaftaran dan bukti setoran awal pendaftaran haji kepada
petugas Kementerian Agama Kabupaten/Kota melebihi waktu 5 (lima) lima hari kerja, maka
nomor validasi pendaftaran dianggap tidak aktif sampai terdapat keterangan lebih lanjut
terkait pengaktifan kembali atau pembatalan pendaftaran dari calon jemaah haji.
b. Jika terjadi kendala pendaftaran sehingga melebihi batas waktu 5 (lima) hari kerja, maka
Petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota mengajukan surat permbukaan blokir
batas akhir pendaftaran ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi.
c. Bagi calon jemaah haji khusus, seluruh proses pendaftaran haji setelah dilakukan setoran awal
BPIH dilakukan di Kantor Wilayah (Kanwil) sesuai domisili pendaftar.
14) Calon jemaah haji mengisi formulir pendaftaran haji berupa surat pendaftaran pergi haji (SPPH)
dan menyerahkan kepada petugas kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
15) Petugas Kementerian Agama Kabupaten/Kota melakukan proses entry data validasi calon jemaah
dan memeriksa kelengkapan dan kesesuaian biodata, biometric, nomor rekening, dan nomor
daftar untuk dikirimkan ke SISKOHAT.
16) SISKOHAT mengirimkan notifikasi adanya pendaftaran calon jemaah haji ke SISKEHAT sekaligus
mengirimkan nomor porsi yang berelasi dengan nomor virtual account tertentu.
17) SISKEHAT memberikan informasi ke SISKOHAT bahwa semua data pendaftaran yang perlu
disimpan di SISKEHAT telah diterima dan dikonfirmasi.
18) SISKOHAT menginfokan konfirmasi pendaftaran telah berhasil tersimpan dan nomer porsi ke
petugas Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
19) Petugas Kementerian Agama Kabupaten/Kota memberikan lembar bukti pendaftaran haji dan
nomor porsi kepada jemaah haji.
a. Pendaftaran haji dinyatakan sah setelah calon jemaah haji mendapatkan nomor porsi dari
Petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
b. Nomor porsi hanya berlaku bagi calon jemaah haji yang bersangkutan dan tidak dapat
digantikan.
c. Nomor porsi digunakan sebagai dasar dalam pelayanan calon jemaah haji.
1) Rekening BPKH memiliki identitas 1 (satu) nomor virtual account untuk setiap rekening tabungan
haji milik calon jemaah haji setelah melakukan pendaftaran haji ke Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota.
2) Setoran awal BPIH dari jemaah haji yang telah masuk di rekening penerimaan BPKH, kemudian
langsung secara otomatis standing instruction ke rekening penempatan untuk selanjutnya
disalurkan menjadi instrumen investasi.
3) Hasil dari aktivitas investasi dana haji yang terkumpul dari jemaah haji yang yang dilakukan oleh
pihak BPKH pada tahun tersebut, selanjutnya disebut dengan nilai manfaat.
4) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menentukan rasio pendistibusian nilai manfaat hasil investasi
setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dari jemaah haji. Nilai manfaat akan masuk ke
rekening nilai manfaat milik BPKH yang kemudian didistribusikan pada hal sebagai berikut:
a. Biaya operasional Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH): masuk ke rekening kas BPKH.
b. Subsidi Biaya operasional penyelenggaraan haji: masuk ke rekening kas haji.
c. Calon jemaah haji: Tercatat pada virtual account masing-masing jemaah haji.
5) Pendistribusian nilai manfaat ke virtual account jemaah haji dilakukan oleh BPS BPIH secara
periodik setiap tahun.
6) Nilai manfaat yang diterima oleh jemaah haji di virtual account akan terakumulasi setiap
tahunnya selama waktu tunggu pemberangkatan haji. Nilai manfaat kemudian akan mengurangi
biaya pelunasan BPIH calon jemaah haji ditahun pemberangkatan haji.
6) SISKEHAT memberikan informasi nominal sisa pembayaran BPIH yang harus dibayarkan oleh
calon jemaah haji ke SISKOHAT untuk kemudian dapat diakses oleh Petugas BPS BPIH.
7) Petugas BPS BPIH memberikan informasi nominal sisa BPIH yang perlu dilakukan pelunasan
kepada calon jemaah haji sesuai dengan yang ditampilkan oleh SISKOHAT.
8) Bagi jemaah haji lunas tunda, satu tahun sampai dengan 2 tahun sebelumnya, diatur dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Jemaah haji yang telah melunasi BPIH, namun menunda pemberangkatan harus segera
dilaporkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi kepada Direktorat Jendral
Penyelenggara Haji dan Umrah dalam rangka optimalisasi pengisian sisa kuota haji.
b. Jemaah haji lunas tunda, wajib melakukan konfirmasi ulang kepada BPS BPIH tempat setoran
awal atau BPS BPIH pengganti dengan menunjukan bukti pembayaran setoran pelunasan BPIH
dan buku tabungan yang masih aktif.
c. Jika nominal BPIH tahun keberangkatan lebih kecil dari nominal BPIH pada tahun jemaah
melakukan pelunasan, maka selisihnya akan dikembalikan kepada jemaah yang bersangkutan
melalui BPS BPIH tempat setoran pelunasan setelah pemberangkatan haji.
d. Jika nominal BPIH tahun keberangkatan lebih besar dari nominal BPIH pada tahun jemaah
melakukan pelunasan, maka jemaah yang bersangkutan harus menambah selisih kekurangan
BPIH melalui BPS BPIH tempat setoran pelunasan.
e. Jika jemaah haji yang tidak melakukan pelunasan pada tahapan pelunasannya, akan menjadi
daftar tunggu di musim haji tahun berikutnya.
f. Bagi jemaah haji lunas tunda yang tidak berangkat terhitung lebih dari 2 tahun sejak tahun
pelunasan, maka akan pendaftaran haji dibatalkan secara otomatis, maka akan dilakukan
pembatalan nomor porsi dan BPIH yang sydah dibayarkan akan dikembalikan kepada jemaah
haji.
9) Calon jemaah haji melunasi sisa pembayaran BPIH sesuai dengan yang telah diinformasikan di
BPS BPIH sesuai dengan ketentuan pelunasan melalui petugas BPS BPIH.
10) Petugas BPS BPIH melalukan pemindahbukuan pelunasan BPIH dari rekening tabungan haji dan
virtual account milik jemaah haji ke rekening milik BPKH melalui payment gateway.
11) Payment gateway secara otomatis melakukan konfirmasi pelunasan ke SISKOHAT.
12) SISKOHAT memperbaharui status database pembayaran menjadi lunas dan secara otomatis
meneruskan notifikasi pelunasan ke SISKEHAT.
13) SISKEHAT menerima notifikasi pelunasan dari SISKOHAT, kemudian langsung memperbaharui
nominal saldo pembayaraan BPIH jemaah haji terkait dan mengirimkan konfirmasi bahwa
pembayaran telah berhasil dilakukan ke SISKOHAT.
14) Petugas BPS BPIH menerima informasi konfirmasi pembayaran dari SISKOHAT, kemudian
memberikan bukti pelunasan kepada jemaah haji.
2) Petugas Kementerian Agama Kabupaten/ Kota melalukan proses input permohonan pembatalan
calon jemaah haji ke SISKOHAT.
3) Kementerian Agama Kab/ Kota mengirimkan email surat pengantar permohonan pembatalan ke
Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri Kementerian Agama Pusat.
4) SISKOHAT secara otomatis mengkonfirmasi atau menyetujui permohonan batal dan melakukan
pembaruan pada jurnal pembatalan, serta mengirimkan permohonan pembayaran kepada
SISKEHAT.
5) SISKEHAT secara otomatis melakukan pembaruan informasi pada jurnal pembatalan dan data
virtual account milik calon jemaah haji.
6) SISKEHAT melakukan verifikasi dana calon jemaah haji pemohon pembatalan yang sudah pernah
disetorkan kepada BPKH.
7) Jika calon jemaah pemohon pembatalan telah tervirifikasi memiliki dana yang sudah disetorkan,
kemudian SISKEHAT menginformasikan secara otomatis ke SISKOHAT, untuk memberikan
perintah kepada BPS BPIH untuk melakukan pemindahbukuan melalui payment gateway dari
rekening milik BPKH ke rekening jemaah haji pemohon pembatalan.
8) BPS BPIH melakukan pemindahbukuan melalui payment gateway dari rekening milik BPKH ke
rekening jemaah haji pemohon pembatalan dan memindahkan saldo nilai manfaat pada virtual
account ke rekening jemaah batal.
9) SISKOHAT secara otomatis meneruskan informasi hasil pemindahbukuan ke SISKEHAT.
10) SISKEHAT secara otomatis menerima konfirmasi pemindahbukuan, dan melakukan perbaruan
saldo di rekening virtual account calon jemaah haji batal.
11) SISKEHAT secara otomatis melakukan blokir virtual account milik jemaah haji batal.
12) SISKEHAT mengirimkan notifikasi ke SISKOHAT untuk diteruskan ke Kementerian Agama
Kabupaten/Kota dan jemaah haji batal.
13) SISKOHAT secara otomatis meneruskan konfirmasi pembatalan pemberangkatan haji jemaah ke
Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
14) Petugas Kementerian Agama Kabupaten/Kota mengeluarkan dan menyerahkan bukti
pembatalan kepada jemaah haji batal. Bagi jemaah haji khusus, Petugas Kementerian Agama
Kabupaten/Kota menyerahkan bukti ke PIHK, kemudian PIHK yang akan menyampaikan kepada
jemaah haji batal.